Anda di halaman 1dari 5

Perguruan Tinggi Negeri dan Sekolah Kedinasan

Saat ini para peserta didik kelas XII SMA mulai mempersiapkan diri untuk melanjutkan
pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Peserta didik sering kali dibuat bingung akan
berbagai pilihan tujuan. Sebagian peserta didik ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi negeri, tetapi sebagian lainnya juga ingin melanjutkan ke sekolah kedinasan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, tentunya dibutuhkan kerja keras serta doa. Tidak hanya itu, peserta
didik harus mengetahui dan memahami sistem penerimaaan maupun tes yang harus
dilaksanakan. Namun pada kenyataannya, para peserta didik belum sepenuhnya memahami
hal-hal yang berkaitan dengan perguruan tinggi negeri maupun sekolah kedinasan.
Berikut perbedaan antara perguruan tinggi negeri dan sekolah kedinasan yang bisa
dijadikan pertimbangan bagi peserta didik untuk memilih sekolah lanjutannya.
Perguruan tinggi negeri
- Jalur penerimaan
 Dengan nilai rapor atau tanpa tes yang sering disebut SNMPTN () ataupun
PMDK (). Nilai rapor yang digunakan untuk seleksi jalur ini mulai rapor
semester satu sampai semester lima. Menurut pihak sekolah, peserta didik yang
grafik nilainya stabil memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk lolos.
Akan tetapi, hingga saat ini system penerimaan yang sesungguhnya hanya
perguruan tinggi negeri sendiri yang tahu.
 Dengan tes yang serimg disebut SBMPTN () atau UMPN (). Pada jalur tes
yang dilaksanakan meliputi: tes potensi akademik (TPA), saintek untuk peserta
didik yang memilih fakultas mipa, soshum untuk peserta didik yang memilih
fakultas ips, dan IPC bagi yang memilih fakultas mipa, social, serta Bahasa.
 Dengan ujian mandiri. Ujian ini hanya dilaksanakan oleh beberapa perguruan
tinggi dengan menggunakan hasil SBMPTN atau hasil tes sebelumnya. Namun
beberapa perguruan tinggi lainnya, melaksanakan ujian yang soalnya dibuat
oleh perguruan tinggi itu sendiri.
- Biaya perkuliahan
Biaya perkuliahan mencakup biaya gedung dan UKT yang dibayar tiap
semester. Biaya ditentukan sesuai program studi yang telah dipilih. Untuk
mahasiswa yang melalui jalur mandiri, dikenakan biaya lebih tinggi daripada
yang melalui jalur SNMPTN ataupun SBMPTN.
- Sistem Belajar
Sistem belajar di perguruan tinggi lebih mengedepankan intelegensi atau yang
biasa disebut ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dipelajari sesuai
dengan program studi yang mahasiswa pilih.
- Peluang Kerja
Pekerjaan yang diharapkan sesuai dengan program studinya. Namun tidak
menutup kemungkinan untuk lintas kerja di bidang lainnya. Dalam hal ini,
peran alumni berpengaruh sebagai jaringan pada perusahaan atau tempat kerja
yang akan dituju.

Sedangkan untuk sekolah kedinasan


- Jalur penerimaan
 Untuk kedinasan dinaungi oleh lembaga pemerintahan sesuai bidangnya
dengan alur pendaftaran: pengisian formulir secara online, melakukan
registrasi ulang beserta transfer biaya pendaftaran bagi beberapa sekolah
kedinasan, lalu mengikuti beberapa tes yang ditentukan oleh instasi dengan
membawa bukti peserta ujian. Setelah mengikuti rangkaian tes, para peserta
yang mengkuti tes menunggu pengumuman hasil tes sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
Untuk biaya sekolah yang memiliki ikatan dinas tidak perlu mengeluarkan biaya sepersenpun.
Karena seluruh biaya sekolah telah ditanggung oleh negara. untuk sistem pembelajaran
sendiri pada sekolah kedinasan hampir sama dengan di perguruan tinggi, hanya saja pada
sekolah kedinasan pendidikan lebih mengarah kepada tiga hal yaitu: ilmu pengetahuan:
pendidikan karakter: dan kemampuan fisik. Tidak hanya ilmu pengetahuan yang
dikembangkan di sekolah kedinasan. Namun, karakter juga sangat dibentuk serta fisik benar-
benar dilatih. Untuk peluang kerja sendiri sudaj sangat jelas bahwasannya lulusan kedinasan
akan lagsung bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil pada bidang masing-masing dan
tentunya siap untuk ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia.
Perguruan Tinggi Negeri dan Sekolah Kedinasan

Saat ini para peserta didik kelas XII SMA mulai mempersiapkan diri untuk
melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Peserta didik sering kali dibuat bingung
akan berbagai pilihan tujuan sekolah. Sebagian peserta didik ingin melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi negeri, tetapi sebagian lainnya juga ingin melanjutkan ke sekolah kedinasan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya dibutuhkan kerja keras serta doa. Tidak hanya itu,
peserta didik harus mengetahui dan memahami sistem penerimaaan maupun tes yang harus
dilaksanakan. Namun, pada kenyataannya para peserta didik belum sepenuhnya memahami
hal-hal yang berkaitan dengan perguruan tinggi negeri maupun sekolah kedinasan.

Berikut perbedaan perguruan tinggi negeri dan sekolah kedinasan yang bisa dijadikan
pertimbangan bagi peserta didik untuk memilih sekolah lanjutannya.

Pertama, perihal jalur penerimaan. Jalur penerimaan perguruan tinggi negeri meliputi:

 Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Jalur ini
menggunakan nilai rapor atau tanpa tes. Nilai rapor yang digunakan untuk
seleksi jalur ini mulai rapor semester satu sampai semester lima. Menurut
pihak sekolah, peserta didik yang grafik nilainya stabil memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk lolos jalur ini. Akan tetapi, hingga saat ini sistem
penerimaan yang sesungguhnya hanya perguruan tinggi negeri sendiri yang
tahu. Untuk persentase penerimaan jalur ini adalah 30%.
 Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Jalur ini.
menggunakan seleksi tes. Tes yang dilaksanakan meliputi: tes potensi
akademik (TPA), saintek untuk peserta didik yang memilih fakultas
matematika-IPA, soshum untuk peserta didik yang memilih fakultas sosial-
hukum, dan IPC bagi yang memilih fakultas matematika-IPA, sosial-hukum,
serta bahasa. Untuk persentase penerimaan jalur ini adalah 40%.
 Jalur ujian mandiri. Jalur ini menggunakan hasil seleksi SBMPTN atau
terkadang beberapa perguruan tinggi melaksanakan tes kembali yang soalnya
dibuat oleh perguruan tinggi itu sendiri. Untuk persentase penerimaan jalur ini
adalah 30%.

Sedangkan untuk penerimaan sekolah kedinasan, hanya menggunakan satu jalur yang
dinaungi oleh lembaga pemerintahan sesuai bidangnya dengan alur pendaftaran: pengisian
formulir secara online, melakukan registrasi ulang beserta transfer biaya pendaftaran bagi
beberapa sekolah kedinasan, lalu mengikuti beberapa tes yang ditentukan oleh instansi
dengan membawa bukti peserta ujian. Setelah mengikuti rangkaian tes, para peserta yang
mengkuti tes menunggu pengumuman hasil tes sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Kedua, perihal biaya perkuliahan. Biaya perkuliahan yang harus ditanggung untuk
perguruan tinggi dan sekolah kedinasan sangat jelas perbedaannya. Biaya perkuliahan di
perguruan tinggi mencakup biaya gedung yang dibayar satu kali ketika masuk dan UKT yang
dibayar tiap semester. Biaya ditentukan sesuai dengan program studi yang telah dipilih. Untuk
mahasiswa yang melalui jalur mandiri, dikenakan biaya lebih tinggi dibanding yang melalui
jalur SNMPTN ataupun SBMPTN. Sedangkan untuk sekolah kedinasan, para orang tua tidak
perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. Hal ini karena seluruh biaya sekolah telah ditanggung
oleh negara.

Ketiga, perihal system belajar. Sistem belajar pada perguruan tinggi maupun sekolah
kedinasan pada umumnya sama dan memiliki tujuan yang sama pula yaitu untuk mendukung
atau sebagai alat bantu untuk mencapai cita-cita anak bangsa. Sistem belajar di perguruan
tinggi sendiri lebih mengedepankan intelegensi atau yang biasa disebut ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan yang dipelajari adalah mata kuliah wajib dan ilmu yang sesuai dengan
program studi yang mahasiswa pilih. Sedangkan, untuk sekolah kedinasan hampir sama
dengan perguruan tinggi, hanya saja pada sekolah kedinasan pendidikan lebih mengarah
kepada tiga hal, yaitu ilmu pengetahuan, pendidikan karakter, dan kemampuan fisik. Tidak
hanya ilmu pengetahuan saja yang dikembangkan di sekolah kedinasan, tetapi karakter juga
sangat dibentuk serta fisik benar-benar dilatih.

Keempat, perihal peluang kerja. Setelah menempuh pendidikan dalam waktu tertentu,
setiap orang pasti ingin memiliki pekerjaan yang layak. Setelah seorang mahasiswa lulus dari
perguruan tinggi negeri, pekerjaan yang didapatkan sesuai dengan program studinya. Namun,
tidak menutup kemungkinan untuk lintas kerja di bidang lainnya. Dalam hal ini, peran alumni
berpengaruh sebagai jaringan pada perusahaan atau tempat kerja yang akan dituju. Sedangkan
peluang kerja untuk lulusan sekolah kedinasan sendiri sudah sangat jelas karena lulusan
sekolah kedinasan akan langsung bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil pada bidang
masing-masing dan tentunya harus siap untuk ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia.

Kelima, kehidupan seseorang yang berkuliah di perguruan tinggi negeri akan lebih
bebas dibandingkan mereka yang memilih sekolah kedinasan. Tak hanya kuliah, seseorang
yang memilih kuliah di perguruan tinggi juga dapat mengisi waktu senggangnya dengan
bekerja paruh waktu untuk menambah uang saku. Namun karena hal itu, tidak lantas
menjadikan sekolah kedinasan memiliki nilai yang kurang dari perguruan tinggi negeri.
Ketika seseorang lulus dari sekolah kedinasan, seseorang akan langsung bekerja, sedangkan
untuk lulusan perguruan tinggi negeri harus mencari lowongan pekerjaan terlebih dahulu
secara mandiri.

Pada akhirnya, kesuksesan kembali kepada diri kita masing-masing. Sekolah lanjutan
yang akan dipilih adalah wadah perantara menuju dunia kerja agar tercapailah cita-cita yang
diinginkan. Memilih sekolah lanjutan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan dan minat
pribadi masing-masing. Dimana pun kita nantinya, asalkan dengan niat baik dan selalu
bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya, semua pasti akan tercapai dan yang paling
penting segala usaha diimbangi dengan doa.

Avista Diapermata B5/07

Sella Febriana B5/30

Anda mungkin juga menyukai