Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. MESIN-MESIN LISTRIK


DC

PRODI S1 PTE-FT

DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK

(Drs. YON RIJONO, 2004)

NAMA MAHASISWA : Wendy Thessa Siagian

NIM : 5183131031

MATA KULIAH : MESIN-MESIN LISTRIK DC

DOSEN PENGAMPU : Dr. ADI SUTOPO, M.Pd, M.T

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review
tentang “Mesin DC” ini dengan baik dan lancar.
Critical Book Review ini penulis review dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
tugas Mata kuliah Mesin-mesin Listrik DC program studi Pendidikan Teknik Elektro
semester III tahun 2018 dan sebagai sarana penambah wawasan ilmu pengetahuan yang ingin
diketahui oleh pembaca. Dalam penyampaian materi dan kritik didalam CBR ini
penulis mencoba menyajikannya dengan bahasa yang mudah dan ringan agar dapat
dimengerti oleh semua pihak.

Dalam penyelesaian CBR ini, penulis mendapatkan bantuan dari beberapa sumber dan
dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu proses pembuatan CBR ini sehingga
dapat diselesaikan dengan baik
Harapan penulis kedepannya, semoga CBR ini berguna untuk proses kegiatan belajar
mengajar dan mengetahui caranya mengkritik buku, dan penulis sadar dalam pembuatan CBR
ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada penulisan maupun
materi. Mengingat kemampuan yang penulis miliki, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan CBR ini.

Medan, 25 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II RINGKASAN ISI 2

BAB III PEMBAHASAN 10

BAB IV PENUTUP 11

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Seringkali kita bingung dalam memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami
isinya. Terkadang, kita memilih satu buku, namun hasilnya kurang memuaskan, misalnya
dari segi analisis bahasanya yang kurang dipahami, pembahasan tiap babnya kurang sesuai
dengan yang kita harapkan atau penyajian materinya yang sulit dipahami. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
buku referensi, terkhusus pada buku Mesin-mesin Listrik DC.

B. Tujuan Penulisan CBR

Adapun tujuan penulisan Critical Book Review ini untuk menyelesaiakan tugas dan
mengkritik/membandingkan topik materi kuliah Mesin-mesin Listrik DC, dalam hal ini
menggunakan buku Mesin-mesin Listrik Mesin Sinkron. Selain itu, Critical Book Review ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam memilih buku
referensi Mesin Listrik DC.

C. Manfaat CBR

Manfaat dari CBR ini adalah:

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mesin-mesin Listrik DC


 Untuk menambah pengetahuan/wawasan tentang Mesin-mesin Listrik DC guna
memudahkan penyelesaian soal

D. Identifikasi Buku yang Direview

Judul : Mesin-mesin Listrik Mesin Sinkron

Pengarang : Djuhana Djoekardi

Penerbit : Penerbit Universitas Trisakti

Kota Terbit : JAKARTA

Tahun Terbit : 1997

ISBN : 979-8398-23-8

1
BAB II

RINGKASAN ISI

BAB II GENERATOR DC

Generator adalah sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya mekanis menjadi
daya listrik. Jika sebuah kumparan yang terletak di antara kutub-kutub magnit kita putar
dengan kecepatan putar yang tetap (ϖ), maka pada tiap-tiap perubahan kedudukan dari
kumparan tersebut, besar GGL induksinya akan berbeda-beda. Pada posisi AB, besar fluks
magnit yang tercakup oleh kumparan adalah ɸ cos ϖt.

Dengan berputarnya kumparan dengan kecepatan tetap, maka besar GGL induksi
setiap saat di ujung-ujung kumparan adalah

e=−(d cos ϖt)/dt

e=ϖɸ sin ϖt

Untuk mengalirkan GGL induksi bolak-balik di ujung-ujung kumparan aramtur ke


beban generator, dipakai dua cincin yang ikut berputar dengan kumparan, dan pada cincin
dipasang sikat arang yang tidak ikut berputar dengan kumparan tersebut.

Untuk memperbesar GGL induksi yang terjadi pada ujung-ujung kumparan armatur
atau jangkar, dapat dilakukan dengan membelitkan beberapa kumparan yang dialiri arus
listrik pada kutub-kutub magnit generator tersebut.

Untuk mendapatkan tegangan atau arus searah yang dialirkan ke beban generator,
maka kedua cincin itu diganti dengan satu cinci belah yang sering disebut komutator.

Rumus GGL induksi kumparan armatur pada bentuk rangkaian listrik dengan penguat
medan terpisah adalah

Ea =V t + I a R a

dimana:

Ea =GGLinduksi kumparanarmatur

V t =tegangan output terminal

I a= Arus armatur

Ra =hambatan armatur

Adapun besar GGL induksi yang dibangkitkan oleh kumparan armatur sebanding
dengan besar fluks yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnit yang diperkuat dengan

2
kumparan medan, putaran mesin, dan jumlah penghantar pada seluruh slot armatur, ditulis
secara matematis:

ɸPNZ −8
Ea = 10 Volt
a .60

atau

ɸPNZ
Ea = Volt
a

Dimana:

ɸ=fluks per kutub

N= putaran mesin ( rpm )

n= putaran mesin ( rpd )

P= jumlah kutub magnit

a= jumlah kelompok kumparan armatur yang tersambung paralel .

Z= jumlah penghantar pada seluruh slot armatur

ϖ m=kecepatan putar mek anik ( rpd )

Besar GGL induksi rata-rata dari kumparan armatur penghantar adalah:

a
( E a ) rata−rata=E a Z

Adapun besarnya data output generator adalah:

Po =V t I a

Besar daya armatur adalah

P a= E a I a

MACAM-MACAM BELITAN ARMATUR

Ada dua macam belitan armatur, yaitu belitan jerat atau gelung atau lap winding, dan
belitan gelombang atau wave winding.

1. Coil Span

3
Coil span adalah jarak antara dua sisi kumparan dan besarnya sama dengan 180
derajat listrik, atau hamper sama dengan jarak antara dua kutub magnit yang berdekatan atau
disebut lebar kutub (pole pitch)

Secara Matematis ditulis,

Z
Y s = −k
P

dimana

Y s =bentangan kumparan dalam slot

Z= jumlah slot armatur total

P= jumlah kutub magnit

Z
K=faktor pengurangan sisa hasil bagi agar diperoleh Y s bilangan bulat
P

2. Komutator Pitch (Lebar Lamel) Lap Winding

Untuk lap winding, penempatan ujung akhir kumparan disambungkan pada segmen
yang berdekatan. Apabila sambungan ke masing-masing segmen komutator dilanjutkan,
maka ujung akhir dari kumparan tertutup dan ujung akhir kumparan tersebut disambungkan
ke segmen komutator terakhir yang disebut reentrancy.

Untuk perhitungan nomor segmen komutator reentrancy dapat dicari dengan


menggunakan persamaan:

jumlah segmen ( Z )
(
Reen tracy=Plex− sisa hasil bagi dari
plex )
3. Paralel Path dalam Simplex dan Multiplex Lap Winding

Penggunaan multiplex lap winding dirancang untuk membangkitkan arus armatur


total yang besar pada tegangan rendah. Bila digunakan simplex lap winding, maka jumlah
paralel path ada 4 buah sehingga arus armatur yang mengalir melalui masing-masing path
sebesar 500 Ampere dan jika digunakan duplex lap winding maka arus armatur yang mrngalir
melalui masing-masing path adalah sebesar 2.000/8 Ampere = 250 Ampere.

Kesimpulan Lap Winding

- Jumlah sikat sama dengan jumlah kutub


- Jumlah path armatur paralel (a) = m.p, dimana m adalah Plex dan P adalah jumlah
kutub
ggl rata−rata Z
- Besar gigi armatur adalah E g=
konduksi P

4

- Hambatan total armatur tiap path Ra per path=∫ L . z

- Jika arus armatur total I a, maka besar arus armatur tiap path untuk simplex adalah
Ia Ia
=
path P

4. Simple Wave Winding

Apabila ujung kumparan dihubungkan pada segmen tepat berjarak 360 derajat listrik,
maka setiap kelompok P/2 kumparan akan merupakan reentrancy penuh karena jarak 360
derajat listrik berada dalam setiap pasang kutub.
Persamaan bentangan kumparan adalah

Z
±1
2 C±1
Y c= =
P P
2 2

dimana

Y c =bentangan kumparan

Z= jumlah slot armatur

P= jumlah kutub magnit

C= jumlah segmen komutator

5. Jumlah Paralel Path pada Simplex Wave Winding

Simplex wave winding selalu mempunyai jumlah konduktor hamper sama pada
masing-masing bentangan

Adapung besar Ia per path adalah

Ia 15 ± 1
=
path Ia
2m

MACAM-MACAM GENERATOR DC

Berdasarkan penggunaan penguat medan, generator DC ada dua macam yaitu


generator DC tanpa penguat medan dan penguat DC dengan penguat medan.

1. Generator Penguat Sendiri

5
Ada tiga generator penguat sendiri, yaitu:

- Generator shunt
- Generator seri
- Generator kompond

a. Generator shunt

Ciri utama generator shunt adalah kumparan penguat medan dipasang paralel terhadap
kumparan armatur.

Berlaku persamaan

V t =I sh R sh =I L Z L

Ea =I a Ra +V t

Pa= ( I a ) 2 Ra +V t ( I . L+ I sh )

Pa=I 2a Ra +V t . IL+ I 2sh R sh

atau

Ea =I a Ra + I sh R sh

P a= E a I a

Pa=V t I . L

b. Generator seri

Kumparan medan disambung seri dengan hambatan armatur.

6
Dengan pengambilan diameter kawat cukup besar, maka kumparan ini akan memakan
ruangan rotor

Ea =I a Ra + I a Rsr +V t

Pa=I 2a ( Ra + R sr ) +V t I L

I L =I a

P a= E a I a

c. Generator kompond

rangkaian kompon panjang

rangkaian kompon pendek

Pada generator kompon panjang berlaku

V t =I sh R sh

Ea =I a Ra + I a Rar +V t +V s

Ea I a=I 2a R a + I 2a Rar +V t I a +V s I a

7
Pa−I 2a Ra + I 2a R sr + I 2sh R sh+V t I L +V s I a

P0=V t I L

Pada generator kompon pendek berlaku

Ea =I a Ra +V sh+V s

Ea =I a Ra + I L R ar +V t V s

Pa−I 2a Ra + I 2L R sr + I 2sh Rsh +V t I L + V s I a

V sh =I sh R sh

Po =V t I L

2. Generator DC Tanpa Beban

Besar tegangan terminal dari generator sambungan seri terbebani adalah

V t =Ea −I a Ra

Bila generator DC dalam keadaan jalan tidak terbebani, maka I a=0 sehingga tegangan
terminal menjadi:
V t =Ea =E0

Pada generator DC sambungan shunt, besar tegangan terminaltanpa beban adalah

( Vt ) tb=E a−I a R a

Vt
( Vt ) tb=E a− R
R sh a

Ea
( Vt ) tb=
Ra
1+
( )
Rsh

E0
( Vt ) tb=
Ra
1+
( )
Rsh

TORQUE

Jika jari-jari jangkar dari sebuah generato DC adalah sebesar r mendapat gaya F,
maka kerja yang dilakukan gaya F dalam satu putaran adalah

8
W =Fx jarak

W =F 2 π r

Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam putaran per detik adalah

W =F 2 π r n

W =T a 2 π n

W =T a 2 π N /60

RUGI-RUGI TOTAL

1. Rugi Listrik

Rugi listrik dikenal juga dengan rugi tembaga yang terdiri dari kumparan armatur.
Kumparan medan seri dan kumparan medan shunt.

Rugi kumparan armatur ( Par =I 2a Ra )

Rugi kumparan medan shunt ( Psh=I 2sh Rsh )

Rugi kumparan medan seri ( Psr =I 2sr R sr )

2. Rugi Besi

Besar rugi sekitar 20%-30% dari rugi total pada beban penuh.

3. Rugi Mekanik

Terdiri dari

- Rugi gesek
- Rugi angina

EFISIENSI

C Po
ɳ ekonomi= = .100 %
A P¿

C P0
ɳ listrik = = .100 %
B Pa

9
B Pa
ɳ mekanik = = .100 %
A P¿

BAB III

PEMBAHASAN

Di dalam buku ini tidak hanya memberitahukan tentang Mesin-mesin sinkron saja
tetapi juga memberitahukan macam-macam generator, rumus-rumus menghitung segala
macam yang berhubungan dengan generator, dan untuk apa generator itu diterapkan. Dimana
dalam buku ini menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi pada diri kita atau
pada pembaca. Buku ini patut diacungi jempol karena berkat buku ini, banyak pendapat dari
masyarakat atau si pembaca yang mengakui bahwa buku ini sangat lah berharga dalam
pendidika karena menambah wawasan seseorang dalam pendidikan sehingga pembaca dapat
mengetahui tentang mesin-mesin listrik mesin sinkron. Informasi ini pembelajaran dari buku
yang ditulis oleh Djuhana Djoekardi, dimana berkat buku ini seseorang atau pembaca ini dari
tidak tahu tentang mesin sinkron kini mereka menjadi tahu tentang hal tersebut. Oleh karena
itu, buku ini juga patut dijadikan Mega Best Seller.

Meski penulis tidak membuat semua isi menjadi bentuk kalimat paragraf, tapi ada
yang dijadikan beberapa poin, maka dari itu justru lebih mudah bagi si pembaca untuk
memahami isi dari cerita tersebut, dan mudah dicerna. Seluruh ketersangkutan mengenai
generator yang dijelaskan dalam buku ini merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh si
pembaca, karena di dalamnya memuat pengetahuan tentang generator pada khusunya

10
sehingga membuat wawasan yang lebih luas lagi si pembaca . Dengan demikian, pembaca
dapat mengetahui mesin sinkron dalam pendidikan Maka dari itu, buku ini sangat cocok
sekali bagi seseorang atau pembaca yang kurang mengetahui tentang mesin-mesin listrik.

Kelebihan lain dari buku ini yaitu di mana penulis juga memberikan materi atau
rumus-rumus yang berkenaan dengan penghitungan yang bersangkutan dengan generator itu
sendiri. Jadi, pembaca tidak merasa kesulitan dalam memecahkan masalah mengenai
generator tersebut. Namun, di sisi kekurangan pada buku ini, penulis kurang memperhatikan
tataan penulisan berupa Ejaan Yang Disempurnakan, maka terdapat beberapa kata atau
kalimat yang tidak efektif dan tidak baku sesaui dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia
yang benar.

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Motor Sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecepatan sinkron,
tanpa slip. Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistem
frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus DC untuk pembangkitan daya dan memiliki
torsi awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal
untuk beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor.
Motor sinkron mampu memperbaiki faktor daya sistem sehingga sering digunakan pada
sistem yang menggunakan banyak listrik.

2. Saran

Saya mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas critical book report ini masih jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki, oleh karena
11
itu saya sangat mengharapkan rekomendasi,saran ataupun kritik yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan tugas saya ini, agar dalam pembuatan tugas yang sama kedepannya
jauh lebih baik. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Rijono, Yon. 2004.Dasar Teknik Tenaga Listrik.Yogyakarta:ANDI..

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai