Anda di halaman 1dari 21

REVIEW MATERI

BAHASA INDONESIA

OLEH:

MADE TURANGGA MANDALA YUDA


1817051149
2A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2019

1
PEMBAHASAN

1. Kalimat Efektif
Menurut Akhadiah, Arsjad, & Ridwan (1988), Kalimat Efektif adalah kalimat yang
benar dan jelas sehingga mudah dipahami orang lain secara tepat dan dapat mengungkapkan
suatu gagasan berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi:
unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, aturan-aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan, pemilihan kata (diksi).
Menurut Dibia & Dewantara (2017), ada 3 struktur kalimat efektif yaitu:
a) Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur
wajib dan unsur tak wajib (unsur manasuka). Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam
sebuah kalimat (unsur S/subjek dan P/predikat), sedangkan unsur tak wajib adalah unsur yang
boleh ada dan boleh tidak.
b) Struktur Kalimat Paralel
Struktur kalimat paralel adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang
digunakan dalam susunan serial.
 Kesejajaran Bentuk
 Kesejajaran Makna
 Kesejajaran dalam perincihan pilihan
c) Struktur Kalimat Periodik
Pada struktur kalimat periodik unsur-unsur tambahan terlebih dahulu dikemukakan
kemudian muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian para pembaca
atau pembicara terhadap pendengarnya.
Adapun ciri-ciri kalimat efektif dalam (Akhadiah, Arsjad, & Ridwan, 1988) sebagai
berikut:
a) Kesepadanan dan Kesatuan
Syarat pertama bagi kalimat efektif mempunyai struktur yang baik. Artinya kalimat
itu harus mempunyai unsur-unsur subjek dan predikat, atau bisa ditambah dengan objek,
keterangan. Unsur-unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan melahirkan keterpaduan arti
yang merupakan ciri keutuhan kalimat.
b) Kesejajaran

1
Yang dimaksud dengan kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat ialah penggunaan
bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dipakai dalam susunan
serial. Kesejajaran akan membantu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.
c) Penekanan dalam Kalimat.
Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide) pokok. Inti pikiran ini biasanya ingin
ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Seorang pembicara biasanya akan
memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara,
dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi
penekanan dalam kalimat, antara lain:
 Posisi dalam kalimat
 Urutan yang logis
 Pengulangan kata
d) Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase
atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal
gramatikal dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang
menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur-unsur penghematan yang
harus diperhatikan sebagai berikut:
 Pengulangan subjek kalimat
 Hiponim dihindarkan
 Pemakaian kata depan “dari” dan “daripada”
e) Kevariasian
Kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan.
Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola kalimat yang sama akan membuat
suasana menjadi monoton sehingga akan menimbulkan kebosanan pada pembaca. Oleh sebab
itu, dalam penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi. Kevariasian ini
tidak kita temukan dalam kalimat per kalimat atau pada kalimat-kalimat yang dianggap
sebagai struktur bahasa yang berdiri sendiri. Ciri kevariasian akan didapatkan kalau kalimat
yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain. Adapun jenis variasi kalimat sebagai
berikut:
 Variasi dalam pembukaan kalimat
 Variasi dalam pola kalimat
 Variasi dalam jenis kalimat

2
 Variasi bentuk aktif-pasif
2. Paragraf
Menurut Salamadian (2018), Paragraf adalah kumpulan kalimat yang biasanya
mempunyai satu ide pokok dan cara penulisannya sedikit menjorok ke bagian dalam atau
menggunakan garis baru. Nama lain dari paragraf adalah alinea.
Menurut Akhadiah, Arsjad, & Ridwan (1988), Paragraf merupakan inti penuangan
buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam paragraph tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat
utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Paragraf menandakan letak dimana suatu tema dimulai dan berakhir. Oleh karena itu,
pembentukan sebuah paragraf sekurang-kurangnya mempunyai tujuan (Dibia & Dewantara,
2017):
a) Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dengan
tema yang lain. Oleh karena itu, tiap paragraf hanya boleh mengandung satu tema.
Jika terdapat dua tema, maka paragraf tersebut harus dipecah menjadi dua paragraf.
b) Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk
memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada akhir kalimat.
Dengan perhentian yang lebih lama ini, memungkinkan konsentrasi terhadap tema
paragraf lebih terarah.
Ada 5 kegunaan dari paragraf antara lain [CITATION Ale10 \l 1033 ]:
a) Untuk mengekspresikan suatu gagasan dalam bentuk sebuah tulisan dengan
memberikan suatu bentuk pikiran dan sebuah perasaan dengan serangkaian suatu
kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
b) Untuk menandai sebuah peralihan gagasan baru bagi sebuah karangan yang terdiri
beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti suatu pikiran juga.
c) Untuk memudahkan dalam suatu pengorganisasiaan gagasan bagi sih penulis dan
memberikan kemudahan dalam pemahaman bagi sih pembacanya
d) Untuk memudahkan dalam pengembangan sebuah topik karangan ke dalam satuan unit
pikiran yang lebih kecil.
e) Untuk memudahkan dalam pengendalian variabel, terutama dalam karangan yang
terdiri dari beberapa variabel.

3
Dalam pengembangan paragraf, kita harus menyajikan dan mengorganisasikan
gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyarataan. Setidaknya ada tiga syarat
yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf, yaitu: kesatuan, kepaduan atau koherensi, dan
kelengkapan atau kecukupan pengembangan paragraf
a) Kesatuan
Sebuah paragraf tentunya hanya mengandung satu tema atau satu gagasan
utama. Gagasan itu harus ditunjang oleh gagasan-gagasan penjelas yang berhubungan
dengan gagasan utama. Dengan kata lain, ide-ide atau gagasan-gagasan penjelas tidak
boleh bertentangan dengan gagasan utama. Penyimpangan terhadap gagasan utama
akan mengakibatkan unsur kesatuan kalimat terganggu dan dapat menyulitkan
pembaca untuk memahaminya (Dibia & Dewantara, 2017).
b) Kepaduan atau Koherensi
Kepaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila kalimat-kalimat yang
menyusun paragraf itu terjalin secara logis dan gramatikal, dan berkaitan satu sama
lain untuk mendukung gagasan utama. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam
sebuah paragraf itu terpadu, berkaitan satu sama lain, untuk mendukung gagasan
utama. Untuk membangun kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf, penulis dapat
menggunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur yang
parallel (Akhadiah, Arsjad, & Ridwan, 1988).
c) Kelengkapan atau Kecukupan Pengembangan Paragraf
Suatu paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya,
paragraf dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan atau hanya diperluas
dengan pengulangan-pengulangan (Dibia & Dewantara, 2017).

Berdasarkan jenisnya, paragraf dapat dibedakan menjadi (Dibia & Dewantara, 2017):
a) Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
 Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka adalah jenis paragraf yang berfungsi sebagai pengantar
untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Oleh sebab itu, paragraf
pembuka harus menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
 Paragraf Penghubung

4
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf
pembuka dan paragraf penutup. Paragraf ini bertujuan untuk menghubungkan dan
mengambangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah
dirumuskan di dalam paragraf pembuka. Contoh-contoh, ilustrasi, inti
permasalahan, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf pengembang.
 Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang mengakhiri sebuah karangan. Biasanya
paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat pula paragraf
penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam
paragraf penghubung. Bentuk paragraf penutup bisa bervariasi bisa dalam bentuk
kesimpulan, ringkasan, atau hanya sekedar harapan atau komentar. 
b) Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
 Paragraf Deduktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi
menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode
berpikir deduktif , dari yang umum ke yang khusus. Dengan cara menempatkan
gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok
tersebut mendapatkan penekanan yang wajar.
 Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau
perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini
dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal
yang umum. Jadi, pada dasarnya paragraf induktif memiki kalimat utama pada
akhir paragraf.
 Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat
utama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok.
 Paragraf Tanpa Kalimat Utama atau Kalimat Utama pada Seluruh Paragraf
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di
seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan
dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi.

5
 Paragraf Ineratif
Parragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-
tengah paragraf. Dalam paragraf ini, kalimat-kalimat penjelas dipaparkan terlebih
dahulu, lalu diikuti kalimaat utamanya, dan diakhiri dengan kalimat-kalimat
penjelas lagi.
c) Paragraf Berdasarkan Bentuk Unit Tulisan/Sifat Isinya
Dalam bentuk unit tulisan atau sifat isinya, paragraf dibedakan menjadi:
 Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian. Paragraf narasi kadang-kadang mirip dengan paragraf deskripsi.
Bedanya, narasi mementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan.
Paragraf narasi tidak hanya terdapat dalam karya fiksi (cerpen dan novel), tetapi
sering pula terdapat dalam tulisan nonfiksi.
 Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang dapat menggambarkan atau
menjelaskan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat atau
merasakan objek tersebut. Kalimat deskripsi berkaitan dengan panca indera, maka
paragraf deskripsi pun berkaitan dengan panca indera dalam mendeskripsikan suatu
objek.
 Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan
yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan
pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
 Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah sebuah paragrafyang gagasan utamanya
dikembangkan dengan memaparkan pendapat, ulasan, pokok bahasan dan ide
pribadi penulisnya. Tujuan dari paragraf argumentasi yakni untuk meyakinkan
serta mempengaruhi pembaca agar mempunyai pendapat yang sama dengan
pendapat penulis.
 Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan sebuah paragraf yang isinya berupa kata-kata
ajakan, himbauan, bujukan, atau rayuan kepada pembaca supaya nantinya pembaca
mengikuti apa yang dikehendaki oleh penulis. 

6
Pengembanan Paragraf adalah perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu yang
diwujudkan melaui penataan kalimat-kalimat. Pengunaan kalimat topik yang tepat akan
memudahkan pembaca membuat ringkasan dari sebuah karya tulis. Kalimat utama atau
gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat.
Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola
pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak
dikemukakan. Pilihan Pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri
terhadap masalah yang hendak disampaikannya (Dibia & Dewantara, 2017).
a) Pola Runtutan Ruang dan Waktu
Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat,
dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan
penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi.
Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama
berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu
lingkungan dapat dilakukan dari siang, sore, hingga malam hari.
b) Pola Klasifikasi
Pola klasifikasi merupakan pola yang pengelompokkan suatu topik tertentu ke
dalam kelompok tertentu. Pola ini biasanya mengandung kata antara lain, dibagi, dan
sejenisnya.
c) Pola Susunan Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab-akibat.
Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran
penjelas. Dapat juga sebaliknya, akibat sebagai pikiran utama dan untuk memahami
akibat ini dikemukakan sejumlah penyebab sebagai perinciannya.
d) Pola Susunan Perbandingan atau Pertentangan
Pola Perbandingan merupakan sebuah pola mengamati persamaan yang
dimiliki oleh dua buah objek atau lebih yang memiliki suatu kesamaan tetentu untuk
dibandingkan. Sedangkan Pola Pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan
yang ada pada dua buah objek atau lebih yang ada di dalam suatu paragraf.
e) Pola Analogi
Pola Analogi ialah bentuk pengungkapan atau penalaran dengan cara
membandingkan dua hal atau objek yang banyak memiliki persamaan. Dan dari
persamaan yang ada pada dua hal atau objek tersebut didapatkan sebuah kesimpulan.
f) Pola Susunan Ibarat
7
Dipakai untuk membandingkan dua perkara atau lebih, dengan
membandingkan perkara yang serupa untuk melihat kesamaan dan kebedaannya.
Biasanya menggunakan perumpamaan/bahasan yang abstrak yang mendekati
kesamaan atau kebedaan yang menggambarkan perkara tersebut.
g) Pola Definisi Luas
Arti definisi dalam sebuah paragraf adalah usaha penulis untuk memberikan
keterangan atau arti terhadap suatu hal atau objek. Dalam pola ini penulis dapat
mengemukakan hal atau objek yang berupa definisi formal, definisi dengan contoh
dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari suatu hal atau objek yang
dibahas.
h) Pola Contoh/Ilustrasi
Sebuah gagasan utama dalam paragraf menjadi terang atau lebih jelas ketika
diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh tersebut dapat berbentuk
narasi atau deskripsi.
i) Pola Klimaks dan Antiklimaks
Klimaks adalah perincian gagasan cerita dari bawah menuju gagasan cerita yang
paling puncak. Bisa juga diartikan sebagai bagian dalam cerita yang mendeskripsikan
peristiwa sampai pada konflik yang paling tinggi. Sedangkan Antiklimaks adalah
variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita yang paling tinggi kemudian diikuti
dengan gagasan yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Bisa juga diartikan sebagai
penurunan masalah dalam cerita dari konflik tertinggi kemudian berangsur-angsur
menuju ke konflik terendah.
3. Makalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Alek & Achmad, 2010), Makalah
dapat diartikan sebagai tulisan resmi tentang pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan
dimuka umum dan yang sering disusun untuk diterbitkan. Makalah biasa digunakan untuk
pembicaraan resmi, misalnya seminar.
Secara umum makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu
masalah atau topic tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis
yang logis dan objektif.
Secara umum ada beberapa fungsi dari sebuah makalah, sebagai berikut :
a) Untuk melatih penulis agar mampu menyusun karya ilmiah secara benar dan cermat
b) Memperluas wawasan keilmuan bagi penulisnya

8
c) Memberikan sumbangan pemikiran baik berupa konsep teoretis maupun konsep
praktis
d) Memberikan manfaat bagi perkembangan konsep keilmuan maupun pemecahan
masalah.

Adapun ciri-ciri makalah sebagai berikut [ CITATION Ale10 \l 1033 ]:


a) Logis, artinya keterangan, uraian, pandangan dan pendapat dapat dikasi, dibuktikan
dan diterima secara rasional.
b) Objektif, artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan dengan apa adanya tanpa
unsur melebih lebihkan.
c) Sistematis, artinya apa yang disampaikan, disusun secara runtut dan
berkesinambungan.
d) Jelas, artinya keterangan, pendapat, dan pandangan yang dikemukakan jelas dan tidak
membingungkan.
e) Konsisten, artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang dipaparkan atau
dikemukakan di awal, di tengah dan di akhir uraian, seperti konsep, pola perujukan,
pola penulisan, pola pemagrafan dan pola pengutipan harus bersifat ajeg atau
konsisten.
f) Kebenaran yang dapat diuji, artinya dalam pernyataan, pandangan, serta keterangan
yang dipaparkan dapat di uji berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya.
Berdasarkan sifatnya makalah dibagi menjadi 3 jenis yang diantaranya, yaitu
[ CITATION Sor16 \l 1033 ]:
a) Makalah induktif
Merupakan makalah yang disusun atau ditulis berdasarkan data-data empiris yang
sifatnya objektif, berdasarkan apa yang sudah didapatkan di lapangan dan tetap
relevan dengan permasalahan yang dibahas.
b) Makalah deduktif
Merupakan makalah yang didasarkan pada kajian-kajian yang teoritis dan juga
relevan dengan permasalahan yang dibahasnya.
c) Makalah campuran
Merupakan makalah gabungan antara makalah induktif dan deduktif. Jadi makalah ini
ditulis berdasarkan kajian-kajian teoritis dan data-data empiris.

Adapun sistematika dalam penulisan makalah yang mencakup sebagai berikut


[ CITATION Sor16 \l 1033 ]:
9
a) COVER (Sampul)
Pada bagian ini biasanya terdiri dari judul, logo (logo perusahaan, sekolah atau
kampus) data penulis, jurusan, fakultas, kota perusahaan atau kampus dan tahun
dibutnya makalah tersebut.
b) KATA PENGANTAR
Pada bagian ini biasanya diawali dengan kalimat puji-pujian kepada Tuhan. Kata
pengantar dapat berupa gambaran sedikit mengenai makalah, ungkapan rasa
terimakasih kepada berbagai pihak dan biasanya diakhiri harapan penuis mengenai
makalah yang ditulisnya.
c) DAFTAR ISI
Pada bagian ini merupakan daftar halaman judul-judul atau bab-bab pada makalah.
d) BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini umumnya berisi tentang pendahluan tentang gambaran secara umum
makalah yang ditulis, mengenai permasalahan yang dibahas, serta latar yang
membelakangi mengapa mengambil atau menentukan tema tersebut. Umumnya pada
BAB I PENDAHULUAN ini memiliki struktur sebagai berikut:
 Latar belakang, yaitu merupakan latar yang membelakangi kenapa mengambil
tema tersebut yang dimulai dari pembahasan umum hingga ke pembahasan
khusus.
 Rumusan masalah, yaitu rumusan-rumusan mengenai masalah apa yang
dibahas pada makalah yang disusun.
 Maksud dan Tujuan, yaitu maksud maupun tujuan mengapa makalah tersebut
disusun.
e) BAB II PEMBAHASAN
Lalu pada bagian ini penulis harus membahas permasalahan secara tuntas seperti yang
ditulis pada BAB I PENDAHULUAN. Dapat dibilang pada bagian ini merupakan isi
yang sebenarnya dari makalah. Dalam pembahasannya harus memperkuat dengan
fakta-fakta sehingga tulisan pada makalah dapat dipercaya kebenarannya. Dilengkapi
juga dengan teori maupun kajian dari refrensi para penulis buku, junal dll. yang
nantinya dapat mendukung gagasan yang disampaikan dalam isi makalah.
f) BAB III PENUTUP

10
Sedangkan pada bagian ini biasanya penulis akan membuat kesimpulan dari isi atau
pembahasan yang sudah dilakukan pada bagian BAB II PEMBAHASAN dan
biasanya juga dilengkapi dengan saran.
g) DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi daftar sumber bacaan atau refrensi yang diambil oleh penulis untuk
menyusun makalahnya. Biasanya refrensi tersebut diambil dari buku, jurnal, internet
dan lain-lain. Tentunya cara penulisan dafar pustaka tidak sembarangan tapi ada
aturannya.
h) LAMPIRAN
Dan bagian terakhir yaitu lampiran, merupakan lampiran data-data pendukung dalam
menyusun makalah. Dapat berupa hasil bimbingan, foto kegiatan di lapangan dan
lain-lain. Bagian ini tidak selalu diwajibkan untuk dicantumkan.
4. Artikel
Menurut [ CITATION Ilh19 \l 1033 ], Artikel merupakan suatu karangan faktual yang
lengkap dan memiliki panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (baik melalui
koran, majalah, buletin, blog, dan lain sebagainya) serta bertujuan untuk menyampaikan
suatu gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Secara umum ada beberapa ciri-ciri artikel, yaitu [ CITATION Zak18 \l 1033 ]:
a) Isi artikel harus berdasarkan pada fakta yang benar-benar terjadi dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b) Menggunakan metode penulisan yang tepat dan sistematis agar informasi mudah
diterima oleh pembaca.
c) Memiliki sifat faktual dan informatif berdasarkan riset dan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
d) Bahasa dan kata yang digunakan bersifat resmi dan baku.
e) Dapat mengandung opini dan analisa pemikiran, namun tetap harus dilandasi data dan
teori yang valid.
f) Menggunakan ragam kalimat yang lugas, logis, denotatif dan efektif.
Adapun jenis-jenis artikel dapat dibeedakan menjadi 5 bagian, sebagai berikut
[ CITATION Zak18 \l 1033 ]:
a) Narasi, berisi runtutan dan cerita dari suatu kejadian atau peristiwa yang telah terjadi
dengan jelas dan informatif, bisa juga berupa karya narasi fiksi.
b) Deskripsi, berisi gambaran mengenai objek atau keadaan sehingga pembaca seolah-
olah melihat, mendengar, atau merasakannya.
11
c) Argumentasi, bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data dan
fakta ilmiah sebagai alasan atau buktinya.
d) Persuasi, bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu baik berupa ajakan
atau himbauan terhadap sebuah teori.
e) Eksposisi, berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Struktur suatu tulisan ilmiah akan dipengaruhi oleh bentuk fisik, peruntukan, serta
jenis tulisan ilmiahnya. Secara garis besar suatu tulisan ilmiah akan terdiri dari judul, abstrak,
isi yang terdiri dari pengantar, metode, hasil, diskusi atau analisis, kesimpulan, serta daftar
pustaka.
a) Judul Artikel Ilmiah.
Judul artikel yang baik bersifat ringkas, informatif dan deskriptif, terdiri dari
sejumlah kata yang seminimal mungkin, tepat menggambarkan isi tulisan yang
mengandung konsep atau hubungan antar kalimat yang tepat tepat dalam memilih
dan menentukan urutan kata. Judul disusun tidak terlalu spesifik. Penggunaan
singkatan atau formula kimia sebaiknya dihindari. Judul ditulis dengan huruf besar
(kapital), istilah bahasa asing ditulis dengan huruf miring (italic).
b) Nama dan Alamat Penulis
Nama diri penulis ditulis tanpa mencantumkan gelar dan penulisan nama dari
satu artikel ke artikel lainnya harus tetap konsisten, hal ini penting untuk
pengindeksan nama pengarang. Keterangan tentang program yang ditempuh, alamat
penulis dan/atau e-mail yang dicantumkan harus jelas, dan diletakkan pada catatan
kaki (foot note) di halaman judul dengan ukuran huruf (font) yang lebih kecil dari
ukuran huruf pada isi teks.
c) Abstrak dan Kata Kunci (Abstract and Keywords)
Abstrak merupakan sari tulisan yang meliputi latar belakang penelitian secara
ringkas, tujuan, teori, bahan dan metode yang digunakan, hasil temuan serta simpulan.
Rincian perlakuan tidak perlu dicantumkan, kecuali jika memang merupakan tujuan
utama penelitian.
d) Pendahuluan (Introduction)
Dalam pendahuluan dikemukakan suatu permasalahan/konsep/hasil penelitian
sebelumnya secara jelas dan ringkas sebagai dasar dilakukannya penelitian yang akan
ditulis sebagai artikel ilmiah. Pustaka yang dirujuk hanya yang benar-benar penting
dan relevan dengan permasalahan untuk men”justifikasi” dilakukannya penelitian,
12
atau untuk mendasari hipotesis. Pendahuluan juga harus menjelaskan mengapa topik
penelitian dipilih dan dianggap penting, dan diakhiri dengan menyatakan tujuan
penelitian tersebut.
e) Metode (Methods)
Alur pelaksanaan penelitian harus ditulis dengan rinci dan jelas sehingga
peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama (repeatable and reproduceable).
Spesifikasi bahan-bahan harus rinci agar orang lain mendapat informasi tentang cara
memperoleh bahan tersebut. Jika metode yang digunakan telah diketahui sebelumnya,
maka acuan pustakanya harus dicantumkan. Jika penelitian terdiri dari beberapa
eksperimen, maka metode untuk masing-masing eksperimen harus dijelaskan.
f) Hasil dan Pembahasan (Results and Discussion)
Hasil penelitian dalam bentuk data merupakan bagian yang disajikan untuk
menginformasikan hasil temuan dari penelitian yang telah dilakukan. Ilustrasi hasil
penelitian dapat menggunakan grafik/tabel/gambar. Tabel dan grafik harus dapat
dipahami dan diberi keterangan secukupnya. Hasil yang dikemukakan hanyalah
temuan yang bermakna dan relevan dengan tujuan penelitian.
Temuan di luar dugaan yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian harus
mendapat tempat untuk dibahas. Jika artikel melaporkan lebih dari satu eksperimen,
maka tujuan setiap penelitian harus dinyatakan secara tegas dalam teks, dan hasilnya
harus dikaitkan satu sama lain. 
Dalam Pembahasan dikemukakan keterkaitan antar hasil penelitian dengan
teori, perbandingan hasil penelitian dengan hasil penelitian lain yang sudah
dipublikasikan. Pemnbahasan menjelaskan pula implikasi temuan yang diperoleh bagi
ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya.
g) Simpulan dan Saran (Conclusion and Suggestion)
Simpulan merupakan penegasan penulis mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Saran hendaknya didasari oleh hasil temuan penelitian, berimplikasi
praktis, pengembangan teori baru (khusus untuk program doktor), dan atau penelitian
lanjutan.
h) Ucapan Terimakasih (Acknowledgement)
Ucapan terima kasih dibuat secara ringkas sebagai ungkapan rasa terima kasih
penulis kepada tim promotor/tim pembimbing, dan pihak – pihak yang telah
membantu dalam penelitian serta pemberi dana.
i) Daftar Pustaka (References)
13
Bahan rujukan (referensi) yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanya yang
benar-benar disebutkan dalam naskah artikel. Penulisan daftar rujukan secara lengkap
dilakukan pada halaman baru. Agar penulisan daftar pustaka lengkap, maka daftar
dibuat sebagai tahap penulisan paling akhir. Naskah dibaca dari awal sampai akhir,
lalu ditulis dalam daftar semua referensi yang ada dalam naskah dan daftar tersebut
digunakan untuk menyusun daftar pustaka.

5. Proposal
Menurut KBBI (dalam Mishba, 2016), Proposal adalah sebuah rencana yang
diwujudkan dalam bentuk rancangan kerja, atau perencanaan secara sistematis, matang dan
teliti yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian, baik itu dilakukan penelitian
di lapangan atau field research ataupun penelitian yang dilakukan di perpustakaan atau library
research. Keterampilan menulis sebuah proposal perlu dimiliki setiap orang berpendidikan
agar mereka terbiasa berpikir secara sistematis-logis sebagaimana di dalam langkah-langkah
penulisan proposal.
Tujuan dibuatnya proposal dalam suatu kegiatan, yaitu untuk memperoleh izin atau
persetujuan dari suatu pihak terkait dengan rencana atau rancangan yang akan dilakukan.
Proposal juga digunakan sebagai pengajuan dana melalui kerjasama dengan pihak lain. Selain
itu dibuatnya proposal bertujuan untuk menyampaikan suatu rencana kegiatan sehingga
kegiatan tersebut dapat diterima, disukung untuk mendapatkan dana dan sponsor [ CITATION
Mis16 \l 1033 ].
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Proposal Formal
Proposal formal adalah proposal yang ditujukan kepada kegiatan kegiatan yang bersifat
resmi yang dilaksanakan oleh instansi atau lembaga di Indonesia. Proposal formal juga
memiliki struktur yang runtut dan dibuat secara detail serta memiliki susunan yang
ditetapkan.
Proposal formal biasanya dilengkapi dengan tiga bagian utama, yaitu:
 Pendahuluan yang terdiri dari sampul, halaman judul, kata pengantar, ikhtisar, daftar
isi, lembar pengesahan.
 Isi proposal yang terdiri atas latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang
lingkup, susunan panitia, waktu, biaya.
 Data pelengkap proposal terdiri atas lampiran, tabel, daftar pusaka, dan lain-lain

14
b) Proposal Semi Formal
Proposal semi formal adalah proposal yang ditujukan kepada kegiatan-kegiatan yang
sifatnya tidak terlalu formal dan bisa dilaksanakan oleh orang-orang di luar instansi atau
lembaga. Proposal ini umumnya tidak selengkap proposal formal namun masih berbentuk
baku. Di dalam proposal semi formal biasanya terdapat informasi mengenai masalah, saran,
pemecahan, dan permohonan.
c) Proposal Non Formal
Proposal non formal biasanya hampir sama dengan proposal semi formal dan
disampaikan dalam bentuk surat atau memorandum. Di dalam proposal non formal juga
terdapat beberapa hal seperti masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
Yang membedakannya antara proposal semi formal dengan proposal non formal ialah,
proposal semi formal tetap dibuat rapi dilengkapi dengan cover dan biasanya dijilid. Biasanya
juga dibat lebih kreatif dalam penyajian isi berupa mind map dan grafis yang menarik.
Menurut Bengawan (2019) Sistematika penulisan proposal adalah sebagai berikut:
a) Dasar pemikiran
Dalam dasar pemikiran sebuah proposal dicantumkan pokok-pokok pemikiran
perlunya melaksanakan kegiatan tertentu.
b) Jenis kegiatan
Jenis kegiatan yang dilaksanakan harus dijelaskan dalam proposal.
c) Tema kegiatan
Tema kegiatan dalam sebuah proposal berisiinti-inti kegiatan dalam pelaksanaan
keguatan tersebut.
d) Tujuan kegiatan
Tujuan kegiatan harus dijelaskan agar orang mengetahuinya. Penyusun proposal perlu
merumuskan tujuan sedemikian rupa agar yang akan dicapai dapat diketahui dan
dirasakan oleh pembaca proposal.
e) Peserta kegiatan
Peserta kegiatan meliputi siapa serta berapa jumlah peserta yang mengikuti kegiata
tersebut.
f) Waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan harus jelas dalam sebuah proposal
g) Susuna kepanitiaan

15
Para penyusun proposal dari suatu tim perlu menyeleksi kualifikasi dan bobot orang-
orang yang duduk sebagai panitia pelaksanaan dalam kegiatan yang direncanakannya.
Hal ini untuk menjamin kelancaran jalannya suatu kegiatan.
h) Anggaran biaya
Anggaran biaya dalam suatu proposal harus dicantumkan, tetapi penyusunannya harus
logos dan realitas, serta harus memperhatikan keseimbangan antara pengeluaran dan
penghasilan. Hal ini agar diterima secara logis oleh penyandang dana.
i) Acara kegiatan
Jadwal atau acara kegiatan harus jelas dan terperinci. Dengan demikian pada waktu
nanti tidak terjadi hal-hal yang menyimpang dari acara yang sudah ditentukan. Hal ini
juga bertujuan untuk mengefektifkan waktu selama kegiatan berlangsung.
j) Penutup
Penutup merupakan bagian akhir yang berfungsi menekankan bahwa proposal
diajukan dengan sungguh-sungguh dan dijelaskan pentingnya kegiatan yang akan
dilaksanakan. Hendaknya dala bagian ini tergambar sikap optimistis dari pembuat
proposal.
6. Laporan
Menurut Samin (2015), Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan
atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab
yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau
keterangan  untuk informasi yang dibutuhkan, berdasarkan keadaan objektif yang dialami
sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor
telah  melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Adapun fungsi laporan adalah sebagai berikut[ CITATION Cah15 \l 1033 ]:

a) Sebagai bahan pertanggungjawaban


b) Alat menyampaikan informasi
c) Alat pengawasan
d) Bahan penilaian
e) Bahan pengambilan keputusan
Secara umum ciri-ciri laporan adalah sebagai berikut [ CITATION Cah15 \l 1033 ]:
a) Ringkas
Dalam laporan yang ditulis hanya mengemukakan hal-hal pokok secara ringkas yang
berhubungan dengan tugasnya sehingga penerima laporan segera mengetahui
permasalahannya.
16
b) Lengkap
Laporan dapat semakin sempurna jika dilengkapi dengan bibliografi atau sumber
kepustakaan.
c) Logis
Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri
alasan-alasannya yang masuk akal.
d) Sistematis.
Laporan dianggap sistematik jika keterangan yamg tulisannya disusun dalam satuan-
satuan yang berurutan dan saling berhubungan.
Adapun Syarat – Syarat Sebuah Laporan Kegiatan [ CITATION Cah15 \l 1033 ]:
a) Laporan Harus Benar dan Obyektif
b) Laporan Harus Jelas dan Cermat
c) Laporan Harus Langsung Mengenai Sasaran
d) Laporan Harus Lengkap
e) Laporan Harus Tegas dan Konsisten
f) Laporan Harus diusahakan Secepat-cepatnya
g) Laporan Harus Tepat Penerimanya

1.6.2 Sistematika Penulisan Laporan Kegiatan :


Hendaknya laporan lengkap, dapat menjawab semua pertanyaan mengenai : apa ( what ),
mengapa ( why ), siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ), bagaimana ( how ).
Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami.
Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
a) Halaman Judul
b) Kata Pengantar
c) Daftar Isi
d) BAB I Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
 Nama Kegiatan
 Latar belakang kegiatan
 Dasar hukum kegiatan.
 Apa maksud dan tujuan kegiatan.
 Ruang lingkup isi laporan.

17
e) BAB II Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
 Jenis kegiatan.
 Tempat dan waktu kegiatan.
 Petugas kegiatan.
 Persiapan dan rencana kegiatan.
 Peserta kegiatan.
 Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan
fakta / datanya).
 Kesulitan dan hambatan.
 Hasil kegiatan.
 Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
f) BAB III Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu
penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-kekurangan.
Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.
g) Lampiran
 Laporan Keuangan
 Dokumentasi Kegiatan
 Surat keluar-masuk,
 Dan lain sebagainya
Secara umum ada beberapa tujuan pembuatan suatu laporan kegiatan adalah sebagai
berikut :
a) Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
b) Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c) Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d) Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.

18
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S., Arsjad, M. G., & Ridwan, S. H. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Alek, & Achmad. (2010). BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Bengawan, T. (2019, Maret 27). Proposal: Contoh, Kaidah, Sistematika, Latar Belakang,
Pengertian. Retrieved from www.wuryantoro.com:
https://www.wuryantoro.com/2019/01/proposal-contoh-kaidah-sistematika.html

Dibia, I. K., & Dewantara, I. P. (2017). Aplikasi Bahasa Indonesia. Singaraja: Undiksha
Press.

Mishba. (2016, Januari). Pengertian dan Jenis-Jenis Proposal. Retrieved from


www.mishba7.com: https://www.mishba7.com/2016/01/pengertian-proposal-secara-
singkat.html

Prastya, I. (2019, Januari 7). Pengertian, Jenis-Jenis Artikel, Contoh-Contoh Artikel, dan
Cara Pembuatannya. Retrieved from www.ayoksinau.com:
https://www.ayoksinau.com/artikel-pengertian-jenis-jenis-artikel-contoh-contoh-
artikel-dan-cara-pembuatannya-ayoksinau-com/

Samin, C. (2015, November). Laporan (Pengertian, Fungsi, Manfaat, Ciri, Jenis). Retrieved
from www.artikelmateri.com: https://www.artikelmateri.com/2015/11/laporan-adalah-
pengertian-fungsi-manfaat-ciri-jenis-macam.html

19
Sora. (2016, Mei 23). Pengertian Makalah Dan Sistematikanya Serta Manfaatnya. Retrieved
from www.pengertianku.net: http://www.pengertianku.net/2016/05/pengertian-
makalah-dan-sistematikanya.html

Zakky. (2018, Agustus 27). Pengertian Artikel Beserta Penjelasan dan Ciri-Ciri Artikel.
Retrieved from www.zonareferensi.com: https://www.zonareferensi.com/pengertian-
artikel/

20

Anda mungkin juga menyukai