PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
tuberculosis dan dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru, kulit,
tulang, persendian, selaput otak, usus, ginjal, dan sering disebut dengan ekstrapilmonal
(Darmanto, 2014).
2.2 Etiologi
tuberculosis yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat seorang pasien
tuberculosis batuk dan percikan ludah mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang
2.3 Patofisiologi
mencapai alveoli paru dan dapat tanpa gejala atau asimptomatik. Sekali kuman
tersebut mencapai paru maka kuman ini akan ditangkap oleh makrofag dan
selanjutnya dapat menyebar keseluruh tubuh (Ditjen PP & PL, 2012). Setelah
terpapar kuman TB, ada empat keadaan yang bisa terjadi yaitu pertama tidak terjadi
infeksi (ditandai dengan tes tuberkulin negative), kedua terjadi infeksi kemudian
menjadi TB yang aktif (TB primer), ketiga menjadi TB laten dimana mekanisme
laten tetapi kemudian terjadi reaktivitas dan berkembang menjadi TB aktif dalam
beberapa bulan sampai beberapa tahun kemudian (Marin & Hasibuan, 2010).
Kuman dormant
Infeksi premier (ghon) pada
Alveoli Mengalami perkejuan
Infeksi post primer
Menggangu perfusi
Hematogen Sembuh sempurna dan difusi O2
bakterimia
Ventilasi dan perfusi
tidak seimbang
Jantung Pleura peritonium
Cairan
Mual, muntah , anoreksia
pleura
Tanda dan gejala pada penyakit Tuberkulosis paru menurut Amin dan Hardhi tahun 2015
yaitu :
2.5 Klasifikasi
TB paru dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam mmenurut wahid & Imam (2013) yaitu
1) Tuberculosis minimal
Terdapat sebagian kecil infiltrate nonkavitas pada satu paru maupun kedua
Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4 cm. Jumlah infiltrat bayangan
halus tidak lebih dari 1 bagian paru.Bila bayangan kasar tidak lebih dari
Terdapat infiltrat dan kavitas yang melebihi keadaan pada moderately advanced
tuberkulosis.
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang akan terjadi pada penderita TB paru apabila tidak segera ditangani
a. Pleuritis Tuberkulosa
b. Efusi Pleura
c. perikarditis
d. Laringitis
e. TBC Milier .
g. Gagal Nafas
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan tuberkulosis paru, yaitu :
g. MYCODOT
Bayangan lesi terletak dilapang paru atas atau segmen apical lobus bawah.
Adanya klasifikasi
Bayangan millie.
pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang diberikan terdiri dari panduan obat utama dan
a) Rifampisin
mg 2-3 kali/minggu.
b) Isoniazid (INH)
c) Pirazinamid
e) Etambutol
BB/kali.
a) Empat obat anti tuberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
b) Tiga obat anti tuberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampsin 150 mg
tetap, penderita hanya minum obat 3-4 tablet sehari selama fase intensif,
sedangkan fase lanjut dapat menggunakan kombinasi dosis dua obat anti
pengobatan.
a) Kanamisin
b) Kuinolon
4-5 OAT dengan minimal 2 OAT yang masih sensitive, dengan lama
Pnderita Tb paru kasus lalai berobbat, akan dimulai pengobatan kembali sesuai
OAT STOP.
c) Berobat lebih dari 4 bulan, BTA positif, pengobatan dimulai dari awal
dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang
lebih lama.
d) Berobat kurang dari 4 bulan, BTA positif, pengobatan dimulai dari awal
e) Berobat kurang dari 4 bulan, berhenti berobat lebih dari satu bulan, BTA
f) Berobat kurang dari 4 bulan, BTA negatif, berhenti berobat 2-4 minggu,
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat, dan dapat rawat jalan. Selain OAT
kadang perlu pengobatan tambahan atau suporti untuk meninngkatkan daya tahan tubuh
tambaha.
b. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
1). Aktivitas/istirahat :
Gejala :
‐ Kelelelahan umum dan kelemahan
‐ Dispnea saat kerja maupun istirahat
‐ Kesulitan tidur pada malam hari atau demam pada malam hari,
menggigil dan atau berkeringat
‐ Mimpi buruk
Tanda :
‐ Takikardia, takipnea/dispnea pada saat kerja
‐ Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)
2). Sirkulasi
Gejala :
‐ Palpitasi
Tanda:
‐ Takikardia, disritmia
‐ Adanya S3 dan S4, bunyi gallop (gagal jantung akibat effusi)
‐ Nadi apikal (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan
mediastinal
‐ Tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat adanya udara
dalam mediatinum)
‐ TD : hipertensi/hipotensi
‐ Distensi vena jugularis
3). Integritas ego :
Gejala :
‐ Gejala-gejala stres yang berhubungan lamanya perjalanan penyakit,
masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus asa, menurunnya
produktivitas.
Tanda :
‐ Menyangkal (khususnya pada tahap dini)
‐ Ansietas, ketakutan, gelisah, iritabel.
‐ Perhatian menurun, perubahan mental (tahap lanjut)
Intervensi:
o Kaji tipe pernapasan pasien
o Evaluasi tingkat kesadaran, adanya sianosis, dan perubahan warna kulit
o Tingkatkan istirahat dan batasi aktivitas
o Kolaborasi medis pemeriksaan ACP dan pemerian
c Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nutrisi pada pasien terpenuhi.
Kriteris hasil :
o Adanya peningkatan berat badan
o Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
o Tidak ada tanda – tanda malnutrisi
o Tidak ada penurunan berat badan yang berarti
Intervensi ( NIC ) :
Intervensi:
Kriteria hasil:
Intervensi:
Intervensi ( NIC ) :
Intervensi ( NIC ) :
2.13 Implementasi
Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang sudah direncanakan
sesuai dengan keadaan pasien. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam implementasi
terdiri dari :
a. DO (melakukan), dalam kegiatan pelaksanaan implementasi bisa dengan
tindakan mandiri atau kolaboratif
b. Delegate (mendelegasikan), implementasi dapat didelegasikan dengan tanggung
jawab. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemberi delegasi yaitu apakah
tugas tersebut tepat untuk didelegaikan
c. Record (mencatat), pencatatan sangat penting sebagai dasar legalitas
keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
Asesmen dimulai : Rabu, 18-Desember-2019 Pukul : 11.00 WIB
Data diperoleh dari : Klien dan Keluarga
Cara masuk : Dengan kursi roda
Asal Pasien : IGD
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. A
b. Jenis kelamin : Laki-Laki
c. Tanggal lahir : 15 agustus 1979
d. No. RM : K.11.xx.xx
e. Usia : 40 Tahun
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Ruang rawat : BPJS 202
h. Alamat : Jl.Nyimas Melati
kota Tangerang
i. Tanggal masuk : 18 Desember 2019
j. Tgl pengkajian : 18 Desember 2019
k. DPJP : dr. A Sp.p
l. Diagnosa : Tb paru + Dispepsia
7. Anamnesa
a. Diagnosa medis saat masuk
Dispepsia + TB paru
b. Keluhan Utama
Batuk sudah 2 minggu, demam sudah 1 hari, tidak nafsu makan, mual (+)
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan pasien batuk berdahak sudah 2 minggu, memberat pada malam
hari, demam pada malam hari, batuk berdahak, mual
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah minum OAT 6 bulan 1 tahun yang lalu
e. Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
f. Obat Dari Rumah : Tidak ada
g. Tidak pernah mendapatkan obat pengencer darah
h. Riwayat Alergi.
Pasien mengatakan bahwa tidak ada alergi.
i. Riwayat Tranfusi Darah
Pasien mengatakan bahwa tidak pernah melakukan transfusi darah.
j. Golongan Darah
Pasien mengatakan golongan darah pasien O, Rhesus +
k. Riwayat Kemoterapi
Pasien mengatakan bahwa tidak pernah kemoterapi.
l. Riwayat Merokok
Iya, 1 bungkus perhari
m. Riwayat Minum-Minuman Keras
Iya
n. Riwayat Penggunaan Obat Penenang
Tidak
o. Riwayat Pernikahan
Duda
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum: Sakit Sedang
2. Kesadaran: Compos Mentis
3. GCS: 15 (E4, V5, M6)
4. Tanda Vital:
TD: 140/80 mmHg , suhu: 38,2ºC, nadi: 80 x/menit, pernafasan: 27x/mnt.
5. Antropometri: BB sebelum sakit 61 kg, BB saat sakit: 60 kg, Tinggi Badan: 165
cm
C. Pengkajian Persistem
Pengkajian persistem Hasil pemeriksaan
Sistem susunan syaraf Kesadaran: compos mentis
pusat Kepala: tidak ada kelainan
Ubun-ubun: datar
Wajah: tidak ada kelainan
Leher: tidak ada kelainan
Kejang: tidak ada
Sensorik: tidak ada kelainan
Motorik: tidak ada kelainan
Lain-lain : demam S:38,20c
Sistem penglihatan Posisi mata: simetris
Besar pupil: isokor
Kelopak mata: tidak ada kelainan
Konjungtiva: tidak anemis
Sklera: Anikterik
Alat bantu pengelihatan: tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
Sistem pendengaran Tidak ada kelainan
Tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Sistem penciuman Tidak ada kelainan
Sistem pernafasan Pola nafas: tacypneu : 26x/menit, oksigen terpasang 2
liter
Retraksi : tidak
NCH : tidak
Irama nafas: teratur
Terpasang WSD : tidak
Kesulitan bernafas : tidak
Batuk dan sekresi : ada , produktif
Warna sputum : putih
Suara nafas : ronchi
Perkusi : sonor.
Masalah : sesak nafas dengan RR 26x/menit,
terdapat batuk produktif dengan sekret berwarna
putih, suara nafas ronchi
Sistem kardiovaskuler Warna kulit: normal
Nyeri dada: tidak
Denyut nadi: teratur
Sirkulasi: akral hangat
Pulsasi: kuat
CRT : < 2 deik
Bunyi jantung : normal
Sistem pencernaan Mulut: tidak ada kelainan
Gigi: tidak ada kelainan
Lidah: bersih
Tenggorokan: tidak ada kelainan
Leher: tidak ada kelainan.
Abdomen: tidak ada kelainan
Peristaltik usus: tidak ada kelainan
Anus : tidak ada keluhan
BAB: belum
Sistem genitalia Kebersihan : bersih
Kelainan: tidak ada kelainan
BAK: lancar
Sitem integument Turgor kulit : baik elastis
Warna : normal (TAK)
Integritas : normal tidak ada luka
Sistem Pergerakan sendi : bebas
musculoskeletal Kekuatan otot : baik
Nyeri sendi : tidak ada
Oedema : tidak ada
Fraktur : tidak ada
Parese : tidak ada
Postur tubuh : normal
Sistem endokrin Mata : Tidak ada keluhan
metabolic Leher : distensi vena jugularis
Ekstremitas : Tidak ada keluhan
2. Proteksi
a. Status mental: orientasi penuh
b. Penggunaan restrain: tidak
3. Psikologis
Status psikologis : tenang
a. Kesimpulan gangguan fungsi: tidak ada
4. Kebutuhan komunikasi
a. Bicara: bicara seperti biasa
b. Bahasa sehari-hari: Bahasa Indonesia
c. Penerjemah: tidak
d. Hambatan belajar: tidak
e. Cara belajar yang disukai: audio/visual
f. Pasien atau keluarga menginginkan informasi tentang : proses penyakit,
pemeriksaan penunjang, obat dan nutrisi
Rencana keperawatan
1. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
2. Kaji adanya batuk
3. Kaji adanya sesak
4. Observasi frekuensi pernafasan
5. Anjurkan orang tua pasien untuk memposisikan pasien semi fowler
6. Libatkan orang tua untuk memberi banyak minum air hangat pada pasien
7. Pendidikan kesehatan tentang batuk efektif
8. Kolaborasi dengan DPJP
Rencana Perawatan Interdisiplin / Referal
1. Diet dan nutrisi : makan lunak
2. Rehabilitasi medik : tidak
3. Farmasi :
- IVFD RL 1500 cc/24 jam
- Levofloxacin 1 x 500 mg
- Ondansentron 3x 8 mg
- Dexametason 3x 5 mg
- OBH 3x 15 ml
- Rifampisin 1x600
- Isoniazid 1x 300
- Paracetamol
- Combivent 3x/hari
- Pulmicort 3x/ hari
D. Pemeriksaan penunjang
No RM : K.11.xx.xx
Nama pasien : Tn. A
Tanggal lahir :15 /08/1979
Dokter : dr. A, Spp
Hematologi
Hematologi rutin 1
Kesan :
Sesuai gambaran TB Paru Aktif
Tidak tampak kardiomegali
8. Penatalaksanaan medis
1. Diet dan Nutrisi : Makan lunak
2. Farmasi : 3. Oksigen 3 liter
Injeksi :
- IVFD RL 1500 cc/24 jam
- Levofloxacin 1 x 500 mg
- Ondansentron 3x 8 mg
- Dexametason 3x 5 mg
- Paracetamol 1000 mg K/P
Oral
- Ambroxol 3 x 1 tab
- Rifampisin 1x600
- Isoniazid 1x 300
Inhalasi
- Combiven 3x/hari
- Pulmicort 3x/ hari
-
PATWAYS KASUS
Kuman dormant
Proses inflamasi
DO : Penumpukan sekret di
‐ Ku : sakit Sedang bronkus
‐ Kesadaran :
compos mentis Akumulasi sekret di
‐ Pasien tampak bronkus
lemas, sulit
mengeluarkan
dahak
‐ Tanda tanda vital
:
TD : 140/80
mmHg
S : 38,20C
P : 26x/mnt
N : 80x/mnt
‐ suara nafas
ronchi
‐ terdapat batuk
produktif ,
dengan sputum
berwarna putih
kental
‐ Pemeriksaan
penunjang :
Foto Thorax
Ap/Lateral :
gambaran TB
Paru aktif
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhuubungan dengan penumpukan sekret berlebih
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
C. Rencana Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1 Bersihan jalan Setelah di lakukan Lakukan cuci tangan
nafas tidak efektif tindakan keperawatan Pakai alat pelindung
Berhubungan selama 31-45 menit di Dengar suara nafas
dengan harapkan ketidakefektifan sebelum dan sesudah
penumpukan secret bersihan jalan nafas dapat suction
berlebih, infeksi. teratasi dengan kriteria Informasikan kepada
hasil: pasien da keluarga bahwa
DS : akan di lakukan tindakan
Jumlah pernafasan
suction
Pasien mengatakan irama pernafasan
normal normal Bersihkan jalan nafas
batuk berdahak dengan suction
suara nafas
sudah 2 minggu bersih,tidak ada Posisikan pasien untuk
sianosis dan memaksimalkan ventilasi
dyspneu Keluarkan secret dengan
DO : mampu batuk atau suction
mengeluarkan Auskultasi suara nafas ,
‐ Ku : sakit Sedang catat adanya suara
sputum, mampu
‐ Kesadaran : mengeluarkan tambahan
dengan mudah Berikan brokodilator
compos mentis
menunjukan jalan Beri pelembab udara,
‐ Pasien tampak nafas yang paten kasa basah NACL basah
lemas, sulit Atur intake untuk cairan
mengoktimalkan
mengeluarkan keseimbangan
dahak Monitor respirasin dan
status O2
‐ Tanda tanda vital Bersihkan mulut dan
: secret trakea
Pertahankan jalan nafas
TD : 140/80 yang paten
mmHg Obstruksi TTV
Informasikan tehnik
S : 38,20C relaksasi untuk perbaikan
R : 26x/mnt pola nafas terhadap
keluarga pasien
N : 80x/mnt
Berikan pendidikan
‐ Dyspneu kesehatan tentang
penyakit TB
‐ suara nafas
ronchi
‐ terdapat batuk
produktif ,
dengan sputum
berwarna putih
kental
‐ Pemeriksaan
penunjang :
Foto Thorax
Ap/Lateral :
gambaran TB
paru aktif
11.00 Melibatkan keluarga untuk memberi minum air hangat pada Br Fuad
pasien
Hasil : keluarga pasien mengerti
PEMBAHASAN
Pasien masuk RS Hermina Tangerang tanggal 18 Desember 2019 jam 10.00 WIB,
penulis mengambil data pasien dan melakukan pengkajian tanggal 18 Desember 2019 jam
11.00 pagi. Pasien diperbolehkan pulang oleh DPJP tanggal 20 juni 2019 pukul 14.00
penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang
mendasari kenyataan di lapangan yang penulis temukan.
Secara umum pembahasan ini sesuai dengan tahapan proses keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi
asuhan keperawatan.
1. Kesimpulan
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobakterium Tuberculosis. Kuman ini biasanya menyerang organ paru-
paru, namun dapat juga menyerang organ lain (WHO, 2015).
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang banyak menginfeksi
manusia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
banyak menginfeksi paru dan jika di obati dengan baik penyakit ini dapat
sembuh. Transmisi penyakit biasanya melalaui saluran nafas yaitu melalui
droplet yang dihasilkan oleh pasien yang terinfeksi
Terdapat keseuaian antara teori dengan kasus, hanya saja ada beberapa
masalah didalam teori yang tidak ditemukan pada pasien saat dilakukan
pengkajian. Diagnosa yang terdapat dalam teori tidak dapat ditegakan semua
dikarenakan penulis hanya mngangkat diagnosa sesuai masalah prioritas
pasien. Dalam intervensi dan implementasi kasus dan teori pada dasarnya
sama yaitu berfokus pada tindakan keperawatan. Evaluasi teori dan kasus
sesuai hanya perbedaan istilah bahasa yang digunakan. Peran kita sebangai
perawat adalah dengan melakukan observasi agar tidak terjadi komplikasi
lebih lanjut, mengedukasi pasien dan keluarga tentang pengawasan minum
obat dan pentingnya nutrisi yang baik untuk pemulihan pasien.
2. Saran
a. Untuk pasien dan Keluarga
Diharapkan kepada pasien TB paru agar tetap patuh dalam menjalani
pengobatan agar kesembuhan dapat dicapai secara optimal. Dan bagi
keluarga sebaiknya tetap memberikan dukungan pada pasien dengan cara
selalu mengingatkan dan memotivasi pasien untuk minum obat secara
teratur serta meluangkan waktu untuk mengantarkan pasien berobat ketika
pasien membutuhkan bantuan.
b. Untuk perawat
Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat mengupgrade ilmu
keperawatan melalui seminar, pelatihan dan workshop untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan yang lebih up to date.