Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan

dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri

(Depkes 2009).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2009).

Defisit perawatan diri pada pasien dengan gagguan jiwa merupakan

defisit perawatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir 

sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun

(Keliat dan akemat 2010).

B. Penyebab

1. Faktor predisposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.

Hardyanti Toding
c. Kemampuan realitas (kenyataan) turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk

perawatan diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan

dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang

penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,

lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang

mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2010) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal

hygiene adalah:

a. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga

individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

b. Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene

Hardyanti Toding
c. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta

gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang

untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien

penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain- lain.

g. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri

berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

C. Manifestasi Klinis

1. Fisik:

a. Badan bau, pakaian kotor

b. Rambut dan kulit kotor

c. Kuku panjang dan kotor

d. Gigi kotor disertai mulut yang bau

e. Penampilan tidak rapi

Hardyanti Toding
2. Psikologis

a. Malas, tidak ada inisiatif

b. Menarik diri, isolasi diri

c. Merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa hina

3. Sosial

a. Interaksi kurang

b. Kegiatan kurang

c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma

d. Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat , gosok

gigi dan mandi tidak mampu mandiri

D. Akibat

Dampak yang ditimbulkan dengan keadaan defisit perawatan diri seperti 

pasien dikucilkan di dalam keluarga atau masyarkat sehingga terjadi isolasi

sosial dan bahkan kehilangan kemampuan dan motivasi dalam melakukan

perawatan terhadap tubuhnya.

E. Penatalaksanaan

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

a. Bina hubungan saling percaya

b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan

c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri

a. Bantu klien merawat diri

b. Ajarkan keterampilan secara bertahap

Hardyanti Toding
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan perawatan

diri

b. Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau oleh klien

c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman

F. Pohon Masalah

Effect Risiko tinggi isolasi sosial

Core problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah Kronis

G. Askep

1. Identitas klien

Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan consent, tanggal pengkajian,

No CM (catatan Medik) dan alamat klien.

2. Keluhan utama

Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan

keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk

mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.

Hardyanti Toding
3. Faktor predisposisi

Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami

gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam

keluarga dan tindakan criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis,

biologis, dan sosial budaya.

4. Aspek fisik/biologis

Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB,

BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.

5. Aspek psikososial

a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi

b. Konsep diri

c. Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,

kelompok, yang diikuti dalam masyarakat

d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah

6. Status mental

Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik

klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi

pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.

7. Kebutuhan persiapan pulang

a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan

kembali.

b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta

membersihkan dan merapikan pakaian.

Hardyanti Toding
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.

d. Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.

e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.

8. Mekanisme koping

Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan

stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan

mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.

9. Masalah psikososial dan lingkungan

Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok,

lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.

10. Pengetahuan

Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.

11. Aspek medik

Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,

psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.

12. Daftar masalah keperawatan

a. Defisit perawatan diri

b. Harga diri rendah kronis

c. Risiko tinggi isolasi sosial

13. Rencana tindakan keperawatan

a. Tujuan

Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti

mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK.

b. Tindakan keperawatan untuk klien

Hardyanti Toding
1) Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi

mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan

BAB/BAK, secara mandiri.

2) Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri,

berpakaian/berhias, makan, dan BAK/BAB, secara mandiri.

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami

masalah kurang perawatan diri.

c. Tindakan keperawatan untuk keluarga klien

Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar

kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian

intervensi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang

dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri.

2) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu

klien dalam merawat diri.

3) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien

dalam merawat diri.

Hardyanti Toding
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino

Gonohutomo, 2009

Keliat. B.A. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Perry, Potter. 2009 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan

dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Salemba Medika.

Santosa, Budi. 2013. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2010 Jakarta :

Prima Medika.

Stuart, GW. 2009. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Hardyanti Toding

Anda mungkin juga menyukai