Anda di halaman 1dari 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337021887

Kewirausahaan Islam: Penerapan Konsep Berwirausaha dan Bertransaksi


Syariah dengan Metode Dimensi Vertikal(Hablumminallah)dan Dimensi
Horizontal(Hablumminannas)

Article · October 2018


DOI: 10.31949/mr.v1i2.1103

CITATIONS READS

0 1,777

1 author:

Bahri Bahri
Universitas Widya Mataram
9 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pengantar Kewirausahaan View project

All content following this page was uploaded by Bahri Bahri on 05 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:

Kewirausahaan Islam: Penerapan Konsep Berwirausaha dan Bertransaksi


Syariah dengan Metode Dimensi Vertikal (Hablumminallah) dan
Dimensi Horizontal (Hablumminannas)
Islamic Entrepreneurship: Implementation of The Concept of Entrepreneurship And
Sharia Transaction with Vertical Dimension Methods (Hablumminallah) and
Dimensions Horizontal (Hablumminannas)

Bahri
Program Studi Kewirausahaan, Universitas Widya Mataram
Kampus Ndalem Mangkubumen KT III/237 Yogyakarta 55132, Indonesia
*
E-mail: bahri@widyamataram.ac.id

Naskah masuk: 19-10-2018 Naskah diterima: 25-10-2018

ABSTRAK

Kewirausahaan Islam merupakan aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah mu’amalah.
Di dalam kehidupan zaman modern seperti sekarang ini perkembangan dunia usaha dan dalam
bertransaksi mulai begeser nilai dan visinya. Paham kapitalisme dan rasa ketidak pedulian terhadap
sesama untuk saling tolong menolong, kejujuran sudah mulai terabaikan. Dalam melakukan transaksi
bisnis secara halal sudah banyak ditinggalkan dan dilakukan dengan cara yang diridhoi Allah SWT. Oleh
sebab itu, agar dalam berwirausaha dan bertransaksi umat muslim tidak menyimpang, maka perlu
mengetahui strategi dan cara berbisnis Nabi Muhammad SAW. Islam sebagai agama universal seluruh
aspek kehidupan manusia sudah diatur Allah SWT termasuk tentang ekonomi. Dalam Al Qur’an dan
Hadits sudah tercantum cara dan prinsip melakukan wirausaha dan bertransaki secara halal sesuai yang
dilakukan Nabi Muhammad SAW yang bisa menjadi tuntunan umat muslim. Tujuan dari penulisan ini
adalah untuk mengetahui konsep bewirausaha Nabi Muhammad SAW, konsep berwirausaha dengan
metode dimensi vertikal (hablumminallah) dan dimensi horizontal (hablumminannas), transaksi-
transaksi ekonomi syariah yang halal dalam Islam, serta faktor-faktor penyebab terlarangnya sebuah
transaksi dalam Islam. Diketahui bahwa konsep berwirausaha Nabi Muhammad SAW dilakukan dengan
cara shiddiq, amanah, tabligh, fathonah. Konsep berwirausaha dimensi vertikal dengan berpegang
teguh pada Allah SWT yaitu berkaitan dengan berwirausaha semata-mata karena Allah SWT,
berwirausaha adalah Ibadah, Takwa, Tawakal, Dzikir dan Syukur. Dimensi horizontal berkaitan dengan
sesama yaitu hubungan baik dengan karyawan, hubungan harmonis dengan pelanggan, membangun
jaringan dengan lingkungan bisnis dan masyarakat. Sedangkan dalam bertransaksi ekonomi syariah
yang di halalkan yaitu Bai’ Al Murabahah, Syarikat, Wadi’ah. Penyebab terlarangnya transaksi dalam
Islam yaitu haram li-zatihi, Haram li gairihi (gharar, Ihtikar, Bai’an Najsy, Riba, Maysir dan Risywah).

Kata kunci: Kewirausahaan Islam, Dimensi Verikal dan Horizontal, Transaksi Syariah

ABSTRACT

Islamic entrepreneurship is an aspect of life that is grouped into the problem of mu'amalah. In modern
times like today the development of the business world and in the transaction began to shift its values
and vision. Capitalism and a sense of disregard for others to help each other, honesty has begun to be
ignored. In conducting business transactions halally, many have been abandoned and done in a way that
is blessed by Allah SWT. Therefore, so that in entrepreneurship and transaction Muslims do not deviate,
it is necessary to know the strategies and ways of doing business of the Prophet Muhammad. Islam as a
universal religion in all aspects of human life is regulated by Allah SWT including about the economy. In

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 67
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:

the Qur'an and Hadith already listed ways and principles of doing entrepreneurship and transacting
lawfully according to what the Prophet Muhammad SAW did could be a guide for Muslims. The purpose
of this paper is to find out the concept of the entrepreneurship of the Prophet Muhammad SAW, the
concept of entrepreneurship with the method of vertical dimensions (hablumminallah) and horizontal
dimensions (hablumminannas), halal Islamic economic transactions in Islam, as well as the factors
causing the prohibition of a transaction in Islam. It is known that the concept of entrepreneurship of the
Prophet Muhammad was carried out by means of shiddiq, amanah, tabligh, fathonah. The concept of
entrepreneurship is a vertical dimension by holding fast to Allah SWT, which is related to
entrepreneurship solely because Allah SWT, entrepreneurship is Worship, Takwa, Tawakal, Dhikr and
Gratitude. Horizontal dimensions relating to others are good relations with employees, harmonious
relationships with customers, building networks with the business and community environment.
Whereas in the transaction of sharia economy that is halal, namely Bai 'Al Murabahah, Syarikat,
Wadi'ah. The causes of prohibited transactions in Islam are haram li-zatihi, Haram li gairihi (gharar,
Ihtikar, Bai’an Najsy, Riba, Maysir and Risywah).

Keywords: Islamic Entrepreneurship, Vertical and Horizontal Dimensions, Sharia Transactions

Copyright © 2018 Program Studi Ekonomi Perbankan Islam, FAI Universitas Majalengka. All rights
reserved.

1. PENDAHULUAN manusi dengan manusia (hablumminannas)2.


Al-Qur’an merupakan kitab suci yang Agama dan aktivitas wirausaha memiliki hubungan
memberikan petunjuk kepada jalan yang benar, yang komplek dan saling tergantung.3 Penelitian-
memberi kabar gembira pada muslim yang penelitian terkini mengenai hubungan agama dan
mengajarkan amal shaleh. Al-Qur’an diturunkan kewirausahaan menunjukkan bahwa agama
Allah SWT yang di wahyukan kepada Nabi mempengaruhi aktivitas kewirausahaan.4 Agama
Muhammad SAW dengan membawa kebaikan dan ampu mempengaruhi keputusan umat manusia
kebenaran. Tujuan diturunkannya Al-Qur’an sebagai untuk menjadi pengusaha karena merupakan
petunjuk (hudâ), penerang jalan hidup (bayyinât), kewajiban untuk memenuhi kebutuhan. Dalam
pembeda antara yang benar dan yang salah ushul fiqh, ada kaidah yang menyatakan bahwa
(furqân), penyembuh penyakit hati (syifâ), nasihat “maa laa yatimm al-wajid illa bihi fa huwa wajib”,
atau petuah (mau,idzah) dan sumber informasi yakni sesuatu yang harus ada untuk
(bayân).1 Sebagai sumber informasi Al-Qur’an menyempurnakan yang wajib, maka ia wajib
mengajarkan banyak hal kepada manusia; dari diadakan. Mencari nafkah (yakni melakukan
persoalan keyakinan, moral, prinsip-prinsip ibadah kegiatan ekonomi) adalah wajib. Allah SWT
dan muamalah sampai kepada asas-asas ilmu berfirman dalam Q.S. At-Taubah:105:
pengetahuan dalam berdagang (wirausaha). “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah
Implementasi konsep berwirausaha syariah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan
masyarakat Indonesia pada dasarnya memiliki dua melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dimensi yaitu dimensi horizontal dan dimensi dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
vertikal, dimana dimensi vertikal berkaitan dengan yang ghaib dan yang nyata, lalu
hubungan manusia dengan tuhan (hablumminallah)
dan dimensi horizontal berkaitan dengan hubungan diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.
2
Yana Hendayana, Dini Lisnawati, Amir Machmud,
1 Kewirausahaan Berbasis Syariah, Bandung: Manggu Makmur
Nur Lailatul Bisriyah, Dimensi Ibadah Sosial Dalam Perspektif Tanjung Lestari, 2017. hal. 2.
Qur’an Surat Al –Mâ’ûn, Skripsi Prodi Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir, 3
Fauzan, Hubungan Religiusitas dan Kewirausahaan: Sebuah
Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Kajian Empiris Dalam Perspektif Islam, MODERNISASI, Vol. 10, No. 2,
(Uin) Raden Intan Lampung, 2017, hal. 4. Juni 2014, hal. 148.
4
ibid.,

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 68
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
Wirausaha salah satu jalan bagi umat Islam Selain konsep berwirausaha dalam Islam, juga
untuk melakukan aktivitas bisnis dan bertransaksi harus mengenal konsep dalam hal melakukan
konsep dan tata caranya sudah diatur dalam al- transaksi ekonomi yang halal sesuai dengan konsep
Qur’an dan Hadits. Al-Quran sebagai panduan syari’at islam. Hal ini menandakan dalam kehidupan
hidup manusia, memberikan pedoman syariah bagi manusia di muka bumi ini selalu melakukan
para entrepreneur untuk bekerja dan cara manusia transaksi ekonomi. Perekonomian syariah dilandasi
memandang Tuhan. Orang yang bekerja berhak oleh prinsip kesempurnaan dimana Islam
masuk surga. Penghargaan Islam terhadap kemauan menawarkan konsep tawazun (keseimbangan)
bekerja seseorang tidak saja dalam kerangka jangka dengan kandungan nilai-nilai khusus sesuai sunnah
pendek saja, namun bagi yang bekerja secara baik Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an. Konsep
dan benar, surga telah dijanjikan untuk mereka.5 keseimbangan memuat keseimbangan dunia dan
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, akhirat.8
Nabi Muhammad SAW bersabda “Pedagang yang Dalam kegiatan berwirausaha, pelaku usaha
jujur dan dapat dipercaya (penuh amanat) adalah atau pebisnis akan melakukan transaksi dengan
bersama para nabi, orangorang yang konsumen (pemakai barang dan jasa) sama-sama
membenarkan risalah nabi dan para syuhada.” (HR. mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Untuk itu
Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no. sangat diperlukan aturan-aturan dan nilai-nilai yang
1130).6 mengatur kegiatan transaksi bisnis agar tidak ada
Dalam hal ini agama Islam mewajibkan setiap pihak-pihak yang dirugikan dan dieksploitasi baik
muslim, khususnya yang memiliki tanggungan untuk pihak konsumen maupun penjual.
bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok Maka dapat dijelaskan bahwa transaksi (akad)
yang memungkinkan manusia memiliki harta merupakan keterkaitan atau pertemuan ijab dan
kekayaan. Sebagaimana Allah SWT firman dalam qabul yang berakibat timbulnya akibat hukum. Ijab
Q.S. Al Mulk:15: adalah penawaran yang diajukan oleh penjual
“Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi (pembisnis) dan qabul adalah jawaban persetujuan
kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan yang diberikan mitra akad (konsumen) sebagai
makanlah sebagian dari rizki Nya”. Dan hanya tanggapan terhadap penawaran pihak yang
kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) pertama.9
dibangkitkan. Allah SWT dalam Q.S. Al Maidah:1:
”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-
Maka berdasarkan tutunan dari Al-qur’an dan aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak,
hadis diatas sangat sempurna untuk menjadi kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang
panduan dan bekal syar’i umat islam dalam demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu
menjalankan bisnis. Dalam Islam bisnis dapat ketika kamu sedang mengerjakan haji.
dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam
berbagai bentuk yang tidak dibatasi jumlah Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
kepemilikan hartanya termasuk profitnya, yang menurut yang dikehendaki-Nya”.
dibatasi cara perolehan dan pendayagunaan Syariah Islam sangat menekankan adanya
hartanya (ada aturan halal dan haram).7 suatu distribusi kekayaan dan pendapatan yang
Konsep dan nilai berwirausaha secara islami merata sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al
harus tetap berlandaskan pada ajaran al-Quran dan Hasyr:7 yang artinya:
al-Hadits sebagai wujud ketaatan dan rasa tanggung “Kekayaan itu tidak beredar di kalangan orang-
jawab kepada Allah SWT. Dalam menjalankan orang kaya di antara kamu saja”.
wirausaha sejatinya tidak lepas dari pertolongan Dalam ekonomi islam, transaksi dilandasi
dan petunjuk Allah SWT. oleh aturan hukum-hukum islam (syariah) yang
dibagi menjadi dua kategori yaitu transaksi halal
dan transaksi haram. Dimana dalam hal ini transaksi
5Andri Soemitra, Kewirausahaan Berbasis Syariah, Medan: CV.
5
Manhaji, 2015, Cetakan Pertama, hal. 25.
8
6
ibid., Rahmawati, Dinamika Akad Dalam Transaksi Ekonomi
Syariah, Al-Iqtishad, Vol. 3, No. 1, Januari 2011, hal. 27.
9
7
Norvadewi, Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Agus Arwani, Konsep Akad (Transaksi) Dalam Islam, Januari
Prinsip dan Landasan Normatif), Jurnal Ekonomi dan Bisnis (AL- 2017, hal.
TIJARY), Vol. 01, No. 01, Desember 2015, hal. 36.
Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 69
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
halal merupakan transaksi yang diperbolehkan oleh menggunakan metode kepustakaan (library
syariah islam, sedangkan transaksi haram research) dengan tujuan agar dalam pencarian data
merupakan semua transaksi yang dilarang dalam secara mendalam terhadap tema yang diteliti untuk
syariah islam. Menurut Alma dan Donni bentuk menemukan ‘jawaban sementara’ dari masalah
kecurangan dalam bisnis seperti rendahnya yang ditemukan diawal sebelum penelitian. Metode
solidaritas, tanggung jawab sosial dan tingkat dalam pencarian, mengumpulkan dan menganalisa
kejujuran, saling curiga, persaingan tidak sehat, sumber data untuk diolah dan disajikan dalam
penunggakan utang, sogok menyogok, bentuk laporan penelitian kepustakaan berdasarka
komersialisasi birokrasi bahkan memotong relasi atas karya tulis termasuk penelitian yang belum
saingan untuk mematikan usaha saingan.10 atau yang sudah di publikasikan.
Berdasarkan kajian dalam Al Qur’an, Hadits Menurut Sarwono (2006) metode studi pustaka
dan teori-teori dan berdasarkan hasil penelitian adalah mempelajari berbagai buku refrensi serta
agama memiliki hubungan terhadap keputusan hasil penelitian sebelumnya yang sejenis dan
berwirausaha. Secara khusus, agama Islam sangat berguna untuk mendapatkan landasan teori
kondusif untuk memerintahkan umatnya untuk mengenai maslah yang akan diteliti.12
berwirausaha. Dengan demikian, bukti-bukti Sedangkan menurut Sugiyono (2012) studi
empiris menunjukkan bahwa agama mempengaruhi pustaka merupakan teknik penugumpulan data
perilaku ekonomi, dan memiliki hubungan dengan dengan melakukan penelaahan berbagai buku,
para pelaku wirausaha.11 Islam mengajak semua literatur, catatan, serta berbagai laporan yang
muslim untuk menjadi wirausahawan dalam berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan.13
kehidupan mereka dengan diberikan aturan yang Sedangkan Arikunto (2006) menjelaskan studi
harus diikuti oleh semua muslim yang berasal dari pustaka dalam penelitian adalah metode
al-Quran dan al-Hadits. Al- Qur’an dan al-Hadits pengumpulan data dengan
inilah yang menjadi sumber nilai, sikap, perilaku,
dan etika seorang muslim dalam berwirausaha. mencari informasi lewat buku, majalah, koran dan
Suatu transaksi baru munncul dan belum literatur lainnya yang bertujuan untuk membentuk
dikenal sebelumnya dalam hukum Islam, maka sebuah landasan teori.14
transaksi tersebut dapat diterima, kecuali terdapat Maka dalam penulisan ini penulis menggunakan
implikasi dari dalil al-Qur’an dan al-Hadis yang metode pustaka dengan tujuan untuk mencari
melarangnya. Transaksi yang dilarang dalam Islam beberapa refrensi berkaitan dengan Konsep
ada beberapa macam, dilarangnya transaksi itu Berwirausaha Islam dan Bertransaksi Syariah
sesuai dengan faktor penyebabnya: dengan Metode Dimensi Vertikal (Hablumminallah)
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan Dimensi Horizontal (Hablumminannas)
maka tujuan dari penulisan ini ialah: berkaitan dengan kewirausahaan islam.
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep
bewirausaha syariah Nabi Muhammad SAW. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Bagaimana konsep berwirausaha dengan Zimmerer dan Scarborough, (1998) menjelaskan
metode dimensi vertikal dan dimensi horizontal.
kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari
3. Bagaimana transaksi-transaksi ekonomi syariahtentang nilai, kemampuan, perilaku seseorang
yang halal dalam Islam. dalam menghadapi tantangan hidup (usaha).
4. Faktor-faktor apa saja penyebab terlarangnya Kewirausahaan merupakan ilmu yang memilik
sebuah transaksi dalam Islam obyek kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda.
2. METODE Kewirausahaan adalah ilmu, seni maupun
Metode yang digunakan dalam penulisan ini perilaku, sifat, ciri dan watak seseorang yang
ialah metode pustaka (library research). Metode memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan
digunakan untuk mengetahui keabsahan sebuah
penelitian, dengan menggunakan berbagai teknik. 12
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Dalam penulisan ini penulis menggunakan 13
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
10 R&D, Alfabeta: Bandung.
Norvadewi , op.cit., hal. 37
11
Fauzan, op.cit.., hal. 148 14
Arikunto. (2006). Metode Penelitian Kualitatif, Bumi Aksara:
Jakarta
Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 70
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (create “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu
new & different). sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kamu bersyukur”.
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari Selain dalam Al-Qur’an, dalam hadits dijelakan.
peluang menuju sukses. Kewirausahaan Nabi Muhammad SAW bersabda “Berusaha untuk
(entrepreneurship) bukan merupakan ilmu ajaib mendapatkan penghasilan halal merupakan
yang mendatangkan uang dalam sekejap, melainkan kewajiban, disamping sejumlah tugas lain yang
sebuah ilmu, seni dan keterampilan untuk telah diwajibkan”. (H.R. Baihaqi). Dalam HR.
mengelola semua keterbatasan sumber daya, Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda “Tidak
informasi, dan dana yang ada guna ada satupun makanan yang
mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau
meraih posisi puncak dalam karir.15
Kewirausahaan Islam merupakan aspek lebih baik daripada yang dimakan dari hasil
kehidupan yang dikelompokkan ke dalam masalah keringat sendiri”.
muamalah. Masalah yang erat kaitannya dengan Berdasarkan dalam Al-Qur’an dan Hadits
hubungan yang bersifat horisontal, yaitu hubungan diatas maka bekerja dan berwirausaha itu sangat
antar manusia yang akan dipertanggungjawabkan penting. Menurut Muslich, (2004) berwirausaha
kelak di akhirat. Kewirausahaan Islam merupakan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
suatu ibadah yang akan mendapatkan pahala manusia untuk memperoleh pendapatan atau
apabila dilaksanakan.16 penghasilan atau rizki dalam rangka memenuhi
1. KONSEP BERWIRAUSAHA SYARIAH NABI kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara
MUHAMMAD SAW mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan
Nabi Muhammad SAW mengajarkan efisien.17 dalam Norvadewi (2015:35-36).
melakukan berwirausaha dan transaksi dilakukan Konsep berwirausaha dalam islam dikenal
secara jujur, adil dan jangan membuat konsumen dengan istilah tijarah (berdagang atau
kecewa. Allah SWT berfirman dalam Surat Ar- bertransaksi). Konsep berwirausaha dalam Islam
Ra’d:11: yang mengacu pada konsep wirausaha Nabi
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu Muhammad SAW yang perlu ditiru dan diterapkan
mengikutinya bergiliran, di muka dan di umat muslim, sebagai berikut:18
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah a. Shiddiq (Benar dan Jujur)
Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan Shiddiq artinya adalah berkata benar dan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan jujur. Seorang wirausaha islam harus mampu
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila meniru sifat Rasulullah SAW yaitu berkata benar,
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu bertindak benar atau diam saja (jika tidak mampu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan berkata dan bertindak benar). Artinya baik
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain pemimpin ataupun karyawan dalam berwirausaha
Dia. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat harus bisa berperilaku benar dan jujur kepada
yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada setiap keputusan dan tindakan, jujur terhadap
pula beberapa malaikat yang mencatat amalan- konsumen, pesaing sehingga usaha yang dijalankan
amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini dikelola dengan prinsip kebenaran dan kejujuran.
ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, Jujur dalam hal berkaitan dengan pada saat
disebut malaikat Hafazhah. Tuhan tidak akan bertransaksi dengan nasabah, mengedepankan
merobah keadaan mereka, selama mereka tidak kebenaran informasi, menjelaskan keunggulan
merobah sebab-sebab kemunduran mereka.”. barang. Jika ada kelemahan atau cacat pada produk,
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al A’raaf:10: maka disampaikan kepada calon pembeli.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Taubat:119:
15Suryana, Kewirausahaan (Pedoman Praktis: Kiat dan Proses
Menuju Sukses, Jakarta: Salemba Empat, 2009, hal. 2.
16Sri Wigati, M.E.I, Kewirausahaan Islam (Aplikasi dan Teori),
17 Norvadewi., op.cit., hal. 36
Buku Perkuliahan S1, Prodi Hukum Ekonomi Syariah
(Muamalah), Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Sunan Ampel 18 Yana Hendayana, Dini Lisnawati, Amir Machmud, op.cit. hal.
Surabaya, hal. 13. 62

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 71
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah Maknanya adalah sekecil apapun upaya dan
kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang- perbuatan manusia, baik atau buruk, tetap
orang yang benar”. mendapat perhatian dari Allah dan akan
Nabi Muhammad SAW bersabda “Hendaklah mendapatkan balasan yang kembali pada dirinya
kalian jujur (benar) karena kejujuran mengantarkan
sendiri. Manusia bebas memilih jalan yang salah,
kepada kebaikan”. musyrik, munkar yang akan mengantarkannya pada
Maka makna dari ayat dan hadits diatas ialah
kerusakan, kesesatan dan kehancuran moral.
bahwa dalam berwirausaha kejujuran sangat Sebagai konsekuensinya, jika manusia berbuat
penting karena bentuk kesungguhan dan ketepatan kebaikan, maka dia diberi pahala dan kehidupan
(mujahadah dan itqan) dalam hal ketepatan waktu, yang baik.
janji, pelayanan, pelaporan, mengakui kelemahan c. Tabligh (Argumentatif/Komunikatif)
dan kekurangan, menjauhkan diri dari berbuat Tabligh yaitu kemampuan menyampaikan,
bohong dan menipu (baik kepada diri sendiri, teman
kemampuan berkomunikasi efektif. Wirausaha yang
sejawat, perusahaan maupun mitra kerja). efektif merupakan kempuan menyampaikan
b. Amanah (Dapat Dipercaya) komunikasi. Kewajiban semua Nabi untuk
Amanah yaitu sifat kepercayaan baik dari dari
menyampaikan kepada manusia apa yang diterima
sisi internal maupun eksternal. Amanah dan dari Allah berupa wahyu yang menyangkut
bertanggung jawab merupakan kunci sukses dalam didalamnya hukum agama.21 Dalam sudut pandang
menjalankan wirausaha. Memiliki sifat amanah kewirausahaan berbasis syariah, tuhan telah
akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikapmemberikan kemampuan Istimewa pada manusia,
penuh tanggung jawab pada setiap diri seorang tentu sudah sepantasnya manusia juga memilih
muslim.19 Sifat amanah memainkan peranan yang jalan hidup yang istimewa dengan kemampuan
fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena yang dimilikinya.
tanpa kredibilitas dan tanggung jawab ,kehidupan Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab:39:
ekonomi dan bisnis akan hancur. “Orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah
Tugas manusia adalah amanah dari Allah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada
yang harus dipertanggungjawabkan. Implikasi dari merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada
cara pandang ini adalah pengakuan sekecil apapun Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat
upaya dan perbuatan manusia, baik atau buruk, perhitungan”.
tetap mendapat perhatian dari Allah dan akan Maknanya adalah para wirausahawan harus
mendapatkan balasan yang kembali pada dirinya mampu melatih diri dalam menyampaikan ide dan
sendiri.20 produk bisnisnya, harus mampu menyampaikan dan
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al Mu’Minun:8: mempromosikan keunggulan-keunggulan produk
“Dan orang-orang yang memelihara amanat- dengan menarik dan tepat sasaran, serta mampu
amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. mengkomunikasikannya secara tepat dan mudah
dipahami oleh siapapun yang mendengarkannya.
Dalam Q.S. Al Ahzab:72 Allah SWT berfirman: Hal yang paling penting harus mampu
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat menjembatani antara pihak perusahaan dan pihak
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka customer.
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.
Rasulullah SAW bersabda, “Bahwa amanah akan
menarik rezeki dan sebaliknya khianat akan
d. Fathonah (Cerdas dan Bijaksana)
mengakibatkan kekafiran”. (HR Al – Dailami ).
Sifat fathonah merupakan memiliki
kecerdasan dalam berbisnis. Dalam hal ini,
pengusaha yang cerdas merupakan pengusaha yang
mampu memahami, menghayati dan mengenal
19Yana Hendayana, Dini Lisnawati, Amir Machmud, op.cit. hal.
60 21Yana Hendayana, Dini Lisnawati, Amir Machmud, op.cit. hal.
20Andri Soemitra, op.cit, hal. 8. 65

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 72
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
tugas dan tanggung jawab bisnisnya dengan sangat masyarakat sebagai pembeli karena sesuai dengan
baik.22 kebutuhan masyarakat.
Dalam kewirausahaan berbasis syariah, Allah Sedangkan menurut Soesarsono (1996)
menghendaki manusia bersikap cerdas dalam dikutip berwirausaha ada beberapa unsur-unsur
menyikapi kehidupan. Allah telah menyediakan dan penting yang harus dimiliki seorang dalam
memudahkan alam ini bagi manusia. Allah juga berwirausaha yaitu:25
telah menganugerahi manusia potensi berupa a. Unsur Daya Pikir (Kognitif)
berbagai kemampuan mengelola dan mengatur
Unsur daya pikir merupakan yang berkaitan
alam. Manusia cerdas adalah manusia yang pandai
dengan pengetahuan, kepandaian, intelektual, daya
memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan
nalar yang harus dimiliki oleh seorang pembisnis.
fisik dan psikisnya seraya tetap mengharapkan
Agama Islam merupakan agama yang sesuai dengan
ridho dari Allah SWT.23
fitrah manusia, sudah tercantum dalam dalil aqli
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yunus:100:
dan naqli yang menentramkan jiwa, menempatkan
“Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali
aktivitas pemikiran pada tataran yang istimewa,
dengan izin allah dan allah menimpakan kemurkaan
terlebih dalam pembentukan keimanan dan
kepada orang-orang yang tidak mempergunakan
keyakinan umat manusia. Abdurrahman (1988)
akalnya”.
dalam pentingnya berpikir juga tampak dari
kedudukannya sebagai asas dari suatu perbuatan.
Allah SWT menginginkan manusia hidup
Kaidah dalam perbuatan (qaidah ‘amaliyah) terdiri
dalam kemaslahatan dan kebaikan. Bahkan Allah
atas: (1) mabniyun ‘ala al-fikri’ ‘dilandaskan atas
telahberjanji, bagi manusia yang hidupnya dipenuhi
pemikiran atau kesadaran, (2) min ajli ghayatin
dengan prestasi-prestasi kebaikan.24
mu’ayyanah untuk mencapai tujuan tertentu, dan
Tuhan telah menyiapkan baginya kehidupan
(3) mabniyun ‘ala al-iman dilandaskan pada
yang baik sebagaimana dinyatakan dalam Q.S. An-
keimanan”.26
Nahl/16:97:
Umat muslim dalam berpikir bersumber dari
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
wahyu dan kepintaran dalam mengamati
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
keadaan disekitarnya, berkaitan dengan wirausaha
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
(bisnis) dalam Al-Qur’an Allah menunjukkan
akan Kami beri balasan
sejumlah hal penting, diantaranya:27
1). Seruan Pengadaan Panganan Berkualitas
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan”. “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi
Artinya dalam berwirausaha sifat fathanah baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
adalah bahwa semua kegiatan-kegiatan dalam kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
suatu perusahaan harus dilakukan dengan sesungguhnya syaitan itu adalah
kecerdasan, dengan memanfaatkan potensi akal musuh yang nyata bagimu”. (Q.S. Al-Baqarah:168).
dan pikiran yang ada untuk mencapai tujuan. 2). Seruan Pengadaan Pakaian Berkualitas
Memiliki sifat jujur, benar, dan bertangguang jawab
“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah
tidak cukup dalam mengelola bisnis secara
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
profesional. Para pelaku wirausaha juga harus
'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
memiliki sifat fathanah, yaitu sifat cerdas, cerdik,
pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang
dan bijaksana agar usahanya labih efektif dan
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
efisien.
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
Wirausaha cerdas harus selalu melatih diri
ingat”. (Q.S. Al-A’raaf:26).
dalam mengasah kecerdasan karena wirausaha
diperlukan visi, kreatifitas, ketekunan, inovasi dan 25Agus Retnanto, Entrepreneurship Bagi Ummat Islam,
kreativitas agar barang atau produk diterima oleh EQUILIBRIUM, Volume 2, No. 2, Desember 2014, hal. 331.
26Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet
Widjajakusuma, Mengagas Bisnis Islam, Jakarta: Gema Insani Press,
22Ibid. hal. 56 2002, hal. 33-34.
23Andri Soemitra, op.cit, hal. 19.
24Ibid., 27Ibid., hal. 35

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 73
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
3). Anjuran Pengadaan Jasa Transfortasi di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”.
“Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri
Berkaitan tentang keterampilan dalam Q.S. Al
yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya,
Anbiya:80 Allah SWT memerintahkan kepada Nabi
melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang
Daud AS untuk membuat baju besi berperang:
memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-
benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. (Q.S.
An-Nahl:7).
“Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan
keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat
apa yang kamu tidak mengetahuinya”. (Q.S. An-
baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
Nahl:8).
dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu
bersyukur (kepada Allah)”.
4). Anjuran Pengadaan Jasa Perdagangan HR. Al-Khatib dari Ibnu Abbas r.a “Hiasilah
wanita-wanita kalian dengan ilmu tenun.
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak
Dari ayat dan hadits diatas Islam memberikan
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
perhatian besar bagi pentingnya mempelajari dan
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
menguasai keterampilan. Penguasaan keterampilan
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
merupakan tuntunan yang harus dilakukan oleh
adalah disebabkan mereka berkata
setiap seorang muslim dalam rangka pelaksanaan
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
tugasnya. Secara normatif dalam alquran dan hadis
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
banyak anjuran untuk mempelajari ilmu-ilmu
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
pengetahuan umum dan keterampilan.28
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
b. Unsur Sikap Mental Maju (Afektif)
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
Untuk seorang muslim, sikap mental pada
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
hakikatnya merupakan konsekuensi dari tauhid dan
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
buah dari kemuslimannya dalam seluruh aktivitas
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
kesehariannya. Identitas itu tampak pada
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
kepribadian seorang muslim, yakni pada pola
mereka kekal di dalamnya”. (Q.S. Al-Baqarah:275)
berpikir (aqliyah) dan pola bersikapnya (nafsiyyah)
a. Unsur Keterampilan (Psokomotorik)
yang dilandaskan pada aqidah Islam. Sikap mental
Untuk mencapai keberhasilan, salah satu
dibutuhkan sebagai pola pikir untuk mendorong
unsur yang harus dimiliki juga ialah unsur
produktivitas secara islami,29
keterampilan. Keterampilan merupakan bagian dari
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian
tindakan raga dan badan untuk memulai
hingga aku menjadi akalnya yang ia berfikir
menyelesaikan pekerjaan agar dapat menghasilkan
dengannya”. (Hadits Qudsi).
suatu karya, baik berupa produk ataupun jasa.
Dalam Al-Qur’an dan Hadits sudah tercantum
didalamnya tentang pentingnya penguasaan
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian,
keahlian atau keterampilan, Hal ini bisa dijadikan
sehingga dia menjadikan hawa nafsunya mengikuti
tuntutan untuk setiap umat muslim dalam bekerja.
apa-apa (dinul islam) yang kubawa”. (Hadits
Secara normatif, terdapat banyak nash dalam yang
Arba’in an-Nawwiyah).
menganjurkan untuk mempelajari ilmu-ilmu
Sikap mental maju di dorong oleh pola pikir
pengetahuan umum dan keterampilan.
yang Islami, sigap, cekatan, langsung dikerjakan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qashash:77:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, 28Agus Retnanto, Ibid., hal. 333.

kepadamu, dan janganlah kamu bebuat kerusakan 29Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet
Widjajakusuma, op.cit, hal. 41.

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 74
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
termasuk orang-orang yang menyerah diri”. (Q.S. Kepercayaan ini adalah amanah yang menjadi
Al-Fussilat:33). tanggung jawab wirausahawan.32
Sikap mental merupakan unsur penting 4). Ketahanan fisik dan mental
sebagai dasar dan titik tolak mencapai hasil. Menurut Abbas (2014) mental adalah hal-hal
Pembinaan mental lebih menitikberatkan pada yang berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang
kejujuran, ketekunan, keuletan, kemauan, dan dapat mempengaruhi sikap dan mental perilaku
tangggung jawab.30 individu. Setiap perilaku dan ekspresi merupakan
Terdapat enam kekuatan untuk membangun dorongan dan cerminan daei kondisi mental. Sikap
kepribadian yang kuat, yaitu:31 mental dalam berwirausaha berarti kecendrungan
1). Kemauan yang keras tindakan dan tingkah laku baik sebagai wirausaha
Untuk membangun kepribadian yang kuat atau potensi wirausaha (Ashidiq, 2013).33 Manusia
dibutuhkan kemauan keras, yaitu kemauan yang bersikap mental wiraswasta memliki
untuk menggapai tujuan dan kebutuhan hidup ketahanan fisik dan mental
merupakan kunci keberhasilan yang dibutuhkan Sikapnya adalah pantang menyerah
seorang muslim dalam mengatasi segala terhadap keadaan dan prestasi yang ada, untuk
rintangan dan hambatan untuk mencapai tujuan. lebih maju mencapai prestasi yang lebih baik.
2). Keyakinan yang kuat atas kekuatan sendiri Dalam Choirul Huda (2016) keterkaitan
Setiap manusia yang ingin maju harus yang kuat antara agama Islam dengan aktifitas
memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan ekonomi umat. Menurut Ismail adalah bahwa
sendiri. Keyakinan keyakinan sebagai bukti kongkritnya adalah kegiatan yang bersifat untuk
semangat bekerja untuk mencapai tujuan hidup. mendapatkan kecukupan materi, tidak dapat
Untuk menumbuhkan keyakinan yang kuat maka dilepaskan dari kehidupan sesudah mati dan
seseorang perlu melihat hal-hal sebagai berikut : akan tetap dipertanggungjawabkan di hadapan
a). Mampu mengenali dirinya sendiri sebagai Tuhan. Islam tidak mengajarkan satu sistem
makhluk yang memiliki kelemahan dan ekonomi yang komprehensif, tetapi Islam
kekuatan. mengajarkan landasan etika. Artinya
b). Percaya terhadap diri sendiri bahwa dirinya keberhasilan itu akan
memiliki potensi.
dicapai jika memiliki etika, sikap dan mental
yang berani menghadapi setiap resiko yang ada.
Untuk menghadapi resiko maka diperlukan
c). Mengetahui dengan jelas tujuan-tujuan dan kekuatan fisik dalam bekerja, optimis dan berani
kebutuhannya sehingga dapat memulai harus menjadi faktor utama dari mental dan
suatu perbuatan dimana, bagaimana, serta sikap seorang wirausaha.34
kapan mencapai dan memenuhinya. 5). Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras
3). Kejujuran dan tanggung Jawab Kerja keras adalah berusaha dengan
Menjadi seorang wirausaha muslim juga sungguh-sungguh untuk mencapai suatu cita-cita
harus memiliki kejujuran dan tanggungjawab atau tujuan. Multahim (2007) kerja keras
kepada orang lain. Kejujuran dan tanggungjawab mempunyai makna bekerja sungguh-sungguh
dalam hal ini dapat dilihat ketika penjual untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian
memberikan barang pengganti ketika barang
dagangannya ada yang rusak atau jujur
menceritakan dikala barang dijual ada
kekurangan atau cacat. Kejujuran dan tanggung
jawab dalam berwirausaha untuk menjaga 32Dewi Maharani, Penerapan Kejujuran dan Tanggung Jawab

kepercayaan pembeli yakni pembeli akan. Dalam Etika Bisnis Syariah Pasa Wirausaha Muslim Di Kecamatan
Medan Marelan, Medan, Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Sumatra Utara, hal. 25-26.
33Agil N. Maulida, Inul H. Kusumah, Tatang Permana,

Karakteristik Sikap Mental Wirausaha Mahasiswa Dalam Bidang


Otomotif, Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 1,
30Agus Retnanto op.cit., hal. 336.
Juni 2016, hal. 11.
31Sunarso, Sikap Mental Wirausahawan Dalam Menghadapi
Perkembangan Zaman, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol. 10, 34Choirul Huda, Etos Kerja Pengusaha Muslim (Studi Kasus

No. 2, Oktober 2010, hal. 186. pada Pengusaha Muslim Alumni UIN Walisongo Semarang),
Economica, Vol. 7, Edisi 2, Oktober 2016, hal.83.
Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 75
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
disertai berserah diri (tawakkal) kepada Allah hal yang belum ada. Dalam prakteknya ide kreatif
SWT baik untuk kepentingan dunia dan akhirat.35 dapat melibatkan sebuah usaha penggabungan dua
Sedangkan ketekunan berarti berkeras hati, hal atau lebih ide-ide secara langsung. Kreativitas
teguh pada pendirian. Ulet berarti tidak mudah merupakan usaha kemampuan seseorang untuk
putus asa yang disertai dengan kemauan keras melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan
dalam mencapai suatu tujuan. Maka tekun ulet maupun karya nyata.38
adalah termasuk dalam perbuatan yang terpuji c. Unsur Kewaspadaan atau Intuisi
(ahlak mahmudah) yang harus dimiliki oleh Faktor lain selain pemikiran, keterampilan,
setiap muslim. Tekun dan ulet juga berkaitan dan sikap mental yang menentukan keberhasilan
dengan rajin, sabar, hati-hati dan sungguh- berwirausaha ialah faktor intuisi. Intuisi atau juga
sungguh. Macam-macam sifat tekun dan ulet dikenal sebagai feeling adalah sesuatu yang abstrak,
yaitu (a). tekun dan ulet dalam berusaha, (b). sulit digambarkan, namun kenyataan jika dirasakan
tekun dalam belajar, dan (c). terampil dalam serta diyakini benar lalu diusahakan. Dalam
bekerja.36 pandangan Islam, intuisi dapat diartikan sebagai
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Muzzammil: 8: bagian lanjutan dari pemikiran dan sikap mental
“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah untuk maju yang dimiliki seorang muslim. Seorang
kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” muslim memang dituntut mengimlementasikan
pemahaman Islam yang dimilikinya dalam
Di ayat lain Allah dengan tegas melarang
orang yang berputus asa dengan mengambil kata- menjalankan kehidupan. Proses implementasi dapat
kata Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya dalam Q.S. dilakukan dengan cara menumbuhkan dan
Yusuf:87: meningkatkan kesadaran dan melatih daya rasa dan
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah kepekaan perasaan.39
berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
kamu berputus asa dari rahmat Allah. berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
melainkan kaum yang kafir". dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
6). Pemikiran yang konstruktif dan kreatif Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
Seorang wirausaha harus memiliki siksa neraka”. (Q.S. Ali Imran:191).
keterampilan berfikir kreatif, manusia jiwa Dalam surat selanjutnya Allah SWT Allah berfirman:
enteipreneurship. Jiwa entrepreneurship harus “Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang
didukung oleh cara-cara berpikir kreatif. Pemikiran dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi
kreatif harus didukung pengerahan daya imajinasi dan patung-patung dan piring-piring yang
dan proses berpikir ilmiah. Hanya seorang yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap
optimis dan mempunya daya imajinasi yang positif (berada di atas tung- ku). Bekerjalah hai keluarga
yang dapat menolong permikiran yang kreatif Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit
Inovatif. Kartono Kartini & Dali Gulo (2003) motivasi sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih”.
artinya mendorong, mendorong seseorang untuk (Q.S. Saba:13).
terus mempunyai jiwa kreatif untuk memcahkan Diperkuat oleh Hadits yang diriwyatkan
masalah dengan mencetuskan ide dan Thabrani dari Abu Dzarr al-Ghifari:
menghasilkan produk-produk baru.37 “Siapa yang bangun pagi hari dan ia hanya
Dalam hal memanfaatkan peluang, seorang memperhatikan masalah dunianya, orang tersebut
wirausahawan dituntut untut selalu memiliki sikap tidak berguna apa-apa di sisi Allah. Dan barang
kreatif dan inovatif. Kreatif pada dasarnya adalah siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum
bagaimana menghadirkan sesuatu yang beda atau muslimin, ia tidak termasuk golongan mereka”.

35Multahin, et.all, Pendidikan Agama Islam Penuntun Akhlak,


38Sunarta, Berpikir Kreatif dan Inovatif Modal Utama Menjadi
Jakarta: Yudhistira, 2007, hal. 2.
Wirausaha, Disampaikan pada Seminar Entrepreneurship tanggal
36Ibid., hal. 4.
27 Juli 2011 di Balai Desa Sindumartani-Ngemplak Sleman

37Ulfah Annajah, Nailul Falah, Pengaruh Lingkungan Sosial 39Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet
Terhadap Motivasi Berprestasianak Panti Asuhan Nurul Haq Widjajakusuma, op.cit, hal. 44-46.
Yogyakarta, Jurnal Hisbah, Vol. 13, No. 1 Desember 2016, hal. 1.
Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 76
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
Maka gabungan dari keempat unsur yaitu untuk membimbing manusia dalam tindakannya
pemikiran, keterampilan, sikap mental maju dan terhadap Tuhan, orang lain, dan diri sendiri.
intuisi harus terus saling bersinergi secara baik Manusia sebagai diri pribadi merupakan
sehingga tujuan untuk membawa keberhasilan bisa
tercapai. Tantangan selanjutnya terletak pada makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh
bagaimana tindakan dan upaya sorang muslim Tuhan. Hubungan manusia dengan Tuhan, yaitu
dalam mengembangkan keempat unsur yang ada sebagai hamba, maka manusia wajib tunduk dan
agar tetap selalu bersinergi untuk mendukung beribadah kepada Tuhan.41
kegiatan berwirausaha. “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
(Q.S. Az Zariyat).
2. BERWIRAUSAHA DENGAN METODE DIMENSI
VERTIKAL DAN DIMENSI HORIZONTAL Menurut Mimi Doe mengatakan bahwa
Konsep berwirausaha berbasis syariah spiritualitas adalah kepercayaan akan adanya
memiliki dua dimensi, yaitu dimensi vertikal sebagai kekuatan non-fisik yang lebih besar dari kekuatan
wujud ketaatan kepada Allah SWT dirinya, suatu kesadaran yang menghubungkan
(hablumminallah) dan dimensi horizontal yang manusia langsung dengan tuhan ataupun yang
terkait hubungan dengan sesama manusia dinamakan sebagai keberadaan manusia. Dalam
(hablumminannas) dengan nilai (value) yang aspek relasional, seseorang merasa bersatu dengan
berbeda. Dalam dimensi horizontal menggunakan Tuhan (dan/atau bersatu dengan cinta-Nya).42
tolak ukur BENAR-SALAH, sedangkan dimensi Secara spiritual metode berwirausaha bagi
vertikal menggunakan tolak ukur HAQ-BATHIL. umat muslim dengan berpegang teguh pada Allah
Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisa:29: SWT yaitu:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami 1). Berwirausaha Semata-Mata Karena Allah SWT
saling memakan harta sesamamu dengan jalan Dalam Islam harus memiliki niat yang bagus
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang dalam wirausaha. Jual beli bukan masalah uang dan
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. barang, tapi dilakukan dengan selalu mengingat
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, Allah SWT dan selalu berfikir bahwa kegiatan yang
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang dilakukan akan menjadi amal sholeh. Pastikan tekad
kepadamu”. hati dalam berwirausaha semata-mata dilakukan
Daud Rasyid (1988) dalam bukunya yang karena Allah, karunia segala nikmat tuntunan amal
berjudul Islam Dalam Berbagai Dimensi dan perbuatan akan kembali kepda Allah, Terbebas
menjelaskan bahwa dimensi vertikal (akhlak kepada dari hal-hal riba, sehingga hari-hari yang dinanti
Allah SWT) dan dimensi horizontal (kemanusiaan) ialah merindukan berjumpa dengan Allah SWT.43
merupakan dua cakupan yang tidak bisa terpisah- Oleh karena itu para wirausahawan muslim jangan
pisahkan satu dengan yang lain.40 terjebak oleh rekayasa-rekayasa dunia dalam
a. Berwirausaha Dengan Metode Dimensi Vertikal berbisnis. Allah sama sekali tidak membutuhkan
(Hablumminallah) rekayasa dari manusia, Allah maha tahu segala
Agama Islam merupakan ajaran kebenaran lintas hati, maha tahu segalanya. Makin bening,
yang sempurna, yang datang dari Allah SWT. Sifat makin bersih, semua semata-mata karena Allah,
hubungan antara manusia dengan Allah SWT dalam maka kekuatan Allah yang akan menolong
ajaran Islam bersifat timbal-balik, yaitu bahwa
manusia melakukan hubungan dengan Tuhan dan
Tuhan juga melakukan hubungan dengan manusia.
Tujuan hubungan manusia dengan Allah adalah
ibadah. Agama adalah keyakinan terhadap Tuhan
dan adanya aturan tentang perilaku hidup manusia. 41Andi Thahir, Hubungan Relegiusitas dan Etos Kerja
Michel Mayer menjelaskan bahwa agama adalah Masyarakat Lampung, Lampung: Laporan Hasil Penelitian Individu,
seperangkat aturan dan kepercayaan yang pasti 2013, hal. 3.
42Abdul Jalil, Spiritual Enterpeneurship (Transformasi
Spiritualitas Kewirausahaan), Yogyakarta: LkiS, 2013) hal. 24
40Daud Rasyid, Islam Dalam Berbagai Dimensi, Jakarta: Gema 43Daryanto, Bagaimana Berwirausaha?, Malang: Gunung
Insani Press, Cetakan I,1998, hal. 47. Samudera, Cetakan I, Agustus 2014, hal. 89.

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 77
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
segalanya.44Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al- diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
Jumu’ah:10: kerjakan”. Q.S. At-Taubah: (105).
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah a. Takwa, Tawakal, Zikir dan Syukur Serta Jujur
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyak Pendapat Alma (2009) mengungkapkan
supaya kamu beruntung”. bahwa sifat atau karakteristik yang harus dimiliki
wirausahawan sesuai dengan ajaran Islam adalah
“Allah mengasihi orang yang bermurah hati waktu takwa, tawakal, zikir dan syukur. Sifat-sifat tersebut
menjual, waktu membeli dan waktu menagih harus benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan
piutang” (HR. Bukhari). (praktek binis) sehari-hari.46 Takwa merupakan
mentaati perintah Allah dan menjauhi semua
Maksud dari ayat diatas ialah Allah ingin larangannya. Tawakal ialah suatu sifat penyerahan
manusia menjadi kaya melalui kerja yang benar diri kepada Allah secara aktif, tidak cepat menyerah.
yang dilandasi iman kreaktivitas, inovasi, dan Berdzikir artinya dalam hati selalu menyebut Asma
dengan kekayaan itu diharapkan bisa Allah dengan merendahkan diri dan rasa takut serta
mensejahterakan orang lain sebagai umat manusia. tidak mengeraskan suara dalam segala keadaan.
The Ultimate Resource karya Julian Simon (1981) Selalu mengingat Allah membuat hati menjadi
menerangkan tentang anugerah Allah kepada tenang, segala usaha dapat dilakukan dengan
manusia bahwa manusia jangan hanya kepala dingin dan lancar. Syukur adalah
menggunakan sumber daya alam yang ada tetapi kemampuan menerima apapun yang diberikan Allah
dikaruniai pikiran/akal-budi untuk menciptakan adalah yang terbaik.47 Sikap orang yang jujur akan
sesuatu yang bermanfaat bagi sesama makluk tergambar dalam setiap ucapan dan perbuatannya.
hidup di dunia ini. Al-Qurtubi berkata”merupakan kewajiban setiap
b. Berwirausaha adalah Ibadah orang yang mengenal Allah agar senantiasa berlaku
Melakukan kegiatan wirausaha bagi seorang jujur dalam ucapan, ikhlas dalam perbuatan dan
muslim tujuannya karena beribadah pada Allah SWT bersih dalam keadaan.48
lebih tinggi derajat dan pahalanya. Sebab dalam Sikap jujur terdapat dalam hadits dari Ibnu
sholat 5 waktu sudah berjanji, bahwa sholatku, Mas’ud, Nabi Muhammad SAW bersabda
ibadahku, hidupku, dan matiku adalah karena Allah “Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada
SWT. Umat muslim menjalankan suatu usaha kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu
adalah dalam rangka ibadah kepada Allah. Demikian menunjukkan surga dan sesungguhnya seseorang
pula hasil yang diperoleh dalam berwirausaha akan yang senantiasa melakukan kejujuran
dipergunakan kembali di jalan Allah. Berwirausaha
adalah sebagian dari kewajiban hidup manusia yang sehingga ia catat di sisi Allah sebagai orang yang
harus ditunjukkan untuk beribadah kepada Allah jujur, dan sesungguhnya perbuatan buruk itu
SWT.45 Harus memiliki niat untuk beribadah agar menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya
mendapat berkah. Berdagang dengan niat ini akan seseorang yang senantiasa berdusta sehingga ia
mempermudah jalan kita mendapatkan rezeki. dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta”.
Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya bekerja (Muttafaq alaih).
mencari rizki yang halal itu merupakan “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah
kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-
orang yang benar”. (Q.S. At-Taubah:119).
kewajiban setelah ibadah fardlu” (HR.Tabrani dan
Baihaqi). c. Berwirausaha Dengan Metode Dimensi
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta Horizontal (Hablumminannas)
orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, Hubungan manusia dengan manusia
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim.
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
46Firman Menne, Nilai-Nilai Spiritual Dalam Entitas Bisnis
44Ibid., hal. 92.
Syariah, Celebes Media Perkasa 2017, hal. 143
45Aprijon, Kewirausahaan dan Pandangan Islam, Jurnal 47Ibid.,
Menara, Vol. 12, No. 1, Januari-Juni 2013, hal. 9. 48 loc.cit.,

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 78
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
Banyak hal yang diperintahkan Allah SWT dalam Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang
upaya kita menjalin hubungan antara manusia. benar. Yang demikian itu disebabkan mereka
Hakikat manusia sebagai hamba Allah merupakan durhaka dan melampaui batas”.
mahluk spiritual yang mempunyai perjanjian suci Dalam Q.S Al-Hujarat:10 Allah SWT berfirman:
dengan tuhan, beribadah kepada Allah semata serta “Orang-orang beriman itu sesungguhnya
selalu bersikap tulus ikhlas kepada Allah. Suka bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
membantu orang lain (caring for other), yaitu saling hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
membantu, berbaik hati, belas kasihan, dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
menghindari segala sesuatu yang membahayakan rahmat”.
orang lain. Dalam dimensi horizontal ini meliputi Dari ayat diatas mempunyai makna yang
pengabdian semua amal sholeh atau perbuatan sangat dalam, yaitu manusia dalam situasi apapun
baik yang berhubungan dengan kehidupan antar dan dimana pun berada selalu diliputi kehinaan,
sesama manusia dan mahluk ciptaan Allah SWT. 49 kecuali yang selalu memperbaiki hubungannya
Dimensi horizontal berkaitan tentang dengan Allah dan selalu memperbaiki hubungannya
menjalin kerja sama yang harmonis dengan dengan sesama manusia. Artinya hubungan yang
karyawan, pelanggan, serta membangun relasi harmonis dengan sesama manusia merupakan
dengan lingkungan bisnis dan masyarakat. prasyarat dalam kehidupan mereka, dan bahkan
Berwirausaha dengan dimensi horizontal atau merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
hubungan baik kesesama umat manusia dijelaskan
sebagai berikut:50 2). Menjalin Hubungan Harmonis dengan
1). Menjalin Hubungan (Human Relation) Pelanggan
Harmonis dengan Karyawan Srategi bisnis Rasulullah SAW ialah beliau
Human relation dalam prespektif Islam bukan sangat baik dalam mengelola proses, transaksi, dan
sekedar pendekatan pemikiran dalam konsep tata hubungan bisnis dengan seluruh elemen dimana,
hubungan kemanusiaan, melainkan tata nilai yang beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis
menjadi inti dalam proses interaksi sosial yang modern yaitu selalu mengutamakan kepuasan
manusiawi, yang dimaksudkan untuk memenuhi pelanggan. Menjaga hubungan baik dengan
hak dan kewajiban terhadap sesama manusia. pelanggan merupakan langkah penting yang sudah
diajarkan Rasulullah SAW guna mempertahankan
Menurut Effendy (1994) wujud manusia pelanggan tersebut.
(human being) dalam proses rohaniah yang tertuju Allah SWT berfirman dalam Q.S. Hujurat 10:
kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya
perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain- bersaudara Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
lain, yang merupakan aspek kejiwaan yang terdapat hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
pada diri manusia. Oleh karena itu, maksud human takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
relation adalah hubungan manusiawi atau rahmat.”
hubungan insani.51
Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali-Imran:112: Implementasi dari ayat diatas persaudaraan
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka ini berkaitan dengan rasa cinta, perdamaian,
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali kerjasama, dan persatuan menjadi landasan utama
(agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia masyarakat muslim. Jadi, salah satu faktor sikap
dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari menjalin persaudaraan berdasarkan ajaran Islam
Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang sejati ialah dalam hubungan-hubungan sosial yang
demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat lebih luas setiap muslim baik sebagai individu,
keluarga maupun jamaah. Menurut Berry dan
Parasuraman (1998) dikutip Naili Farida (2010)
49Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam (Membangun
konsep ikatan hubungan di dalam pemasaran bisnis
Kerangka Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan),
Bandung: Citapustaka Media Perintis, Des. 2008, hal. 164. dengan pelanggan-pelanggan dapat dibangun
50Yana Hendayana, Dini Lisnawati, Amir Machmud, op.cit. hal. dengan ikatan yaitu:52
2.

51Andi Zuchairiny, Human Relation Dalam Perspektif Islam,


Jurnal Hunafa, Vol.5, No.2, Agustus 2008, hal. 3. 52Naili Farida, Pengaruh Ikatan Hubungan, Citra Perusahaan,
Nilai Pelanggan dan Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah
Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 79
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
a). Ikatan Finansial (Financial Bond) termasuk pada saat bekerja selalu diketahui oleh
Ikatan finansial ialah ikatan yang digunakan Allah SWT.53
perusahaan atau penyedia jasa melalui manfaat Rivai (2012) menjelaskan kepercayaan (trust)
ekonomi seperti harga, diskon atau potongan atau pelanggan pada perusahaan merupakan aset yang
insentif keuangan yang lain. Artinya, untuk menjalin sangat berharga dalam berbisnis, dan kepercayaan
hubungan erat antara perusahaan dengan ini hanya dapat muncul di benak pelanggan, jika
pelanggan dan tertarik berbelanja maka perusahaan tertanam nilai-nilai kejujuran dalam segala transaksi
memberikan potongan harga lebih murah untuk bisnis. Dengan kata lain strategi untuk
pembelian dalam volume besar atau untuk mempertahankan pelanggan
pelanggan yang telah menjadi langganan selama
periode waktu
adalah dengan kejujuran dalam setiap transaksi.54
tertentu. Rasulullah SAW bersabda “Saling 3). Membangun Jaringan dengan Masyarakat
menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling (Lingkungan Bisnis)
mencintai.” (HR. Al-Bukhari) Jaringan (network) berhubungan dengan
b). Ikatan Sosial (Social Bond) lingkungan bisnis dan masyarakat dimana aktivitas
Ikatan sosial ialah ikatan pribadi atau ikatan bisnis berlangsung, saling menjalin/terkait dan
hubungan keakraban, persahabatan dan berbagi saling tergantung sebagai konsekuensi adanya
pengalaman dengan pelanggan dan berempati hubungan ini, sehingga tersebar dimana-mana
dengan pelanggan dan ikatan stuktural (structural secara alami (Jamsa et al., 2011).55
bond) yang digunakan untuk membangun hubungan Yusuf Musa dalam bukunya, Nizham al-Hukmi
antara anggota dengan penyedia jasa. Dalam fi al-Islam, dengan lugas menyatakan bahwa
membangun hubungan dengan pelanggan dalam manusia adalah makhluk sosial (al-insanu
ikatan sosial bisa dilakukan dengan cara silaturahim. madaniyyun bi ath-thabi). Dalam ajaran Islam relasi
Untuk menyambung tali silaturahmi dengan cara sangat penting dan utuh menyangkut hubungan
saling berziarah (berkunjung), saling memberi antara manusia dengan sesamanya dan manusia
hadiah, atau dengan pemberian yang lain. dengan Tuhan. Dalam Islam relasi digambarkan
Sambunglah silaturahmi itu dengan berlemah demikan penting dan utuh menyangkut hubungan
lembut, berkasih sayang, wajah berseri, antara manusia dengan sesamanya dan manusia
memuliakan, dan dengan segala hal yang sudah dengan Tuhannya. Inilah yang dimaksud dengan
dikenal manusia dalam membangun silaturahmi. ayat Alquran. “Manusia akan diliputi kehinaan di
Dengan silaturahmi, pahala yang besar akan mana saja berada, kecuali berpegang teguh dengan
diproleh dari Allah SWT. talinya Allah dan manusia”. (QS Ali Imran: 112).56
Nabi Muhammad SAW bersabda “Barang siapa Dijelaskan dalam ayat diatas bahwa pentingnya
yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan relasi antara manusia dengan manusia dan manusia
umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali dengan Tuhannya. Tanpa mengadakan relasi yang
silaturahmi”. (Muttafaqun ‘alaihi). baik antara sesamanya, manusia dalam menjalani
kehidupannya akan ditimpa oleh penderitaan dan
c). Amanah kehinaan sepanjang masa karena mengalami
Amanah merupakan terpercaya dan kesulitan dalam memperoleh sandang, papan, dan
bertanggung jawab terhadap pelanggan. Menurut pendidikan. Artinya, tanpa membangun relasi maka
Widjajakusuma (2002) banyak orang yang ahli serta
mempunyai etos kerja yang tinggi, tapi karena tidak 53Titin Srianjani, Analisis Strategi Mempertahankan Konsumen
memiliki sifat amanah, justru memanfaatkan Toko Zoya Kudus Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Iqtishadia, Vol 8,
No. 1, Maret 2015, hal. 7.
keahliannya untuk melakukan berbagai tindak
kejahatan. Sikap itu bisa dimiliki jika dia selalu 54Ibid.,.

menyadari bahwa aktivitas apa pun yang dilakukan 55Suyono dan Purnomo, Jaringan Relasional Vertikal dan
Horizontal Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Pemasaran Ukm
Batik Tanjung Bumi Di Kabupaten Bangkalan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Trunojoyo Madura, hal. 4.
56
Fauzul Iman, “Membangun Relasi”, diakses dari
https://www.republika.co.id/berita/duniaislam/hikmah/17/01/26
Bank Pemerintah Di Jawa Tengah, WACANA, Vol. 13, No. 2, April /okd7nq313-membangun-relasi, pada tanggal 18 Oktober 2018,
2010, hal. 204. pukul 12.53.

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 80
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat merupakan persetujuan saling mengikat antara
tidak akan tercapai. Intinya adalah keuntungan penjual (pihak yang menyerahkan barang) dan
terbesar dalam memiliki relasi yang luas adalah pembeli (pihak yang membayar barang yang dijual)
bertambahnya koneksi dalam menjalankan dunia yang dalam Islam berarti jual beli ketika
usaha. penjual memberitahukan kepada pembeli
3. TRANSAKSI EKONOMI SYARIAH YANG DI biaya perolehan dan keuntungan yang
61
HALALKAN DALAM ISLAM diinginkannya.
Islam menawarkan konsep tawazun
(keseimbangan) dengan mengandung nilai-nilai Menurut Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No.
04/DSN-MUI/IV/2000 dikutip Syuaibun (2014)
khusus (sesuai Al-Qur’an dan Sunnah Nabi murabahah adalah menjual suatu barang dengan
Muhammad SAW). Konsep keseimbangan tersebut menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
berkaitan tentang keseimbangan antara kehidupan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih
dunia dengan akhirat, keseimbangan pribadi dan sebagai laba.62 Allah berfirman dalam Q.S Al-
jamaah, keseimbangan antara aspek jasmani dan Baqarah:198.
rohani, akal dan hati serta mengemilinasi setiap “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia
kesenjangan di antara manusia. Konsep transaksi (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
ekonomi dalam islam dikenal dengan muamalah. apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat,
Transaksi ekonomi syariah merupakan perjanjian berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan
(akad) dalam bidang ekonomi yang terdiri dari jual berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana
beli, sewa menyewa dan kerja sama dibidang yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan
perdagangan maupun dibidang pertanian.57 sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar
Perwataatmaja (2008) menjelaskan bahwa termasuk orang-orang yang sesat”.
ekonomi Islam memiliki misi demi terwujudnya Berdasarkan pengertian diatas, jual beli ialah
persamaan martabat di antara umat manusia akad yang menunjukkan terjadinya tukar menukar
sehingga di sini perlu ditegakkan keadilan terutama barang dan terjadinya perpindahan hak milik dari
dalam distribusi pendapatan. Segala bentuk penjual ke pembeli. Dalam transaksi jual beli terdiri
peraturan yang diturunkan Allah SWT bertujuan dari ijab pernyataan penjual dan qabul pernyataan
pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, dari pembeli.
keutamaan, serta mengahapus kejahatan, Osmat Mutharer (2015) rukun dari akad
kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan- murabahah yang harus dipenuhi pada saat
Nya.58 melakukan transaksi yaitu:63
Masing-masing jenis transaksi dalam ekonomi 1). Penjual dan pembeli. Syaratnya harus berakal.
islam, dibagi kedalam kategori transaksi (akad) Pelaku harus berakal, sehingga jual beli dengan
perdagangan dan hutang piutang (simpan pinjam). orang gila menjadi tidak sah sedangkan untuk
Dalam literatur Ekonomi Syariah, terdapat berbagai transaksi jual beli dengan anak kecil dianggap
macam bentuk transaksi dalam Islam yang halal dan sah, apabila di izinkan walinya.
mendapat manfaat dan ridho Allah SWT.59 2). Ijab kabul. Rukun ini mensyaratkan pelaku baligh
a. Bai’ Al Murabahah (Jual Beli) dan berakal, kesesuaian antara kabul dengan
Istilah jual beli dalam bahasa arab yaitu Al-ba’i ijab, dan pelaksanaannya dalam satu kejadian
yang mempunyai arti tukar menukar suatu barang yang secara bersama.
dengan barang lainnya.60 3). Obyek jual beli. Barang yang diperjualbelikan
Sedangkan menurut Usmani (1999) dalam disyaratkan ada (bukan kamuflase) dan
menjelakan jual beli atau Bai’ Al-Murabahah

57Rahmawati, DinamikaAkad Dalam Transaksi Ekonomi


61Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja
Syariah, Al-Iqtishad, Vol. 3, No. 1, Januari 2011, hal. 27.
58Mohamad Anton Athoillah, Ekonomi Islam: transaksi dan Grafindo, 2007, hal. 76.
62Syu’aibun, Tinjauan Kritis Terhadap Deviasi Akad
problematikanya, Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum Islam dan
Kemanusiaan, Volume 13, No. 2, Desember 2013, hal. 270. Murabahah Dalam Aplikasinya Pada Perbankan Syari’ah, HUMAN
59Ibid., hal.70-71 FALAH: Volume 1. No. 2 Juli – Desember 2014, hal. 27.
63Noviana Hidaya, Rukun Dan Syarat Jual Beli Murabahah,
60Oneng Nurul Bariyah, Akad Mu’wadah Dalam Konsep Fikih
Makalah, Prodi Perbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam
dan Aplikasinya di Bank Syariah, Jurnal Studi Ilmu Kesilaman
(Almilal), Vol. 1, No. 1, Februari 2013, hal. 2. (STAIN) Jurai Siwo Metro, 2016, hal. 3.

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 81
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
dimiliki oleh penjual, artinya barang harus jelas, yang berkongsi modal dan untung (Wahbah Zuhaili,
spesifikasi harus jelas karena berkaitan dengan 2000).65
kejujuran dan kerelaan kedua belah pihak. Maka berdasarkan beberapa pengertian
4). Nilai tukar (harga). Sifatnya harus pasti dan jelas diatas syarikat adalah persekutuan antara dua
baik jenis maupun jumlahnya. orang atau lebih yang sepakat untuk bekerja sama
5). Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan dalam suatu usaha, yang keuntungannya untuk
tsaman (harga) mereka bersama. Syarikat merupakan salah satu
6). Shighah, yaitu ijab dan qabul bentuk ta’awun (tolong menolong). Di dalam AI
Wahbah az-Zuhaili dikutip Noviana Hidaya Quran, konsep ‘pesyarikatan’ dinyatakan dalam
(2016) menjelaskan dalam jual beli murabahah bentuk pembahagian harta warisan.
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:64 Firman Allah S.W.T Q.S. An-Nisa’:12: “Maka mereka
1). Mengetahui harga pokok bersekutu pada satu pertiga (dengan mendapat
Dalam jual beli murahabah di sayaratkan agar sama) banyak lelaki dari perempuan)”.
mengetahui harga pokok atau harga asal, karena Sedangkan dalam Q.S As-Sad ayat 24, Allah firman
mengetahui harga asal adalah syarat sayah jual beli. yang artinya: ‘‘Sesungguhnya kebanyakan orang
Sayarat ini juga di peruntukan bagi jual beli at- yang bergaul dan berhubungan (dalam pelbagai
taulliyah dan al-wadhi‟ah Iapangan hidup), sesetengahnya berlaku zalim
2). Mengetahui keuntungan kepada sesetengah yang lain, kecuali orang yang
Hendaknya margin keuntungan juga di beriman dan beramal salih”.
ketahui oleh pembeli, karena margin Hadis qudsi yang diriwayatkan daripada Abu
keuntungan termasuk bagian dari harga. Hurairah r.a, beliau mendengar Rasulullah S.A.W
Sedangkan mengetahu harga adalah syarat sah meriwayatkan yang Allah S.W.T berfirman yang
jual beli artinya: ’Aku (Allah) adalah orang ketiga bersama-
3). Harga pokok merupakan suatu yang dapat sama dengan rakan kongsi, selamamasing-masing
diukur, dihitung dan ditimbang, baik pada waktu tidak mengkhianati yang lain maka Aku
terjadinya jual beli dengan penjual dengan meninggalkan mereka berdua”.
penjual yang pertama atau setelahnya. c. Wadi’ah (Titipan)
4). Barang yang diperjual-belikan adalah barang Secara bahasa, wadi’ah bahasa arab yaitu
halal “at-tarku” atau berarti meninggalkan. Dikatakan
Barang yang diperjual belikan harus halal. demikian karena pemilik harta meninggalkan
Semua barang yang diharamkan Allah tidak hartanya kepada orang lain. Bentuk jamak wadi’ah
dapat di perjual belikan. adalah wadaa’i.66 Secara istilah, wadi’ah artinya
Dalam HR. Bukhari Muslim dan Abu Dawud mewakilkan penjagaan suatu harta yang spesial
“Sesungguhnya Allah apabila mengharamkan atau bernilai tertentu dengan cara tertentu. Dikutip
sesuatu juga mengharamkan harganya”. oleh ath-Thayyar al-Bahuti Mansyur mendefinisikan
5). Barang yang diperjual-belikan harus dapat wadi’ah sebagai pemberian kuasa oleh penitip
diambil manfaatnya atau meiliki nilai dan bukan kepada orang yang menjaga hartanya tanpa
barang yang kadaluwarsa. kompensasi. Landasan hukum Wadi’ah ulama fiqih
b. Syarikat (Perkongsian) mensepakati menjadi salah satu akad dalam
Syarikat dalam ekonomi Islam merupakan
satu kaidah yang telah digunakan sejak jaman
Rasulullah S.A.W. Secara etimologi, ‘as-syarikah’ rangka tolong menolong sesama insan, disyariatkan
bererti penggabungan antara sesuatu dengan yang dan dianjurkan dalam islam.
lain sehingga sukar dibedakan. Ulama Syafie Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah:283:
menjelaskan syarikat sebagai sabit hak pada “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah
sesuatu bagi dua orang atau lebih secara tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh
seorang penulis, maka hendaklah ada barang

bersama manakala ulama Hanafi menjelaskan 65Ahmad Shamsul Dato’ Abd Aziz’, Konsep Syarikat Dalam

syarikat sebagai suatu kontrak antara dua orang Islam: Satu Tinjauan, Universiti Utara Malaysia, 2002, hal. 82.
66Mufti Afif, Tabungan: Implementasi Akad Wadi’ah Atau
Qard? (Kajian Praktik Wadi’ah di Perbankan Indonesia), Jurnal
64Ibid,, hal. 4-5. Hukum Islam (JHI) Volume 12, Nomor 2, Desember, 2014, hal. 252.

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 82
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). 2). Menurut Madzhab Maliki mengatakan Qardh
Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai ialah pembayaran dari sesuatu yang berharga
sebagian yang lain, maka hendaklah yang untuk pembayaran kembali tidak berbeda atau
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) setimpal.
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; 3). Menurut Madzhab Hanbali Qardh ialah
dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan pembayaran uang ke seseorang siapa yang akan
persaksian. Dan barangsiapa yang memperoleh manfaat dengan itu dan kembalian
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia sesuai dengan padanannya.
adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah 4). Menurut Madzhab Syafi’i Qardh ialah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Memindahkan kepemilikan sesuatu kepada
seseorang, disajikan ia perlu membayar kembali
a. Al-Qardh (Hutang Piutang) kepadanya.
Utang-piutang dalam terminologi fiqh Transaksi qardh diperbolehkan oleh para
digunakan dua istilah yaitu qardhu (‫ )اﻟﻘرض‬dan Dayn ulama berdasarkan hadits riwayat ibnu majjah dan
(‫ )اﻟدﯾن‬kedua lafaz ini terdapat dalam Al-Quran dan ijma ulama. Sungguhpun demikian, Allah SWT
hadits Nabi dengan maksud yang sama yaitu utang- mengajarkan kepada kita agar meminjamkan
piutang. Transaksi utang piutang adalah akad atau sesuatu bagi “agama Allah”.
perjanjian antara pihak yang berhutang (peminjam) Dasar hukum yang bersumber dari al-Qur‟an,
dan pihak yang berpiutang (yang meminjamkan). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an (Q.S. Al
Qardh secara bahasa, bermakna Al-Qath’u Hadid:11):
yang berarti memotong. Harta yang disodorkan “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah
kepada orang yang berhutang disebut Qardh, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat
karena merupakan potongan dari harta orang yang
memberikan hutang. Qardh adalah pemberian gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia
harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau akan memperoleh pahala yang banyak”.
diminta kembali tanpa mengharapkan imbalan. Selanjutnya dalam (Q.S. Al-Baqarah: 280):
Rahmat Syafei qardh (utang-piutang) mempunyai
makna al-qath, karena potongan dari harta orang “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam
yang memberikan pinjaman.67 Qardh (utang- kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia
piutang) merupakan bentuk mashdar dari qaradha berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian
asy-syai‟-yaqridhuhu, yang berarti dia memutusnya.
Dikatakan qaradhtu asy-syai‟ a bil-miqradh aku atau semua utang) tiu, lebih baik bagimu, jika kamu
memutus sesuatu dengan gunting. mengetahui”.
4. FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TERLARANGNYA
Transaksi qardh diperbolehkan oleh para TRANSAKSI DALAM ISLAM
ulama berdasarkan hadits riwayat ibnu majjah dan Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan
ijma ulama. Sungguhpun demikian, Allah SWT pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak.
mengajarkan kepada kita agar meminjamkan Mereka harus mempunyai informasi yang sama
sesuatu bagi “agama Allah”. (complete information) sehingga tidak ada pihak
Pengertian Pinjaman menurut Hukum Syara yang merasa dicurangi atau ditipu keadaan dimana
ahli fiqh mendefinisikan Qardh:68 salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang
1). Menurut pengikut Madzhab Hanafi, Ibn Abidin diketahui pihak lain, ini merupakan suatu
mengatakan bahwa suatu pinjaman ialah apa kecurangan.
yang dimiliki satu orang lalu diberikan kepada Menurut Hamzah Ya'qub (1994) dikutip
yang lain kemudian dikembalikan dalam dalam Syaifullah MS (2007) menyatakan bahwa
kepunyaannya dalam baik hati. penyebab terlarangnya sebuah transaksi
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:69
a. Haram li-zatihi (perdagangan yang terlarang
67Muhammad, Tehnik perhitungan Bagi Hasil dan Profit karena barang atau zatnya)
Margin pada Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2004, hal.. 40.
68
Abdurrahman al-Jaziri, Kitab Fiqih Empat Madzhab, CV. Asy 69Syaifullah MS, Perdagangan Terlarang Menurut Islam
Syifa‟, Semarang, 1994, hal. 649. Dalam Tinjauan Maqashid Al-Syari’ah, Jurnal Hunafa Vol. 4 No. 3,
September 2007, hal. 218.
Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 83
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
Perdagangan yang dilihat dari jenis dan yang ditawarkannya, tidak diceritakan pada
zatnya terlarang untuk dilakukan, yaitu dengan calon pembeli kekurangan barang.
melihat secara normatif yang terambil dari dasar c). Harga yaitu tadlis ini muncul disaat penjual
hukum syar'i, walaupun dari segi akadnya memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan
perdagangan tersebut dipandang sah (Adiwarman, harga pasar sehingga menaikkan harga produk
2003).70 Dalam hal ini, walaupun terpenuhinya di atas harga pasar.
seluruh unsur transaksi, tetapi karena zatnya
terlarang, maka ia akan menjadi haram untuk “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak
dilaksanakan oleh umat muslim. yaitu diantaranya dengan yang bathil dan janganlah kamu
jual beli minuman keras, bangkai, daging babi. Allah
SWT berfirman dalam An- Nahl ayat 115:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan sembunyikan yang hak itu, sedang kamu
atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi mengetahui”.
dan apa yang disembeli dengan menyebut dengan d). Waktu penyerahan yaitu tadlis transaksi yang
selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa dilakukan pada saat waktunya tidak tepat dan
memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak barangnya belum ada.
pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Allah berfirman dalam Q.S. An Nahl ayat 105:
Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”
“Sesungguhnya yang mengada-adakan
kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak
b. Haram li gairihi (perdagangan yang terlarang
beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah
bukan karena zatnya)
orang-orang pendusta”.
1). Melanggar prinsif ‘an taradin minkum yaitu
penipuan (Tadlis)
c. La tazlimuna wa la tuzlamuna (melanggar
Setiap transaksi dalam islam harus
prinsip-prinsip etika wirausaha dalam Islam)
didasarkan pada prinsip kerelaan (ikhlas)
Muhammad Abu Zahrah dalam Syaifullah MS
antara kedua bela pihak. Menurut Adiwarman,
(2007) diantaranya:72
(2003) tadlis terjadi dalam 4 hal, yaitu:71
1). Gharar
a). Kuantitas yaitu tadlis dalam hal ini timbul
Gharar artinya keraguan, atau tindakan
apabila pedagang melakukan kecurangan
yang bertujuan untuk merugikan pihak lain.
dengan cara mengurangi takaran
Suatu transaksi yang mengandung unsur gharar,
(timbangan) barang yang di jualnya.
dikarenakan tidak ada kepastian, baik mengenai
“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk
ada atau tidak ada objek akad, besar kecilnya
Madyan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai
jumlah maupun menyerahkan akad tersebut.
kaumku, sembahlah Allah, sekali- kali tidak ada
2). Ihtikar (Penimbunan Barang)
Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah
Penimbunan ialah membeli suatu yang
datang kepadamu bukti yang nyata dari
dibutuhkan masyarakat. Setelah itu
Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan
menyimpannya, sehingga barang itu mengalami
timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi
kekurangan dipasar harganya mengalami
manusia barang-barang takaran dan
peningkatan. Penimbunan seperti ini dilarang
timbangannya, dan janganlah kamu membuat
karena dapat merugikan orang lain.
kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
3). Bai’an Najsy (Rekayasa Permintaan)
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik
Rekayasa permintaan adalah produsen atau
bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang
pembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-
beriman".
olah ada banyak permintaan terhadap suatu
b). Kualitas yaitu tadlis ini muncul pada saat
produk sehingga harga jual produk tersebut akan
penjual yang menyembunyikan cacat barang
naik.
4). Riba
70Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan
Riba merupakan penyerahan pergantian
Keuangan, The International Institute of Islamic Thought Indonesia, sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang tidak
Jakarta, 2003

71Ibid., hal. 220-221. 72Syaifullah MS, op.cit.,hal. 222.

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 84
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
dapat terlihat adanya kesamaan menurut berwirausaha dan bertransaksi senantiasa
timbangan syara’ pada waktu akad-akad, atau menjamin kesuksesan
disertai mengakhirkan dalam tukar menukar
atau hanya salah satu.
dan kelanggengan usaha dengan cara menerapkan
konsep berwirausaha syariah Nabi Muhammad
5). Maysir (Perjudian) SAW. Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan
Transaksi perjudian adalah transaksi yang yang perlu diteladani sikap, sifat, adil dan kejujuran
melibatkan dua pihak atau lebih, dimana mereka dalam menjalankan bisnis. Konsep berwirausaha
menyerahkan uang atau harta kekayaan lainnya, dalam diri Nabi Muhammad SAW ialah shiddiq,
Kemudian mengadakan permainan tertentu, amanah, tabligh, fathonah.
baik dengan kartu, adu ketangkasa, atau media Konsep berwirausaha berbasis syariah memiliki
lainnya. Pihak yang menang berhak atas hadiah dua dimensi, yaitu dimensi vertikal sebagai wujud
yang dananya dikumpulkan dari kontribusi para ketaatan kepada Allah SWT (hablumminallah) dan
pesertanya. Sebaliknya, bila dalam permainan dimensi horizontal yang terkait hubungan dengan
itu kalah, maka uangnya pun harus direlakan sesama manusia (hablumminannas). Konsep
untuk diambil oleh pemenang berwirausaha bagi umat muslim dengan berpegang
6). Risywah (Suap Menyuap) teguh pada Allah SWT yaitu dalam hal ini berkaitan
Risywah ialah memberi suatu kepada pihak dengan berwirausaha semata-mata karena Allah,
lain untuk mendapatkan sesuatu yang bukan berwirausaha adalah Ibadah, Takwa, Tawakal,
haknya. Suap dilarang karena suap dapat Zzikir dan Syukur. Hubungan dengan sesama
merusak sistem yang ada di dalam masyarakat, manusia dalam hal ini berkaitan dengan hubungan
sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial (human relation) dengan karyawan, menjalin
persamaan perlakuan. hubungan harmonis dengan pelanggan,
membangun jaringan dengan masyarakat.
4. KESIMPULAN Dalam bertransaksi ekonomi syariah yang di
Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan halalkan dalam islam terdiri dari Bai’ Al Murabahah,
kemampuan dan keahlian kreatif dan inovatif yang Syarikat, Wadi’ah. Sedangkan faktor-faktor
dimiliki seseorang yang dijadikan dasar, kiat, dan penyebab terlarangnya transaksi dalam islam yaitu
sumber daya untuk mencari peluang menuju haram li-zatihi (haram karena zatnya), haram li
sukses. Sedangkan dalam agama Islam gairihi (haram bukan karena zatnya) yaitu prinsif ‘an
kewirausahaan merupakan bagian dari aspek taradin minkum/tadlis (kualitas, kuantitas, harga)
kehidupan yang dikelompokkan ke dalam masalah dan La tazlimuna wa la tuzlamuna yaitu melanggar
muamalah. prinsip-prinsip etika wirausaha dalam Islam yang
Islam sebagai agama rahmatan li al-„ālamīn, terdiri dari gharar, ihtikar (penimbunan barang),
memberikan sumber-sumber normatif yang bai’an Najsy (rekayasa permintaan), riba, maysir
berkaitan dengan kerja, nilai kerja, dan etos kerja. (perjudian) dan risywah (suap menyuap).
Etos kerja harus didasarkan pada tiga unsur, yaitu
tauhid, takwa, dan ibadah. Tauhid. Islam mengatur 5. DAFTAR PUSTAKA
kehidupan manusia baik dibidang politik, budaya, (1). Abd Aziz’, A.S, Dato. (2002). Konsep Syarikat
keimanan dan ekonomi serta membahas tentang Dalam Islam: Satu Tinjauan, Universiti Utara:
transaksi-transaksi bisnis jual beli dan hutang Malaysia. 81-86.
piutang. Penerapan hukum syariat Islam dalam (2). Aprijon. (2013). Kewirausahaan dan Pandangan
berwirausaha dan bertransaksi senantiasa Islam. Jurnal Menara, 12 (1).
menjamin kesuksesan dan kelanggengan usaha. (3). Arikunto. (2006). Metode Penelitian Kualitatif,
Kewirausahaan dalam Islam sangat erat Bumi Aksara: Jakarta.
kaitannya dengan hubungan dimensi horizontal, (4). Arwani, Agus. (2017). Konsep Akad (Transaksi)
yaitu hubungan antar manusia sedangkan vertikal Dalam Islam.
berhubungan dengan manusia dengan tuhan (5). Ascarya. (2007). Akad & Produk Bank Syariah,
dimana kelak akan dipertanggungjawabkan di Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007.
akhirat. Penerapan hukum syariat Islam dalam

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 85
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:

(6). Athoillah, M.A. (2013). Ekonomi Islam:(19). Kristanto, Heru. (2009). Kewirausahaan
transaksi dan problematikanya, Ijtihad, Jurnal (Entrepreneurship) Pendekatan Manajemen dan
Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, 13 Praktik, Cetakan I, Graha Ilmu: Yogyakarta.
(2). 269-289. (20). Maharani, Dewi. Penerapan Kejujuran dan
(7). Al-Jaziri, Abdurrahman. (1994). Kitab Fiqih Tanggung Jawab Dalam Etika Bisnis Syariah
Empat Madzhab, CV. Asy Syifa: Semarang. (21). Pasa Wirausaha Muslim Di Kecamatan Medan
(8). Annajah, Ulfah & Falah, Nailul. (2016). Marelan. Medan, Fakultas Agama Islam,
Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Motivasi Universitas Muhammadiyah: Sumatra Utara.
Berprestasianak Panti Asuhan Nurul Haq.(22). Maulida, Agil N, dkk, (2016). Karakteristik Sikap
Yogyakarta, Jurnal Hisbah, 13 (1). Mental Wirausaha Mahasiswa Dalam Bidang
(9). Bariyah, Oneng Nurul. (2013). Akad Mu’wadah Otomotif. Journal of Mechanical Engineering
Dalam Konsep Fikih dan Aplikasinya di Bank Education, 3 (1).
Syariah, Jurnal Studi Ilmu Kesilaman (Almilal), 1(23). Menne, Firman. (2017). Nilai-Nilai Spiritual
(1). 1-20. Dalam Entitas Bisnis Syariah, Celebes Media
(10). Bisriyah, Nur Lailatul. (2017). Dimensi Ibadah Perkasa.
Sosial Dalam Perspektif Qur’an Surat Al –Mâ’ûn,(24). Multahin, et.all. (2007). Pendidikan Agama
(Skripsi Prodi Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir, Islam Penuntun Akhlak, Yudhistira: Jakarta.
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama,(25). Muhammad. (2004). Tehnik perhitungan Bagi
Universitas Islam Negeri (Uin) Raden Intan: Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah, UII
Lampung. Press: Yogyakarta.
(11). Daryanto. (2014). Bagaimana Berwirausaha?(26). Norvadewi. (2015). Bisnis Dalam Perspektif
Gunung Samudera, Cetakan I: Malang Islam (Telaah Konsep, Prinsip dan Landasan
(12). Fauzan. (2014). Hubungan Religiusitas dan Normatif), Jurnal Ekonomi dan Bisnis (AL-
Kewirausahaan: Sebuah Kajian Empiris Dalam TIJARY), 1 (1). 33-46.
Perspektif Islam, MODERNISASI, 10 (2). 147-(27). Noviana Hidaya. (2016). Rukun Dan Syarat Jual
157. Beli Murabahah, Makalah, Prodi Perbankan
(13). Fauzul Iman, “Membangun Relasi”, diakses Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN):
darihttps://www.republika.co.id/berita/duniaisl Jurai Siwo Metro.
am/hikmah/17/01/26/okd7nq313- (28). Rahmawati. (2011). Dinamika Akad Dalam
membangun-relasi, pada tanggal 18 Oktober Transaksi Ekonomi Syariah, Al-Iqtishad, 3 (1).
2018, pukul 12.53. 19-34.
(14). Farida, Naili. (2010). Pengaruh Ikatan(29). Rasyid, Daud. (1998). Islam Dalam Berbagai
Hubungan, Citra Perusahaan, Nilai Pelanggan Dimensi, Cetakan I, Gema Insani Press: Jakarta.
dan Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas(30). Rasyidin. (2008). Falsafah Pendidikan Islam (Al
Nasabah Bank Pemerintah Di Jawa Tengah, Membangun Kerangka Ontologi, Epistimologi
WACANA, 13 (2). 202-213. dan Aksiologi Praktik Pendidikan). Cetakan I,
(15). Hendayana, Yana, dkk. (2017). Kewirausahaan Citapustaka Media Perintis: Bandung.
Berbasis Syariah, Manggu Makmur Tanjung(31). Retnanto, Agus. (2014). Entrepreneurship Bagi
Lestari: Bandung. Ummat Islam. EQUILIBRIUM, 2 (2). 166-189.
(16). Hendro. (2011). Dasar-Dasar Kewirausahaan(32). Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian
(Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu:
Memahami, dan Memasuki Bisnis, Erlangga: Yogyakarta.
Jakarta. (33). Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
(17). Ismail, Muhammad, dkk, (2002). Mengagas Kualitatif dan R&D, Alfabeta: Bandung.
Bisnis Islam, Gema Insani Press: Jakarta.
(18). Jalil, Abdul. (2013). Spiritual Enterpeneurship
(Transformasi Spiritualitas Kewirausahaan),(34). Sunarso. (2010). Sikap Mental Wirausahawan
LkiS: Yogyakarta. Dalam Menghadapi Perkembangan Zaman,
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 10 (2).
(35). Sunarta. Berpikir Kreatif dan Inovatif Modal
Utama Menjadi Wirausaha, Disampaikan pada

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 86
E-ISSN: 2621-5012 Available Online at http://jurnal.unma.ac.id/index.php/Mr/index
DOI:
Seminar Entrepreneurship tanggal 27 Juli 2011
di Balai Desa Sindumartani, Ngemplak Sleman.
(36). Suryana. (2009). Kewirausahaan (Pedoman
Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Salemba Empat: Jakarta.
(37). Suyono dan Purnomo. Jaringan Relasional
Vertikal dan Horizontal Sebagai Upaya
Meningkatkan Kinerja Pemasaran Ukm Batik
Tanjung Bumi Di Kabupaten Bangkalan,
Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo
Madura: Madura.
(38). Soemitra, Andri. (2015). Kewirausahaan
Berbasis Syariah. CV. Manhaji: Medan.
(39). Syaifullah MS. (2007). Perdagangan Terlarang
Menurut Islam Dalam Tinjauan Maqashid Al-
Syari’ah, Jurnal Hunafa, 4 (3). 217-226.
(40). Syu’aibun. (2014). Tinjauan Kritis Terhadap
Deviasi Akad Murabahah Dalam Aplikasinya
Pada Perbankan Syari’ah, HUMAN FALAH,1 (2).
24-40.
(41). Srianjani, Titin. (2015). Analisis Strategi
Mempertahankan Konsumen Toko Zoya Kudus
Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Iqtishadia, 8
(1). 1-18.
(42). Thahir, Andi. (2013). Hubungan Relegiusitas dan
Etos Kerja Masyarakat Lampung, Lampung:
Laporan Hasil Penelitian Individu, 2013.
(43). Wigati, Sri. Kewirausahaan Islam (Aplikasi dan
Teori), Buku Perkuliahan S1, Prodi Hukum
Ekonomi Syariah (Muamalah), Fakultas Syari’ah
dan Hukum, UIN Sunan Ampel Surabaya:
Surabaya.
(44). Zuchairiny, Andi. Human Relation Dalam
Perspektif Islam. Jurnal Hunafa, 5 (2). 189-200.

Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1. No. 2 November 2018 87

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai