Anda di halaman 1dari 33

1 MAKALAH

2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


3

6 DISUSUN OLEH:
7 1. AHMAD HUSIEN HAIKAL ALFANDI
8 2. ANDRA ARDHANA
9 3. ALDO MARIHOD SIMBOLON
10 4. AYU AGUSTINA
11

12 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

13 UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

14 TAHUN AKADEMIK 2019/2020


15

16
17 KATA PENGANTAR
18Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
19hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah
20yang berjudul “Aqidah” ini dengan baik tepat pada waktunya.

21Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen


22pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan
23yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih
24juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
25memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung
26sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

27Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


28penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah
29yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta
30kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para
31pembaca demi tersusunnya makalah ini dengan baik. Akhir kata, kami
32berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi para
33pembaca dan pendengar.

34Terima kasih
35

36

37

38

39

40

41

42

43

44
45

46 PENDAHULUAN

47

481.      Latar Belakang

49 Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan


50manusia aqidah adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala
51keraguan. Aqidah menurut terminologi syarat (agama) yaitu keimanan kepada
52Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akhirat, dan keimanan
53kepada takdir Allah baik dan buruknya. Ini disebut Rukun Iman.

54

55 Dalam syarat Islam Aqidah terdiri dari dua pangkal utama.

56Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada rukun iman. Letaknya di hati dan tidak
57ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan (ibadah). Bagian ini disebut pokok
58atau asas.

59Kedua : Perbuatan, yaitu cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat,
60dan seluruh bentuk ibadah lainnya disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini
61baik buruknya atau diterima atau tidaknya tergantung yang pertama.

62

63 Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : Ikhlas karena
64Allah SWT. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasulullah
65SAW. Apabila ibadah yang hanya memenuhi satu syarat saja, maka amal
66tersebut akan tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah
67makna yang terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii ayat 110 yang artinya
68: "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
69mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
70dalam beribadah kepada Tuhannya.“

71
72 Aqidah juga dapat diartikan sebagai pokok-pokok keimanan yang telah
73ditetapkan oleh Allah SAW dan kita sebagai manusia wajib meyakininya
74sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman (mu’min).
75Namun bukan berarti keimanan ditanamkan dalam diri seseorang harus secara
76dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi,
77karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat
78diindra dan dijangkau oleh akal manusia.

79
80

81 ii

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95
96

97 PENUTUP

98

99A. KESIMPULAN

100 Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-
101Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir
102kepada manusia untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam
103sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu
104serba teratur, cermat dan berhati-hati.
105 Aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi dimana seluruh komponen
106ajaran islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan.
107Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban
108agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
109informasi yang disampaikan oleh Allah SWT melalui wahyu kepada Nabi dan
110Rasul-rasulnya.

111B. SARAN
112         Aqidah
merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan.
113Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran
114dan Hadist. Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatas
115namakan islam namun melenceng dari tuntunan yang berlaku.

116 Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun peradaban


117islam yang baldatun, toyibatun, warabbun ghofur. Semoga apa yang telah kami
118sajikan tadi dapat diambil intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga
119berguna bagi kehidupan kita di masa yang akan datang.

120

121

122

123

124
125

126 PEMBAHASAN
127

128

129 A. AQIDAH DAN RUANG LINGKUPNYA


130
131 Yang dimaksud Aqidah dalam bahasa Arab adalah ikatan, sangkutan.
132 Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau
133 gantugan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya adalah Iman
134 atau keyakinan. Akidah Islam (Aqidah Islamiyah) itu ditautkan dengan
135 Rukun Iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam. Akidah islam
136 berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak yang Maha Esa yang disebut
137 Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujud-Nya.
138 Kemahaesaan Allah dalam zat, sifat, perbuatan dan wujud-Nya itu
139 disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman dan prima causa seluruh
140 keyakinan islam. Jika seseorang yakin bahwa Allah mempunyai
141 kehendak, sebagai bagian dari sifatnya maka orang yakin pula adanya
142 para Malaikat yang diciptakan Allah (melalui perbuatannya) untuk
143 melaksanakan dan menyampaikan kehendak Allah yang dilakukan oleh
144 malaikat Jibril kepada para Rasulnya yang kini dihimpun dalam kitaab-
145 kitab suci. Kehendak Allah itu disampaikan kepada manusia melalui
146 manusia pilihan Allah yang disebut Rasulullah SAW. Konsekuensi
147 logisnya kita adalah kita meyakini pula adanya para Rasul yang
148 menyampaikan dan menjelaskan kehendak Allah kepada manusia untuk
149 dijadikan pedoman dalam hidup dan kehidupan. Hidup dan kehidupan ini
150 pasti akan berakhir pada suatu ketika, sebagaimana dinyataakaan dengan
151 tegas oleh kitab-kitab suci dan oleh para Rasul itu. Kita yaakin adanya
152 Hari Akhir tatkala seluruh dan kehidupan seperti yang sekarang ini pasti
153 akan berakhir. Pada waktu itu kelak Allah Yang Maha Esa dalam
154 perbutannya itu akan menyediakan suatu kehidupan baru yang sifatnya
155 baqa(abadi) tidak fana (sementara) seperti yang kita lihat dan alami
156 sekarang. Untuk mendiami alam baka itu kelak, manusia yang pernah
157 hidup di dunia ini akan dihidupkan kembali oleh Allah Yang Maha Esa
158 dalam perbuatan-perbuatannya itu dan akan dimintai pertanggung
159 jawaban individual mengenai keyakinan (aqidah), tingkah laku (syari’ah)
160 dan sikap (akhlak) nya selama hidup di dunia yang fana ini. Yakin akan
161 adanya hidup lain selain kehidupan sekarag, dan dimintainya pertanggung
162 jawaban manusia kelak, membawa konsekuensi pada keyakinan akan
163 adanya Kada dan Kadar yang berlaku dalam hidup dan kehidupan
164 manusia di dunia yang fana ini yaang membawa akibat pada kehidupan di
165 alam bakaa kelak.
166 Dari uraian singkat diatas, tampak logis dan sistematisnya pokok-pokok
167 keyakinan islam yang terangkum dalam istilah Rukun Iman itu. Pokok-
168 pokok keyakinan ini merupakan merupakan sas seluruh ajaran islam
169 seperti telah disebut diatas. Jumlahnya enam dimulai dari “Keyakinan
170 Kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Keyakinan pada Malaikat-
171 Malaikat, Keyakinan pada Kitab Suci, Keyakinan pada para Nabi dan
172 Rasul Allah, Keyakinan pada Hari Akhir dan Keyakinan pada Qada dan
173 Qadar Allah. Pokok-pokok keyakinan atau Rukun Iman ini merupakan
174 akidah islam.
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188

189 B. KEYAKINAN KEPADA ALLAH


190
191 Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut Ketuhanan. Ketuhanan Yang
192 Maha Esa menjadi dasar Negara Repubik Indonesia. Menurut Hazairin,
193 (Hazairin,1970:58) istilah Ketuhanan Yang Maha Esa diciptakan oleh
194 otak, pengertian dan iman orang islam Indonesia sebagai terjemahan kata-
195 kata yang terhimpun dalam (QS.al-baqarah 2:163).

ِ َّ ‫الر مْح ٰ ن‬ ِ ِٰ ِ ِٰ ‫ِ هَٰل‬


196 ُ‫الر ح يم‬ ُ َ َّ ‫َو إ ُ ُك ْم إ لَ هٌ َو اح ٌد ۖ@ اَل إ لَ هَ إ اَّل ُه َو‬

197Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia
198Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

199 Menurut aqidah Islam, konsepsi tentang Ketuhanan Yang Maha Esa
200 disebut Tauhid. Ilmunya adalah Ilmu Tauhid. Ilmu tauhid adalah ilmu
201 tentang Kemahaesaan Tuhan (Osman Raliby, 1980:8)
202 Menurut Osman Raliby ajaran Islam tentang Kemahaesaan Tuhan adalah
203 sebagai berikut:
204 1. Allah Maha Esa Dalam Zatnya
205 Kemaha Esaan Allah dalam ZatNya dapat dirumuskan dengan kata-kata
206 bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun
207 juga. Dia unik, berbeda dalam segala-galanya. Zat Tuhan yang unik atau
208 Yang Maha Esa itu bukanlah materi yang terdiri dari beberapa unsur
209 bersusun. Ia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan benda
210 apapun yang kita kenal.
211 Keyakinan kepada Zat Allah Yang Maha Esa seperti itu mempunyai
212 konsekuensi. Konsekuensinya adalah bagi umat Islam yang mempunyai
213 akidah demikian, setiap atau segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh
214 pancaindera mempunyai bentuk tertentu, tunduk pada ruang dan waktu,
215 hidup memerlukan makanan dan minuman seperti manusia biasa,
216 mengalami sakit dan mati, lenyap dan musnah, bagi seorang muslim
217 bukanlah Allah Tuhan Yang Maha Es
218

219 2. Allah Maha Esa dalam sifat-sifatNya


220 Kemaha Esaan Allah dalam sifat-sifatNya ini mempunyai arti bahwa
221 sifat-sifat Allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang
222 menyamainya. Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat diperkirakan.
223 Namun demikian, dari Al-quran dapat diketahui Sembilan Puluh
224 Sembilan (99) nama sifat Tuhan yang biasanya disebut dengan al-
225 Asma’ul Husna. Di dalam ilmu tauhid, dijelaskan dua puluh sifat Tuhan
226 yang disebut dengan Sifat Dua Puluh yaitu:
227 1. Ada, 2. Azal, tidak ada permulaannya, 3. Kekal, Abadi tidak
228 berkesudahan
229 4.Berbeda dengan segala ciptaanNya, 5. Berdiri Sendiri, 6. Maha Esa, 7.
230 Maha Kuasa, 8. Berkehendak, 9. Maha Mengetahui, 10. Hidup, 11. Maha
231 Mendengar, 12. Maha Melihat, 13. Maha Berkata-kata, 14. Dalam
232 Keadaan Berkuasa, 15. Keadaan Hidup.
233 16. Dalam keadaan Berpengetahuan, 17. Dalam Keadaan Berkemauan,
234 18. Dalam Keadaan Mendengar, 19. Dalam Keadaan Melihat, dan 20.
235 Dalam Keadaan Berkata-kata.
236 Kita sebagai Mahasiswa harus tau bahwa Allah, Tuhan Yang Maha Esa
237 itu bersifat:
238 2.1. Hidup. Ini berarti bahwa Allah, Tuhan Yang Maha Esa adalah
239 Tuhan Yang Hidup. Hidupnya itu Maha Esa atau unik tanpa
240 memerlukan makanan, minuman, istirahat, dan sebagainya.
241 Konsekuensi keyakinan yang demikian adalah setiap atau segala
242 sesuatu yang sifat hidupnya memerlukan makanan, minuman, tidur
243 dan sebagainya, bagi seorang muslim bukanlah Allah dan tidak boleh
244 dipandang sebagai Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
245 2.2. Berkuasa. Allah adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia Maha Kuasa
246 tanpa memerlukan pihak lain manapun juga dalam kekuasaannya.
247 Konsekuensi keyakinan yang demikian adalah seorang muslim harus
248 teguh dalam keyakinannya pada kekuasaan Allah, melampaui segala
249 kekuasaan selain dari kekuasaan Allah. Dan sebagai akibatnya,
250 seorang muslim tidak boleh takut pada kekuasaan lain yang ada dalam
251 alam ini, baik kekuasaan itu berupa kekuatan-kekuatan alamiah
252 maupun kekuasaan-kekuasaan insaniah.
253
254 2.3. Berkehendak. Allah mempunyai kehendak. Kehendaknya Maha
255 Esa dan berlaku untuk seluruh alam semesta. Kehendak Allah dapat
256 pula dijumpai pada ayat-ayat kauniyah di alam semesta berupa
257 Sunnatullah, yaitu hukum-hukum Allah yang oleh para sarjana disebut
258 laws of nature (hukum-hukum alam).
259 3. Allah Maha Esa dalam perbuatan-perbuatanNya
260 Konsekuensi keyakinan bahwa Allah Maha Esa dalam berbuat
261 (perbuatannya) adalah seorang muslim tidak boleh mengagumi perbuatan
262 manusia lain dan karyanya sendiri secara berlebih-lebihan. Manusia baik
263 sebagai perseorangan maupun sebagai kolektivitas, betapapun genial
264 (hebat atau luar biasanya) tidak boleh dijadikan obyek pemujaan apalagi
265 kalau disembah.
266 4. Allah Maha Esa dalam wujudNya
267 Pernyataan ini mempunyai makna bahwa hanya Allah lah yang Abadi.
268 Selain dari dia, manusia dan seluruh alam semesta ini pasti akan mati atau
269 hancur binasa. Jadi, kita sebagai muslim harus sadar bahwa hidup hanya
270 lah sementara. Pada suatu ketika kelak seluruh alam akan hancur binasa
271 dan akan muncullah suatu Hidup sesudah Mati (Life after Death) yang
272 sifatnya sangat berbeda dari apa yang kita lihat dan rasakan di dunia ini.
273 5. Allah Maha Esa dalam menerima ibadah
274 Ini berarti bahwa hanya Allah sajalah yang berhak disembah dan hanya
275 kepada Nya pula kita meminta pertolongan.
276 6. Allah Maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia
277 Artinya, bila seseorang manusia hendak menyampaikan maksud,
278 permohonan atau keinginannya langsung sampaikan kepada-Nya sendiri
279 tanpa perantara atau media apapun. Semua manusia mempunyai
280 kedudukan yang sama dalam berhubungan langsung dengan Tuhan Yang
281 Maha Esa.
282 7. Allah Maha Esa dalam memberi hukum
283 Ini berarti bahwa Allahlah satu-satunya Pemberi Hukum yang Tertinggi.
284 Oleh karna itu seorang muslim wajib percaya adanya “hukum-hukum
285 alam” baik alam fisik maupun alam psikis dan spiritual yang terdapat
286 dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan sosial.
287
288
289
290

291 C. KEYAKINAN PADA PARA MALAIKAT


292

293 Malaikat adalah makhuk gaib, tidak dapat ditangkap oleh pancaindera
294manusia. Akan tetapi, dengan izin Allah, malaikat dapat menjelmakan dirinya
295seperti manusia atau seperti Malaikat Jibril menjadi manusia di hadapan
296Maryam, Ibu Isa Almasih (QS.Maryam(19):16-17). Mereka diciptakan Tuhan
297dari cahaya dengan sifat atau pembawaan antara lain : 1. Selalu taat dan patuh
298kepada Allah. (2) senantiasa membenarkan dan melaksanakan perintah Allah.
299Para malaikat mempunyai tugas tertentu (a) dialam gaib, dan (b) dialam dunia.
300Tugas malaikat di (b) alam dunia antara lain : 1. Menyampaikan wahyu Allah
301kepada manusia melalui para Rasulnya. 2. Mengukuhkan Hati orang-orang yang
302beriman. 3. Memberi pertolongan kepada Manusia. 4. Membantu perkembangan
303rohani manusia. 5. Mendorong manusia untuk berbuat baik. 6. Mencatat
304perbuatan Manusia dan 7. Melaksanakan hukum Allah.

305 Beriman kepada para malaikat mempunyai konsekonsi terhadap seorang


306muslim.konsekonsinya, seorang muslim harus meyakini adanya kehidupan
307rohani yang harus di kebangkan sesuai dengan dorongan para malaikat itu.

308 Selain para malaikat ada mahluk gaib lain ciptaan tuhan. Yang dimaksud
309adalah setan. Kerja setan adalah meyesatkan manusia. Gerak hati untuk
310melakukan perbuatan jahat atau gerak hati untuk berbuat baik di dalam diri
311seseorang di timbang oleh akalnya.

312 Menurut ajaran Islam, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk


313berbuat baik atau perbuatan jahat. Itulah sebabnya akal manusia yang
314mempertimbangkan kedua kecenderungan itu perlu di isi dengan iman kepada
315wahyu yang sengaja di turunkan Tuhan untuk menjadi pedoman hidup manusia.

316 Allah menyampaikan wahyunya kepada manusia melalui Malaikat Jibril.


317Wahyu itu terhimpun dalam kitab-kitab suci.

318

319
320

321 D. KEYAKINAN PADA KITAB - KITAB SUCI

322

323 Keyakinan kepada kiktab-kitab suci merupakan rukun iman ke-3 dalam
324pegertian umum wahyu adalah firman Allah yang di sampaikan Malaikat Jibril
325kepada para Rasulnya. Dengan demikian dalam perkataan wahyu terkandung
326pengertian penyampain firman Allah kepada orang yang di pilihnya untuk
327diteruskan kepada umat manusia guna dijadikan peganggan hidup.

328 Alquran adalah kitab suci umat Islam yang memuat wahyu Allah yang
329disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW selama masa
330kerasulannya.

331 Akal adalah potensi yang di anugrahkan Allah kepada manusia yang
332memungkinkan manusia memperoleh dan megembangkan berbagai ilmu
333pengetahuan.

334 Dalam ajaran islam, memang kedudukan akal tinggi sekali karna akal
335merupakan wadah yang menampung al-aqidah, al-syari’ah, serta al-akhlaq, al-
336islamiyah dan menjelaskannya. Karna itu pula ia menjadi sumber ketiga ajaran
337Islam.

338 Akal adalah ciptaan Allah pada diri manusia agar dengan menggunakan
339akalnya, manusia yang hidup dapat berbuat, memahami dan mewujudkan
340sesuatu. Oleh karna posisi akal itu demikian, dapatlah di pahami kalau dalam
341islam ada ungkpan akal adalah kehidupan, hilang akal berarti kematian.

342 Dari uraian singkat tersebut dapat di simpulkan bahwa wahyu dan akal
343merupakan tiang utama, penegak atau pengukuh ajaran islam.

344

345

346

347
348

349

350

351

352 E. KEYAKINAN PADA PARA NABI DAN RASUL


353
354 Yakin pada para Nabi dan Rasul merupakan Rukun Iman keempat.
355 Didalam buku-buku Ilmu Tauhid disebutkan bahwa antara Nabi dan
356 Rasul ada perbedaan tugas utama. Para Nabi menerima tuntunan berupa
357 Wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban menyampaikan wahyu
358 itu kepada umat manusia. Sedangkan Rasul adalah Utusan Allah yang
359 berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat
360 manusia. Setelah para Nabi dan Rasul yang banyak itu diutus Tuhan
361 untuk memimpin masing-masing umatnya di Bumi ini, Allah mengutus
362 Nabi Muhammad untuk seluruh umat manusia. “Dan kami tidak
363 mengutus engkau(muhammad) melainkan kepada umat manusia
364 seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
365 peringatan;tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

366

367

368

369

370

371

372

373
374 F. KEYAKINAN PADA HARI KIAMAT DAN PERTANGGUNG
375 JAWABAN MANUSIA DI AKHIRAT
376
377 Keyaakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman
378 lainnya, sebab tanpa mempercayai hari kiamat sama halnya dengan orang
379 yang tidak mempercayai agam Islam. Manusia harus bertanggung jawab
380 atas segala perbuatan nya dan harus mempertanggug jawabkan
381 perbuatannya itu kepada Allah (kelak).
382 Setiap orang akan menerima akibat segala perbuatan yang dilakukannya
383 di dunia ini seperti yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Surat at-
384 taubah (9:68) yaitu :
385
386 ٌ‫ت َو ْال ُكفَّا َر نَا َر َجهَنَّ َم خَالِ ِدينَ فِيهَا ۚ ِه َي َح ْسبُهُ ْم ۚ َولَ َعنَهُ ُ@م هَّللا ُ ۖ َولَهُ ْم َع َذاب‬
ِ ‫َو َع َد هَّللا ُ ْال ُمنَافِقِينَ َو ْال ُمنَافِقَا‬
387 ‫ُمقِي ٌم‬
388 Artinya :
389 “Allah mengancam orang-orang munafik( laki-laki) dan (perempuan)
390 dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di
391 dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati
392 mereka, dan bagi mereka azab yang kekal”.
393 Keyakinan pada hari Akhir ini membuat manusia terbagi kedalam tiga
394 kategori. Kategori Pertama adalah manusia yang tidak percaya kepada
395 hari kiamat dan memandang kehidupan di dunia ini sebagai satu-satunya
396 kehidupan. Kategori Kedua adalah manusia yang tidak menyangkal hari
397 akhirat, tetapi bergantung kepada campur tangan atau bantuan pihak lain
398 untuk mensucikan diri dan menebus dosa-dosanya. Kategori Ketiga
399 adalah manusia-manusia yang yakin pada hari akhirat sebagaimana
400 diterangkan dalam ajaran Islam.
401 Keyakinan pada hari kiamat inilah yang mendorong manusia
402 menyesuaikan diri dengan kerangka nilai abadi yang ditetapkan Allah.
403 Keyakinan kepada hari kiamat ini pulalah yang menolong manusia
404 memperkembangkan kepribadiannya secara sehat. Karna itupula ajaran
405 Islam mementingkan pentingnya keyakinan pada hari Akhirat.
406
407
408

409
410 G. KEYAKINAN PADA QADA DAN QADAR (TAKDIR)
411
412 Keyakinan pada qada dan qadar yang menjadi rukun iman keenam ini
413 berasal dari Sunnah Nabi. Sunnah Nabi yang kini dihimpun dalam kitab-
414 kitab hadits merupakan bagian integral iman atau keyakinan Islam.
415 Yang dimaksud dengan qada adalah ketentuan mengenai sesuatu atau
416 ketetapan tentang sesuatu, sedangkan qadar adalah ukuran sesuatu
417 menurut hukum tertentu. Dapat pula dikatakan bahwa qada adalah
418 ketentuan atau ketetapan, sedangkan qadar adalah ukuran. Dengan
419 demikian yaang dimaksud dengan qada dan qadar atau takdir adalah
420 ketentuan atau ketetapan (Allah) menurut ukuran atau norma tertentu.
421 Untuk memahami takdir, manusia harus hidup dengan ikhtiar, sebab
422 dalam kehidupan sehari-harinya takdir ilahi berkaitan erat dengan usaha
423 manusia. Usaha manusia harus maksimal dan optimal diiringi dengan doa
424 dan tawakal. Tawakkal yang dimaksud adalah tawakkal dalam makna
425 menyerahkan nasib dan kesudahan usaha kita kepada Allah, sementara
426 kita terus berikhtiar serta yakiin bahwa penentuan terakhir segala-
427 gaalanya berada dalam kekuasaan Allah. Inilah makna takdir yang
428 sebenarnya yang berlangsung melalui proses usaha (ikhtiar), doa dan
429 tawakkal.
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444

445
446 H. RUKUN ISLAM
447
448 Rukun Islam dasar-dasarnya yang lima itu disebutkan dalam riwayat
449 Ibnu Umar dari Nabi SAW, beliau bersabda Islam didirikan atas
450 lima dasar, yaitu mengesakan Allah; dalam suatu riwayat atas lima
451 dasar, yaitu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan
452 Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya,
453 mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan
454 Ramadan dan, haji. Adapun syahadat bahwasanya tidak ada tuhan
455 selain Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, itu
456 merupakan keyakinan yang teguh yang di ungkapkan dengan lisan dalam
457 syahadat. Sesungguhnya syahadat (kesaksian) ini hanya dijadikan
458 sebagai satu rukun sekalipun berbilangnya al-masyhud bih (yang
459 dipersaksikan) karena Rasulullah SAW sebagai penyampai dari Allah
460 SWT, sehingga bersyahadat kepada-Nya dengan ubudiyah dan risalah
461 (kerasulan) termasuk kesempurnaan syahadat bahwasanya tiada tuhan
462 selain Allah, dan karena kedua
463 syahadat ini merupakan asas sahnya dan diterimanya amal. Maka dengan
464 ikhlas karena Allah akan terwujudlah syahadat bahwasanya tiada
465 tuhan kecuali Allah. Dan dengan mengikuti Rasulullah akan
466 terwujudlah syahadat bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-
467 Nya. Sebagian hikmah syahadat yang agung ini ialah membebaskan
468 hati dan jiwa dari penghambaan kepada makhluk dan dari ketaatan
469 kepada selain Rasul Allah. Adapun mendirikan shalat merupakan
470 penyembahan kepada Allah SWT dengan mengerjakannya secara
471 istqomah dan sempurna; tepat waktu dan sesuai caranya. Sebagian
472 hikmah mendirikan shalat ialah lapang dada, pelipur lara, dan terhindar
473 dari perbuatan keji dan mungkar. Adapun mengeluarkan zakat
474 merupakan penghambaan kepada dzat Allah dengan mengorbankan
475 seukuran wajib pada harta zakat kepada mustahiknya. Sebagian
476 hikmahnya ialah menyucikan jiwa dari akhlak buruk (kikir) dan
477 memenuhi kebutuhan Islam dan kaum muslimin.
478 Adapun puasa ramadhan merupakan penghambaan kepada Allah
479 SWT dengan menahan segala hal yang membatalkan puasa pada
480 siang hari di bulan Ramadhan.
481 Dan sebagian hikmahnya ialah melatih jiwa untuk meninggalkan
482 segala yang dicintai untuk mencari keridhaan Allah SWT.
483 Adapun haji ke Baitullah merupakan penghambaan kepada Allah
484 SWT dengan menyengaja ke Baitullah untukmelaksanakan manasik haji.
485 Dan sebagian hikmahya ialah melatih jiwa untuk berkorban dengan
486 harta dan pisik dalam rangka taat kepada Allah SWT. Oleh sebab
487 itu, ibadah haji merupakan sejenis
488 jihad di jalan Allah SWT.
489 Hikmah-hikmah yang telah kami sebutkan tadi bagi dasar-dasar Islam
490 dan apa yang tidak kami sebutkan menjadikan umat itu sebagai umat
491 Islam yang suci dan bersih serta beragama karena Allah dengan agama
492 yang hak. Dan hikmah ini membuat umat bergaul dengan makhluk
493 dengan adil dan jujur, karena syari’at-syari’at lainya akan lebih baik
494 menurut kebaikan dasar-dasar ini, dan hal ihwal umat akan baik
495 menurut baiknya urusan agamanya serta kebaikan hal ihwal itu akan
496 luput menurut kadar luputnya/hilangnya kebaikan urursan agamanya.
497 Barangsiapa yang menginginkan penjelasan tentang hal itu, maka
498 hendaklah ia membaca firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf:96-99
499 yang berbunyi :
500 ‫ض َولَ ِكنْ َك َّذبُوا‬ ِ ‫األر‬ْ ‫َو‬ ‫س َماء‬ َّ ‫ت ِمنَ ال‬ ٍ ‫َولَ ْو أَنَّ أَ ْه َل ا ْلقُ َرى آ َمنُوا َواتَّقَ ْوا لَفَت َْحنَا َعلَ ْي ِه ْم بَ َر َكا‬
501 )97( َ‫سنَا بَيَاتًا َو ُه ْم نَائِ ُمون‬ ُ ْ‫) أَفَأ َ ِمنَ أَ ْه ُل ا ْلقُ َرى أَنْ يَأْتِيَ ُه ْم بَأ‬96( َ‫سبُون‬ ِ ‫فَأ َ َخ ْذنَا ُه ْم بِ َما َكانُوا يَ ْك‬
502 ‫) أَفَأ َ ِمنُوا َم ْك َر هَّللا ِ فَال يَأْ َمنُ َم ْك َر هَّللا ِ إِال‬98( َ‫ض ًحى َو ُه ْم يَ ْل َعبُون‬ ُ ‫سنَا‬ ُ ْ‫أَ َوأَ ِمنَ أَ ْه ُل ا ْلقُ َرى أَنْ يَأْتِيَ ُه ْم بَأ‬
503 )99( َ‫اسرُون‬ ِ ‫ا ْلقَ ْو ُم ا ْل َخ‬
504 Artinya:
505 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
506 pastilah Kami melimpahkan berkah dari langit dan bumi, tetapi
507 mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
508 karena perbuatan mereka sendiri. Maka apakah penduduk negeri-
509 negeri itu akan merasa aman dengan datangnya siksaan Kami kepada
510 mereka di malam hari, di waktu mereka sedang tidur? Ataukah
511 penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksa Kami
512 kepada mereka di waktu matahari sepenggalan naik ketika mereka
513 sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah
514 (yang tiada terduga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali
515 orang-orang yang merugi.” Dan hendaklah ia memperhatikan sejarah
516 orang-orang yang terdahulu, karena dalam sejarah terdapat pelajaran
517 bagi orang-orang yang berakal dan terdapat hujjah/kearifan bagi
518 orang yang hatinya tidak terhijab.
519
520 I. TUJUAN AQIDAH ISLAM
521
522 Berpegang kepada aqidah Islam bertujuan antara lain:
523 Pertama, mengikhlaskan niat dan beribadat kepada Allah SWT saja
524 karena Dia-lah Sang Pencipta; tidak berserikat. Maka tujuan ibadah itu
525 hanya kepada Allah SWT saja. Kedua membebaskan akal dan
526 pikiran dari kekacauan yang tak menentu akibat dari kosongnya hati
527 dari aqidah ini. Sesungguhnya orang yang kosong hatinya dari aqidah
528 ini, hatinya kosong dari segala aqidah dan menyembah benda
529 kongkrit saja atau hatinya kacau dalam kesesatan aqidah dan
530 khurafat. Ketiga, ketenangan jiwa dan pikiran, maka tidak ada
531 kegelisahan dalam jiwa dan tidak ada kegoncangan dalam pikiran
532 karena aqidah ini menghubungkan orang mukmin dengan Khaliknya.
533 Dia rela dengan-Nya sebagai
534 Tuhan, Pengatur, Hakim, dan Pembuat syari’at. Maka dengan takdir-
535 Nya, hatinya menjadi tenang dan hatinya terbuka untuk Islam. Karena itu,
536 ia tidak mencari pengganti dari Islam. Keempat, selamat tujuannya dan
537 amalnya dari penyimpangan dalam beribadat kepada Allah SWT
538 atau bermuamalah dengan makhluk lainnya karena di antara dasar-
539 dasar aqidah Islam itu adalah beriman kepada para rasul, termasuk
540 mengikuti jalan hidup mereka dalam bertujuan dan beramal. Kelima,
541 teguh dan bersungguh-sungguh dalam segala urusan, di mana orang
542 mukmin itu
543 tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk beramal saleh kecuali
544 ia memanfaatkan nya untuk itu karena mengharap pahala. Dan ia tidak
545 melihat suatu tempat dosa kecuali ia menjauhinya karena takut akan
546 siksa karena di antara dasar-dasar aqidah Islam itu adalah beriman kepada
547 hari kebangkitan dan haripembalasan
548 atas segala amal perbuatan. Allah SWT telah berfirman, yang
549 artinya: “Dan setiap orang memperoleh derajat-derajat (seimbang)
550 dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah dari
551 apa yang mereka kerjakan (QS Al-An’am: 132). Dan Nabi SAW
552 telah menganjurkan tujuan ini melalui sabdanya, yang artinya:
553 Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah dari
554 pada orang mukmin yang lemah. Dan dalam segala kebaikan,
555 bersikap tamaklah kamu terhadap apa yang bermanfaat bagimu;
556 mintalah perolongan kepada Allah; janganlah kamu merasa lemah.
557 Jika kmu tertimpa sesuatu, maka janganlah kamu
558 katakan: Seandainya saya berbuat, tentulah akan begini, tetapi
559 katakanlah: Allah telah menakdirkan dan kehendak-Nya pasti
560 terlaksana. Maka seseungghnya lau (kalau) itu dapat membuka
561 perbuatan syetan (HR Bukhari). Keenam, membentuk umat yang kokoh,
562 yang mengorbankan segala yang mahal dan yang murah
563 dalam memantapkan agamanya dan memperkokoh sendi-sendinya tanpa
564 memperdulikan risiko yang akan menimpa-nya untuk menuju itu.
565 Dalam hal ini Allah berfirman, yang artinya:“Sesungguhnya orang-
566 orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada
567 Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
568 berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah
569 orang-orang yang benar” (QS.Al-Hujurat: 15). Ketujuh, mencapai
570 kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan mengikhslah kan diri
571 dan kelompok dan memperoleh pahala dan kemuliaan. Dalam hal
572 ini Allah SWT berfirman, yang artinya: “Barangsiapa yang
573 mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
574 keadaan beriman, maka sesungguhynya akan Kami berikan
575 kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan
576 balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
577 yang telah mereka kerjakan” (QS An-Nahl: 97).
578 Kami berharap kepada Allah, semoga berkenan mewujudkan
579 sebagian tujuan aqidah Islam ini bagi kami dan bagi seluruh kaum
580 muslimin. Sesungguhnya Dia Maha Dermawan lagi Maha Mulia. Segala
581 puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Semoga Allah memberi rahmat
582 kepada Nabi kita, Muhammad, para keluarganya, dan para sahabatnya.

583

584

585

586

587
588 J. KEUTAMAAN TAUHID DAN AQIDAH SAHIHAH
589

590 Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu , bahwa Rasulullah shallallahu


591'alaihi wasallam berkata kepada pamannya Abu Thalib menjelang kematiannya,
592“Ucapkanlah laa ilahaillallah; yang dengan kalimat itu aku akan bersaksi untuk
593menyelamatkanmu pada hari kiamat.” Akan tetapi pamannya itu enggan. Maka
594Allah menurunkan ayat yaitu:

َ َ َ َّ ‫إِ ن‬
595 ُ َ ‫ش اءُ ۚ وَ هُ وَ أ عْل‬
‫م‬ َ َ‫ن ي‬
ْ ‫م‬ َ َّ ‫ن الل‬
َ ‫ه ي َ هْ د ِ ي‬ َّ ِ ‫ت وَ ل َٰ ك‬
َ ْ ‫ح ب َب‬
ْ ‫ن أ‬ َ ‫ك اَل ت َهْ دِ ي‬
ْ ‫م‬
596 ‫ين‬ ُ ْ ‫ب ِال‬
َ ِ ‫م ه ْ ت َد‬

597 Artinya:

598 “Sesungguhnya engkau tidak bisa memberikan petunjuk (hidayah taufik)


599kepada orang yang kamu cintai, dst.” (QS. AlQashash: 56)

600 Imam an-Nawawi rahimahullah membuat judul bab: Dalil yang


601menunjukkan

602bahwa barangsiapa yang mati di atas tauhid maka dia pasti masuk surga.
603Kemudian beliau membawakan riwayat yang dimaksud (lihat Syarh Muslim
604[2/63]).

605 Dari 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu'-anhu, Rasulullah shallallahu


606'alaihi wa sallam

607bersabda,“Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan mengetahui


608bahwasanya tidak

609ada ilah [yang benar] selain Allah maka dia masuk surga.” (HR. Muslim )

610 Dari 'Itban bin Malik radhiyallahu -'anhu, Rasulullah shallallahu


611'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan api neraka
612kepada orang yang mengucapkan laa ilaha illallah dengan ikhlas karena ingin
613mencari wajah Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

614 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,


615“Syahadat dengan lisan saja tidak cukup. Buktinya adalah kaum munafik juga
616mempersaksikan keesaan Allah 'azza wa jalla. Akan tetapi mereka hanya
617bersaksidengan lisan mereka. Mereka mengatakan sesuatu yang sebenarnya
618tidak mereka yakini di dalam hati mereka.

619Oleh sebab itu ucapan itu tidak bermanfaat bagi mereka...” (lihat Syarh al-
620Arba'in an Nawawiyah, hal. 23 cetakan. Dar Tsurayya).

621 Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu -'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi
622wa sallam

623bersabda,“Sesungguhnya hak Allah atas hamba adalah mereka harus


624menyembahNya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
625Adapun hak hamba yang pasti di berikan Allah 'azza wa jalla adalah Dia tidak
626akan menyiksa orang yang tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu
627apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

628 Dari Abu Dzar radhiyallahu'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam


629bersabda,

630“Telah datang Jibril 'alaihis salam kepadaku dan dia memberikan kabar
631gembira kepadaku; bahwa barangsiapa diantara umatmu yang meninggal
632dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka
633dia pasti masuk surga.” Lalu aku berkata, “Meskipun dia pernah berzina
634dan mencuri?”. Dia menjawab, “Meskipun dia berzina dan mencuri.” (HR.
635Bukhari dan Muslim)

636 Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,“...Apabila dia -orang yang


637bertauhid- itu

638adalah seorang pelaku dosa besar yang meninggal dalam keadaan terus-
639menerus bergelimang dengannya (belum bertaubat dari dosa besarnya) maka
640dia berada di bawah kehendak Allah (terserah Allah mau menghukum atau
641memaafkannya). Apabila dia dimaafkan maka dia bisa masuk surga secara
642langsung sejak awal. Kalau tidak, maka dia akan disiksa terlebih dulu lalu
643dikeluarkan dari neraka dan dikekalkan di dalam surga...” (lihat Syarh
644Muslim [2/168])

645 Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Adapun sabda Nabi


646shallallahu 'alaihi
647wa sallam 'meskipun dia berzina dan mencuri', maka ini adalah
648hujjah/dalil bagi madzhab Ahlus Sunnah yang menyatakan bahwa para
649pelaku dosa besar -dari kalangan umat Islam, pent- tidak boleh dipastikan
650masuk ke dalam neraka, dan apabila ternyata mereka diputuskan masuk
651(dihukum) ke dalamnya maka mereka [pada akhirnya] akan dikeluarkan
652dan akhir keadaan mereka adalah kekal didalam surga” (lihat Syarh Muslim
653[2/168])

654 Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha, beliau berkata: “Wahai Rasulullah, Ibnu


655Jud'an adalah orang yang di masa Jahiliyah suka menyambung tali kekerabatan
656dan memberi makan orang miskin, apakah hal itu bermanfaat untuknya?”.
657Maka beliau menjawab, “Tidak bermanfaat baginya. Karena sesungguhnya dia
658tak pernah suatu hari pun memohon,” (HR.Muslim)

659

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670
671K.  Sumber Akidah Islam

672

673 Salah satu ciri manhaj (jalan) yang lurus adalah manhaj yang memiliki


674kesamaan mashdar (sumber) pengambilan dalil dalam masalah agama,
675khususnya masalah-masalah yang berkaitan dengan akidah. Hal ini berlaku
676kapan dan dimana pun kaidah tersebut digunakan. Tidak ada kesimpangsiuran
677pemahaman akidah pada setiap zaman dalam manhaj tersebut. Dari zaman
678Rasulullah saw. hingga zaman sekarang dan sampai kapan pun, prinsip akidah
679yang benar tidak pernah berubah. Jika ada perubahan dalam hal akidah, tentu
680agama ini belumlah sempurna. Prinsip inilah yang digunakan oleh para ulama
681dalam memahami dan menjaga syariat islam.

682 1.      Al-Quran sebagai Sumber Akidah

683 Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Apa saja yang
684disampaikan oleh Allah swt. dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah saw. dalam
685sunnah-nya wajib diimani (diyakini dan diamalkan). Dalam sebuah Hadis
686disebutkan:

687 ِ ‫هللا و ُسنَّ َة و َر ُس ْوهِل‬


ِ ‫اب‬َ ‫تَ َر ْك ُت ِف ْيمُك ْ َأ ْم َر ْي ِن ْن تَ َم َّس ْكمُت ْ هِب ِ َما لَ ْن ت َِصلُّوا َأبَدً ا ِك َت‬
‫ِإ‬

688Artinya:

689“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh dengan
690keduanya kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu kitabullah dan Sunnah
691Rasul-Nya”

692 Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan Allah swt. kepada Nabi
693Muhammad yang merupakan mu’jizat utama dan sebagai rahmat dan petunjuk
694bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya. Hal ini dibuktikan oleh gaya
695bahasa, isi serta keluarbiasaan caranya diwahyukan, diajarkan, oleh
696keselarasannya dengan kebenaran di masa lampau, di masa sekarang dan di
697masa yang akan datang oleh sifat-sifatnya yang transenden, karena di dalamnya
698tidak didapati kesan seorang tertentu atau jaman yang khas di muka bumi ini.
699Al-Qur’an merupakan suatu kenyataan yang kekal dan abadi yang tidak akan
700berubah-ubah dan akan selalu merupakan bahan perenungan yang
701mengagumkan bagi seluruh ummat manusia

702 Secara etimologis, al-Qur’an berasal dari kata qara’a - yaqra’u –


703qiraa’atan atau qur’aanan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan
704menghimpun (al-dlammu). Huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke
705bagian yang lain secara teratur dikatakan al-Qur’an, karena ia berisikan intisari
706dari ilmu pengetahuan. Allah berfirman dalam QS. Al-Qayyimah(75) ayat 17-
70718 :  

708 ‫َّن عَلَ ْينَا مَج ْ َع ُه َوقُ ْر َءان َ ُه فَ َذا قَ َرْأنـَ ُه فَات َّ ِب ْع قُ ْر َءان َ ُه‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬

709 Terjemahnya:

“Sesungguhnya
710 atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (dalam dadamu)
711dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kamu telah selesai
712membacakannya maka ikutilah bacaannya”.

713 Menurut para ulama klasik, al-Qur’an didefenisikan bahwa al-Qur’an


714adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah dengan berbahasa Arab,
715merupakan mu’jizat dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya
716adalah ibadah.

717 Menurut Abdul Wahab Khallaf dalam bukunya Ushul al-Fiqh, al-Qur’an
718adalah:

719 ‫ألقرآن هو الكم هللا اذلي ن<زل ب<ه ال<روح الامني عىل قلب رس<ول هللا محمد بن عب<د هللا ابلفاظ<ه العربي<ة و معاني<ه احلق<ة ليك<ون جحة للرس<وهل عىل أن<ه‬

720 ‫رسول< هللا و دستور للناس هيتدون هبداه و قربة يتعبدون يتالوته‬
721Terjemahnya:

722“Al-Qur’an itu ialah kalam Allah yang telah diturunkan oleh malaikat jibril
723kepada hati Rasulullah, Muhammad bin Abdulla, dengan lafaz bahasa Arab
724dan dengan artinya benar, supaya menjadi hujjah bagi Rasul bahwa
725sesungguhnya dia adalah utusan Allah, dan supaya menjadi undang-undang
726bagi manusia yang mana orang-orang dapat mengambil petunjuk dari
727petunjuknya, serta supaya menjadi qurbah (pengabdian), yang mana orang
728bisa ibadah dengan membacanya”.

729 Al-Qur’an itu adalah undang-undang ilahi yang diwahyukan-Nya kepada


730Rasulullah saw. melalui perantaraan malaikat Jibril untuk disampaikan kepada
731umat manusia agar dijadikan pedoman tuntunan di dalam melaksanakan tugas-
732tugas kehidupannya. Al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi sumber pokok
733ajaran Islam, memberikan dasar yang fundamental terhadap tatanan hidup
734manusia. Kesempurnaan ajarannya menyentuh dan menyinari seluruh aspek
735kehidupan manusia dari masa ke masa, sampai akhir zaman, sehingga dapat
736memberikan respon positif terhadap setiap persoalan kehidupan dan tantangan
737zaman. Al-Qur’an sebagai wahyu Allah swt. yang terakhir menjadi rahmat dan
738hidayah bagi seluruh manusia, sebab al-Qur’an menegaskan bahwa ajaran-
739ajarannya selalu sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan manusia dalam
740kancah kehidupannya. Ia cocok dengan fitrah manusia (the nature of human
741being). Sesudah prinsip tauhid (keesaan Tuhan) maka prinsip ajaran al-Qur’an
742adalah amar ma’ruf nahi munkar, yaitu perintah menegakkan kebaikan dan
743keadilan, menghalalkan yang baik dan mengharamkan segala yang keji dan
744berbahaya.

745 Kesempurnaan al-Qur’an sebagai sumber pokok ajaran Islam, ayat-ayat


746yang dikandungnya itu memiliki dua macam sifat yaitu
747ayat muhkamat dan mutasyabihat. Muhkamat adalah ayat yang mengandung
748arti, tujuan, sebab yang tegas dan tepat. Sedangkan ayat mutasyabihat, selain
749dalam arti harfiah-nya, juga membutuhkan ta’wil dan tafsir (interpretasi).

750 Al-Qur’an merupakan sumber utama aqidah islam, mengajarkan


751peraturan-peraturan yang memiliki 3 prinsip yang sangat penting, yaitu:

752         Tidak memberatkan. Islam datang untuk menghilangkan keberat-beratan


753yang meliputi manusia.

754         Sedikit saja mengadakan “ takalluf ” atau menyuruh dan melarang.

755         Prinsip berangsur-angsur dalam memberi syariat sesuai dengan psikologi


756kemanusiaan.

757 Akal fikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi
758memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba
759kalau diperlukan membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh
760al-Qur’an dan Sunnah, itupun harus disadari bahwa kemampuan akal sangat
761terbatas, sesuai dengan terbatasnya kemampuan semua makhluq Allah. Akal
762tidak mampu menjangkau masalah-masalah ghaib, bahkan tidak akan mampu
763menjangkau sesuatu yang tidak akan mampu menjangkau sesuatu yang tidak
764terikat dengan ruang dan waktu. Oleh sebab itu, akal tidak boleh dipaksa
765memahami hal-hal ghaib tersebut, dan menjawab pertanyaan segala sesuatu
766tentang hal-hal ghaib itu. Akal hanya perlu membuktikan jujurkah atau bisakah
767kejujuran si pembawa berita tentang hal-hal ghaib tersebut dibuktikan secara
768ilmiah oleh akal pikiran.

7692.      Sunnah

770 Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari Allah swt. walaupun
771lafalnya bukan dari Allah, tetapi maknanya datang dari-Nya. Hal ini dapat
772diketahui dari firman Allah:
773 ‫يُ ْويَح َّ َويْح ٌ ه َُو الَّ ي َ ْن ِط ُق ع َْن اله ََوى ن َو َما‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬

774

775 Terjemahnya:

776 “Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia tidak lain
777kecuali wahyu yang diwahyukan”.

778 Menjadi persoalan kemudian adalah kebingungan yang terjadi di tengah


779umat, karena begitu banyaknya hadis lemah yang dianggap kuat dan sebaliknya,
780hadis yang shahih terkadang diabaikan, bahkan tidak jarang beberapa kata
781“mutiara” yang bukan berasal dari Rasulullah saw. dinisbatkan kepada beliau.
782Hal ini tidak lepas dari usaha penyimpangan yang dilakukan oleh musuh-musuh
783Allah untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit. Akan tetapi, Maha Suci
784Allah yang telah menjaga kemurnian Sunnah melalui ilmu para ulama yang
785gigih dalam menjaga dan membela Sunnah-sunnah Rasulullah saw., dari usaha-
786usaha penyimpangan. Ini tampak dari ulama-ulama generasi sahabat hingga
787ulama dewasa ini yang menjaga Sunnah dengan menghafalnya dan
788mengumpulkannya serta berhati-hati di dalam meriwayatkannya. Para ulama
789inilah yang disebut sebagai para ulama Ahl al-Sunnah. Oleh karena itu, perlu
790kiranya jika kita menuntut dan belajar ilmu dari mereka, agar tidak terseret ke
791dalam jurang penyimpangan. Selain melakukan penjagaan terhadap Sunnah,
792Allah menjadikan Sunnah sebagai sumber hukum dalam agama. Kekuatan
793Sunnah dalam menetapkan syariat, termasuk perkara aqidah, telah ditegaskan
794dalam banyak ayat al-Qur’an, diantaranya firman Allah dalam QS. Al-Hasyr: 7:

795 ‫< َو َما َءاتـَـ مُك ُ َّالر ُس ْول فَخ ُُذو ُه َو َما هَن ـَمُك ْ َع ْن ُه فَآ ْنهَت ُوا‬...

796 Terjemahnya:

797 ”Dan apa yang diberikan Rasul kapada kalian, maka terimalah dan apa yang
798ia larang, maka tinggalkanlah”.
799 Firman Allah tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain bagi
800seorang muslim, kecuali juga mengambil sumber-sumber hukum akidah dari
801Sunnah dengan pemahaman ulama. Ibnu Qayyim juga pernah berkata “Allah
802emerintahkan untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi
803wasallam dengan mengulangi kata kerja (taatilah) yang menandakan bahwa
804menaati Rasul wajib secara independent tanpa harus mencocokkan terlebih
805dahulu dengan al-Qur’an, jika beliau memerintahkan sesuatu. Hal ini
806dikarenakan tidak akan pernah ada pertentangan antara al-Qur’an dan Sunnah.

8073.      Ijma’

808 Ijma’ adalah sumber akidah yang berasal dari kesepakatan


809para mujtahid umat Muhammad saw., setelah beliau wafat, tentang urusan pada
810suatu masa. Mereka bukanlah orang yang sekedar tahu masalah ilmu, tetapi juga
811memahami dan mengamalkan ilmu. Berkaitan dengan ijma’, Allah swt.
812berfirman dalam QS. An-Nisa: 115:

813 ‫ َم ِصرْي ً ا‬  ‫ب َ ْع ِد َما تَ َبنَّي َ هَل ُ الهُدَ ى َويَت َّ ِب ْع غَرْي َ َس ِب ْيلِ ِم ِننْي َ املُؤْ ن َُوهِّل ِ ما ت ََوىَّل َون ُْصهِل ِ هَج َ مَّن َ َوسآ َء ْت‬  ‫َو َم ْن ي ُشَ ا ِق ِق َّالر ُسول ِم ْن‬

814 Terjemahnya:

815 “Dan barang siapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenarannya baginya
816akan mengikuti kebenaran baginya dan mengikuti jalan bukan jalannya
817oarang-orang yang beriman, maka Kami akan biarkan ia leluasa berbuat
818kesesatan yang ia lakukan dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam dan
819Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”.

820 Imam Syafi’i menyebutkan bahwa ayat ini merupakan dalil pembolehan
821disyariyatkan Ijma’, yaitu diambil dari kalimat “jalannya orang-orang yang
822beriman” yang berarti Ijma’. Beliau juga menambahkan bahwa dalil ini adalah
823dalil syar’i yang wajib untuk diikuti karena Allah menyebutkan secara
824bersamaan dengan larangan menyelisihi Rasul.
825 Di dalam pengambilan Ijma’, terdapat juga-juga beberapa kaidah-kaidah
826penting yang tidak boleh ditinggalkan. Ijma’ dalam masalah akidah harus
827berdasarkan kepada dalil dari al-Qur’an dan Sunnah yang shahih, karena
828perkara akidah adalah perkara tauqifiyah yang tidak diketahui kecuali dengan
829wahyu. Sedangkan fungsi Ijma’ adalah menguatkan al-Qur’an dan Sunnah serta
830menolak kemungkinan terjadinya kesalahan dalam dalil yang zhanniy, sehingga
831menjadi qatha’iy.

832

8334.      Akal

834 Selain ketiga sumber akidah di atas, akal juga menjadi sumber hukum
835akidah dalam Islam sangat memuliakan akal serta memberikan haknya sesuai
836dengan kedudukannya. Termasuk pemuliaan terhadap akal, juga bahwa Islam
837memberikan batasan dan petunjuk kepada akal agar tidak terjebak ke dalam
838pemahaman-pemahaman yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan sifat akalyang
839memiliki keterbatasan dalam memahami suatu ilmu atau peristiwa.

840 Agama Islam tidak membenarkan pengagungan terhadap akal dan tidak
841pula membenarkan pelecehan terhadap kemampuan akal manusia. Syeikh al-
842Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Akal merupakan syarat untuk memahami
843ilmu memahami ilmu dan kesempurnaan alam amal, dengan keduanyalah ilmu
844dan amal menjadi sempurna. Hanya saja, ia tidak dapat berdiri sendiri. Di dalam
845jiwa, ia berfungsi sebagai sumber kekuatan, sama seperti kekuatan penglihatan
846pada mata yang jika mendapatkan cahaya iman dan al-Qur’an, ia seperti
847mendapatkan cahaya matahari dan api. Akan tetapi, jika ia berdiri sendiri, ia
848akan mampu melihat (hakikat) sesuatu dan jika sama sekali dihilangkan, ia akan
849menjadi sesuatu yang berunsur “kebinatangan”.

850 Eksistensi akal memiliki keterbatasan pada apa  yang bisa dicerna tentang
851perkara-perkara nyata yang memungkinkan pancaindera, maka tertutup jalan
852bagi akal untuk sampai pada hakikatnya. Sesuatu yang abstrak atau ghaib,
853seperti akidah, tidak dapat diketahui oleh akal kecuali mendapatkan cahaya
854dan  petunjuk wahyu baik dari al-Qur’an dan Sunnah yang shahih. Al-Qur’an
855dan Sunnah menjelaskan kepada akal bagaimana cara memahaminya dan
856melakukan masalah tersebut. Salah satu contohnya, adalah akal mungkin tidak
857bisa menerima surga dan neraka, karena tidak bisa diketahui melalui indera,
858akan tetapi, melalui penjelasan yang berasal dari al-Qur’an dan Sunnah akan
859dapat diketahui bahwasanya setiap manusia harus meyakininya. Ibnu Taimiyah
860mengatakan bahwa apa yang tidak terdapat dalam al-Qur’an, Sunnah,
861dan Ijma’ yang menyelisihi akal sehat karena sesuatu yang bertentangan dengan
862akal sehat adalah batil, sedangkan tidak ada kebatilan dalam al-Qur’an, Sunnah,
863dan Ijma’, tetapi  padanya terdapat kata-kata yang mungkin sebagian orang
864tidak memahaminya atau mereka memahaminya dengan makna yang batil.

865

866

867

868

869

870

871

872

873

874

875
876L. Tujuan Mempelajari Akidah Islam

877  Untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan
878 mana yang benar dan mana yang salah sehingga hidup untuk mencari
879 keridhaan Allah SWT.

880  Untuk menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat atau jauh
881 dari petunjuk hidup yang benar.

882  Dapat Meningkatkan ibadah kepada Allah

883  Dapat Membersihkan akal dan pikiran untuk ketenangan jiwa

884  Dapat mengikuti para rasul akan tujuan dan perbuatannya.

885  Dapat beramal baik hanya semata-maya karna ALLAH SWT

886  Dapat Ikhlas Dan Selalu menegakkan agamanya serta memperkuat tiang
887 penyanggahnya.

888  Mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat.


889

890

891

892

893

894

895

896

897

898

899

900
901

902 DAFTAR ISI

903Kata Pengantar...............................................................................

904Daftar isi.........................................................................................

905Pendahuluan...................................................................................

906Pembahasan

907 A. Arti dan ruang lingkupnya....................................................1


908 B. Keyakinan kepada allah.........................................................3
909 C. Keyakinan kepada para malaikat...........................................6
910 D. Keyakina kepada kitab kitap.................................................7
911 E. Keyakinan kepada nabi dan rasul..........................................8
912 F. Keyakinan kepada hari kiamat..............................................9
913 G. Keyakinan kepada Qada’ dan Qodar.....................................10
914 H. Rukun islam...........................................................................11
915 I. Tujuan aqidah islam...............................................................13
916 J. Keutamaan tauhid dan aqidah shahiha..................................15
917 K. Sumber aqidah islam..............................................................17
918 L. Tujuan mempelajari aqidahh islam........................................24

919

920

921

922

923

924

925

926
927 DAFTAR PUSTAKA

928Ali,Muhammad Daud:Pendidikan Agama Islam,Jakarta,PT Raja

929 Grafindo Persada,2006.

930Muhammad:Aqidah Islam,Bandung,Yayasan P3I Husnul

931 Chotimah, 2005.

932Wahyudi,Ari:Sembahlah Rabb Kalian,Bantul,wisma AlMubarok,

933 2010.

934Mannan Audah: Aqidah Islamiyah,Makasar, Universitas Alaudin

935 Press,2012.

936Anwar,Rosihon,Aqidah Ahlaq, cet. 1; Bandung, Pustaka Setia,

937 2008 .
938

Anda mungkin juga menyukai