Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Perancangan Kontruksi Generator AFPM

4.1.1. Rancangan Stator Generator AFPM

Stator yang akan dirancang merupakan jenis stator yang tidak memiliki

inti besi pada kumparan. Hal ini mengacu pada referensi yang menyatakan jenis

stator tanpa inti besi lebih sesuai dengan generator axial putaran rendah (Sofian,

2011), sehingga konstruksi pada stator hanya terdiri dari kumparan konduktor

dan tatakan penyangga (yoke).

Tabel 4.1 Ukuran Stator


N Ukura
Keterangan
o n
 280
1  Diameter Stator
mm
 Ketebalan  25
2
Stator mm

Stator dengan ukuran diameter 28 cm dapat memuat 12 kumparan

berbentuk trapezoidal secara maksimal dengan ukuran kumparan yang

disesuaikan dan memiliki 38 lilitan per kumparan.

Tabel 4.2 Ukuran Kumparan

No Simbol Keterangan Ukuran


1 wso Lebar bagian luar 57 mm 
2 wsi Lebar bagian dalam 16 mm 
3 wco Lebar lubang bagian luar 33 mm 
4 wci Lebar lubang bagian dalam 2 mm 
5 pk Panjang 80 mm 
6 tk Lebar 10 mm 
Gambar 4.1 Skematik ukuran kumparan

Kumparan yang dirancang memiliki tipe non-overlapping yang bertujuan

memaksimalkan induksi medan magnet pada kumparan dan menghindari

penambahan ketebalan pada stator (Rossouw, 2009).

Gambar 4.2 Skematik ukuran kumparam dengan stator

Untuk penentuan bahan tatakan penyangga yang ditinjau dari beberapa

referensi dapat digunakan minyak resin fiberglass sebagai pengganti inti besi

pada kumparan.
Gambar 4.3 Cetakan untuk penyangga kumparan stator

Untuk mempermudah dalam pembentukan stator makan dibuatlah

cetakan yang terbuat dari kayu supaya hasil yang di hasilkan lebih baik

bentuknya. Berikut adalah hasilnya :

Gambar 4.4 Stator Hasil rancangan

Tabel 4.3 Ukuran jari-jari stator

No Simbol Keterangan Ukuran

1 rco Jari-jari lubang stator bagian luar 110  mm


2 rci Jari-jari lubang stator bagian dalam 50  mm
3 rso Jari-jari bagian luar stator 120 mm
4 rsi Jari-jari bagian dalam stator 40  mm
4.1.2. Rancangan Rotor Generator AFPM

Rancangan ukuran rotor dapat disesuaikan dengan ukuran stator, dimana

magnet permanen saling berhadapan ditengah – tengah sisi depan dan belakang

kumparan. Bahan yang digunakan sebagai tatakan penyangga rotor yaitu besi

(Fe), sehingga magnet dapat diletakan pada tatakan penyangga tanpa harus

menanam magnet permanen tersebut.

Tabel 4.4 Ukuran yoke rotor


N Ukura
Keterangan
o n
 210
1  Diameter
mm
2  Ketebalan  5 mm

Jenis magnet permanen yang akan digunakan dalam perancangan rotor

tersebut adalah jenis magnet permanen neodynium-iron-boron (NdFeB). Magnet

permanen jenis ini memiliki nilai medan magnet dan kerapatan fluks magnet

yang lebih besar dibandingkan jenis magnet permanen lainnya yaitu sebasar 1,4

tesla. Penggunaan jenis magnet permanen neodynium-iron-boron (NdFeB)

bertujuan untuk memperoleh nilai fluks magnet yang maksimal sehingga

memperoleh tegangan induksi yang maksimal. Penentuan ukuran magnet

permanen yang digunakan berdasarkan kemampuan peneliti dalam memperoleh

magnet permanen dan kemampuan dalam hal biaya tersebut.


Gambar 4.5 Magnet permanen neodymium-iron-boron (NdFeB) N52.

Tabel 4.5 Ukuran Magnet Permanen

No Simbol Keterangan Ukuran


1 pm Panjang magnet 40 mm
2 lm Lebar magnet 10 mm
3 tm Tinggi magnet 10 mm

Rancangan rotor menggunakan 8 kutub magnet disetiap sisi bagian dalam

rotor tersebut. Perancangan jumlah kumparan dan magnet permanen yang

maksimum akan memperbesar nilai frekuensi dan tegangan induksi yang

dihasilkan. Kombinasi pemasangan antara kutub magnet dilakukan sesuai

dengan tipe N-S yang bertujuan untuk memperbesar nilai kerapatan fluks

magnet diantara kedua rotor.


Gambar 4.6 Skema rancangan rotor

Gambar 4.7 Hasil Rancangan rotor ganda

Tabel 4.6 Ukuran jari-jari rotor

No Simbol Keterangan Ukuran

1 ryo Jari-jari bagian bagian luar yoke rotor 110 mm

2 ryi Jari-jari bagian bagian dalam yoke rotor  9.5 mm

3 ro Jari-jari bagian bagian luar magnet  105 mm

4 ri Jari-jari bagian dalam magnet 65  mm


4.1.3. Rancangan Air Gap

Celah udara (air gap) yang akan dirancang pada stator dan rotor memiliki

panjang yang bervariasi bahan yang digunakan dalam pengaturan air gap yaitu

menggunakan besi pipa yang di buat dengan panjang yang bervariasi sesuai

kebutuhan.

Gambar 4.8 Skema rancangan air gap

Gambar 4.9 Rancangan air gap


Tabel 4.7 Ukuran Besi pipa untuk lebar celah udara

Ukuran
No Air Gap
Tinggi Diameter
1 2 mm 39 mm 19 mm
2 3 mm 41 mm 19 mm
3 4 mm 43 mm 19 mm
4 5 mm 45 mm 19 mm
5 6 mm 47 mm 19 mm
4.1.4. Perakitan Kontruksi Generator AFPM

Perakitan stator dan rotor dilakukan menggunakan batang besi pipa

berbentuk silinder dengan diameter 19 mm dan panjang 60 cm sebagai

penghubung diantara keduanya. Besi pipa tersebut di tempatkan di rangka yang

terbuat dari besi dan di beri bearing supaya shaft tersebut bisa berputar. Rangka

generator yang di buat terbuat dari besi siku dengan ukuran panjang 60 cm lebar

50 cm dan tinggi 50 cm.

Gambar 4.10 Kontruksi Generator AFPM

4.2. Perancangan Simulasi Pengujian Generator AFPM

Pengujian generator AFPM yang telah dirancang diperlukan simulasi

untuk mengoperasikan generator AFPM tersebut. Peralatan simulasi yang akan

digunakan untuk mengoperasikan generator AFPM tersebut yaitu melakukan

putaran dengan skala kecepatan rotasi yang akan di terapkan pada pengujian

generator AFPM berada di putaran 750 rpm.

4.2.1. Peralatan Pengujian Generator AFPM

Peralatan simulasi yang akan digunakan untuk pengoperasian yaitu

menggunakan motor listrik 1 phasa dalam memutar rotor yang dihubungkan


pada shaft menggunakan v-belt dan puli. Pada simulasi ini generator AFPM

hanya beroperasi pada kecepatan yang telah ditetapkan.

Peralatan simulasi lainnya yang akan digunakan yaitu berupa alat ukur

seperti tachometer dan multimeter. Tachometer digunakan sebagai pengukur

kecepatan rotasi rotor pada generator AFPM, pengukuran dilakukan pada shaft

generator AFPM yang berputar. Multimeter digunakan sebagai pengukur

tegangan dan arus efektif.

4.3. Pengujian dan Analisis Generator AFPM

4.3.1. Perbandingan Hasil perhitungan dengan pengukuran

Dari generator yang dibuat diperoleh data spesifikasi teknis seperti yang

ditunjukan pada tabel 4.8 di bawah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Data spesifikasi teknis generator AFPM

Parameter Lambang Nilai


Kerapatan Fluks Magnet Br 1430 mT
p 40 mm
Dimensi Magnet l 10 mm
t 10 mm
Jumlah Magnet Nm 16
Radius Dalam Magnet ri 65 mm
Radius Luar Magnet ro 105 mm
Jarak Antar Magnet Tf 28 mm
Celah udara δ 2 - 6 mm
Jumlah Kumparan Ns 12
Jumlah Fasa Nph 3
Jumlah lilitan N 150

Perhitungan nilai tegangan efektif dapat dilakukan menggunakan

persamaan sesuai dengan penjabaran landasan teori. Adapun salah satu

perhitungan nilai tegangan efektif pada kecepatan rotasi rotor 750 rpm sebagai

berikut :
lm
Bmax =B r
l m +δ
0,01
¿ 1,43
0,01+0,002
¿ 1,191666667 T

π ( ro2 ×ri2 )−τf ( ro ×ri ) N m


Am =
Nm

3,14 ( 0,1052 × 0,0652 )−0,028 ( 0.105× 0,065 ) .16


¿
16
¿ 2,145 ×10−4 m2

∅ m =A magn × Bmax

¿ 2,145 ×10−4 .1,191666667 T


¿ 2,55 ×10−4 Wb

Losses ∅ m=( A bm : Abk ) .100 %


¿ ¿m . tm) : (Wso . pk : 2)). 100 %
¿ ( 4 .1 ) : ( 4,3.6,3 :2 ) .100 %
¿ 30 %

∅ m =∅ max ×losses ∅m

¿ 2,55 ×10−4 .30 %

¿ 7,65 ×10−5 Webber

Generator di desain untuk bekerja dalam frekuensi 50 Hz, dengan jumlah

kutub 8 buah maka diperoleh putaran sebagai berikut :

120. f
n=
p
120× 50
¿
8
n=750 rpm
Tegangan induksi yang dihasilkan oleh generator dapat dihitung dengan

persamaan berikut :

2π N
∈rms = . N . f . ∅max . s
√2 N ph
12
¿ 4,44 .150 . 50.7,65 ×10−5 .
3
¿ 10,18 Volt
Tabel 4.9 Perbandingan perhitungan dan pengukuran dengan variasi lebar celah
udara.
Lebar Celah Tegangan Tegangan
Udara Hasil Perhitungan hasil Pengukuran
(mm) (v) (v)
2 10,18 9
3 9,39 8,24
4 8,5 7,6
5 8 7
6 7,5 6,4

Dari hasil tabel 4.9 di atas terdapat perbedaan antara hasil perhitungan

dan hasil pengukuran dapat dilihat dalam gambar 4.11

Grafik lebar celah udara - tegangan


12
10
8
Tegangan (v)

Perhitunga
6 n
4 Pengukura
n
2
0
2 mm 3 mm 4 mm 5 mm 6 mm
Lebar Celah Udara (mm)

Gambar 4.11 Grafik hubungan pengaruh lebar celah udara terhadap tegangan
satu fasa tanpa beban perbandingan teori dan hasil pengukuran.
Dari gambar 4.11 dapat dilihat hasil perhitungan dan pengukuran dalam

hubungan lebar celah udara dengan tegangan menunjukan hasil yang pola

eksponensial yang sama, perbedaan nilai keduannya dikarenakan pengaruh

faktor akurasi perakitan, pengukuran, kondisi tidak ideal serta rugi-rugi.

4.3.2. Pengujian Tegangan Tanpa Beban

Pada pengujian ini dilakukan pengujian tegangan keluaran generator

tanpa beban pada putaran 750 rpm dengan variasi air gap. Pada pengujian tanpa

beban ini dilakukan terhadap 3 hubungan generator yaitu :hubung 1 fasa, 3 fasa

hubung bintang dan 3 fasa hubung delta.

4.3.2.1. Pengujian Satu Fasa

Pengujian dilakukan terhadap generator dengan hubungan 1 fasa.

Dengan putaran generator 750 rpm dengan variasi air gap. Dihasilkan Tabel

pengukuran dan grafik hubungan antara lebar celah udara terhadap tegangan.

Percobaan Ke : Rata-Rata
Air Gap Fasa
1 2 3 4 5 6 7
R-N 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 V
2 mm S-N 9 9 9 9 9 9 9 9V
T-N 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 V
R-N 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7 V
3 mm S-N 8,2 8,2 8,2 8,2 8,3 8,3 8,3 8,24 V
T-N 7.8 7.8 7.8 7.8 7.9 7.9 7.9 7.84 V
R-N 7.1 7.1 7.1 7.1 7.1 7.1 7.1 7.1 V
4 mm S-N 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 V
T-N 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 V
R-N 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 V
5 mm S-N 7 7 7 7 7 7 7 7V
T-N 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 V
R-N 5.9 5.9 6 6 6 6 6 5.97 V
6 mm S-N 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 V
T-N 6 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1 6.08 V
Keterangan Dengan satuan tegangan =..... Volt
Grafik lebar celah udara - tegangan
10
9
8
7
Tegangan (v)

6
Fasa R
5
Fasa S
4
Fasa T
3
2
1
0
2 mm 3 mm 4 mm 5 mm 6 mm

Lebar Celah udara (mm)

Gambar 4.12 Grafik hubungan pengaruh lebar celah udara terhadap tegangan
satu fasa tanpa beban dengan putaran 750 rpm

4.3.2.2. Pengujian Tiga Fasa Hubung Bintang

Pengujian dilakukan terhadap generator 3 fasa hubung bintang.

Dengan putaran generator 750 rpm dengan variasi lebar celah udara dihasilkan

data tegangan keluaran fasa ke fasa seperti ditunjukan pada tebel dan grafik

hubungan antara lebar celah udara terhadap tegangan.

Percobaan Ke : Rata-Rata
Air Gap Fasa
1 2 3 4 5 6 7
R-S 13.3 13.3 13.3 13.3 13.3 13.3 13.3 13.3 V
2 mm R– T 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 V
S–T 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 V
R–S 12.4 12.4 12.4 12.4 12.4 12.4 12.4 12.4 V
3 mm R–T 11.5 11.5 11.5 11.5 11.5 11.5 11.5 11.5 V
S–T 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 V
R–S 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 V
4 mm R–S 10.6 10.6 10.6 10.6 10.6 10.6 10.6 10.6 V
S–T 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 V
R–S 10.6 10.6 10.6 10.6 10.6 10.6 10.6 10.6 V
5 mm R-T 9.9 9.9 9.9 9.9 9.9 9.9 9.9 9.9 V
S–T 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 V
R–S 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 V
6 mm
R–S 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 V
S-T 9.1 9.1 9.1 9.1 9.1 9.1 9.1 9.1 V
Keterangan Dengan satuan tegangan =..... Volt

Grafik lebar celah udara - tegangan


14
12
10
Tegangan (v)

8
Fasa R-
6 S
Fasa R-
4 T
2
0
2 mm 3 mm 4 mm 5 mm 6 mm
Lebar celah udara (mm)

Gambar 4.13
fasa hubung bintang tanpa beban dengan putaran 750 rpm

4.3.2.3. Pengujian Tiga Fasa Hubung Delta

Pengujian dilakukan terhadap generator 3 fasa hubung delta. Dengan

putaran generator 750 rpm dengan variasi lebar celah udara dihasilkan data

tegangan keluaran fasa ke fasa seperti ditunjukan pada tebel dan grafik

hubungan antara lebar celah udara terhadap tegangan.

Percobaan Ke : Rata-Rata
Air Gap Fasa
1 2 3 4 5 6 7
R-S ....
2 mm
R– T ....
S–T ....
R–S ....
3 mm R–T ....
S–T ....
R–S ....
4 mm R–S ....
S–T ....
R–S ....
5 mm R-T ....
S–T ....
R–S ....
6 mm R–S ....
S-T ....
Keterangan Dengan satuan tegangan =..... Volt

4.3.3. Pengujian Tegangan Berbeban

Dalam pengujian berbeban, beban yang digunakan adalah lampu pijar 10

watt 12 volt, dikalikan 5 lampu menjadi 50 watt 12 volt yang disusun secara

paralel. Tegangan dan arus output generator berupa tegangan dan arus ac.

4.3.3.1. Pengujian Satu Fasa

Tabel 4. Data pengujian tegangan Phasa-Netral terhadap generator berbeban

dengan variasi lebar celah udara

Tegangan Arus Daya


Beba Air
(V) (A) (watt)
n gap
R-N S-N T-N R-N S-N T-N R-N S-N T-N
0,5
2 mm 8,5 8,9 8,5 0,6 8,5      
8
8,0 0,6
3 mm 7,57 7,8 0,52 0,6      
8 2
1 0,5 0,5
4 mm 6,94 7,3 6,8 0,57      
buah 9 7
6,6 0,5 0,4
5 mm 6,57 6,6 0,55      
8 6 7
5,9 5,7 0,5 0,5
6 mm 5,86 0,52      
7 5 3 3
2 2 mm 7,9 8,2 7,9 1,1 1,1 1,1      
6
7,4 1,0 1,0
3 mm 7,01 7,2 1,08      
4 8 6
6,7 6,3 1,0 1,0
4 mm 6,58 1      
2 5 3 1
buah
6,0 6,0 0,9 0,9
5 mm 6,09 0,95      
6 3 8 8
5,5 5,3 0,9 0,9
6 mm 5,29 0,9      
8 2 3 1
2 mm 7,3 7,5 7,4 1,6 1,6 1,6      
6,7
3 mm 6,48
9
6,7 1,5 1,5 1,5      

3 6,2 5,9 1,4 1,4


4 mm 6,06
2 1
1,42
4 2
     
buah
5,5 5,6 1,3 1,3
5 mm 5,62
9 1
1,34
7 6
     
5,0 4,8 1,2
6 mm 4,99
7 4
1,27 1,3
8
     
2,0 2,1
2 mm 6,7 6,8 6,8 2,1
5 0
     
6,2 1,9
3 mm 6,12
8
6,1 1,89 2
7
     
4 5,5 5,3 1,8
4 mm 5,41
9 5
1,85 1,9
6
     
buah
5,0 5,1
5 mm 5,14
5 5
1,77 1,8 1,7      
4,5 4,4 1,7 1,6
6 mm 4,55
4 2
1,67
1 9
     
2,4
2 mm 6,2 6,3 6,3 2,4 2,5
5
     
5,7 2,3 2,3
3 mm 5,54
9
5,7 2,32
6 4
     
5 5,1 4,9 2,2 2,2
4 mm 5,04
6 8
2,19
2 2
     
buah
4,6 4,6 2,1 2,0
5 mm 4,76
6 8
2,08
1 9
     
4,1 4,0 1,9
6 mm 4,15
5 7
1,97 2
8
     

4.3.3.2. Pengujian Tiga Fasa Hubung Bintang

Pengujian dilakukan terhadap generator dengan hubungan 3 fasa

hubung bintang. Beban yang di berikan adalah lampu pijar 10 watt 12 volt

dikalikan 5 lampu menjadi 50 watt 12 volt disusun secara paralel. Dengan

putaran 750 rpm dan variasi lebar celah udara dihasilkan data seperti yang

ditunjukan pada tabel di bawah ini.


4.4. Analisis Perhitungan dan Pengujian

Dari hasil pengujian di dapat data-data yang akan di analisis dan dihitung menurut

rumus persamaannya.

4.4.1. Nilai Regulasi Tegangan

Dari data pengujian generator dapat di hitung besarnya faktor regulasi

tegangan, persamaan yang digunakan adalah :

V noload −V load
% reg= ∗100 %
V no load

Pada sistem satu fasa diperoleh nilai regulasi dengan data tegangan

yang telah di rata-rata seperti yang ditunjukan pada tabel di bawah ini.

Tegangan %
No Air Gap
No Load Load Regulasi
1 2 mm      
2 3 mm      
3 4 mm      
4 5 mm      
5 6 mm      

Tegangan %
No Air Gap
No Load Load Regulasi
1 2 mm      
2 3 mm      
3 4 mm      
4 5 mm      
5 6 mm      

Anda mungkin juga menyukai