Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SATUAN PROSES

HDROKARBON AROMATIK

Disusun oleh :

Feni Sri Erani 061840421432


Muhammad Hamzah Al Husaini 061840421433
Sebastian Hadinata 061840421435
Vina Oktarianti 061840421436

Dosen pengampu :

Ida Silviyati, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI DIV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
KELAS 3 KIA
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat limpahan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kimia yang berjudul “MAKALAH SATUAN PROSES HIDROKARBON
AROMATIK”

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Satuan
Proses ini yaitu Ibu Idha Silviyati, S.T., M.T. yang telah membimbing kami dalam membuat
makalah ini

Makalah ini dikemas sedemikian rupa sebagai pendamping materi meliputi beberapa
pembahasan tentang hidrokarbon aromatik, tata nama dan reaksi-reaksinya.Kami juga
mengucapkan banyak mohon maaf apabila dalam isi maupun penyusunan makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI :

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................4
BAB 2 ISI................................................................................................................................................5
2.1.DEFINISI HIDROKARBON AROMATIK..........................................................................................5
2.2.JENIS HIDROKARBON AROMATIK...............................................................................................5
2.3.SYARAT – SYARAT AROMATIK....................................................................................................6
2.4. DEFINISI BENZENE......................................................................................................................6
2.5. TATA NAMA BENZENA...............................................................................................................8
2.6 SUMBER BENZENA..............................................................................................................14
2.7 REAKSI BENZENA.................................................................................................................14
2.9. MANFAAT BENZENA................................................................................................................17
2.10 DAMPAK PENGGUNAAN BENZENA........................................................................................18
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................20
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................20
3.2 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam penulisan makalah yang kami buat ini dilatar belakangi oleh pembagian-
pembagian materi mengenai hidrokarbon,sehingga kami ingin mempelajari mengenai
materi lebih lanjut tentang hidrokarbon khususnya pada pembagian aromatiknya,tata
nama dan reaksi-reaksinya. Ada dua jenis senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa
hidrokarbon alifatik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Ada beberapa reaksi – reaksi
yang terdapat pada senyawa aromatik, serta memiliki penamaan senyawa yang berbeda
– beda, dan memiliki sifat tertentu. Untuk itulah makalah ini dibuat dengan harapan
agar dapat mengetahui jenis – jenis reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon
aromatik, sifat – sifat nya, serta tata penamaan dari tiap senyawa hidrokarbon aromatik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan hidrokarbon aromatik ?
2. Apa itu benzena ?
3. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki benzena ?
4. Apa saja kegunaan dan turunan benzena ?
5. Apa saja tata nama benzene dan turunannya ?
6. Apa saja reaksi yang terjadi pada benzena ?
BAB 2 ISI
2.1.DEFINISI HIDROKARBON AROMATIK

Senyawa Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari


namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom
hidrogen dan atom karbon dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui misalnya minyak
tanah, bensin, gas alam, plastik, dll. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa
hidrokarbon. Untuk mempermudah mepempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu
banyak, para ahli menggolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon
dalam molekulnya.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk
rantai benzena. Hidrokarbon aromatik adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai
melingkar (cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-
seling / bergantian ( konjugasi ). Nama hidrokarbon aromatik berasal dari aroma mereka
yang kuat, atau bau.

2.2.JENIS HIDROKARBON AROMATIK

1. Benzena
2. Toluena
3. Etil Benzen
4. Xylen (sebagai BTEX)
5. Fenol
6. Kresol

2.3.SYARAT – SYARAT AROMATIK

1. Molekul harus berbentuk siklik


2. Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital pi, membentuk sistem
konjugasi
3. Molekul haruslah planar
4. Jumlah elektron pi molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel ; (4n + 2)
elektron pi

2.4. DEFINISI BENZENE

Benzena merupakan suatu senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C6H6, dan
rumus strukturnya merupakan rantai lingkar (siklis) dengan ikatan rangkap selang seling.
Kedudukan ikatan rangkap pada senyawa karbon ini dapat berpindah – pindah posisi.
Peristiwa ini disebut resonansi ikatan rangkap. Oleh karena posisi ikatan rangkap yang tidak
pasti ini, akhirnya senyawa ini digambarkan sebagai cinci lingkar. Ikatan rangkap yang
terdapat pada benzen disebut dengan ikatan rangkap terkonjugasi. Struktur demikian
diperkenalkan pertama kali oleh Kekule.
Menurut Kekule (1873), struktur benzena dituliskan sebagai cincin beranggota enam
(heksagon) yang mengandung ikatan tunggal dan rangkap berselang-seling.
Menurut Kekule penggantian brom pada sembarang atom hidrogen akan menghasilkan
senyawa yang sama, karena keenam atom karbon dan hidrogen ekivalen. Kekule ini dapat
menjelaskan fakta bahwa jika benzena bereaksi dengan brom menggunakan katalis
FeCl3 hanya menghasilkan satu senyawa yang memiliki rumus molekul C6H5Br
Menurut model ikatan valensi, benzena dinyatakan sebagai hibrida resonansi dari
dua struktur penyumbang yang ekivalen, yang dikenal dengan struktur Kekule. Masing-
masing
struktur Kekule memberikan sumbangan yang sama terhadap hibrida resonansi, yang
berarti bahwa ikatan-ikatan C-C bukan ikatan tunggal dan juga bukan ikatan rangkap,
melainkan di antara keduanya.

Dengan pertimbangan kepraktisan, untuk selanjutnya cincin benzena disajikan dalam


bentuk segienam beraturan dengan sebuah lingkaran di dalamnya, dengan ketentuan
bahwa pada setiap sudut segienam tersebut terikat sebuah atom H.

Dalam segienam berlingkaran tersebut setiap garis menggambarkan ikatan-ikatan


sigma yang menghubungkan atom-atom karbon. Lingkaran dalam segienam
menggambarkan awan enam elektron pi yang terdelokalisasi.
Senyawa yang mengandung cincin benzena dikenal dengan nama senyawa aromatis.
Senyawa aromatis dapat berisi satu, dua, tiga, atau lebih cincin benzena.

Benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu
bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri. Karena
memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada
bensin. Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet
buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi,
namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. Karena
bersifat karsinogenik, maka pemakaiannya selain bidang non-industri menjadi sangat
terbatas.

Sifat Fisik benzena :


 Zat cair tidak berwarna
 Memiliki bau yang khas
 Mudah menguap
 Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang
polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
 Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius
 Titik didih : 80,1derajat Celsius
 Densitas : 0,88
Sifat Kimia benzena:
 Bersifat kasinogenik (racun)
 Merupakan senyawa nonpolar
 Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
 Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.

Senyawa Turunan Benzena dan kegunaanya


 Asam Salisilat: adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester dari asam
salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama aspirin atau
asetosal.
 Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan.
 Anilina: merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi
anilina dengan asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium, dan proses ini
disebut diazotisasi.
 Toluena: kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan
baku pembuatan zat peledak trinitrotoluena (TNT).
 Stirena: jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu jenis
plastik yang banyak digunakan untuk membuat insulator listrik, bonekaboneka, sol
sepatu, serta piring dan cangkir.
 Benzaldehida: digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku
pembuatan parfum karena memiliki bau yang sedap.
 Natrium Benzoat: seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai
bahan pengawet makanan dalam kaleng.
 Fenol: fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan nama
karbol atau lisol, dan dipergunakan sebagai zat disinfektan (pembunuh bakteri)
karena dapat menyebabkan denaturasi protein.

2.5. TATA NAMA BENZENA


Aturan pada penamaan Benzene

1. Molekul benzena yang kehilangan sebuah atom hidrogen (C6H5-) disebut gugus fenil
sehingga penamaannya dimulai dengan nama fenil diikuti gugus yang diikat.

Contoh:

2. Penamaan dapat juga menggunakan nama gugus, diikuti dengan benzena.

Contoh:
3. Jika gugus yang terikat lebih dari satu, berikan penomoran. Penomoran diusahakan
sedemikian rupa sehingga gugus yang terikat bernomor kecil.

Contoh:

4. Posisi nomor atom karbon pada benzena diberi nama khusus, yaitu:

a). Posisi orto (o) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 2.

b). Posis meta (m) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 3.

c). Posisi para (p) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 4.

Contoh:
5. Beberapa senyawa turunan benzena mempunyai nama khusus, tergantung gugus yang
diikatnya.

6. Jika terdapat dua gugus yang berbeda, salah satu gugus dianggap sebagai senyawa utama
dan gugus yang lain dianggap sebagai gugus cabang (gugus yang diikat). Gugus yang
menjadi senyawa utama didasarkan pada urutan prioritas.

7. Urutan prioritas gugus utama adalah sebagai berikut.

-COOH, -SO3H, -CHO, -CN, -OH, -NH2, -R, -NO2, -X.

——————————————> prioritas dari paling tinggi ke paling rendah

Contoh:
8. Beberapa senyawa turunan benzena mempunyai nama trivial yang sering digunakan,
misalnya senyawa benzena yang mengikat gugus hidroksil dan metil disebut kresol serta
benzena yang mengikat dua gugus metil disebut xilena.

1. Benzena Monosubstitusi
Benzena dengan satu substituen alkil diberi nama sebagai turunan benzena, misalnya
etilbenzena. Sistem IUPAC tetap memakai nama umum untuk beberapa benzena
monosubstitusi, misalnya toluena, kumena, stirena.

Nama-nama umum seperti fenol, anilina, benzaldehida, asam benzoat, anisol juga
tetap digunakan dalam sistem IUPAC.

Dalam molekul yang lebih kompleks, cincin benzena sering diberi nama sebagai
substituen
yang terikat pada rantai utama. Dalam hal ini gugus C6H5􀀭 diberi nama gugus fenil (bukan
benzil). Nama benzil digunakan untuk gugus C6H5CH2-.
Dalam molekul yang mengandung gugus fungsi lain, gugus fenil dan gugus benzil
sering diberi nama sebagai substituen.
Contoh:

2. Benzena Disubstitusi
Bila benzena mengikat dua substituen maka terdapat kemungkinan memiliki tiga
isomer struktur. Apabila kedua substituen diikat oleh atom-atom karbon 1,2- disebut
kedudukannya orto (o) satu sama lain, dan apabila diikat oleh atom-atom karbon 1,3- disebut
meta (m), dan 1,4- disebut para (p).
Jika salah satu di antara dua substituen yang terikat pada cincin brnzena memberikan
nama khusus, seperti misalnya toluena , anilina, maka senyawanya diberi nama sebagai
turunan dari nama khusus tersebut. Perlu diingat bahwa substituen yang memberikan nama
khusus tersebut dianggap menempati posisi nomor 1. Sistem IUPAC menggunakan nama
umum xilena untuk ketiga isomer dimetilbenzena, yaitu o-xilena, m-xilena, dan p-xilena.
Apabila kedua substituen tidak memberikan nama khusus, maka masing-masing substituen
diberi nomor, dan namanya diurutkan berdasarkan urutan abjad, dan diakhiri dengan kata
benzena. Atom karbon yang mengikat substituen yang urutan abjadnya lebih dahulu diberi
nomor 1.

Contoh-contoh senyawa benzena disubstitusi:


3. Benzena Polisubstitusi
Apabila terdapat tiga atau lebih substituen terikat pada cincin benzena, maka posisi
masing-masing substituen ditunjukkan dengan nomor. Jika salah satu substituen memberikan
nama khusus, maka diberi nama sebagai turunan dari nama khusus tersebut. Jika semua
substituen tidak memberikan nama khusus, posisisnya dinyatakan dengan nomor dan
diurutkan sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan kata benzena.
Contoh:

Hidrokarbon aromatik poliinti adalah hidrokarbon aromatik yang memiliki dua atau
lebih cincin aromatik. Setiap pasang cincin aromatik mengguanakan bersama dua atom
karbon. Contoh: naftalena, antrasena, dan fenantrena.
2.6 SUMBER BENZENA
Sumber Benzena adalah senyawa organik siklik sederhana yang biasanya ditemukan
dilingkungandalam konsentrasi yang rendah.Benzena muncul biasanya didalam minyak men
tah dansebagai akibat industri minyak, juga terbentuk selama pembakaran tidak sempurna
bahan bakar fosil (bensin, batubara dan kayu).Sumber benzena terutama berasal dari
penguapan bensin sebesar 1-5% benzena, juga terdapatdi pembuatan mesin otomobil,
rokok sigaret, dan asap dari proses pembakaran.Kadar benzenadi udara luar ruangan ada
dalam kisaran 0,02 - 34 ppb (1 ppb= 1000 kali lebihkecil dari 1 ppm).
Penduduk yang hidup di kota dan daerah industri umumnya terpapar benzene dalam
kadar yang lebih tinggi daripada yang hidup di pedesaan. Individu dapat terpapar benzene di
udara dalam kadar yang lebih tinggi oleh karena tinggal di dekat tempat pembuangan
limbah,kilang minyak, pabrik petrokimia, atau pompa bensin.

2.7 REAKSI BENZENA


Reaksi-reaksi yang umum terjadi pada benzena dan turunannya adalah reaksi
substitusi elektrofilik. Terdapat 4 macam reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa
benzena, yaitu:

1. Reaksi halogenasi

Sebagai elektrofil adalah X+, dihasilkan dari reaksi antara X2 + FeX 3. FeX3 (misalnya
FeCl3) adalah suatu asam Lewis yang berfungsi sebagai katalis. Katalis asam Lewis lain yang
dapat digunakan adalah AlCl3, AlBr3.
Contoh:

2. Reaksi nitrasi

Sebagai elektrofil adalah NO2+ (ion nitronium), dihasilkan dari reaksi antara HNO 3 dan
H2SO4.
3. Reaksi sulfonasi
Benzena bereaksi lambat dengan H2SO4 pada suhu tinggi menghasilkan asam
benzena sulfonat.

Sebagai elektrofil adalah SO3 yang merupakan elektrofil relatif kuat karena atom S
yang kekurangan elektron, atau +SO3H yang dihasilkan dari reaksi:

4.Reaksi Friedel-Crafts
Reaksi Friedel-Crafts meliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.
Reaksi alkilasi:

Sebagai elektrofil dalam reaksi alkilasi Friedel-Crafts adalah ion karbonium (R+).
Karena melibatkan ion karbonium, maka seringkali terjadi reaksi penyusunan ulang
(rearrangement) membentuk karbonium yang lebih stabil.
Contoh reaksi alkilasi:

5.Reaksi asilasi:

Sebagai elektrofil dalam reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah ion asilium, terbentuk
dari hasil reaksi:

Pada reaksi asilasi Friedel-Crafts tidak terjadi reaksi penataan ulang.


Dalam reaksi alkilasi dan asilasi Friedel-Crafts juga digunakan katalis asam Lewis,
misalnya FeCl3, FeBr3, AlCl3, AlBr3.
Contoh reaksi asilasi:

2.8. KEGUNAAN BENZENE


 Benzena digunakan sebagai pelarut.
 Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat, plastik, karet
buatan dan pewarna.
 Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.
 Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu benzena juga
digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis karet
sintetis) dan nilon–66.

2.9. MANFAAT BENZENA

1. Manfaat benzena sebagai Zat Aditif pada Makanan


Zat aditif makanan adalah zat kimia yang tidak biasa dimakan secara langsung, tetapi
ditambahkan ke dalam makanan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Contoh zat aditif
adalah cita rasa, bentuk, aroma, warna, dan tahan lama (awet).
a.Pemanis: Pemanis makanan yang tradisional biasanya menggunakan gula tebu atau gula
aren (kelapa).
Pemanis buatan yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan adalah sakarin,
aspartam, dan sorbitol. Sakarin adalah senyawa turunan benzena berupa kristal putih,
hampir tidak berbau. Rasa manis sakarin 800 kali dari rasa manis gula tebu. Sakarin
ditambahkan ke dalam minuman atau biskuit dengan dosis yang dikonsumsi tidak melebihi 1
g per hari. Aspartam merupakan serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan bersifat
higroskopis. Rasa manis aspartam sama dengan 200 kali dibandingkan gula tebu. Untuk
setiap kg berat badan jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 40 mg.
b.Pengawet: Penambahan zat pengawet pada makanan berguna untuk mencegah oksidasi
dan menghambat pertumbuhan bakteri.
Bahan pengawet buatan sebagai antioksidan adalah butilasihidroksianisol (BHA),
butilasihidroksitoluena (BHT), paraben (p–hidroksibenzoat), dan propilgalat, sedangkan
untuk menghambat pertumbuhaan bakteri atau jamur adalah natrium benzoat.
c.Pewarna Makanan: Pewarna buatan bertujuan menjadikan makanan seolah-olah
memiliki banyak warna daripada yang sesungguhnya. Pewarna buatan umumnya berasal
dari senyawa aromatik diazonium. Beberapa pewarna buatan yang diizinkan oleh Depkes
di antaranya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7.3 Beberapa Merk Dagang Pewarna
Makanan
Nama Nama Niaga
Amaran Food Red
Eritrosin Food Red
Fast Green Food Green
Indigotin Food Blue
Sunset ellow Food Yellow
Tartrazin Food Yellow

2. Manfaat benzena sebagai Obat-obatan


Berbagai jenis obat telah diproduksi dan dikonsumsi untuk menjaga kesehatan dan
menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Pada umumnya obat-obatan yang diproduksi dapat
dikelompokkan ke dalam obat analgesik, antibiotik, psikiatrik, dan hormon. Analgesik adalah
obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Jika kita merasa sakit, otak kita akan
mengeluarkan zat kimia yang disebut analgesik. Obat analgesik yang dipasarkan dikemas
dengan nama dagang, seperti aspirin, parasetamol, dan kodeina. Aspirin dipakai untuk
mengurangi rasa sakit seperti sakit kepala atau sakit gigi. Aspirin juga dapat digunakan untuk
menurunkan suhu tubuh. Namun demikian, penggunaan aspirin harus hati-hati sebab dapat
melukai dinding usus, juga bersifat candu (ketagihan). Aspirin dapat diproduksi melalui
reaksi asilasi asam salisilat.
Parasetamol dipasarkan dengan nama panadol. Parasetamol memiliki kegunaan
serupa aspirin, yakni mengurangi rasa sakit. Namun, parasetamol tidak begitu berbahaya
jika dibandingkan dengan aspirin sebab parasetamol tidak melukai dinding usus.
3. Manfaat benzena sebagai Pestisida
Pestisida adalah zat yang digunakan untuk mencegah, mengendalikan, atau
membunuh serangga (insektisida), tumbuhan (herbisida), dan jamur (fungisida). Pestisida
yang tergolong senyawa halobenzena, misalnya DDT (diklorodifenil–trikloroetana); 2,4–D;
dan 2,4,5–T. Senyawa lainnya adalah turunan fosfat dan karbamat.
Paration efektif digunakan untuk mencegah hama pengganggu buah-buahan, tetapi
pestisida ini sangat beracun bagi manusia. Selain kegunaan di atas, senyawa benzena juga
digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan polimer sintetik, seperti nilon
danpolikarbonat, serta poliester.

2.10 DAMPAK PENGGUNAAN BENZENA


Telah disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat
yang dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia
berlebih. Beberapa penelitian menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu penyebab
leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan kematian.
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat
hingga kematian. Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala,
kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat
menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan
sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm
dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam. Dampak yang ringan dapat
berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan. Dapat
disimpulkan bahaya kesehatan yang disebabkan oleh benzena:
Jangka Pendek
a. Inhalasi
 Menghirup uap benzene konsentrasi rendah : iritasi mata dan tenggorokan.
 Menghirup uap benzene dalam konsentrasi tinggi : mengantuk, pusing, sakit
kepala, tremor, bingung dan tidak sadar.
 Menghirup uap benzene dalam konsentrasi sangat tinggi : kematian
b. Lewat makanan/minuman
Bila benzene termakan akan menimbulkan gejala:
 Muntah,
 Nyeri lambung,
 Pusing,
 Ngantuk,
 Kejang dan nadi kencang.
Bila termakan dalam konsentrasi tinggi : Kematian
c. Kulit
Bila terpapar pada kulit akan menimbulkan kemerahan dan blister

Jangka Panjang
Efek kesehatan jangka panjang dari pemaparan terhadap benzene adalah terhadap sumsum
tulang, dimana tempat pembuatan sel-sel darah, yaitu bisa timbul:
 Anemia : yaitu Hb menjadi turun, dan menyebabkan gejala letih, lesu
 Leucopenia: yaitu turunnya sel darah putih, sehingga mudah terkena infeksi
 Thrombositopenia: yaitu rendahnya keping darah, sehingga orang mudah terjadi
perdarahan.

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur
atom karbon (C) dan atom hidrokarbon (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai
karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah
tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
2. Hidrokarbon tak jenuh yang disebut hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon siklik
yang memiliki ikatan ganda. Senyawa ini memiliki enam atom karbon dalam cincin
dengan ikatan tunggal dan ganda selang seling. Hidrokarbon aromatik yang lebih
besar terdiri dari dua atau lebih cincin, yang bergabung bersama oleh ikatan antara
atom karbon mereka.
3. Benzena merupakan suatu senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C6H6, dan
rumus strukturnya merupakan rantai lingkar (siklis) dengan ikatan rangkap selang
seling. Kedudukan ikatan rangkap pada senyawa karbon ini dapat berpindah –
pindah posisi. Peristiwa ini disebut resonansi ikatan rangkap

3.2 DAFTAR PUSTAKA


https://rdmymochi.wordpress.com/kimia-kelas-xii/senyawa-aromatik-biomolekul-
dan-polimer/senyawa-aromatik/
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon_aromatik
https://plus.google.com/111800656186451440167/posts/QCWbCw5RCxZ
Makalah Hidrokarbon Aromatik Kelas 5 EGD Politeknik Negeri Sriwijaya , 2016
Makalah Hidrokarbon Aromatik Prodi Teknik Geologi Univeritas Jambi Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai