Disusun oleh :
Ainni Ankas P.17420113040
TK. 2 A 2
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
ISI
1.1 Rubella
1.1.1 Definisi
Rubella atau campak Jerman adalah penyakit anak menular yang lazim
biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak
(Rubeola) ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nyeri limfonodi
pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior. Pada anak yang lebih tua
dan dewasa, terutama wanita dewasa, infeksi kadang-kadang dapat berat, dengan
manifestasi keterlibatan sendi dan purpura.
Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang
rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan, dapat
menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan
kecacatan. Virus penyebab rubela atau campak Jerman ini bekerja dengan aktif
khususnya selama masa hamil. Akibat yang paling penting diingat adalah
keguguran, lahir mati, kelainan pada janin, dan aborsi terapeutik, yang terjadi jika
infeksi rubela ini muncul pada awal kehamilan, khususnya pada trimester
pertama. Apabila seorang wanita terinfeksi rubela selama trimester pertama, ia
memiliki kemungkinan kurang lebih 52% melahirkan bayi dengan sindrom rubela
kongenital (CRS, Congenital Rubella Syndrome).
1.1.2 Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella, sebuah togavirus yang
menyelimuti dan memiliki RNA genom untai tunggal. Virus ini ditularkan
melalui jalur pernapasan dan bereplikasi dalam nasofaring dan kelenjar getah
bening . Virus ini ditemukan dalam darah 5 sampai 7 hari setelah infeksi dan
menyebar ke seluruh tubuh. Virus ini memiliki teratogenik sifat dan mampu
melintasi plasenta dan menginfeksi janin mana berhenti sel dari berkembang atau
menghancurkan mereka. Selama periode inkubasi ini, pasien menular biasanya
selama sekitar satu minggu sebelum ia / dia mengembangkan ruam dan selama
sekitar satu minggu setelahnya.
1.1.3 Patofisiologi
Daerah utama yang terinfeksi oleh rubella adalah nasofaring kemudian
menyebar ke kelenjar getah bening secara cepat dan viremia. ruam nampak akibat
titer serum antibody meningkat dan mempengaruhi antigen-antibodi dan
berinteraksi di kulit. Virus telah dapat ditemukan diseluruh kulit baik yang
terlibat maupun yang tidak selama masa infeksi, dan penyebarannya karena factor
lain yang mungkin berperan dalam patogenesis eksantem. Antibody HAI
mencapai puncaknya pada hari 12 – 14 setelah timbulnya ruam dan akan kembali
stabil setelah kira-kira 2 minggu kemudian.
Virus rubella mempunyai 3 polipeptida mayor yang mencakup 1 kapsid
protein dan 2 amplop glikoprotein E1 dan E2. Antibodi anti-E1 mungkin
memegang peranan utama dalam respon serologik.
1.1.4 Gejala
Pada anak-anak Rubella biasanya menyebabkan gejala yang berlangsung dua
hari dan meliputi:
Pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa gejala tambahan termasuk
berikut mungkin hadir:
Pembengkakan kelenjar
Coryza (dingin seperti gejala)
Sakit sendi (terutama pada wanita muda)
Infeksi Otak
Perdarahan masalah.
1.1.5 Penularan
Penularan terjadi melalui oral droplet, dari nasofaring, atau rute
pernafasan.Selanjutnya virus rubella memasuki aliran darah. Namun
terjadinya erupsi dikulit belum diketahui patogenesisnya. Viremia
mencapai puncaknya tepat sebelum timbul erupsi di kulit. Di
nasofaring virus tetap ada sampai 6 hari setelah timbulnya erupsi dan
kadang-kadang lebih lama. Selain dari darah dan sekret nasofaring,
virus rubella telah diisolasi dari kelenjar getah bening, urin,
cairanserebrospinal, ASI, cairan sinovial dan paru.Penularan dapat
terjadi biasanya sejak 7 hari sebelum hingga 5 hari sesudah timbulnya
erupsi. Daya tular tertinggi terjadi pada akhir inkubasi, kemudian
menurun dengan cepat. Dan berlangsung hingga menghilangnya erupsi.
Rubella dapat ditularkan melalui kontak pernafasan dan
memiliki masa inkubasi antara 2-3 minggu. Penderita dapat
menularkan penyakit ini selama seminggu sebelum dan sesudah
timbulnya rash (bercak - bercak merah) padakulit. Rash pada rubella
berwarna merah jambu, menghilang dalam waktu 2-3hari dan tidak
selalu muncul untuk semua kasus infeksi.
1.1.6 Pencegahan
Vaksin ini sekarang biasanya diberikan sebagai bagian dari vaksin MMR .
WHO merekomendasikan dosis pertama diberikan pada 12 sampai 18 bulan usia
dengan dosis kedua pada 36 bulan. Wanita hamil biasanya diuji untuk kekebalan
terhadap rubella awal. Wanita ditemukan rentan tidak divaksinasi sampai setelah
bayi lahir karena vaksin mengandung virus hidup.
1.1.7 Pengobatan
Riwayat kesehatan
1.) Keluhan utama : Bercak-bercak dengan warnanya lebih muda dari campak
biasa. Yang dimana bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa
titik-titik kecil berwarna merah muda. Kemudian dalam waktu 24 jam lalu
muncul bercak tersebut dan menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan
warnanya menjadi lebih gelap.
a.) Keluhan dirasakan sejak dua hari yang lalu, mulai dari tanggal 13 Mei 2013,
ibu klien mengatakan Demam ringan dengan suhu 38,5 derajat Celcius,Sakit
kepala, Hidung tersumbat atau pilek yang dialami sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit dan nyeri di tenggorokan Faktor pencetus : minum susu SGM 2
yang disimpan di kulkas,selalu makan makanan yg tidak hegien,mengisap
jarinya.
1.) Klien belum ada penyakit tertentu hanya saja sebelumnya klien hanya
mengalami demam dan flu.
3.) Tidak ada anggota keluarga minum minuman keras dan alkohol.
4.)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
- G I, dari pihak bapak klien (nenek klien) meninggal karena proses ketuaan
- G I, dari pihak bapak klien (kakek klien) meninggal karena proses
ketuaan.
d. Kepala
1.) Inspeksi
2.) Palpasi
e. Mata
1.) Inspeksi
2.) Palpasi
f. Hidung
1.) Inspeksi
2.) Palpasi
g. Telinga
1.) Inspeksi
2.) Palpasi
h. Mulut
1.) Inspeksi
2.) Palpasi
1.) Inspeksi
2.) Palpasi
- Vokal resonan teraba getaran seimbang paru-paru kiri dan kanan.
3.) Perkusi
4.) Auskultasi
j. Abdomen
1.) Inspeksi
- Warna kulit sama bercak merah muda dengan daerah sekitarnya.
2.) Auskultasi
3.) Palpasi
k. Kulit
1.) Inspeksi
2.) Palpasi
1.2 Rubeola
1.2.1 Definisi
Rubeola atau campak biasa adalah suatu penyakit menular, ditandai oleh tiga
stadium : (1) stadium inkubasi sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-
tanda atau gejala-gejala: (2) prodormal dengan enantem (bercak koplik) pada
mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan,
koryza, dan batuk yang semakin berat; dan (3) stadium akhir dengan ruam makuler
yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan
disertai oleh demam tinggi.
1.2.2 Etiologi
Campak adalah virus RNA dari Famili Paramixoviridae, genus Morbilivirus.
Hanya satu tipe antigen yang diketahui selama masa prodromal dan selama waktu
singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan
urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
Virus campak dapat diisolasi dapat biakan embrio manusia atau jaringan ginjal
kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5 – 10 hari, terdiri dari sel raksasa
multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi
bila ruam muncul.
1.2.3 Patofisiologi
Lesi campak terdapat di kulit, membran mukosa nasofaring, bronkus, dan
salurancerna dan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear
dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi disekitar kapiler. Ada
hiperplasilimfonodi, terutama pada apendiks. Pada kulit, reaksi terutama
menonjolsekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut.
Bercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari
eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit.
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakterisekunder. Pada kasus
ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan
medulla spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadi
degenerasikorteks dan substansia alba.
1.2.4 Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: -
* Panas badan
* Nyeri tenggorokan
* pilek Coryza
* Batuk ( Cough )
* Bercak Koplik
* Nyeri otot
* Mata merah ( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik
Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari
setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam
kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol).
Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di
leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh,
lengan dan kaki, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama
beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan
merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
1.2.5 Pencegahan
Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari
dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
1.2.6 Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat.
Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi
infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Maka dari itu harus berjaga-jaga.
1.2.7 Asuhan Keperawatan Rubeola
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan
yang mempunyai 2 kegiatan pokok yaitu :
1. Pengumpulan Data
a. Anamnese
a) Identitas penderita
Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan status gizi
yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis kelamin (L dan P
pervalensinya sama), suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit,
diagnosa medis.
b) Keluhan utama
Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema dibelakang
telinga, di bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang
bawah, badan panas, enantema ( titik merah ) dipalatum durum dan palatum
mole.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada orang tua atau
anak tentang kapan timbulnya panas, batuk, konjungtivitis, koriza, bercak
koplik dan enantema serta upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya.
d) Riwayat kesehatan dahulu
Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah kontak dengan
pasien campak.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anak belum mendapatkan vaksinasi campak.
f) Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II,
III; dan campak.
g) Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-
6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal
menggunakan rumus 8 + 2n.
Status Gizi
Klasifikasinya sebagai berikut :
Gizi buruk kurang dari 60%
Gizi kurang 60 % - <80 %
Gizi baik 80 % - 110 %
Obesitas lebih dari 120 %
d) Toraks
- Inspeksi :
Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada nasofaring, perdarahan pada hidung.
Pada penyakit campak, gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza.
- Auskultasi :
Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.
e) Abdomen
- Inspeksi :
Bentuk dari perut anak. Ruam pada kulit.
- Auskultasi
Bising usus.
- Perkusi
Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal, misalnya masa atau
pembengkakan.
e) Kulit
- Inspeksi :
Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.
- Palpasi :
Turgor kulit menurun
Diagnose II
Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d
penumpukan secret pada nasofaring.
Tujuan : bersihan jalan napas efektif
Dengan criteria hasil :
a. Tidak mengalami aspirasi
b. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Kaji fungsi pernapasan, Ronci, mengi menunjukkan
contoh bunyi akumulasi secret/
napas, kecepatan, ketidakmampuan untuk
irama dan membersihkan jalan napas
kedalaman dan yang dapat menimbulkan
penggunaan otot penggunaan otot aksesori
aksesori. pernapasan dan peningkatan
kerja pernapasan.
2 Catat kemampuan Pengeluaran secret sulit bila
untuk batuk efektif. secret sangat tebal ( mis.
Efek infeksi dan atau tidak
adekuat hidrasi ).
3 Berikan posisi semi Posisi membantu
fowler tinggi. memaksimalkan ekspansi
Bantu klien untuk paru dan menurunkan upaya
batuk dan latihan pernapasan.
napas dalam.
4 Bersihkan secret dari Mencegah obstruksi atau
mulut dan trakea ; aspirasi. Pengisapan
pengisapan sesuai dilakukan bila klien tidak
keperluan. mampu mengeluarkan
secret.
5 Pertahankan masukan Pemasukan tinggi cairan
cairan membantu untk
mengencerkan secret.
6 Berikan lingkungan Meningkatkan kenyamanan
yang aman untuk anak
Diagnose III
Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.
Tujuan : keutuhan structural dan fungsi fisiologis dari kulit dan membrane mukosa.
Dengan criteria hasil :
a. Terbebas dari adanya lesi jaringan.
b. Suhu, elastisitas, hidrasi dan warna jaringan dalam rentang yang diharapkan.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Pantau kulit dari Mengetahui perkembangan
adanya: ruam dan penyakit dan mencegah
lecet, warna dan terjadinya komplikasi
suhu, kelembaban melalui deteksi dini pada
dan kekeringan kulit.
yang berlebih, area
kemerahan dan
rusak.
2 Mandikan dengan air Mempertahankan kebeersihan
hangat dan sabun tanpa mengiritasi kulit.
ringan
3 Dorong klien untuk Membantu mencegah friksi /
menghindari trauma kulit.
menggaruk dan
menepuk kulit.
4 Balikkan atau ubah Meningkatkan sirkulasi dan
posisi dengan mencegah tekanan pada
sering kulit / jaringan yang tidak
perlu.
5 Ajarkan anggota Mengetahui terjadinya infeksi /
keluarga / memberi komplikasi lebih cepat.
asuhan tentang
tanda kerusakan
kulit, jika
diperlukan.
6 Konsultasi pada ahli Perbaikan nutrisi klien agar
gizi tentang terhindar dari infeksi karena
makanan tinggi kulit dapat menjadi barier
protein, mineral, utama yang dapat
kalori dan vitamin. memperberat kondisi anak.
Diagnose IV
Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.
Tujuan : intike cairan seimbang, keseimbangan volume cairan dalam tubuh.
Dengan criteria hasil :
a. Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala kekurangan volume cairan.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Pantau berat badan, Mengontrol keseimbangan
suhu, kelembaban output.
pada rongga oral,
volume konsentrasi
urin.
2 Ukur berat jenis urine Menunjukkan status hidrasi dan
perubahan pada fungsi
ginjal, yang mewaspadakan
terjadinya gagal ginjal akut
pada respon terhadap
hipovolemia.
3 Observasi Hipovolemia, perpindahan
kulit/membrane cairan dan kekurangan
mukosa untuk nutrisi memperburuk turgor
kekeringan, turgor. kulit.
4 Hilangkan tanda bau Menurunkan rangsangan pada
dari lingkungan gaster dan respon muntah.
5 Ubah posisi dengan Adanya gangguan sirkulasi
sering, berikan cenderung merusak kulit.
perawatan kulit
dengan sering dan
pertahankan tempat
tidur kering dan
bebas lipatan.
6 Berikan : Menarik minat anak agar mau
a. Bentuk-bentuk minum banyak.
cairan yang
menarik ( sari
buah, sirup tanpa
es, susu )
Diagnose V
Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.
Tujuan : anak merasa nyaman
Dengan criteria hasil :
a. Anak dapat beristirahat dengan nyaman.
b. Rewel berkurang.
Intervensi :
No Intervensi Rasional
1 Tubuh anak dibedaki Mengurangi rasa gatal.
dengan bedak
salisil 1% atau
lainya ( atas resep
dokter )
2 Tidurkan anak ditempat Mencegah silau dan menambah
yang agak jauh dari kenyamanan anak.
lampu ( jangan
tepat dibwah lampu
)
Diagnose VI
Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak kurang
baik.
Tujuan : mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi, mempercepat
penyembuhan.
Dengan criteria hasil :
a. Anak bisa sembuh tanpa keluhan tambahan
b. Penyakit anak tidak bertambah parah.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Cuci tangan sebelum Mengurangi risiko kontaminasi
dan sesudah kontak silang.
perawatan
dilakukan.
Intruksikan klien /
orang terdekat
untik memcuci
tangan sesuai
indikasi
2 Berikan lingkungan Mengurangi pathogen pada
yang bersih dan system imun dan
berventilasi baik. mengurangi kemungkinan
pasien mengalami infeksi
nosokomial.
3 Diskusikan tingkat dan Meningkatkan kerja sama
rasional isolasi dengan cara hidup dan
pencegahan dan mengurangi rasa terisolasi.
mempertahankan
kesehatan pribadi.
4 Pantau tanda-tanda vital Memberikan informasi data-data
dasar, awian atau
peningkatan suhu secara
berulang-ulang dari demam
yang terjadi untuk
menunjukkan bahwa tubuh
bereaksi pada proses
infeksi.
5 Kaji frekuensi Kongesti / distress pernapasan
/kedalaman dapat mengindikasikan
pernapasan, perkembangan PCP,
perhatikan batuk penyakit yang umum
spasmodic kering terjadi.meskipun demikian,
pada inspirasi TB paru mengalami
dalam, perubahan peningkatan dan infeksi
karakteristik jamur lainnya, viral, dan
sputum dan adanya bakteri yang dapat terjadi
mengi atau ronchi. yang membahayakan
Lakukan isolasi system pernapasan.
pernapasan bila
etiologi batuk
produktif tidak
diketahui.
6 Ubah sikap baring Mencegah penyebaran infeksi
beberapa kali bertambah parah dan
sehari dan berikan mencegah terjadinya
bantal utnuk dekubitus.
meninggikan
kepala
7 Dudukkan anak pada Mencegah aspirasi
waktu minum
8 Berikan obat yang tepat Mencegah penyakit bertambah
parah
9 Bawa berobat kembali Untuk menentukan tindakan
jika anak terlihat pengobatan selanjutnya.
selalu tidur, tidak
mau makan
minum, semakin
lemah, suhu tetap
tinggi, kesadaran
menurun.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses keperawatan. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
Disamping itu evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian untuk proses
berikutnya.
Perawat mempunyai tiga alternative dalam menentukan sejauh mana tujuan
tercapai :
a. Berhasil
Prilaku anak sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di
tujuan.
b. Tercapai sebagian
Anak menunjukkan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan
tujuan.
c. Belum tercapai
Pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai
dengan pernyataan tujuan.
Perbedaan campak biasa dan campak Jerman bisa dilihat dari ciri-ciri kedua campak
itu. Berikut ciri-cirinya.
Campak Jerman disebabkan oleh virus Rubella sedangkan campak biasa disebabkan
oleh virus jenis Morbilli.
Campak Jerman menyebabkan ruam merah di kulit yang dimulai dari muka ke bawah
dan lamanya sekitar 3 hari. Adapun campak biasa, ruam merah yang timbul bisa
muncul dari mana saja dengan waktu yang bisa lebih lama atau pun lebih sebentar dari
3 hari.
Campak Jerman bisa menyebabkan sakit kepala dan sakit persendian. Adapun campak
biasa tidak. Hanya flu, batuk, pilek, dan demam saja.
Campak Jerman bisa menyebabkan hal yang fatal. Misalnya saja pada ibu hamil bisa
menyebabkan kematian atau kelahiran bayi prematur. Jika pun bayi itu bisa lahir, bayi
itu bisa sangat berisiko untuk cacat otak, cacat fisik, dan juga keterbelakangan mental.
Keadaan ini disebut sebagai sindrom Rubella Kongenital. Kemudian pada pria dewasa,
campak Jerman bisa menyebabkan sakit parah pada bagian testis. Adapun campak biasa
tidak menyebabkan hal-hal yang fatal. Hanya gejala biasa saja yang muncul.
Vaksin campak Jerman adalah MMR (measles, mumps, rubella) yang diberikan bisa
kapan saja. Adapun vaksin campak disebut sebagai vaksin campak biasa yang diberikan
pada usia bayi 9 bulan dan ulangan di usia 6 tahun.
Gejala awal muncul penyakit campak Jerman adalah pembengkakan kelenjar getah
bening di leher bawah kuping. Adapun campak biasa tidak.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Campak Jerman disebabkan oleh virus Rubella sedangkan campak biasa
disebabkan oleh virus jenis Morbilli.Campak Jerman menyebabkan ruam merah di
kulit yang dimulai dari muka ke bawah dan lamanya sekitar 3 hari. Adapun campak
biasa, ruam merah yang timbul bisa muncul dari mana saja dengan waktu yang bisa
lebih lama atau pun lebih sebentar dari 3 hari. Sama- sama campak yang butuh asuhan
keperawatan dengan baik.
3.2 SARAN
rubella dan rubeola merupakan penyakit campak. Penyakit campak sering juga
menyerang anak-anak, maka dari itu masyarakat diharapkan waspada akan tanda dan
gejala campak karena jika campak ditangani dengan cara yang salah maka akan
berakibat lebih buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Robert M Kliegman, Ann M Arvin; Ilmu Kesehatan Anak Nelson.Vol 2; Jakarta : ECG ; 1999
http://health.perempuan.com/mengenali-dua-jenis-penyakit-campak/
http://penyakitcampak.com/
http://www.balita-anda.com/kesehatan-anakbalita/852-tentang-campak-yang-perlu-
diketahui.html
http://health.perempuan.com/mengenali-dua-jenis-penyakit-campak/
http://artikelkesehatananak.com/imunisasi-mmr.html
http://bommaannha.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pada-penyakit-campak.html
http://eyeshieldnacha.blogspot.com/2013/08/askep-rubella-pada-anak.html
http://myester86.blogspot.com/2013/06/apa-beda-campak-rubeola-dan-campak.html