Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR SAMPLING

Makalah Mata Kuliah Biostatistik

Kelompok 2

1. Eva Suryanti : 190102359P


2. Fitri Apriyanti : 190102374P
3. Jihan Francisca Raj : 190102260P
4. Juwariah : 190102013P
5. Kholia Trisyani : 190102037P
6. Khonita Hikmala Fatma: 190102327P

PRORAM STUDI DIV KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Konsep Dasar
Sampling”.

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Inggit


Primadevi selaku dosen mata kuliah Biostatistik yang sudah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut konsep sampling dalam lingkup statistik.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Pringsewu, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Teknik Sampling...................................................................... 3
B. Metode Random Sampling...................................................... 3
C. Metode Nonrandom Sampling................................................. 9
D. Distribusi Sampling ................................................................ 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 13
B. Saran......................................................................................... 13

DAFTAR PUSATAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknik sampling adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan sampel

sesuai dengan harapan oleh peneliti agar diperoleh sampel yang representatif dan

dapat mewakili populasi yang sebenarnya. Untuk menentukan teknik sampling

ini, yang selalu menjadi perhatian utama adalah bagaimana agar sampel yang

diperoleh nantinya akan dapat dinyatakan sebagai representasi dari populasi yang

sedang diteliti dan tidak menghasilkan hasil analisis yang bias.

Dalam penentuan sampel atas setiap survey yang akan dilakukan oleh

sesorang maupun suatu badan/lembaga tertentu, mereka sering dihadapkan pada

persoalan tentang metode apa yang tepat untuk digunakan pada survey yang akan

dilaksanakan tersebut. Secara umum, ada dua jenis teknik sampling yaitu: sampel

acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau

nonrandom samping/nonprobability sampling. Dari kedua metode umum tersebut,

terdapat beberapa metode yang lebih spesifik lagi dalam pengambilan sampel.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menuliskan tentang

konsep teknik sampling dan distribusi sampling untuk mempermudah pemahaman

dalam pengambilan sampel.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana pengertian teknik sampling?

2. Apa saja macam teknik sampling?


3. Bagaimankah konsep distribusi sampling?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian teknik sampling.

2. Untuk mengetahui macam-macam teknik sampling.

3. Untuk mengetahui konsep distribusi sampling.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel  dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada garis besarnya

hanya ada dua jenis sampel, yaitu probability samples  atau sering disebut random

sample (sampel acak) dan sampel non probability samples.

1. Metode Pengambilan Sampel Secara Random Sampling (Probability

Samples)

Probability sampling adalah pengambilan sampel secara random atau

acak, teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik

random sampling ini hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota

populas iitu bersifat homogeny atau diasumsikan homogen.

a. Simple Random Sampling

Hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah

bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk diseleksi sebagai sampel. Dikatakan simple (sederhana)

karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik

pengambilan sampel secara acak sederhana ini dibedakan menjadi dua

cara, yaitu dengan mengundi anggota populasi (lottery technique) Atau


teknik undian, dan dengan menggunakan table bilangan atau angka acak

(random number). 

b. Systematic Random Sampling

Systematic random Sampling adalah pengambilan sampel secara

acak sistematis. Teknik ini merupakan modifikasi dari sampel random

sampling.  Caranya adalah membagi jumlah atau Anggota populasi dengan

perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval

sampel.sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota

populasi secara acak antara 1 sampai dengan banyaknya anggota populasi.

Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya

sebagai interval adalah x, maka yang terkena sampela dalah setiap

kelipatan dari X tersebut.

Contoh:

N ( jumlah populasi) :  500 orang ( nomor 1,2,3, …….. 200)

n ( sampel) : yang diinginkan 50

I ( intervalnya) : 500: 50 = 10

Maka anggota populasi  yang terkena sampel adalah setiap elemen

(nama orang) yang mempunyai nomor kelipatan 10, misalnya nomor  2,

12, 32, 42, dan seterusnya sampai mencapai jumlah 50 anggota sampel.

Keuntungan Sampling Sistematik :

 Apabila setiap unit atau elemen dari populasi menyebar secara merata

di seluruh populasi dalam keadaan ini sering menghasilkan kesalahan

sampling yang lebih kecil. Bila unit/elemen mernyebar secara


sembarang bisanya sampling sistematik sama efesien dengan acak

sederhana.

 Memungkinkan diadakan pengaturan letak unit sampling menurut

karakteristik sehingga diharapkan sampel memiliki berbagai

karakteristik.

Kelemahan Sampling Sistematik:

 Kelemahan dalam sistematik akan terjadi bila unit dalam populasi

yang akan diambil sampel mengikuti suatu pola tertentu misalnya

berfluktuasi secara periodic sehingga mengakibatkan unit sampel

tertentu saja yang terambil sampel dan/atau bila interval terlalu besar,

maka suatu karakteristik.

c. Stratified Random Sampling

Stratified random sampling adalah pengambilan sampel secara acak

stratifikasi yaitu apabila suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, maka teknik pengambilan

sampel yang tepat digunakan adalah stratified sampling. Hal ini dilakukan

dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum anggota populasi,

kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit

tersebut. Penentuan strata ini dapat didasari bermacam-macam, misalnya

tingkatan social ekonomi pasien, tingkat keparahan penyakit, umur

penderita, dan lain sebagainya. Setelah ditentukan stratanya barulah dari

masing-masing kata diambil sampel yang mewakili strata tersebu tsecara

random atau acak.


Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai,

maka dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah

anggota populasi berdasarkan masing-masing strata. Oleh sebab itu,maka

disebut pengambilan sampel secara proporsional stratified sampling.

pelaksanaan pengambilan sampel dengan stratified, mula-mula kita

menetapkan unit-unit anggota populasi dalam bentuk strata yang

didasarkan pada karakteristik umum dari anggota-anggota populasi yang

berbeda-beda. Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang

sama, dikelompokkan pada satu strata, kemudian dari masing-masing

strata diambil sampel yang mewakilinya.Langkah-langkah yang ditempuh

pengambilan sampel secara stratified adalah:

1) Menentukan populasi penelitian

2) Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit-unit yang menjadi

anggota populasi, misalnya tingkat pendidikan, ekonomi, senioritas, dan

sebagainya

3) Mengelompokkan unit anggota populasi yang mempunyai karakteristik

umum yang sama dalam suatu kelompok atau strata, misalnya

berdasarkan tingkat pendidikan (rendah, menengah, dantinggi)

4) Mengambil dari setiap strata (tingkatpendidikan) sebagian unit yang

menjadi anggotanya untuk mewakili strata yang bersangkutan.

5) Misalnya:

a) Populasi suatu penelitian adalah ibu-ibu hamil di Kelurahan Beji.

b) Berdasarkan Pendataan Puskesmas, Sebanyak: 250 orang ibu (N=

250).
c) Berdasarkan perhitungan statistik, sampel yang dianggap

representative adalah 60 (n=60) orang ibu hamil.

d) Cara pengambilan sampel adalah “stratified random” berdasarkan

strata pendidikan ,yakni: pendidikan rendah, menengah dan tinggi.

e) Maka sampel akan diambil dari masing-masing kata tersebut 20

orang (pendidikan rendah 20 orang, menengah 20 orang, dan tinggi

20 orang).

d. Cluster Sampling

Cluster sampling adalah pengambilan sampel secara kelompok atau

gugus. Pada Teknik ini sampel bukan terdiri dari unit individu, tetapi

terdiri dari kelompok atau gugusan.  Gugusan atau kelompok yang diambil

sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis (desa, kecamatan, kabupaten

dan sebagainya), unit organisasi, misalnyaklinik, PKK, LKMD, dan

sebagainya. Pengambilan sampel secara gugus, peneliti tidak mendaftar

semua anggota atau unit yang ada dalam populasi, tetapi cukup mendaftar

banyaknya kelompok atau gugus yang ada di dalam populasi

itu. Kemudian mengambil beberapa sampel berdasarkan gugus gugus

tersebut.

e. Multistage Sampling

Multistage sampling adalah pengambilan sampel secara gugus

bertahap. Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan

tingkat wilayah secara bertahap.  Hal ini memungkinkan untuk

dilaksanakan bila populasi terdiri dari bermacam-macam tingkat wilayah. 

Pelaksanaannya dengan membagi wilayah populasi kedalam sub-sub


wilayah, dan tiap wilayah dibagi ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil

dan seterusnya. Kemudian menetapkan sebagian dari wilayah populasi

(sub wilayah) sebagai sampel. Dari sub wilayah yang menjadisampel

ditetapkan pula bagian-bagiandari sub wilayah sebagai sampel, dan dari

bagian-bagian yang lebih kecil tersebut ditetapkan unit-unit yang terkecil

diambil sebagai sampel.

Misalnya pelaksanaan suatu penelitian di suatu wilayah di

kabupaten.Mula-mula diambil beberapa kecamatan sebagai sampel dari

kecamatan-kecamatan yang terkena sampel ini diambil beberapa kelurahan

sebagai sampel, selanjutnya dari kelurahan-kelurahan sampel ini diambil

beberapa RW sebagai sampel,  dan dari beberapa RW sampel diambil lagi

beberapa RT sebagai sampel, dan akhirnya dari rt yang terkena sampel

tersebut diambil beberapa atau seluruh unit sebagaisampel. Oleh sebabitu,

pengambilan sampel semacam inisering disebut area sampling atau

pengambilan sampel menurut wilayah.Proses pengambilan sampel secara

gugus bertahap:

1) Tentukan area populasi berdasarkan administrasi pemerintahan

provinsi, kabupaten, kecamatan atau kelurahan, ataukarakter lain

(pedesaan- perkotaan, pantai- pegunungan,  dan sebagainya).

2) Dari area populasi tersebut diambil sampel gugus di bawahnya

(misalnyaapabila area populasinya provinsi maka area gugus

dibawahnya kabupaten).
3) Dari area gugus tersebut diambil area gugus yang di bawahnya lagi

(misalnya kalau area gugus diatasnya Kabupaten,  maka area gugus

yang di bawahnya kecamatan), dan seterusnya.

4) Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yang paling kecil (bawah)

misalnya RT,  diambil sebagai sampel

2. Metode Pengambilan Sampling Secara Non Random

Non random Sampling/Nonprobability Sampling Nonrandom

Sampling/Nonprobability Sampling adalah setiap elemen populasi tidak

mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel.

Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak.

Desain Sampel Nonprobabilitas (Nonprobability Sampling), artinya setiap

sampel dipilih oleh peneliti secara arbitrer dan probabilitas masing‐masing

anggota populasi tidak diketahui. Jenis sampel non probabilitas:

a. Sampling seadanya

Yaitu anggota sampel (responden) yang terpilih adalah seadanya.

b. Convenience sampling

Sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan, adalah teknik

penemuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang

ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden dapat dijadikan sampel /

Peneliti menggunakan sampel yang paling sederhana atau ekonomis. 

Contoh Aplikasi: penelitian tentang persepsi konsumen terhadap

pelayanan. Penelitian dilaksanakan selama satu minggu. Sampel yang

diambil adalah sebesar 100 orang. Konsumen yang akan terpilih sebagai
sampel adalah 100 orang pertama yang ditemui di took tersebut selama

kurun waktu penelitian.

c. Purposive sampling

Yaitu responden yang terpilih menjadi anggota atas dasar pertimbangan

peneliti sendiri.

d. Judgment sampling

Pada jenis ini sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia

adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya /

Peneliti berpengalaman dalam memilih sampel untuk memenuhi

tujuannya, seperti menyakinkan bahwa semua populasi 

mempunyai karakteristik tertentu.

Kelebihan : Bila probability sampling tidak dapat digunakan sama sekali;

bila sampel sangat kecil (<20); bila pengetahuan peneliti tentang topik

yang dihadapi sangat memadai

Kekurangan : Perlu kejelian peneliti dalam mendefinisikan populasi dan

membuat pertimbangannya.

e. Insidental Sampling

Sampel insidental atau aksidental (insidental sampling atau accidental

sampling) adalah pengambilan sampel dilakukan atas dasar seadanya tanpa

direncanakan terlebih dahulu dan penggambaran hasil dari pengumpulan

data tidak didasarkan pada suatu metoda yang baku. Misalnya, terjadi

suatu keadaan luar biasa (KLB), data yang sudah terkumpul disajikan

secara deskriptif dan hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi.


f. Quota sampling

Merupakan metode penerapan sampel dengan menentukan quota terlebih

dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota tersebut terpenuhi,

penelitian belum dianggap selesai / Peneliti

mengklasifikasikan populasi menurut kriteria tertentu,

menentukan proporsi sampel yang dikehendaki untuk tiap kelas,

menetapkan kuota untuk setiap pewawancara.

g. Snowball sampling

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi

penelitiannya / Responden awal dipilih dengan sampel probabilitas

sedangkan responden  berikutnya diperoleh dari usulan/masukan

responden berikutnya.

Teknik yang paling dianggap paling baik adalah teknik random. Kebaikan 

teknik  ini  tidak hanya landasan teori yang digunakan, namun berdasarkan hasil

eksperimen. Dalam random sampling semua anggota populasi, secara individual

atau kolektif, diberi peluang sama untuk menjadi anggota sampel.

Alat yang dianggap paling shahih untuk random sampling ini adalah

tabel bilangan random. Jika besarnya populasi terbatas, peluang  random dapat

diberikan kepada anggota populasi secara  individual, tetapi jika

populasinya sangat besar peluang random diberikan kepada anggota

populasi sangat besar.

Peluang random diberikian kepada anggota populasi secara kolektif seperti

misalnya dalam sampling geografis. Pengklasifikasian sampel tergantung pada

jenis variable yang digunakan sebagai dasar klasifikasi.


Jika variable klasifikasinya diskrit maka pengklasifikasian sampelnya juga secara

diskrit. Semua sampel yang dihasilkan dari klasifikasi secara diskrit disebut

sampel rumpun (cluster  sample), sedangkan klasifikasinya didasarkan pada besar 

kecil variable klasifikasinya disebut sampel bertingkat (stratified  sample). Baik

dalam sampel rumpun maupun sampel bertingkat, jika proporsi sub populasinya

dicerminkan dalam sampel disebut sampel proposional.

Maka dari itu pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang teknik

sampling menggunakan probability/random sampling dengan metode cluster

sampling.

B. Distribusi Sampling

Distribusi dari mean-mean sampel yang diambil secara berulang kali dari

suatu populasi. Untuk itu perlu kita ketahui suatu ketentuan yang dapat

membedakan beberapa ukuran antara sampel dan populasi (Hastono, 2008).

Sedangkan menurut Sudjana, Distribusi Sampling merupakan kumpulan

nilai- nilai statistica yang sejenis lalu disusun dalam suatu daftar sehingga

terdapat hubungan antara nilai statistik dan frekuensi statistika.

Distribusi Sampling terdiri dari:

1. Distribusi Sampling Rata-rata

Mendefenisikan Distribusi sampling rata-rata adalah kumpulan dari

bilangan-bilangan yang masing-masing merupakan rata-rata hitung dari

samplenya.

2. Distribusi Sampling Proporsi

Distribusi sampling proporsi adalah kumpulan atau distribusi semua


perbandingan samplenya untuk suatu peristiwa.

3. Distribusi Sampling Selisih Rata-rata

Distribusi sampling selisih rata-rata adalah distribusi probabilitas yang

dapat terjadi dari selisih rata-rata dua sampel yang berbeda berdasarkan pada

dua sampel tertentu dari ukuran parameter dua populasinya.

Untuk ukuran sampeln1 dann2 yangcukup besar(n1,n2 >30),maka

distribusi sampling selisih rata-rata sangat mendekati distribusi normal,untuk

mengubahnya kedalam bentuk normal standar.

4. Distribusi Sampling Selisih Proporsi

Adalah distribusi probabilitas yang dapat terjadi dari selisih proporsi dua

sampel yang berbeda berdasarkan pada dua sampel tertentu dari ukuran

parameter dua populasinya.

a. Perhitungan Standar Error (Penyimpangan)

Penyimpangan hasil yang diperoleh dari pengukuran sampel dapat terjadi

dalam dua jenis berikut :

1) Sampling Error, sebenarnya hal ini bukan merupakan kesalahan yang

sebenarnya, tetapi merupakan variasi dari konsekuensi pengambilan

sampel. Maksudnya bahwa tiap sampel yang akan diambil dari suatu

populasi akan berdistribusi sekitar nilai populasi.

2) Non-Sampling Error, yaitu error yang tidak disebabkan oleh sampel,

tetapi disebabkan pelaksanaan dalam pengambilan sampel sampai

analisisnya, seperti

a) Pada saat perencanaan

b) Pelaksanaan
c) Pengelolahan

d) Analisis dan interpretasi


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya

sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,

dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel

yang representatif. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability

sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik

sampel ini meliputi: simple random sampling, proportionate stratified random

sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster)

sampling (sampling menurut daerah). Nonprobability sampling adalah teknik

yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik sampel ini meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling

aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. Makin

besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi

semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka

makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Bila keadaan populasi

homogen, jumlah sampel hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya, jika

keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sampel harus


memperhatikan hal: harus diselidiki kategori- kategori heterogenitas, dan besarnya

populasi dalam setiap kategori.

Untuk menentukan jumlah sampel minimal yang harus diambil, ada

beberapa cara, di antaranya dengan menggunakan formula (rumus) dari para ahli,

menggunakan nomogram Harry King, dan atau menggunakan tabel krecjie.


DAFTAR PUSTAKA

Agusriyanto. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika:


Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta.
Ken Black (2004). Business Statistics for Contemporary Decision Making (Fourth
(Wiley Student Edition for India) ed.). Wiley-India.ISBN 978-81-265-0809-
9.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta:
RinekaCipta.
Riduan, dan Akdon.(2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk
Penelitian.Bandung : Alfabeta.
Siyoto, Sandu & Sari, Nia. (2016). Aplikasi dan Teknik Survey Bidang Kesehatan.
Sleman: Literasi Media
Sugiyono.(2017). StatistikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Katalog Dalam Terbitan :
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai