Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ELEKTROMEKANIK

LIFT / ELEVATOR

Disusun Oleh :

Wendy Thessa Siagian (5183131031)

Dosen Pengampu :

Dr. Wanapri Pangaribuan M.Pd

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PEGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyusun dan menyajikan
karya tulis yang berisi tentang “Elevator/Lift”.

Maksud dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai pelaksanaan tugas
kami sebagai mahasiswa Unimed untuk mata kuliah Elektromekanik yang di
ampu oleh bapak Dr. Wanapri Pangaribuan M.Pd.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan karya tulis ini dan
dapat menjadi acuan dalam menyusun karya tulis selanjutnya.

Saya juga memohon maaf apabila dalam penulisan karya tulis ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis.

Akhir kata, saya ucapkan Terimakasih

Medan, 13 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A.Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C. Tujuan.......................................................................................................................1

D. Manfaat....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

1.Pengertian Elevator/Lift.............................................................................................3

2.Jenis – Jenis Lift / Elevator .......................................................................................3

3.Sistem Penggerak Lift / Elevator ..............................................................................6

4.Komponen Pada Lift / Elevator ................................................................................8

5Perawatan Atau Pemeliharaan..................................................................................14

BAB III PENUTUP....................................................................................................21

A.Kesimpulan.............................................................................................................21

B.Saran........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan makalah ini dilatar belakangi penugasan pada mata kuliah
Elektromekanik yang membahas tentang elevator atau lift. Elevator/Lift
merupakan salah satu alat bantu dalam kehidupan manusia yang berfungsi
untuk mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih sering berada
didalam gedung-gedung bertingkat. Kesulitan dalam memahami sistem
pengoprasian elevator yang digunakan sebagai penunjang aktivitas dalam
sebuah bangunan merupakan hyang sering terjadi dalam perencanaan
sebuah bangunan. Seperti pemilihan jenis sistem elevator dalam bangunan
dengan luas bangunan dan tinggi bangunan tertentu, maka dari itu dalam
makalah ini akan dibahas dan dipelajari lebih dalam mengenai pengoprasian
Elevator atau Lift pada bangunan / gedung.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Lift / Elevator ?
1.2.2 Apa Saja Jenis Jenis Lift / Elevator ?
1.2.3 Bagaimana Sistem Penggerak Lift / Elevator ?
1.2.4 Apa Saja Komponen Pada Lift / Elevator
1.2.5 Bagaimana Perawatan Atau Pemeliharaan Lift/Elevator ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Lift / Elevator
1.3.2 Untuk mengetahui Jenis Jenis Lift / Elevator
1.3.3 Untuk mengetahui Sistem Penggerak Lift / Elevator
1.3.4 Untuk Mengetahui Komponen pada Lift/Elevator
1.3.5 Untuk Mengetahui Cara Perawatan Atau Pemeliharaan Lift/Elevator

1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan yang lebih luas pada dunia arsitektur
khususnya dalam bidang elektromekanik mengenai sistem kerja

4
Lift/Elevator dan jenis jenis nya sehingga dapat merancangnya dengan baik
dan dapat menerapkannya sesuai pada bangunan yang dibuat.

5
BAB II

PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ELEVATOR/LIFT

Lift atau Elevator adalah salah satu alat bantu dalam kehidupan manusia
yang berfungsi untuk mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih
sering berada didalam gedung-gedung bertingkat. Fungsi elevator yaitu sebagai
angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau
barang yang memiliki pergerakan naik dan turun. Pada umumnya lift difungsikan
atau dipergunakan pada gedung-gedung bermasa besar dan tinggi atau bertingkat,
biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Berkat adanya angkutan transportasi
seperti lift atau elevator dengan sistem oprasional yang modern dan mempunyai
tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan
mereka,selain itu juga manusia dapat atau mampu menciptakan bangunan raksasa
yang memiliki bentuk massa yang besar dan tinggi. Pada lift terdapat tiga jenis
mesin yang dipergunakan salah satunya yaitu Hedraulic,Traction atau katrol tetap,
dan Hoist atau katrol ganda, jenis hoist dapat dibagi menjadi dua bagian , yaitu
hoist dorong dan tarik.

Mengenai sejarahnya lift awalnya adalah sebuah derek yang terbuat dari tali.
Pada tahun 1853, salah seorang pionir dalam bidang lift yaitu Elisha Graves Otis
memperkenalkan sebuah lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika
kabelnya terputus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan
yang masih digunakan hingga kini.
1. 23 Maret 1857 - Lift Otis pertama dipasang di New York City.
2. 1880 - Lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens.
3. 2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Taipei
101 di Taipei, Taiwan. Kecepatannya adalah 1.010 meter per menit atau
60,6 km per jam.

2. JENIS – JENIS LIFT / ELEVATOR


Jenis lift berdasarkan fungsinya:
1. Lift Penumpang

6
Lift/Elevator jenis ini biasa dipakai untuk fasilitas transportasi vertikal manusia
pada gedung berlantai banyak,dengan perhitungan keselamatan bagi penumpang
yang sangan tinggi.

a. Lift Penumpang Tertutup


b. Lift Penumpang Terbuka
2. Lift Barang
Elevator barang ini biasa dipakai pada bangunan bengkel, industri, gudang dan
gedung parkir. Sistim penggerak dapat memakai sistem traction ataupun
hydraulic, car dibuat dari logam dan lapisan kayu pada lantainya serta telah
dipersiapkan sedemikian rupa untuk menerima benturan ataupun gesekan dengan
barang yang diangkut. Penerangan pada car mutlak diperlukan. Pada fasilitas
elevator barang, car harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang otomatis.
Terutama dalam pengaturan penaikan ke lantai dengan menggunakan automatic
levelling. Pintu masuk pada elevator barang, umumnya dapat dibuka secara
vertikal dan minimum mempunyai ketinggian 6 (enam) kaki atau sekitar 2 meter.
Komposisi yang dipersyaratkan, setiap lima lift penumpang diperlukan satu lift
barang. Kapasitas lift barang berkisar antara 1-5 ton. Ukuran dalam lift barang
berkisar antara 1,60x2,10 meter sampai 3,10x4,20 meter, dengan kecepatan
bergerak maksimum 1,50-2,0 meter/ detik, sedangkan kecepatan rata-rata yang
ideal 0,25-1 meter/detik. Pada umumnya lift barang bergerak dengan kecepatan
22,50-60 m/menit.

7
- Lift Barang (Freight Elevator) menurut muatannya
Ada tiga macam elevator barang (freight elevator), yaitu:
 Elevator barang dengan muatan barang biasa Muatannya tidak
diperkenankan melebihi 25% kapasitas yang sudah ditentukan.
Kapasitasnya angkutnya berkisar antara 50 Pounds (Lbs) per-sqft atau
sekitar 277,78 kg/m2.
 Elevator barang dengan muatan kendaraan bermotor Car elevator jenis ini
menanggung muatan yang cukup besar. Kapasitas angkut yang
diperkenankan sekitar 30 psf (Lbs/sqft) atau sekitar 126,5 kg/m2.
 Elevator barang dengan muatan kendaraan berat, misalnya: truk Kapasitas
angkut elevator jenis ini lebih besar, yaitu 50 psf (Lbs/sqft).
3. Lift Makanan (Dumb Waiter)

8
Dumbwaiters atau Ejection Elevator berfungsi sebagai pengantar. Elevator jenis
ini ukurannya kecil dan biasa dipakai untuk mengantar makanan, minuman dll.
pada bangunan berlantai banyak, seperti pada hotel, rumah sakit, dll. Kecepatan
elevator ini berkisar antara 300 fpm (Feet per-minute) dengan kapasitas angkutnya
sebesar 100 Pounds (Lbs) atau sekitar 50 kg, dan penggeraknya menggunakan
sistem traction dengan motor kecil.

4. Lift Automobile
Berfungsi untuk mengangkut kendaraan sehingga memerlukan ukuran ruang
kereta sampai = 2.750 mm dan panjang 6.300 mm tergantung peruntukan jenis
kendaraan yang diangkut. Lift ini berkecapatan rendag yaitu 20, 30, 45 mpm dan
mempunyai sistem bukaan pintu mengarah ke atas-bawah dengan 2 (dua) atau 3
(tiga) panel pintu, bisa juga lift kendaraan ini dikatagorikan ke lift barang,namun
dibuat lebih khusus dengan hanya mengangkut kendaraan.

5. Bed/Hospital Elevator
Merupakan sebuah Elevator/Lift yang difungsikan sebagai alat transportasi
vertikal bagi patient stretcher (brandkar) sehingga membutuhkan dimensi kabin
tertentu.

3. SISTEM PENGGERAK LIFT / ELEVATOR


3.1 Sistem Gearless

Pada system gearless ( digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian


menengah dan tinggi), mesin berada pada bagian atas, kereta elevator tergantung
di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan
sebuah bobot pengimbang (counter weight). Bobot kereta dan counterweight
menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga
puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa
selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal
agar mereka tidak berayun-ayun. Biasanya sistem ini digunakan pada gedung-
gedung kantor, pertokoan, hotel, apartment, rumah sakit, dan lain sebagainya.

9
Gambar 2.1 Lift Dengan Mesin Diatas
3.2 Sistem Hidrolik
Pada sistem hidrolik (digunakan pada instalasi di gedung rendah,dengan
kecepatan kereta menengah), mesin berada pada bagian bawah terbatas 3-4 lantai,
skema kerjanya yaitu kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang
bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli
dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik.
Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli. Aksi pengangkatan dapat bersifat
langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta
melalui rope). biasanya sistem ini digunakan pada lift uang atau makanan.Karena
pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi lantai bangunan 4 lantai ke
atas, maka sistem yang digunakan adalah gearless (mesin yang letaknya pada
bagian atas).

10
Gambar 2.2 Lift dengan mesin dibawah
4. KOMPONEN PADA LIFT / ELEVATOR
a. Mesin Lift

 Control Panel ( Lemari Kontrol )


Berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan kerja dari pada lift
tersebut. Permintaan baik dari luar maupun dari dalam kereta dicatat dan
diolah, kemudian memberikan intruksi-intruksi agar lift bergerak, dan
berhenti sesuai dengan permintaan.
 Geared Machine Atau Mesin Penggerak
Di dalam raung mesin terdapat satu mesin penggerak jenis geared. Pada
mesin ini, perputaran dari motor penggerak ditransformasikan oleh roda
gigi sehingga dari putaran motor tinggi dapat berubah ke putaran rendah.
Kecepatan maximum dari kereta lift dengan sistem geared adalah
150mpm. Pada mesin penggerak ini terdapat brake (rem) dimana rem ini
akan berkeerja jika motor penggerak tidak dialiri listrik.
 Primary Velocity Tranducer / Encoder
Terdapat satu alat dengan mesin lift pada mesin penggerak gunanya
untuk mendeteksi putaran motor atau kecepatan dari lift.
 Governor

11
Governor adalah alat pengaman, dimana jika kecepatan lift melebihi
batas-batas yang telah ditentukan, maka governor ini akan bekerja dan
kereta akan berhenti baik oleh elektrik maupun maupun mekanik.
 Automatic Rescue Drive
Yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN mendadak mati dan lift
akan berhenti disembarang tempat setelah lebih dari 15 detik maka ARD
akan bekerja untuk menjalankan lift ke lantai terdekat. Setelah lift sampai
pada lantai otomatis lift akan mati. Lift akan normal kembali setelah
listrik PLN hidup kembali.

Gambar 2.4 Komponen Elevator

b. Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya

12
Ruang luncur adalah lorong atau lintasan dimana kereta tersebut bergerak naik
dan turun. Lubang ini harus merupakan lubang tertutup dan tidak ada hubungan
langsung ke ruang di luarnya kecuali untuk lubang dua buah lift berdampingan.

 Guide Rail Atau Rel Pemandu


Profil baja khusus pemandu jalanya kereta (car) dan bobot pengimbang
(Counterweight). Ukuran rel untuk kereta/ car biasanya lebih besar dari
pada rel bandul pengimbang/ counterweight. Guide rail ini terpasang tegak
lurus dari dasar pit sampai di bawah slap ruang mesin.
 Limit Switch / Saklar Batas Lintas
Ada dua jenis saklar batas lintas yaitu untuk membalik arah direction
switch dan final switch. Biasanya komponen ini terpasang di rel kereta,
dipasang dibagian bawah dan dibagian atas rel. Yang berfungsi untuk
menjaga agar kereta tidak menabrak pit atau lantai kamar mesin.
 Vane Plate / Pelat Bendera
Dipasang di rel kereta yang berfungsi untuk mengatur pemberhentian
kereta pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu
pendaratan (landing door).
 Landing Door / Pintu Pendaratan
Terdiri dari beberapa bagian, antara lain door hanger, door sill, dan door
panel. Berfungsi untuk menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door ini
dipasang alat pengaman secara seri sehingga apabila salah satu pintu
terbuka maka lift tidak akan bisa dijalankan.
 Buffer
Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan satu set untuk beban
pengimbang / counterweight. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik
kereta dan bobot pengimbang pada saat jatuh.
 Governor Tensioner
Merupakan pully berbandul sebagai penegang rope governor yang terletak
di pit.
c. Komponen Di Car / Kereta
A. Car / Kereta

13
Car / Kereta adalah kotak dimana penumpang naik dan dibawa naik turun.
Kereta ini dihubungkan langsung dengan bobot pengimbang (Counterweight)
dengan tali baja lewat pully penggerak di ruang mesin, Merupakan bagian
yang paling dilihat oleh para pemakai, karenanya harus aman, nyaman dan
didesain sedemikian agar indah dan sesuai dengan ‘prestige’ bangunan, tahan
lama dan mudah dalam perawatannya . Bagian ini merupakan bagian yang
paling bebas didesain oleh arsitek. Keamanan kabin, dicerminkan dengan
adanya perlengkapan pintu otomatis, alarm kebakaran dan kelebihan beban,
interchome, bahan-bahan yang tahan api, dan lubang escape. Kenyamanan,
dinyatakan dengan adanya pengkondisian udara, ventilasi, peralatan
pengendali otomatis, gerakan kabin yang halus, tidak terguncang pada saat
akan bergerak maupun berhenti, tidak berisik, indicator tingkat lantai,
pencahayaan yang lembut bahkan Pada pertemuan antara kabin dan rel ini
dipasangkan sepatu rem. Sedangkan pada jarak tertentu pada rel (tergantung
pada jarak lantai pada gedung) dipasangkan saklar-saklar pengirim sinyal ke
alat pengendali mesin penggerak untuk mengatur putaran roda penggerak
(mempercepat, memperlambat, atau berhenti).

Gambar 2.5 Beberapa Model Kabin Car


B. Car Door / Pintu Kereta

14
Terdiri dari beberapa bagian, antara lain: door hanger, door sill, door
panel dan door mekanisme yang mengatur buka tutup pintu. Berfungsi untuk
menutup kereta dari luar. Pada pintu kereta (car door) ini dipasang alat pengaman
secara seri dengan pintu pendaratan / landing door sehingga apabila pintu terbuka
maka lift tidak dapat dijalankan.Untuk keamanan maka pintu elevator dimasa kini
menggunakan pintu-pintu otomatik elektris yang sinkron dengan leveling control.
Dengan demikian maka secara otomatis pintu akan terbuka penuh pada saat
berhenti ditiap lantai, kecepatan pintu membuka dan menutup tergantung pada
tipe pintu dan lebar bukaan pintu. Namun apapun tipe pintunya semuanya
disyaratkan hanya boleh menggunakan daya gerak maksimum 7 ft.lbs (9,5 joule).
(1 ft. lb = 1,365 joule).

15
Gambar 2.6 Sensor Pintu Lift
C. COP (Car Operating Panel)
Ada satu atau lebih COP. Biasanya terletak pada sisi depan kereta (front return
panel). Pada panel tersebut terdapat tombol-tombol lantai dan tombol pengatur
buka tutup pintu.

D. Interphone
Biasanya terletak pada COP (pada lokasi yang mudah dicapai) yang berfungsi
untuk mengadakan komunikasi (dalam keadaan tertentu) antara kereta, kamar
mesin (Machine Room) dan ruang kontrol gedung.

E. Alarm Buzzer
Yang berfungsi untuk memberi tanda bila lift berbeban penuh atau tanda-tanda
lain.

F. Switching box
Biasanya menjadi satu dengan COP. Yang terletak dibagian bawah COP secara
tertutup (yang dapat dibuka hanya dengan kunci khusus) didalamnya terdapat
tombol-tombol pengatur.

G. Floor Indicator
Nomor penunjuk lantai dan arah jalannya kereta. Biasanya terletak disisi atas
pintu kereta (transom) atau pada COP.

H. Lampu Darurat atau Emergency Light


Biasanya terletak diatas atap kereta, fungsinya untuk menerangi kereta dalam
keadaan darurat (listrik mati) dengan sumber battery.

I. Saklar Pintu Darurat (Emergency Exit Switch)


Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya untuk memastikan agar kereta
tidak berjalan apabila pintu darurat dibuka untuk proses penyelamatan.

16
J. Safety Link
Mekanisme penggerak alat pengaman (safety device) diatas kereta yang
dihubungkan dengan governor
di kamar mesin. Berfungsi untuk menahan kereta over speed ke bawah (dalam
keadaan darurat).
d. Komponen di luar ruang luncur atau di hall
A. Tombol Lantai
Tombol pemanggil kereta di lantai/ hall.
B. Saklar Parkir
Biasanya terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall button)
berfungsi untuk mematikan dan menjalankan lift.
C. Saklar Kebakaran / Fireman Switch
Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi untuk
mengaktifkan fungsi fireman control/ fireman operation.
D. Hall Indicator atau Penunjuk Lantai
Biasanya terletak di transom atau hall button pada masing-masing lift.
Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.

5. PERAWATAN ATAU PEMELIHARAAN


 Program Pemeliharaan

1. Secara praktis pemeliharaan dikerjakan oleh ahlinya yaitu produsen atau


agennya. Walaupun begitu pihak pengelola bangunan harus mendapat
jaminan bahwa pesawat lif berfungsi baik sebagaimana mestinya. Jaminan lif
itu dapat berupa sebagai berikut :
a. Tiap-tiap kemacetan harus sudah selesai diperbaiki dalam satu jam, atau
dua jam dengan alasan yang wajar.
b. Jumlah kemacetan dalam setahun tiap-tiap satuan pesawat, rata-rata tidak
lebih dari 3 kali.
c. Jumlah jam lift berhenti (tidak jalan) karena dilakukan perawatan dan
perbaikan ialah maksimal 5% dari jumlah jam tugasnya setahun. Lihat
box ilustrasi.

17
d. Setahun sekali diadakan audit atas pekerjaan fisik dan administrasi oleh
pihak ketiga (ahli bidang lift, kesehatan dan keselamatan kerja) untuk
menilai mutu dan hasil pelaksanaan pemeliharaan.
2. Sangsi atas jaminan harus jelas tersebut dalam kontrak (surat perjanjian).
Biaya inspeksi atau audit dipikul bersama agar auditur jujur tidak memihak
siapapun.
Catatan :

Jumlah jam operasi lift dalam suatu bangunan kantor kira-kira 3000 jam. Jumlah
aktu lift diizinkan istirahat untuk dirawat ialah 5% atau 150 jam, terdiri atas 100
jam pemeriksaan berkala dan 50 jam cadangan untuk reparasi dan penyetelan
ulang (readjustment). Jika dalam satu tahun dilakukan 32 kali pemeriksaan (rata-
rata 3 kali per bulan), maka tiap-tiap kunjungan memakan waktu 3,2 jam diluar
jam perjalanan. Lihat contoh daftar periksa pada lampiran.

3. Kontrak perawatan harus lengkap mencakup semua aspek, termasuk jadwal


pemeriksaan. Table dibawah ini adalah contoh jadwal untuk satu tahun
pemeliharaan lift. Jadwal ini merupakan lampiran dri kontrak pemeliharaan,
dan mengikat untuk dilaksanakan.

Catatan :

Ada satu bulan dalam satu tahun dikosongkan, untuk mengulang pekerjaan yang
dirasa tertunda, dan atau reparasi yang direncanakan dalam rangka pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenance).

GAMBAR JADWAL PERAWATAN LIFT

Catatan :

a. Jadwal alternative dapat dibuat untuk tiap-tiap gedung agar menyesuaikan diri
dengan keadaan dan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Dasar penjadwalan
tetap berlaku, yaitu jumlah jam pemeriksaan untuk tiap-tiap komponen.

18
b. Komponen yang lebih sering mengalami pemeriksaan ialah pintu lantai,
terutama pintu di lobby karena tugas kerjanya lebih berat. Dianjurkan tiap-tiap
bulan diperiksa, yaitu door contack, interlock, door hanger roller, excentric
roller, air cord, door closer (weight), stopper, guides, dan cam roller.

 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance).

Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance = PM ) dirancang dengan


maksud menghindari (dan juga menunda) kerusakan dari peralatan atau komponen
yang vital, yang lambat atau cepat pasti terjadi. Ada dua (2) aspek yang dapat kita
kemukakan dalam pelaksanaan Pemeliharaan pencegahan :

1. Pemeriksaan (Inspection).
 Pemeriksaan oleh teknisi yang kompeten atas bagian-bagian peralatan kritis.
Pemeriksaan seringkali memberi petunjuk adanya keharusan mengganti suku
cadang (atau cukup reparasi), jauh-jauh hari sebelum terjadi kerusakan, dan
biasanya sesuai dengan jadwal yang dirancang oleh pabrikan. Waktu yang
diperlukan untuk pemeriksaan harus serendah mungkin sehingga tidak
mengganggu pelayanan (operasi) lift.

2. Pemeliharaan berkala.
 Yaitu kebersihan, pelumasan, penyetelan kembali peralatan yang senantiasa
berfungsi. Jadwal yang dianjurkan oleh pabrikan harus diikuti, disamping juga
pengalaman sendiri selama bertahun-tahun. Preventive Maintenance tidak beda
dengan Planned Maintenance.

Karakteristik dari Pemeliharaan pencegahan.

1. Check list buat khusus untuk individual unit (planning).


2. Dedikasi dan mekanik, teknisi dan adjuster saat memeriksa peralatan.

3. Kecakapan dan keterampilan (skill and competent) teknisi dengan


pengetahuan up to date, melalui field education (pelatihan lapangan).

19
4. Quality control oleh supervisor untuk memperoleh quality assurance.

5. Tiap-tiap trouble (call back) harus dianalisa sebab-musabahnya dengan


dasar teori, dan disimpulkan oleh suatu tim (bukan perorangan).
Kemungkinan diperlukan perbaikan rencana.

6. Suku cadang dibawah standard (mutu rendah) harus dicari substitusinya


dan diuji lebih dulu (improvement of quality design).

7. Jumlah jam pemeriksaan dan pemeliharaan berkala tidak harus sama


seragam untuk semua unit lift, melainkan harus seimbang menurut work-
load, umpama 12 kali setahun untuk lift VIP dan 15 kali setahun untuk lift
penumpang pegawai (umum).

8. Kontraktor sebaiknya agen tunggal pabrikan atau pabrikan sendiri, karena


dia mempunyai pengalaman yang luas dan paham sifat-sifat lift tertentu.

9. Jadwal reparasi dapat dilaksanakan pada waktu-waktu yang ditentukan


oleh manajemen, setelah keputusan atas laporan evaluasi. Reparasi
dilaksanakan tanpa tergesa-gesa sehingga diharapkan hasil mutu yang baik.

Catatan :

a. Check list : Tiap-tiap suku ada umurnya, dan saat kapan mulai diperiksa, ditest
atau di re-adjust (stel ulang) dan terakhir kapan diganti baru (replacement).
b. Tiap-tiap lift mempunyai ‘jam terbang’yang berbeda, sehingga ramalan umur
suku/komponen berbeda.
Pemeliharaan Lif Terpadu

1. Segera setelah lift dijalankan melayani penumpang, pemeliharaan berkala


sudah harus dimulai. Kewajiban manajemen untuk membuat program atau
kontrak pemeliharaan dengan ahlinya mencakup pelumasan sebagaimana
mestinya, pemeriksaan, penyetelan kembali secara teratur dan bekala dan
test-tahunan alat-alat keamanan.

20
2. Penggantian bagian suku-suku cadang yang aus sebelum rusak dan tidak
berfungsi, yang pasti akan menyebabkan operasi (kerja lif) gagal, harus
(tercantum) masuk dalam kontrak.

3. Manajemen harus waspada terhadap isi kontrak. Apa yang tertulis tidak
selalu menjangkau apa-apa yang kita maksud/kehendaki, dan apa-apa yang
terjadi di luar dugaan semu pihak.

4. Pokok-pokok isi kontrak pemeliharaan terpadu harus paling sedikit


meliputi hal-hal ebagai berikut :

a. Lingkup pekerjaan
b. Penggantian suku cadang yang termasuk/ tidak termasuk dalam
harga kontrak
c. Reparasi – suku cadang pinjaman
d. Call – back sevice (24 hours service)
e. Jadwal jam-jam pekerjaan pemeliharaan
f. Orang yang bertanggung jawab dilapangan & penggantinya
g. Laporan bulanan (macet dan sebab-sebabnya)
h. Laporan tahunan (termasuk rencana kerja tahun berikut)
i. Testing tahunan atau rutin (safeties)
j. Pemeriksaan (inspection) 2 tahun sekali (quality audit)
k. Tanggung jawab dan kewajiban manajemen
l. Biaya, penyesuaian dan denda
m. Jangka waktu kontrak dn perpanjangannya
n. Kecelakaan
o. Arbitrasi
p. Penyelesaian hukum
q. Legalitas
5. Satu hal yang harus disadari oleh management jika telah siap masuk dalam
kontrak perawatan terpadu ialah : bahwa kita yakin kontraktor mempunyai
pengalaman dan reputasi (citra) yang baik selama jangka waktu yang
panjang (± 15-20 tahun), suatu perusahaan yang sehat danback-up

21
technology dari pabrikan. Terlampir daftar unsure-unsur yang diperlukan
atas suatu bentuk perawatan yang dinamakan guaranteed maintenance.

6. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah kesediaan kontraktor


untuk dievaluasi kerjanya oleh pihak ketiga paling lambat 2 tahun sekali
untuk meyakinkan bahwa hasil kerjanya selama ini bagus dan betul.

7. Pihak ketiga ialah seorang ahli lapangan dibidang lift yang tidak memihak

8. Juga kesediaan kontraktor untuk di penalty (didenda), jika melakukan


kesalahan atau melalaikan tugas, sehingga lift menjadi rusak ataupun tidak
berfungsi selama jangka waktu yang ditetapkan. Berganti-ganti kontraktor
untuk merawat lift tidak bijak. Jika kontraktor tahun lalu banyak berbuat
kesalahan, sebaiknya diberi kesempatan satu tahun lagi, dengan perjanjian
baru dan menambah pasal-pasal dimana diperlukan, agar kontraktor lebih
bertanggung jawab. Jika terpaksa harus ganti/tukar kontraktor, tentunya
kontraktor baru akan melakukan survey atas kelalaian perawatan
keseluruhan dan membuat proposal untuk rekondisi pesawat tersebut
sebelum dimulai dengan perjanjian perawatan.

Rekomendasi tentang Lif (Europen Elevator Association).

1. Semua lif harus dipelihara. Pemeliharaan harus oleh orang-orang yang


kompeten dari perusahaan yang memenuhi syarat dan bekerja sesuai
aturan-aturan EEA.
2. Pemilik/ manajemen dapat menerima kebutuhan akan (perlunya) lif harus
di upgrade. Yaitu bagi peralatan yang berumur lebih dari 15 tahun dan
selanjutnya tiap-tiap 5 tahun setelah melalui pemeriksaan. Hal ini agar
memenuhi persyaratan-persyaratan keselamatan yang berlaku akhir-akhir
ini (up to date).
3. Panggilan darurat harus segera dilayani.Seseorang dalam
organisasi building management harus siap 24 jam untuk menolong orang
yang terperangkap dalam lif. Alat komunikasi dengan orang tersebut harus
berfungsi.

22
4. Peralatan cacat atau rusak harus segera dilaporkan.Seorang petugas dari
pihak manajemen harus segera melaporkan kepada perusahaan pemelihara.
5. Perusahaan pemelihara harus membuktikan kecakapannya, dapat
dipercaya dan berpengalaman.Perusahaan harus terdaftar dan menutup
asuransi untuk kepentingan umum (kecelakaan dan kerusakan harta
benda).
6. Perusahaan pemeliharaan harus jelas.Nama dan alamat, nomor telepon
sebaiknya terpampang di dalam lif. Hal ini memudahkan komunikasi jika
ada masalah dengan peralatan demi keselamatan.
7. Perusahaan pemeliharaan harus peduli dengan keselamatan.Perusahaan
harus melaporkan kepada manajemen/pemilik pada waktunya atas unit lif
untuk memenuhi persyaratan K3. Juga perusahaan peduli atas keselamatan
pegawainya dengan kebijakan yang jelas.
8. Perusahaan pemeliharaan harus dapat melayani call back sevice 24 jam
sehari, 365 hari per tahun.Hal ini terutama untuk menolong penumpang
yang terkurung/ terperangkap didalam kereta lif yang macet. Teknisi yang
dikirim untuk menolong harus cakap dan sigap, sehingga tidak menunda
waktu terlalu lama.
9. Perusahaan pemeliharaan harus bermutu tinggi.Di Eropa perusahaan
tersebut lulus ISO 9000/EN29000 (memiliki sertifikat) untuk sisitim/
procedure kerja.
10. Perusahaan pemeliharaan harus memiliki pegawai yang cakap.Perusahaan
menyediakan pelatihan dan senantiasa melaksanakan peningkatan
keahliannya dan pengetahuannya mengenai pemeliharaan.
11. Perusahaan pemeliharaan menyediakan pelayanan kebutuhan suku cadang.

12. Perusahaan pemeliharaan harus mencatat dan menyimpan sejarah


pemeliharaan, reparasi, modifikasi, dan lain-lain, atas tiap unit lif.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah menyimak dan memahami uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

3.2 Saran
Dalam merancang dan merencanakan sistem elektromekanik pada suatu
bangunan diharapkan memerhatikan segala aspek, diantaranya aspek kemudahan,
aspek kenyamanan, dan aspek pendukung lain, karena aspek tersebut menjadi
tolak ukur keberhasilan dalam perancangan. Serta sistem elektromekanik pada
bangunan harus dirancang secara efektif dan efisien dengan mematuhi peraturan-
peraturan mengenai standar-standar sistem elektromekanik pada bangunan.

24
DAFTAR PUSTAKA

 Tangoro.Dwi.(1999). Utilitas Bangunan. Jakarta: Universitas Indonesia.

 http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi_vertikal

 https://www.academia.edu/7296069/Definisi_ramp_Ramp

 http://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/sistem-transportasi-dalam-
gedung-bertingkat

 http://modul.mercubuana.ac.id

 http://jonpurba.files.wordpress.com/2010/03/konstruksi-lift-2.pdf

 http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTU
R/197605272005011-USEP_SURAHMAN/Mekanikal_Elektrikal_(e-
learning)/RKP_ME/Materi_perkuliahan/Sirkulasi_Vertikal_dan_Horizonta
l_(2_dan_3).pdf

25

Anda mungkin juga menyukai