Anda di halaman 1dari 71

AGEN ANTIFUNGAL

FARMAKOLOGI 2.
KLASIFIKASI INFEKSI JAMUR

1.Infeksi sistemik (Mikosis


profunda)→ jarang,
berbahaya
2.Infeksi lokal → jumlah >>
BEBERAPA JAMUR PENYEBAB INFEKSI
INFEKSI KARENA JAMUR
BEBERAPA JAMUR PENYEBAB INFEKSI
MIKOSIS

• Mikosis superfisial Mikosis Profunda


(Aspergilosis paru)
ANTIFUNGAL AGENTS

Antifungi sistemik untuk


Antifungi sistemik untuk
Infeksi mukokutaneus Antifungi topiikal
Infeksi sistemik

• Amphotericin B • Griseofulvin • Nistatin


• Flucytosine • Terbinafine • Azole
• Azole • allylamines
• echinocandins
ANTI FUNGI

• Polyene macrolides
- Amphotericin B, Nystatin
• Imidazole
- Clotrimazole, miconazole, ketokenazol
• Triazole
- Fluconazole, itraconazole
• Lain-lain
- Terbinafine, allylamine, flucytosine,
griseovulvin
ANTI FUNGI
ANTI JAMUR UNTUK INFEKSI
SISTEMIK
• 1. AMFOTERISIN B (Golongan Polien)

Bersifat fungistatik /fungisidal


tergantung dosis & sensivitivitas jamur
FARMAKOKINETIKA

• Absorpsi melalui saluran cerna sedikit.


• T ½ 24 - 48 jam.
• Kadar mantap dicapai setelah
beberapa bulan.
• Dapat melewati plasenta,CSS &
vitreus.
• Ekskresi melalui ginjal lambat sekali.
EFEK SAMPING
Infus → kulit panas, keringatan, sakit kepala,
demam, flebitis ,penurunan
fungsi ginjal > 80% pasien ,dll.
Derajat kerusakan ginjal tergantung dosis.
Efek toksik ginjal dapat ditekan dengan pemberian
bersama flusitosin.
INDIKASI

1.Terapi awal infeksi jamur yang


mengancam kehidupan
2.Koksidiomikosis,Aspergilosis,
kandidiosis dll.
3. Blastomikosis.
PERHATIAN

• Selama pengobatan pasien harus


dirawat di rumah sakit
• Monitoring ketat urinalisis, darah dan
• kimia darah (K,Mg,ureum dan
kreatinin) menjelang tercapai dosis
optimal
• Bila terjadi insuffisiensi ginjal,terapi
stop
2.FLUSITOSIN

• Spektrum sempit
• Efektif untuk kriptokokosis,
kandidiasis, Aspergilosis
EFEK SAMPING
• Toksisitas < amfoterisin B
• Anemia, leukopenia dan
trombositopenia
• Tidak bersifat nefrotoksik.
• Keamanan pada ibu hamil belum
terbukti.
3.IMIDAZOL & TRIAZOL

Spektrum luas
Terdiri dari : ketokonazol,
mikonazol, fluokonazol , dll.
Banyak digunakan sebagai anti
jamur sistemik.
Vorikonazol → relatif baru, tosisitas
lebih rendah.
ANTI JAMUR UNTUK INFEKSI
DERMATOFIT & MUKOKUTAN

Griseofulvin

• efektif terhadap berbagai jenis jamur.


• Absorpsi melalui sal cerna kurang baik
• Efek samping : Leukopenia & granulo
sitopenia.
• Sediaan tablet 125 mg & 500mg
ANTI JAMUR UNTUK INFEKSI TOPIKAL

Nistatin
• Mekanisme kerja : Nistatin + sterol → perubahan
permeabilitas membran sel → sel kehilangan
berbagai molekul kecil
• Tidak untuk infeksi sistemik karena dosis besar ,
sehingga toksik
ANTI JAMUR LAIN

• Asam benzoat & as salisilat (whitfield) 2 : 1


• Asam benzoat → fungistatik
• Asam salisilat → keratolitik
• Asam undesilenat
• Haloprogin
PERTIMBANGAN TERAPI

• Infeksi berat → gol imidazol


• Lesi hiperkeratosis kuku → anti jamur topikal
+ zat keratolitik
• Infeksi jamur dgn tanda radanghebat →
anti jamur + kortikosteroid
• Tinea versikolor → selenium sulfid
FARMAKOLOGI 2

ANTI VIRUS
VIRUS

• Parasit obligat intraselular


yang memiliki DNA
satu/dua rantai atau RNA
yang dilapisi protein
(kapsid)
• Siklus hidup:
• Litik
• Lisogenik
• Obligat :
• Diluar sel inert (tdk aktif)
• Aktif dalam sel hospes
(mengalami replikasi)
VIRUS
VIRUS DNA

di transkripsi oleh
DNA virus masuk polimerase inang jd
mRNA

ditranslasi jadi protein


spesifik virus
•kecuali poxvirus memiliki
polimerase sendiri dan
direplikasi di sitoplasma
inang
VIRUS DNA
VIRUS RNA

Ditranslasi menjadi protein


viral (termasuk RNA
polimerase untk sintesis
mRNA baru)

Virus membawa RNA


membawa reverse
transkriptase menjadi DNA
kemudian ditranskripsi dan
ditranslasi (mutasi cepat,
vaksin sulit dibuat)
VIRUS RNA
PERKEMBANGAN ANTIVIRAL

• Antivirus: Sebuah agen yang membunuh virus dengan


menekan kemampuan untuk replikasi, menghambat
kemampuan untuk menggandakan dan
memperbanyak diri
• Kebanyakan antiviral yg memiliki aktivitas invivo, toksik
terhadap manusia
• Antiviral yang efektif biasanya dengan spektrum
terbatas dan memiliki target spesifik terhadap protein
viral → polimerase/transkriptase
• Mudah resisten (terutama pd pasien
immunocompromised )
• Imunitas penting untuk recovery
• Antiviral tidak efektif untuk virus laten
• Efikasi tergantung kons.obat di sisi infeksi
SIKLUS HIDUP VIRUS DALAM SEL
INANG
Menempel pd
permukaan sel untuk
penetrasi
Pelepasan as.nukleat
Pelepasan virus baru
/ materi genetik
dr sel inang utk
(uncoating) dlm sel
menginfeksi sel lain.
inang

SIKLUS
Perakitan virus baru HIDUP Transkripsi mRNA virus
(assembly) / maturasi (translasi awal)
VIRUS
DALAM
SEL
INANG
Sintesa protein dg
Sintesis protein virus
menekan sintesa
(translasi akhir)
molekul sel inang

Sintesis enzim yg
Replikasi as.nukleat
diperlukan utk
virus
replikasi virus
TARGET KERJA ANTIVIRUS
TARGET KERJA ANTIVIRAL
Tahap replikasi Inhibitor selektif
Sell masuk: penempelan, Antibodi antireseptor, inhibitor
penetrasi fusion protein

Uncoating : pelepasan materi ion channel blockers, capsid


genetik virus stabilizers
Transkripsi gen virus Inhibitor DNA polimerase, RNA
polimerase, reverse transkriptase,
helicase, primase, integrase virus
Translasi protein virus Interferon, antisense
oligonucleotides, ribozymes,
inhibitor protein regulator
Modifikasi postranslasi Inhibitor protease (PI)
Penyusunan komponen virion Interferon, inhibitor protein
penyusun
Pelepasan Inhibitor neuroimidase, antibodi
antiviral, limfosit sitotoksik
PENDEKATAN PENGOBATAN VIRUS

1. Vaksinasi
Utk mencegah & mengontrol penyebaran
penyakit akibat virus
2. Kemoterapi
Utk mengurangi dan mengeliminasi virus dari
dalam tubuh, mengurangi simtom krn infeksi
3. Stimulasi Antibodi
Utk meningkatkan resistensi & mencegah
berkembangbiaknya virus dalam sel inang.
KLASIFIKASI OBAT ANTIVIRUS

1. Antinonretrovirus
❑ Antivirus untuk herpes
❑ Antivirus untuk influenza
❑ Antivirus untuk HBV dan HCV

2. Antiretrovirus
❑ Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( NRTI )
❑ Nucleotide reverse transcriptase inhibitor ( NtRTI )
❑ Non –nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
❑ Protease inhibitor (PI)
❑ Viral entry inhibitor
Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)
Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
43
Protease inhibitor (PI)
PENGGUNAAN ANTIVIRUS DALAM KLINIK

influenza Hepatitis Herpes

• zanamivir, • Lamivudine • Acyclovir


oseltamivir, • Adefovir • Valacyclovir
peramivir • Interferon • Famciclovir
• Amantadin, alfa-2b • Foscarnet
Rimantadin
ANTIVIRUS UNTUK HERPES

Asiklovir
Mekanisme Kerja
dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat melalui 3
tahap fosforilase, yang akan menghambat DNA
polimerase virus.
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada gen timidin kinase virus
atau pada gen DNA polimerase.
Dosis:
5 x 200 mg untuk 10 hari -------- untuk HSV
4 x 400 mg untuk herpes zoster
3 x 200 mg untuk 1 bulan-------untuk herpes genital
Salep Asiklovir 5% 6 x sehari utk 7 hr
Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun
sistemik ( termasuk keratitis herpetik , herpetik
ensefalitis, herpes genitalia,herpes neonataldan
herpes labialis ) dan infeksi VZV ( varisela dan
herpes zoster ).

Efek samping
Mual, muntah, diare dan pusing , namunAsiklovir
pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Pemberian selama kehamilan tidak dianjurkan
ANTIVIRUS UNTUK INFLUENZA

Contoh: Amantadin dan Rimantadin

Mekanisme Kerja
Merupakan antivirus yang bekerja pada protein M2 virus ,
suatu kanal ion transmembran yang diaktivasi oleh pH
Absorbsi saluran cerna baik, tidak dimetabolisme dihati
dan ekskresi dalam bentuk utuh, t ½ 16 jam

Resistensi
Terjadi nya mutasi pada domain transmembran protein
M2 virus .
Indikasi
Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A .
Juga diindikasikan untuk terapi penyakit parkinson
Dosis: 2 x 100 mg

Efek samping
Yang tersering adalah gangguan GI ringan yang tergantung
dosis .
Efek samping pada SSP seperti kegelisahan , kesulitan
berkonsentrasi, insomnia, hilang nafsu makan, kejang bahkan
koma.
ANTIVIRUS UNTUK HBV DAN HCV

Lamivudin
Lamivudin merupakan L-enantiomer analog
deoksisitidin . Lamivudin bekerja dengan cara
menghentikan sintesis DNA , secara kompetitif
menghambat polimerase virus ( reverse
transcriptase , RT ) .
Resistensi
Resistensi terhadap lamivudin disebabkan oleh mutasi
pada DNA polimerase virus

Indikasi
Infeksi HBV ( wild –type dan precore variants )

Efek samping
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik .
Efek samping yang terjadi : fatigue, sakit kepala dan
mual.
ANTIRETROVIRUS

A. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor


(NRTI )
Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi
HIV , dengan menghambat terjadinya infeksi akut sel
yang rentan , tapi hanya sedikit berefek pada sel yang
telah terinfeksi HIV.

Untuk dapat bekerja , semua obat golongan NRTI


harus mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di
sitoplasma .Karena NRTI tidak memiliki gugus 3`-
hidroksil , inkorporasi NRTI ke DNA akan
menghentikan perpanjangan rantai.
ZIDOVUDIN

Mekanisme Kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase ( RT ) HIV.
Bekerja dengan menghambat enzim RT virus , setelah ggs
azidotimidin(AZT)pada zidovudin mengalami fosforilasi.
Resistensi
Resistensi disebabkan oleh mutasi pada enzim RT.
Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti
lamivudin dan abakavir
Efek Samping
Granulositopenia dan Anemia setelah 2-6 minggu terapi
(periksa darah lengkap setelah 1-2 minggu pemakaian)
sakit kepala, mual, insomnia.
NUCLEOTIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (
NTRTI )

Tenofovir disoproksil fumarat merupakan NtRTI


pertama untuk terapi infeksi HIV -1 .
Obat ini digunakan dalam kombinasi dengan
obat anti retrovirus lainnya.

Tidak seperti NRTI yang harus melalui 3 tahap


fosforilase intraseluler untuk menjadi bentuk aktif
, NtRTI hanya butuh 2 tahap fosforilasi saja .

Dengan berkurangnya satu tahap fosforilasi ,


obat dapat bekerja lebih cepat dan
konversinya menjadi bentuk aktif lebih
sempurna .
TENOFOVIR DISOPROKSIL

Mekanisme Kerja
bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi RT kodon 65
Indikasi
Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirenz , tidak
boleh dikombinasikan dengan lamivudin dan abakavir
Efek Samping
mual, muntah , flatulens , diare
NON –NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE
INHIBITOR ( NNRTI )

NNRTI merupakan kelas obat yang


menghambat aktivitas enzim RT dengan
cara berikatan di tempat yang dekat
dengan tempat aktif enzim dan
menginduksi perubahan konformasi pada
situs aktif ini.
NEVIRAPIN

Mekanisme kerja
bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non – subtrat HIV
-1 RT
Resistensi
resistensi disebabkan oleh mutasi pada RT
Indikasi
infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV
lainnya , terutama NRTI
Efek Samping
ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens,
mual, dan peningkatan enzim hati.
PROTEASE INHIBITOR ( PI )

SAKUINAVIR
Mekanisme Kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi , merupakan HIV
protease peptidomimetic inhibitor
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada enzim protease .terjadi
resistensi silang dengan PI lainnya
Indikasi
infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI
dan beberapa PI seperti ritonavir )
Efek Samping
Diare, mual, nyeri abdomen .
VIRAL ENTRY INHIBITOR

Enfuvirtid merupakan obat pertama


golongan viral entry inhibitor .
Obat golongan ini bekerja dengan
menghambat fusi virus ke sel. Selain enfurtid
bisikla saat ini sedang dalam study klinis ,
dimana obat ini bekerja dengan cara
menghambat masukan HIV ke sel melalui
reseptor CXCR4
1.ENFUVIRTID

Mekanisme Kerja
Enfuvirtid menghambat masuknya HIV-1 ke dalam
sel dengan cara menghambat fusi virus ke
membran sel. Enfuvirtid berikatan dengan bagian
HR-1 ( first heptad-reat)pada sub unit gp41
envelope glikoprotein virus serta menghambat
terjadinya perubahan konformasi yang dibutuhkan
untuk fusi virus ke membran sel

Resistensi
perubahan genotip pada gp41 asam amino 36-45
menyebabkan resistensi terhadap enfuvirtid
Indikasi
terapi infeksi HIV -1 dalam kombinasi dengan
anti - HIV lainnya.

Efek Samping
efek samping yang tersering adalah reaksi lokal
seperti nyeri, eritema, pruntus, iritasi, dan nodul
atau kista
PENGGUNAAN KLINIS OBAT
ANTIVIRUS

Tujuan utama terapi antivirus pada pasien


imunokompeten adalah menurunkan
tingkat keparahan penyakit dan
komplikasinya , serta menurunkan
kecepatan transmisi virus .

Sedangkan pada pasien dengan infeksi


virus kronik , tujuan terapi antivirus adalah
mencegah kerusakan oleh virus ke organ
viseral , terutama hati , paru, saluran cerna
dan sistem saraf pusat.
BEBERAPA HAL YANG PERLU DI
PERTIMBANGKAN DALAM PENGGUNAAN OBAT
ANTIVIRUS:

• Lama terapi
• Pemberian terapi tunggal atau kombinasi
• Interaksi obat
• Kemungkinan terjadinya resistensi
IFN
HIV
TARGET KERJA ANTIVIRAL HIV
THE END
SOAL

• Mekanisme kerja anti jamur


• Anti jamur sistemik, mukokutaneus sistemik dan
topikal
• Efek samping amfoterisin B
• Siklus hidup virus dan target kerja obat
• Kenapa NRTI hanya bekerja pada virus?
• apa fungsi reverse transkriptase pada virus? Contoh
obat dengan target RT
• Efek interferon sebagai antivirus

Anda mungkin juga menyukai