Anda di halaman 1dari 10

2.

3 Pencemaran Oleh Limbah Plastik


Sampah plastik merupakan permasalahan lingkungan hidup di yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia dan dunia. Bagaimana pengertian, penyebab, dampak dan pengelolaannya?
Penggunaan produk plastik secara tidak ramah lingkungan menyebabkan berbagai masalah
lingkungan hidup yang serius. Sampah plastik tidak hanya menjadi masalah di perkotaan, namun
juga di lautan. Dampak negatif sampah berbahan plastik tidak hanya merusak kesehatan
manusia, membunuh berbagai hewan dilindungi, tetapi juga merusak lingkungan secara
sistematis. Jika tidak dikelola serius, pencemaran sampah jenis ini akan sangat berbahaya bagi
kelanjutan planet bumi.

A. Pengertian Sampah Plastik


Sampah plastik adalah salah satu sumber pencemaran lingkungan hidup di Indonesia.
Plastik merupakan produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat, relatif murah.
Karena berbagai kemudahan tersebut, seluruh dunia bernafsu untuk menghasilkan lebih banyak
produk berbahan baku plastik. Namun, tanpa disadari, karakter dasar plastik, ditambah cara
penggunaan yang tidak ramah lingkungan, ia justru merusak lingkungan hidup.
Manfaat penggunaan produk plastik harus diimbangi dengan kalkulasi dampak negatif
yang dihasilkannya. Dalam satu hal, penggunaan plastik memang menjaga produk segar lebih
tahan lama. Penggunaan plastik juga memungkinkan pembuatan peralatan kesehatan,
meningkatkan efisiensi transportasi, memiliki potensi besar digunakan dalam teknologi energi
terbarukan. Meski demikian, bahaya akibat sampah plastik, zat aditif beracun dalam plastik –
pewarna plastik, bahan baku seperti bisphenol A (BPA) – telah meningkatkan kesadaran
konsumen untuk produk yang lebih ramah lingkungan.

B. Pencemaran Plastik di Dunia


Kota-kota di dunia menghasilkan sampah plastik hingga 1,3 miliar ton setiap tahun.
Menurut perkiraan Bank Dunia, jumlah ini bertambah hingga 2,2 milir ton pada tahun 2025.
Selama lebih dari 50 tahun, produksi dan konsumsi plastik global terus meningkat. Diperkirakan
299 juta ton plastik diproduksi pada 2013. Ini menghasilkan masalah lingkungan hidup yang
sangat serius bagi kita.
Angka tersebut menegaskan kecenderungan volume sampah dari plastik dalam beberapa
tahun terakhir, sebagaimana dilaporkan studi Worldwatch Institute. Pemakaian produk plastik
global di seluruh dunia diperkirakan mencapai 260 juta ton pada tahun 2008. Menurut laporan
Global Industry Analysis tahun 2012, pemakaian produk plastik di dunia mencapai sekitar 297
juta ton pada akhir 2015. Plastik juga menjadi salah penyebab pencemaran tanah di perkotaan.

1. Produksi plastik dunia


Produksi plastik di seluruh dunia telah berkembang sebagai bahan yang tahan lama.
Terutama berbasis minyak bumi. Plastik secara bertahap menggantikan bahan-bahan seperti kaca
dan logam. Saat ini, rata-rata orang Eropa Barat atau Amerika Utara menggunakan sekitar 100
kilogram plastik setiap tahun. Sebagian besar dalam bentuk kemasan. Sedangkan masyarakat
Asia menggunakan sekitar 20 kilogram per orang. Namun, angka ini diperkirakan akan tumbuh
pesat seiring dengan perkembangan ekonomi Asia.
Menurut Program Lingkungan PBB (UNEP), antara 22 persen hingga 43 persen plastik
yang digunakan di seluruh dunia dibuang ke tempat pembuangan sampah. Hal ini dapat diartikan
sebagai sumber daya yang terbuang. Sampah yang dibuang berarti menyita ruang yang
seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Bayangkan, berapa puluh hektar yang digunakan
untuk pembangunan TPS dimana sebagian besar adalah sampah plastik?.

2. Jumlah sampah plastik dunia per negara


Sebagian besar potongan plastik dari Amerika Serikat, Eropa, dan negara lain telah
membentuk sistem pengumpulan untuk dikirim ke China. China menerima sekitar 56 persen
impor sampah berbahan plastik di seluruh dunia. Beberapa bukti tidak langsung menunjukkan
bahwa sebagian besar plastik impor ini diolah kembali. Pengolahan dilakukan dengan teknologi
rendah, di fasilitas tanpa kontrol perlindungan lingkungan yang cukup, seperti pembuangan air
limbah.

C. Plastik di lautan
Selain itu, sekitar 10 hingga 20 juta ton sampah plastik mencemari lautan setiap tahun.
Sebuah studi baru memperkirakan bahwa sekitar 5 trilyun partikel plastik dengan berat total
268.940 ton mengambang di lautan sekarang. Sampah plastik menghasilkan kerugian sekitar 13
milyar dollar setiap tahun, mulai dari kerusakan ekosistem laut hingga wisata alam. Hewan
seperti burung laut, paus, lumba-lumba mati akibat memakan atau terjerat sampah plastik.
Sebuah studi yang dilakukan oleh kelompok kerja ilmiah di Pusat Nasional UC Santa Barbara
telah diterbitkan dalam jurnal Science. Studi ini menghitung masukan sampah plastik dari tanah
ke laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 juta metrik ton sampah plastik mencemari lautan
setiap tahun. Pada tahun 2025, input tahunan diperkirakan mencapai dua kali lebih besar.

D. Sampah di Indonesia
Tidak data data akurat tentang jumlah pencemaran sampah plastik di Indonesia, walaupun
terdapat beberapa perkiraan. Seperti dikutip dari geotimes, secara keseluruhan, sampah di Jakarta
mencapai 6.000 hingga 6.500 ton per hari. Sementara di Pulau Bali, jumlah sampah mencapai
10.725 ton per hari.
Sedangkan untuk Kota Palembang, jumlah sampah naik tajam dari 700 ton per hari
menjadi 1.200 ton per hari. Secara keseluruhan, jumlah total sampah di Indonesia mencapai
175.000 ton/hari atau 0,7 kilogram/orang atau sekitar 67 juta ton/tahun.
Sebagian dari jumlah tersebut sampah jenis plastik. Menurut KLHK, sampah plastik dari
100 toko/gerai anggota APRINDO selama 1 tahun menghasilkan 10,95 juta lembar sampah
kantong plastic. Ini berarti sama dengan sekitar 65,7 Ha kantong plastik atau sekitar 60 kali luas
lapangan sepakbola.
Menurut Indonesia Solid Waste Association (InSWA), sebagaimana dikutip dari Antara,
produksi sampah plastik Indonesia sekitar 5,4 juta ton per tahun. Sementara berdasarkan data
BPLHD, sekitar 13 persen dari sampah di Jakarta – 6.000 ton per hari – adalah sampah plastik.

E. Plastik di laut Indonesia


Jumlah tersebut berbeda jauh dengan jumlah sampah berbahan plastik yang ditemukan di
pantai. Dari seluruh sampah di pantai, diperkirakan sebesar 57 persen merupakan sampah plastik.
Diperkirakan sebanyak 46 ribu sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera.
Bahkan, kedalaman sampah plastik di Samudera Pasifik sudah mencapai hampir 100 meter dari
permukaan laut.
Sampah plastik juga telah menjadi salah satu sumber pencemaran laut di Indonesia.
Seperti diketahui bahwa bahwa kondisi pencemaran laut di Indonesia cukup memprihatinkan.
Sebesar 75 persen berkategori Sangat Tercemar, 20 persen Tercemar Sedang, 5 persen Tercemar
ringan. Sebagian sumber pencemaran adalah sampah plastik yang dibawa oleh rumah tangga di
perkotaan atau pemukiman.

F. Produk plastik per negara


Sampah plastik ini terbawa ke laut dan pantai oleh parit kota yang bermuara ke sungai.
Kemudian, sungai-sungai membawa sampah dan segala zat pencemar ke muara dan laut.
Akibatnya, sampah terbawa oleh ombak lautan untuk mencapai pantai. Karena itu, tidak
mengherankan bila di pantai timur Sumatra ditemukan sampah plastik produk Negara tetangga
seperti Malaysia, Thailand, Singapura.
Seiring dengan perkembangan pembangunan kota, populasi penduduk, industri,
pertumbuhan jumlah sampah plastik dipastikan akan meningkat. Perlu antisipasi dan pengelolaan
secara menyeluruh untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup akibat sampah plastik.
Pengelolaan tersebut harus mengatasi sumber atau penyebab terjadinya pencemaran sampah
plastik.

G. Penyebab Pencemaran Plastik


Mungkin sebagian kita beranggapan bahwa memecahkan masalah polusi plastik semudah
menerapkan daur ulang atau membersihkan botol kosong. Faktanya adalah bahwa sampah plastik
menyebabkan masalah dari skala besar hingga mikroskopis. Hal itu meliputi:
 Plastik di mana saja. Bahkan pada item-item yang Anda mungkin tidak berharap untuk
menjadi. Karton susu dilapisi plastiK. Botol air kemasan dibuang dimana saja. Bahkan,
beberapa produk mungkin mengandung manik-manik plastik kecil. Setiap kali salah satu
item ini dibuang atau dicuci di wastafel, polutan beracun memiliki lebih banyak peluang
untuk mencemari dan membahayakan lingkungan.
 Plastik lebih murah. Hal ini merupakan salah satu item yang paling banyak tersedia dan
digunakan secara berlebihan di dunia saat ini. Ketika dibuang, sampah berbahan baku
plastik tidak terurai dengan mudah. Perlu puluhan tahun untuk terurai. Sampah yang
mengandung plastik mencemari tanah atau udara di dekatnya ketika dibakar di udara
terbuka.
H. Sumber sampah plastik
Penangkapan ikan komersial merupakan kebutuhan ekonomi dan konsumi masyarakat
dunia. Namun, industri perikanan memberikan kontribusi masalah pencemaran sampah plastik di
lautan dalam beberapa cara. Jaring yang digunakan untuk operasi trolling skala besar biasanya
terbuat dari plastik. Hal ini memerlukan waktu lama terendam air sehingga berpotensi meracuni
perairan. Kemudian jika jaring rusak, tersangkut, hilang di perairan, maka akan mencemari
lautan. Hal ini tidak hanya membunuh dan merusak satwa liar setempat, tetapi juga memastikan
bahwa polutan memasuki air dan ikan di daerah tersebut.
Membuang sampah plastik ke tempat pembuangan sampah. Hal ini mungkin terdengar
membingungkan karena bukankah membuang sampah di tempat sampah adalah benar?. Namun,
karena plastik dimaksudkan untuk tahan segala cuaca, maka ia tidak akan terurai di tanah.
Membakar plastik secara langsung juga sangat beracun. Pembakaran sampah plastik
menyebabkan kondisi atmosfer berbahaya dan penyakit yang mematikan. Oleh karena itu, jika
membakar sampah plastic di tempat pembuangan akhir (TPA), justru merugikan.

I. Bahaya Sampah Plastik


Sampah plastik membawa dampak negatif yang luar biasa bagi manusia dan lingkungan.
Dampak atau bahaya sampah jenis plastik antara lain sebagai berikut.
1. Mengganggu rantai makanan
Karena ia datang dalam ukuran besar dan kecil, pencemaran sampah plastik turut
mempengaruhi organisme terkecil di dunia seperti plankton. Ketika organisme kecil ini teracuni
akibat mengkonsumsi plastik, maka hewan besar yang memakannya juga teracuni. Pada akhirnya
ini akan meracuni manusia, misalnya saja pada ikan. Tidak mengherankan bila ditemukan ikan
tercemar polutan di seluruh dunia. Manusia, dalam kadar tertentu, memakan ikan beracun.
Dari ikan paus, singa laut, dan burung untuk organisme mikroskopis yang disebut
zooplankton, plastik sangat mempengaruhi kehidupan laut di pantai dan lepas pantai. Tahun
2006, Greenpeace menyatakan bahwa setidaknya 267 spesies binatang yang berbeda diketahui
telah terjerat dan mati akibat sampah terkait plastik.

2. Pencemaran air tanah


Pelestarian air sudah menjadi perhatian di berbagai tempat. Mulai dari California hingga
India. Namun, sumber daya air dunia berada dalam bahaya besar akibat bocornya limbah dan
pencemaran sampah plastik. Jika anda pernah melihat tempat pembuangan sampah, bayangkan
apa yang terjadi setiap kali hujan. Kemudian, bayangkan air minum Anda. Air tanah dan waduk
rentan terhadap kebocoran racun atau aliran sampah.
Sebagian besar sampah dan polusi yang mempengaruhi lautan di dunia juga berasal dari
sampah plastik. Hal ini telah menyebabkan konsekuensi yang mengerikan pada berbagai spesies
laut.

3. Mencemari tanah
Menyebabkan pencemaran tanah. Ketika sampah plastik dibuang ke tempat pembuangan
sampah, ia akan berinteraksi dengan air. Kemudian membentuk bahan kimia berbahaya. Ketika
bahan kimia ini meresap ke bawah tanah, mereka menurunkan kualitas air.

4. Menyebabkan polusi udara


Pembakaran sampah plastik di udara terbuka menyebabkan pencemaran udara akibat
pelepasan bahan kimia beracun. Udara tercemar ketika terhirup oleh manusia dan hewan. Ini
mempengaruhi kesehatan mereka dan dapat menyebabkan masalah pernapasan.

5. Membunuh hewan
Meskipun iklan TV yang tak terhitung jumlahnya selama bertahun-tahun menunjukkan
bebek atau lumba-lumba atau penyu mati akibat terjerat sampah terkait plastik. Namun, sampah
kantong, botol plastik terus dibuang sembarangan oleh masyarakat.
Sampah plastik juga merusak sistem hutan bakau, padahal manfaat hutan bakau sangat
penting bagi manusia. Manfaat hutan bakau, antara lain, adalah mneyediakan antibiotik, tempat
pemijahan ikan.
Menurut National Oceanographic and Atmospheric Administration, sampah jenis plastik
telah membunuh 100.000 mamalia laut setiap tahun, jutaan burung dan ikan.

6. Beracun
Manusia membuat produk plastik menggunakan sejumlah bahan kimia beracun. Oleh
karena itu, penggunaan produk plastik telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan yang
mempengaruhi orang di seluruh dunia. Proses pembuatan, penyimpanan, membuang plastik
berpotensi berbahaya bagi makhluk hidup.

7. Biaya penanggulangan mahal


Telah dihabiskan biaya jutaan dollar setiap tahun untuk mengurangi, mengatasi dampak
sampah plastik. Biaya kesehatan, pembuatan fasilitas, infrastuktur. Padahal biaya tersebut dapat
dimanfaatkan untuk hal lain, misalnya peningkatan kualitas pendidikan.

8. Penurunan wisata
Banyaknya sampah jenis plastik juga dapat menurunkan kunjungan wisatawan ke lokasi
wisata alam. Siapa yang hendak berkunjung ke lokasi wisata yang penuh dengan sampah?. Tidak
ada!.

2.4 Perusakan Ekosistem Terumbu Karang


Terumbu karang merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh negara
indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan terumbu karang??. Terumbu karang memiliki bentuk
dan motif yang sangat indah, sehinga banyak mata yang menyoroti akan keindahan dari terumbu
karang ini.
Sebagian besar terumbu karang dunia, sekitar 55%, terdapat di Indonesia, Philipina, dan
Kepulauan Pasifik; 30% di Lautan Hindia dan Laut Merah; 14% di Karibia; dan 1% di Atlantik
Utara. Suatu kenyataan menunjukkan bahwa luasan terumbu karang di Indonesia dari tahun ke
tahun terus mengalami penurunan dan mengalami kerusakan. Hal ini diakibatkan karena cara
penangkapan ikan di sekitar terumbu karang yang sifatnya merusak, penambangan batu karang
dan sedimentasi.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dari cakupan luas terumbu karang yang ada di
Indonesia sekitar 50.000 km2 diperkirakan hanya 7 % terumbu karang yang kondisinya sangat
baik, 33 % baik, 46 % rusak dan 15% lainnya sudah dalam kondisi kritis. Selama 50 tahun
terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah meningkat dari 10%
menjadi 50% berdasarkan laporan Reef at Risk pada 2002. Kondisi ini semakin lama semakin
mengkhawatirkan dan apabila keadaan ini tidak segera ditanggulangi akan membawa bencana
besar bagi kehidupan biota laut dan kesejahteraan masyarakat serta bangsa Indonesia.
Adapun hasil survey Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hingga akhir 2012
menyebutkan hanya 30% terumbu karang Indonesia dalam kondisi baik, 37% dalam kondisi
sedang, dan 33% sisanya rusak parah. Pemantauan terumbu karang tersebut dilakukan LIPI di 77
daerah yang tersebar dari Sabang hingga Kepulauan Raja Ampat.
Adapun Peneyebab rusaknya terumbu karang adalah sebagi berikut:
1. Sedimentasi
Konstruksi di daratan dan sepanjang pantai, penambangan atau pertanian di daerah aliran
sungai atapun penebangan hutan tropis menyebabkan tanah hutan mengalami erosi dan terbawa
melalui aliran sungai ke laut dan terumbu karang.  Kotoran-kotoran, lumpur ataupun pasir-pasir
ini dapat membuat air menjadi kotor dan tidak jernih lagi sehingga karang tidak dapat bertahan
hidup karena kurangnya cahaya.
2. Penebangan hutan mangrove
Hutan mangrove dan padang lamun yang berfungsi sebagai penyaring juga menjadi rusak
dan menyebabkan sedimen dapat mencapai terumbu karang.  Penebangan hutan mangrove untuk
keperluan kayu bakar dapat merubah area hutan mangrove untuk keperluan kayu bakar, dapat
merubah area hutan mangrove tersebut menjadi pantai terbuka.  Dengan membuka tambak-
tambak udang dapat merusak tempat penyediaan udang alami.
3. Penangkapan dengan Bahan Peledak
Penggunaan bahan peledak untuk penangkapan ikan oleh nelayan akan mengakibatkan
penangkapan ikan secara berlebihan, sehingga menyebabkan tangkapan ikan akan berkurang
dimasa berikutnya.  Penggunaan kalium Nitrat (sejenis pupuk) sebagai bahan peledak akan
mengakibatkan ledakan yang besar, sehingga membunuh ikan dan merusak karang di sekitarnya.
4. Aliran Drainase
Aliran drainase yang mengandung pupuk dan kotoran yang terbuang ke perairan pantai
mendorong pertumbuhan algae yang akan menghambat pertumbuhan polip karang, mengurangi
asupan cahaya dan oksigen.  Penangkapan secara berlebihan membuat masalah ini bertambah
buruk karena ikan-ikan yang biasanya makan algae juga ikut tertangkap.
5. Penangkapan Ikan dengan Sianida
Kapal-kapal penangkap ikan seringkali menggunakan sianida dan racun-racun lain untuk
menangkap ikan-ikan tropis untuk akuarium  dan sekarang digunakan untuk menangkap ikan-
ikan yang akan di  konsumsi di restoran-restoran yang memakai ikan hidup.
6. Pengumpulan dan Pengerukan
Pengambilan karang untuk digunakan sebagai bahan bak konstruksi atau dijual untuk
cindera mata juga merusak terumbu karang.  Demikian pula, pengerukan dan pengeboman
karang untuk konstruksi di daerah terumbu karang.
7. Pencemaran Air
Produk-produk minyak bumi dan kimia lain yang dibuang di dekat perairan pantai, pada
akhirnya akan mencapai terumbu karang.  Bahan-bahan pencemar ini akan meracuni polip
karang dan biota laut lainnya.
8. Pengelolaan Tempat Rekreasi
Pengelolaan tempat rekreasi di wilayah  pesisir yang tidak memperhatikan lingkungan,
seperti penyewaan kapal, peralatan pemancingan dan penyelaman seringkali menyebabkan
rusaknya terumbu karang. Pelemparan jangkar ke karang dapat menghancurkan dan mematahkan
terumbu karang. Para wisatawan yang mengambil, mengumpulkan,menendang, dan berjalan di
karang ikut menyumbang terjadinya kerusakan terumbu karang.
9. Pemanasan Global
Terumbu karang juga terancam oleh pemanasan global. Pemutihan terumbu karang
meningkat selama dua dekade terakhir, masa dimana bumi mengalami beberapa kali suhu
terpanas dalam sejarah.  Ketika suhu laut meningkat sangat tinggi, polip karang kehilangan algae
simbiotik didalamnya, sehingga mengubah warna mereka menjadi putih dan akhirnya mati.
Pemanasan global juga mengakibatkan cuaca ekstrim sukar diperkirakan seperti badai
tropis yang dapat mengakibatkan kerusakan fisik ekosistem terumbu karang yang sangat besar. 
Meningkatnya permukaan laut juga menjadi ancaman serius bagi terumbu karang dan pulau-
pulau kecil.
10. Pengambilan oleh wisatawan
Trumbu karang sangat indah sekali, sehingga memikat hati para penyelam. Namun, tidak
sedikit dari penyelam mengmbil biota laut tersbut sebagai hiasan, oleh-oleh, bahkan dijadikan
sebagai barang dagang. Hala itu dapat mengurangi terumbu karang dan mengakibatkan punahnya
terumbu karang.
11. sampah
Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut. Bahan kimia yang
terkandung dalam sampah, misalnya sampah plastik dapat mengganggu ekosistem air laut
sehingga biota laut akan terganggu dan akn mengalami kerusakan pada ekosistem air laut,
dengan begitu maka biota .laut seperti terumbu karanga akan mengalami kesulitan untuk
berkembang.
12. Pupuk pestisida
Penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian juga merusak terumbu
karang di lautan. Walaupun jarak lahan pertanian dengan bibir pantai sangat jauh, residu kimia
dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh
di lahan pertanian.
13. Jangkar
Pesisir merupakan tempat habitat sebagian besar terumbu karang. Akan tetapi, pesisir
juga merupakan tempat pelabuhan kapal-kapal nelayan. Buangan jangkar yang dilakukan oleh
awak-awak kapal pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang
berada di bawahnya. 
14. Penambangan
Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir juga
merusak terumbu karang. Limbah dan polusi dari pemukiman penduduk secara tidak langsung
dapat menghancurkan terumbu karang.
15. Penangkapan ikan
Ikan-ikan kecil merupakan penghuni dari terumbu karang. Penagkapan ikan
menggunakan racun sianida sangatlah mematikan bagi ikan dan terumbu karangpun akan
menaglami kerusan hingga kematian.

Anda mungkin juga menyukai