Anda di halaman 1dari 13

SENSOR LDR &

RONTGEN
OLEH :
• AHMAD DARISA (01)
• A L M A AT H AYA ( 0 3 )
• AV I S TA D I A P E R M ATA ( 0 7 )
• FIROS ARKAN (11)
• MARSHA ANDRINA (16)
• N AT H AV I A A R Z H A (25)
• RIZAL DWIKI (28)
• WINONA SAFIRA (34)
SENSOR LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu
komponen resistor yang nilai resistansinya akan
berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang
mengenai sensor, dapat digunakan sebagai sensor
cahaya. Nilai resistansi dari sensor ini sangat
bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak
cahaya yang mengenainya, maka akan semakin
menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin
sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka
nilai hambatannya akan menjadi semakin besar
sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat,
Umumnya sensor LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm
pada saat dalam kondisi sedikit cahaya (gelap), dan akan
menurun menjadi 500 Ohm pada kondisi terkena banyak
cahaya. Biasanya, digunakan sebagai sensor lampu penerang
jalan, lampu kamar tidur, alarm dan lain-lain.
CARA KERJA SENSOR LDR
Komponen utama dalam penyusunan rangkaian sensor cahaya ini
tentunya komponen yang sifat dan cara kerjanya dipengaruhi oleh
cahaya juga. Ada beberapa komponen elektronika yang kerjanya
dipengaruhi oleh cahaya yaitu :
• LDR (Light Dependent Resistor)
• Photo Dioda
• Photo Transistor
Dengan memanfaatkan salah satu dari ketiga komponen di atas, kita
dapat merancang sebuah rangkaian sensor cahaya untuk berbagai
keperluan.
Rangkaian sensor LDR bisa kita manfaatkan untuk mematikan dan
menghidupkan lampu yang ada di rumah kita.
Berikut ini adalah gambar rangkaian dasar dari rangkaian sensor
cahaya menggunakan LDR.
Pada gambar rangkaian di samping, terlihat
bahwa komponen yang digunakan terdiri dari
beberapa komponen yaitu :
- Sumber tegangan dc 9 volt
- Dua buah resistor 47 kilo ohm dan 1 kilo ohm
- Satu buah variabel resistor
- Satu buah LDR
- Satu buah transistor type NPN
- Satu buah relay
- Satu buah lampu
Berikut ini adalah cara kerja pada sinar sensor LDR yang bekerja pada
lampu taman ataupun lampu rumah :
• Saat siang hari (saat LDR terkena cahaya) LDR akan memiliki nilai
tahanan yang sangat kecil. Semakin terang cahaya yang mengenainya
semakin kecil nilai tahanan yang dimilikinya . Kondisi ini akan
menyebakan arus listrik akan memilih untuk mengalir melewati LDR ini
dan tidak akan melewati resistor 1 kilo ohm yang terhubung ke basis
transistor, (ingat prinsip arus listrik itu akan lebih suka mengalir ke
tempat yang tidak punya tahanan dan enggan untuk mengalir ke tempat
yang tahanannya tinggi).
• Kondisi ini akan membuat transistor tidak dapat bekerja (seperti saklar
terbuka) sehingga tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor
transistor. Ini artinya tidak ada arus yang mengalir pada relay yang
terpasang pada kolektor transistor.
• Karena relay tidak mendapatkan arus listrik, maka relay tidak bekerja
sehingga tidak dapat menarik saklar yang akan menghubungkan arus listrik
AC (PLN) ke lampu. Keadaan ini akan membuat lampu listrik taman & lampu
rumah akan padam.
• Saat malam hari (saat LDR tidak terkena cahaya), LDR akan memiliki
tahanan yang sangat besar sehingga tidak bisa dialiri arus listrik. Kondisi ini
akan menyebabkan arus listrik memilih R2 1 kilo ohm sebagai tempat
mengalir.
• Ketika arus listrik mengalir ke basis transistor (tentunya harus diatur agar
tegangan basis ini besar dari tegangan kerja 0.7 volt) maka transistor akan
bekerja seperti sebuah saklar tertutup. Akibatnya akan ada arus listrik
mengalir dari kolektor ke emitor yang menyebabkan relay teraliri arus listrik.
• Ketika relay teraliri arus listrik, maka relay akan bekerja menarik saklar
sehingga saklar tertutup dan dapat mengalirkan arus AC (PLN) ke lampu dan
lampu akan menyala.
RONTGEN (SINAR-X)
Sinar-X pada hakikatnya mirip dengan
cahaya tampak. Baik foton sinar-X maupun
foton cahaya tampak, keduanya dihasilkan
oleh perpindahan elektron dalam atom.
Kita tahu bahwa elektron menempati
tingkat-tingkat energi tertentu yang kita
sebut orbital di sekeliling inti atomnya. Jika
sebuah elektron jatuh ke tingkat energi
yang lebih rendah, maka elektron ini harus
mengeluarkan sejumlah energi tertentu,
dan energi ini dilepaskan dalam bentuk
foton. Besar energi foton yang terlepas
bergantung pada seberapa dalam orbit
yang dituju elektron tersebut.
Sinar-X mampu menembus banyak material (bahan) tetapi bukan karena energi yang
dimilikinya kurang, melainkan karena energi yang dimiliki oleh foton-fotonnya justru
sangat besar. Energi foton sinar-X bahkan bisa menyebabkan elektron atom
terlempar keluar dari atom. Beberapa energi dari foton sinar-X dapat memisahkan
elektron dari atom, dan sisanya menyebabkan elektron melayang di udara. Atom
yang lebih besar lebih mudah menyerap foton sinar-X, karena atom yang lebih besar
tersebut memiliki selisih tingkat-tingkat energi yang lebih besar pula. Sedangkan
atom-atom yang lebih kecil, di mana selisih antara tingkat-tingkat energi elektronnya
(orbit) kecil, lebih sulit menyerap sinar-X yang berarti lebih mudah ditembus sinar-X. 

Lapisan kulit kita yang lunak tersusun atas atom-atom yang kecil, sehingga tidak
dapat menyerap sinar-X atau meneruskan sinar-X dengan baik. Atom-atom kalsium
yang merupakan atom penyusun tulang kita memiliki atom yang jauh lebih besar
sehingga atom-atom tersebut menyerap sinar-X sehingga tulang sulit ditembus sinar-
X. Untuk menggunakan sinar-X dalam melakukan foto rontgen dalam bidang
kedokteran, diperlukan alat pemancar sinar-X.
CARA KERJA MESIN SINAR-X
Bagian utama dari mesin sinar-X adalah
sepasang elektrode, yaitu katode dan
anode, yang ditempatkan dalam sebuah
tabung kaca yang divakumkan. Katode
terbuat dari sebuah filamen yang
dipanaskan, seperti yang biasa ditemukan
pada lampu pijar model lama. Arus listrik
pada mesin pemancar sinar-X dilewatkan
melalui filamen ini sehingga filamen
tersebut menjadi panas. Akibatnya,
elektron-elektron terpancar dari permukaan
filamen tersebut. Anode yang bermuatan
positif, dibuat dari bahan tungsten
berbentuk lingkaran datar, menarik elektron-
elektron tersebut membentuk berkas
elektron dari katode ke anode dalam tabung.
Antara katode dan anode diberi beda
potensial yang sangat besar, sehingga berkas
elektron mengalir dalam tabung dengan
energi yang sangat tinggi. Ketika elektron
berenergi tinggi ini menumbuk atom tungsten
di anode, sebuah elektron yang berada pada
orbit yang relatif rendah dari atom tungsten
tersebut akan terlempar meninggalkan
tempatnya. Elektron lain yang berada di orbit
yang lebih tinggi akan segera jatuh mengisi
tempat kosong di orbital yang lebih rendah
yang telah ditinggalkan elektron. Karena
elektron jatuh dari orbital yang lebih tinggi ke
orbital yang lebih rendah, maka dalam proses
ini akan dilepaskan foton. pada peristiwa ini,
elektron yang jatuh tersebut berasal dari
Sumber gambar: HowStuffWorks tingkat energi yang jauh lebih tinggi,
sehingga foton yang dihasilkan juga
merupakan foton dengan energi yang cukup
tinggi, yaitu foton-foton sinar-X.
Elektron yang bebas juga dapat
menghasilkan foton tanpa menumbuk
sebuah atom. Hal ini terjadi karena
sebuah inti atom yang menarik
elektron yang bergerak bebas akan
menyebabkan elektron yang bergerak
tersebut akan mengalami
perlambatan. Perlambatan atau
pengurangan kecepatan tersebut
terjadi dengan cara yang cukup
cepat. Perubahan kecepatan ini akan
menyebabkan dilepaskannya energi
Sumber gambar: HowStuffWorks
dalam bentuk foton sinar-X.
Peristiwa tumbukan yang sangat kuat dalam proses pembentukan sinar-
X akan menimbulkan panas. Untuk menghindari terjadinya pelelehan
pada anode akibat panas ini, pada mesin pemancar sinar-X terdapat
sebuah motor yang memutar anode. Dengan demikian, berkas elektron
tidak selalu menumbuk bagian anode yang sama. Selain itu dalam
mesin juga terdapat minyak pendingin yang berfungsi menyerap panas. 

Di sekeliling alat penghasil sinar-X ini, dipasangi sebuah penghalang


tebal dari bahan timbal. Ini untuk menjaga agar sinar-X tidak keluar
memancar ke segala arah. Untuk menyalurkan berkas sinar-X yang
dihasilkan, dibuat sebuah lubang kecil di bagian lapisan penghalang
tersebut. Sebelum sinar-X ini mengenai tubuh pasien yang akan difoto,
sinar-X ini akan melewati sejumlah penyaring (filter) sesuai dengan
kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai