Anda di halaman 1dari 9

KIMIA TANAH

Tanah merupakan tubuh alam yang bebas yang tersusun oleh komponen organik maupun
anorganik. Diseluruh permukaan bumi terdapat beraneka macam tanah mulai dari yang paling
gersang sampai yang paling subur. Mulai dari warna yang paling gelap himgga yang warna
cerah. Keanekaragaman tanah itu memiliki sifat dan kandungan yang berbeda dalam
komponennya. Antara lain sifat kimia yang merupakan komponen inti dalam tanah. tanah satu
dengan yang lain memiliki perbedaan sifat kimia yang tentunya mempengaruhi tingkat
kesuburan dalam tanah tersebut. Kesuburan itu sendiri pada akhirnya erat kaitannya dengan
pertumbuhan suatu tanaman. Untuk mempermudah mengkaji dan menganalisisa keadaan itu
maka diperlukan kemampuan untuk mengenal beragam komponen kimia dalam masing-masing
jenis tanah.

Semenjak pertanian berkembang, konsep tanah yang paling penting adalah konsep sebagai media
alami bagi pertumbuhan tanaman. Sebagai konsep itu, tanah sendiri memiliki jenis dan sifat yang
berbeda. Adapun jenis tanah itu antara lain : Regosol, Andisol, Vertisol, Latosol, dan masih
banyak lagi. Disetiap tanah itu terkandung unsur kimia tertentu dan fase-fase reaksi kimia
tertentu. Hal ini berpengaruh untuk kesuburan tanah, kembali pada konsep bahwa tanah sebagai
media alami pertumbuhan tanaman. Kenyataan pada saat ini, kadang pertanian belum mampu
mengkaji hal-hal yang erat kaitannya dengan kimia tanah. hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan dan wawasan mengenai kimia dalam pertanian. Padahal ini cukup berperan penting
dalam menopang produksi pertanian. Maka dari itu, pengetahuan mengenai kimia tanah sangat
diperlukan dalam bidang pertanian, khususnya ditujukan kepada para petani yang memegang
peranan langsung di lapangan.

Kimia Tanah merupakan sarana untuk mempelajari mengenai beragam ilmu mengenai kimia
tanah. Sehingga pada nantinya mendapatkan bekal pengetahuan dan wawasan mengenai kimia
tanah dalam bidang pertanian, baik itu pengetahuan dan wawasan mengenai kimia tanah dalam
bidang pertanian, baik itu mengenai unsure, fase reaksi, atau beragam hal yang erat kaitan
dengan kimia tanah yang menopang untuk usaha pertanian kedepannya.

Sifat Fisik dan Kimia Tanah Regosol, Vertisol, Latosol, dan Andisol

1. Regosol : Regosol adalah tanah yang belum banyak mengalami perkembangan profilnya.
Oleh karena itu tebal solum tanahnya biasanya tidak melebihi 25 cm. Mengandung bahan
yang belum atau masih mengalami pelapukan. Tanah ini berwarna kelabu, coklat, atau
coklat kekuningan. Tekstur tanah biasanya kasar, yaitu pasir hingga lempung berdebu,
struktur remah, konsistensi tanah lepas sampai gembur dan pH 6-7. Makin tua tanah maka
semakin padat konsistensinya. Umumya regosol belum membentuk agregat, sehingga peka
terhadap erosi. Umumnya cukup mengandung unsure P dan K yang masih segar dan belum
siapuntuk diserap tanaman, tetapi kekurangan unsure N. (Dharmawijaya, 1992)
2. Vertisol : Tanah ini bertekstur liat yang berwarna kelam yang bersifat fisik berat. Tanah
ini memiliki lapisan solum tanah yang agak dalam atau tebal, yaitu antara 100-200 cm,
berwarna kelabu sampai hitam, sedangkan tekstur lempung bersifat liat. Struktur tanah
keras, dilapisan atas sering berbentuk seperti bunga kubis, dan lapisan bawah gumpal
dengan konsistensi teguh atau keras jika kering. Tidak terdapat horizon illuvial ataupun
elluvial. Tanah ini kaya akan kapur dan pH tanahnya agak alkalis. Sifat tanah vertisol yang
dijadikan tanah pertanian adalah tanah dengan kadar asam fosfat rendah, vertisol muda
berbahan napal sehingga kaya akan fosfat.
3. Latosol : Tanah ini memiliki lapisan solum yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 30
cm sampai 5 meter bahkan lebih. Memiliki batas horizon yang tidak jelas. Latosol meliputi
tanah yang melakukan pelapukan yang intensif dan perkembangan tanah yang lebih lanjut.
Keadaan ini meyebabkan pelindian unsure basa, bahan organic, dan silica dengan
meninggalkan sesquoksida sebagai sisa berwarna merah. Umumnya kandungan unsure hara
dari rendah sampai sedang. Tekstur tanah liat, struktur remah dan konsisitensi gembur.
Daya menahan air cukup baik sehingga tidak rentan terhadap erosi. Reaksi pH berkisar
antara 4,5-6,5. Kapasitas pertukaran katiion rendah. Secara umum, tanah ini memiliki sifat
fisik yang baik, namun sifat kimia agak buruk.
4. Andisol : Tanah andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, kelabu sampai coklat
tua. Memiliki ketebalan solum yaitu 100-225 cm. Tekstur tanah ini adalah debu, lempung
berdebu sampai lempung. Sedangkan struktur rema, konsisitensi gembur. Mengandung
bahan organic yang tinggi. Terdapat alofan yang menyebabkan KPK dalam tanh tinggi.
Reaksi tanah cukup baik, berkisar dari pH 5-7, asam sampai netral. Meskipun demikian,
tanah ini rentan terhadap erosi.

pH Dalam Larutan Tanah

pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala
pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai
nilai pH antara 7 hingga 14. pH tanah menunjukan derajat keasaman tanah atau keseimbangan
antara konsentrasi H+ dan OHֿ dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah
lebih banyak dari OHֿ, maka suasana larutan tanah menjadi asam. Sebaliknya bila konsentrasi
OHֿ lebih banyak dari konsentrasi H+ maka suasana menjadi basa. pH tanah atau tepatnya pH
larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti nitrogen (N),
Kalium (K), Phospor (P), dan unsur lain yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah tertentu untuk
tumbuh, berkembang, dan bertahan dari penyakit. pH tanah merupakan salah satu sifat kimia
tanah. Banyak petani yang sudah mendengar tentang pH tanah, akan tetapi belum bisa mengerti
pentingnya mengetahui pH tanah dan bagaimana cara mengukurnya. Apalagi untuk mengukur
pH tanah dibutuhkan alat yang mahal, sehingga petani tidak pernah memiliki kesempatan untuk
mengukur langsung pH tanah mereka. Padahal dengan mengetahui pH tanah yang ada di dalam
lahan, mereka dapat menjaga kesuburan tanah. Pentingnya mengetahui pH tanah adalah sebagai
berikut :

 Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman. Unsur
hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral.
 Menunjukan adanya kemungkinan unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH masam
banyak ditemukan ion-ion Al yang memfiksasi unsur P, sehingga unsur P sulit diserap oleh
tanaman.
 Mempengaruhi perkembangan organisme. Bakteri akan berkembang biak dalam pH lebih
dari 5,5, apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan terhambat. Jamur dapat
berkembang biak pada pH dibawah 5,5 dan diatas itu jamur harus bersaing dengan bakteri.

Bahan Organik (BO)

Tanah tersusun dari bahan padatan, air, dan udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa bahan
mineral dan bahan organik. Bahan mineral terdiri dari pertikel pasir, debu, dan lempung. Ketiga
pertikel ini menyusun tekstur tanah. Sedangkan bahan organik berkisar 5 % dari bobot total
tanah. Meskipun kandungan bahan organik sedikit dalam tanah tetapi memegang peranan
penting dalam menentukan kesuburan tanah. Bahan organik adalah sekumpulan senyawa-
senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi. Baik berupa
humus atau hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan
termasuk juga mikrobia yang terlibat dan berada di dalamnya. Sumber bahan organik antara
lain :

 Sumber primer, yaitu : Jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa daun, ranting,
cabang, batang, buah, dan akar.
 Sumber Sekunder, yaitu : Jaringan organik hewan (fauna) yang dapat berupa kotoran, dan
mikrofauna.
 Sumber dari luar, yaitu : Pemberian pupuk organik berupa pupuk hijau, pupuk kandang,
pupuk kompos, dan pupuk hayati.

Dekomposisi bahan organik terjadi melalui 3 reaksi, yaitu :

1. Reaksi enzimatis atau oksidasi enzimatis, yaitu reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon
yang terjadi melalui reaksi enzimatis menghasilkan produk akhir berupa karbondioksida
(CO2), air (H2O), energi dan panas.
2. Reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa
hara nitrogen (N), Phospor (P), dan belerang (S).
3. Pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisiten berupa humus
tanah.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi :

 Meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organic yang mudah
terurai.
 Menghasilkan humus tanah yang berperan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi
dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi.
 Meningkatkan Kapasitas TUkar Kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar daripada koloid
anorganik.
 Menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida
dan kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah, dan,
 Meningkatkan ketersediaan dan efesiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan
P oleh asam-asam organic hasil dekomposisi bahan organik.

Kapasitas Pertukaran Kation (KPK)

Salah satu sifat kimia tanah yang terkait dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi
indicator kesuburan tanah adalah Kapasitas Pertukaran Kation. KPK merupakan jumlah total
kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil
pengukuran KPK adalah milli equivalent kation dalam 100 gram tanah.

Hidrogen (H+)

Hidrogen adalah unsur kimia pada table periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1.
Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non logam,
bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang mudah terbakar. Hidrogen juga
merupakan unsure yang paling melimpah dengan persentase kira-kira 75 % dari total massa
unsur alam semesta. Senyawa hydrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi,
dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana.
Hydrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini mahal
daripada produksi hydrogen dari gas alam.

Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan zat lemas sebagai unsur penting bagi tanaman khususnya dalam
pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar.
Semakin tinggi kadar nitrogen dalam larutan tanah maka semakin cepat pula sintesis karbohidrat
yang terjadi.

Tanaman menyerap unsur N dalam bentuk NO3ֿ, NH4+, dan NO2ֿ. Namun ion mana yang
diserap dulu tergantung dari keadaan pH tanah. Pada pH diatas 7, maka ion NH4+ yang lebih
cepat diserap. Sedangkan bila kondisi larutan tanah mempunyai pH dibawah 7, maka ion yang
cepat diserap adalah NO3ֿ. Hal ini disebabkan karena pada pH diatas 7 (basa) terdapat ion OHֿ
sehingga bersaing dengan ion NO3ֿ yang sama-sama memiliki muatan negatif. Sebaliknya pada
pH rendah dengan larutan tanah bersifat masam  banyak terdapat ion H+ yang akan bersaing
dengan NH4+ yang samam-sama memiliki muatan positif, sehingga peluang peluang ion NO3ֿ
lebih besar untuk diserap.

Tanaman menyerap unsur N dalam bentuk NO3ֿ, NH4+, dan NO2ֿ. Namun ion mana yang
diserap dulu tergantung dari keadaan pH tanah. Pada pH diatas 7, maka ion NH4+ yang lebih
cepat diserap, sedangkan bila kondisi larutan tanah mempunyai pH dibawah 7, maka ion yang
cepat diserap adalah NO3ֿ. Hal ini disebabkan karena pada pH diatas 7 (basa) terdapat ion OHֿ
sehingga bersaing dengan ion NO3ֿ yang sama-sama memiliki muatan negatif. Sebaliknya pada
pH rendah dengan larutan tanah bersifat masam  banyak terdapat ion H+ yang akan bersaing
dengan NH4+ yang sama-sama memiliki muatan positif, sehingga peluang peluang ion NO3ֿ
lebih besar untuk diserap.

Nitrogen dapat dikatakan sebagai salah satu unsur hara yang bermuatan. Selain mutlak
dibutuhkan, ia dengan mudah dapat hilang atau menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Ketidak
tersediaan N dari tanah dapat melalui proses pencucian (leaching) NO3ֿ, denitrifikasi NO3ֿ
menjadi N2, volatilisasi NH4+ menjadi NH3+, terfiksasi oleh mineral atau dikonsumsi oleh
mikroorganisme tanah.
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah :

1. Diperlukan untk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman.


2. Berperan dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesa.
3. Membentuk protein, lemak, dan berbagai senyawa organik.
4. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daun.
5. Meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah.

Adapun sumber Nitrogen adalah :

1. Halilintar dapat menghasilkan zat nitrat, yang dibawa hujan lalu meresap di tanah.
2. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
3. Mikrobia dan bakteri-bakteri.
4. Pupuk buatan (Urea, ZA, dan lain-lain).

Phospor (P)

Phospor merupakan unsur macro yang dibutuhkan tanaman untuk menyusun protoplasma dan
intisel. Unsur ini oleh tanaman diserap dalam bentuk H2PO4ֿ dan HPO4ֿ. Fungsi utama dari unsur
ini adalah mempercepat pertubuhan akar semia, mempercepat dan memperkuat pertumbuhan
tanaman muda menjadi dewasa, mempercepat pembungaan dan pemasakan biji serta
meningkatkan produksi biji.

Adapun pentingnya unsur P bagi tanaman adalah :

 Sebagai senyawa utama untuk membentuk Atp dan ADP, yaitu senyawa yang dihasilkan
pada proses respirasi siklus Krebs. Sehingga tanaman dapat melakukan segala aktifitasnya.
 Membentuk DNA dan RNA untuk pembentukan intisel.
 Membentuk senyawa Fosfolipid yang berfungsi dalam mengatur keluar masuknya zat-zat
makanan dalam sel.

Kalium (K)

Kalium merupakan unsur utama yang dibutuhkan tanaman. Sangat penting peranannya dalam
pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu, meningkatkan
kualitas biji atau buah. Unsur Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K+. Dalam beberapa
sumber dijelaskan, bahwa peranan K yang penting dalam tanaman diantaranya sebagai elemen
penting yang bersifat higroskopis (muddah menyerap dan menahan air). Unsur K biasanya
terdapat pada stomata daun. Dengan sifatnya yang higroskopis tersebut, Kalium mampu
membuat persediaan air yang ada dan dibutuhkan dalam proses transpirasi, fotosintesis, absorpsi,
maupun transportasi unsur hara dalam tanaman tersebut menjadi optimal.

Sumber-sumber Kalium adalah :

1. Beberapa jenis mineral.


2. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
3. Air irigasi serta larutan dalam tanah.
4. Pupuk buatan (KCL, ZK, dan lain-lain)

Natrium (Na)

Natrium atau sodium adalah unsure kimia dalam table periodic memiliki symbol Na dan nomor
atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin. Termasuk dalam
logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Sangat reaktif, memiliki api berwarna
kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air sehingga harus disimpan dalam
bentuk minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak ditemukan dalam bentuk unsure
murni.

Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)

Unsur Kalsium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Ca2+. Memiliki fungsi dalam tanaman
antara lain :

1. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.


2. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
3. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji.
4. Menetralisir asam-asam organic yang dihasilkan pada saat metabolisme.
5. Menetralisir senyawa atau keasaman tanah (pada daun dan batang).

Unsur Magnesium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Mg2+. Memiliki fungsi dalam
tanaman antara lain :

1. Merupakan bagian tanaman dari klorofil.


2. Salah satu enzim yang disebut Organic pyrophosphate dan Carboxy peptisida.
3. Berperan dalam pembentukan buah.

Sumber-sumber Magnesium adalah :

1. Batuan Kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3.


2. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O.
3. Magnesia MgO.
4. Kalium Magnesium Sulfat.

Alumunium (Al)

Alumunium sebenarnya merupakan unsur beracun bagi tanaman. Walaupun demikian, tanaman
mempunyai daya ketegangan tertentu terhadap alumunium. Dalam keadaan tertentu tanaman
dapat membatasi serapan alumunium, sehingga terhindar dari keracunan. Tanaman dapat
membentuk dinding tebal pada akar rambut dengan ujung akar yang membengkak menyerupai
kail. Kelarutan alumunium sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Dalam keadaan sangat masam
(pH<3,5) banyak alumunium menjadi larut dan dijumpai dalam bentuk kation (Al3+) dan
hidroksi Al. Bentuk Al3+ merupakan bentuk aluminium yang paling dominan pada pH<4.0,
sedangkan bentuk Al(OH)2+ mulai terbentuk pada pH antara 4.0 – 5.0 dan pada pH>5.5
pengaruh Al bentuk Al3+ sudah dapat diabaikan. Keracunan Al merupakan salah satu faktor
utama yang membatasi pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah masam. Pengaruh yang penting
diperhatikan dari Al adalah menghambat pertumbuhan pada genotip yang peka terhadap Al
dengan mempengaruhi pengambillan hara dan air. Terhambatnya pertumbuhan akar oleh
keracunan Al dapat mengurangi kemampuan  akar dalam menyerap hara dan air sehingga dapat
menginduksi zat hara dan kepekaan terhadap kekeringan.

Besi (Fe)

Besi merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun ferro (Fe2+). Fe
dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik) sehingga pupuk Fe
dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa diigunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan
khelat lain. Fe dalam tanaman sekitar 80 % yang terdapat dalam khloroplas atau sitoplasma.
Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar,
terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun
sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil,
protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan dalam kloroplas. Fungsi lain Fe ialah
sebagai pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya
reduksi N2,redukktase sulfat, reduktase nitrat. Kekurangan  Fe menyebabkan terhambatnya
pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna. Defisiensi
Fe menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara
drastis. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe yang pada
akhirnya mengakibatkan pengurangan aktifitas semua enzim.

Mangaan

Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn2+. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat
diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn
dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ yang satu ke organ lain yang
membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat, dan silikat.
Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 sampai 200 ppm. Bentuk Mn dapat berupa Mn2+ atau
mangaan oksida baik bervalensi dua atau empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti
reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun
ribososm dan juga mengaktifkan polymerase sintesis protein dan karbohidrat. Berperan sebagai
activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus Krebs, dibutuhkan dalam sintesis klorofil.

Anda mungkin juga menyukai