LIFT / ELEVATOR
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1
KATA PEGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyusun dan menyajikan
karya tulis yang berisi tentang “Elevator/Lift”.
Maksud dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai pelaksanaan tugas
kami sebagai mahasiswa Unimed untuk mata kuliah Elektromekanik yang di
ampu oleh bapak Dr. Wanapri Pangaribuan M.Pd.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan karya tulis ini dan
dapat menjadi acuan dalam menyusun karya tulis selanjutnya.
Saya juga memohon maaf apabila dalam penulisan karya tulis ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
D. Manfaat....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
1.Pengertian Elevator/Lift.............................................................................................3
A.Kesimpulan.............................................................................................................21
B.Saran........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan yang lebih luas pada dunia arsitektur
khususnya dalam bidang elektromekanik mengenai sistem kerja
4
Lift/Elevator dan jenis jenis nya sehingga dapat merancangnya dengan baik
dan dapat menerapkannya sesuai pada bangunan yang dibuat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ELEVATOR/LIFT
Lift atau Elevator adalah salah satu alat bantu dalam kehidupan manusia
yang berfungsi untuk mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih
sering berada didalam gedung-gedung bertingkat. Fungsi elevator yaitu sebagai
angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau
barang yang memiliki pergerakan naik dan turun. Pada umumnya lift difungsikan
atau dipergunakan pada gedung-gedung bermasa besar dan tinggi atau bertingkat,
biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Berkat adanya angkutan transportasi
seperti lift atau elevator dengan sistem oprasional yang modern dan mempunyai
tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan
mereka,selain itu juga manusia dapat atau mampu menciptakan bangunan raksasa
yang memiliki bentuk massa yang besar dan tinggi. Pada lift terdapat tiga jenis
mesin yang dipergunakan salah satunya yaitu Hedraulic,Traction atau katrol tetap,
dan Hoist atau katrol ganda, jenis hoist dapat dibagi menjadi dua bagian , yaitu
hoist dorong dan tarik.
Mengenai sejarahnya lift awalnya adalah sebuah derek yang terbuat dari tali.
Pada tahun 1853, salah seorang pionir dalam bidang lift yaitu Elisha Graves Otis
memperkenalkan sebuah lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika
kabelnya terputus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan
yang masih digunakan hingga kini.
1. 23 Maret 1857 - Lift Otis pertama dipasang di New York City.
2. 1880 - Lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens.
3. 2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Taipei
101 di Taipei, Taiwan. Kecepatannya adalah 1.010 meter per menit atau
60,6 km per jam.
6
Lift/Elevator jenis ini biasa dipakai untuk fasilitas transportasi vertikal manusia
pada gedung berlantai banyak,dengan perhitungan keselamatan bagi penumpang
yang sangan tinggi.
7
- Lift Barang (Freight Elevator) menurut muatannya
Ada tiga macam elevator barang (freight elevator), yaitu:
Elevator barang dengan muatan barang biasa Muatannya tidak
diperkenankan melebihi 25% kapasitas yang sudah ditentukan.
Kapasitasnya angkutnya berkisar antara 50 Pounds (Lbs) per-sqft atau
sekitar 277,78 kg/m2.
Elevator barang dengan muatan kendaraan bermotor Car elevator jenis ini
menanggung muatan yang cukup besar. Kapasitas angkut yang
diperkenankan sekitar 30 psf (Lbs/sqft) atau sekitar 126,5 kg/m2.
Elevator barang dengan muatan kendaraan berat, misalnya: truk Kapasitas
angkut elevator jenis ini lebih besar, yaitu 50 psf (Lbs/sqft).
3. Lift Makanan (Dumb Waiter)
8
Dumbwaiters atau Ejection Elevator berfungsi sebagai pengantar. Elevator jenis
ini ukurannya kecil dan biasa dipakai untuk mengantar makanan, minuman dll.
pada bangunan berlantai banyak, seperti pada hotel, rumah sakit, dll. Kecepatan
elevator ini berkisar antara 300 fpm (Feet per-minute) dengan kapasitas angkutnya
sebesar 100 Pounds (Lbs) atau sekitar 50 kg, dan penggeraknya menggunakan
sistem traction dengan motor kecil.
4. Lift Automobile
Berfungsi untuk mengangkut kendaraan sehingga memerlukan ukuran ruang
kereta sampai = 2.750 mm dan panjang 6.300 mm tergantung peruntukan jenis
kendaraan yang diangkut. Lift ini berkecapatan rendag yaitu 20, 30, 45 mpm dan
mempunyai sistem bukaan pintu mengarah ke atas-bawah dengan 2 (dua) atau 3
(tiga) panel pintu, bisa juga lift kendaraan ini dikatagorikan ke lift barang,namun
dibuat lebih khusus dengan hanya mengangkut kendaraan.
5. Bed/Hospital Elevator
Merupakan sebuah Elevator/Lift yang difungsikan sebagai alat transportasi
vertikal bagi patient stretcher (brandkar) sehingga membutuhkan dimensi kabin
tertentu.
9
Gambar 2.1 Lift Dengan Mesin Diatas
3.2 Sistem Hidrolik
Pada sistem hidrolik (digunakan pada instalasi di gedung rendah,dengan
kecepatan kereta menengah), mesin berada pada bagian bawah terbatas 3-4 lantai,
skema kerjanya yaitu kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang
bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli
dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik.
Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli. Aksi pengangkatan dapat bersifat
langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta
melalui rope). biasanya sistem ini digunakan pada lift uang atau makanan.Karena
pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi lantai bangunan 4 lantai ke
atas, maka sistem yang digunakan adalah gearless (mesin yang letaknya pada
bagian atas).
10
Gambar 2.2 Lift dengan mesin dibawah
4. KOMPONEN PADA LIFT / ELEVATOR
a. Mesin Lift
11
Governor adalah alat pengaman, dimana jika kecepatan lift melebihi
batas-batas yang telah ditentukan, maka governor ini akan bekerja dan
kereta akan berhenti baik oleh elektrik maupun maupun mekanik.
Automatic Rescue Drive
Yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN mendadak mati dan lift
akan berhenti disembarang tempat setelah lebih dari 15 detik maka ARD
akan bekerja untuk menjalankan lift ke lantai terdekat. Setelah lift sampai
pada lantai otomatis lift akan mati. Lift akan normal kembali setelah
listrik PLN hidup kembali.
12
Ruang luncur adalah lorong atau lintasan dimana kereta tersebut bergerak naik
dan turun. Lubang ini harus merupakan lubang tertutup dan tidak ada hubungan
langsung ke ruang di luarnya kecuali untuk lubang dua buah lift berdampingan.
13
Car / Kereta adalah kotak dimana penumpang naik dan dibawa naik turun.
Kereta ini dihubungkan langsung dengan bobot pengimbang (Counterweight)
dengan tali baja lewat pully penggerak di ruang mesin, Merupakan bagian
yang paling dilihat oleh para pemakai, karenanya harus aman, nyaman dan
didesain sedemikian agar indah dan sesuai dengan ‘prestige’ bangunan, tahan
lama dan mudah dalam perawatannya . Bagian ini merupakan bagian yang
paling bebas didesain oleh arsitek. Keamanan kabin, dicerminkan dengan
adanya perlengkapan pintu otomatis, alarm kebakaran dan kelebihan beban,
interchome, bahan-bahan yang tahan api, dan lubang escape. Kenyamanan,
dinyatakan dengan adanya pengkondisian udara, ventilasi, peralatan
pengendali otomatis, gerakan kabin yang halus, tidak terguncang pada saat
akan bergerak maupun berhenti, tidak berisik, indicator tingkat lantai,
pencahayaan yang lembut bahkan Pada pertemuan antara kabin dan rel ini
dipasangkan sepatu rem. Sedangkan pada jarak tertentu pada rel (tergantung
pada jarak lantai pada gedung) dipasangkan saklar-saklar pengirim sinyal ke
alat pengendali mesin penggerak untuk mengatur putaran roda penggerak
(mempercepat, memperlambat, atau berhenti).
14
Terdiri dari beberapa bagian, antara lain: door hanger, door sill, door
panel dan door mekanisme yang mengatur buka tutup pintu. Berfungsi untuk
menutup kereta dari luar. Pada pintu kereta (car door) ini dipasang alat pengaman
secara seri dengan pintu pendaratan / landing door sehingga apabila pintu terbuka
maka lift tidak dapat dijalankan.Untuk keamanan maka pintu elevator dimasa kini
menggunakan pintu-pintu otomatik elektris yang sinkron dengan leveling control.
Dengan demikian maka secara otomatis pintu akan terbuka penuh pada saat
berhenti ditiap lantai, kecepatan pintu membuka dan menutup tergantung pada
tipe pintu dan lebar bukaan pintu. Namun apapun tipe pintunya semuanya
disyaratkan hanya boleh menggunakan daya gerak maksimum 7 ft.lbs (9,5 joule).
(1 ft. lb = 1,365 joule).
15
Gambar 2.6 Sensor Pintu Lift
C. COP (Car Operating Panel)
Ada satu atau lebih COP. Biasanya terletak pada sisi depan kereta (front return
panel). Pada panel tersebut terdapat tombol-tombol lantai dan tombol pengatur
buka tutup pintu.
D. Interphone
Biasanya terletak pada COP (pada lokasi yang mudah dicapai) yang berfungsi
untuk mengadakan komunikasi (dalam keadaan tertentu) antara kereta, kamar
mesin (Machine Room) dan ruang kontrol gedung.
E. Alarm Buzzer
Yang berfungsi untuk memberi tanda bila lift berbeban penuh atau tanda-tanda
lain.
F. Switching box
Biasanya menjadi satu dengan COP. Yang terletak dibagian bawah COP secara
tertutup (yang dapat dibuka hanya dengan kunci khusus) didalamnya terdapat
tombol-tombol pengatur.
G. Floor Indicator
Nomor penunjuk lantai dan arah jalannya kereta. Biasanya terletak disisi atas
pintu kereta (transom) atau pada COP.
16
J. Safety Link
Mekanisme penggerak alat pengaman (safety device) diatas kereta yang
dihubungkan dengan governor
di kamar mesin. Berfungsi untuk menahan kereta over speed ke bawah (dalam
keadaan darurat).
d. Komponen di luar ruang luncur atau di hall
A. Tombol Lantai
Tombol pemanggil kereta di lantai/ hall.
B. Saklar Parkir
Biasanya terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall button)
berfungsi untuk mematikan dan menjalankan lift.
C. Saklar Kebakaran / Fireman Switch
Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi untuk
mengaktifkan fungsi fireman control/ fireman operation.
D. Hall Indicator atau Penunjuk Lantai
Biasanya terletak di transom atau hall button pada masing-masing lift.
Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.
17
d. Setahun sekali diadakan audit atas pekerjaan fisik dan administrasi oleh
pihak ketiga (ahli bidang lift, kesehatan dan keselamatan kerja) untuk
menilai mutu dan hasil pelaksanaan pemeliharaan.
2. Sangsi atas jaminan harus jelas tersebut dalam kontrak (surat perjanjian).
Biaya inspeksi atau audit dipikul bersama agar auditur jujur tidak memihak
siapapun.
Catatan :
Jumlah jam operasi lift dalam suatu bangunan kantor kira-kira 3000 jam. Jumlah
aktu lift diizinkan istirahat untuk dirawat ialah 5% atau 150 jam, terdiri atas 100
jam pemeriksaan berkala dan 50 jam cadangan untuk reparasi dan penyetelan
ulang (readjustment). Jika dalam satu tahun dilakukan 32 kali pemeriksaan (rata-
rata 3 kali per bulan), maka tiap-tiap kunjungan memakan waktu 3,2 jam diluar
jam perjalanan. Lihat contoh daftar periksa pada lampiran.
Catatan :
Ada satu bulan dalam satu tahun dikosongkan, untuk mengulang pekerjaan yang
dirasa tertunda, dan atau reparasi yang direncanakan dalam rangka pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenance).
Catatan :
a. Jadwal alternative dapat dibuat untuk tiap-tiap gedung agar menyesuaikan diri
dengan keadaan dan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Dasar penjadwalan
tetap berlaku, yaitu jumlah jam pemeriksaan untuk tiap-tiap komponen.
18
b. Komponen yang lebih sering mengalami pemeriksaan ialah pintu lantai,
terutama pintu di lobby karena tugas kerjanya lebih berat. Dianjurkan tiap-tiap
bulan diperiksa, yaitu door contack, interlock, door hanger roller, excentric
roller, air cord, door closer (weight), stopper, guides, dan cam roller.
1. Pemeriksaan (Inspection).
Pemeriksaan oleh teknisi yang kompeten atas bagian-bagian peralatan kritis.
Pemeriksaan seringkali memberi petunjuk adanya keharusan mengganti suku
cadang (atau cukup reparasi), jauh-jauh hari sebelum terjadi kerusakan, dan
biasanya sesuai dengan jadwal yang dirancang oleh pabrikan. Waktu yang
diperlukan untuk pemeriksaan harus serendah mungkin sehingga tidak
mengganggu pelayanan (operasi) lift.
2. Pemeliharaan berkala.
Yaitu kebersihan, pelumasan, penyetelan kembali peralatan yang senantiasa
berfungsi. Jadwal yang dianjurkan oleh pabrikan harus diikuti, disamping juga
pengalaman sendiri selama bertahun-tahun. Preventive Maintenance tidak beda
dengan Planned Maintenance.
19
4. Quality control oleh supervisor untuk memperoleh quality assurance.
Catatan :
a. Check list : Tiap-tiap suku ada umurnya, dan saat kapan mulai diperiksa, ditest
atau di re-adjust (stel ulang) dan terakhir kapan diganti baru (replacement).
b. Tiap-tiap lift mempunyai ‘jam terbang’yang berbeda, sehingga ramalan umur
suku/komponen berbeda.
Pemeliharaan Lif Terpadu
20
2. Penggantian bagian suku-suku cadang yang aus sebelum rusak dan tidak
berfungsi, yang pasti akan menyebabkan operasi (kerja lif) gagal, harus
(tercantum) masuk dalam kontrak.
3. Manajemen harus waspada terhadap isi kontrak. Apa yang tertulis tidak
selalu menjangkau apa-apa yang kita maksud/kehendaki, dan apa-apa yang
terjadi di luar dugaan semu pihak.
a. Lingkup pekerjaan
b. Penggantian suku cadang yang termasuk/ tidak termasuk dalam
harga kontrak
c. Reparasi – suku cadang pinjaman
d. Call – back sevice (24 hours service)
e. Jadwal jam-jam pekerjaan pemeliharaan
f. Orang yang bertanggung jawab dilapangan & penggantinya
g. Laporan bulanan (macet dan sebab-sebabnya)
h. Laporan tahunan (termasuk rencana kerja tahun berikut)
i. Testing tahunan atau rutin (safeties)
j. Pemeriksaan (inspection) 2 tahun sekali (quality audit)
k. Tanggung jawab dan kewajiban manajemen
l. Biaya, penyesuaian dan denda
m. Jangka waktu kontrak dn perpanjangannya
n. Kecelakaan
o. Arbitrasi
p. Penyelesaian hukum
q. Legalitas
5. Satu hal yang harus disadari oleh management jika telah siap masuk dalam
kontrak perawatan terpadu ialah : bahwa kita yakin kontraktor mempunyai
pengalaman dan reputasi (citra) yang baik selama jangka waktu yang
panjang (± 15-20 tahun), suatu perusahaan yang sehat danback-up
21
technology dari pabrikan. Terlampir daftar unsure-unsur yang diperlukan
atas suatu bentuk perawatan yang dinamakan guaranteed maintenance.
7. Pihak ketiga ialah seorang ahli lapangan dibidang lift yang tidak memihak
22
4. Peralatan cacat atau rusak harus segera dilaporkan.Seorang petugas dari
pihak manajemen harus segera melaporkan kepada perusahaan pemelihara.
5. Perusahaan pemelihara harus membuktikan kecakapannya, dapat
dipercaya dan berpengalaman.Perusahaan harus terdaftar dan menutup
asuransi untuk kepentingan umum (kecelakaan dan kerusakan harta
benda).
6. Perusahaan pemeliharaan harus jelas.Nama dan alamat, nomor telepon
sebaiknya terpampang di dalam lif. Hal ini memudahkan komunikasi jika
ada masalah dengan peralatan demi keselamatan.
7. Perusahaan pemeliharaan harus peduli dengan keselamatan.Perusahaan
harus melaporkan kepada manajemen/pemilik pada waktunya atas unit lif
untuk memenuhi persyaratan K3. Juga perusahaan peduli atas keselamatan
pegawainya dengan kebijakan yang jelas.
8. Perusahaan pemeliharaan harus dapat melayani call back sevice 24 jam
sehari, 365 hari per tahun.Hal ini terutama untuk menolong penumpang
yang terkurung/ terperangkap didalam kereta lif yang macet. Teknisi yang
dikirim untuk menolong harus cakap dan sigap, sehingga tidak menunda
waktu terlalu lama.
9. Perusahaan pemeliharaan harus bermutu tinggi.Di Eropa perusahaan
tersebut lulus ISO 9000/EN29000 (memiliki sertifikat) untuk sisitim/
procedure kerja.
10. Perusahaan pemeliharaan harus memiliki pegawai yang cakap.Perusahaan
menyediakan pelatihan dan senantiasa melaksanakan peningkatan
keahliannya dan pengetahuannya mengenai pemeliharaan.
11. Perusahaan pemeliharaan menyediakan pelayanan kebutuhan suku cadang.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah menyimak dan memahami uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
3.2 Saran
Dalam merancang dan merencanakan sistem elektromekanik pada suatu
bangunan diharapkan memerhatikan segala aspek, diantaranya aspek kemudahan,
aspek kenyamanan, dan aspek pendukung lain, karena aspek tersebut menjadi
tolak ukur keberhasilan dalam perancangan. Serta sistem elektromekanik pada
bangunan harus dirancang secara efektif dan efisien dengan mematuhi peraturan-
peraturan mengenai standar-standar sistem elektromekanik pada bangunan.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi_vertikal
https://www.academia.edu/7296069/Definisi_ramp_Ramp
http://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/sistem-transportasi-dalam-
gedung-bertingkat
http://modul.mercubuana.ac.id
http://jonpurba.files.wordpress.com/2010/03/konstruksi-lift-2.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTU
R/197605272005011-USEP_SURAHMAN/Mekanikal_Elektrikal_(e-
learning)/RKP_ME/Materi_perkuliahan/Sirkulasi_Vertikal_dan_Horizonta
l_(2_dan_3).pdf
25