Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT

Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan pada suatu periode waktu tertentu.
laporan ini menyediakan informasi yang membantu investor dan kreditor memprediksikan
jumlah waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan.

Kegunaan Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi membantu pengguna memprediksikan arus kas masa depan dengan
berbagai cara misalnya Para investor dan kreditor menggunakan informasi Laporan Laba
Rugi untuk :
1. mengevaluasi kinerja perusahaan sebelumnya, memeriksa pendapatan dan beban
menunjukkan bagaimana perusahaan bekerja dan memungkinkan perbandingan kinerja
perusahaan dengan pesaingnya. Misanya seorang analis menggunakan data laba rugi
yang disediakan oleh Hyundai (KOR) untuk membandingkan kinerjanya dengan toyota
(JPN)
2. memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan. informasi tentang
kinerja sebelumnya dapat membantu menentukan tren penting yang, jika berlanjut, dapat
memberikan informasi tentang kinerja masa depan.
3. membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.
informasi tentang berbagai komponen laba rugi, pendapatan, beban, keuntungan dan
kerugian menyoroti hubungan di antara komponen tersebut. Laporan laba rugi juga
membantu menilai risisko tidak tercapainya tingkat arus kas tertentu dimasa depan.

Batasan Laporan Laba Rugi


Oleh karena laba neto merupakan estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi maka
pengguna laporan laba rugi harus menyadari batasan tertentu terkait dengan informasi
tersebut.

1. perusahaan menghilangkan pos dari laporan laba rugi yang tidak dapat diukur
secara andal. Praktik terkini melarang pengakuan pos tertentu dari penentuan laba
rugi meskipun dampak dari pos ini mungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
2. jumlah laba rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Satu
perusahaan mungkin menyusutkan aset tetap secara cepat perusahaan lain memilih
penyusutan garis lurus
3. pengukuran laba melibatkan penilaian, misalnya satu perusahaan dengan itikad
baik akan dapat mengestimasikan umur manfaat aset menjadi 20 tahun sementara
perusahaan lain mengestimasikan umur manfaat aset yang sama selama 15 tahun.
Kualitas Laba
Regulator telah menyatakan kekhawatirannya bahwa motivasi untuk mempengaruhi
target laba dapat mengesampingkan praktik bisnis yang baik. motivasi tersebut mengikis
kualitas laba dan kualitas pelaporan keuangan. sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang
mantan regulator "mengelola dapat memberikan cara Untuk memanipulasi integritas hanya
menjadi ilusi".

FORMAT LAPORAN LABA

Unsur Laporan Laba Rugi


Laba neto dihasilkan dari transaksi pendapatan beban keuntungan dan kerugian.
Laporan laba rugi merangkum transaksi-transaksi tersebut.

Unsur LaporanKeuangan
Keuangan
Unsur Laporan
PENGHASILAN (INCOME). kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
PENGHASILAN (INCOME). kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
dalam bentuk arus masuk atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang
bentuk arus masuk atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemegang saham.
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemegang saham.
BEBAN (EXPENSE). penurunan memanfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
BEBAN (EXPENSE). penurunan memanfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan
bentuk arus
penurunan keluar
ekuitas atau
yang berkurangnya
tidak aset
terkait dengan atau terjadinya
distribusi liabilitassaham.
kepada pemegang yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada pemegang saham.

Pengungkapan Minimum

Pengungkapan komponen laporan laba rugi membantu pengguna untuk memahami kinerja
keuangan tahun berjalan dan memberikan dasar untuk memprediksi hasil di masa mendatang.
IFRS tidak menspesifikasikan perangkat tertentu dari komponen yang harus digunakan untuk
melaporkan informasi laporan laba rugi. Namun, laporan laba rugi paling tidak menyajikan
pos-pos berikut ini.

 Pendapatan pemasukan manfaat ekonomi selama suatu periode yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas nama perusahaan.
 Beban pajak.
 Biaya keuangan.
 Bagian dari laba atau rugi entitas asosiasi dan Ventura bersama yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas.
 Jumlah tunggal yang terdiri dari total:
1. Laba setelah pajak atau rugi operasi yang dihentikan dan
2. laba setelah pajak atau lebih yang diakui pada pengukuran nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual atau pelepasan kelompok atau pelepasan aset
yang merupakan operasi dihentikan.
 laba bersih atau rugi bersih.

Komponen Menengah Laporan Laba Rugi

Merupakan hal umum yang membagi perusahaan untuk menyajikan beberapa atau semua
bagian dan jumlah total dalam laporan laba rugi sebagai berikut

1. Bagian penjualan atau pendapatan. titik menyajikan penjualan koma diskon koma
pengisian koma imbal hasil koma dan informasi terkait lainnya. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan jumlah neto dari pendapatan penjualan.
2. Bagian beban pokok penjualan. menunjukkan beban pokok penjualan untuk
menghasilkan penjualan.
Laba Bruto. Pendapatan dikurangi beban pokok penjualan.
3. Beban penjualan. Melaporkan beban yang diakibatkan dari upaya perusahaan untuk
menghasilkan penjualan.
4. Beban Administrasi atau Umum. Melaporkan beban administrasi umum.
5. Pendapatan dan Beban Lain. Mencakup sebagian besar transaksi yang tidak
memenuhi kategori pendapatan dan beban seperti yang dijelaskan diatas. Proses
seperti keuntungan dan kerugian atas penjualan aset tetap, penurunan nilai aset, dan
beban restrukturisasi, dilaporkan dalam bagian ini. Selain itu, pendapatan Lalu seperti
pendapatan sewa, pendapatan dividen, pendapatan bunga juga sering kali dilaporkan.
6. Biaya Keuangan. Suatu pos terpisah yang Mengidentifikasi biaya pendanaan
perusahaan yang selanjutnya disebut sebagai beban bunga.
Laba Sebelum Pajak Penghasilan. Total laba sebelum pajak penghasilan.
7. Pajak Penghasilan. Bagian pendek yang melaporkan pajak yang dikenakan pada laba
sebelum pajak penghasilan.
Laba dari Operasi yang Dilanjutkan. Hasil perusahaan sebelumnya keuntungan
atau kerugian dari operasi dihentikan. Jika perusahaan tidak memiliki keuntungan
atau kerugian dari operasi yang dihentikan, maka bagian ini tidak dilaporkan dan
jumlah pada bagian ini merupakan merupakan laba neto.
8. Operasi Dihentikan. Keuntungan dan kerugian akibat penghentian komponen
perusahaan.
Laba Neto. hasil neto dari kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu.
9. kepentingan non pengendali menyajikan alokasi laba neto kepada pemegang saham
utama dan kepentingan nonpengendali
10. Laba Persaham. jumlah per lembar saham atas laba yang dilaporkan..

Laporan Laba Rugi Ringkas

Laporan laba rugi mungkin tidak dapat memuat semua perincian beban. Perusahaan hanya
memasukkan memasukkan jumlah total komponen dalam laporan laba rugi. Perusahaan juga
menyiapkan daftar tambahan untuk menghitung jumlah total. Oleh karena itu, mah bagi para
pengguna yang ingin mendalami semua data yang Dilaporkan pada operasi harus
memperhatikan daftar tambahan yang disusun sebagai daftar pendukung laporan laba rugi.
Seberapa detail yang harus berusaha disajikan dalam laporan laba rugi tanda tanya di satu sisi
koma perusahaan ingin menyajikan ringkasan laporan laba rugi sederhana sehingga pembaca
dapat dengan mudah menemukan faktor penting.

PELAPORAN DALAM LAPORAN LABA RUGI

Laba Bruto

Laba bruto Boc Hong Company dihitung dengan mengurangi beban pokok penjuala n
dari pendapatan penjualan neto. Pengungkapan pendapatan penjualan neto berguna karena
Boc Hong melaporkan pendapatan rutin sebagai pos yang terpisah. Perusahaan
mengungkapakan pendapatan tidak biasa atau insidental sebagai pendapatan dan beban
lainnya. Dengan demikian, analisis akan lebih mudah memahami dan menilai trend
pendapatan dari operasi yang dilanjutkan.

Demikian pula, peaporan laba bruto yang memberikan informasi untuk mengevaluasi
dan memprediksi laba masa depan.

Laba dari Operasi

Laba dari operasi menyoroti pos-pos yang mempengaruhi aktifitas bisnis rutin. Oleh
karena itu laba dari Operasi merupakan ukuran yang sering digunakan oleh para analisis
untuk membantu memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.

Klasifikasi Beban
Perusahaan diharuskan untuk menyajikan analisis beban yang diklasifikasi berdasarka
sifatnya (misalnya biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja langsung yang
dikeluarkan, beban pengiriman, beban iklan, imbalan kerja, beban penyusutan, dan beban
amortisasi) atau berdasarkan fungsinya (misalnya beban pokok penjualan, beban penjualan,
beban adminisstrasi)
Keuntungan dari Metode sifat beban (nature of expense method) adalah bahwa hal itu
mudah diterapkan karena tidak memerlukan alokasi beban untuk fungsi yang berbeda.
Metode Fungsi Beban (function-of-expense-method) sering dipandang sebagai
metode yang lebih relavan karena metode ini mengidentifikasi pemicu biaya utama dari
perusahaan sehingga membantu pengguna dalam menilai apakah jumlah tersebuut sesuai
dengan pendapatan yang diperoleh. Keterbatasan metode ini adalah alokasi biaya keberbagai
fungsi mungkin tidak logis seingga klasifikasi beban dapat menyesatkan.
Metode beban ini umumnya digunakan dalam praktik meskipun banyak perusahaan
percaya bahwa kedua metode tersebut memiiki keunggulan masing-masing. Perusahaan yang
demikian menggunakan pendekatan fungsi beban untuk laporan laba rugi, tetapi
menyediakan perincian beban (sebagai mana yang ada dalam pendekatan sifat beban) dalam
catatan laporan keuangan.

Keuntungan dan Kerugian

Apa yang harus dimasukkan dalam laba neto masih menjadi hal yang kontroversial.
Misalnya: apakah sebaiknya perusahaan melaporkan keuntungan dan kerugian, dan koreksi
atas pendapatan dan beban tahun sebelumnya, sebagai bagian dari saldo laba? Atau apakah
sebaiknya perusahaan menyajikan pada laporan laba rugi terlebih dahulu dan keudian
memasukkannya kesaldo laba?
Masalah ini sangat penting karena jumlah dan besarnya pos pos tersebut substansi.
Sebagian besar perusahaan mencatat penghapusan nilai aset atau keuntungan atas penjualan
aset. Beberapa pengguna berpendapat bahwa pengukuran laba yang paling berguna hanya
mencerminkan unsur pendapatan dan beban yang rutin dan berulang. Pos tidak biasa dan
tidak berulang tidak mencerminkan kekuatan laba perusahaan dimasa depan.
Sebaliknya pihak-pihak lain memperingatkan bahwa fokus laba yang tidak
memasukkan pos ini berpotensi melewatkan informasi penting tentang kinerja perusahaan.
Laba atau rugi yang dialami perusahaan, apakah secara langsung atau tidak langsung terkait
dengan operasi, memberikan kontribusi untuk profitabilitas jangka panjang.
Secara umum, IASB menyatakan bahwa pendapatan dan beban serta penghasilan dan beban
lainnya harus dilaporakan sebagai bagian dari laba operasi. Namun, perusahaan dapat
memberikan tambahan baris, judul, dan subtotal ketika penyajian pos tersebut relevan dengan
pemahaman kinerja keuangan entitas.
IFRS menunjukkan pos tambahan yang mungkin memerlukan pengungkapan dalam
laoran laba rugi untuk membantu pengguna dalam memprediksi jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan. Contoh pos yang tidak biasa adalah sebagai berikut:
 Kerugian atas penghapusan persediaan kenilai realisasi neto atau nilai aset tetap
kejumlah terpulihkan, dan pembalikan dari penghapusan tersebut.
 Kerugian atas restrukturisasi dan aktivitas perusahaan serta pembalikan dari
penyisihan untuk beban restrukturisasi tersebut.
 Keuntungan atau kerugian atas pelepasan pos aset tetap atau investasi
 Penyelesaian tuntutan hukum
 Pembalikan lain atas liabilitas

Laba Sebelum Pajak Penghasilan


Berdasarkan IFRS, perusahaan harus melaporkan biaya pendanaannya pada laporan
laba rugi. Alasan kebutuhan ini adalah untuk membedakan antara aktivitas bisnis perusahaan
(bagaimana perusahaan menggunakan modal untuk menciptakan nilai) dan aktivitas
pendanaan (bagaimana perusahaan memperoleh modal)
Seperti yang ditunjukkan, beberapa perusahaan menyaling hapus pendapatan bunga
dengan beban bunga, dan mengidentifikasinya sebagai biaya pendanaan neto atau beban
bunga neto dan pendapatan bunga neto.

Laba Neto
Laba neto mencerminkan laba setelah semua pendapatan dan beban selama perode yang
diperhitungkan.laba netto diperhitungkan banyak orang sebagai ukuran yang paling penting
dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan untuk jangka waktu tertentu
Pajak penghasilan dilaporkan pada laporan laba rugi tepat sebelum laa netto karena beban ini
tidak dapat dihitung sampai pendapatan dan beban ditentukan. Dalam praktiknya,pemaham
tentang bagaimana perusaan menghitung pajak penghasilan selama periode yang
bersangkutan merupakan hal yang penting.Misalnya bebrapa pos pedapatan mungkin
memiliki tarif pajak yang berbeda.

Alokasi kepada Kepentingan Nonpengendali

Asumsi bahwa Boc Hong Company memiliki lebih dari 50 persen saham biasa dari
LTM group.Dalah hal ini Boc Hong disebut entitas.entitas induk dan LTM group disebut
sebagai entitas annak.oleh karena kepemilikan saham nya ,Boc Hong memiliki hak
pengendali atas LTM
Jika Boc Hong Mengkuisisi 100 persen saham LTM,LTM dikatakan sebagai
perusahaan yang sepenuhnya dimiliki BocHong.ketika kepentingan kepda Bc Hong kurag
dari 100 persen,LTM merupakan perusahaan yang sebagian dimiliki Boc Hong.Berdasarkan
pengaturan ini kepemilikan atas LTM dibagi menjadi dua kelompok:
1.Kepentingan Mayoritas diwakili pemegang saham yang memegang hak pengendalian
2.Kepentingan non pengendali(sering disebut sebagai hak minoritas) yang diwakili oleh
pemegang saham yang bukan bagian kelompok pengendalian.
Laba Per Saham

Perusahaan lazimnya meringkas hasil operasi dalam satu angka penting, laba neto, Namun
dunia keuangan telah menerima secara luas angka yang lebih ringkas dan padat sebagai
indikator bisnis yang paling signifikan-laba per saham/LPS (earnings per share/EPS)

Perhitungan laba per saham biasanya sederhana. Laba per saham(LPS) adalah laba neto
yang dikurangi dividen saham preferen( laba yang tersedia bagi pemegang saham
biasa), dibagi dengan dengan rata-rata tertimbangan saham yang beredar.
Sebagai ilustrasi, asumsikan Lancer, inc. Melaporkan laba neto sebesar $350.000. perusahaan
mengumumkan dan membayar dividen preferen sebesar $50.000 untuk tahun ini. Jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun ini adalah 100.000 saham. Lancer
menghitung laba per saham sebesar $3, seperti yang ditunjukan pada ilustrasi dibawah ini

Laba Neto−dividen Saham Preferen


=Laba Per Saham
Rata−Rata Tertimbang SahamBiasa Yang Beredar

$ 350.000−$ 50.000
=$ 3
100.000

Perhatikan bahwa LPS mengukur jumlah dolar yang diterima oleh masing-masing saham
biasa. LPS tidak merepresentasikan jumlah dolar yang dibayarkan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen.

Prospektus, materi proxy, dan laporan tahunan kepada pemegang saham biasa menggunakan
rasio “laba neto per saham”. Media keuangan dan analis sekuritas juga menyoroti LPS. Oleh
karena kepentinganya LPS, perusahaan harus mengungkapkan laba per saham pada
lembar muka laporan laba rugi.

Banyak perusahaan memiliki struktur modal sederhana yang hanya mencakup saham biasa.
Untuk perusahaan tersebut, penyajian “laba per saham” sesuai dengan laporan laba rugi.
Namun, banyak dalam kasus, laba per saham perusahaan berpotensi mengalami dilusi
(penurunan) di masa depan karena kontijensi yang ada memungkinkan penerbit saham
tambahan.

Singkatnya, kesederhanaan dan ketersedian LPS digunakan secara luas. Oleh karena
pentingnya informasi yang terkandung dalam laba per saham bagi masyarakat, bahkan
dengan pengetahuan yang baik maka perusahaan harus membuat angka LPS sebagai ukuran
yang bermakna.

Operasi yang Dihentikan

IASB mendefinisikan operasi yang dihentikan ( discontion operation) sebagai komponen


dari entitas yang telah dilepaskan, atau diklasifikasikan sebagai dimiliki unutk dijual, dan :

1. Merupakan lini bisnis utama atau wilayaj geografis operasi, atau


2. Merupakan bagian dari rencana tunggal yang dikoordinasikan bersama untuk
melepaskan lini bisnis utama atau wilayah geografis operasi, atau
3. Merupakan entitas anak yang diakuisisi secara eklusif dengan pandangan untuk dijual
kembali.

Misalnya, asumsikan bahwa Softo Inc mengalami kerugian atas merek tertentu dalam
kelompok produk perawatan kecantikan miliknya. Akibatnya, Softo memutuskan untuk
menjual bagian bisnisnya tersebut. Perusahaan akan menghentikan setiap keterlibatkan
berkelanjutan dalam kelompok produk setelah penjualan. Dalam hal ini, Softo mengeliminasi
operasi dan arus kas dari kelompok produk operasi yang sedang berjalan, dan melaporkannya
sebagai operasi yang dihentikan.
Di sisi lain, anggaplah Softo memutuskan untuk tetap dalam bisnis kecantikan perawatan,
tetapi akan mengehentikan merek yang mengalami kerugian. Oleh karena Softo tidak bosa
membedakan arus kas dari merek yang arus kasnya berasaln dari kelompok produk sebagai
satu kesatuan, maka Softo tidak dapat mempertimbangkan merek sebagai suatu komponen.
Softo tidak mengklasifikasikan setiap keuntungan atau kerugian atas penjualan merek sebagai
operasi yang dihentikan.

Perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian dari pelepasan komponen bisnis


sebagai operasi yang dihentikan (dalam katagori laporan laba rugi tersendiri). Selain itu,
perusahaan melaporkan hasil operasi dari komponen yang telah atau akan dilepaskan
secara terpisah dari operasi yang dilanjutkan. Perusahaan menunjukan dampak operasi yang
dihentikan setelah dikurangi pajak sebagai katagori yang terpisah, setelah operasi yang
dilanjutkan.

laba dari operasi dilanjutkan $20.000.000

operasi dihentikan

kerugian dari operasi divisi elektronik yang dihentikan

(setelah dikurang pajak) $300.000

Kerugian dari pelepasan divisi elektronik

(setelah dikurangi Laba neto) $500.000 800.000

$19.200.000

Perusahaan menggunakan frasa “laba dari operasi yang dilanjutkan” hanya jika
terjadi keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan.

Perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan harus melaporkan per jumlah
saham untuk item baris dari lembar muka laporan laba rugi atau dalam catatan atas laporan
keuangan.

Alokasi Pajak Antarperiode


Perusahaan melaporkan operasi yang dihentikan dalam laporan laba rugi setelah dikurangi
pajak. Alokasi pajak untuk pos laporan laba rugi ini disebut alokasi pajak antarperiode
(intraperiod tax allocation), yaitu alokasi dalam suatu periode. Hal ini berkaitan beban pajak
penghasilan (provisi atau penyisihan pajak penghasilan) dari periode fiskal untuk pos tertentu
yang menimbulkan jumlah provisi pajak penghasilan.
Alokasi pajak antarperiode membantu pengguna laporan keuangan lebih memahami
pengaruh pajak penghasilan pada berbagai komponen laba neto. Pendekatan ini akan
membantu pengguna untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa
depan dengan lebih baik. Selain itu, alokasi pajak antarperiode menghalangi pembaca laporan
menggunakan pengukuran kinerja sebelum pajak saat mengevaluasi hasil keuangan, sehingga
mengakui bahwa beban pajak penghasilan adalah biaya riil. Perusahaan menggunakan alokasi
pajak antarperiode pada laporan laba rugi untuk item berikut : (1) laba dari operasi yang
dilanjutkan dan (2) operasi yang dihentikan. Konsep umumnya adalah “membiarkan pajak
mengikuti laba.”
Untuk menghitung beban pajak penghasilan yang dapat diatribusikan ke “Laba dari
operasi yang dilanjutkan,” perusahaan akan menghitung beban pajak penghasilan yang terkait
dengan transaksi pendapatan dan beban maupun pendapatan dan beban lain yang digunakan
dalam menentukan subtotal laba ini. (Dalam perhitungan ini, perusahaan tidak
mempertimbangkan konsekuensi pajak atas item yang tidak dimasukkan untuk menentukan
“Laba dari operasi yang dilanjutkan”). Perusahaan kemudia mengaitkan pengaruh pajak yang
terpisah (misalnya, untuk operasi dihentikan).

Operasi yang Dihentikan (Keuntungan)


Dalam menerapkan konsep alokasi pajak antarperiode, asumsikan bahwa Schindler Co.
memiliki laba sebelum pajak penghasilan sebesar $250.000. Perusahaan memiliki keuntungan
sebesar $100.000 dari operasi yang dihentikan. Dengan mengasumsikan tarif pajak
penghasilan sebesar 30%, Schindler menyajikan laporan laba rugi sebagai berikut.
Laba sebelum pajak penghasilan $250.000
Pajak penghasilan 75.000
Laba dari operasi yang dilanjutkan 175.000
Keuntungan atas operasi yang dihentikan $100.000
Dikurangi: Pajak penghasilan yang berlaku 30.000 70.000
Laba neto $245.000

Operasi yang Dihentikan (Kerugian)


Untuk mengilustrasikan pelaporan kerugian dari operasi yang dihentikan, asumsikan
bahwa Schindler Co. memiliki laba sebelum pajak penghasilan sebesar $250.000. Perusahaan
menderita kerugian dari operasi yang dihentikan sebesar $100.000. Dengan mengasumsikan
tarif pajak sebesar 30%, Schindler menyajikan pajak penghasilan dalam laporan laba rugi
sebagaimana berikut.
Laba sebelum pajak penghasilan $250.000
Pajak penghasilan 75.000
Laba dari operasi yang dilanjutkan 175.000
Kerugian atas operasi yang dihentikan $100.000
Dikurangi: Pengurangan Pajak penghasilan yang berlaku 30.000 70.000
Laba neto $105.000

Perusahaan mengklarifikasikan operasi yang dihentikan dari komponen bisnis sebagai


bagian yang terpisah dalam laporan laba rugi, setelah “Laba dari operasi yang dilanjutkan”.
Perusahaan menyajikan pendapatan dan beban lain pada bagian yang terpisah, sebelum laba
dari operasi. Pemberian angka laba menengah dapat membantu pembaca laporan keuangan
untuk mengevaluasi informasi laba dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas
masa depan.

ISU PELAPORAN LAINNYA


Perubahan Akuntansi dan Kesalahan
Perubahan prinsip akuntansi, perubahan estimasi, dan koreksi kesalahan memerlukan
ketentuan pelaporan yang unik.
Perubahan Prinsip Akuntansi
Salah satu jenis perubahan akuntansi terjadi ketika perusahaan mengadopsi prinsip
akuntansi yang berbeda. Perubahan prinsip akuntansi (changes in accounting principle)
mencakup perubahan metode penetapan harga persediaan dari FIFO ke biaya rata-rata, atau
perubahan akuntansi untuk kontrak konstruksi dari persentase penyelesaian menjadi metode
penyelesaian kontrak.
Perusahaan mengakui perubahan prinsip akuntansi dengan membuat penyesuaian
retrospektif terhadap laporan keuangan. Penyesuaian tersebut menyajikan kembali laporan
tahun-tahun sebelumnya secara konsisten dengan prinsip yang baru diadopsi. Perusahaan
mencatat dampak kumulatif dengan adanya perubahan untuk periode sebelumnya sebagai
penyesuaian awal saldo laba tahun yang disajikan. Berdasarkan pendekatan retrospektif,
perusahaan menyajikan kembali angka laba tahun sebelumnya dengan menggunakan metode
yang baru diadopsi. Oleh karena itu, pendekatan ini mempertahankan komparabilitas
antartahun.

Perubahan Estimasi
Estimasi merupakan suatu hal yang melekat dalam proses akuntansi. Tidak jarang pula,
karena waktu, situasi, atau informasi baru, bahkan estimasi yang awalnya dibuat dengan
itikad baik harus diubah. Perusahaan memperhitungkan perubahan estimasi (changes in
estimates) tersebut pada periode perubahan jika perubahan itu hanya memengaruhi periode
tersebut, atau pada periode perubahan dan periode mendatang jika perubahan memengaruhi
kedua periode tersebut. Perusahaan tidak menangani perubahan estimasi secara
retrospektif. Artinya, perubahan tersebut tidak dibawa kembali untuk disesuaikan dengan
tahun sebelumnya. Perubahan estimasi tidak dianggap sebagai kesalahan.

Koreksi Kesalahan
Kesalahan terjadi sebagai akibat dari kesalahan matematis, kesalahan dalam penerapan
prinsip akuntansi, atau penyalahgunaan fakta yang ada pada saat laporan keuangan disusun.
Kesalahan tersebut melibatkan pos-pos seperti pelaporan yang tidak sesuai atas pendapatan,
akuntansi untuk opsi saham, penyisihan piutang, persediaan, dan provisi lainnya. Perusahaan
mengoreksi kesalahan dengan membuat ayat jurnal dalam akun yang tepat dan melaporkan
koreksi dalam laporan keuangan. Koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya (prior period adjustments), mirip dengan perubahan prinsip akuntansi.
Perusahaan mencatat koreksi kesalahan pada tahun dimana kesalahan tersebut ditemukan.
Perusahaan melaporkan kesalahan dalam laporan keuangan sebagai penyesuaian saldo awal
atas saldo laba. Jika perusahaan menyusun laporan keuangan komparatif, maka perusahaan
harus menyajikan kembali laporan sebelumnya untuk dampak kesalahannya.

Laporan Saldo Laba

Laba neto meningkatkan saldo laba. Rugi neto menurunkan saldo laba. Dividen tunai
dan dividen saham menurunkan saldo laba. Perubahan prinsip akuntansi (secara umum) dan
penyesuaian periode sebelumnya dapat meningkatkan atau mengurangi saldo laba.
Perusahaan membebankan atau mengkreditkan penyesuaian ini (setelah dikurangi pajak)
pada saldo awal atas saldo laba. Hal ini tidak termasuk penyesuaian dari penentuan laba neto
untuk periode berjalan.

Rekonsiliasi dari saldo awal hingga saldo akhir laba memberikan informasi tentang
mengapa aset neto meningkat atau menurun selama tahun yang bersangkutan. Hubungan
antara pembagian dividen dengan laba neto pada periode berjalan menunjukkan apa yang
telah dilakukan manajemen terhadap laba perusahaan: ini mungkin “membajak kembali” ke
bagian bisnis atau semua laba, mendistribusikan laba tahun berjalan, atau mendistribusikan
laba tahun berjalan ditambah akumulasi laba tahun sebelumnya.

Batasan saldo laba

Dalam beberapa kasus, perusahaan memindahkan jumlah saldo laba yang dibatasi ke
akun berjudul Saldo Laba Dicadangkan (appropriated retained earnings). Bagian saldo
laba dapat melaporkan dua jumlah yang terpisah 1) saldo laba bebas (tidak terbatas) 2) saldo
laba dicadangkan (terbatas). Total kedua jumlah tersebut sama dengan keseluruhan saldo
laba.

Laba Rugi Komprehensif

Perusahaan memasukkan pos – pos yang tidak diakui dalam laporan laba rugi pada
sebuah ukuran yang disebut laba rugi komprehensif. Laba Rugi Komprehensif mencakup
semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh
pemilik dan distribusi kepada pemilik. Oleh karena itu, laba rugi komprehensif meliputi :
semua pendapatan dan keuntungan, beban dan kerugian yang dilaporkan dalam laba neto,
serta semua keuntungan dan kerugian yang tidak diakui dalam laba neto, tetapi memengaruhi
ekuitas. Pos- pos ini- perubahan ekuitas non pemilik yang tidak diakui dalam laporan laba
rugi- disebut dengan penghasilan komprehensif lain.

IASB memutuskan bahwa perusahaan harus menunjukkan komponen penghasilan


komprehensif lain dengan salah satu cara : (1) laporan laba rugi kedua, atau (2) laporan
gabungan laba rugi komprehensif. Terlepas dari format yang digunakan, perusahan harus
menambahkan laba neto pada penghasilan komprehensif lain untuk menghitung laba rugi
komprehensif. Perusahaan tidak diwajibkan untuk melaporkan informasi laba per saham
terkait dengan laba rugi komprehensif.
Laporan laba rugi kedua

Pelaporan laba rugi komprehensif dalam laporan keuangan tersendiri menunjukkan bahwa
keuntungan dan kerugian diidentifikasi sebagai penghasilan komprehensif lain memiliki
status yang sama sebagai keuntungan dan kerugian tradisional. Dengan menempatkan laba
neto sebagai titik awal dalam laporan laba rugi komprehensif, berarti menekankan hubungan
laporan tersebut dengan laporan laba rugi tradisional.

Laporan gabungan laba rugi komprehensif

Pendekatan kedua untuk melaporkan penghasilan komprehensif lain adalah laporan


gabungan laba rugi komprehensif. Dalam pendekatan ini, laba neto tradisional adalah
subtotal, dengan total laba rugi komprehensif ditunjukkan sebagai total akhir. Laporan
gabungan memiliki keunggulan karena tidak memerlukan pembuatan laporan keuangan baru.
Namun, menjadikan laba neto sebagai subtotal dalam laporan tersebut adalah suatu kerugian.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Selain laporan laba rugi yang komprehensif, perusahaan juga diwajibkan untuk menyajikan
laporan perubahan ekuitas. Ekuitas umumnya terdiri dari modal saham-biasa, premi
saham-biasa, saldo laba, dan saldo akumulasi penghasilan komprehensif lain. Laporan ini
menyajikan perubahan setiap akun ekuitas dan total ekuitas untuk periode tersebut. Pos-pos
yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut :

1. Laba rugi komprehensif untuk periode tersebut.


2. Kontribusi (penerbitan saham) dan distribusi (dividen) kepada pemilik
3. Rekonsiliasi jumlah tercatat masing – masing komponen ekuitas dari awal hingga
akhir periode.

Dengan memberikan informasi tentang komponen laba rugi komprehensif, serta akumulasi
penghasilan komprehensif lain, perusahaan mengomunikasikan informasi tentang semua
perubahan aset neto. Dengan informasi ini, pengguna akan lebih memahami kualitas laba
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai