LAPORAN KASUS
PULPEKTOMI
Supervisor Klinik:
drg. Ali Taqwim
Disusun Oleh:
Mochamad Fasich Baihaqi, S.KG
G4B016038
1. Pemeriksaan Subyektif
a. CC : Pasien datang dengan ibunya yang meminta ingin dirawat gigi
belakang kanan
b. PI : gigi berlubang dan terasa nyeri saat ditekan
c. PMH : Tidak ada kelainan
d. PDH : Pernah ke dokter gigi untuk dilakukan penambalan dan
pencabutan
e. FH : Tidak ada kelainan
f. SH : Seorang siswa Sekolah Dasar
2. Pemeriksaan Obyektif
a. Ekstraoral :
1) Wajah : simetris,
Warna ; normal
2) Mata :
kesejajaran posisi : sejajar
Warna kulit sekitar : normal
Warna sclera : normal
Warna kelopak bagian dalam: normal
3) Leher : tidak ada pembengkakan
4) Tangan dan jari : normal
5) Lymphonodi :
Ln. Occipilatis : tidak ada kelainan
Ln. Post Auricular : tidak ada kelainan
Ln. Pre Auricular : tidak ada kelainan
Ln. Parotid : tidak ada kelainan
Ln. Submandibula : tidak ada kelainan
Ln. Submentalis : tidak ada kelainan
Ln. Superficial Cervical Anterior : tidak ada kelainan
Ln. Cervical Posterior : tidak ada kelainan
Ln. Cervical Posterior Deep : tidak ada kelainan
Ln. Supraclavicula : tidak ada kelainan
6) TMJ : tidak ada kelainan
b. Intraoral
Gigi 85 terdapat kavitas pada area oklusal mencapai kamar pulpa. Tes
vitalitas (+), perkusi (+), palpasi (-), dan mobilitas (0).
c. Pemeriksaan radiografi
Terdapat gigi 85 dengan karies berupa area radiolusen sudah mencapai
pulpa. Terdapatan lesi pada daerah bifurkasi berupa gambaran radiolusen
pada gigi 84.
3. Diagnosa
Pulpitis hiperplastik kronis 85
4. Rencana Perawatan
Pulpektomi gigi 85
5. Alat dan Bahan
A. Alat
Alat yang akan digunakan pada perawaan pulpektomi diantaranya
a. Rubber Dam set
Cara paling sempurna untuk mengendalikan saliva dalam
rongga mulut sehingga mempermudah pengerjaan. Keuntungan
dari pemakaian rubber dam adalah dapat mengkontrol dari saliva
dan eksudat dalam rongga mulut, membantu isolasi dari bakteri
yang terdapat pada saliva, melindungi pasien dari kemungkinan
tertelannya alat dan bahan, melindungi operator kemungkinan
terinfeksi oleh pasien, operator dapat bekerja dengan lebih cepat
dan lebih aman.
Kekurangan dari rubber dam antara lain pasien tidak dapat
berbicara dengan mudah sehingga komunikasi terhambat dan
hanya terjadi komunikasi satu arah dan terhenti, beberapa pasien
tidak menyukai penggunaan rubber dam karena tidak nyaman dan
sensitiv dan memerlukan waktu pemasangan dan pelepasan.
b. Barbed Broaches / Jarum Ekstirpasi
Digunakan untuk mengekstirpasi jaringan pulpa, menghilangkan
kapas atau paper point didalam saluran akar, dan mengambil
jaringan pulpa.
b) K-File
Pada file ada 6 warna yang sering digunakan yaitu, putih
(15), kuning (20), merah (25), biru (30), hijau (35), hitam
(40). Selain itu ada juga yang tersedia yaitu, merah muda (6),
abu-abu (8), dan ungu (10). File ini digunakan untuk
menghaluskan dan melebarkan saluran akar. Nomor file
terbesar adalah lebar diameter kerja akhir. Alat ini digunakan
pada saat perawatan pulpektomi pada gigi desidui dan
permanen.
Gambar: K-file
c) Peeso Reamer
Peeso reamers adalah instrumen yang memutar, yang
digunakan untuk memperbesar atau memperlebar saluran akar.
Alat ini dimasukan kedalam saluran akar lalu diputar searah
dengan jarum jam seperempat sampai setengah putaran. Alat
ini digunakan pada saat perawatan pulpektomi pada gigi
desidui dan permanen.
Gambar: Peeso Reamer
d) Syringe Syringe
Syringe syringe digunakan untuk menyemprotkan cairan irigasi
kedalam saluran akar.
d. Obturasi:
a) Lentulo
Lentulo digunakan untuk mengaplikasikan semen sealer ke
dalam dinding saluran akar sebelum obturasi. Jarum lentulo
ini harus digunakan dengan hati-hati karena alat ini mudah
patah. Saat ini banyak digunakan untuk aplikasi pasta kalsium
hidroksida ke kanal. Alat ini digunakan pada saat perawatan
pulpektomi pada gigi desidui dan permanen.
Gambar: Lentulo
b) Ekskavator
Ekskavator digunakan untuk mengangkat jaringan karies yang
masih lunak dan dapat juga digunakan untuk memotong gutta
percha pada saat obturasi.
Gambar: Eskavator
c) Spreader
Spreader digunkan untuk penempatan aksesoris gutta-percha
di sekitar master cone selama teknik pemadatan lateral. Alat
ini tidak selalu digunakan karena tekanan yang berlebihan
pada akar akan mengakibatkan fraktur pada akar.
Gambar: Spreader
d) Pluger
Pluger memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan
dengan spreade dan memiliki ujung yang tumpul. Alat ini
digunakan untuk memadatkan gutta-percha secara vertikal
dan lateral di dalam saluran akar. Selain itu juga digunakan
untuk membawa bagian gutta-percha yang kecil ke saluran
akar pada saat pengisian teknik seksional.
Gambar: Plugger
6. Jalannya Perawatan
a. Sebelum Perawatan
Persiapan instrument dan bahan
b. Perawatan
1) Kunjungan pertama
a) Edukasi kepada orang tua dan anak tentang Tindakan apa yang
akan dilakukan
b) Meminta persetujuan medis
c) Isolasi gigi dengan rubber dam atau cotton roll.
d) Preparasi kavitas hingga terbukanya atap pulpa menggunakan
fissure bur.
e) Menganastesi bagian kamar pulpa dengan Teknik intra pulpa
f) Membuang sisa jaringan nekrotik pada saluran akar menggunakan
jarum ekstirpasi dan file.
Jaringan pulpa yang berada dalam saluran akar di ambil dengan
menggunakan jarum ekstirpasi sampai mendapatkan resistance
point. Cara untuk mendapatkan resistance point yaitu dengan
memasukan secara perlahan-lahan hingga terdapat hambatan. Hasil
radiografi dan kondisi klinis dapat dijadikan perhitungan agar
dapat memasukkan jarum secara perlahan-lahan dan tidak boleh
melewati resistance point untuk menghindari bahaya kerusakan
jaringan periapikal.
Penggunaan file dimulai dari nomor paling kecil yaitu nomor
15 dan berlanjut hingga kenomor lebih besar sampai white dentin
terlihat saat irigasi. Saluran akar yang digunakan pada kasus ini
adalah teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar
yang dilakukan pada gigi dengan saluran akar lurus dan akar telah
tumbuh sempurna
Gambar: NaOCl
h) Saluran akar dikeringan dengan paper point.
2) Kunjungan kedua
Penggantian bahan dressing hingga saluran akar tidak bau dan kering.
Saluran akar yang dapat di isi dengan bahan pengisi adalah
saluran akar yang telah di desinfeksi dan dinyatakan kering serta tidak
berbau. Bahan yang digunakan untuk desinfeksi adalah CHKM dan
Cresopen.
3) Kunjungan ketiga
Zinc oxide eugenol atau pasta zinc oxide eugenol –
formokresol adalah bahan kombinasi dari seng oksida dan eugenol
yang terkandung dalam minyak cengkeh. Bahan ini memiliki
keuntungan seperti biaya relatif murah, mempunyai efek antimikroba
yang baik, tidak sitotoksik pada sel yang berkontak langsung maupun
tidak langsung, plastisitas baik, radiopak, tidak menyebabkan
diskolorasi, memiliki efek antiinfalamasi dan analgesik sehingga
bahan dapat digunakan untuk mengisi saluran akar dengan
menggunakan alat jarum lentulo kemudian diatas bahan pengisi
diletakkan dasar semen, kemudian gigi ditumpat permanen dengan
menggunakan glass ionomer cemen atau GIC.
c. Setelah Perawatan
Setelah dilakukan perawatan pulpektomi pasien diedukasi bagaimana
cara menyikat gigi dan mencuci tangan yang baik dan benar, serta
meninstruksikan kepada pasien agar tetap menjaga kebersihan rongga
mulut. Follow up perawatan pulpektomi berupa pemakaian stainless steel
crown (SSC) atau ditumpat dengan GIC, untuk mempertahankan gigi
hingga erupsi gigi pengganti dan melindungi gigi akibat pembuangan
jaringan yang berlebih saat preparasi akses kamar pulpa.
Gambar: Stainless steel crown (SSC)
7. Evaluasi Perawatan
Satu minggu setelah perawatan harus dilakukan evaluasi untuk melihat
apakah terjadi mobilitas, rasa sakit, pembengkakan atau fistula di jaringan
sekitar gigi. Setelah 12 sampai 18 bulan setelah perawatan dilakukan evaluasi
radiografis agar meyakinkan apakah perawatan tidak ada tanda atau gejala.
Perawatan yang berhasil harus menunjukan gigi tidak ada gambaran
peningkatan atau pengurangan daerah radiolusensi jika dibandingkan dengan
sebelum perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw, R., J., Rock, W., P., 2012, A Manual of Paedodontics, Churchill
Livingstone, New York
McDonald, R.E., Avery., Dean, J.A., 2000, Treatment of Deep caries, Vital Pulp
exposure, and pulpless teeth, Edisi 7, Mosby, St Louis.
Welbury, R., R., Duggal, M., S., Hosey, M., T., 2005, Paediatric Dentistry, Oxford
University Press, New York.
Elderton RJ. A modern approach to use of rubber dam. Dent. Pract. Dent. Record
1971;21:21, 187–193, 226–232, 267–273. [2] Ahmad IA. Rubber dam usage
for endodontic treatment: a review. Int. Endod. J. 2009;42:963-972. [3]
Glickman GM, Pettiette MT. Preparation for treatment. In: Cohen S, Hargreaves KM,
Keiser K, eds. Pathways of the Pulp, 9th edn. St. Louis, MO: Mosby, 2006,
pp. 120-132. [4] Ingle JI, Walton RE, Malamed SF et al. Preparation for
endodontic treatment. In:
Ingle JI, Bakland LK, eds. Endodontics, 5th edn. Hamilton: BC Decker Inc, 2002, pp.
394-403.