Anda di halaman 1dari 9

Nama : Miftahul Khoirroh

NIM : 12208173035

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen/Pengelolaan Laboratorium
Manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan dalam mengelola berbagai
sumber daya dengan cara bekerja sama dengan orang lain melalui proses tertentu
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.1 Menurut The Liang Gie,
manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa manajemen laboratorium adalah serangkaian kegiatan meliputi
fungsi perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang berupa
proses pengelolaan laboratorium agar kegiatan laboratorium dapat terlaksana dengan
baik, efektif dan efisien.
1. Pengelolaan Laboratorium di Sekolah
Penanganan, Pengelolaan dan Penataan Laboratorium atau yang lebih umum
dikenal dengan manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha
untuk mengelola semua perangkat laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium dapat
dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan
satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf
profesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak
didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu
manajemen lab adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
laboratorium. Suatu manajemen lab yang baik memiliki system organisasi yang baik,

1
uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien,
disiplin dan administrasi lab yang baik pula.
Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu harus didesain
untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus
mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan manajemen adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan
penggunaan laboratorium.
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum
merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium
contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sink), aliran listrik dan gas. Fasilitas
khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa, meja guru, kursi, papan
tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K,
pemadam kebakaran dan lain-lain.2
Perlu memperhatikan beberapa hal dalam menentukan apakah ruangan itu
cocok atau tidak untuk dijadikan laboratorium yaitu seperti arah angin, dan arah
datangnya cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan laboratorium sebaiknya terpisah
dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses
belajar mengajar di kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang
berlangsung di laboratorium, baik suara atau bau yang ditimbulkan.
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan
sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak
berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegiatan laboratorim sekolah
ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium sebagai tempat
untuk mengamati. Menemukan, dan memecahkan suatu masalah menjadi ruang kelas
ataupun gudang, antara lain:

2
Koesmadi, Wirjosoemartodkk, Bandung: JurusanPendidikanBiologi FMIPA UPI, 2004, hlm 40
1. Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.
2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta
implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan system pembelajaran IPA.
Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani sehingga
jarang dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
3. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.
4. Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga Kit IPA sehingga
menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi
pembinaannya kepada guru.3

B. Aspek Pengelolaan Laboratorium Sekolah


Laboratorium khususnya laboratorium IPA agar dapat dimanfaatkan secara
optimal, maka pengelolaan laboratorium harus menyangkut beberapa aspek sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang
harusdilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
b. Penataan
Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di
laboratorium agar tertata dengan baik. Pada penataan alat / bahan tersebut berkaitan
erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam
pemeliharaan. Sesuatu yang harus diketahui sebelum melakukan penataan yaitu:
mengenali alat dan fungsinya, mengenali sifat bahan, kualitas alat termasuk
kecanggihan dan ketelitian, keperangkatan, nilai/harga alat, kualitas alat tersebut dan
kelangkapannya, bahan dasar penyusun alat, bantuk dan ukuran alat serta bobot/berat
alat.

3
H. Emha, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, (Bandung: PT Remaja Roesda Karya, 2002),
hlm 7
Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan
alat-alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah. Alat-alat untuk percobaan
fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya. Alat-alat yang
digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri di tempat khusus. c.
Pengadministrasian
Pengadministrasian laboratorium dimaksudkan adalah suatu proses pencatatan
atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Pengadministrasian yang tepat
maka semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis.
Kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas
lebih lanjut mengenai pengadminstrasian sarana dan prasarana. Pengadministrasian
sarana dan prasarana laboratorium bertujuan: mencegah kehilangan/penyalahgunaan,
memudahkan operasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi/overlapping
permintaan alat serta memudahkan pengecekan. d. Pengamanan, Perawatan,
danPengawasan
Aspek ini merupakan aspek yang membutukan personalia untuk
menjalankannya. Terdapat beberpa personil untuk memenuhi aspek ini yaitu: kepala
sekolah, wakasek bidangsarana, wakasek bidang kurikulum, penanggungjawab teknis
laboratorium, coordinator laboratorium, dan laboran.
Pengelolaan laboratorium yang baik harus mengenal perangkat-perangkat apa
yang harus dikelola. Semua perangkat-perangkat laboratorium ini jika dikelola secara
optimal, akan memberikan optimalisasi manajemen lab yang baik. Oleh karena itu,
manajemen lab itu adalah suatu tindakan pengelolaan yang komplek dan terarah,
sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-out) sampai dengan semua perangkat-
perangkat penunjang lainnya.
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting
untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Laboratorium merupakan tempat
untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba,
penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi
kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.4

C. Pengelolaan Laboratorium IPA


1. Laboratorium IPA
a. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau disebut juga dengan sains
merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam. Tujuan mata pelajaran
IPA adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya sekaligus manusia
bekerja. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja akan tetapi merupakan suatu proses penemuan.5
Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) SMP menurut Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman dalam Model
KTSP SMP meliputi:
1) Melakukan pengamatan dengan peralatan yang sesuai,
melaksanakan percobaan sesuai prosedur, mencatat hasil
pengamatan dan pengukuran dalam tabel dan grafik yang sesuai,
membuat kesimpulan dan mengkomunikasikannya secara lisan dan
tertulis sesuai dengan bukti yang diperoleh.
2) Memahami keanekaragaman hayati, klasifikasi keragamannya
berdasarkan ciri, cara-cara pelestarianya, serta saling
ketergantungan antar makhluk hidup di dalam ekosistem.

4
Depdiknas, SPTK-21, Jakarta, 2002, hlm 26
5
3) Memahami sistem organ pada manusia dan kelangsungan makhluk
hidup.
4) Memahami konsep partikel materi, berbagai bentuk, sifat dan
wujud zat, perubahan, dan kegunaannya.
5) Memahami konsep gaya, usaha, energi, getaran, gelombang, optik,
listrik, magnet dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
6) Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya.

b. Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Laboratorium merupakan salah satu sarana untuk mempelajari dan
mendalami sains, baik melalui pengamatan maupun dengan melakukan
percobaan (Slamet Prawirohartono, 2007: 24). Sedangkan menurut
Bapedalda (2007: 3) mendefinisikan laboratorium adalah tempat atau
ruangan yang dilengkapi dengan peralatan dan berbagai bahan kimia yang
berfungsi untuk melakukan eksperimen keilmuan, penelitian, pengujian
ilmiah terhadap suatu benda.
Berdasarkan dari pengertian laboratorium di atas maka dapat
disimpulkan bahwa laboratorium adalah tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
Hal ini menunjukkan bahwa laboratorium tidak hanya berupa
tempat dimana kegiatan dilakukan, tetapi juga personal dengan kualifikasi
yang meliputi keahlian, ketrampilan serta wawasan yang luas untuk
menjangkau hari depan. Dalam kegiatan pembelajaran IPA di sekolah,
laboratorium digunakan sebagai tempat untuk penelitian ilmiah,
percobaan, demontrasi. Titik beratnya adalah membekali siswa dengan
teori dan prinsip belajar IPA dengan disertai praktik dengan pengertian
bahwa proses dan produknya sama pentingnya. Dalam proses belajar
mengajar IPA, dimensi proses dan dimensi produk (bangunan ilmunya)
tidak dapat dipisahkan dan diabaikan begitu saja. Proses pembelajaran
IPA akan berjalan dengan baik apabila didukung kegiatan praktikum di
laboratorium, walaupun tidak semua konsep dapat diajarkan melalui
kegiatan praktikum di laboratorium

c. Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran IPA


Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA, fungsi laboratorium ini
sangat penting artinya. Dengan melakukan percobaan di laboratorium
diharapkan siswa memperoleh pengalaman secara langsung, sehingga
baik ketrampilan psikomotorik maupun intelektual dapat berkembang.
Hal ini berarti bahwa pembelajaran sains tidak dapat dipisahkan dengan
kerja praktik, sehingga laboratorium merupakan sumber belajar yang
efektif. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan fungsi sains, maka
laboratorium perlu dikelola secara baik. Keberadaan laboratorium yang
dikelola dengan baik akan mendorong guru-guru sains untuk
menggunakannya sebagai sarana dan sumber pembelajaran sains.

D. Kajian Penelitian Terdahulu


1. Pengelolaan Laboratorium Fisika SMA Negeri 1 Sewon. Tahun 2004
oleh Warsono
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan pengadaan
alat/bahan praktik telah sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan yang baik,
yaitu dimulai dari membuat daftar kebutuhan berdasarkan skala prioritas
dengan menyesuaikan dana yang tersedia. (2) Perencanaan penggunaan
laboratorium fisika dalam pembelajaran fisika kurang terperinci sampai
dengan jadwal harian tetapi hanya sampai jadwal bulanan. (3) Pengadaan
alat/bahan praktik kurang memenuhi unsur akuntabilitas keuangan secara
administratif. (4) Pengorganisasian laboratorium telah dilaksanakan dengan
baik terutama oleh kepala sekolah dan koordinator laboratorium, sedangkan
pengadministrasian masih sangat kurang. Hal ini tampak dari beberapa buku
administrasi laboratorium yang lama tidak diisi. (5) Perawatan dan perbaikan
laboratorium baru dilaksanakan pada kondisi fisik gedung dan perabot,
sedangka alat/bahan praktik masih terabaikan. (6) Penggunaan laboratorium
fisika secara substansial telah berjalan dengan baik tapi secara manajerial
masih ada beberapa langkah yang sering dilewatkan. (7) Peran para personil
pengelolaan laboratorium fisika secara umum baik kecuali kepala sekolah
dalam hal penempatan laboran belum mempertimbangkan kompetensi, dan
laboran belum melaksanakan tugas dengan baik terutama dalam hal
pengadministrasian dan perawatan alat-alat laboratorium fisika.

2. Faktor yang mempengaruhi kinerja atau pestasi Sekolah Dasar di 77


Sekolah Dasar di Kabupaten Purbalingga. Tahun 2002 oleh Iskhak.
Setelah melakukan analisis data dihasilkan suatu kesimpulan bahwa
beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja atau prestasi Sekolah Dasar
antara lain: (1) kepemimpinan Kepala Sekolah, (2) kegiatan pembelajaran,
dan (3) pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. Berdasarkan hasil
penelitian Iskhak tersebut menyatakan bahwa pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan merupakan salah satu yang mempengaruhi kinerja atau
prestasi Sekolah Dasar. Dengan demikian sarana dan prasarana pendidikan
sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan kemajuan sekolah, dengan
kata lain sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian terpenting dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu adanya pengelolaan yang
baik dan terprogram.
Berdasarkan ketiga tinjauan hasil penelitian yang relevan diatas yang
membedakan dengan peneliti dengan penelitian ini adalah peneliti memiliki
fokus pada pengelolaan laboratorium IPA SMPN 01 Kalidawir yang meliputi
perencanaan laboratorium IPA, pengaturan penggunaan laboratorium IPA,
evaluasi dan pengawasan penggunaan laboratorium IPA.

E. Kerangka Berpikir
Untuk dapat melihat dan menggambarkan bagaimana kerangka berfikir
serta mengetahui hubungan atau alur pemikiran dalam penelitian ini, maka
kerangka berfikir yang mendasari penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
Laboratorium IPA merupakan salah satu sarana pendidikan yang ada di
sekolah. Laboratorium IPA adalah tempat atau ruangan yang dilengkapi dengan
peralatan dan berbagai bahan kimia yang fungsinya untuk tempat pembelajaran,
tempat peragaan dan tempat praktik. Supaya laboratorium IPA dapat berfungsi
secara optimal, maka perlu dilakukan pengelolaan baik itu pengelolaan gedung
maupun perlengkapan yang ada di laboratorium. Pengelolaan merupakan suatu
proses pendayagunaan sumber daya (resources) secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal. Aspek dalam
pengelolaan laboratorium meliputi: perencanaan laboratorium IPA, pengaturan
penggunaan laboratorium IPA, evaluasi dan pengawasan laboratorium IPA .
Perencanaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perencanaan
pengadaan alat/bahan, perencanaan penggunaan laboratorium IPA. Pengaturan
penggunaan laboratorium IPA yang dimaksud dalam penitian ini adalah tata
tertib laboratorium IPA, persiapan alat/bahan praktikum, penyimpanan alat/bahan
praktikum, perawatan/pemeliharaan laboratorium IPA. Evaluasi dan pengawasan
yang dimaksud yaitu evaluasi dan pengawasan pengunaan laboratorium IPA.

Anda mungkin juga menyukai