Anda di halaman 1dari 7

`Batu Ureter

1. Definisi

Batu saluran kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan batu di dalam saluran air kemih, yang
dimulai dari kaliks sampai dengan uretra (RSU DR. Soetomo Surabaya, 1994)

2. Etiologi

1. faktor dari dalam (intrinsik), seperti keturunan, usia (lebih banyak pada usia 35-50 tahun , dan jenis
kelamin (lebih banyak pada pria).

2. fakor dari luar (ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan suhu. Asupan air (bila jumlah air dan kadar
mineral kalsium pada air yang diminum kurang), diet banyak purin, oksalat (the, kopi, minuman soda,
dan sayuran berwarna hijau terutama bayam), kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin, dan jeroan ), dan
pekerjaan (kurang bergerak).

3. gangguan, aliran kencing (urine)

4. infeksi saluran kemih.

5. kekurangan cairan (seperti pada penderita diare yang kekurangan cairan).

3. Gejala Klinis

Keluhan

1. nyeri pinggang (kemeng) pada sudut kostovetebral.

2. nyeri kolik, dari pinggang menjalar ke depan dank e arah ginitilia disertai mual dan muntah.

3. hematuria, baik mikroskopik maupun makroskopik.

4. disuria karena infeksi

5. demam disertai menggigil.

6. retensi urine pada batu uretra leher buli-buli.

7. dapat tanpa keluhan (“silent stone”)

4. Patofisiologi

Pembentukan BSK melibatkan banyak faktor. Kecuali pada hiperparatiroidi, batu asam urat, dan truvid,
maka gambaran klinik dapat diketahui.
Pathway

Faktoridiopatik:
Faktorekstrinsik:
Faktor intrinsic: - Dehidrasi
- ISK - Asupan air
- Herediter - Obstruksisaluran - Diit
- Umur perkemihan - Pekerjaan
- Jeniskela

Urolithiasis

Iritasi ureter penyumbatan Menekan


saraf fagus

hematuria oliguria Refluks urin ke


demam ginjal
Mual
muntah
Retensi
Nyeri Urine hidronefrosis
Hipertermi

Kekurangan
Edema Volume Cairan
5. Pemeriksaan dan Diagnosis

Fisik
1. mungkin teraba ginjal yang mengalami hidronefrosis/obstruksi.

2. nyeri tekan/ketok pada pinggang /daerah konstovertebral.

Batu ureter anterior bisa diraba.

Laboraturium

1.Urinalisis :

a. proteinuria.

b.hematuria

c.lekosituria.

d.Ca + + PO4 dan asam urat dalam urine

2.pembiakan urine dapat positif (10 kolonil/ml urine), bila (+) dilakukan tes sentivitas.

3. darah lengkap, kreatinin serum,BUN, asam urta, kalsium, dan fosfor. Klirens kreatinin (apabila BSK
pada kedua ginjal).

4.analisa batu.

6. Radiologis

1. foto polos abdomen : 80% BSK radio-opaq, kalau perlu tomografi (polos)

2. IVP dapat menentukan dengan tepat ltak batu, terutama batu-batu yang radiolusen (kalau perlu +
tomografi)

3. retrograde pielografi (PRG): pada kasus-kasus di mana IVP tidak jelas.

4. USG pada gagal ginjal, baik kronis maupun akut untuk melihat hidronefrsis, BSK non-opaq.

5.radioisotop untuk mengetahui fungsi ginjal secara satu persatu, sekaligus adanya sumbatan pada gagal
ginjal.

6. pielografi antegrat dengan cara perkuatan, terutama bila RPG gagal.

7. CT scan untuk BSK non-opaq , tatapi biasanya dengan USG sudah cukup jelas.

8.MRI untuk BSK sangat terbatas penggunaannya.

9. sistokopi untuk buli-buli, sekaligus RPG.


7.Diagnosa Banding

1. Pieonefritis akur:nyeri sudut kosto-vertebral


2. Tumor pielum atau kaliks:dapat menyebabkan sumbatan
3. Tuberculosis ginjal:nyeri,hematuria, piuria steril

Komposisi

1. Hidrouri, hidronefrosis, pieolonefrosis, piosistitis


2. Infeksi dan urosepsis
3. Gagal ginjal

Pengelolaan

 Berdasarkan Gejala
1. Bila kolik dapat di berikan analgesic spasmelitik intervena (IV) yang dapat di ulang setelah 3-6
jam atau di berikan pemeliharaan dengan spasmolitika per oral
2. Anti- inflamasi steroid yang dapat di berikan per oral atau per rectal

 Berdasarkan penyebab
1. Ekspektatif
a. Indikasi
 Asimtomatis/tanpa gejala
 Tanpa sumbatan/di latasi
 Tanpa infeksi
 Diameter < 5mm
 Terletak di kaliks renalis atau ureter ½ distal
b. Cara
 Minum yang banyak , 3 liter dalam 24 jam
 Banyak bergerak, misalnya loncat-loncat/sprengen
 Berikan obat –obatan ,jika perlu, misalnya ureterotonika /diuretika
 Lakukan tindakan lanjut
2. Manipulatif
a.indikasi
 Terdapat sumbatan
 Terdapat infeksi
 Batu di perkirakan tidak dapat keluar secara spontan (berdasarkan lokalisasi dan
diameter)

b.cara
 Ekstra corporeal shock wave litholapaxi
 Operatif endourologi seperti:
-litotripsi, uretrorenoscopy (URS)
-transuretral litolapaxi (TUL)
-percutaneus nephrolitholapaxi(PNL)
 Kombinasi poin 1 dan 2
 Pembedahan seperti
:vesikolitomi,ureterolitotomi,pielo(+nefro/kaliki)hitotorni,nefrotomi
parsial,nefroktomi bila ginjal sudah tidak berfungsi.

Pemakaian Antibiotik

a.propilaksis
 Di berikan pada semua intervensi
 Obat:ampisilin 1 gr IV 1 jam sebelum pembedahan bila terdapat alergi,maka
sebaiknya menggunakan aminoglikosida

b.tindakan

 Di berikan pada kasus –kasus dengan urosepsis


 Antibiotic di berikan secepatnya pada saat pembedahan kadar antibiotika
dalam serum harus cukup
 Pilih antibiotic yang sesuai
 Lakukan uji sensitivitas
 Pada kasus yang berat berikan kombinasi

8.Pencegahan

1. usahakan di uresis yang adekuat minum air 2-3 liter per hari dapat di capai di uresis 1,5
liter/hari
2 . pelaksanaan diet bergantung dari jenis penyakit batu (rendah kalsium tinggi sisa asam, diet
tinggi sisa basa , dan diet rendah purin).
3 .eradikasi infeksi saluran kemih khususnya untuk batu struvit

9.Pengkajian keperawatan

1. kaji riwayat batu ginjal pada anggota keluarga riwayat dehidrasi , imobilitas jangka lama,dan
riwayat terapi
2. kaji lokasi nyeri dan radiasi , tingkat nyeri berdasarkan skala 1-10 amati adanya gejala seperti
adanya mual, muntah,diare,dan distensi abdomen
3. monitor tanda vital dan gejala sumbatan demam,mengigil, dan gejala infeksi saluran kemih
4. amati tanda dan gejala sumbatan , frekuensi berkemih yang sering namun dalam jumlah
sedikit, oliguria, dan anuria

10. Diagnosa keperawatan

1. - Pemeriksaan fisik :teraba ginjal yang mengalami hidronefrosis/obstruktif, nyeri taken


/ketok pada pinggang /daerah konstovertebral, dan batu ureter anterior bisa di raba

-Laboratorium :urinalisis (proteinuria, hematuria, lekosituria, C2 ++PO dan asam urat dalam urine

-urine dapat positif (10 koloni/ml urine)

2.saring setiap urine untuk mendapatkan batu

3.bantu pasien berjalan jika memungkinkan sebab ambulasi membantu batu keluar melalui
saluran kemih

4.kaji warna , kekeruhan dan bau urine

5.kaji tanda vital dan monitor demam serta gejala sepsis (takikardia dan hipotensi)

11. Evaluasi

1.laporan mengenai nyeri berkurang

2.output urine cukup dengan bj rendah

Anda mungkin juga menyukai