Anda di halaman 1dari 2

Study kritis buku Titik Balik Peradaban karya Fritjof Capra

Buku ini mencoba mengupas fenomena perubahan yang tak akan lepas dari segala bentuk
kehidupan di bumi. Dengan cara yang khas, Capra, Seorang seintis kenamaan mencoba menelaah
dinamika yang mendasari berbagai problem utama yang mendasari zaman kita; semua nya merupakan
residu peradaban yang tidak terinduksi oleh suatu system yang kita kenal dengan modernism.

Dalam buku ini penulis mencoba menanamkan dasar pemikiran universal bahwa segala krisis
yang menimpa kita sekarang ini bukanlah sekedar krisis individu, pemerintah atau lembaga sosial,
melainkan suatu transisi yang berdimensi planet. “Sebagai individu, sebagai masyarakat, sebagai
peradaban, dan sebagai ekosistem planet, kini kita tengah mencapai titik balik”(hal 18).

Meski Capra telah lama dikenal dunia sebagai seorang fisikawan modern, namun dalam setiap karyanya
ia tidak hanya menelaah berbagai permasalahan yang dialami bumi melalui pendekatan sains saja,
melainkan juga dengan pendekatan kearifan filsafat “timur”, inilah yang membedakan Capra dengan
sebagian besar Fisikawan lainnya. Untuk memahami proses transisi budaya, misalnya ia mengutip salah
satu kitab kearifan tertua dari china (I Ching); “ gerak adalah suatu yang alami, yang muncul secara
spontan,karena itu transformasi generasi tua menjadi mudah, yang lama ditinggalkan dan yang baru
diperkenalkan. Keduanya sesuai dengan perjalanan waktu”. Krisis Energi dan ekonomi global, kelaparan,
kriminalitas, polusi, perlombaan senjata adalah sebagian dari permasalahan yang diangkat melalui buku
ini. Kita sedang berada dizaman yang serba global dan universal, segala krisis dan permasalahan adalah
milik kita bersama, buku ini mungkin dapat membantuanda untuk lebih memahami berbagai fenomena
yang terjadi dibumi dan memberikan wawasan dan cara berfikir baru yang positif untuk menyongsong
perubahan yang telah, sedang dan akan terus terjadi sepanjang zaman.

Selain itu juga Fritjof Capra memaparkan bahwa saat ini manusia tengah mengalami titik balik
peradaban. Ini terlihat dari menurunnya kemampuan modernitas dalam mencapai tujuan kemanusiaan.
Satu gerak yang terbarengi oleh dahaga spiritual dan kesadaran ekologis atas tata hidup kita yang
menjadi penyempurna kemanusiaan tersebut. Modernitas yang pada awalnya menjadi alternatif tak
mampu lagi mengangkat kemanusiaan karena telah melenceng dari prinsip dasar kebudayaan. Telah
terjadi krisis multidimensional, yaitu dimensi-dimensi intelektual, moral, dan spriritual yang tidak pernah
terjadi sepanjang sejarah perjalanan umat manusia. Kini dimensi tersebut telah melahirkan berbagai
fenomena sosial dan masyarakat pada tingkat yang sangat memprihatinkan seperti kejahatan tindak
kekerasan, kecelakaan, bunuh diri, alkoholisme, penyalahgunaan obat-obatan, cacat mental, penyakit
kejiwaan dan sebagainya. Dampak krisis terhadap lingkungan berupa pencemaran akibat limbah kimia
dan nuklir sebagaimana terjadi di negara-negara maju.
Fritjof Capra berargumen bahwa kepercayaan ala Descartes pada kebenaran ilmiah masih tersebar luas
pada saat ini tercermin dalam “scientism” yang telah menjadi ciri kebudayaan barat. Penerimaan
pandangan Cartesian sebagai kebenaran mutlak dan sebagai satu-satunya cara shahih bagi pengetahuan
telah memainkan peranan penting dalam menghasilkan ketidakseimbangan budaya manusia sampati
saat ini. Selanjutnya, Capra mengatakan bahwa antara tahun 1500 dan 1700 itu terdapat satu
perubahan dramatis pada cara manusia dalam menggambarkan duniannya dan cara berpikir mereka.
Sebelum tahun 1500 pandangan dunia di eropa dan sebagian peradaban lain bersifat organik, ditandai
dengan saling ketergantungan antara fenomena spiritual dan fenomena material dan prinsip bahwa
kebutuhan masyarakat umum lebih utama daripada kepentingan pribadi.

Pandangan abad pertengahan itu berubah secara mendasar pada abad keenam belas dan ketujuh
belas. Pengertian alam semesta yang berbentuk organik digantikan oleh pengertian bahwa dunia
laksana sebuah mesin, dan mesin dunia itu kemudian menjadi metafora yang dominan pada jaman
modern. Perkembangan ini diakibatkan oleh perubahan-perubahan revolusioner dalam ilmu fisika dan
astronomi yang puncaknya pada prestasi yang dicapai oleh Copernicus, Galileo, dan Newton. Fritjof
Capra mengemukakan bahwa krisis-krisis global tersebut dapat dilacak pada cara pandang dunia
manusia modern. Pandangan dunia yang diterapkan selama ini adalah pandangan dunia mekanistik-
linier Cartesian dan Newtonian (disebut sebagai Paradigma Cartesian-Newtonian). Nah, epistemology
Cartesian-Newtonian inilah yang menurut Fritjof Capra sebagai penyebab kemunduran peradaban, yakni
ketika terjadinya pemisahan antara jiwa dan raga (ruh dan materi) dari suatu pengetahuan serta ketika
diyakini bahwa kehidupan di bumi (dunia) ini seperti mesin.

DAFTAR RUJUKAN

Capra, Fritcjof, Titik Balik Peradaban. Yogyakarta : Yayaysan Bintang Budaya, 1997

https://en.wikipedia.org/wiki/Fritjof_Capra

http://daryosusmanto.blogspot.co.id/2012/06/titik-balik-peradaban.html

http://www.greeners.co/gaya-hidup/fritjof-capra-titik-balik-peradaban/

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/bigrafi-dan-pemikiran-francis-cTitik Balik
Peradaban

Anda mungkin juga menyukai