Anda di halaman 1dari 11

Gaya Kepemimpinan Otokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan

kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan
keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

– Gaya Kepemimpinan Demokratis, yaitu gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan
memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.

ORGANISASI

1. PENGERTIAN ORGANISASI

“ Organisasi adalah kumpulan orang – orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
dilakukan berdasar atas suatu aturan tertentu dan penjabaran fungsi pekerjaan secara formal “.

2. Tujuan

i. Secara umum è Agar proses pekerjaan tercapai dengan cara diatur, disusun sehingga seluruh
pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.

ii. Secara khusus è sesuai dengan Bidang dimana Organisasi bergerak contoh Bidang agama,sosial,
ekonomi, dan Politik.

3. Manfaat

Agar pelaksanaan tugas dilakukan lebih baik terkoordinir dan tujuan serta jalannya pekerjaan
tercapai secara efektif dan efisien.
4. Asas / prinsip organisasi

– Asas – asas : prinsip perumusan dan penentuan tujuan, prinsip pembagian kerja, prinsip
pendelegasian wewenang, prinsip organisasi, prinsip efisiensi sederhana, prinsip pengawasan umum.

5. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Garis è Digunakan pada perusahaan / lembaga yang sederhana / kecil

2. Struktur Organisasi Fungsional è Susunan organisasi yang memberikan gambaran pembagian tugas
dan wewenang menurut fungsi pekerjaan.

B. PENGERTIAN MANAGEMEN SECARA UMUM

“ Managemen yaitu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan. perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengendalian / pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang
ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya “.

C. PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Pimpin artinya bimbing, tuntun. Memimpin artinya ‘membimbing, menuntun dan menunjukan.
Pemimpin atau leader ; ialah orang yang memimpin atau seseorang yang mempergunakan wewenang
dan mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan
organisasi. Beberapa ahli tentang pemimpin, di antaranya :

Menurut Prof Dr H Arifin Abdurrahman. Pemimpin “ adalah orang yang dapat menggerakkan orang-
orang yang ada di sekelilingnya untuk mengikuti jejak pemimpin itu.”
Kepemimpinan adalah kata benda dari pemimpin. Kepemimpinan mempunyai beberapa
pengertian, di antaranya :

a. Cara seorang pemimpin mempengaruhi prilaku bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja
secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang-orang
yang ada di sekelilingnya.

c. Seni untuk mengkoordinasikan dan memberi motivasi kepada individu dan kelompok guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dan sukses tidaknya seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya, tidak terutama
ditentukan oleh tingkat keterampilan tehnis (technical skills) yang dimiliknya, akan tetapi lebih banyak
ditentukan oleh keahliannya menggerakkan orang lain untuk bekerja dengan baik (managerial skills).

D. FUNGSI – FUNGSI PIMPINAN DI DALAM MANAGEMEN

Fungsi manager dalam managemen secara menyeluruh :

(1). Planing atau perencanaan è Merencanakan kegiatan yang hendak dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan

(2). Organising atau pengorganisasian è Menyusun, menentukan, menetepkan, jenis tugas dan
kewajiban setiap fungsi.

(3). Staffing atau penyusunan staf è Penyusunan dan penetapan serta pengembangan meliputi kegiatan
mulai merekrut pegawai, usaha memanfaatkan, mengembangkan sampai mendayaguna secara
maksimal.
(4). Directing atau pengarahan è Memberikan komando, mengerakkan dengan memberi
perintah, juga memberikan kepemimpinan kepada bawahan supaya dapat melaksanakan tugas secara
efektif dan efisien.

(5). Coordinating atau pengkoordinasian è Yaitu mengkoordinir seluruh pekerjaan diantara pekerjaan
yang satu dengan yang lain merupakan totalitas.

(6). Controlling atau pengawasan è Usaha untuk memberikan penilaian, koreksi, evaluasi atas semua
kegiatan dan secara terus – menerus melakukan monitoring baik pekerjaan yang sedang dilakukan
ataupun pekerjaan yang sudah dilakukan.

E. KEMAMPUAN SESEORANG DALAM FUNGSI MANAJEMEN

Untuk dapat menghadapi tantangan-tantangan Lingkungan dan perubahan Paraigma tersebut


seorang manager/Pimpinan sebuah organisasi harus memiliki tiga kemampuan manajemen yang
mencakup :

1. Kemampuan teknik (technical) è merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan


khusus atau keahlian.

2. Kemampuan Manusiawi (human) è Merupakan kemampuan untuk bekerja dengan, mengerti dan
memotivasi orang lain baik individu maupun kelompok.

3. Kemampuan Konseptual (conceptual) è merupakan kemampuan mental untuk menganalisis dan


mendiagnosis situasi yang kompleks.

Tugas seorang Pimpinan / Manajer pada hakekatnya adalah bekerja dengan dan melalui orang lain
(atasan, bawahan, atau rekan sejawat). Di dalam melaksanakan tugas tersebut seringkali masalah-
masalah yang dihadapi oleh seorang Pempinan/manajer adalah masalah-masalah yang berhubungan
dengan “ Mengatur Orang “.Artinya, kepemimpinan di dalam suatu organisasi hanya efektif jika
kepemimpinan itu diterima oleh orang lain yang disebut bawahan.

F. SIFAT-SIFAT PEMIMPIN YANG BAIK DAN IDEAL

1. Memiliki kondisi fisik yang sesuai dengan tugasnya. Tugas kepemimpinan tertentu menuntut sifat
kesehatan tertentu pula.

2. Berpengetahuan luas. Berpengetahuan luas tidak selalu diidentikan dengan berpendidikan tinggi. Ada
sekelompok orang yang meskipun pendidikannya tinggi tetapi pandangannya masih sempit, yaitu tidak
terbatas pada bidang keahliannya saja.

3. Mempunyai keyakinan bahwa organisasi akan berhasil mencapai lujuan yang telah ditentukan
melalui dan berkat kepemimpinannya. Kepercayaan pada diri sendiri merupakan modal yang sangat
besar dan penting artinya bagi pemimpin.Tanpa keyakinan itu dalam tindakannya akan kelihatan ragu-
ragu.

4. Memiliki stamina (.daya kerja) dan etos kerja yang tuntas. Pemimpin tidak mengenal lelah, dengan
sikap ini pekerjaan yang rutin tidak menjadikan pemimpin semakin lemah tetapimenjadikannya semakin
gigih karena kreativitasnya senantiasa ditantang.

5. Gemar dan cepat mengambil keputusan. Karena tugas terpeming dan seorang pemimpin adalah
untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan oleh orang lain, maka ia harus mempunyai
keberanian mengambil keputusan dengan cepat, terutama dalam keadaan darurat yang tidak dapat
menunggu.

6. Obyektif dalam arti dapat menguasai emosi dan lebih banyak mempergunakan rasio. Seorang
pemimpin yang emosional akan kehilangan obyektifitasnya karena tindakannya lidak didasarkan pada
akal sehat.
7. Adil dalam memperlakukan bawahan. Yang dimaksud dengan “keadilan” di sini. ialah kemampuan
memperlakukan bawahan atas dasar kapasitas kerja bawahan itu, terlepas dari pandangan kedaerahan,
kesukuan, ikatan keluargan dan lain sebagainya.

8. Menguasai prinsip-prinsip human relation. Karena human relation adaiah inti kepemimpinan, maka
seorang pemimpin yang baik harus dapat memusatkan perhatian, tindakan dan kebijaksanaannya
kepada pembinaan kerja tim yang intim dan harmonis.

9. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi. Berkomunikasi dengan pihak lain dan bawahan. sesama
atasan dan pihak luar baik lisan maupun tulisan sangat penting karena melalui saluran-saluran
komunikasilah instuksi, nasehat, saran, ide dan lain-lain disampaikan.

10. Dapat dan mampu bertindak sebagai penasihat, guru dan kepala terhadap bawahannya tergantung
atas situasi dan masalah yang dibadapi.

G. TIMBULNYA PEMIMPIN YANG BAIK

Mengenai timbulnya seorang pemimpin o]eh para ahli teori kepemimpinan telah dikemukakan
beberapa teori yang berbeda-beda. Namun demikian apabila berbagai teori itu dianalisa akan terlihat
adanya tiga teori yang menonjol.

1. Teori Genetis

Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini berpendapat
bahwa pemimpin itu dilahirkan (leaders are born). Dalam keadaan yang bagaimanapun seorang
ditempatkan, karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, satu kali kelak ia akan muncul sebagai
pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong kepada pandangan yang
fatalistis dan deterministis.

2. Teori Sosial
Merupakan kebalikan inti teori genetis. Teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dibentuk dan
ditempa (leaders are made). Teori ini menganut paham egalitarianistik, oleh karenanya para penganut
teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin
apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis

Karena kedua teori di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi kepada
kedua teori tersebut timbullah teori ketiga yang disebut teori ekologis yang pada intinya berarti bahwa
seorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik bila ia pada waktu lahimya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur
dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat
yang telah dimiliki itu.

E. TIPE-TIPE PEMIMPIN

1. Tipe Otokratis

Seorang pemimpin yang otokratis ialah seorang pemimpin yang :

a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.

b. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.

d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.


e. Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.

f. Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur


paksaan dan punitif (bersifat menghukum)

2. Tipe Militeristis

Seorang pemimpin yang bertipe militeristis memiliki sifat-sifat:

a. Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya.

b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya.

c. Senang kepada formalitas yang beriebih-lebihan.

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.

e. Sukar menerima kritikan dari bawahan.

f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.

3. Tipe Paternalistis

Seorang pemimpin yang patemalistis ialah seorang yang :

a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.


b. Bersikap terlalu melindungi.

c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif.

d. Jarang i-nemberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya.

e. Sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Kharismatis

Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki
kharisma. yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar
dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).

5. Tipe Laissez Faire

Seorang pemimpin yang bertipe laissez faire adalah seorang yang bersifat :

a. Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif. dalam arti bahwa para
anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asal saja
kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap tercapai.

b. Bahwa pada umumnya organisasi akan berjaian lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang dicapai dan tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing
anggota.

c. Seorang pimpinan yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.

d. Seorang pemimpin yang cenderung memilih peranan pasif dan membiarkan organisasi berjaian
dengan sendirinya tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi berjalan.

Pemimpin yang bertipe ini sering dianggap sebagai seorang penumpin yang kurang memiliki rasa
tanggungjawab yang wajar terfiadap organisasi yang dipimpinnnya.

6. Tipe Demokratis

Untuk tipe pemimpin demokratis adalah yang bersifat:

a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah
mahluk yang termulia di dunia. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya.

b. Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya.

c. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan.

d. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.

e. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

f. Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya
dalam proses pengambilan keputusan.
Kepemimpinan tipe ini adalah kepemimpinan yang ” Menerapkan empat gaya kepemimpinan
berdasarkan ukuran/persepsi tentang kemauan dan kemampuan orang yang dipimpin. Empat gaya
tersebut adalah:

a. Instruksi, untuk bawahan yang tingkat kemauan, kemampuan, keyakinan dan pengetahuannya
rendah atau tidak ada sama sekali.

b. Konsultasi, untuk bawahan yang kemampuannya rendah tetapi kemauannya tinggi. Cara ini
dengan mengarahkan, mendukung dan melakukan komunikasi dua arah.

c. Partisipasi, untuk hawahan

Anda mungkin juga menyukai