MELENA”
Oleh :
NIDA FITRIA
NIM : 2019.04.052
2019-2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HEMATEMESIS MELENA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran tinja yang
berwarna hitam seperti teh yang mengandung darah dari pencernaan. Warna
hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antar darah dengan
asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti
(bekuan/gumpalan atau cairan berwarna merah cerah) atau berubah karena enzim
dan asam lambung, menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi.
Memuntahkan sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran
nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan perdarahan saluran
pencernaan atas yang signifikan. Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan
hitam seperti aspal, dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan
perdarahan saluran pencernaan atas serta dicernanya darah pada usus halus (Davey,
2005).
Melena adalah keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang mengandung
campuran darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus proksimal (Grace &
Borley, 2007).
Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal, dan
dicernanya darah pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam berasal dari
konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam. Sumber perdarahannya
biasanya juga berasal dari saluran cerna atas. ( Sylvia, A price. 2005 ).
(SCBA) yang termasuk dalam keadaan gawat darurat yang dapat terjadi karena
pecahnya varises esofagus, gastritis erosif, atau ulkus peptikum. (Arief Mansjoer,
2000 : 634)
2. Etiologi
dan lain-lain.
e. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
alkohol, dan lai-lain. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal
a. Anatomi
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
mempersiapkan nya untuk diasimilasi tubuh. Selain itu mulut memuat gigi untuk
mengunyah makanan, dan lidah yang membantu untuk cita rasa dan menelan.
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
1) Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
2) Tenggorokan ( Faring)
dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil
( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
(Syaifudin. 2006)
4) Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
(Syaifudin. 2006)
6) Usus besar
dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia,
burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum
yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
(Kus. 2004).
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB) (Kus.
2004)
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan
10) Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan
11) Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ
menimbulkan sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. Di
dalam saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim.
Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolus
1 liter
pilorus.
dalam makanan.
Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin B12 tidak dapat
diserap.
5. Sekresi Gastrin
Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari
kolon, sekum, apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima
500 ml kimus dari usus halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon
terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna, komponen empedu yang
tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi merupakan
feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum
sfingter anus internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta
kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus
(terdiri dari otot rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi. Peregangan
awal di dinding rektum menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid
simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi
varises.
yang berat disertai adanya bekuan dan pengobatan syok refrakter meningkatkan
riwayat perdarahan saluran cerna bagian atas singkat berulang (sering disertai
2005).
darah (coagulopathy) seperti pada hemophilia, sirosis hati dan lain-lain. Malahan
hati.
Khusus pada pecahnya varises esophagus ada 2 teori, yaitu teori erosi yaitu
pecahnya pembuluh darah karena erosi dari makanan yang kasar (berserat tinngi
dan kasar), atau minum OAINS (NSAID), dan teori erupsi karena tekanan vena
porta yang terlalu tinggi, yang dapat pula dicetuskan oleh peningkatan tekanan
intra abdomen yang tiba-tiba seperti pada mengejan, mengangkat barang berat, dan
lain-lain.
Dapat pula secara sekunder, seperti pada kegagalan hati, uremia, DIC, dan
Ketidakefektifan
HEMATEMESIS MELENA
pola nafas Nyeri akut
a. Gelisah
f. Rasa kembung
7. Komplikasi
c. Aspirasi pneumoni (infeksi paru yang terjadi akibat cairan yang masuk saluran
napas)
(Mubin, 2006)
8. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis, ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi
gula, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi
2) Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na,K,Ca
3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
b. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan fisik
Anemia
Demam
2) Pemeriksaan khusus
Colon rektal
Rektosigmoideskopi
Barium enema
Barium meal
3) Pemeriksaan laboratorium
LED
Hipokalsemia
Avitaminosis D
4) Radiologis
5) Kolonoskopi
9. Penatalaksanaan medis
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin
dan sebaiknya diraat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan yang teliti
dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan
3) Infus cairan langsung dipasang & diberilan larutan garam fisiologis slama
Tujuan pemasangan pipa naso gastrik adalah untuk aspirasi cairan lambung,
perdarahan akan berhenti. Kumbah lambung ini akan dilakukan berulang kali
memakai air sebanyak 100- 150 ml sampai cairan aspirasi berwarna jernih dan
bila perlu tindakan ini dapat diulang setiap 1-2 jam. Pemeriksaan endoskopi
Pitresin mempunyai efek vasokoktriksi, pada pemberian pitresin per infus akan
varises dapat berhenti. Perlu diingat bahwa pitresin dapat menrangsang otot
polos sehingga dapat terjadi vasokontriksi koroner, karena itu harus berhati-hati
iskemik.
pemasangan SB tube yang berat seperti laserasi dan ruptur esofagus, obstruksi
f. Tindakan operasi
Tindakan operasi yang basa dilakukan adalah : ligasi varises esofagus, transeksi
perdarahan berhenti dan fungsi hari membaik. Selain cara-cara diatas, adapula
sebagai berikut :
b) Diathermy coagulation
c) Adrenalin injection
B. Konsep asuhan keperawatan teoritis
1. Pengkajian
Nama, Umur (biasanya bisa usia muda maupun tua), Jenis kelamin (bisa laki-
b. Keluhan utama
biasanya keluhan utama kx adalah muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba.
c. Riwayat kesehatan
keluhan utama pasien adalah muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba
ulserogenik
kembung, dan nafsu makan menurun, dan intake nutrisi harus daam bentuk
4) Pola eliminasi
terjadi konstipasi atau diare. Perubahan warna feses menjadi hitam seperti
petis, konsistensi pekat. Sedangkan pada BAK, warna gelap dan konsistensi
pekat.
perut membesar karena ascites dan kulit mengering, bersisik agak kehitaman.
Dengan adanya perawatan yang lama makan akan terjadi hambatan dalam
pada siklus haid atau dapat terjadi aminore dan hal ini tentu saja
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Sistem respirasi
hipoksia, ascites.
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal.
Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritus perifer.
5) Sistem persyarafan
penurunan / tak adanya bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap
Terauptik
2. Membran mukosa lembab 1. Pertahankan akses IV
EdEdukasi
2. Anjurkan membatasi aktivitas
3. Intake oral dan intravena adekuat
observasi
1. Monitor TTV
2. Nyeri akut 2. Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 nyeri menjadi berat
cedera biologis jam diharapkan nyeri dapat berkurang
3.terauptik
Dengan kriteria hasil : 1. Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam
1. Melaporkan nyeri berkurang 2. Ajarkan prinsip dari manajemen nyeri
2. Ekspresi wajah tidak menyeringai kolaborasi
3. Pasien tidak gelisah
1. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat golongan analgetik
3. Gangguan pertukaran
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
gas berhubungan setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor frekuensi,irama,
dengan penurunan selama 2x24 jam diharapkan gangguan kedalaman upaya napas
ekpansi paru pertukaran gas terpenuhi: 2. Monitor nilai AGD
1. PO2 dan PO2 menurun 3. Monitor saturasi oksigen
2. Pola napas membaik 4. Monitor pola napas
3. Tidak ada pernapasan cuping hidung
Terauptik
4. Pengembangan retraksi dinding dada 1. Posisikan semi fowler
membaik 2. Berikan o2 tambahan
Edukasi
Grace, P. A. dan Borley, N.R. 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1(3rd ed.). Jakarta: Media.
Aesculapius.
Nurari. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-
NOC. Yogyakarta : Media Action Publishing.
Price, Sylvia A dan Wilson, Lorrain M, 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-