Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan teknologi, bidang telekomunikasi ikut berkembang dengan


meningkatnya berbagai kebutuhan masyarakat. Kemajuan dalam teknologi informasi juga
ikut berkembang sangat pesat baik informasi suara maupun data. Fasilitas layanan yang
bermacam-macam menuntut tingkat pelayanan yang maksimal dengan mengutamakan
ketepatan dan kecepatan pengiriman informasi.

Mengamati hal tersebut pemerintah dan beberapa penyedia layanan komunikasi


bersama-sama membangun suatu mega proyek yang disebut Palapa Ring. Jaringan inilah
yang akan menghubungkan seluruh daerah di Indonesia, sehingga diharapkan daerah-daerah
yang sulit dijangkau dapat memperoleh informasi dengan cepat. Diharapkan pula agar
permasalahan kesenjangan digital dapat diatasi dengan keberadaan Palapa Ring. Dengan
begitu, selanjutnya jaringan Palapa Ring akan mendukung kebijakan pemerintah dalam
penyediaan komunikasi dan informasi yang lebih efektif.

Rencana pemerintah menyebutkan bahwa Palapa Ring merupakan jaringan serat optik
pita lebar yang berbentuk cincin yang mengitari tujuh pulau yakni Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang secara fisik mengelilingi
Indonesia baik melewati dasar laut maupun melewati daratan. Hingga saat ini, perencanaan
tersebut mengalami perkembangan hingga membentuk lebih dari 11 ring besar. Kecepatan
transmisi serat optik sendiri sangat tinggi sehingga sangat baik digunakan sebagai saluran
komunikasi. Dari pandangan tersebut diharapkan proyek ini mampu menyediakan layanan
komunikasi dari voice hingga broadband sampai seluruh kota/kabupaten, sehingga akan
terjadi efisiensi investasi yang akan mendorong tarif telekomunikasi semakin murah, terjadi
percepatan pembangunan dalam sektor komunikasi khususnya di kawasan Indonesia Timur
dan kawasan Indonesia Barat, serta akan mendorong pertumbuhan penyelenggara jasa
telekomunikasi dan jasanya serta keberadaan aplikasi seperti distance learning, telemedicine,
e-goverment, dan aplikasi lainnya.

Keberadaan backbone optik sendiri sudah tampak pada wilayah Indonesia bagian
barat, sedangakan untuk kawasan Indonesia tengah dan kawasan Indonesia timur banyak
pembangunan backbone optik yang masih dalam proses perancangan dan persiapan. Padahal
perkembangan telekomunikasi sangat bergantung pada proyek Palapa Ring karena semua
sektor industri akan berdasarkan pada teknologi telekomunikasi, banyak bisnis industri yang
bergantung pada kesiapan infrastruktur ini. Misalnya saja industri perbankan. Dengan Palapa
Ring, keterjangkauan komunikasi dan informasi di wilayah-wilayah pedalaman akan sangat
terjamin sehingga pemerataan teknologi informasi sangatlah dibutuhkan.

Saat ini, proyek Palapa Ring sudah berhasil membangun beberapa ring besar di
kawasan Indonesia. Ring 1 meliputi kawasan Aceh dan Sumatera Utara. Ring 2 meliputi
Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Ring 3 menghubungkan
Batam, Pontianak, DKI Jakarta dan Bangka Belitung. Ring 4 menghubungkan DKI Jakarta,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Jawa Timur. Ring 5 meliputi Jawa Barat dan
Jawa Timur sedangkan ring 6 meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ring 7
menghubungkan Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Ring 8
menghubungkan Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi
Selatan. Ring 9 meliputi kawasan Jawa Timur dan Bali, serta ring 10 menghubungkan
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Ternate. Ring 11 akan
mengubungkan Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur.

Proyek Palapa Ring yang sudah terbangun sempurna meliputi ring 1 sampai dengan
ring 9, sedangkan pada ring 10 dan ring 11 link yang terbangun belum melewati seluruh
daerah yang direncanakan. Untuk kawasan ring 11, pembangunan sudah meliputi link
Makassar-Surabaya-Bali-Nusa Tenggara Timur, sedangkan untuk link yang menghubungkan
Makassar hingga Maumere, link tersebut belum dibangun.

Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan jaringan backbone optik untuk kawasan
Makassar-Maumere sebagai ring 11 dari proyek Palapa Ring ini. Perancangan ini diawali
dengan melakukan peramalan kebutuhan bandwidth di seluruh lokasi cakupan ring 11. Data-
data terkait lokasi perancangan diperoleh langsung dari PT.Telkom selaku salah satu
perusahaan yang ikut tergabung dalam proyek Palapa Ring ini, sedangkan data-data untuk
melakukan bandwidth forecasting diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan annual report
milik PT.Telkom. Setelah dilakukan perancangan berdasarkan spesifikasi perangkat yang
ditentukan, selanjutnya dilakukan analisis kelayakan sistem menggunakan parameter link
power budget, rise time budget dan bit error rate.
1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan rancangan sistem komunikasi
serat optik jaringan backbone kawasan ring 11 dengan menggunakan teknologi DWDM yang
mampu membawa beban trafik hingga tahun 2039, sehingga dapat memberikan layanan
terbaik di bidang komunikasi untuk masyarakat kawasan Indonesia tengah khususnya
Sulawesi dan Nusa Tenggara.

1.3 Manfaat

Tugas akhir ini memiliki beberapa manfaat antara lain :

1. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan perancangan sistem komunikasi


optik di wilayah selain link Makassar-Maumere.
2. Dapat dijadikan sebagai referensi apabila nantinya jaringan ini akan diaplikasikan.

1.4 Rumusan Masalah

Dalam perancangan sistem komunikasi serat optik ini muncul beberapa masalah yang
perlu dikaji, sehingga perancangan dapat menghasilkan rancangan yang efektif. Daerah yang
dirancang merupakan bagian dari cakupan ring 11 yakni Makassar-Maumere dengan 3 titik
lokasi untuk penempatan Beach Manhole (BMH). Perancangan ini diharapkan mampu
membawa trafik hingga tahun 2039, maka dari itu dibutuhkan beberapa data seperti data
pertumbuhan penduduk serta data trafik untuk melakukan proses peramalan kebutuhan trafik
hingga tahun 2039 tersebut.

Perancangan ini merupakan perancangan komunikasi kabel laut dengan menggunakan


teknologi DWDM, perancangan ini menggunakan jenis serat optik NZ-DSF (Non-Zero
Dispersion Shifted Fibre). Pada rancangan terdapat 3 jenis penggelaran kabel laut, yaitu kabel
laut yang ditanam di dasar laut, kabel laut yang diletakkan di permukaan dasar laut dan kabel
laut yang melayang di dalam laut, hal ini mengingat kondisi laut antara kedua pulau memiliki
kedalaman yang berbeda-beda. Selain kedalaman laut penggelaran kabel perlu
memperhatikan kondisi geografis serta kondisi aktivitas manusia di sekitar daerah tersebut,
hal ini perlu diperhatikan untuk meminimalkan gangguan yang mungkin terjadi.

Pada perancangan ini dibutuhkan beberapa perangkat yang akan menunjang


keandalan sistem, EDFA merupakan salah satu perangkat tersebut mengingat perancangan
dilakukan untuk menghubungkan daerah dengan jarak yang cukup jauh. Setelah sistem
dirancang maka dilakukan uji kelayakan sistem dengan memperhatikan beberapa parameter
penting dalam perancangan seperti rise time budget, link power budget dan bit error rate
sehingga dapat diketahui total dispersi yang akan ada dalam sistem serta kebutuhan daya dari
sistem yang dirancang. Perancangan sistem yang akan dilakukan dapat dilihat dari gambar
1.1 model sistem komunikasi serat optik ring 11, dengan rute yang dirancang ditunjukkan
dengan garis berwarna hijau.

Gambar 1.1 Model sistem komunikasi serat optik ring 11

1.5 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, masalah-masalah akan dibatasi pada :

1. Tidak membahas proses instalasi masing-masing perangkat


2. Trafik yang dibawa hanya dari layanan fixed telephone cable dan internet (speedy)
3. Pada perancangan ini hanya dilakukan proses peramalan hingga tahun 2039
4. Melakukan perancangan untuk trafik yang dibawa di ring 11
5. Perancangan dilakukan melalui 3 daerah yakni Makassar, Baubau dan Maumere
6. Tidak membahas aspek biaya dalam perancangan SKSO ini
7. Perhitungan parameter analisis hanya dilakukan dari dan hingga titik awal STO
8. Kehandalan sistem ditentukan dengan 3 faktor PLB, RTB dan BER
9. Perhitungan LPB dan RTB dilakukan secara manual sedangkan penentuan nilai BER
dilakukan melalui simulasi

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan untuk pengerjaan tugas akhir adalah desktop
study dan metode eksperimen. Desktop study yang dilakukan meliputi penggunaan data-data
yang sudah ada dari pihak perusahaan dalam pengolahan data. Sedangkan metode eksperimen
yang dipakai adalah eksperimen kuantitatif, dimana pada proses penelitian peniliti
dimungkinkan untuk memanipulasi dan meneliti sebab akibat dari penelitian. Dengan metoda
ini akan terdapat variabel yang akan dikontrol berupa variabel yang akan mempengaruhi
proses perancangan sistem komunikasi optik serta mencari korelasi dari beberapa variabel
yang dikontrol sehingga dapat dibuktikan pengaruhnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah :


BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian singkat mengenai latar belakang permasalahan, tujuan, manfaat,
rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penelitian yang
digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini, serta hal-hal yang dirasa menjadi landasan
dalam pembuatan tugas akhir.
BAB II : SISTEM KOMUNIKASI OPTIK DAN PERAMALAN
Bab ini berisi uraian konsep dan dasar teori secara umum yang mendukung dalam
perancangan yang dilakukan dalam tugas akhir ini. Baik konsep sistem komuniaksi optik
secara umum maupun sistem komunikasi kabel laut yang akan digunakan serta membahas
metode peramalan dalam pengerjaan tugas akhir..
BAB III : PERANCANGAN BACKBONE LINK MAKASSAR-MAUMERE
Bab ini berisi uraian langkah-langkah melakukan perancangan backbone optik, mulai
dari penentuan lokasi, pengumpulan data pelanggan, peramalan jumlah pelanggan hingga
tahun 2039, meramalkan kebutuhan bandwidth baik dari layanan telepon maupun layanan
internet, serta melakukan penentuan teknologi transport dari kebutuhan yang sudah
diramalkan
BAB IV : RANCANGAN DAN ANALISIS SKSO MAKASSAR-MAUMERE
Bab ini membahas hasil rancangan berupa rute kabel laut, jumlah perangkat yang
digunakan, serta analisis dari rancangan yang sudah dibuat menggunakan perhitungan pada
parameter link power budget dan rise time budget serta dengan melakukan simulasi
menggunakan optisystem.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari perhitungan dan simulasi yang telah dilakukan serta
saran bagi pembaca untuk dapat mengembangkan tugas akhir ini.

Anda mungkin juga menyukai