Anda di halaman 1dari 37

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
R

si
Nomor 807 K/Pdt/2016

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

do
gu dalam perkara:
PT BANGUN KARYA PRATAMA LESTARI, berkedudukan di

In
A
Sentra Niaga Puri Indah, Blok T 3 Nomor 1, Puri Kembangan,
Jakarta Barat, diwakili oleh Rudi Sutedja, sebagai Direktur,
ah

lik
dalam hal ini memberi kuasa kepada Jupryanto Purba, S.H.,
Advokat, berkantor di Bukit Savana Residence, Blok C.1/19, RT
13, RW 16, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok, berdasarkan Surat
am

ub
Kuasa Khusus tanggal 6 November 2015;
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding;
ep
Lawan
k

SUMATRA PARTNERS, LLC, berkedudukan di 20811


ah

Fairhaven Crossing, Dr. Cypress, Texas 77433, Amerika


R

si
Serikat, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Mulyana, S.H.,
LL.M., dan kawan-kawan, para Advokat, berkantor di World

ne
ng

Trade Center 6 (dahulu bernama Wisma Metropolitan II) Lantai


14, Jalan Jenderal Sudirman, Kavling 31, Jakarta, berdasarkan

do
gu

Surat Kuasa Khusus tanggal 1 Maret 2013;


Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;
In
A

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
ah

lik

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat/Pembanding telah menggugat


sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat/Terbanding di muka
m

ub

persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada pokoknya atas dalil-dalil:


I. Hubungan hukum yang terjadi antara Penggugat (PT Bangun Karya
ka

Pratama Lestari) dengan Tergugat (Sumatra Partners LLC.) didasarkan


ep

atas adanya Akta Loan Agreement Nomor 39 tanggal 13 Juni 2011, yang
ah

dibuat di hadapan Humber Lie, S.H., S.E., M.Kn., Notaris, di Jakarta;


R

1. Bahwa Penggugat adalah sebuah badan hukum berbentuk Perseroan


es

Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik


M

ng

Indonesia, berkedudukan di Jakarta Barat dan berkantor di Sentra


on

Halaman 1 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Niaga Puri Indah Blok T 3 Nomor 1, Puri Kembangan, Jakarta Barat,

si
yang memiliki kegiatan usaha utamanya dalam bidang penyewaan/
rental alat-alat berat;

ne
ng
2. Bahwa Tergugat adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan
berdasarkan hukum yang berlaku di Negara Bagian Texas, Amerika
Serikat;

do
gu 3. Bahwa berdasarkan Akta Loan Agreement Nomor 39 tertanggal
13 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Humber Lie, S.H., S.E., M.Kn.,

In
A
Notaris di Jakarta, oleh dan antara Penggugat dengan Tergugat,
(berdasarkan Akta Loan Agreement yang telah diterjemahkan ke dalam
ah

lik
bahasa Indonsesia oleh Penterjemah Resmi dan Tersumpah)
(selanjutnya disebut sebagai Loan Agreement”), Tergugat akan
memberikan dengan satu atau beberapa pinjaman awal kepada
am

ub
Penggugat sejumlah US$35,608,100.00 (tiga puluh lima juta enam
ratus delapan ribu seratus dolar Amerika Serikat) (Jumlah komitmen)
ep
(Bukti P-1 dan P-2);
k

4. Bahwa jumlah pinjaman awal pertama yang telah diperoleh Penggugat


ah

dari Tergugat adalah sebesar US$7,854,000.00 (tujuh juta delapan


R

si
ratus lima puluh empat ribu dolar Amerika Serikat);
5. Bahwa sekalipun Loan Agreement tersebut dibuat dan ditandatangani

ne
ng

serta tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di


Indonesia, namun bahasa yang digunakan pada Loan Agreement

do
gu

tersebut adalah bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena semua yang
mempersiapkan Loan Agreement tersebut adalah pihak Tergugat,
dimana Penggugat tinggal menandatangani saja Loan Agreement.
In
A

Bahkan Loan Agreement yang telah ditandatangani tersebut, baru


Penggugat peroleh dari pihak Tergugat , ± ( kurang lebih) 8 (delapan )
ah

lik

bulan kemudian;
6. Bahwa sebagai jaminan atas pinjaman awal pertama tersebut, antara
m

ub

Penggugat dengan Tergugat, telah dibuat Akta Perjanjian Jaminan


Fidusia Atas Benda Nomor 46 tertanggal 13 Juni 2011 yang dibuat di
ka

hadapan Humber Lie, S.H., S.E., M. Kn., Notaris di Jakarta. (Bukti P-


ep

3);
ah

7. Bahwa benda atau barang yang dijadikan jaminan secara fidusia


R

tersebut adalah berupa 12 unit truck caterpillar model 733 E Off


es

Highway dengan nomor seri masing-masing berturut-turut ASK00122;


M

ng

ASK00144; ASK00145; ASK00146; ASK00155; ASK00160;


on

Halaman 2 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ASK00161; ASK00162; ASK00163; ASK00164; ASK00167; ASK00168;

si
(selanjutnya barang jaminan fidusia ini disebut sebagai “Peralatan”);
8. Bahwa Pasal 2.1 Loan Agreement menentukan bahwa pembayaran

ne
ng
kembali atas setiap pinjaman awal beserta bunga akan dilaksanakan
dengan 60 angsuran bulanan sebagaimana termuat pada Lampiran 1
Loan Agreement .(Bukti P-4);

do
gu 9. Bahwa mencermati tabel pada Lampiran 1 Loan Agreement, nampak
dengan jelas bahwa pengembalian atas pinjaman dan bunga tidak

In
A
didasarkan sebagaimana lazimnya suatu loan agreement atau
perjanjian pinjam meminjam yang penentuan bunga pinjamannya
ah

lik
didasarkan atas prosentase dari besarnya pokok pinjaman, melainkan
didasarkan atas “lama pemakaian peralatan” atau “berapa jam atau
berapa lama peralatan dipergunakan” sehingga terindikasi dengan kuat
am

ub
bahwa Tergugat telah bertindak sebagai suatu perusahan yang
menyewakan peralatan/rental alat-alat berat. Sedangkan dilihat dari
ep
segi jenis perjanjian maka sebenarnya Loan Agreement lebih tepat
k

untuk dikatakan sebagai perjanjian sewa peralatan/rental, yang di


ah

“bungkus” dengan loan agreement;


R

si
10. Bahwa namun demikian kemudian diketahui bahwa Loan Agreement
tersebut telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

ne
ng

yang berlaku umum (public order), yaitu:


a. Tidak memenuhi syarat formil sebagaimana ditentukan Pasal 31

do
gu

ayat (1) Undang Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera,


Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan;
b. Isi Akta Loan Agreement bertentangan dengan Pasal 29 ayat (1)
In
A

juncto Pasal 32 dan Pasal 33 Undang Undang Nomor 42 Tahun


1999 Tentang Jaminan Fidusia;
ah

lik

c. Isi Loan Agreement mengindikasikan bahwa Tergugat sebagai


perusahaan asing telah bertindak sebagai suatu perusahaan yang
m

ub

bergerak dalam bidang pembelian dan penyewaan atau rental


alat-alat berat yang menurut Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun
ka

2010 juncto Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 adalah


ep

dilarang, karena termasuk dalam bidang yang tertutup bagi


ah

perusahaan asing;
R

Dengan demikian akta Loan Agreement tersebut sebagai perjanjian


es

yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat telah bertentangan


M

ng

atau tidak memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian yaitu adanya


on

Halaman 3 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kausa yang halal (kausa yang tidak bertentangan dengan hukum/

si
undang-undang) sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 ayat (4)
KUH Perdata. Konsekuensinya adalah Loan Agreement tersebut batal

ne
ng
demi hukum;
II. Karena Akta Loan agreement tidak memenuhi syarat formil tertentu
sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang, maka Akta Loan

do
gu Agreement tersebut batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak memiliki
kekuatan hukum mengikat (Null and void; Nietig);

In
A
11. Bahwa Pasal 31 ayat (1) Undang Undang Nomor 24 tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara Dan Lagu Kebangsaan
ah

lik
telah secara tegas menyatakan:
“Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau
perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah
am

ub
Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan
warga Negara Indonesia”;
ep
12. Bahwa oleh karena Akta Loan Agreement dibuat dengan tidak
k

menggunakan bahasa Indonesia melainkan hanya dibuat dalam


ah

bahasa Inggris, maka berdasarkan Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang


R

si
Nomor 24 Tahun 2009, Loan Agreement batal demi hukum atau
setidak-tidaknya tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (Null and

ne
ng

void; Nietig);
III. Karena isi Akta Loan Agrrement mengandung ketentuan-ketentuan yang

do
gu

bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan


(Pasal 29 ayat (1) juncto Pasal 32 dan Pasal 33 Undang Undang Nomor
42 Tahun 1999 juncto Pasal 1335 juncto Pasal 1337 KUHPerdata.) maka
In
A

Loan Agreement batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak memiliki


kekuatan mengikat (Null and void; Nietig);
ah

lik

13. Bahwa Pasal 29 ayat (1) Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia menyatakan:
m

ub

“Apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap


benda yang menjadi objek jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan
ka

cara:
ep

a. pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam


ah

Pasal 15 ayat (2) oleh Penerima Fidusia;


R

b. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan Fidusia atas


es

kekuasaan Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum


M

ng

serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan;


on

Halaman 4 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan

si
kesepakatan Pemberi dan Penerima Fidusia jika dengan cara
demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan

ne
ng
para pihak;
Selanjutnya Pasal 32 dan Pasal 33 Undang Undang Nomor 42 Tahun
1999 Tentang Jaminan Fidusia masing-masing berturut-turut

do
gu menyatakan:
“Setiap Janji untuk melaksanakan eksekusi terhadap Benda yang

In
A
menjadi objek Jaminan Fidusia dengan cara bertentangan dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dan Pasal 31,
ah

lik
batal demi hukum” ;
“Setiap janji yang memberikan kewenangan kepada Penerima
Fiducia untuk memiliki Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia
am

ub
apabila debitur cedera janji, batal demi hukum”;
14. Bahwa, ternyata Pasal 3 dan Pasal 7 Akta Loan Agreement
ep
menyatakan masing-masing berturut turut sebagai berikut:
k

“Pasal 3 Pembayaran Alternatif Jumlah Akhir:


ah

Peminjam berhak untuk mengalihkan kepada Pemberi Pinjaman hak


R

si
yang sah dan layak secara niaga atas seluruh peralatan dan
memberikan hak tersebut kepada Pemberi Pinjaman di Jakarta

ne
ng

sebagai pengganti pembayaran jumlah akhir untuk setiap Pinjaman


awal (“Opsi Pengembalian”). Apabila Peristiwa wanprestasi tidak

do
gu

terjadi atau tidak berlanjut (pada waktu yang dipilih oleh Peminjam,
terhitung mulai setiap tanggal pembayaran akhir atau pada waktu
penyerahan peralatan kepada Pemberi Pinjaman), Peminjam dapat
In
A

memilih untuk menggunakan Opsi Pengembalian dengan ............” ;


“Pasal 7 Pembayaran Penurunan Nilai Jaminan;
ah

lik

Persetujuan Pemberi Pinjaman untuk memberikan kepada


Peminjam, Opsi Penyerahan Kembali adalah berdasarkan asumsi
m

ub

bahwa nilai yang tersisa dari Peralatan setelah lima tahun pemakaian
akan menjadi sebesar US$7,610,000.00 (tujuh juta enam ratus
ka

sepuluh ribu dolar Amerika Serikat). Asumsi ini, pada gilirannya,


ep

adalah didasarkan atas asumsi bahwa setiap item Peralatan akan


ah

telah dioperasikan selama tidak lebih dari 200 jam per bulan selama
R

jangka waktu lima tahun dari Pinjaman. Peminjam setuju bahwa


es

sejauh item yang manapun dari Peralatan dioperasikan selama lebih


M

ng

dari 200 jam dalam setiap bulan selama jangka waktu dari Pinjaman,
on

Halaman 5 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peminjam akan membayarkan kepada Pemberi Pinjaman suatu

si
pembayaran untuk penurunan nilai jaminan dalam jumlah berikut
untuk setiap jam yang melebihi pengunaan demikian yang dihitung

ne
ng
berkenaan dengan masing-masing item dari Peralatan tersebut;
Cat D8R US$ 37.08/jam
Cat 773D US$ 41.62/jam;

do
gu .............................”;
“Setiap Pembayaran untuk Penurunan Nilai Jaminan demikian harus

In
A
dibayar bersama-sama dengan angsuran pembayaran kembali
bulanan atas Pinjaman dalam bulan setelah penggunaan yang
ah

lik
berlebih demikian. ...............” ;
Sehingga berdasarkan Pasal 29 juncto Pasal 32 dan Pasal 33 Undang
Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, adanya Janji
am

ub
atau kesepakatan untuk mengalihkan kepemilikan Peralatan yang
merupakan jaminan fidusia, dari Pemberi Fidusia/Penggugat kepada
ep
Penerima Fidusia/Tergugat, dapat mengakibatkan Loan Agreement
k

batal demi hukum karena bertentangan dengan undang-undang yang


ah

berlaku;
R

si
IV. Isi Akte Loan Agreement mengindikasikan bahwa Tergugat sebagai
perusahaan asing telah bertindak sebagai suatu perusahaan yang bergerak

ne
ng

dalam bidang pembelian, penyewaan atau rental alat-alat berat yang


menurut Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 juncto Undang Undang

do
gu

Nomor 25 Tahun 2007 adalah dilarang karena termasuk dalam bidang yang
tertutup bagi perusahaan asing;
15. Bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang
In
A

Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka
Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal (“Perpres Nomor
ah

lik

36/2010”), kegiatan persewaan mesin konstruksi dan teknil sipil dan


peralatannya (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia kode Nomor
m

ub

77306) hanya terbuka bagi penanaman modal dalam negeri dan


karenanya tertutup bagi penanaman modal asing;
ka

16. Bahwa selanjutnya berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang-undang


ep

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya disebut


ah

“Undang Undang Nomor 25/2007”):


R

“Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas


es

dan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam


M

ng

on

Halaman 6 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh

si
undang-undang”;
17. Bahwa berdasarkan atas kedua ketentuan tersebut di atas, maka

ne
ng
kegiatan persewaan/rental mesin konstruksi dan tehnik sipil serta
peralatannya (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia kode Nomor
77306) adalah tertutup bagi perusahaan asing;

do
gu 18. Bahwa ternyata isi dari Akta Loan Agreement sangat bertentangan
dengan ketentuan Undang Undang Nomor 25/2007 juncto Perpres

In
A
Nomor 36 Tahun 2010, hal mana dapat dibuktikan sebagai berikut:
18.1. Isi konsiderans atau Pendahuluan dari akta Loan Agreement
ah

lik
menyatakan:
- Bahwa Peminjam/Penggugat bermaksud untuk membeli atau
telah membeli mesin Caterpillar yang disebutkan di dalam
am

ub
Lampiran 2 akta ini. (i.c. 12 Unit Nomor Model Caterpillar 733
E tahun 2011 @ US$654,500 = US$7,854,000.00 atau tujuh
ep
juta delapan ratus lima puluh empat ribu dolar Amerika
k

Serikat, dengan masing-masing;


ah

- Bahwa untuk membiayai atau membiayai kembali


R

si
pembelian mesin tersebut, Peminjam/Penggugat telah
meminta pinjaman dari Pemberi Pinjaman/Tergugat dan

ne
ng

Pemberi Pinjaman/Tergugat telah sepakat untuk


memberikan pinjaman tersebut kepada Peminjam

do
gu

berdasarkan syarat dan ketentuan yang diatur di dalam


Perjanjian ini (selanjutnya mesin yang dibiayai di dalam
Perjanjian ini disebut “Peralatan”);
In
A

18.2. Isi Pasal 2.1 akta Loan Agreement, berbunyi sebagai berikut:
“Pembayaran kembali setiap Pinjaman awal beserta bunga
ah

lik

akan dilaksanakan dengan 60 angsuran bulanan, untuk


Pinjaman Awal Pertama yang disebutkan di dalam Perjanjian
m

ub

ini sebagai Lampiran 1 dan untuk setiap Pinjaman Awal


selanjutnya .......”;
ka

18.3. Isi Pasal 3 Akta Loan Agreement perihal Pembayaran Alternatif


ep

Jumlah Akhir, berbunyi sebagai berikut:


ah

“Peminjam berhak untuk mengalihkan kepada Pemberi


R

Pinjaman hak yang sah dan layak secara niaga atas seluruh
es

Peralatan dan memberikan hak tersebut kepada Pemberi


M

ng

on

Halaman 7 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pinjaman di Jakarta sebagai pengganti pembayaran Jumlah

si
Akhir untuk setiap Pinjaman awal ("Opsi Pengembalian");
Apabila Peristiwa wanprestasi tidak terjadi atau tidak berlanjut

ne
ng
(pada waktu yang dipilih oleh Peminjam, terhitung mulai setiap
tanggal pembayaran akhir atau pada waktu penyerahan
Peralatan kepada Pemberi Pinjaman), Peminjam dapat memilih

do
gu untuk menggunakan opsi pengembalian dengan memberikan
pemberitahuan tertulis yang tidak dapat dicabut kembali

In
A
kepada Pemberi Pinjaman paling lambat 60 hari sebelum
tanggal pembayaran akhir untuk pinjaman awal pertama;
ah

18.4. Isi Pasal 4.2 akta Loan Agreement perihal Perbaikan Dan

lik
Pemeliharaan, berbunyi sebagai berikut:
“Untuk setiap Pinjaman Awal, pada setiap tanggal
am

ub
pembayaran, Peminjam akan membayar kepada Pemberi
Pinjaman biaya pemeliharaan dan perbaikan bulanan untuk
ep
seluruh jenis Barang Peralatan yang dibiayai dengan Pinjaman
k

Awal tersebut (dalam jumlah yang disebutkan pada Lampiran


ah

Pembayaran Kembali).”;
R

si
18.5. Isi Pasal 7 akta Loan Agreement perihal Pembayaran Penurunan
Nilai Jaminan, berbunyi sebagai berikut:

ne
ng

“Persetujuan Pemberi Pinjaman untuk memberikan kepada


Peminjam, opsi penyerahan kembali adalah berdasarkan

do
gu

asumsi bahwa nilai yang tersisa dari Peralatan setelah lima


tahun pemakaian akan menjadi sebesar US$7,610,000.00
(tujuh juta enam ratus sepuluh ribu dolar Amerika Serikat) (i.c.
In
A

khusus untuk 12 Unit Cat 773 E adalah sebesar US$


1,800,000.00 (satu juta delapan ratus ribu dolar Amerika
ah

lik

Serikat). Asumsi ini, pada gilirannya, adalah didasarkan atas


asumsi bahwa setiap item Peralatan akan telah dioperasikan
m

ub

selama tidak lebih dari 200 (dua ratus) jam per bulan selama
jangka waktu lima tahun dari Pinjaman. Peminjam setuju
ka

bahwa sejauh item yang manapun dari Peralatan dioperasikan


ep

selama lebih dari 200 (dua ratus) jam dalam setiap bulan
ah

selama jangka waktu dari Pinjaman, Peminjam akan


R

membayarkan kepada Pemberi Pinjaman suatu Pembayaran


es

untuk Penurunan Nilai Jaminan dalam jumlah berikut untuk


M

ng

on

Halaman 8 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
setiap jam yang melebihi pengunaan demikian yang dihitung

si
berkenaan dengan masing-masing item dari Perlatan tersebut;
Cat D8R US$ 37.08/jam;

ne
ng
Cat 773D US$ 41.62/jam;
.............................” ;
“Setiap Pembayaran untuk Penurunan Nilai Jaminan demikian

do
gu harus dibayar bersama-sama dengan angsuran pembayaran
kembali bulanan atas Pinjaman dalam bulan setelah

In
A
penggunaan yang berlebih demikian. ...............”;
18.6. Adapun Jadwal Pembayaran Pinjaman Awal Pertama sebagai
ah

lik
berikut :
Tanggal Jumlah Biaya Pembayaran Setoran Pembayara
Pembayaran Pinjaman Perbaikan Total Jaminan n Bersih
am

ub
dan (Minimum yang (Minimum
Pemeliharaan penggunaan Digunakan Penggunaa
200 jam atau n 200 jam
kurang) atau
ep
k

kurang)
ah

1. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


R

si
199,764
2. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

ne
ng

199,764
3. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764

do
4. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
gu

199,764
5. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
In
A

6. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


199,764
7. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ah

lik

199,764
8. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
m

ub

9. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


199,764
ka

10. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


ep

199,764
11. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ah

199,764
R

12. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


es

199,764
M

13. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


ng

199,764
on

Halaman 9 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
14. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

R
199,764

si
15. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764

ne
ng
16. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
17. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

do
gu 18. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764
199,764
US$
199,764

In
19. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
A
199,764
20. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ah

199,764

lik
21. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
22. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
am

ub
199,764
23. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
ep
k

24. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


ah

199,764
R
25. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

si
199,764
26. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

ne
ng

199,764
27. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764

do
gu

28. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


199,764
In
29. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
A

199,764
30. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ah

lik

199,764
31. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
m

ub

32. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


199,764
ka

33. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


ep

199,764
34. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ah

199,764
R

35. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


es

199,764
M

ng

36. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


on

Halaman 10 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
199,764

R
37. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

si
199,764
38. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

ne
ng
199,764
39. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

do
199,764
gu 40. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764
199,764
US$

In
41. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
A
199,764
42. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ah

lik
199,764
43. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
am

ub
44. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
45. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ep
k

199,764
46. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ah

199,764
R

si
47. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764

ne
ng

48. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


199,764
49. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

do
gu

199,764
50. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
In
A

51. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


199,764
52. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
ah

lik

199,764
53. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
m

ub

199,764
54. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764
ka

ep

55. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


199,764
ah

56. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


R

199,764
es

57. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$


M

199,764
ng

on

Halaman 11 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
58. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$

R
199,764

si
59. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764

ne
ng
60. US$ 164,880 US$ 34,884 US$ 199,764 US$
199,764

do
61. -
gu 1,800,000
US$
1,800,000
US$
1,800,000
US$

In
A
18.7. Mencermati hal-hal tersebut di atas, dihubungkan dengan
invoice/tagihan bulanan dari Tergugat kepada Penggugat (Bukti
ah

lik
P-5), dapat dipastikan bahwa Tergugat telah bertindak sebagai
suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembelian,
am

ub
penyewaan atau rental alat-alat berat, namun dengan
menggunakan perusahaan Penggugat, hal mana dapat
dibuktikan sebagai berikut:
ep
k

a. Perhitungan pada Jadwal Pembayaran Pinjaman Awal


ah

Pertama, ternyata sama sekali tidak didasarkan pada


R

si
perhitungan sebagaimana layaknya suatu perjanjian loan
agreement, melainkan didasarkan atas lamanya penggunaan

ne
ng

“Peralatan” atau Berapa Jam “Peralatan” dipergunakan,


sebagaimana layaknya suatu perjanjian sewa menyewa/
rental atas Peralatan;

do
gu

b. Masing-masing jumlah tagihan/invoice baik yang telah


dibayar maupun yang belum dibayar oleh Penggugat, telah
In
A

didasarkan atas penjumlahan dari:


- Biaya Sewa Penggunaan “Peralatan”, ditambah
ah

lik

- Kelebihan Jam Penggunaan “Peralatan” (over time), yang


menurut Pasal 7 akta Loan Agreement, dalam hal terjadi
penurunan nilai sebagai akibat dari adanya penggunaan
m

ub

“Peralatan” yang melebihi 200 jam dalam sebulan selama


ka

masa pinjaman, maka untuk kelebihan dimaksud,


ep

Penggugat diharuskan membayar US$41.62 (empat puluh


satu dolar enam puluh dua sen Amerika Serikat) untuk
ah

tiap jam kelebihan pengoperasian ke duabelas peralatan


es

Caterpillar 773 E;
M

ng

on

Halaman 12 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Hasil yang diperoleh dari perhitungan yang mendasarkan

si
pada “lamanya penggunaan peralatan” barulah kemudian
dialokasikan sebagai penjumlahan dari:

ne
ng
- Hutang pokok (principal), ditambah;
- Bunga (interest), ditambah;
- Uang jaminan perbaikan dan perawatan;

do
gu d. Sedangkan penentuan besarnya “Jumlah Akhir” sebesar
US$1,800,000.00 (satu juta delapan ratus ribu dolar Amerika

In
A
Serikat) sebagaimana termuat pada bagan Jadwal
Pembayaran Pinjaman Awal,yang harus dibayar Penggugat
ah

lik
kepada Tergugat, ternyata bukan ditentukan berdasarkan
prosentase sebagaimana layaknya suatu perjanjian utang
piutang, melainkan didasarkan atas asumsi bahwa setelah
am

ub
“Peralatan” dipergunakan selama 5 tahun, maka “Peralatan”
dimaksud akan mengalami “Penurunan Nilai” atau
ep
“Penyusutan Nilai” menjadi US$1,800,000.00 (satu juta
k

delapan ratus ribu dolar Amerika Serikat);


ah

e. Adanya opsi bagi Penggugat untuk memilih apakah akan


R

si
membayar “Jumlah Akhir” sebesar US$1,800,000.00 (satu
juta delapan ratus ribu dolar Amerika Serikat) atau

ne
ng

menyerahkan/mengalihkan kepemilikan “Peralatan” kepada


Tergugat sebagaimana pada Pasal 3.2 akta Loan Agreement,

do
gu

telah mengindikasikan bahwa Tergugat bertindak layaknya


sebagai suatu perusahaan penyewaan/rental alat-alat berat
yang memberi kesempatan kepada Penggugat
In
untuk
A

membeli atau memiliki “Peralatan” yang nilainya telah


menyusut menjadi US$1,800,000.00 (satu juta delapan ratus
ah

lik

ribu dolar Amerika Serikat) akibat pemakaian atau


pengoperasian oleh Penggugat selama 5 (lima) tahun atau
m

ub

maksimal 200 (dua ratus) jam, dengan cara membayar harga


tersebut kepada Tergugat, yang bila tidak dibayar maka
ka

‘Peralatan” harus diserahkan kepada Tergugat;


ep

18.8. Memperhatikan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


ah

jumlah pembayaran kembali oleh Penggugat kepada Tergugat


R

yang tercantum pada Loan Agreement, tidak didasarkan


es

sebagaimana layaknya suatu loan agrement atau perjanjian


M

ng

pinjam meminjam/perjanjian utang piutang, melainkan


on

Halaman 13 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
didasarkan atas perjanjian sewa menyewa/rental atas

si
“Peralatan”, yang tentunya akan berakibat pada
“membengkaknya” jumlah pembayaran Pinjaman Awal yang

ne
ng
harus dibayarkan kembali oleh Penggugat kepada Tergugat
yang bila diperhitungkan dengan prosentase bunga hampir
mencapai 28,55 % (dua puluh delapan koma lima puluh lima

do
gu persen) per tahun dari besarnya pinjaman yang diperoleh, hal
mana dapat dibuktikan sebagai berikut:

In
A
- Jumlah Pinjaman Awal yang diterima:
Penggugat ............................. US$ 7,854,000.00
ah

lik
Jumlah yang harus dibayarkan
Kembali kepada Tergugat sesuai
Tagihan yakni:
am

ub
(jumlah yang telah dibayar dari
bulan April 2011-September 2011
ep
sebesar US$ 1,986,473.63+bulan
k

Februari 2012 – Agustus 2012


ah

Sebesar US$401,000.00 + jumlah


R

si
yang belum dibayar hingga bulan
Maret 2016 sebesar US$12,442,718.44...US$ 14,830,192.07-

ne
ng

Dalam hitungan Bunga sebesar ....... US$ 6.976.192,07


Atau dalam prosentase sebesar 28,55 % / tahun (dua puluh

do
gu

delapan persen per tahun);


Padahal besarnya bunga pinjaman mata uang dolar Amerika
Serikat yang berlaku di lembaga perbankan di Indonesia hanya
In
A

7% (tujuh) persen per tahun;


19. Bahwa oleh karena telah terbukti bahwa isi dari Loan Agreement
ah

lik

tersebut bertentangan dengan ketentuan Undang Undang Nomor 25/


2007 juncto Perpres Nomor 36/2010, maka berdasarkan Pasal 1320
m

ub

juncto Pasal 1335 juncto Pasal 1337 KUHPerdata, Loan Agreement


menjadi batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak memiliki
ka

kekuatan hukum mengikat (null and void; nietig);


ep

20. Bahwa oleh karena Loan Agreement tersebut telah terbukti di samping
ah

tidak memenuhi syarat formil tertentu sebagaimana diwajibkan oleh


R

undang-undang, isinya pun bertentangan dengan peraturan


es

perundangan yang berlaku, maka sudah seyogyanyalah bahwa Majelis


M

ng

Hakim Pengadilan Jakarta Barat menyatakan bahwa Akta Loan


on

Halaman 14 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Agreement Nomor 39 tertanggal 13 Juni 2011 yang dibuat di hadapan

a
R

si
Humber Lie, S.H., S.E., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang dibuat oleh dan
antara Penggugat dengan Tergugat, batal demi hukum (null and void

ne
ng
atau void ab initio atau rechtswegenieteg) atau setidak-tidaknya tidak
memiliki kekuatan hukum yang mengikat (nieteg);
21. Bahwa untuk mencegah terjadinya kerugian Penggugat yang lebih

do
gu besar lagi akibat dari Akta Loan Agreement yang bertentangan dengan
undang-undang, maka Penggugat mohon kiranya agar Majelis Hakim

In
A
pada Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang akan memeriksa, mengadili
serta memutus perkara a quo, berkenan untuk mengeluarkan Putusan
ah

lik
Provisi yang menyatakan bahwa untuk sementara waktu Tergugat
dilarang melakukan penagihan kepada Penggugat sesuai dengan akta
Loan Agreement Nomor 39 tertanggal 13 Juni 2011 sampai dengan
am

ub
perkara a quo memiliki kekuatan hukum yang tetap (in kracht van
gewijsde);
ep
22. Bahwa bilamana Majelis Hakim memutuskan bahwa akta Loan
k

Agreement batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak memiliki


ah

kekuatan hukum mengikat, maka sudah seyogyanya pula bahwa


R

si
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat menyatakan pula
bahwa Akta Jaminan Fidusia atas Benda Berwujud Nomor 46

ne
ng

tertanggal 13 Juni 2011 yang merupakan perjanjian ikutan (accesoir)


dari akta Loan Agreement, batal demi hukum atau setidak-tidaknya

do
gu

tidak memiliki kekuatan mengikat;


23. Bahwa apabila (quad non) akta Loan Agreement beserta Akta Jaminan
Fidusia atas Benda Berwujud Nomor 46 tertanggal 13 Juni 2011
In
A

dinyatakan batal demi hukum, maka baik posisi Penggugat maupun


Tergugat menurut hukum harus dikembalikan kepada keadaan semula.
ah

lik

Demikian pula dengan akta Loan Agreement berserta Perjanjian


Jaminan Fidusia Atas Benda tertanggal 27 April 2010 Nomor 33, harus
m

ub

dianggap tidak pernah ada. Oleh karenanya, sudah seyogyanyalah


bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat memerintahkan
ka

kepada Penggugat untuk mengembalikan kepada Tergugat secara


ep

mencicil sesuai kemampuan Penggugat, seluruh uang yang telah


ah

diterima dari Tergugat setelah dikurangkan dengan jumlah uang yang


R

telah dibayarkan oleh Penggugat kepada Tergugat yakni sebagai


es

berikut:
M

ng

- Jumlah Pinjaman Yang Diterima


on

Halaman 15 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat dari Tergugat ...................... US$ 7,854,000.00

si
- Jumlah Yang telah dibayar Penggugat:
sejak bulan April 2011-bulan September 2011

ne
ng
dan bulan Februari 2012-bulan Agustus 2012
dan Deposit sebesar US$1,570,800.00
(Bukti P-6) ................................................... US$ 3,958,273.63,-

do
gu Sisa yang harus dikembalikan kepada
Tergugat ....................................................... US$ 3,895,726.37,-

In
A
(tiga juta delapan ratus sembilan puluh lima ribu tujuh ratus dua puluh
enam koma tiga puluh tujuh dolar Amerika Serikat);
ah

lik
24. Bahwa adapun dasar dari Penggugat mengajukan pengembalian uang
pinjaman yang telah diberikan oleh Penggugat kepada Tergugat
dengan cara mencicil, karena perusahaan kontraktor yang sejenis
am

ub
dengan perusahaan Penggugat telah mengalami penurunan
pendapatan akibat dari lesu nya usaha jasa kontraktor pada saat ini di
ep
Indonesia. Hal mana sangat berpengaruh sekali kepada perusahaan
k

Penggugat;
ah

25. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah didasarkan atas bukti-
R

si
bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, maka sudah
seyogyanyalah bahwa gugatan Penggugat dikabulkan untuk

ne
ng

seluruhnya, sehingga segala biaya perkara yang akan timbul


dikemudian hari dalam perkara aquo dibebankan seluruhnya kepada

do
gu

Tergugat;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat mohon
kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat agar memberikan putusan sebagai
In
A

berikut:
I. Dalam Provisi:
ah

lik

Menyatakan bahwa untuk sementara waktu Tergugat dilarang melakukan


penagihan kepada Penggugat sesuai dengan Akta Loan Agreement Nomor
m

ub

39 tanggal 13 Juni 2011 sampai dengan perkara a quo memiliki kekuatan


hukum yang tetap (in kracht van gewisjde);
ka

II. Dalam Pokok Perkara:


ep

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


ah

2. Menyatakan bahwa akta Loan Agreement Nomor 39 tertanggal 23 April


R

2010 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., Notaris di
es

Jakarta oleh dan antara Penggugat dengan Tergugat, batal demi hukum
M

ng

on

Halaman 16 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atau setidak-tidaknya tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (null and

a
R
void atau void ab initio; nietig);

si
3. Menyatakan bahwa Akta Jaminan Fiducia Atas Benda Berwujud Nomor

ne
ng
46 tertanggal 13 Juni 2011 yang merupakan perjanjian ikutan (accesoir)
dari akta Loan Agreement, batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak
memiliki kekuatan hukum mengikat (null and void atau void ab initio;

do
gu nietig);
4. Memerintahkan kepada Penggugat untuk mengembalikan sisa uang

In
A
dari pinjaman yang belum diserahkan kembali kepada Tergugat
sebesar US$7,854,000.00  US$3,958,273.63 = US$3,895,726.37 (tiga
ah

lik
juta delapan ratus sembilan puluh lima ribu tujuh ratus dua puluh enam
koma tiga puluh tujuh dolar Amerika Serikat) secara mencicil sesuai
kemampuan Penggugat;
am

ub
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dari perkara
ini;
ep
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan
k

eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:


ah

1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas semua dalil yang dikemukakan


R

si
oleh Penggugat dalam gugatan, kecuali yang kebenarannya diakui secara
tegas oleh Tergugat dalam eksepsi ini;

ne
ng

2. Bahwa Tergugat mengakui bahwa Tergugat dan Penggugat telah


menandatangani Loan Agreement ( Perjanjian Kredit atau Perjanjian Pinjam

do
gu

Meminjam ) sebagaimana tertuang dalam Akta tanggal 13 Juni 2011 Nomor


39 yang dibuat oleh Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., Notaris di Jakarta
In
Utara (selanjutnya disebut “Perjanjian Kredit” ) Bukti T-1;
A

3. Bahwa Penggugat mencadangkan segala haknya untuk nenyampaikan


Jawaban dan eksepsi lain atas gugatan a quo serta untuk mengajukan
ah

lik

tuntutan ganti rugi terhadap Penggugat atas dasar ingkar janji atau alasan
lainnya di forum Arbitrase sesuai dengan Loan Agreement (Perjanjian
m

ub

Kredit). Tanpa mengurangi hak-haknya tersebut, Tergugat menyampaikan


eksepsi mengenai kewenangan absolut Pengadilan Negeri Jakarta Barat
ka

untuk memeriksa dan memutus perkara a quo;


ep

4. Bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Barat tidak berwenang untuk memeriksa


ah

dan mengadili perkara a quo berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:


R

a. Sebagaimana yang tercantum secara jelas dalam Perjanjian Kredit, Para


es

Pihak telah menyepakati secara tegas bahwa Badan Arbitrase Nasional


M

ng

Indonesia (BANI) sebagai satu-satunya pilihan forum (choice of forum)


on

Halaman 17 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk menyelesaikan segala perselisihan yang timbul dari dan

si
sehubungan dengan Perjanjian Kredit;
b. Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

ne
ng
Penyelesaian Sengketa (selanjutnya disingkat “Undang-undang
Arbitrase“ secara tegas menyatakan bahwa Pengadilan Negeri tidak
mempunyai wewenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah

do
gu terikat dalam Perjanjian Arbitrase seperti yang terjadi dalam perkara
a quo;

In
A
c. Berdasarkan Pasal 134 HIR menegenai kompetensi Absolut dan Pasal
136 HIR ,Pengadilan Negeri Jakarta Barat dapat setiap saat menyatakan
ah

diri tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo dan

lik
wajib memeriksa dan memutus lebih dahulu persoalan kompetensi
tersebut;
am

ub
Berikut adalah uraian-uraian lengkap mengenai alasan-alasan Tergugat
tersebut di atas:
ep
Ad.a. Sebagaimana yang tercantum secara jelas dalam Perjanjian Kredit,
k

Para Pihak telah meyepakati secara tegas bahwa Badan Arbitrase


ah

Nasional Indonesia (BANI) sebagai satu-satunya pilihan forum


R

si
(choice of forum) untuk menyelesaikan segala perselisihan yang
timbul dari atau sehubungan dengan Perjanjian Kredit;

ne
ng

5. Bahwa berdasarkan perjanjian arbitrase (klausula arbitrase) sebagaimana


dimuat dalam Perjanjian Kredit, Penggugat dan Tergugat telah secara tegas

do
gu

sepakat untuk menyelesaikan segala sengketa yang mungkin timbul dari


atau sehubungan dengan Perjanjian Kredit tersebut termasuk mengenai
eksistensi, validitas (keabsahan) dan pengakhiran Perjanjian tersebut
In
A

melalui arbitrase dengan tempat arbitrase di Jakarta dan dengan satu


majelis arbitrase yang terdiri dari tiga orang arbiter;
ah

lik

6. Bahwa Pasal 20.2 Perjanjian Kredit tersebut diatas menetapkan antara lain:
“Any dispute arising out of or in connection with this Agreement , including
m

ub

any matter relating to the interpretation of this Agreement and any question
regarding the formation, existence,validity or termination of this Agreement,
ka

except as provided below, shall be referred to and finally resolved and


ep

settled by arbitration in Jakarta, Indonesia under the administrative and


ah

procedural Rul of Arbitration of Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)


R

The Arbitration will be conducted by arbitration tribunal consisting of 3


es

(three) members wich will be appointed in accordance with said rule.The


M

ng

language of the arbitration shall be English. The decision of the arbitration


on

Halaman 18 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tribunal shall be final and binding upon the parties. To the extent that Law

a
R
Nomor 30 of 1999 date 12 August 1999 concerning Arbitration and

si
Alternative Dispute Resolution (Indonesian Arbitrtion Law) applies to the

ne
ng
Arbitration conducted under this Agreement,the following provisions shall
apply : (i) with respect to the implementation of Article 56 section (1) of
The Indonesian Arbitration Law, the parties expressly agree that the

do
gu arbitration tribunal shall be solely bound by strict rules of law in making
their decision and may not render an award based on aquitable principle

In
A
(ex aequo et bono) and/or other considerations ; (ii) the parties agree to
waive Article 48 section (1) and 73 paragraph (b) of the Indonesian
ah

Arbitration Law, so that the mandate of the arbitration tribunal duly

lik
appointed shall remain in effect until a final arbitral award has been
rendered .The Lender and the Borrower expressly agree to waive any
am

ub
provisions of applicable law that would have the effect of allowing an
appeal against the decision of the Arbitration tribunal, so that accordingly
ep
there shall be not appeal to any court or other authority against the
k

decision of the Arbitration tribunal .Neither the Lender nor the Borrower
ah

shall be entilled to commence or maintain any action in a court of law upon


R

si
any matterin dispute arising from or in relation to this Agreement except for
the enforcement of an arbitral award rendered by the Arbitration tribunal

ne
ng

.Notwithstanding the Foregoing , in connection with the Lender’s


enforcement of any Agreement refered to in section 6.1 (a) or 6.1 (b)

do
gu

hereof ,the Lender may commence and maintain any action in any court of
law and/or court of equity permitted by such agreement with respect to any
dispute arising out of or in connection with this Agreement “;
In
A

Terjemahannya:
“Setiap sengketa yang timbul dari dan sehubungan dengan Perjanjian ini,
ah

lik

termasuk setiap hal yang terkait dengan interpretasi Perjanjian ini dan
setiap masalah mengenai formasi, eksistensi,validitas atau pengakhiran
m

ub

Perjanjian ini , kecuali sebagaimana diatur dibawah , diserahkan ke dan


akhirnya diselesaikan oleh arbitrase di Jakarta, Indonesia berdasarkan
ka

aturan-aturan Arbitrase dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)


ep

secara administratif dan prosedural Arbitrase akan dilakukan oleh Majelis


ah

Arbitrase yang terdiri 3 (tiga) anggota yang akan diangkat sesuai dengan
R

aturan-aturan tersebut. Bahasa Arbitrase adalah Bahasa Inggris.


es

Keputusan Majelis Arbitrase adalah final dan mengikat para pihak


M

ng

.Sepanjang Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tertanggal 12 Agustus


on

Halaman 19 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa ( Undang-

si
undang Arbitrase Indonesia ) berlaku pada arbitrase yang dilaksanakan
berdasarkan Perjanjian ini, ketentuan-ketentuan berikut berlaku: (i)

ne
ng
mengenai pelaksanaan Pasal 56 ayat (1) Undang Undang Arbitrase
Indonesia, para pihak secara tegas setuju bahwa Majelis Arbitrase hanya
terikat boleh mengambil keputusan berdasarkan oleh aturan-aturan hukum

do
gu yang ketat dalam mengambil keputusannya dan tidak boleh mengambil
keputusan berdasarkan prinsip keadilan (ex aequo et bono) dan/atau

In
A
pertimbangan-pertimbangan lain: (ii) para pihak setuju mengesampingkan
Pasal 48 ayat (1) dan 73 ayat (b) Undang Undang Arbitrase Indonesia
ah

lik
,sehingga mandat Majelis Arbitrase yang diangkat tetap berlaku
sebagaimana mestinya sampai keputusan akhir arbitrase diambil Kreditor
dan Debitor secara tegas setuju untuk mengesampingkan setiap ketentuan
am

ub
hukum yang berlaku yang mengakibatkan dimungkinkannya naik banding
terhadap keputusan Majelis Arbitrase,sehingga karenanya tidak ada naik
ep
banding ke setiap pengadilan atau instansi lain terhadap keputusan majelis
k

arbitrase. Baik Kreditor maupun Debitor tidak berhak untuk memulai atau
ah

melanjutkan setiap tindakan di pengadilan mengenai hal apapun yang


R

si
disengketakan yang timbul dari atau sehubungan dengan Perjanjian ini
kecuali untuk pelaksanaan keputusan arbitrasi yang diambil oleh majelis

ne
ng

arbitrase. Meskipun demikian, sehubungan dengan pelaksanaan Kreditor


atas setiap perjanjian yang dimaksud dalam Pasal 1 (a) atau 6.1 (b) akta

do
gu

ini, Kreditor dapat memulai dan melanjutkan setiap tindakan di Pengadilan


dan/atau Pengadilan ekuitas yang diizinkan oleh perjanjian tersebut
mengenai setiap sengketa yang timbul dari atau sehubungan dengan
In
A

Perjanjian ini”;
7. Bahwa berdasarkan uraian-uraian pada butir 5 dan 6 di atas, kewenangan
ah

lik

untuk memeriksa dan memberikan putusan atas sengketa antara


Penggugat dan Tergugat yang timbul dari atau sehubungan dengan
m

ub

Perjanjian Kredit, termasuk mengenai eksistensi, keabsahan dan


pengakhiran perjanjian tersebut berada pada majelis arbitrase dari Badan
ka

Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), dan bukan kewenangan dari


ep

Pengadilan Negeri Jakarta Barat untuk memeriksa dan memberikan


ah

putusan atas sengketa tersebut;


R

Ad.b.Undang-undang Arbitrase secara tegas menyatakan bahwa


es

Pengadilan Negeri tidak mempunyai wewenang untuk mengadili


M

ng

on

Halaman 20 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sengketa Para Pihak yang telah terikat dalan Perjanjian Arbitrase

R
seperti yang terjadi dalam perkara a quo;

si
8. Bahwa Pasal 3 dan Pasal 11 Undang-undang Arbitrase secara tegas

ne
ng
menyatakan bahwa Pengadilan Negeri tidak mempunyai wewenang untuk
mengadili perkara jika antara para pihak yang bersengketa telah terdapat
perjanjian arbitrase yang mengikat seperti yang terjadi dalam perkara a quo.

do
gu Pengadilan Negeri wajib untuk menolak dan tidak akan campur tangan
dalam suatu penyelesaian sengketa yang terjadi antara para pihak yang

In
A
terikat pada perjanjian Arbitrase . Untuk lebih jelasnya, Tergugat mengutip
Pasal 3 Undang-undang Arbitrase yang menyatakan sebagai berikut:
ah

lik
“Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak
yang telah terikat dalam perjanjian Arbitrase”;
9. Pasal 11 ayat (1) Undang-undang Arbitrase secara tegas mengatur bahwa
am

ub
para pihak yang terikat pada Perjanjian Arbitrase tidak berhak untuk
mengajukan penyelesaian perselisihan kehadapan Pengadilan Negeri.
ep
Untuk lebih jelasnya, Tergugat mengutip Pasal 11 ayat (1) Undang Undang
k

Arbitrase yang mengatur sebagai berikut:


ah

“Adanya suatu perjanjian Arbitrase tertulis meniadakan hak para pihak


R

si
untuk untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat
yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan Negeri”;

ne
ng

Dengan telah disepakatinya penyelesaian sengketa melalui arbitrase


berdasarkan Perjanjian Kredit oleh Penggugat dan Tergugat, sudah

do
gu

sepatutnya apabila perkara a quo diselesaikan melalui prosedur BANI dan


tidak dapat diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat sesuai dengan
Pasal 11 ayat (1) Undang Undang Arbitrase;
In
A

10. Pasal 11 ayat (2) Undang-undang Arbitrase juga secara tegas mengatur
bahwa Pengadilan Negeri wajib menyatakan tidak berwenang untuk
ah

lik

memeriksa perkara karena para pihak telah menyetujui klausula arbitrase,


hal mana seharusnya juga diberlakukan dalam memeriksa perkara a quo.
m

ub

Untuk lebih jelasnya ,Tergugat mengutip Pasal 11 ayat (2) Undang-undang


Arbitrase yang mengatur sebagai berikut:
ka

“Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan didalam
ep

suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui badan


ah

Arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam undang-


R

undang ini”;
es
M

ng

on

Halaman 21 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. Bahwa tanpa mengurangi dalil-dalil Tergugat sebagaimana yang telah

si
diuraikan diatas,sesuai dengan Pasal 10 huruf h Undang Undang Arbitrase
menyatakan:

ne
ng
“Suatu perjanjian Arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh keadaan
tersebut dibawah ini:
a. Meninggalnya salah satu pihak;

do
gu b. Bangkrutnya salah satu pihak;
c. Novasi;

In
A
d. Insolvensi salah satu pihak;
e. Pewarisan;
ah

lik
f. Berlakunya syarat-syarat hapusnya perikatan pokok;
g. Bilamana pelaksanaan perjanjian tersebut dialih tugaskan pada pihak
ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian arbitrase
am

ub
tersebut atau
h. Berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok;
ep
12. Bahwa Pasal 10 Undang Undang Arbitrase menegaskan tentang penerapan
k

doktrin hukum yang telah dikenal dan telah diaplikasikan secara luas bahwa
ah

perjanjian arbitrase harus dianggap terpisah dari perjanjian pokok atau


R

si
otonom (separability doctrine) suatu perjanjian yang memuat klausula
arbitrase, seperti perjanjian antara Penggugat dan Tergugat, merupakan

ne
ng

dua perjanjian yang terpisah. Perjanjian pokok adalah mengenai hak-hak


dan kewajiban-kewajiban komersial (commercial rights and obligation) dari

do
gu

para pihak, sedang perjanjian sekunder memuat kewajiban-kewajiban untuk


menyelesaikan sengketa atau perbedaan pendapat apapun diantara para
pihak yang timbul dari dan sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban-
In
A

kewajiban komersial melalui arbitrase. Apabila timbul sengketa, perjanjian


Arbitrase tersebut merupakan dasar untuk pengangkatan majelis arbitrase
ah

lik

yang akan memutuskan hak dan kewajiban komersial para pihak


berdasarkan perjanjian pokok;
m

ub

13. Bahwa prinsip “klausula arbitrase tetap berlaku meskipun penjanjian


pokoknya dinyatakan batal”, merupakan pendapat umum para ahli hukum
ka

dan sudah menjadi praktek umum dibanyak Negara. Hal tersebut


ep

dinyatakan pula dalam buku karangan Prof.R.Soebekti, S.H. (mantan Ketua


ah

Mahkamah Agung Republik Indonesia), yang berjudul “Arbitrase


R

Perdagangan, Binacipta”, Jakarta, 1981,halaman 20 yang menyatakan:


es
M

ng

on

Halaman 22 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Dalam hal ini klausula arbitrase harus dianggap berdiri sendiri dan

si
terlepas dari perjanjian induknya, sedemikian rupa bahwa batalnya
perjanjian induk tidak secara otomatis mengakibatkan batalnya klausula

ne
ng
arbitrase”:
Lihat juga Setiawan, dalam bukunya “Aneka Masalah Hukum dan Hukum
Acara Perdata”, Alumni, Bandung 1992, halaman 25 yang menyatakan:

do
gu “Pada umumnya disepakati bahwa suatu perjanjian arbitrase harus
dipandang sebagai suatu perjanjian tersendiri serta terlepas dari kontrak

In
A
induknya.Arbiter dalam putusannya dapat membatalkan kontrak induknya
tanpa memotong kaki kursi yang didudukinya sendiri“;
ah

lik
14. Bahwa Pasal 10 huruf h Undang-undang Arbitrase yang menerima doktrin
pemisahan , juga sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) United Nations
Comission on International Trade Law (UNCITRAL) Model Law on
am

ub
International Comercial Arbitration, yang menyatakan sebagai berikut:
“The arbitration tribunal may rule on its own jurisdiction,including any
ep
objections with respect to the existence or validity of the arbitrations
k

agreement. Forthat purpose, an arbitration clause that forms part of a


ah

contract shall he treated as an agreement independent of the ather


R

si
raseterms of the contract. A decision by the arbitral tribunal that the
contract is null and void shall no entail ipso jure the invalidity of the

ne
ng

arbitration clause”;
Terjemahan bebasnya :

do
gu

“Majelis Arbitrase dapat memutuskan mengenai kewenangannya


sendiri, termasuk segala keberatan berkenaan dengan eksistensi atau
keabsahan perjanjian arbitrase. Untuk tujuan tersebut, suatu klausula
In
A

arbitrase yang merupakan bagian dari suatu kontrak harus diperlakukan


sebagai suatu perjanjian yang mandiri dari ketentuan-ketentuan lain
ah

lik

dari kontrak. Putusan Majelis Arbitrase yang menyatakan bahwa


kontrak tersebut tidak sah tidak secara otomatis mengakibatkan ketidak
m

ub

absahan klausula arbitrase;


15. Bahwa model Undang Undang Arbitrase Uncitral adalah konsep Undang
ka

Undang Arbitrase yang dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa


ep

sebagai model yang diusulkan untuk dipergunakan oleh Negara-negara.


ah

Dengan demikian majelis arbitrase, berwenang pula untuk memutuskan


R

kewenangannya sendiri untuk memeriksa perkara dan memberikan putusan


es

(competence-competence);
M

ng

on

Halaman 23 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
16. Bahwa sebelum maupun sesudah berlakunya Undang Undang Arbitrase,

si
yurisprudensi-yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang
dikutip di bawah ini, telah sejalan dan memutus sesuai dengan Pasal 3 dan

ne
ng
Pasal 11 Undang-undang Arbitrase. Putusan-putusan Mahkamah Agung
tersebut dengan tegas menentukan bahwa jika para pihak yang berselisih
telah memilih arbitrase sebagai mekanisme penyelesaian perselisihan

do
gu diantara mereka dalam suatu perjanjian, Pengadilan Negeri harus
menghormatinya dan menyatakan diri tidak berwenang untuk mengadili

In
A
perkara;
a. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam Perkara Nomor
ah

lik
2924/K/Sip/1981 tanggal 22 Pebruari 1982 antara Ahju Forestry
Company Limited versus Tn.Sutomo/Direktur PT.Balapan Jaya;
Angka 1 pertimbangan hukum Putusan Mahkamah Agung RI tersebut
am

ub
menyatakan:
“Bahwa ketentuan mengenai Dewan Arbitrase, sebagaimana
ep
disebutkan dalam Pasal 15 Basic Agreement for Join Venture, telah
k

mengikat para pihak sebagai undang-undang (pasal 1338 BW) oleh


ah

karena putusan Judex Facti telah bertentangan dengan Pasal 615


R

si
dan seterusnya dari Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata
(RV) dan dengan demikian pula telah melanggar ketentuan tentang

ne
ng

kompetensi yang absolut”;


Kutipan tersebut menunjukkan bahwa putusan ini mengukuhkan

do
gu

keabsahan dan kekuatan mengikat dari ketentuan Arbitrase yang


disepakati berdasarkan perjanjian dan menetetapkan bahwa
Pengadilan tidak mempunyai wewenang secara absolut untuk
In
A

memeriksa perkara dimana para pihak telah menyetujui penyelesaian


sengketa mereka melalui arbitrase;
ah

lik

b. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam Perkara Perdata


Nomor 455/K/Sip/1982 tanggal 27 Januari 1983 antara PT Maskapai
m

ub

Asuransi Ramayana melawan Sohandi Kawilarang Dalam


pertimbangan hukum dalam putusan kasasi Mahkamah Agung
ka

Republik Indonesia , Mahkamah Agung tersebut menyatakan sebagai


ep

berikut:
ah

“Menimbang, bahwa terlepas dari alasan-alasan kasasi yang


R

diajukan, Putusan Pengadilan Tinggi/Pengadilan Negeri harus


es

dibatalkan dengan alasan Mahkamah Agung sendiri,karena


M

ng

Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum. Dalam polis kecelakaan


on

Halaman 24 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pribadi Nomor 210/PA30.318 tanggal 10 Agustus 1978 dibawah

si
ketentuan umum dicantumkan (sub 7) bahwa Perikatan berkenaan
dengan Polis ini , diselesaikan dalam tingkat tertinggi di Jakarta oleh

ne
ng
3 orang juru pemisah (arbitrase);
Menimbang, bahwa dengan demikian Pengadilan Negeri tidak
berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini sesuai Pasal

do
gu 2 undang-undang Nomor 14/1970 khususnya memori penjelasan
Pasal terbut;

In
A
c. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam perkara Nomor
3179/K/Pdt/1984,tanggal 4 Mei 1988 antara PT Arpeni Pratama Ocean
ah

lik
Line melawan PT Shorea Mas. Dalam pertimbangan hukum Mahkamah
Agung Republik Indonesia dalam putusannya pada tingkat kasasi,
Mahkamah Agung tersebut menyatakan:
am

ub
“Bahwa Pengadilan Negeri tidak berwenang memeriksa sengketa
yang sejak semula diperjanjikan untuk dibawa ke hadapan badan
ep
arbitrase;
k

Bahwa melepaskan clausula arbitrase harus dilakukan secara tegas


ah

dengan suatu persetujuan yang ditanda tangani oleh kedua belah


R

si
pihak”;
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa dalam putusan ini, Mahkamah

ne
ng

Agung Republik Indonesia membatalkan putusan pengadilan tingkat


Judex Facti dengan alasan bahwa Pengadilan Negeri secara absolut

do
gu

tidak berwenang untuk memeriksa dan memutuskan gugatan


Penggugat, oleh karena adanya persetujuan para pihak yang berselisih
untuk menyerahkan perselisihan diantara mereka kepada suatu badan
In
A

arbitrase. Hal ini mengharuskan Pengadilan Negeri untuk


menggugurkan gugatan penggugat dengan alasan Pengadilan Negeri
ah

lik

tidak berwenang secara absolut;


d. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam perkara Nomor
m

ub

255/K/Sip/1976, tanggal 30 September 1983 antara Dato Wong Heck


Guong dan PT.Metropolitan Timbers Ltd. Melawan Andries Gerardus
ka

Pengemana/Direktur PT.Gapki Trading Co.Ltd.;


ep

Pada alinea (2) sampai (4) pertimbangan hukum Mahkamah Agung


ah

Republik Indonesia dalam putusannya pada tingkat kasasi, Mahkamah


R

Agung secara tegas menyatakan sebagai berikut:


es
M

ng

on

Halaman 25 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“(2) Bahwa perselisihan perdata yang timbul antara pihak-pihak

si
sekarang didalam melaksanakn perjanjian (Agreement Nomor 25
tertanggal 25 November 1969 );

ne
ng
(3) Didalam ketentuan Article 11 dari Agreement tersebut ditentukan
bahwa:
If there is any dispute arising that cannot be settled by both parties

do
gu amicably then the matter conserned is subject just to an arbitration
consisting of three arbitrators , one arbitrator shall be elected jointly by

In
A
the two arbitrators to act as referee;
(4) Ketentuan article 11 tersebut adalah menyangkut kekuasaan
ah

lik
absolut untuk menyelesaikan perselisihan dalam perkara ini;
Dimana tegas-tegas ditentukan bahwa pada tingkat pertama bilamana
timbul perselisihan (dalam melaksanakan agreement tersebut) yang
am

ub
tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak secara musyawarah,
maka badan arbitraselah yang terdiri dari tiga orang yang telah disetujui
ep
oleh kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
k

Ketentuan mana bagi pihak-pihak mempunyai kekuatan sebagai


ah

undang-undang yang harus ditaati;


R

si
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Putusan Mahkamah Agung
Republik Indosia ini secara jelas menegaskan bahwa ketentuan

ne
ng

arbitrase adalah berlaku sebagai hukum diantara para pihak dalam


perjanjian, sehingga Pengadilan Negeri sepatutnya tidak menerima

do
gu

gugatan Penggugat;
e. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 794/K/Sip/1982
tanggal 27 Januari 1983 antara PT.Asuransi Royal Indrapura melawan
In
A

Sohandi Kawilarang;
Dalam perkara tersebut Mahkamah Agung memutuskan:
ah

lik

“Terlepas dari alasan kasasi , Putusan Pengadilan Tinggi /Pengadilan


Negeri harus dibatalkan dengan alasan Mahkamah Agung sendiri
m

ub

karena Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum;


Dalam policy Nomor 49/00137/08 tanggal 10 Agustus 1978 di bawah
ka

bagian tentang conditions telah diuraikan bahwa “all differences arising


ep

out of this policy shall be referred to the decision of an arbitrator to be


ah

appointed in writing by the parties in difference or if they cannot agree


R

upon a single arbitrator“;


es

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Mahkamah Agung memutuskan


M

ng

Pengadilan tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini


on

Halaman 26 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sesuai ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970

si
khususnya memori penjelasan pasal tersebut;
f. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 117/K/Sip/1983

ne
ng
tanggal 1 Oktober 1983 antara Lioe Lian Tang melawan Union Des
Transport Aeriens/UTA;
Dalam perkara tersebut Mahkamah Agung memutus:

do
gu “… dari segi kompetensi absolut pun Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, karena dalam

In
A
Pasal 5 dari Perjanjian Sewa tertanggal 15 Juni 1976 disebutkan
bahwa dalam hal tidak tercapainya kesepakatan ganti rugi
ah

lik
masalahnya akan diajukan kepada seorang arbiter”;
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Mahkamah Agung memutus
Pengadilan Negeri tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara
am

ub
tersebut karena terdapat klausula arbitrase dalam perjanjian yang
menjadi pokok sengketa dalam kasus tersebut;
ep
g. Putusan Mahkamah Agung Nomor 3190/K/Pdt/1995 tanggal 27
k

September 1996 antara PT Sanggar Mustika Indah melawan PT Jaya


ah

Konstruksi Manggala Pratama dan Mowlem International Limited;


R

si
Dalam perkara ini Pengadilan Tinggi memutus:
“ …..bahwa in casu Pengadilan Negeri yang telah memeriksa dan

ne
ng

mengadili perkara ini, merupakan tindakan yang bertentangan dengan


ketentuan Pasal 615 RV.dan Pasal 134 HIR , sebab dengan adanya

do
gu

klausula arbitrase tersebut, Pengadilan Negeri secara absolut tidak


berwenang mengadili gugatan perkara tersebut”;
Dalam perkara ini Mahkamah Agung memutus:
In
A

“Keberatan-keberatan yang diajukan Pemohon Kasasi tidak dapat


dibenarkan karena Pengadilan Tinggi tidak salah menerapkan hukum,
ah

lik

lagipula mengenai hal itu telah dipertimbangkan dengan cukup oleh


Pengadilan Tinggi;
m

ub

Selain itu keberatan-keberatan kasasi tersebut adalah mengenai


penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu
ka

kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam


ep

pemeriksaan tingkat kasasi“;


ah

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Mahkamah Agung dalam perkara


R

tersebut menolak permohonan kasasi Pemohon Kasasi/Penggugat Asli


es

dan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi, yaitu karena terdapat


M

ng

on

Halaman 27 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
klausula arbitrase maka Pengadilan Negeri tidak memiliki kewenangan

si
absolut untuk mengadili gugatan perkara tersebut;
h. Putusan Mahkamah Agung Nomor 793 K/Pdt/2000 tanggal 20 Januari

ne
ng
2003 antara PT Puri Kamandalu melawan Banyan Tree Resort Limited;
Dalam perkara tersebut, dalam pertimbangan hukumnya Mahkamah
Agung menyatakan:

do
gu “bahwa keberatan-keberatan ini dapat dibenarkan , karena perjanjian
yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat , sebagaimana bukti

In
A
P-1 tersebut,tercantum dengan jelas dalam Pasal XIII yaitu adanya
klausula arbitrase yaitu perselisihan akan diajukan ke Arbitrase.
ah

lik
Dengan demikian Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi tidak
berwenang memeriksa dan mengadili perkara tersebut”;
Ad.c. Berdasarkan Pasal 134 HIR mengenai Kompetensi Absolut dan Pasal
am

ub
136 HIR, Pengadilan Negeri Jakarta Barat setiap saat dapat menyatakan
diri tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo dan wajib
ep
memeriksa dan memutus lebih dulu Persoalan Kompetensi Absolut
k

tersebut;
ah

17. Bahwa Perjanjian Arbitrase para pihak menghilangkan kewenangan Absolut


R

si
Pengadilan untuk mengadili perkara yang diajukan kepadanya .
Berdasarkan Pasal 134 HIR, berkenaan dengan persoalan kompetensi

ne
ng

absolut, Pengadilan harus mengakui dan menyatakan dirinya tidak


mempunyai wewenang untuk mengadili sengketa sekalipun jika tidak ada

do
gu

eksepsi mengenai yurisdiksinya yang diajukan oleh salah satu pihak dalam
perkara .Untuk lebih jelasnya Tergugat mengutip Pasal 134 HIR yang
menyatakan sebagai berikut:
In
A

“Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak termasuk


wewenang Pengadilan Negeri , maka pada sembarang waktu dalam
ah

lik

pemeriksaan perkara itu , boleh diminta supaya hakim mengaku tidak


berwenang,dan hakim itupun,karena jabatannya wajib pula mengaku
m

ub

tidak berwenang”;
Lihat buku M. Yahya Harahap, S.H., “Arbitase” Edisi ke-2 Sinar Grafika,
ka

2001,halaman 86 yang menyatakan bahwa apabila dilihat dari sudut hukum


ep

secara perdata, klausula Arbitrase bersifat Absolut sehingga dengan


ah

demikian Pengadilan harus tunduk pada ketentuan yang tercantum dalam


R

Pasal 134 HIR. Terlepas dari ada atau tidak nya eksepsi,pengadilan harus
es

menyatakan bahwa ia tidak berwenang mengadili perkara.Lihat juga buku


M

ng

M. Yahya Harahap, S.H., “Arbitase” Edisi ke-2, Sinar Grafika, 2001,


on

Halaman 28 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
halaman 76 dan seterusnya yang mengutip Putusan Mahkamah Agung

si
tanggal 4 Mei 1988 Nomor 3179/K/Pdt/1984 yang menyatakan “Dalam hal
ada Klausula Arbitrase Pengadilan Negeri tidak berwenang memeriksa dan

ne
ng
mengadili gugatan baik dalam konvensi maupun dalam rekonvensi.
Pendirian Mahkamah Agung tersebut mendukung aktualisasi pembaharuan
hukum dan memotivasi tegaknya kepastian hukum dalam bidang Arbitrase;

do
gu 18. Bahwa sesuai dengan Pasal 134 dan Pasal 136 HIR, Tergugat dapat
mencadangkan haknya untuk memberikan jawaban atas pokok perkara,

In
A
maka dengan ini Tergugat mengajukan permohonan kepada Majelis Hakim
yang terhormat untuk memutuskan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Barat
ah

lik
tidak berwenang untuk memeriksa perkara ini berdasarkan alasan-alasan
tersebut diatas dalam putusan tersendiri. Untuk lebih jelasnya Tergugat
mengutip Pasal 136 HIR yang menyatakan sebagai berikut:
am

ub
“Eksepsi (tangkisan) yang dikemukakan oleh sitergugat, kecuali tentang
hal hakim tidak berwenang, tidak boleh dikemukakan dan ditimbang
ep
sendiri-sendiri, melainkan harus dibicarakan dan diputuskan bersama-
k

sama dengan pokok perkara “;


ah

Lihat pula buku Prof. Dr. R. Soepomo, S.H., “Hukum Acara Perdata
R

si
Pengadilan Negeri”, cetakan ke-13, PT Pradnya Paramita,Jakarta 1994
halaman 48 dan seterusnya yang menyebutkan bahwa eksepsi atas

ne
ng

yurisdiksi pengadilan dapat diperiksa dan diputus secara terpisah, dan buku
Wirjono Prodjodikoro (mantan Ketua Mahkamah Agung RI. ), “Hukum Atjara

do
gu

Perdata Indonesia”, cetakan ke-2 Vorkink- Van Hoeve, Bandung, 1958,


halaman 57 yang bahkan menganjurkan bahwa:
“menurut pertimbangan para pembuat para pembuat udang-undang
In
A

sebaiknya eksepsi diputus terlebih dahulu sebelum hakim memeriksa


pokok perkara”;
ah

lik

19. Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, maka sudah sepatutnya Majelis


Hakim yang Mulia pada Pengadilan Negeri Jakarta Barat menyatakan
m

ub

dirinya tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara a quo,


selanjutnya Pengadilan Negeri juga tidak mempunyai wewenang untuk
ka

memeriksa dan memutus permohonan provisi Penggugat dalam gugatan a


ep

quo;
ah

20. Bahwa dengan ini Tergugat memohon kepada Majelis Hakim untuk
R

memutuskan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Barat tidak berwenang


es

untuk memeriksa dan mengadili perkara ini;


M

ng

on

Halaman 29 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Barat telah

si
memberikan Putusan Nomor 515/Pdt.G/2012/PN.JKT.BAR. tanggal
21 November 2013, dengan amar sebagai berikut:

ne
ng
- Mengabulkan Eksepsi Tergugat mengenai Kompetensi Absolut;
- Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Barat tidak berwenang untuk
memeriksa dan memutus perkara ini;

do
gu - Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga saat ini
diperhitungkan sebesar Rp616.000,00 (enam ratus enam belas ribu rupiah) ;

In
A
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan
Penggugat putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan
ah

lik
Tinggi Jakarta dengan Putusan Nomor 247/PDT/2015/PT DKI. tanggal 6 Juli
2015;
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
am

ub
Penggugat/Pembanding pada tanggal 3 November 2015 kemudian terhadapnya
oleh Penggugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan
ep
Surat Kuasa Khusus tanggal 6 November 2015, diajukan permohonan kasasi
k

pada tanggal 10 November 2015 sebagaimana ternyata dari Risalah


ah

Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor 515/Pdt.G/2012/PN JKT.BAR. yang


R

si
dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Barat permohonan tersebut
diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di

ne
ng

Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal itu juga;


Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi/Penggugat/Pembanding

do
gu

tersebut telah diberitahukan kepada Tergugat pada tanggal 17 November 2015;


Kemudian Termohon Kasasi/Tergugat/Terbanding mengajukan
tanggapan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
In
A

Jakarta Barat pada tanggal 30 November 2015;


Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
ah

lik

alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan


dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-
m

ub

undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat
diterima;
ka

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon


ep

Kasasi/Penggugat/Pembanding dalam memori kasasinya tersebut pada


ah

pokoknya sebagai berikut:


R

1. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tidak memberikan


es

pertimbangan/alasan hukum yang cukup dalam memutus perkara a quo;


M

ng

on

Halaman 30 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta pada

si
paragraf 2 halaman 4 Putusan Pengadilan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
247/PDT/2015/PT-DKI Tanggal 6 Juli 2015, adalah sebagai berikut:

ne
ng
“Menimbang, bahwa karena pertimbangan dalam putusan Hakim Tingkat
Pertama telah tepat dan benar, maka pertimbangan hukum Hakim tingkat
pertama tersebut diambil alih dan dijadikan dasar di dalam pertimbangan

do
gu putusan Pengadilan Tinggi sendiri, sehingga putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Barat, Nomor 515/Pdt.G/2012/PNJKT.BAR, tanggal 21 November

In
A
2013 dapat dipertahankan dan dikuatkan dalam pengadilan tingkat
banding";
ah

lik
Tanggapan:
Bahwa dalam pertimbangan tersebut jelas terbukti bahwa Majelis Hakim di
tingkat banding dalam memberikan putusannya tidak memberikan
am

ub
pertimbangan hukum yang cukup serta tidak memberikan dasar putusan
dan pasal-pasal tertentu dari peraturan-peraturan yang bersangkutan atau
ep
sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili. Sehingga
k

terbukti Putusan Judex Facti tersebut bertentangan dengan:


ah

a. Ketentuan Pasal 50 ayat (1) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009


R

si
juncto Pasal 23 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, yang kutipannya

ne
ng

sebagai berikut:
“Pasal 50:

do
gu

(1) Putusan pengadilan selain memuat alasan dan dasar putusan juga
memuat pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar
In
A

mengadili"
“Pasal 23:
ah

lik

(1) Segala Putusan Pengadilan selain harus memuat alasan-alasan dan


dasar-dasar Putusan itu, juga harus memuat pula pasal-pasal
m

ub

tertentu dari Peraturan-Peraturan yang bersangkutan atau sumber


hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili”;
ka

b. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor: 3 Tahun 1974 Tentang Putusan


ep

yang harus cukup diberi pertimbangan/alasan. yang isinya sebagai


ah

berikut:
R

1. “dstnya;
es

2 dstnya;
M

ng

on

Halaman 31 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Dengan tidak/kurang memberikan pertimbangan/alasan, bahkan

si
apabila alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dapat dimengerti
ataupun bertentangan satu sama lain, maka hal demikian dapat

ne
ng
dipandang sebagai suatu kelalaian dalam acara (“vormverzuim”)
yang dapat mengakibatkan batalnya Putusan Pengadilan vang
bersangkutan dalam pemeriksaan di tingkat kasasi:

do
gu 4. Mahkamah Agung minta agar supaya ketentuan dalam undang-
undang, yang menghendaki atau mewajibkan Pengadilan untuk

In
A
memberikan alasan (“motiveringpiicht”). dipenuhi saudara-saudara
untuk mencegah kemungkinan batalnya Putusan Pengadilan
ah

lik
apabila tidak memuat alasan-alasan ataupun pertimbangan-
pertimbangan";
c. Yurisprudensi Tetap Putusan Mahkamah Agung Nomor 492 K/Sip/1970
am

ub
juncto Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 252/1968/PT. Pdt.
juncto Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Nomor 502/67 G. yang isinya:
ep
“Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan karena kurang cukup
k

pertimbangan hukumnya (onvoldoende gemotiveerd) yaitu karena


ah

dalam putusannya itu hanya mempertimbangkan soal keberatan yang


R

si
diajukan dalam memori banding dan tanpa memeriksa perkara itu
kembali baik mengenai fakta-faktanya maupun mengenai soal

ne
ng

pengetrapannya”;
Bahwa oleh karena Majelis Hakim di tingkat banding telah lalai dalam

do
gu

memberikan pertimbangan/alasan hukum yang cukup mengenai apa


yang menjadi dasar Majelis Hakim di tingkat banding dalam memberikan
putusannya, maka terbukti Majelis Hakim di tingkat banding telah salah
In
A

menerapkan hukum acara yang berlaku dengan tidak memberikan


pertimbangan hukum dalam putusannya. Dengan demikian berdasarkan
ah

lik

Pasal 30 ayat (1) huruf c Undang Undang Mahkamah Agung sangat


berdasar hukum apabila Majelis Hakim Kasasi membatalkan Putusan
m

ub

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta 247/PDT/2015/PT DKI tanggal 6 Juli


2015 juncto Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor 515/
ka

PDT.G/2012/PN JKT.BRT Tanggal 21 November 2013 dan selanjutnya


ep

mengadili sendiri dengan menerima gugatan Penggugat yang diajukan


ah

oleh Pemohon Kasasi/dahulu Penggugat;


R

2. Bahwa Majelis Hakim Judex Facti di tingkat pertama telah salah


es

menerapkan hukum yang kemudian kesalahan tersebut diikuti oleh Judex


M

ng

Facti di tingkat banding yang dengan serta merta mengambil alih


on

Halaman 32 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pengadilan Tinggi DKI

si
Jakarta 247/PDT/2015/PT DKI halaman 53 yang menyatakan sebagai
berikut:

ne
ng
“Menimbang, bahwa oleh karena sudah tegas bahwa Penggugat dan
Tergugat telah menyepakati bahwa Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI) sebagai satu-satunya pilihan forum (choice of forum) untuk

do
gu menyelesaikan segala perselisihan yang timbul, sehubungan dengan
perjanjian kredit tersebut termasuk mengenai eksistensi, validasi

In
A
(keabsahan) dan pengakhiran Perjanjian tersebut...dst”;
Perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata
ah

lik
mengandung klausul yang tidak halal, karena perjanjian tersebut hanya
menggunakan Bahasa Inggris tanpa ada Bahasa Indonesia sehingga
bertentangan dengan Pasal 31 ayat (1) Undang Undang Nomor 24 Tahun
am

ub
1999 tertanggal 9 Juli 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara
dan Lagu Kebangsaan ...dst”;
ep
Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas jelas terlihat adanya
k

kesalahan penerapan hukum yang dilakukan oleh Majelis Hakim ditingkat


ah

banding, yaitu karena di dalam pertimbangannya sama sekali tidak


R

si
memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu dengan
menolak gugatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/dahulu Penggugat

ne
ng

dengan alasan hukum, bahwa Majelis Hakim Judex Facti telah salah dalam
keputusannya yang hanya mempertimbangkan bahwa dengan disepakati

do
gu

perjanjian maka para pihak tunduk dan patuh dan mengikat bagi Para
Pihak, tanpa mempertimbangkan apakah perjanjian yang dibuat antara
Pemohon/dahulu Penggugat dengan Termohon Kasasi/dahulu Tergugat
In
A

telah sesuai dengan persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Pasal


1320 KUHPerdata, yang kutipannya adalah sebagai berikut:
ah

lik

“untuk sahnya suatu perjanjian, perlu dipenuhi empat syarat:


1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
m

ub

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;


3. Suatu hal tertentu;
ka

3. Sebab yang halal;


ep

Berdasarkan Judex Facti telah terbukti Loan Agreement Nomor 39


ah

tertanggal 23 April 2010 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., S.E.,
R

SE., M.Kn., Notaris di Jakarta oleh dan antara Pemohon Kasasi/dahulu


es

Penggugat dengan Termohon Kasasi/dahulu Tergugat dibuat menggunakan


M

ng

bahasa Inggris tanpa adanya bahasa Indonesia, dimana seharusnya


on

Halaman 33 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perjanjian yang dibuat di Negara Indonesia harus dibuat dengan memakai

si
bahasa Indonesia, apabila Termohon Kasasi/dahulu Tergugat
menggunakan bahasa Inggris seharusnya membuat juga bahasa Indonesia,

ne
ng
hal ini telah diakui oleh Mejelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat
dalam pertimbangannya halaman 52;
Bahwa perjanjian yang dibuat Termohon Kasasi/dahulu Tergugat

do
gu telah bertentangan Pasal 31 ayat (1) Undang Undang Nomor 24 Tahun
1999 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara Dan Lagu Kebangsaan,

In
A
yang kutipannya adalah sebagai berikut:
“Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau
ah

lik
perjanjian yang melibatkan lembaga Negara, instansi pemerintah
Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perorangan warga
Negara Indonesia";
am

ub
Maka berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka telah terbukti bahwa
Loan Agreement Nomor 39 tertanggal 23 April 2010 tidak memenuhi salah
ep
satu syarat sahnya perjanjian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1320
k

KUHPerdata yaitu syarat “sesuatu sebab yang halal” adalah sesuatu sebab
ah

yang dilarang oleh Undang-undang, atau bila sebab itu bertentangan


R

si
dengan kesusilaan ataupun ketertiban umum, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1337 KUHPerdata. maka akibat hukum terhadap perjanjian

ne
ng

yang bertentangan dengan undang-undang adalah batal demi hukum,


sehingga perjanjian tersebut dianggap tidak pernah ada;

do
gu

Bahwa berdasarkan fakta tersebut tidak dapat disangkal lagi Majelis


Hakim ditingkat Judex Facti telah salah dalam membuat pertimbangan
hukum yang mengatakan Termohon Kasasi/dahulu Tergugat dengan
In
A

Termohon Kasasi/dahulu Penggugat telah sepakat dan setuju terhadap isi


dari pada perjanjian baik mengenai isi tentang penyelesaian apabila terjadi
ah

lik

permasalahan hukum akibat perjanjian maka akan diselesaikan melalui


Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), maka Pengadilan Negeri
m

ub

Jakarta Barat tidak berwewenang memeriksa dan mengadili perkara a quo,


mejelis hakim dalam Judex Facti seharusnya mempertimbangkan apakah
ka

perjanjian tersebut telah sesuai dengan Pasal 1320 KUHPerdata, dan


ep

apabila tidak sesuai dengan syarat ketentuan halal maka perjanjian tersebut
ah

batal demi hukum oleh karena itu secara keseluruhan isi perjanjian tersebut
R

cacat hukum, sehingga klausul yang mengatur bahwa apabila terjadi


es

permasalahan hukum tersebut diselesaikan oleh Badan Abitrase Nasional


M

ng

on

Halaman 34 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Indonesia (BANI) tidak berlaku, maka yang berhak untuk memeriksa dan

si
mengadili perkara ini adalah pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Bahwa terkait dengan pembatalan perjanjian yang menggunakan

ne
ng
bahasa Inggris dan tidak menggunakan bahasa Indonesia, telah sesuai
dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 601 K/PDT/2015 dan
Putusan Mahkamah Agung 1572 K/PDT/2015, maka Putusan Judex Facti

do
gu tersebut patut untuk dibatalkan;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

In
A
berpendapat:
Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena putusan
ah

Judex Facti tidak salah dalam menerapkan hukum, dengan pertimbangan

lik
sebagai berikut:
Bahwa dalam perkara a quo Penggugat dan Tergugat telah sepakat
am

ub
untuk memilih BANI sebagai satu-satunya pilihan hukum (choice of forum) untuk
menyelesaikan segala perselisihan yang timbul sehubungan dengan Perjanjian
ep
Kredit, termasuk mengenai eksistensi, validitas dan pengakhiran perjanjian
k

tersebut. Oleh karena itu Pengadilan Jakarta Barat tidak berwenang untuk
ah

memeriksa dan memutus perkara a quo;


R

si
Bahwa alasan kasasi yang lainnya mengenai penilaian hasil pembuktian
yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat

ne
ng

dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan


dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan adanya kesalahan penerapan

do
gu

hukum, adanya pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam


memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan
In
A

atau bila Pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenangnya


sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
ah

lik

1985 tentang Mahkamah Agung, sebagaimana telah diubah dengan Undang


Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang
m

ub

Nomor 3 Tahun 2009;


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, ternyata
ka

putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
ep

dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh


ah

Pemohon Kasasi PT BANGUN KARYA PRATAMA LESTARI tersebut harus


R

ditolak;
es
M

ng

on

Halaman 35 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

si
Kasasi ditolak dan Pemohon Kasasi ada di pihak yang kalah, maka Pemohon
Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;

ne
ng
Memperhatikan Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang

do
gu Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang
Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundangan lain yang bersangkutan;

In
A
M E N G A D I L I:
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT BANGUN
KARYA PRATAMA LESTARI tersebut;
ah

lik
2. Menghukum Pemohon Kasasi/Penggugat/Pembanding untuk membayar
biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus
am

ub
ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada
ep
hari Selasa tanggal 26 Juli 2016 oleh Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.IP.,
k

M.Hum., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
ah

Ketua Majelis, Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H. dan Maria Anna Samiyati,S.H.,
R

si
M.H., Hakim-hakim Agung sebagai anggota dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri Para

ne
ng

Hakim Anggota tersebut dan Ayumi Susriani, S.H., M.H., Panitera Pengganti
dan tidak dihadiri oleh para pihak.

do
gu

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,


In
A

ttd./ ttd./
ah

lik

Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H. Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum.
m

ub

ttd./
ka

Maria Anna Samiyati,S.H., M.H.


ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 36 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Panitera Pengganti,

si
ttd./

ne
ng
Ayumi Susriani, S.H., M.H.
Biaya-biaya:
1. M e t e r a i…………….. Rp 6.000,00

do
gu 2. R e d a k s i…………….. Rp 5.000,00
3. Administrasi kasasi……….. Rp489.000,00

In
A
Jumlah …………………. Rp500.000,00
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
ah

lik
Atas Nama Panitera
Panitera Muda Perdata
am

ub
ep
k

Dr. PRI PAMBUDI TEGUH, S.H., M.H.


NIP. 19610313 198803 1 003
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 37 dari 37 hal. Put. Nomor 807 K/Pdt/2016


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Anda mungkin juga menyukai