Anda di halaman 1dari 6

KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN KAWASAN

(Alternatif Kelembagaan Untuk Jabodetabekjur)

1. Latar Belakang

Kawasan Jabodetabekpunjur telah berkembangan menjadi satu


kesatuan functional urban area yang membawa permasalahan cukup
kompleks yang perlu ditangani secara bersama-sama antar
pemerintah daerah yang melingkupi kawasan tersebut dan
Pemerintah pusat, antara lain masalah transportasi, urbanisasi, air
baku, perumahan, pusat distribusi logistik, banjir, dan persamapahan.

Mengingat perkembanagan kawasan tersebut melibatkan lintas


daerah dan lintas sektor baik pada tingkat vertikal maupun horisontal,
maka untuk mendukung pelaksanaan pembangunan pada kawasan
tersebut Pemerintah DKI Jakarta mengusulkan perlu dibentuknya
sebuah lembaga yang diketuai oleh koordinator yang berkedudukan
setingkat menteri, dimana Kawasan Jabodetabekjur perlu ditetapkan
sebagai kawasan khusus sebagaimana dimaksud di dalam UU
32/2004.

2. Kelembagaan Pengembangan Kawasan Jabodetabekjur

Dengan memperhatikan pengalaman pada negara-negara lain dalam


pengelolaan kawasan metropolitan seperti Jabodetabekjur serta
sistem administrasi kewilayahan berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, maka kelembagaan yang dapat
dikembangkan untuk kawasan tersebut seyogyanya harus
didasarkan pada suatu kerjasama antar daerah.

Kerjasama dimaksud dapat diwujudkan melalui pembentukan suatu


lembaga yang bertugas mengelola kepentingan bersama wilayah-

DR Dadang Rukmana
UNKRIS
wilayah yang bekerjasama. Lembaga ini dapat diserahi tugas untuk
mengurus beberapa kegiatan yang menjadi kepentingan bersama.
Bentuk-bentuk kelembagaan pengelolaan kawasan metropolitan
yang didasarkan atas kerjasama ini telah berkembang pesat pada
negara-negara maju seperti di Eropa Barat dan Kanada.

Untuk konteks Indonesia, pembentukan suatu wadah koordinasi


adalah bentuk lain dari kerjasama antar wilayah yang paling populer.
Pengalaman hampir di semua negara termasuk di Indonesia
menunjukkan bahwa Iembaga koordinasi seringkali tidak efektif
dalam mengelola kepentingan bersama antar wilayah.

Suatu forum koordinasi dapat efektif mengkoordinasikan suatu


urusan kalau faktor-faktor pendukungnya berfungsi dengan baik,
seperti misalnya law enforcement telah berjalan dengan baik, adanya
suatu mekanisme yang membuat suatu kesepakatan koordinasi
berfungsi sebagai suatu “kontrak” yang mengikat dan kemampuan
pihak yang berkoordinasi untuk merealisasikan hasil koordinasi
dijadikan ukuran untuk menilai performance pihak-pihak tersebut.

DR Dadang Rukmana
UNKRIS
3. Alternatif kelembagaan pengembangan kawasan Jabodetabekjur
Alternatif kelembagaan untuk pengembangan suatu kawasan
metropolitan seperti Kawasan Jabodetabekjur dapat dilihat pada
tabel sebagai sebagai berikut :

Sektor
Wilayah kegiatan
Bentuk Pendana Kelembaga
yang yang dapat
Kerjasama an an
terlibat dikerjasama
kan
1. Kerjasama Seluruh atau Misalnya : - Daerah Unit
unik (untuk beberapa Transportasi ybs pelaksana
satu urusan daerah teknis
tertentu) bersama
2. Kerjasama Seluruh atau Transportasi, - Daerah Badan
multiple beberapa Persampaha ybs. pengelola
(untuk banyak daerah n, Air Bersih, - Subsidi
urusan) dll. - Service
3. Komunitas Seluruh atau Sektor- - Daerah Badan
perkotaan / beberapa sektor ybs. (Lembaga
Badan kerja- daerah perkotaan - Subsidi kuasi
sama penge- - Service administratif)
lolaan kawa-
san
perkotaan
4. Forum Seluruh atau Semua - Daerah Tim ad hoc
koordinasi beberapa sektor ybs.
daerah
5. Badan Seluruh atau Semua - Daerah Kepala
koordinasi beberapa sektor ybs. Badan atau
daerah pejabat
setingkat
Menteri

4. Rekomendasi Kelembagaan untuk Pengelolaan Kawasan


Jabodetabekjur

Mengingat kompleksitas permasalahan pada Kawasan


Jabodetabekjur, maka kelembagaan yang dapat dibentuk adalah
semacam Badan yang bertugas hanya melaksanakan, kegiatan-
DR Dadang Rukmana
UNKRIS
kegiatan yang dikerjasamakan dan bertanggung jawab kepada
pemerintah-pemerintah daerah yang bersangkutan.

Badan Pengelola Kawasan Jabodetabekjur


(Kerjasama Antar Wilayah)

FORUM KERJASAMA PENGAWAS FORUM


PARA KEPALA DAERAH
Wakil DPRD dari masing-
masing daerah

KEPALA BADAN KERJASAMA


DEWAN PENGAWAS
Seorang Kepala Daerah yang
ditunjuk secara bergiliran atau
Wakil masyarakat dan badan- seorang profesional yang diangkat
badan pengawasan daerah oleh forum

Sekretariat

Bagian Bagian Bagian


Umum Keuangan Personalia

Subbag Subbag Subbag

MASYARAKAT

DR Dadang Rukmana
UNKRIS
5. Strategi Pelaksanaan Pola Kerjasama Antar Wilayah Dan
Regional

Strategi pelaksanaan pola kerjasama antar wilayah dan regional


yang dapat dilakukan meliputi tahap-tahap kegiatan pokok
sebagai berikut :
a. Sosialisasi perlunya kerjasama antar wilayah

Sosialisasi ini dimaksudkan untuk penggalangan political will


antar daerah untuk melakukan kerjasama juga sebagai
informasi kepada mayarakat dan wakil-wakil rakyat akan
pentingnya kerjasama.

b. Proses pembentukan kerjasama antar wilayah

PENANGGUNGJAWAB Pemerin- LSM Lembaga


Kab/
tah Prop. Swas- Masy Kerja-
kota
PROSES Pusat ta sama
1. Inisiatif 0 0 0
2. Rapat-rapat pembahasan 0 0 0
3. Kesepakatan bekerjasama 0 0 0
4. Study kelayakan 0 0 0
Persiapan

5. Master plan 0 0 0 0
a. Bidang-bidang potensial
dikerjasamakan
b. Organisasi
c. Program
d. Pendanaan
e. Rencana aksi
f. Makanisme
operasionalisasi
6. Konsultasi publik 0 0 0 0 0

7. Keputusan bersama 0 0
Pembentukan

8. Pembentukan lembaga
kerjasama

kerjasama beserta 0
perlengkapannya 0 0
9. Penyusunan personalia 0 0
10. Pengalihan kewenangan 0 0 0
11. Operasionalisasi kerjasama 0 0 0
Pelaksanaan

12. Pelayanan pada masyarakat 0


kerjasama

13. Pertanggung jawaban 0


14. Evaluasi 0 0 0 0 0
15. Pengembangan 0 0 0 0 0 0
DR Dadang Rukmana
UNKRIS
DR Dadang Rukmana
UNKRIS

Anda mungkin juga menyukai