Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen pembimbing : Asmawati., S.kp., M.kep


Disusun oleh : Venni Harmeilawati Rizki
Nim : P051202180854
Kelas : II B. DIII Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


A. Anatomi Organ Reproduksi Pria

Secara anatomi organ reproduksi pria terdiri dari organ


reproduksi eksternal yaitu skrotum dan penis, dan organ reproduksi
internal yaitu testis ( menghasilkan sperma dan hormon ), kelenjar
aksesoris ( mensekresikan produk esensial bagi pergerakan
sperma ), dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan
kelenjar.

a. Skrotum
Skrotum merupakan pembungkus testis dimana penurunan
testis kedalam skrotum ( decensus testikulorum ) terjadi semenjak
didalam kandungan, suhu testis lebih rendah 2°C dari suhu tubuh.
Ada beberapa mekanisme untuk mempertahankan suhu testis :
1. Terdapatnya kelenjar keringat
2. Terdapatnya pleksus pampiniform berupa anyaman-
anyaman vena dari testis
3. Terdapatnya otot dartos berupa otot-otot halus

Dinding skrotum terdiri dari beberapa lapisan yaitu :


1. Bagian luar yaitu berupa kulit tipis relitive tanpa
bulu mengandung kelenjar keringat
2. Tunika dartos : bagian yang melekat pada kulit yaitu
berupa otot-otot halus
3. Lapisan jaringan keringat
4. Membran serous merupakan dasar dari dinding
skrotum
b. Testis
Merupakan saluran-saluran yang melilit-lilit yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang disebut tubulus seminiferus
( tempat terbentuknya sperma ). Ditubulus seminiferus juga
terdapat sel-sel leydig yang tersebar, dimana sel ini akan
menghasilkan testosteron dan androgen yang merupakan hormone
seks pria.

c. Duktus eferens
Tubulus seminiferus dibagian atas lobus membentuk
tubulus lurus ( tubulus rectus ) dan masuk kebagian testis yang
disebut rate testis dan keluar sebagai duktus eferens.

d. Epididimis
Saluran ini menempel pada testis. Saluran epididimis
merupakan duktus eferens bersatu yang berkelok-kelok. Sperma
membutuhkan waktu 20 hari di epididimis yang panjangnya
hampir mencapai 6 meter. Selama perjalanan sperma diepididimis,
sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk
membuahi. Adapun funsi epididimis untu mendorong sperma
menuju ke vas deferens.

e. Vas deferens
Merupakan saluran berotot yang keluar dari ekor epididimis
menuju ke uretra, tetapi sebelum sampai diuretra, terjadi pelebaran
saluran yang disebut ampula, diakhir saluran ampula akan bersatu
dengan vesika seminalis membentuk saluran kecil yang disebut
duktus ejakulasi, duktus ini masuk kedalam prostate dan bermuara
pada uretra. Saluran uretra disamping merupakan saluran eksresi
juga sebagai saluran reproduksi.

f. Kelenjar aksesoris

1. Kelenjar vesikula seminalis


Kelenjar ini menyumbang 60% total volume semen. Cairan
dari vesika sernininalis mempunyai sifat kental kekuning-kuningan
dan alkalis (basa). Cairan ini mengandung mucusm, asam askrobat,
dan prostaglan

2. Kelenjar prostat
Kelenjar pensekresi semen cukup besar, mensekresikan
secara langsung melalui saluran-saluran kecil. Cairan ini
mempunyai sifat encer seperti susu dan sedikit asam, serta
mengandung enzim antikoagulan (seminin), sitrat(nutrient bagi
sperma). Kelenjar ini merupakan permasalahan bagi laki-laki yang
berumur diatas 40 th keatas, karena pada umumnya terjadi
pembesaran kelenjar prostat (non kanker). Biasanya diatasi dengan
pembedahan atau dengan obat-obatan mengandung gonadotropin
yang dapat menghentikan aktivitas dan ukuran kelenjar prostat.

3. Kelenjar bulbouretralis / cawper


Secara langsung tidak terlobat dalam sekresi semen,
merupakan sepasang kelenjar kecil, mensekresikan mukus bening
sebelum ejakulasi, gunanya untuk menetralkan setiap urin asam
yang masih tersisa dalam uretra, juga mengandung enzim spermin
(bau khas). Kadang-kadang cairan ini juga membawa sebagian
sperma yang dibebaskan sebelum terjadinya ejakulasi.
g. Penis
Penis terdiri dari 3 silinder jaringan erektil yang mirip spon
yang terdiri dari ruang-ruang dimana pembatasnya disebut trabekula.
Jaringan erektil ini berasal dari vena dan kapiler. Selama kebangkitan
gairah seks, maka jaringan ini akan terisi penuh oleh darah , dimana
akan terjadi penutupan vena oleh peningkatan tekanan sehingga
penis penuh dengan darah yang menyebabkan terjadinya ereksi.
Ereksi sangat penting artinya untuk memasukkan penis kedalam
vagina saat terjadi kopulasi.
Setiap laki-laki normal akan mengejakulasi semennya
sebanyak 2-5 ml, dan setiap 1 ml mengandung sperma 50-150 juta
sperma (normozoospermia : lebih dari 2 juta/ml). Pada saat semen
berada disaluran wanita, prostaglandin dalam semen mengencerkan
mukus pada permukaan uterus dan menggerakkan otot uterus serta
merangsang untuk membantu masuknya semen ke uterus.semen yang
bersifat alkalis akan membantu menetralkan suasana sekitar vagina
yang sedikit asam, sehingga melindungi sperma dan meningkatkan
motilitasnya. Saat pertama kali diejakulasikan, semen berkoagulasi
sehingga memudahkan untuk digerakkan oleh kontraksi uterus,
sampai diuterus antikoagulan mencairkan semen guna membantu
sperma untuk bisa melewati saluran perempuan menuju sel telur.
B. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

1. Genetalia Eksterna (vulva)

Yang terdiri dari:

a. Veneris (Mons pubis)


Suatu daerah yang ditumbuhi oleh rambut kemaluan yang
kasar. Terletak diatas symphysis pubis sebelah depan vagina dan
lubang uretra.

b. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk
lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk
perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia
mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada
wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm.
c. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir
besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari
suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian
atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium
vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang
bersifat erektil. Glans clitoris mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog
dengan penis pada laki-laki.

e. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia
minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium
urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah kelenjar Bartholini, dan
2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi
untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan
seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri
Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

f. Himen (selaput darah)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis
ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di
tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-
beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang
kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang
dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat
terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior.
g. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih
4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus
coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter
ani

2. Genetalia Internal

a. Vagina
vagina merupakan tempat keluarnya aliran haid dan tempat
menerima penis selama terjadinya koitus. Selain itu vagina
merupakan organ yang berotot , berbentuk tabung dan dibatasi oleh
selaput mukosa.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang
bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11
cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:

-Forniks anterior -Forniks dekstra


-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina
memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus
dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.

b. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor
diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan
dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal
dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka
internal (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola
lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua
pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga
beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran
uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak
2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada
wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :

a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar
uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba
dan mencapai dinding abdomen.

b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar,
lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk
lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus
oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh
darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan
ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan
kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks)
disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah
rahim dan meregang saat persalinan.

c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan
muara dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase
pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan
hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium
mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan
terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris,
dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga
dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang
menyangga, tonus otot-otot panggul.
c. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang
12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat
penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi,
tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap melakukan implantasi.

d. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan
kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang
oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000
buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
1. Memproduksi ovum
2. Memproduksi hormone estrogen
3. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai
pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan
hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks
sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan
rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel
graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi
karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun
menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai
kematangan organ reproduksi wanita.

C. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita


b. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
sel-sel folikel sekitar sel ovum.
c. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone
LH.
d. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
(yaitu proses pematangan sel ovum).
e. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi
FSH dan LH
D. . Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang
terjadi diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini
merupakan proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi
kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding rahim
(endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi
kehamilan, endometrium akan mengalami peluruhan dan keluar
bersama darah melalui vagina. Fase menstruasi pada wanita terbagi
menjadi 4 fase yaitu :

1. Fase menstruasi

Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus haid setiap


bulannya. Fase ini dimulai ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium
dari siklus sebelumnya tidak dibuahi. Hal ini membuat kadar estrogen
dan progesteron turun. Lapisan rahim yang menebal dan sudah
dipersiapkan untuk mendukung kehamilan pun tak lagi dibutuhkan.
Akhirnya lapisan rahim ini luruh dan keluar dalam bentuk darah yang
disebut dengan menstruasi. Selain darah, vagina juga akan
mengeluarkan lendir dan jaringan rahim. Pada fase ini, akan
mengalami berbagai gejala yang dapat dirasakan berbeda oleh tiap
orang, seperti:

1. Kram perut
2. Payudara terasa kencang dan nyeri
3. Perut kembung
4. Mood atau suasana hati mudah berubah
5. Menjadi mudah marah
6. Sakit kepala
7. Merasa lelah dan lemas
8. Sakit pinggang
Dalam satu siklus, menstruasi rata-rata berlangsung selama
3-7 hari. Namun, sebagian wanita juga bisa mengalami haid lebih
dari 7 hari.

2. Fase folikuler (pra-ovulasi)

Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di


hari pertama Anda haid, di saat itu pula hormon perangsang folikel
(FSH) mulai meningkat.

Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke


kelenjar pituitari dan melepas zat kimia yang disebut dengan  hormon
pelepas gonadotropin (GnRH).

Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan


peningkatan kadar hormon lutein (LH) dan FSH. FSH bertugas
merangsang indung telur menghasilkan 5-20 kantong kecil yang
disebut folikel.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang.


Dalam prosesnya, hanya sel telur yang paling sehatlah yang akhirnya
akan matang. Sementara sisa folikel yang lainnya akan diserap
kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk


menebalkan lapisan rahim. Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk
menciptakan lingkungan kaya nutrisi bagi embrio (bakal janin) untuk
tumbuh. Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada
siklus bulanan Anda. Namun umumnya wanita mengalami fase
folikuler selama 16 hari.

3. Fase ovulasi

Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra


ovulasi memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon
luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi dimulai. Ovulasi
biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau
lebih sebelum mulai menstruasi.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur


yang matang. Telur ini kemudian bergerak ke tuba falopi menuju
rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup sel telur biasanya hanya
sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang


siklus menstruasi untuk Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam,
sel telur yang tak bertemu sperma akan mati. Ketika ovulasi, wanita
biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna bening
seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat. Suhu basal
tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam
keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai
36º Celsius. Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai
38º Celsius. Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan
di mulut, vagina, atau anus. Jika berencana hamil, pastikan mengukur
suhu tubuh setiap hari di lokasi dan waktu yang sama selama 5 menit.
Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah
bangun tidur dan sebelum mulai beraktivitas apa pun.

4. Fase luteal

Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi


korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan
estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-empat menstruasi ini
berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan
telur yang telah dibuahi.

Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic


gonadotropin (hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum
dan menjaga agar lapisan rahim tetap tebal seterusnya.
Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut
dan diserap oleh lapisan rahim. Kemudian kadar estrogen dan
progesteron akan perlahan menurun, membuat lapisan rahim akhirnya
terlepas dan meluruh. Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda
akan mengalami gejala yang disebut dengan sindrom pramenstruasi
(PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:

1. Perut kembung
2. Payudara membengkak dan sakit
3. Suasana hati mudah berubah
4. Sakit kepala
5. Berat badan bertambah
6. Merasa ingin terus makan
7. Sulit tidur

Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari.


Namun, rata-rata wanita mengalaminya selama 14 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hopson. Janet L. Dan Norman K Wessels, (1990), Essential of Biology,
New York: McGraw-Hill publishing company.
Tortora Anagnostakos, (1981), Principle of Anatomy and Physiology,
New York: Harpers and Row Publisher
Jhonson, M. And Everitt B. 1998. Essential Reproduction third edition,
Blackwell Scientifik Publication

Anda mungkin juga menyukai