Anda di halaman 1dari 141

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan

yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup

praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, yaitu meliputi bidang

kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta

keluarga berencana. (Irianti, dkk.,2014)

Kasus kematian bayi yang dilaporkan pada tahun 2018 adalah sebesar

638 kasus dengan 90.913 kelahiran hidup. Sehingga dengan demikian jika

dihitung angka kematian bayi nya adalah 7 per 1.000 kelahiran hidup. Angka

Kematian Bayi menggambarkan keadaan social ekonomi masyarakat dimana

angka angka kematian itu dihitung. Karena kematian neonatal disebabkan

oleh factor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-

program untuk mengurangi angka kematian neonatal adalah yang

bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya

program pemberian Tablet Fe dan suntikan anti tetanus.

Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), dilihat dari hasil Sensus

Penduduk Tahun 2010, angka kematian ibu Provinsi Kalimantan Barat adalah

sebesar 240 per 100.000 Kelahiran Hidup, sedangkan untuk nasional sebesar

259 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa angka kematian ibu di
2

Kalimantan Barat telah menunjukkan adanya penurunan yang sangat

signifikan, dimana dalam dua dasawarsa, pada tahun 2012 angka kematian

ibu di Kalimantan Barat berada dibawah anhgka nasional, baik dibandingkan

dengan hasil SDKI maupun hasil Sensus Penduduk.

Sedangkan, jika dilihat berdasarkan kasus kematian maternal yang

terjadi pada tahun 2018 di Provinsi Kalimantan Barat, tercatat sebanyak 86

kasus kematian ibu. Sehingga jika dihitung angka kematian ibu maternal

dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 90.913, maka kematian ibu maternal

di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2018 adalah sebesar 95 per 100.000

kelahiran hidup. Angka kematian Ibu maternal di Kabupaten Pontianak yaitu

50 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan yang paling terbesar Angka

Kematian Ibu Maternal yaitu di Kubu raya sebesar 158 per 100.000 kelahiran

hidup, dan yang terkecil ada di Kabupaten Kapuas Mempawah, yaitu sebesar

44 per 100.000 Kelahiran Hidup (Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan

Barat, 2018)

Beberapa faktor menyebabkan langsung kematian ibu masih

didomisili oleh perdarahan 28%, dan sebab lain yaitu preeklamsi 24%, infeksi

11%, partus lama 5% dan kematian bayi karena asfiksia 40%, BBLR dan

premature 25% dan infeksi, dan lain-lain (35%). Sedangkan faktor tidak

langsung penyebab kematian ibu faktor ‘’4 Terlalu’’ dan ‘’3 Terlalu’’. Empat

terlalu antara lain mengenai tanda bahaya dalam 2memutuskan dirujuk ke

fasilitas kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat

mendapatkan pelayanan difasilitas kesehatan.


3

Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)

Kebidanan ‘Aisyiyah mahasiswa Diploma III Kebidanan ‘Aisyiyah

diwajibkan membuat Laporan Tugas Akhir (LTA).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E dan By. Ny. E

di wilayah kerja Kota Pontianak ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mahasiswa kebidanan ‘aisyiyah mampu memberikan asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny. E dan By. Ny. E mulai dari kehamilan,

persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, imunisasi, keluarga berencana,

tumbuh kembang di wilayah kerja kota Pontianak tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. E dan By. Ny. E

b. Untuk mengetahi data dasar subjektif dan objektif pada Ny. E dan By.

Ny. E

c. Untuk mengetahui analisis asuhan komprehensif pada Ny. E dan By.

Ny. E

d. Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan komprehensif pada Ny. E

dan By. Ny. E


4

e. Untuk menganalisis perbedaan konsep dasar teori asuhan kebidanan

pada Ny. E dan By. Ny. E.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat di ambil dari penulisan Laporan Tugas Akhir

1. Bagi Fasilitas Kesehatan

Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam

upaya meningkatkan kualitas pelayanan di tempat tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan baik pelayanan ante natal care, bersalin, nifas, bayi

baru lahir, imunisasi, keluarga berencana, dan tumbuh kembang.

2.Bagi Pasien

Adanya perbaikkan kesehatan pada pasien yang di berikan asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi,imunisasi, keluarga

berencana, dan tumbuh kembang bayi secara menyeluruh.

E. Ruang Lingkup

1. Materi

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Standar pemeriksaan kehamilan yaitu minimal 4 kali kunjungan selama

kehamilan, tujuannya untuk mendeteksi sedini mungkin kegawatdaruratan

yang terjadi pada saat kehamilan dan mempersiapkan persalinan yang

bersih dana aman.Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir

dengan pengeluaran hasil konsepsi.proses ini dimulai dengan kontraksi


5

persalinan yang ditandai dengan perubahan progesif pada serviks dan

diakhiri dengan kelahiran plasenta.

Masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung 40 hari atau sekitar 6 minggu. Selama masa nifas

dilakukan 3 kali kunjungan yang bertujuan untuk memberikan asuhan

berupa memantau involusi uteri, kelancaran asi dan kondisi ibu dan bayi.

Pada bayi dan neonatal dilakukan 3 kali kunjungan yang bertujuan untuk

mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah kesehatan

pada neonatus. Sedangkan asuhan yang diberikan pada keluarga berencana

yaitu memberikan pelayanan KB, memberikan konseling pemakaian

kontrasepsi dan efek samping pemakaian kontrasepsi.

2. Responden

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. E dan By. Ny. E

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat yaitu di Wilayah Kerja Kota Pontianak

4. Waktu Penelitian

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. E dilakukan pada kunjungan

awal tanggal 19 Agustus 2018 di PMB Eqka Hartikasih.


6

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No Penulis dan Tahun Judul penelitian Metode penelitian Hasil penelitian


1. Ellen Pesak (2014) Efektifitas Penelitian ini bersifat Menunjukkan nyeri
Counterpressure Terhadap deskriptif analitik yang persalinan sebelum
Penurunan Intensitas berupaya mencari dilakukan masase
Nyeri Kala I Fase Aktif pengaruh antara counterpressure
Persalinan Normal Di variable. berada pada skala
Rumah Sakit Advent Menggunakan desain 9-10 (100%) dan
Manado penelitian One-Group setelah dilakukan
Pretest-Postest dengan masase
jumlah populasi 110 counterpressure
orang dan sampel 15 nyeri menurun
responden. Analisa paling besar pada
data menggunakan uji skala 3-6 sebanyak
Paired Samples T Test. 13 responden
(86,7%). Analisa
data menunjukkan
signifikan lebih
dari 5%
(p=0,000<0,05).
2. Ressi Arzeti (2018) Asuhan kebidanan pada Metode yang Hasil yang
Ny. W persalinan normal dilakukan yaitu diperoleh dari
di puskesmas Purnama deskriptif dengan Asuhan Kebidanan
pendekatan studi pada 3 pasien
kasus/case study resert dengan persalinan
(CSR) normal yang
diberikan sudah
tercapai dengan
manajemen 7
langkah varney.
3. Maya Puspita (2019) Asuhan Kebidanan Pada Penelitian ini Hasil yang
Ny. S persalinan normal menggunakan desain diperoleh dari
di BPM Utin Mulia penelitian Asuhan Kebidanan
Herliany observasional pada 3 pasien
deskriptif dengan dengan persalinan
melakukan pendekatan normal yang
studi kasus diberikan sudah
tercapai dengan
manajemen 7
langkah varney.
Sumber : Ellen Pesak (2014), Ressi Arzeti (2018), Maya Puspita (2019)

Dari penelitian sebelunya dengan penelitian yang penulis lakukan terdapat

kesamaan terutama pada metode penelitian, penulis sebelumnya

menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif dan penelitian sebelumnya


7

juga menggunakan manajamen 7 langkah varney dalam hasil penelitiannya.

Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis

lakukan terdapat perbedaan terutama waktu, tempat dan penatalaksanaan

penelitian tersebut.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a. Pengertian

Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kehamilan sangat

banyak, umumnya terkait dengan tanda-tanda adanya Allah, kebesaran

dan kekuasaan-Nya. Diantaranya, Al-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 12

hingga 14

ْ ُّ‫ار َّم ِك ْي ٍن ۖثُ َّم خَ لَ ْقنَا الن‬


‫طفَةَ َعلَقَةً فَخَ لَ ْقنَا‬ ٍ ‫طفَةً فِ ْي قَ َر‬ ْ ُ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن س ُٰللَ ٍة ِّم ْن ِط ْي ٍن ۚثُ َّم َج َع ْل ٰنهُ ن‬
ُ‫ك هّٰللا ُ اَحْ َسن‬ َ َ‫ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِع ٰظ ًما فَ َك َسوْ نَا ْال ِع ٰظ َم لَحْ ًما ثُ َّم اَ ْن َشأْ ٰنهُ َخ ْلقًا ٰا َخ ۗ َر فَتَب‬
َ ‫ار‬
َ‫ْالخَالِقِ ْي ۗن‬
Artinya :

12. Sungguh Kami telah mencipta manusia dari sari pati tanah

13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam

tempat yang kokoh (rahim).

14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal

darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu

Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami

bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang

(berbentuk) lain, Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling

Baik.
9

Menurut Saifuddin (2009), kehamilan adalah sebagai

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3

trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir

selalu terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah

bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang didalam

uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu

(Nugroho dan Utama,2014)

Kehamilan yaitu proses yang alamiah. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal

adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Selain itu kehamilan

dapat diartikan sebagai pengalaman yang sangat bermakna bagi

perempuan,keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa

kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu

dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi

kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan (Walyani, 2015).


10

b. Tanda-Tanda Kehamilan Trimester III

1) Amenorea ( Berhentinya Haid )

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.

Lama amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan hari

pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan

usia kehamilan dan tafsiran persalinan.

2) Mual (Nausea) dan muntah (Emesis)

Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang

terjadi terutama pada pagi hari dan sering disebut morning sicknes.

Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlmpau

sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang disebut

dengan hyperemesis gravidarum.

3) Payudara tegang

Estrogen meningkatkan perkembangan system ductus pada

payudara, sedangkan progesterone menstimulasi perkembangan

system alveolar payudara. Bersama somatomamotropin, hormone-

hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan

perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,

pelebaran putting susu, serta pengeluaran kolostrum.


11

4) Sering Miksi

Desakan rahim kedepan dapat menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering

terjadi pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai

masuk kerongga panggul dan menekan kandung kemih.

5) Konstipasi atau Obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristatik usus

(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

6) Pigmentasi Kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.

Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit. Biasanya terjadi pada sekitar pipi,

leher, dinding perut, pada payudara, dan sekitar pantat atau paha atas.

7) Varises

Pengaruh ekstrogen dan progesterone menyebabkan pelebaran

pembuluh darah, varises dapat terjadi disekitar genetalia eksterna,

kaki, betis serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini akan

hilang jika setelah persalinan.

8) Perut Membesar

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

ke empat kehamilan.
12

9) Gerakan Janin Dalam Rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan

sekitar 20 minggu.

10) Denyut Jantung Janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat

fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stethoscope laenec,

DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

(Walyani,2015)

c. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester III

Perubahan fisiologis dan psikologis adalah perubahan yang umum

terjadi pada ibu hamil. Perubahan fisiologis pada ibu hamil, yaitu:

1. Sistem reproduksi

a. Uterus

1) Ukuran. Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x

25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini

memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin.

Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi

otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi

higoroskopik, dan endometrium menjadi desidua.


13

Tabel 2.1

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

No. Tinggi Fundus Uteri (cm) Umur Kehamilan Dalam

Minggu
1 12 12
2 16 16
3 20 20
4 24 24
5 28 28
6 32 32
7 36 36
8 40 40
Sumber : Pantikawati, 2010

2) Berat. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi

1.000 gram pada akhir bulan.

3) Posisi rahim dalam kehamilan

a) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau

retrofleksi

b) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga

pelvis

c) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam

pembesarannya dapat mencapai batas hati

4) Vaskularisasi. Arteri uteri dalam ovarika bertambah dalam

diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah

vena mengembang dan bertambah.

5) Serviks uteri. Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak,

kondisi ini yang disebut dengan tanda Goode II. Kelenjar


14

endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan

mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh

darah, warna nya menjadi livid, dan ini disebut dengan tanda-

tanda chadwick.

b. Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih

pengeluaran estrogen dan progesterone.

c. Vagina dan Vulva

Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada

vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih

merah atau kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda Chadwick.

2. Sistem Kardiovaskular

Selama kehamilan, jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap

menitnya atau biasa disebut dengan sebagai curah jantung meningkat

sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6

minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 26-28 minggu.

Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada

saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit

menjadi 80-90 kali/menit)

3. Sistem Urinaria

Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring

dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat
15

kehamilan, karena itu wanita hamil sering ingin berkemih ketika

mereka mencoba untuk berbaring/tidur.

4. Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan anus

bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.

5. Sistem Metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan

tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu,

peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk menunjang

kebutuhan. Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg,

500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan

300 mg untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia

12 minggu, 200 mg sisa nya untuk menggantikan cairan yang keluar

dari tubuh.

6. Sistem Muskuloskeletal

Estrogen dan Progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot

dan ligament pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan

oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi

janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran.

7. Kulit

Topeng kehamilan adalah bitnik-bintik pigmen kecokelatan yang

tampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi

disekeliling putting susu, sedangkan diperut bagian bawah tengah


16

biasanya tampak garis gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah

kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul dikulit,

dan biasanya di atas pinggang.

8. Payudara

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak

perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan

yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut :

1. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat

2. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli

3. Bayangan vena-vena lebih membiru

4. Hiperpigmentasi pada areola dan putting susu

5. Kalau diperas akan mengeluarkan kolostrum berwarna kuning

9. Sistem Endokrin

Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH

dan FSH. Follicle stimulating hormone (FSH) merangsang folikel

degraaf untuk menjadi matang dan berpindah kepermukaan ovarium

dimana ia dilepaskan. Folikel yang kosong dikenal sebagai korpus

luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi progesterone.

Progesterone dan estrogen meragsang proliferasi dari desidua (lapisan

dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan

terjadi.

10. Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan


17

Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi

badan adalah dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan

rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Comtoh wanita

dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 157 cm.

Maka IMT nya adalah 51/(1,57)2 = 20,7.

Nilai IMT mempunyai rentang sebagai berikut :

a. 19,8-26,6 : normal

b. <19,8 : underweight

c. 26,6-29,0 : overweight

d. 29,0 : obese

Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan :

a. 4 kg pada kehamilan trimester I

b. 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III

c. Totalnya sekitar 15-16 kg

Sedangkan untuk perubahan psikologi yang sering terjadi pada

wanita hamil pada Trimester III sering disebut periode penantian dengan

penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran

bayimenghindari keramaian atau seseorang yang dianggap

membahayakan.

d. Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III

Menurut Saryono (2010) ada 6 tanda bahaya kehamilan, yaitu :

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala yang hebat


18

3) Penglihatan kabur

Pengelihatan kabur yaitu masalah visual yang

mengindikasikan keadaaan,yang mengancam jiwa, adanya perubahan

visual (pengelihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau

ada bayangan. Penyebabnya karena pengaruh hormonal, ketajaman

pengelihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.

4) Keluarnya cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air dari vagina pada trimester III.

Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa

perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.

Penyebab terjadinya persalinan prematur adalah ketuban pecah

sebelum waktunya. Penyebab terjadi keluarnya cairan pervaginam

karena ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion),

kelainan bawaan dari selaput ketuban, dan infeksi

5) Gerakan janin tidak terasa

Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada

usia kehamilan 16-18 minggu pada multigravida, dan 18-20 minggu

pada primigravida. Jika bayi tidur gerakan akan melemah. Bayi

harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan

dalam 12 jam).

6) Nyeri abdomen yang hebat

Tanda gejala nyeri perut yang tidak berhubungan dengan

persalinan adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang


19

mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan

tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan

perdarahan lewat jalan lahir. Penyebabnya bisa berarti appendictis

(radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan),

aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm,

gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio plasenta, penyakit

menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain (Walyani,

2015).

e. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan Trimester III

Ketidaknyamanan pada trimester III meningkat, ibu merasa dirinya

aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah kesinggung

serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah

dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya

selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami,

bidan dan keluarganya (Walyani, 2015).

f. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan

kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, dan nyeri

persalinan. Dukungan dari suami, keluarga, lingkungan, tenaga kesehatan

pada masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang

hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali

hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya

dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat (Walyani, 2015).


20

g. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental.

Tugas penting seorang suami yaitu memberikan perhatian dan membina

hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat

dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan

selama mengalami kehamilan. Selain dukungan dan peran suami,

lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal

yang kondusif sangat berpengaruh. Keluarga harus menjadi bagian dalam

mempersiapkan pasangan menjadi orang tua. Tenaga kesehatan harus

mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca

persalinan (Walyani, 2015).

h. Asuhan Antenatal Care

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman

dan memuaskan (Mufdillah, 2009).

Tujuan asuhan antenatal care yaitu :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

ibu juga bayi.


21

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan, dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

ekslusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat

kali kunjungan selama periode antenatal :

a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara 14-28 minggu)

c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36) (Saifuddin,2009)

2. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Erawati, 2011).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam

kehidupan. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran


22

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala dan berlangsung selama 18

jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Setyorini,

2013).

b. Tanda-Tanda Persalinan

Menurut Mochtar (2015), tanda-tanda persalinan meliputi:

1) Lightening atau Settling atau Dropping

Kepala turun memasuki pintu atas panggul, terutama pada

primigravida. Pada multipara,hal tersebut tidak begitu jelas.

2) Perut kelihatan lebih melebar fundus uteri turun

3) Sering buang kecil atau sulit berkemih (polakisurin) karena kandung

kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

4) Perasaan nyeri diperut atau dipinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah uterus.

5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah

mungkin bercampur darah.

c. Penyebab Mulainya Persalinan

Menurut Sumarah dkk (2009), beberapa teori yang memungkinkan

terjadinya proses persalinan:

1) Teori keregangan.

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi iskemoa otot-

otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menggangu
23

sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Pada

kehamilan ganda sering kali terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu,

sehingga menimbulkan proses persalinan.

2) Teori penurunan progesterone

Proses penuaan plsasenta terjadi mulai umur kehamilan 28

minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu. Villi koriales mengalami

perubahan-perubahan dan produksi progesteron mengalami penurunan,

akibat otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim

mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron

tertentu.

3) Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise past posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah

sensivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton hicks.

Menurunnnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka

oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai.

4) Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada

saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga dapat

menimbulkan persalinan. Prostaglandin dianggap dapat memicu

terjadinya persalinan.
24

5) Teori berkurangnya nutrisi

Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippokrates

untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil

konsepsi akan segera dikeluarkan.

6) Teori plasenta menjadi tua

Plasenta akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan

progesterone sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut

akan menimbulkan kontraksi Rahim. (Mochtar 2015).

7) Penekanan bagian terendah janin

Tekanan bagian terendah janin pada servik dan segmen bawah

rahim, demijkian pula pada pleksus nervosus disekitar servik dan vagina,

bila pleksus nervosus ini tertekan akan menjadi kontraksi (Setyorini,

2013).

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1) Passage ( Jalan Lahir )

Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari

rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan

plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir

tersebut harus normal. Ukuran panggul yang sering dipakai dalam

kebidanan:

a) Distansia spinarum : Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS) Dextra dan

Sinistra

b) Distansia cristarum : jarak terjauh antara Crista Iliaka kanan/kiri


25

c) Conjungata Eksterna : jarak pinggir atas sympisis dan ujung processus

spinosus tulang lumbal ke IV

d) Lingkar panggul : dari pinggir atas sympisis kepertengahan antara

SIAS, trochanter mayor sepihak dan kembali ke tempat-tempat yang

sama dipihak lain.

Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat

menimbulkan hambatan pada persalinan apabila panggul sempit

seluruhnya, panggul sempit sebagian, panggul seperti corong, ada tumor

dalam panggul. Bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:

a) Panggul gynecoid

Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan

diameter tranversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.

b) Panggul android

Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umum nya pada

panggul pria. Panjang diameter trasnversal dekat dengan sakrum.

Pada wanita ditemukan 15%.

c) Panggul anthropoid

Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang

diameter anteoposterior lebih besar daripada diameter transversa.

Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.

d) Panggul platypoid
26

Merupakan panggul picak. Diameter transversal lebih besar daripada

diameter anteroposterior, menyempit arah muka belakang. Jenis ini

ditemukan pada 5% wanita.

2) Power (kekuatan)

Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang

dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. His adalah

kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi adalah gerakan

memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar

kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik. His

yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur

bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian

berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama

makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan

sampai anak dilahirkan.

3) Passanger

Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan

passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala,

karena kepala janin mempunya ukuran yang paling besar 90% bayi

dilahirkan dengan letak kepala. Kelainan-kelainan yang saling

menghambat dari pihak passenger adalah kelainan ukuran dan bentuk

kepala anak seperti hydrocephalus atau anencepalus, kelainan letak

seperti letak muka ataupun letak dahi, kelainan kedudukan anak, seperti

kedudukan lintang ataupun letak sungsang (Setyorini, 2013).


27

4) Psyche (psikologi)

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia

tidak memahami apa yang terjadi atau pada dirinya atau yang

disampaikan kepadanya.Wanita bersalin biasanya akan mengutarakan

kekhawatirannya jika ditanya. Perilaku dan penampilan wanita serta

pasangannya merupakan petunjuk menghargai tentang jenis dukungan

yang akan diperluhkannya. Membantu wanita berpatisipasi sejauh yang

diinginkan dalam melahirkan, memenuhi wanita akan hasil akhir

persalinannya, membantu wanita menghemat tenaga, mengendalikan

rasa nyeri merupakan suatu upaya dukungan dalam mengurangi

kecemasan pasien (Sumarah dkk, 2009).

e. Mekanisme Persalinan

Menurut Sumarrah, dkk 2009 mekanisme persalinan adalah sebagai

berikut :

1) Engagement (masuknya kepala janin pada PAP)

Engagement pada primi gravida terjadi pada bulan terakhir

kehamilan, sedangkan pada multi gravida dapat terjadi pada awal

persalinan. Engagement adalah peristiwa ketika diameter biparetal

melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblik

didalam jalan lahir dan sedikit fleksi. Masuknya kepala akan

mengalami kesulitan apabila pada saat masuk dengan

suturasagitalis dalam antero posterior. Kepala pada saat melewati

pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan dimana sutura sagitalis
28

lebih dekat ke promontorium atau ke sympisis maka hal ini disebut

asinklitismus. Ada dua macam asinklitismus yaitu :

a) Asinklitismus posterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis

mendekati symfisis dan tulang parietal belakang lebih rendah dari

tulang parietal depan. Terjadi karena tulang parietal depan

tertahan oleh sympisis pubis sedangkan tulang parietal belakang

dapat turun dengan mudah karena adanya lengkung sakrum yang

luas.

b) Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis

mendekati promontorium dan tulang parietal depan lebih rendah

daripada tulang parietal belakang.

Perubahan awal kepala janin dari asinklitismus posterior

kedalam keadaan asinklitismus anterior memudahkan mekanisme

persalinan karena sesuai dengan keadaan panggul dengan adanya

lengkung sakrum.

2) Penurunan kepala

Dimulai sebelum persalinan/inpartu penurunan kepala terjadi

bersamaan dengan mekanisme lainnya. Kekuatan yang mendukung

dalam penurunan kepala janin yaitu tekanan cairan amnion, tekanan

langsung fundus pada bokong, kontraksi otot-otot abdomen, ekstensi

dan pelurusan badan janin atau tulang belakang janin.

3) Fleksi
29

Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju

tetapi kepala janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar

panggul. Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka

oksipitofrontalis berubah menjadi sub oksipitobregmatika, posisi dagu

bergeser kearah dada janin. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil

lebih jelas teraba dari pada ubun-ubun besar.

4) Rotasi Dalam.

Rotasi dalam atau putaran paksi dalam adalah pemutaran

bagian terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai

dibawah simpisis. Bila presentasi belakang kepala dimana bagian

terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar

kedepan sampai berada dibawah simpisis. Gerakan ini adalah upaya

kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu

bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi dalam

terjadi bersamaan dengan majunya kepala. Rotasi ini terjadi setelah

kepala melewati Hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar

panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil mengarah ke jam

12.00. Sebab-sebab adanya putaran paksi dalam yaitu :

a) Bagian terendah kepala janin adalah bagian belakang kepala pada

letak fleksi

b) Bagian belakang kepala mencari tahanan yang paling sedikit yang

disebelah depan atas yaitu hiatus genitalis atau muskulus levator

ani kiri dan kanan.


30

5) Ekstensi

Gerakan ekstensi merupakan gerakan dimana oksiput berhimpit

langsung pada margo inferior simfisis pubis. Penyebab dikarenakan

sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan

keatas, sehingga kepala menyesuaikan dengan cara ekstensi agar dapat

melaluinya. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul tidak

langsung terekstensi, akan tetapi terus didorong kebawah sehingga

mendesak kejaringan perineum. Pada saat itu ada dua gaya yang

mempengaruhi yaitu :

a) Gaya dorong dari fundus kearah belakang

b) Tahanan dasar panggul dan symfisis kearah depan.

Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan

terjadilah ekstensi. Gerakan ekstensi ini mengakibatkan

bertambahnya penegangan pada perineum dan intruitus vagina.

Ubun-ubun kecil semakin banyak terlihat dan sebagai

hypomochlion atau pusat pergerakan maka berangsur-angsur

lahirlah ubun-ubun kecil, ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung,

mulut, dan dagu. Pada saat kepala sudah lahir seluruhnya, dagu

bayi berada diatas anus ibu.

6) Rotasi Luar

Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar

dipengaruhi oleh beberapa faktor panggul, sama seperti pada rotasi

dalam. Gerakan rotasi luar merupakan gerakan memutar ubun-ubun


31

kecil kearah punggung janin, bagian belakang kepala berhadapan

dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka janin

menghadap salah satu paha ibu. Bila ubun-ubun kecil pada mulanya

disebelah kiri maka ubun-ubun kecil akan berputar kearah kiri, bila

pada mulanya ubun-ubun kecil berada disebelah kanan maka ubun-

ubun kecil berputar kearah kanan.Gerakan rotasi luar ini menjadikan

diameter biakromial janin searah dengan diameter anteroposterior

pintu bawah panggul,dimana satu bahu di bagian anterior di belakang

simpisis dan bahu yang satunya di bagian posterior di belakang

penineum. Sutura sagitalis kembali melintang.

7) Ekspulsi

Setelah terjadinya putaran rotasi luar bahu depan berfungsi

sebagai hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian

setelah kedua bahu lahir disusul lahirnya trochanter depan dan

belakang sampai lahir janin seluruhnya (Sumarah dkk, 2009)

f. Partograf.

Partograf adalah alat untuk mencatat hasil observasi dan

pemeriksaan fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat utama

untuk mengambil keputusan klinik khususnya pada persalinan kala I.

1) Kegunaan Partograf :

a) Mencatat hasil observasi dalam kemajuan persalinan dengan

pemeriksaan pembukaan seviks berdasarkan pemeriksaan dalam.


32

b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal, dengan

demikian dapat mendeteksi secara dini kemajuan terjadinya partus

lama.

2) Bagian-bagian Partograf

a) Kemajuan Persalinan:

Pembukaan Serviks, turunnya bagian terendah dan kepala janin,

kontraksi uterus

b) Kondisi janin:

Denyut jantung janin, warna dan volume air ketuban, moulase

kepala janin

c) Kondisi Ibu:

Tekanan Darah, Nadi dan Suhu badan, volume Urine, obat dan

cairan

3) Cara mencatat temuan pada partograf

Observasi dimulai sejak ibu datang, apabila ibu datang masih

dalam fase laten, maka hasil observasi ditulis dilembar observasi

bukan partograf. Karena partograf dipakai setelah ibu masuk fase aktif

yang meliputi:

a) Identifikasi ibu

Lengkapi bagian awal atau bagian atas lembar partograf secara

teliti pada saat mulai asuhan persalinan yang meliputi Nama,

Umur, Gravida, Para, Abortus, Nomor Rekam Medis/Nomor


33

Klinik, Tanggal dan Waktu mulai dirawat, Waktu pecahnya

selaput ketuban.

b) Kondisi Janin:

Denyut jantung janin dinilai setiap 3 menit (lebih sering jika

ada tanda-tanda gawat janin). Kisaran normal DJJ terpapar pada

patrograf pada partograf dintara garis tebal angka 180 dan 100,

nilai normal sekitar 120 sampai dengan 160. Apabila ditemukan DJJ

dibawah 120 atau diatas 160, maka penolong harus waspada.

c) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam

dengan menggunakan lambing sebagai berikut :

U: jika ketuban Utuh belum pecah

J : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih dan belum pecah

M : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur meconium

D : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan darah

K : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Kering

d) Penyusupan/Moulase kepala janin

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam nilai penyusupan kepala

janin dengan menggunakan lambang sebagai berikut :

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat

diraba

1 : Tulang-tulang kepala janin tidak saling bertemu


34

2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih

dapat dipisahkan.

3: Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan.

e) Kemajuan Persalinan

Dilatasi Servik pada kolom dan lajur kedua dari partograf adalah

untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera pada

tepi kolom kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Kotak diatasnya

menunjukan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Pada pertama kali

penulisan pembesaran dilatasi serviks harus ditulis tepat pada garis

waspada. Cara pencatatannya dengan menggunakan tanda silang (X)

pada garis waspada sesuai hasil pemeriksaan dalam/VT. Hasil

pemeriksaan dalam/VT selanjutnya dituliskan sesuai dengan waktu

pemeriksaan dan dihubungkan dengan garis lurus dengan hasil

sebelumnya. Apabila dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu

diperhatikan apa penyebabnya dan penolong harus menyiapkan ibu

untuk dirujuk.

(f) Penurunan bagian terendah janin

Skala 0 sampai dengan 5 pada garis tepi sebelah kiri keatas, juga

menunjukan seberapah jauh penurunan kepala janin kedalam panggul.

Dibawah jalur kotak dilatasi serviks dan penurunan kepala menunjukan

waktu/jam dimulainya fase aktif, tertera kotak- kotak untuk mencatat


35

waktu aktual saat pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap kotak menunjuka

30 menit.

(g) Kontraksi uterus

Dibawah lajur waktu pada partograf terdapat lima kotak dengan

tulisan “Kontraksi” tiap 10 menit disebelah luar kolom. Jumlah kotak

yang diisi kearah atas menunjukan frekuensi kontraksi setiap 10 menit.

Setiap 30 menit, periksa dan dokumentasikan frekuensi kontraksi yang

datang dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dan satuan detik

(h) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tersedia lajur

kotak untuk mencatat obat-obatan dan cairan yang diberikan

(i) Kondisi ibu

Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan dengan kondisi ibu

yang meliputi : nadi, tekanan darah, suhu tubuh, urine (volume, aceton,

protein) (Sumarah, dkk 2009).

g. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka

dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II

disebut juga kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan

mengedan, janin didorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut

kala urie, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV
36

dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut

diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.

1) Persalinan Kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala

pembukaan tidak berlangsung begitu kuat sehingga ibu/wanita masih

dapat berjalan-jalan. Klinis dapat dikatakan mulai tetrjadi partus jika

timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu

darah (bloody show). Lendir yang bersemuh darah ini berasal dari

lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau

mendatar. Sedangkan darah berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler

yang berada disekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena

pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.

Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi

menjadi 2 fase yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 sampai

pembukaan 3, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm

sampai pembukaan 10 cm. dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3

fase lagi yaitu fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3

cm menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi

9 cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali.

Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm. Kontraksi menjadi

lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat
37

dijumpai baik pada primi gravida maupun multigravida, akan tetapi

pada multigravida fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi menjadi

lebih pendek.

2) Kala II (kala pengeluaran)

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses

ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat, kurang

lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kala ini kepala

janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat his dirasakan

tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa adanya tekanan pada

rektum dan seperti seperi akan buang air besar. Kemudian

perineum akan menonjol dan menjadi lebar dengan membukanya

anus. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin

tampak dalam vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul sudah

berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his dengan

kekuatan his dan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan

suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka,dagu melewati

perineum. Setelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai

lagiuntuk mengeluarkan anggota badan bayi.

3) Kala III (kala uri)

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba
38

keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit

kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepas plasenta dari

dindingnya.

4) Kala IV (observasi)

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum

tujuan asuhan persalinan ini adalah memberikan asuhan yang memadai

selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang

bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang

bayi. Observasi yang dilakukan pada kala IV adalah :

a) Tingkat kesadaran penderita

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu,

pernapasan

c) Kontraksi uterus

d) Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi

400 sampai 500 cc (Sumarah dkk, 2009).

h. Perubahan Fisiologis pada masa Persalinan

Perubahan-perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama

persalinan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang

dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk menginterpestasikan tanda-

tanda, gejala dan penemuan perubahan fisik.

1) Perubahan tekanan darah


39

Tekanan darah meningkat selama kontaksi uterus dengan

kenaikan sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-

rata 5-10 mmHg. Diantara kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah

akan turun sebelum masuk persalinan dan akan naik bila terjadi

kontraksi. Posisi tidur terlentang selama bersalin akan menyebabkan

penekanan uterus terhadap pembuluh darah besar (aorta) yang akan

menyebabkan sirkulasi darah baik untuk ibu maupun janin akan

terganggu, ibu dapat hipotensi dan janin asfiksia.

2) Perubahan metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik

maupun anaerobik akan naik selama persalinan. Kenaikan ini sebagaian

besar disebabkan karena kecemasan oleh kecemasan serta kegiatan

otot kerangka tubuh. Kegiatan metabolism yang meningkat tercermin

dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak output

dan kehilangan cairan.

3) Perubahan suhu badan

Suhu badan akan semakin naik selama persalinan, suhu

mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah kelahiran.

Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5-1 CC. Suhu

badan yang naik sedikit merupakan keadaan yang wajar, namun bila

keadaan ini berlangsung lama, kelainan suhu ini mengindikasikan

adanya dehidrasi.

4) Denyut jantung
40

Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi

dibandingkan selama periode persalinan atau sebelum

masuk,persalinan. Hal ini mencerminkan kenaikan dalam metabolisme

yang tejadi selama persalinan.

5) Pernafasan

Pernafasan terjadi kenaikan dibandingkan sebelum persalinan,

kenaikan pernafasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,

kekhawatiran serta penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar.

Untuk itu diperlukan tindakan untuk mengendalikan pernafasan (untuk

menghindari hiperventilasi) yang ditandai adanya perasaan pusing.

6) Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan

oleh kardiak output yang meningkat,serta disebabkan karena fitrasi

glomelurus serta aliran plasma ke renal. Kandung kencing harus

sering dikontrol (setiap 2 jam) yang bertujuan agar tidak menghambat

penurunan bagian terendah janin dan trauma pada kandung kemih

serta menghindari retensi urine setelah melahirkan.

7) Perubahan gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan

padat berkurang akan menyebabkan pencernaan hampir berhenti

selama persalinan dan dapat menyebabkan konstipasi. Lambung yang

penuh akan menyebabkan ketidaknyamanan, oleh karena itu

dianjurkan makan tidak terlalu banyak atau minum berlebihan, tetapi


41

makan dan minum semaunya untuk mempertahankan energy dan

dehidrasi.

8) Perubahan hematologis

Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/100 ml selama persalinan

dan kembali meningkat pra persalinan pada hari pertama setelah

persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah selama persalinan,

waktu koagulasi berkurang dan akan mendapat tambahan plasma

selama persalinan. Jumlah sel-sel darah putih meningkat secara

progesif selama kala I persalinan sebesar 5.000 s/d 15.000 WBC

sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini tidak berindiksi

adanya infeksi. Setelah itu turun lagi kembali keadaan semula. Gula

darah akan turun selama persalinan dan akan turun secara menyolok

pada persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama, hal ini

disebabkan karena kegiatan uterus dan otot- otot kerangka tubuh.

9) Kontraksi uterus

Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot

polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang menyebabkan

keluarnya hormon oksitosin. Kontraksi uterus dimulai dari fundus

uteri menjalar kebawah, fundus uteri bekerja kuat dan lama untuk

mendorong janin kebawah, sedangkan uteri bagian bawah pasif hanya

mengikuti tarikan dan segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan


42

serviks men jadi lembek membuka. Kerja sama antara uterus bagian

atas dan utersu bagian bawah disebut polaritas.

10) Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim

Segmen Atas Rahim (SAR) berbentuk pada uterus bagian atas

dengan sifat otot yang tebal dan kontraktif. Pada bagian ini terdapat

banyak otot serong dan memanjang. SAR terbentuk dari fundus

sampai ishmus uteri. Segmen Bawah Rahim (SBR) terbentang diuterus

bagian bawah antara ishmusdengan serviks, dengan sifat otot yang tipis

dan elastis, pada bagian ini banyak terdapat otot yang melingkar tidak

memanjang. Dalam keadaan persalinan normal tidak tampak dan akan

kelihatan pada persalinan abnormal, karena kontraksi uterus yang

berlebihan, akan tampak sebagai garis atau batas yang menonjol diatas

simpisis yang merupakan tanda- tanda ancaman ruptur uteri.

i. Pemenuhan kebutuhan dasar ibu bersalin

1) Pemenuhan kebutuhan fisiologis selama persalinan.

a) Mengatur sirkulasi udara dalam ruangan

b) Memberi makan dan minum

c) Menganjurkan istirahat diluar his

d) Menjaga kebersihan badan terutama daerah genetalia (bila

memungkinkan ibu disuruh mandi atau membersihkan daerah

kemaluan).

e) Menganjurkan ibu untuk buang air kecil atau air besar

f) Menolong persalinan sesuai standar


43

2) Pemenuhan kebutuhan rasa aman

a) Memberi informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan

dilakukan

b) Menghargai pemilihan posisi tidur

c) Menentukan pendampingan selama persalinan

d) Melakukan pantauan selama persalinan

e) Melakukan tindakan sesuai kebutuhan

3) Pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai

a) Menghormati pemilihan pendampingaan selama persalinan

b) Melakukan kontak fisik/ memberi sentuhan ringan

c) Melakukan massase untuk mengurangi sakit.

d) Melakukan pembicaraan dengan suara lemah lembut dan sopan

4) Pemenuhan kebutuhan harga diri

a)Mendengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian/menjadi

pendengar yang baik

b) Memberi asuhan dengan memperhatikan privacy ibu

c) Memberi pelayanan dengan empati

d) Memberitahu bahwa setiap tindakan yang akan dilakukan

e) Memberi pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang telah

dilakukannya (Sumarah dkk, 2009)

3. Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Pengertian
44

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai

dengan 4000 gram (Rochmah dkk, 2012).

b. Ciri-ciri Normal

Ciri-ciri bayi normal dapat diketahui sebagai berikut:

1) Berat badan normal 2500-4000 gram

2) Panjang badan lahir 48-52 cm

3) Lingkar dada 30-38 cm

4) Lingkar kepala 33-35 cm

5) Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/m, kemudian

menurun sampai 120-140 x/m

6) Pernapasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80x/m, kemudian

menurun setelah tenang kira-kiran 40x/m

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diliputi vernix caseosa

8) Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna

9) Kuku telah agak panjang dan lemas

10) Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan), testis sudah turun pada laki-laki

11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12) Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperhatikan

gerakan seperti memeluk


45

13) Reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak

tangan, bayi akan menggenggam/adanya gerakan reflek

14) Eliminasi baik, urin dan meconium akan keluar dalam 24 jam pertama,

meconium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012)

Tabel 2.2

Tanda APGAR bayi baru lahir

No Tanda 0 1 2
1. Appearance Biru, pucat Badan pucat,Semuanya
tungkai biru muda merah
2. Pulse Tidak teraba <100 >100
3. Grimace Tidak ada Lambat Menangis
kuat
4. Activity Lemas/lumpuh Gerakan Aktif/fleksi
sedikit/fleksi reaksi
tungkai melawan
5. Respiratory Tidak ada Lambat, Baik,
teratur menangis
kuat1
Sumber: kriebs jan. M buku saku asuhan kebidanan varney. 2010

Interpretasi : nilai 1-3 asfiksia berat, nilai 4-6 asfiksia sedang, nilai

7-10 asfiksia ringan. Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variable dinilai

dengan 0, 1, dan 2 nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan

keadaan bayi sebagai berikut:

1) Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik

2) Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan

membutuhkan tindakan resusitasi

3) Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan

membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi (Walyani dan

Purwoastuti, 2015)
46

(a) Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Diluar Uterus

Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian

fungsional neonatus dari kehidupan didalam uterus kekehidupan

diluar uterus. Beberapa perubahan fisiologis yang dialami bayi

baru lahir antara lain yaitu :

(b) Sistem pernapasan

Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika

harus mengatasi resistensi paru pada saat pernapasan yang

pertama kali pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur baru-

baru matang, artinya paru-paru sudah bias mengembangkan

sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari

pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukran gas

harus melalui paru-paru bayi (Rahardjo dan Marmi,2015)

(c) Sirkulasi darah

Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbikalis

sebagian kehati, sebagian langsung keserambi kiri jantung,

kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa

melalui aorta keseluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa

sebagian keparu dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan

arteriol dalam paru penurun.

Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan

jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya faromen ovale


47

secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah

kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan

dalam aorta desenden naik dan karena rangsangan biokimia (pa02

yang naik), duktus arteriosus akan beroblitasi, ini terjadi pada hari

pertama aliran darah pada hari pertama ialah 4-5 liter/menit/m

karena penutupan duktus asteriosus. (Indrayani, 2013)

(d) Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari

orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih

besar, sehingga BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan

baru sehingga energy diperoleh metabolisme karbohidrat dan

lemak. Pada jam-jam pertama energy didapatkan dari perubahan

karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran

lemak. Setelah mendapat suhu pada hari ke enam, energy 60%

didapatkan dari lemak dan 40% karbohidrat (Indrayani, 2013)

(e) Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh bayi baru lahir relaitf mengandung lebih banyak air

dan kadar natrium relative lebih besar dari kalium karena ruangan

ekstraseluler luas.Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum

matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai

infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan


48

kekebalan alami maupun yang didapat (Walyani dan

Purwoastuti,2015)

(f) Truktus digestivenus

Truktus digestivenus relative lebih berat dan lebih panjang

dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus truktus

digestivenus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang

terdiri dari mukopolisakarida dan disebut meconium. Pengeluaran

meconium biasanya dalam 10 jam pertam dan 4 hari biasanya tinja

sudah berbentuk dan berwarna biasa. Bayi sudah ada reflek hisap

dan menelan, sehingga pada bayi baru lahir sudah bias minum ASI

(Indayani, 2013)

(g) Hati

Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir

masih dalam keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan

dengan ketidak seimbangan hepar untuk menghilangkan bekas

pengancuran dalam peredarah darah (Rahardjo dan Marmi,2015)

Setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis,

yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan

glikogen. (Indrayani,2013)

(h) Tahapan bayi baru lahir

Tahap 1 : terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama

kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk

fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.


49

Tahap II : disebut trasisional reaktivitas. Pada tahap dua dilakukan

pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan

perilaku

Tahap III : disebut tahap periodic, pengkajian dilakukan setelah 24

jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh

(Saleha,2012)

(i) Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal

Memberikan asuhan aman dan bersih setelah bari baru lahir

merupakan bagian esensial dari asuhan pada bari baru lahir seperti

jaga bayi tetap hangat, hisap lendir dari mulut dan hidung bayi,

keringkan, pemantaun tanda bahaya, klem dan potong tali pusat,

IMD, beri suntikan Vit k 1 mg intramuskuler, beri saleb mata

antibiotika pada kedua mata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis

B 0,5 ml intramuskukar.

c. Kunjungan Neonatal

Kunjungan Neonatus dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Kunjungan pertama dilakukan 6-48 jam setelah lahir

Dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna kulit dan gerakan

aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan,


50

lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1, hepatitis B,

perawatan tali pusat, pencegahan kehilangan panas bayi

2) Kunjungan kedua dilakukan hari ke 3 sampai hari ke 7 hari setelah

lahir

Dilakukan pemeriksaan fisik, penampilan dan perilaku bayi, nutrisi,

eliminasi, personal hygiene, pola istirahat, keamanan, tanda-tanda

bahaya yang terjadi

3) Kunjungan ketiga dilakukan hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 lahir

Dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi

badan dan nutrisinya.

d.Imunisasi

1) Pengertian imunisasi

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja

memasukan antigen lemah agar merangsang antibody keluar

sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem

imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika

vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk

melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya

sebagai suatu pengalaman.

2) Jenis-jenis imunisasi

a) Imunisasi aktif

Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah

dilemahkan agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan


51

memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika

terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh

imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak

b) Imunisasi pasif

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh

dengan cara pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang

dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari

plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui

plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi

mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh

imunisasi pasif adalah penyuntikkan ATS (Anti Tetanus Serum)

pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah

pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis

antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa

kandungan misalnya antibody terhadap campak.

Tabel 2.3

Keterangan Imunisasi

Umur Vaksin Keterangan


Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam

setelah lahir, dianjurkan pada umur 1 dan 6

bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif,

dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBIg


52

0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila

semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan

ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui

bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat

diberikan HBIg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7

hari.
Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama
1 bulan Hepatitis B-2 HB-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-

1 dan HB-2 adalah 1 bulan


0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG

diberikan pada umur >3 bulan sebaiknya

dilakukan uji tuberculin terlebuh dahulu dan

BCG diberikan apabila uji tuberculin negative.


2 bulan DPT-1 DPT-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu,

dapat dipergunakan DTwp atau Dtap, DPT-1

diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-

T)
Hib-1 Hib-1 diberikan pada umur 2 bulan dengan

interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara

terpisah atau dikombinasikan dengan DPT-1


Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DPT-

1
4 bulan DPT-2 DPT-2 (DTwp atau Dtap) dapat diberikan secara

terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2

(PRP-T)
Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau

dikombinasikan dengan DPT-2


Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT-2
53

6 bulan DPT-3 Dpt-3 dapat diberikan terpisah atau

dikombinasikan dengan Hib-3(PRP-T)


Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada

umur 6 bulan tidak perlu diberikan


Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DPT-3
Hepatitis B-3 HB-3 diberikan pada umur 6 bulan. Untuk

mendapatkan respons imun optimal, interval

HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan


9 bulan Campak Campak diberikan pada umur 9 bulan
Sumber : Mulyani, 2013

4. Nifas

a. Pengertian

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang

berlangsung selama kira-kira 6 minggu, atau masa nifas adalah masa

yang dimulai dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu

berikutnya (Rahayu dkk, 2012).

b. Perubahan fisiologis masa nifas

1) Perubahan sistem reproduksi

a) Uterus

Terjadi involusi atau/pengerutan uteus yaitu uterus kembali

kondisi semula sebelum hamil dengan berat uterus 60 gram.

b) Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan tempat plasena merupakan tempat dengan

permukaan kasar, tidak rata dan kira- kira sebesar telapak


54

tangan. Dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu kedua

hanya 3-4 cm, dan ada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan bekas luka

plasenta sangat khas sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta

mengandung banyak pembuluh darah yang tersumbat oleh

thrombus. Biasanya luka seperti ini sembuh dengan

meninggalkan bekas parut, tetapi luka bekas plasenta tidak

meninggalkan jaringan parut.

c) Perubahan pembuluh darah uterus

Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh

darah yang besar, tetapi karena persalinan tidak diperlukan lagi

peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi

pada masa nifas.

d) Perubahan pada servik dan SBR

Segera setelah kala II menjadi tipis, kendur, tepi luar servik

biasanya mengalami laserasi khususnya sebelah lateral. Setelah

beberapa hari servik dapat dimasuki 1 jari. Setelah selesai involusi

di istmus uteri karena hiperplasi dan retraksi serviks akhirnya

luka menjadi sembuh. Walaupun begitu setelah involusi selesai

ostium eksternum tidak kembali seperti sebelum hamil. Setelah

persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi

biasanya pulih kembali 6 minggu.

e) Vagina dan pintu keluar vagina


55

Membentuk lorong berdinding lunak dan luas, perlahan

mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran nulipara rugae terlihat

kembali pada minggu ketiga.

f) Vulva dan perineum.

Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-otot

pada panggul, perineum, vagina, dan vulva. Proses ini membantu

pemulihan kearah tonisitas/elastisitas normal dan ligamentum otot

rahim. Merupakan proses bertahap yang berguna bila ibu

melakukan mobilisasi, senam nifas dan mencegah timbulnya

konstipasi.

2) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi selama persalinan. Hal ini

disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat

tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan

yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan,

haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya BAB kembali teratur dapat

diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan

yang cukup.

3) Perubahan sistem perkemihan

Kandung kencing masa nifas kurang sensitif dan

kapasitas bertambah sehingga kandung kencing penuh atau setelah

kencing masih tinggal urin residual. Sisa urin ini dan trauma pada

dinding saluran kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya


56

infeksi. Ureter dan pelvis renalis yang mengalami dilatasi kembali

kekeadaan sebelum hamil mulai dari 2-8 minggu setelah partus.

4) Perubahan sistem muluskoletal.

Dinding perut biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.

Kadang-kadang pada wanita yang asthenis dari otot-otot recti

abdominis sehingga sebagian dari dinding perut garis tengah hanya

terdiri dari peritonium, kulit. Tempat ini menonjol kalau berdiri atau

mengejan, biasanya ini terjadi pada grande multipara, wanita yang

mengandung lebih dari 1 janin, dan polihidramnion. Tulang-tulang

sendi panggul dan ligamentum kembali dalam waktu sekitar 3 bulan.

5) Perubahan Endokrin.

Setelah plasenta lahir hormon estrogen dan progesteron

menurun sehingga akan mendorong pengeluaran hormon FSH dan LH

untuk memulai kembali silkus menstruasi. Kelenjar thyroid kembali

kebentuk normal dan rata-rata metabolik basal kembali normal.

a) Hormon Plasenta

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.

Human Chorionik Gonadotropin (GHC) menurun dengan cepat dan

menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum

dan sebagai omset pemenuhan mammae pada hari ke-3 postpartum.

b) Hormon Pituitary

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak

menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH


57

meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH

tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c) Hipotalamik Pituitary Ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan

mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali

menstruasi pertama ibu bersifat anovulasi yang dikarenakan

rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Diantara wanita laktasi

sekitar 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45%

setelah 12 minggu. Di antara wanita yang tidak laktasi 40 % wanita

menstruasi setelah 6 minggu, 65 % setelah 12 minggu, dan 90 %

setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80 % menstruasi pertama

anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50 % siklus pertama

anovulasi.

6) Perubahan Tanda- Tanda Vital

a) Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah, kemungkinan

tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada

perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum dapat

menandakan terjadinya preeklampsia postpartum.

b) Suhu

Kembali normal setelah persalinan. Selama persalinan

sedikit meningkat (37,3º C) dan akan stabil dalam waktu 24 jam,

kecuali kalau ada infeksi.


58

c) Nadi

Dalam batas normal, jika lebih 100x/menit abnormal dan

merupakan tanda infeksi atau terjadi perdarahan infeksi.

d) Pernapasan

Frekuensi pernapasan normalpada orang dewasa adalah 16-

24x/m. Pada ibu post partum umunya pernapasan lambat atau

normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau

dalam kondisi istriahat.

7) Perubahan Sistem Cardiovaskuler

Segera setelah lahir, kerja jantung mengalami peningkatan 80%

lebih tinggi daripada sebelum persalinan karena autotransfusi dari

uteroplasenter. Resistensi pembuluh darah perifer meningkat karena

hilangnya proses uteroplasenter. Volume darah turun seperti keadaan

sebelum hamil dan viskositas meningkat, tonus otot halus pada

dinding pembuluh darah meningkat, Cardiac output kembali normal dan

tekanan darah kembali stabil setelah 3 minggu.

8) Perubahan Hematologi

Leukosit saat persalinan meningkat sampai 15.000 dan pada

hari-hari pertama postpartum meningkat kembali bisa mencapai 25.000

atau 30.000 Hemoglobin., Hematocrit, eritrocit mengalami

penurunan pada awal post partum. Hematocrit pada hari 1-2

postpartum turun 2% lebih tinggi sehingga ibu postpartum


59

kehilangan darah ± 500 cc. Kembali normal bila masa puerperium

(masa nifas) berakhir.

9) Laktasi

Segera setelah kelahiran, bayi diletakan diatas payudara ibu

untuk dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk merangsang

timbulnya laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui

bayinya, misalnya ibu menderita thypus abdominalis, tuberkulosis

aktif, thyrotoxicosis, DM berat, Psiko, atau puting susu tertrik

kedalam, leprae. Faktor lain jika ada kelainan dari bayinya sendiri

misalnya pada bayi sumbing (labiognato palatoschiziz) sehingga ia

tidak dapat menyusu oleh karena tidak dapat menghisap. Minuman

harus diberikan melalui sonde (Rahayu dkk, 2012).

c. Kebutuhan pada masa nifas

Kebutuhan masa nifas menurut adalah sebagai berikut:

1) Nutrisi dan cairan

Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang

terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui

sangat erat kaitannya dengan produksi air susu ibu yang sangat

dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan kalori selama

menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan

dan lebih tinggi selama menyusui disbanding selama hamil.

Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas,


60

metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI itu sendiri

yang dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

2) Ambulasi

Pada masa lampau, perawatan puerperium (masa nifas) sangat

konservatif dimana puerperium harus tidur terlentang selama 40

hari. Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk

melakukan mobilisasi dini. Perawatan mobilisasi dini mempunyai

keuntungan yaitu sebagai berikut :

a)Melancarkan pengeluaran lokhea, mengurangi infeksi puerperium.

b) Mempercepat involusi uterus.

c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin.

d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat

fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 2

jam (ibu boleh miring kekiri dan kekanan untuk mencegah terjadinya

trombosit). Keuntungan lain dari ambulasi antara lain sebagai berikut :

a) Ibu merasa lebih kuat dan sehat

b) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

c) Kesempatan yang baik untuk merawat/memelihara anaknya

d) Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal

e) Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut

3) Eliminasi
61

Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang pertama

kali melahirkan akan terasa pedih bila BAK. Keadaan ini kemungkinan

disebabkan oleh iritasi pada uretra sebagai akibat persalinan sehingga

penderita takut BAK. Bila kandung kemih penuh, maka harus

diusahakan agar ibu dapat buang air kecil. Pengeluaran cairan lebih

banyak pada waktu persalinan sehingga dapat mempengaruhi terjadinya

konstipasi. Biasanya bila penderita tidak BAB sampai 2 hari sesudah

persalinan, akan ditolong dengan pemberian spuit gliserine/diberikan

obat-obatan.

4) Personal hygiene

Bagian paling utama yang dibersihkan adalah:

a) Puting susu

Harus diperhatikan kebersihannya. Sebaiknya putting susu di

bersihkan dengan air hangatyang telah dimasak tiap kali sebelum

dan sesudah menyusukan bayi.

b) Lokhea

Lokhea adalah cairan yang keluar dari vagina pada masa nifas

yang tidak lain adalah sekret dari rahim terutama luka plasenta. Pada 2

hari pertama, lokhea berupa darah disebut lokia rubra. Setelah 3-7

hari merupakan darah encer disebut lokhea sanguilenta, sedangkan

hari ke 7-14 hari berwarna kekuningan/kecoklatan disebut lokhea

serosa, dan pada hari ke-10 menjadi cairan putih yang disebut lokhea
62

alba. Lokhea yang berbau amis dan yang berbau busuk menandakan

adanya infeksi.

5) Perineum

Perineum harus dibersihkan secara rutin. Langkah-langkah

penanganan kebersihan diri adalah sebagai berikut :

a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh

b) Anjurkan ibu bagaimana cara membersih daerah kelamin

dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk

membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan

kebelakang, baru kemudian dibersihkan daerah sekitar anus.

Anjurkan pada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai

BAB/BAK.

c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya 2 kali sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah

dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari atau setrika

6) Istirahat

Umumnya wanita sangan lelah setelah melahirkan, agak terasa

lelah bila partus berlangsung agak lama. Kurang istirahat akan

mempengaruhi ibu dalam beberpa hal antaranya mengurangi jumlah

ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan

memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan

ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri


63

7) Latihan/senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah

melahirkan. Senam nifas bertujuan untuk mempercepat penyembuhan,

mencegah timbulnya komplikasi serta memulihkan dan menguatkan

otot-otot punggung, otot panggul, dan otot perut. Pada saat hamil, otot

perut dan sekitar rahim, serta vagina telah teregang dan melemah.

Latihan senam nifas dilakukan untuk membantu mengecangkan otot-

otot tersebut (Dewi dan Sunarsih, 2011)

d. Tahapan Masa Nifas

Menurut Rahayu, dkk (2012) nifas dibagi dalam 3 periode:

1) Puerperium dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan,

lamanya bisa sampai 40 hari.

2) Pueperium intermedikal

Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, lamanya 6-8 minggu.

3) Remot puerperium

Waktu yang diperlukan unutk pulih dan sehat sempurna terutama bila

selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

e. Kunjungan
64

Kunjungan Pada kebijakan program nasional masa nifas paling

sedikit 4 kali kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu

dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani

masalah-masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut :

1) Kunjungan pertama (6-8 am setelah persalinan)

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila

perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia

uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2) Kunjungan kedua ( 6 hari setelah persalinan)

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada

bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan

abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit
65

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali

pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

3) Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)

Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba

bagian rahim.

4) Kunjungan ke-empat (6 minggu setelah persalinan).

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi

alami.

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Dewi dan Sunarsi,

2011).

f. Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas

Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis

berupa perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya

hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberikan dukungan. Atas

dasar tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dan

manajemen kebidanan. Adapun tujuan asuhan masa nifas adalah sebagai

berikut :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikis

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
66

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepasa bayi dan perawatan

bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan KB.

5 . Keluarga Berencana

a. Pengertian

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau

melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang

matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Tujuan dari

kontrasepsi adalah menghindari terjadinya kehamilan sebagai akibat

pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma tersebut (Dewi

dan Sunarsi,2011)

b. Tujuan Program KB

Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi

perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang

berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi, dan anak serta

penanggulang masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun

keluarga kecil berkualitas sedangkan tujuan program kesehatan

reproduksi remaja (KRR) adalah untuk meningkatkan pemahaman,

pengetahuan, dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak

reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya ,untuk


67

mempersiapkan kehidupan dalam mendukung upaya meningkatkan

kualitas generasi mendatang.

c. Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis


Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam
pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR).
Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam
memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya. Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih
puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam
menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan
KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dank
lien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah
ada. (Sarwono,2011)

B. Kebijakan Terkait Kasus Yang Diteliti

Menurut Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 9 bidan

dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang

meliputi :

1. Pelayanan kesehatan ibu

2. Pelayanan kesehatan anak

3.Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 97 TAHUN 2014 Pasal 14 meliputi :


68

(1) Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan

(2) Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada ibu

bersalin dalam bentuk 5 aspek dasar meliputi :

a. membuat keputusan klinik

b. asuhan sayang ibu dan sayang bayi

c. pencegahan infeksi

d. pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan

e. rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir

(3) Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan

Standar Asuhan Persalinan Normal (APN).

C. Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

kebidanan yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam

rangkaian atau tahapan logis untuk mengambil suatu keputusan yang

terfokus pada pasien (Sulistyawati A, 2010)

a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian melalui

proses pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan

pasien secara lengkap seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai

kebutuhan, peninjauan catatan baru atau catatan sebelumnya, data


69

laboratorium dan membandingkan nya dengan hasil studi (Wildan,2008).

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

1) Anamnesa atau data Subjektif

Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi megenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat

sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan

dengan diagnosis (Mufdillah,2009).

a) Umur

Data ini untuk menentukan faktor resiko yang ada

hubungannya dengan umur ibu. Umur dalam batas normal berkisar

antara 20-35 tahun (Sulistyawati,2010).

b) Pekerjaan

Data ini menggambarkan tingkat social ekonomi, pola social

dan sebagai pendukung dalam menentukan pola komunikasi yang

akan dipilih selama asuhan (Sulistyawati,2010)

c) Keluhan Utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien

datang ke fasilitas kesehatan. (Sulistyawati,2010).

(1) Keluhan utama pada kala I : mules-mules dan sakit pinggang

seperti ingin melahirkan

(2) Keluhan utama pada kala II : ibu mengatakan mules semakin

kuat dan rasa ingin meneran


70

(3) Keluhan utama pada kala III : ibu mengatakan lelah dan

perutnya masih terasa mulas

(4) Keluhan utama pada kala IV : ibu merasa lelah dan senang atas

kelahiran bayinya

d) Riwayat Obstetri

Ditanyakan untuk mengetahui riwayat kehamilan

sebelumnya, paritas pasien yang sebelumnya, hari pertama menstruasi

terakhir, usia kehamilan yang ditulis dalam minggu, gerakkan janin

pertama, keluhan yang dialami selama kehamilan, pengobatan yang

digunakan sejak kehamilan, dan reaksi dan adaptasi dalam kehamilan

yang ini (MufdLilah,2009).

e) Kebutuhan dasar sehari-hari

(1) Nutrisi : tanyakan kepada klien jenis, kesukaan, pantangan, intake,

untuk mengetahui pemenuhan nutrisi selama hamil

(MufdLilah,2009)

(2) Istirahat : tanyakan pola, lama, dan gangguan tidur pada siang

ataupun malam (MufdLilah,2009)

2) Data Objektif

Menurut Sulistyawati (2010), data ini dikumpulkan guna

melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Bidan melakukan

pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara


71

berurutan. Langkah-langkah pemeriksaan menurut Sulistyawati (2010)

sebagai berikut :

a) Keadaan umum

Data ini di dapat dengan mengamati keadaan pasien secara langsung

dan keseluruhan hasil pengamatan dilaporkan kriterianya adalah baik

atau lemah (Sulistyawati,2010)

b) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat

melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan

composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien

tidak dalam keadaan sadar)(Sulistyawati,2010)

c) Pengukuran Antropometri

Penimbangan berat badan dilakukan setiap kunjungan, selama

kehamilan berat badan mengalami kenaikan 9-12 kg yang akan

diperoleh di trimester II dan III (Mufdlilah,2009)

Perhatikan kemungkinan adanya panggul sempit yaitu, ibu dengan

tinggi kurang dari 145 cm dan pengukuran LILA, dinyatakan kurang

gizi apabila ibu hamil dengan lingkar lengan kiri atas kurang dari 23,5

cm (Mufdlilah,2009)

d) Tanda-tanda vital

(1) Tekanan darah : tekanan darah normal adalah tidak lebih dari

140/90 mmHg dan tidak kurang dari 90/60 mmHg


72

(2) Nadi : untuk mengetahui nadi pasien hitung dalam semenit. Batas

normal 60/100 x.menit

(3) Pernapasan : untuk mengetahui pernpasan dapat dihitung dalam

waktu satu menit. Batas normal pernapasan 16-24 x/menit

(4) Pemeriksaan sistematis

Menurut Mufdlilah (2009), pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan

melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

Sistematika pemeriksaan sebagai berikut :

(a) Kepala

Wajah : perhatikan adanya kloasma gravidarung, pucat pada

wajah, pembengkakan wajah. Bila terdapat pucat pada muka,

pemeriksaan konjungtiva mata dan kuku.

Ibu hamil dengan anemia, salah satu tanda dan gejala nya

adalah pucat pada wajah dan konjungtiva pucat.

Mata : yang dinilai adalah konjungtiva pucat atau tidak,

sklera ikterik atau tidak, sklera ikterik atau tidak, kebersihan

dan tanyakan apakah pandangan ibu kabur.

Hidung : yang dinilai kebersihannya, apakah ada polip, dan

apakah ada alergi debu (Sulistyawati,2010).

Mulut : yang dinilai adalah :

Bibir (warna dan integritas jaringan yaitu lembab, kering,

atau pecah-pecah)

Lidah (warna dan kebersihan)


73

Gigi (kebersihan dan karies)

Gangguan pada mulut (bau mulut)

(b) Leher : yang dinilai pembesaran kelenjar, limped an parotis

(c) Dada

Dada yang dinilai adalah bentuk, simetris/tidak, payudara

(bentuk,besar masing-masing payudara, hiperpigmentasi areola

payudara, teraba masa, nyeri atau tidak, kolostrum, keadaan

putting, dan kebersihannya)

(d) Abdomen

Perhatikan bentuk pembesaran perut (melintang,memanjang,

asimetris) adakah pigmentasi dilinea alba atau nigra, striae

gravidarum, luka bekas operasi, gerakan janin, dan apakah perut

sesuai dengan kehamilan.

Inspeksi : besar dan bentuk perut, adanya linea nigra dan alba,

dan bekas luka operasi.

Palpasi :

Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri, untuk

menentukan bagian janin

Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan-kiri,

menentukan letak punggung janin

Leopold III : Menentukan bagian bawah janin, dan bagian

terbawah tersebut sudah masuk atau masih goyang


74

Leopold IV : Menentukan bagian terbawah janin apa dan

seberapa jauh sudah masuk pintu atas panggul

Osborn Test : Untuk mengetahui seberapa jauh kepala janin masuk

panggul

Mc. Donald : Untuk mengetahui TFU dalam cm. Diukur dengan

menggunakan metlyn dari tepi atas sympisis sampai fundus uteri

Auskultasi : Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian

penting dari proses. Seperti semua denyut jantung, bunyinya sama

tetapi lebih cepat dari pada denyut jantung orang dewasa

(e) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan urinalis yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada

abnormalitas. Seperti protein dalam urine, keton didalam urin dan

bakteri didalam urin. Pemeriksaan darah yang diperiksa yaitu,

golongan darah dan kadar Hb didalam darah ibu.

b. Langkah II : Interpretasi Data

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar

terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau

diagnosis yang spesifik dapat ditemukan berdasarkan interpretasi yang

benar terhadap data dasar. Selain itu, sudah terpikirkan perencanaan yang

dibutuhkan terhadap masalah.

a) Diagnosa actual : GII P0 AI hamil 42 minggu Janin tunggal hidup,

Presentasi Kepala
75

b) Masalah : Nyeri bagian symphysis yaitu normal karena penurunan

kepala bayi

c) Kebutuhan : Memberikan KIE dan memberikan konseling kepada ibu

tentang keluhan yang dialami

c. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah

Potensial/Diagnosa Potensial

Masalah potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan

sudah di identifikasi dan membutuhkan penanganan segera untuk

mengatasi kemungkinan buruk yang timbul (Sulistyawati,2010)

1) Masalah potensial : GII P0 AI hamil 42 minggu janin tunggal

hidup presentasi kepala

2) Diagnosa Potensial : Nyeri shymphysis

d. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Pada langkah ini melakukan identifikasi tindakan segera oleh bidan atau

dokter atau hal yang perlu dikonsultasikan. (Mufdlilah,2009)

e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan

langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus

berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori yang

terbaru, serta validasi dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan

tidak diinginkan pasien. (Sulistyawati,2010)

1) Rencana asuhan kala I


76

a) Evaluasi pemantauan kemajuan persalinan, TTV, DJJ, HIS, hasil

terlampir di partograf

b) Mengatasi ketidaknyamanan selama proses persalinan

c) Memberi informasi kepada pasien dan keluarga

d) Mengatasi cemas

2) Rencana asuhan Kala II

a) Jaga kebersihan pasien

b) Atur posisi (ibu dianjurkan posisi miring ke kiri agar suplay oksigen

dari ibu kejanin lancar dan penurunan kepala janin lebih cepat)

c) Penuhi kebutuhan nutrisi ibu (ibu dianjurkan makan dan minum

secukupnya, agar disaat persalinan berlangsung ibu memiliki energy

yang cukup)

d) Libatkan suami dalam proses persalinan

e) Berikan dukungan mental dan spiritual

f) Lakukan pertolongan persalinan

3) Rencana asuhan Kala III

a) Lakukan palpasi aka nada tidaknya bayi kedua

b) Berikan suntikkan oksitosin dosis 0.5 IU secara IM

c) Libatkan keluarga dalam pemberian minum

d) Lakukan pertolongan persalinan

e) Lakukan PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali)

f) Lahirkan plasenta

4) Rencana asuhan kala IV


77

a) Lakukan pemantauan insentif pada pasien (pantau TTV, TFU,

Kandung Kemih, Kontraksi Uterus, dan Pengeluaran Pervaginam)

b) Lakukan penjahitan luka perineum (jika diepisiotomi/ruptur)

c) Pantau jumlah perdarahan

d) Penuhi kebutuhan pasien pada kala IV (Sulistyawati,2010)

f. Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan Efisien dan Aman

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah ke lima direncanakan secara efisien dan aman

(Sulistyawati,2010)

g. Langkah VII : Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang diberikan

kepada pasien dengan pertimbangan tujuan dari asuhan tersebut,

efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan

(Sulistyawati,2010)

D. Kerangka Alur Fikir

IBU HAMIL

Fisiologi Patologi

Penerapan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis


Rujuk
TM I : 1 x kunjungan (UK < 14 minggu)

TM II : 1 x kunjungan (UK 18-28 minggu)

TM III : 2 x kunjungan (UK 28-36 dan > 36 minggu)


78

PERSALINAN

Fisiologis Patologis

Rujuk
Pemantauan kemajuan persalinan
kala I-IV dengan partograf

BAYI BARU LAHIR NIFAS

Fisiologis
KB
Patologis K1 (6-8 Jam)
K2 (6 hari Post Partum)
KN I (umur 6-48 jam) K3 (2 minggu Post
KN II (umur ke 3-7 hari) Rujuk Partum) Penundaan KB
KN III (umur ke 8-28 hari)

Bagan 2.1 Kerangka Alur Fikir


Sumber : Sulistyawati (2009), Proverawati dan Asfuah (2009)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Laporan Tugas Akhir ini menggunakan metode penelitian deskriptif

observasional dengan jenis studi kasus secara asuhan kebidanan komprehensif.


79

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang di dalamnya tidak ada analisis

hubungan antarvariabel, tidak ada variable bebas dan terikat, bersifat umum

yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa dan analisis

statistic yang digunakan adalah deskriptif. Berdasarkan cara pengumpulan

data, penelitian obsevasional melakukan pengamatan perilaku objek dan

bersifat partisipatif dan non partisipatif (Hidayat,2014). Asuhan kebidanan

komprehensif mencakup empat kegiatan berkesinambungan diantara nya

adalah asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan

kebidanan masa nifas dan asuhan bayi baru lahir pada Ny. E dan By. Ny. E di

PMB Eqka Hartikasih

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian berupa asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. E dan By. Ny. E adapun waktu dan tempat penelitian dilakukan pada :

Tabel 3.1

Waktu dan Tempat Penelitian

No Waktu Tempat Asuhan yang diberikam

.
1. 16 Juli 2019 Rumah Pasien Surat persetujuan menjadi

pasien studi kasus


2. 19 Agustus 2019 BPM Eqka Kunjungan pemeriksann

Hartikasih Antenatal Care ke-3 ( usia


80

kehamilan 33 minggu )
3. 08 Oktober 2019 BPM Nurhasanah Kunjungan pemeriksaan

Antenal Care ke-4 (usia

kehamilan 40 minggu)
4. 25 Oktober 2019 BPM Eqka Pertolongan persalinan dan

Hartikasih Bayi Baru Lahir


5. 25 Oktober 2019 BPM Eqka Kunjungan Nifas ke-1 (6

Hartikasih jam post partum)


6. 25 Oktober 2019 BPM Eqka Imunisasi HB 0

Hartikasih
7. 30 Oktober 2019 Rumah Ny. E Kunjungan nifas ke-2 (5

hari post partum)


8. 26 November 2019 Rumah Ny. E Kunjungan nifas ke-3 ( 32

hari post partum )


9. 25 Oktober 2019 BPM Eqka Kunjungan neonatus ke-1

Hartikasih
10. 30 Oktober 2019 Rumah Ny. E Kunjungan neonatus ke-2
11. 26 November 2019 Rumah Ny. E Kunjungan neonatus ke-3
12. 28 November 2019 BPM Eqka Imunisasi BCG dan Polio I

Hartikasih
13. 30 Desember 2019 BPM Eqka Imunisasi DPT-HB-Hib I

Hartikasih dan Polio II


14. 11 Februari 2020 BPM Eqka Imunisasi DPT-HB-Hib II

Hartikasih dan Polio III

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pasien Ny. E, di Wilayah Kerja Kota

Pontianak dengan jumlah 1 klien asuhan kebidanan komprehensif pada

persalinan normal.
81

D. Jenis Data

Pada penyusunan studi kasus, penulis menggunakan data berupa :

1. Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh

langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau

alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi

yang dicari (Saryono, 2011).

2. Data sekunder disebut juga data tangan kedua. Data sekunder adalah

data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari

peneliti dari subjek penelitiannya. Biasanya data dokumentasi atau data

laporan yang telah tersedia (Saryono, 2011).

E. Alat Dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat yang diperlukan dalam teknik pengumpulan data sebagai berikut

Alat yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data penelitian berupa

format asuhan kebidanan dan alat tulis.

2. Metode Yang Digunakan Dalam Pengumpulan Data

a. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara

langsung responden yang teliti, sehingga metode ini memberikan hasil

secara langsung (Hidayat,2014). Wawancara dilakukan pada pasien dan

keluarga pasien dengan pedoman wawancara berupa format asuhan

kebidanan. Pada kasus ini wawancara atau Tanya jawab dilakukan pada

Ny. E GII P0 AI umur 26 tahun. Wawancara yang dilakukan meliputi

berisi biodata pasien secara lengkap, keluhan utama, riwayat kesehatan


82

ibu sekarang dan yang lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat

menstruasi, riwayat persalinan, hubungan social dan data kebiasaan

sehari-hari. Wawancara dicatat dilembar catatan yang berpedoman

format asuhan kebidanan.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati

subyek dan melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus

yang diambil. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati subyek dan melakukan pemeriksaan yang berhubungan

dengan kasus yang diambil.

Pada kasus ini penulis memperoleh data objektif yaitu dengan

melakukan pengamatan langsung pada pasien untuk mengobservasi

keadaan umum, tanda-tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri,

abdomen dan keadaan luka serta mengidentifikasi masalah kesehatan dan

mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan serta

pemeriksaan head to toe yang berpedoman pada format asuhan

kebidanan.

c. Pemeriksaan Fisik

Suatu cara untuk mengetahui masalah kesehatan pasien diantara nya :

1) Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematis. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan

dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data. Pemeriksaan


83

mulai dari kepala, leher, dada dan axilla, abdomen, genetalia, anus,

ekstremitas, kulit dan mammae. Pada penilaian ini inspeksi dilakukan

head to toe.

2) Palpasi

Teknik yang menggunakan indra peraba tangan dan jari. Pada

penelitian ini palpasi yang dilakukan diantaranya untuk mengetahui

uterus, tinggi fundus uteri, keadaan kandung kemih, oedema pada

ekstremitas.

3) Perkusi

Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetuk jadi

dibagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian

kiri dengan yang kanan. Pada penelitian ini pemeriksaan perkusi

dilakukan untuk mengetahui patella kanan dan kiri positif atau

negative dan kembung pada abdomen.

4) Auskultasi

Auskultasi adalam pemeriksaan menggunakan stetoskop untuk

mendengar bunyi yang dihasilkan oleh tubuh. Pada penelitian ini

dilakukan pemeriksaan tekanan darah, bunyi paru-paru dan bunyi

jantung

d. Data Penunjang
84

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan USG untuk melihat

keadaan janin dalam laboratorium.

F. Etika Penelitian

Menurut Sulistyaningsih (2009) menyatakan bahwa setiap penelitian

sebaiknya dimintakan ethical clearance, yaitu semacam persetujuan dari komite

etik penelitian disuatu institusi bahwa penelitian yang akan dilakukan ini tidak

membahayakan responden penelitian. Ethical clearance pada umumnya

diajukan oleh penelitian yang akan dilakukan akan mencakup tindakan invasif

pada tubuh manusia. Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara

lain adalah sebagai berikut :

1. Menjamin kerahasiaan responden

Salah satu cara untuk menjamin kerahasiaan responden adalah tidak

mencantumkan nama responden dalam pengisian instrument penelitian

maupun penyajian hasil penelitian. Nama responden diganti dengan

pemberian nomor kode responden.

2. Menjamin keamanan responden

Keamanan responden harus dipenuhi untuk tindakan invasif pada

tubuh manusia maupun tindakan uang dapat menginvasi pemikiran

responden. Bila akan melakukan tindakan invasif pada tubuh manusia,

maka tindakan tersebut harus dijamin tidak akan membahayakan atau

aman untuk kesehatan dan keselamatan responden. Bila tindakan invasif

penelitian dilakukan pada ibu hamil, maka harus dijamin bahwa tindakan
85

tersebut tidak membahayakan keselamatan dan kesehatan bagi ibu dan

janin.

3. Bertindak adil

Bertindak adil diterapkan khususnya untuk penelitian eksperimen

yang memberikan perlakuan berbeda pada tiap responden, misalnya ada

responden yang diberi perlakuan penyuluhan dan ada yang tidak diberi

penyuluhan. Bertindak adil dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan

yang sama sebelumnya, yaitu misalnya masing-masing responden diberi

leaflet, selanjutnya responden ada yang diberi penyuluhan dan ada yang

tidak. Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan penyuluhan

kepada responden yang tidak mendapatkan penyuluhan pada proses

penelitian.

4. Mendapatkan persetujuan dari responden

Seseorang tidak dapat dipaksakan untuk menjadi responden dalam

penelitian karena seseorang mempunyai hak dan kebebasan untuk

menentukan dirinya sendiri. Penelitian perlu meminta persetujuan dari

responden dalam keikut sertaannya menjadi responden. Sebelum meminta

persetujuan dari responden, peneliti harus memberikan informasi tentang

tujuan dilakukannya penelitian. Selain itu, penelitian eksperimen,

penelitian perlu menjelaskan langkah-langkah eksperimen, menyampaikan

jaminan kerahasiaan dan keamanan responden. Setelah mendapatkan

informasi tersebut, responden berhak menolak keikut sertaan menjadi


86

responden. Apabila responden menyetujuinya, maka responden diminta

menandatangani persetujuan menjadi responden.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Ny. E di Kota Pontianak Tahun 2019,

Asuhan Komprehensif pada Ny. E dilakukan pada kunjungan K-3 yang

pertama tanggal 19 Agustus 2019, dan Kunjungan K-4 kedua pada tanggal 08

Oktober 2019. Persalinan Ny. E pada tanggal 25 Oktober 2019 di PMB Eqka

Hartikasih, proses ini berlangsung di Kota Pontianak, sedangkan pengawasan


87

nifas dan bayi baru lahir dilakukan hari ke-1 sampai hari ke-40. Dengan

dilakukan 3 kali kunjungan nifas dan 3 kali kunjungan bayi baru lahir.

Analisis hasil asuhan kebidanan di uraikan sebagai berikut :

1. Identitas

Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. R

Umur : 26 Tahun Umur : 26 Tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : D4 Kesling Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Prof. M. Yamin Gang Teladan No. 24

2. Kehamilan

Tabel 4.1

Catatan Perkembangan Kehamilan

Keterangan Catatan Perkembangan


TM III S Ibu mengatakan tidak ada keluhan

K-I HPHT : 01 Januari 2019

08 Oktober2019 TP : 08 Oktober 2019

Di PMB Nurhasanah Siklus : 30 Hari

Haid : Teratur

Riwayat kehamilan ini :

a. Gerakan janin pertama kali dirasakan : 4 bulan


88

b. Keluhan paling sering : Tidak ada

c. Tanda bahaya : Tidak ada

d. Sakit : Tidak ada

e. Obat/jamu yang rutin dikonsumsi : Tidak ada

f. Kekhawatiran/keluhan lain : Tidak ada

Riwayat KB :

Belum pernah Ber-Kb

Riwayat kesehatan :

a. Penyakit jantung : -

b. Hipertensi : -

c. Diabetes Mellitus : -

d. penyakit ginjal : -

e. Anemia : -

f. Thalasemia : -

g. Hepatitis : -

h. Epilepsi : -

i. Tuberculosis : -

j. Asma : -

k. Penyakit tiroid : -

l. HIV : -

m. IMS : -

n. Alergi obat/makanan : -

o. Trauma kecelakaan : -

O 1. Pemeriksaan Umum

- Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Antropometri
89

- BB sebelum hamil : 55 kg

- BB sekarang : 68,6 kg

- TB : 155 cm

- LILA : 29 cm

- IMT : 20,8

3. Pemeriksaan TTV

- TD : 100/70 mmHg

- Nadi : 80 x/m

- S : 36,4°C

- RR : 20 x/m

4. Pemeriksaan Fisik

- Wajah : Tidak pucat dan tidak oedema

- Mata : Konjungtiva merah muda, sklera

putih

- Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

- Payudara : Bentuk payudara simetris,

tidak ada jaringan parut, tidak ada

benjolan dan putting susu menonjol

- Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi

- Leopold I : TFU 24 cm, teraba bulat,

lunak, tidak melenting (Bokong Janin)

- Leopold II : Bagian kiri ibu teraba

bagian kecil berongga (ekstremitas janin)

dan bagian kanan perut ibu teraba panjang

keras seperti papan (punggung Janin).

- Leopold III : Teraba bulat, melenting

dan keras (Kepala)

- Leopold IV : Convergen
90

- Palpasi WHO : tidak dilakukan

- TBBJ : 2.015 gram

- DJJ : 141 x/m, teratur

- Reflek patella kanan (+), kiri (+)


A GII P0 AI Hamil 33 minggu, Janin tunggal

hidup, Presentasi Kepala


P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu dapat

mengulangi penjelasan yang diberikan

2. Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan

yang bergizi dengan mengkonsumsi sayur-sayuran,

dan buah-buahan serta perbanyak minum air putih. Ibu

mengerti dengan anjuran yang diberikan

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

dengan tidur siang dan malam dalam batas yang wajar.

Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan

4. Menganjurkan ibu untuk sering mengganti celana

dalam jika sudah lembab. Ibu mengerti

5. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya

Trimester 3 yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala

yang hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan

tangan serta kaki, gerakan janin tidak terasa atau tidak

bergerak, nyeri perut yang hebat, dan air ketuban

keluar sebelum waktu nya. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan

6. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktifitas

yang terlalu berat dan kurangi angkat barang-barang

yang berat. Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan.

7. Memberikan KIE : Perawatan Payudara untuk


91

persiapan pemberian ASI Eksklusif dengan cara

membersihkan payudara menggunakan baby oil dan

kapas. Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam hamil

dirumah dengan gerakan-gerakan kecil dan mengatur

pernapasan dengan baik dan benar. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan

8. Memberikan imunisasi TT pada lengan kiri ibu,

tidak ada reaksi alergi

9. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan therapy obat

yang telah diberikan

10. Menganjurkan ibu untuk periksa Hb ulang, ibu

mau dan bersedia untuk anjuran yang diberikan.

11. Bersama ibu merencanakan kunjungan ulang 3

minggu lagi, atau datang jika ada keluhan

Tabel 4.2

Catatan Perkembangan Kehamilan

Keterangan Catatan Perkembangan


TM III S Ibu mengatakan kram pada perutnya

Kunjungan Ulang

K-II

08 Oktober2019

Di PMB Nurhasanah
O 1. Pemeriksaan TTV

- Keadaan Umum : Baik

- TD : 117/73 mmHg

- BB : 71 Kg
92

2. Pemeriksaan Fisik

- Wajah : Tidak pucat dan tidak oedema

- Mata : Konjungtiva merah muda, sklera

putih

- Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

- Payudara : Bentuk payudara simetris,

tidak ada jaringan parut, tidak ada

benjolan dan putting susu menonjol

- Abdomen : Tidak ada bekas luka

operasi

- Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat,

lunak, tidak melenting (Bokong Janin)

- Leopold II : Bagian kiri ibu teraba

datar, memanjang (Punggung Janin) dan

bagian kanan perut ibu teraba bagian

kecil berongga (Ektremitas Janin).

- Leopold III : Teraba bulat, melenting

dan keras (Kepala)

- Leopold IV : Divergen

- Palpasi WHO : 4/5 bagian

- TBBJ : 2.304 gram

- Reflek patella kanan (+), kiri (+)

Pemeriksaan penunjang

Tanggal 20 Agustus 2019 pukul 16.00 WIB

Hb : 11,9 gr%
A GII P0 AI Hamil 40 minggu, Janin tunggal

hidup, Presentasi Kepala


P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan

memberitahukan usia kehamilan ibu


93

2. Menganjurkan ibu untuk mengatur pola

makan secara teratur (Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan)

3. Menganjurkan ibu untuk banyak

mengkonsumsi air putih setiap harinya (Ibu

mengerti)

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang

cukup (Ibu mengerti)

5. Menganjurkan ibu untuk mandi dengan

menggunakan air hangat pada saat mandi

untuk menghilangkan kram pada perut serta

menganjurkan ibu untuk tidak melakukan

pekerjaan yang berat (Ibu mengerti dengan

anjuran yang diberikan )

6. Menganjurkan ibu untuk tidak

menggunakan pakaian yang terlalu ketat dan

mengganti celana dalam jika lembab atau

basah (Ibu mengerti dengan anjuran yang

diberikan)

7. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda

persalinan, seperti :

- Keluar lendir bercampur darah

- Rasa sakit yang menjalar dari perut

keseluruh pinggang

- Perut mulas-mulas yang teratur,

semakin sering dan kuat

- Keluar air ketuban

Jika muncul salah satu tanda tersebut, segera


94

pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.

8. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan

minum obat yang telah diberikan sampai

habis.

9. Bersama ibu menyiapkan persiapan

persalinan dengan menyiapkan kendaraan,

biaya, pendonor, pendamping, dan pakaian

ibu dan bayi (Ibu mengerti)

3. Persalinan

Tabel 4.3

Catatan Perkembangan Persalinan

Kala I Catatan Perkembangan

Tanggal 25 Oktober 2019

05.40 wib

Di PMB Eqka Hartikasih


S 1. Keluhan utama : ibu mengatakan sakit pinggang

dan mulas-mulas seperti ingin melahirkan

2. Riwayat perjalanan penyakit : Pada tanggal 25

Oktober 2019 pukul 05.40 WIB, ibu datang ke

klinik mengatakan mulas-mulas seperti ingin

melahirkan sejak tanggal 25 Oktober 2019 pukul

01.37 dan tidak ada pengeluaran darah lender dan

belum ada pengeluaran cairan seperti ketuban.

HPHT : 01 Januari 2019, Taksiran Persalinan :

08 Oktober 2019

Lama hamil 42 minggu

Haid : Teratur
95

Siklus: 28 hari

Banyaknya : Biasa

His mulai : Sejak tanggal 25 Oktober 2019, Jam

01.37 WIB

Darah lendir : -

Ketuban : Belum pecah


O 1. Status Present :

a. BB : 68 Kg

b. TB : 155 cm

c. KU : Baik

d. Kesadaran : Composmentis

e. TD : 120/80 mmHg

f. N : 80x/m

g. Rr : 20 x/m

h. S : 36° C

i. Hati/Limfe : Normal

j. Gizi : Baik

k. Edema : -

l. Payudara : Tidak ada kelainan

m. Varices : -

n. Jantung : Normal

o. Paru-paru : Normal

p. Laboratorium : -

2. Status Obstetri :

a. Pemeriksaan luar

Tanggal 25 Oktober 2019, Pukul 05.50 Wib

1) Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px (28cm),

teraba bulat, lunak tidak melenting (Bokong Janin)


96

2) Leopold II : Teraba panjang, keras seperti papan

sebelah kiri perut ibu (Punggung Janin), teraba

bagian-bagian kecil berongga sebelah kanan perut

ibu (Ekstremitas Janin).

3) Leopold III : Teraba bulat, keras, susah

dilentingkan (Kepala).

4) Leopold IV: Divergen (2/5 bagian)

5) DJJ : 136 x/m, teratur.

6) His : 3x10’x30-35’’

7) TTBJ : 2480 gram

8) Lingkaran Bandle : (-)

9) Tanda Osborn: (-)

b. Pemeriksaan Dalam

1) Konsistensi : Lunak

2) Posisi :Middle

3) Pendataran : 70%

4) Pembukaan : 7 cm

5) Ketuban : (+)

6) Terbawah : Kepala

7) Penurunan : H III

8) Petunjuk : UUK
A GII P0 AI Hamil 42 minggu inpartu kala I fase

aktif janin tunggal hidup presentasi kepala


P 1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan,

ibu mengerti

2. Menghadirkan keluarga untuk mendampingi

proses persalinan, ibu didampingi suami

3. Memberikan dukungan psikologis kecemasan

ibu berkurang.
97

4. Memfasilitasi posisi dan mobilisasi, ibu masih

dapat berjalan-jalan disekitar ruangan bersalin

5. Membimbin ibu untuk melakukan teknik

relaksase, ibu dapat melakukannya

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum

seperti biasa, ibu tidak mau makan, minum 1 gelas

air putih.

7.menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang

air kecil dan menjelaskan tujuannya

8. Mengobservasi TTV, HIS, DJJ dan kemajuan

persalinan, hasil terlampir di partograf.


KALA II Catatan Perkembangan

25 Oktober 2019, Pukul 09.00 WIB

S Ibu mengatakan mulas semakin sering dan kuat

Ada rasa ingin meneran


O - Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- DJJ : 136 x/menit, teratur

- HIS : 4x10 menit selama 40-45 detik

- VT : 09.00 WIB pembukaan lengkap,

Ketuban (+), Kepala HIII-IV, Moulase

(-), UUK didepan

- Ada tekanan anus, perineum menonjol,

vulva membuka
A GII P0 AI Hamil 42 minggu inpartu kala II, Janin

tunggal hidup persentasi belakang kepala


P 1. Bidan melakukan amniotomi pukul 09.00 WIB,

ketuban jernih ± 50 cc

2. Memberitahukan bahwa pembukaan sudah


98

lengkap dan sudah boleh meneran ketika ada

kontraksi, keadaan janin baik.

3. Memberikan dukungan kepada ibu agar

bersemangat untuk meneran.

4. Memimpin dan membimbing ibu meneran, ibu

dapat melakukannya.

5. Menolong persalinan sesuai langkah APN, bayi

lahir spontan pukul 09.14 WIB, langsung

menangis, tonus otot baik, anak perempuan hidup.


KALA III Catatan Perkembangan

25 Oktober 2019, Pukul 09.14 WIB


S Ibu mengatakan perutnya masih mulas
O - TFU tepat pusat, tidak ada janin kedua

- Kontraksi uterus keras

- Kandung kemih tidak penuh

- Terdapat semburan darah dari jalan lahir


A PI AI Partus kala III
P 1. Memberikan injeksi oksitosin 1 amp via IM

pada 1/3 paha atas bagian depan, tidak ada reaksi

alergi

2. Memotong tali pusat, tali pusat di potong dan

iikat dengan benang streril

3. Mengeringkan bayi dan melakukan IMD dengan

meletakkan bayi di atas dada ibu

4. Melakukan peregangan tali pusat terkendali

untuk mengeluarkan plasenta, plasenta lahir

spontan pukul 09.20 WIB

6. Melakukan masase uterus, uterus teraba keras,

perdarahan ± 250 cc

7. Memeriksa laserasi jalan lahir, perineum rupture


99

derajat II
Kala IV Catatan Perkembangan

25 Oktober 2019, Pukul 09.20 WIB


S Ibu mengatakan nyeri pada jalan lahir
O - Kesadaran umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- TD : 100/80 mmHg, Nadi : 82 x/m, S :

36,4° C

- TFU : I jari dibawah pusat

- Kontraksi uterus keras

- Kandung kemih tidak penuh

- Rupture pada mukosa vagina, otot vagina

dan otot perineum


A PI AI Partus Kala IV dengan laserasi perineum

derajat 2
P 1. Bidan melakukan heating jelujur pada rupture

perineum

2. Memfasilitasi personal hygiene, ibu sudah

bersih dan merasa nyaman

3. Mengajarkan ibu cara masase fundus uteri dan

menjelaskan tuijuannya, inu dapat melakukannya.

4. Memfasilitasi rooming in ibu dan bayi

5. Memberikan therapy Amox (3x1), As.

Mefenamat (3x1), dan Vitamin A (1x1), serta

menjelaskan cara mengkonsumsinya, ibu dapat

mengulangi penjelasan yang diberikan.

6. Memberikan KIE dan memfasilitasi tentang :

- Mobilisasi bertahap, ibu dapat melakukannya

- Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, ibu

dapat melakukannya dan mengajarkan ibu cara


100

menyedawakan bayi. Dengan cara memposisikan

bayi tengkurap dan menepuk atau usap perlahan

punggung bayinya.

7. Melakukan pemeriksaan fisik bayi, BB : 3400

gram, PB : 51 cm, Lk : 32 cm, Ld : 33 cm, hasil

pemeriksaan fisik tidak ada kelainan.

8. Melakukan observasi kala IV, hasil sudah

didokumentasikan pada partograf.

LAPORAN PERSALINAN

1) Penolong, Bidan Cara Persalinan : Spontan

Lama Persalinan : 5 Jam 20 Menit

Tanggal 25 Oktober 2019 pukul 09.00 WIB, PD pembukaan lengkap, ketuban

positif. Kepala HIII-IV

Dilakukan amniotomi dan langsung dipimpin meneran selama 14 menit. Pukul

09.14 WIB partus lahir spontan, anak perempuan hidup, menangis spontan.

Plasenta lahir spontan pukul 09.20 WIB

2) Keadaan ibu pasca persalinan :

Keadaan umum : Baik Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/m

Pernapasan : 20 x/m Plasenta lahir : Spontan, Lengkap

TFU :Tepat pusat

Berat plasenta : 500 gram Panjang tali pusat : 40 cm

Kontraksi uterus : keras Perdarahan selama persalinan : ± 250 cc

3) Keadaan Bayi :

Lahir tanggal : 25 Oktober 2019 Jam 09.14 WIB, Hidup


101

Berat badan : 3400 gram, Panjang badan : 51 cm, Jenis kelamin : Perempuan

Lingkar kepala : 32 cm, Kelainan kongenital : Tidak ada

NILAI APGAR

0 1 2 NILAI APGAR 1 menit 5 menit 10 menit


Tidak ada < 100 >100 Denyut jantung 2 2 2
Tidak ada Tak teratur Menangis Usaha bernafas 1 2 2

kuat
Lemah Fleks sedikit Gerak Tonus otot 2 2 2

aktif
Tidak ada Meringis Menangis Peka rangsang 2 2 2
Biru/putih Merah jambu Merah Warna kulit 2 2 2

ujung2 biru jambu


Total 9 10 10

4. Nifas

Tabel 4.4

Catatan Perkembangan Nifas

Keterangan Catatan Perkembangan


25 Oktober 2019 S Ibu mengatakan perut masih terasa mulas dan nyeri

Kf-1 jalan lahir

Pola makan, minum, eliminasi, istirahat

Pola makan : 1x/hari

Pola minum : ± 6 gelas

Pola istirahat : ± 6 jam


O 1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : baik

b. TD : 110/80 mmHg

c. N : 80 x/m

d. R : 20 x/m

e. S : 36°C

2. Pemeriksaan fisik
102

- Mata : Simetris, conjungtiva pucat, sklera putih

- Payudara : Simetris, Putting susu menonjol dan ASI

lancar

- Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kandung

kemih tidak penuh

- Genetalia : Lokhea rubra

- Luka perineum : Derajat 2 ( Mukosa vagina, otot

vagina dan otot perineum ).


A PI AI M0 Postpartum 6 Jam
P 1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

(Ibu mengerti)

2. Memberitahu ibu penyebab keluhan yang

dirasakan ibu adalah hal yang fisiologis dialami ibu

nifas. Rasa mulas diakibatkan dari kontraksi uterus

untuk mencegah perdarahan selain itu selama masa

nifas juga akan terjadi peningkatan suhu tubuh,

sedikit pusing dan lemas yang diakibatkan karena

kelelahan. Luka jahitan pada luka perineum akan

sembuh dengan sendirinya selama 6-7 hari jika tidak

terjadi infeksi. (Ibu mengerti)

3. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi

ibu nifas, mengajurkan ibu untuk makan-makanan

yang bergizi dan bernutrisi seperti makan putih telur

setiap hari dan makan ikan gabus agar luka perineum

cepat sembuh (Ibu mengerti)

4. Menjelaskan kepada ibu tentang personal hygiene

(Ibu mengerti)

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup (Ibu

mengerti)
103

6. Menganjarkan ibu pijat oksitosin untuk membantu

memperlancar ASI ibu (Ibu mengerti dan mau

melakukannya )

7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering

mungkin dan menganjurkan ibu untuk memberikan

ASI Ekslusif kepada bayinya hingga 6 bulan, serta

mengajarkan ibu cara menyendawakan bayi dengan

cara meletakkan bayi diatas pangkuan secara

tengkurap kemudian tepuk atau usap punggung bayi.

8. Memberitahukan kepada ibu bahwa tanda bayi

cukup ASI yaitu :

- Payudara terasa lebih lembut setelah menyusui

- Bayi tampak tenang dan kenyang setelah

menyusui

- Berat badan bayi bertambah

- Bayi buang air kecil 6-8 kali per hari

- Bayi sering menyusu

- Bayi ceria dan aktif

- ASI ditelan dengan baik

9. Mengajarkan ibu cara merawat luka perineum

dengan cara membersihkan dengan air bersih dan

menyiram dari depan ke belakang..


30 Oktober 2019 S Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Kf-2 Pola makan, minum, eliminasi, istirahat

Pola makan : 2x/hari

Pola minum : ± 1000 cc/hari

Pola istirahat : ± 6 Jam

Pola eliminasi : BAB : 1x./hari, BAK : ± 3x/hari


104

Aktivitas sehari-hari : Mengurus rumah dan

mengurus bayi
O 1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

TD : 100/60 mmHg

N : 82 x/m

R : 20 x/m

S : 36,4°C

2. Pemeriksaan fisik

- Mata : Simetris, congjungtiva merah muda, sklera

putih, tidak ada kelainan

- Payudara : Putting susu menonjol dan ASI lancar

- Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU 3

jari di bawah pusat, kandung kemih tidak penuh,

kontraksi baik

- Genetalia : Jahitan sudah kering, lokhea

sanguilenta, tidak terdapat infeksi.


A PI AI M0 Postpartum 5 hari
P 1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

(Ibu mengerti dan memahaminya)

2. Memberikan konseling tentang gizi ibu nifas

dengan makan-makanan yang cukup dan bergizi

dengan mengkonsumsi karbohidrat, protein,lemak,

vitamin dan mineral (Ibu mengerti)

3. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat,

mengganti pakaian kotor dan merawat bayi (Ibu

bersedia dan mengerti)

4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

dirinya dengan cara mengganti celana dalam jika


105

terasa lembab atau basah (Ibu mengerti)

5. Menganjurkan ibu untuk tidak takut bergerak

dengan melakukan mobilisasi, jalan-jalan kecil dan

duduk menggendong bayinya (Ibu mengerti)

6. Memberikan konseling kepada ibu bagaimana cara

menjaga bayi tetap hangat yaitu dengan meletakkan

bayi ditempat yang hangat, memakaikan pakaian

yang bersih dan kering (Ibu mengerti)

7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup (Ibu

mengerti)
26 November 2019 S Ibu mengatakan nyeri bekas jahitan di jalan lahir

Kf-3 Ibu mengatakan ASI lancar

Ibu mengatakan BAB 1x/hari, BAK ± 1500 cc/hari


O 1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/m

R : 20 x/m

S : 36,2°C

2. Pemeriksaan fisik

- Mata : Simetris, congjungtiva merah muda, sklera

putih, tidak ada kelainan

- Payudara : Putting susu menonjol dan ASI lancar

- Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU

tidak teraba,kandung kemih tidak penuh, kontraksi

uterus keras

- Genetalia : Jahitan sudah kering, lokhea alba, luka

jahitan sudah kering,tidak terdapat infeksi.

- Ekstremitas : Tidak ada oedema, reflek patella


106

kanan kiri (+)


A PI AI M0 Postpartum 32 hari
P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang

telah diberikan (Ibu mengerti)

2. Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi masa nifas

dengan menganjurkan ibu untuk makan-makanan

yang bergizi dan bernutrisi, seperti makan putih telur

dan makan ikan gabus untk membantu

menghilangkan nyeri jalan lahir ibu (Ibu mengerti)

3. Menganjurkan ibu untuk membersihkan daerah

alat vital nya dengan menggunakan air bersih atau

dengan air sirih. (Ibu mengerti)

4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering

mungkin kepada bayinya (Ibu sering memberikan

ASI nya)

5. Menganjurkan ibu untuk menggunakan alat

kontrasepsi (Ibu mengerti)

5. Bayi Baru Lahir

Tabel 4.5

Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir

Keterangan Catatan Perkembangan


25 Oktober 2019 S 1. Keluhan utama :

KN-1 a. Ibu mengatakan bayi sedang tidak ada keluhan

b. Ibu mengatakan bayi mendapatkan ASI dengan

cukup

2. Data fungsional

Pola nutrisi : ASI ekslusif


O Bayi lahir tanggal 25 Oktober 2019 Pukul 09.14 WIB
107

Jenis kelamin : perempuan

Tempat bersalin : PMB Eqka Hartikasih

1. Pemeriksaan umum:

a. Keadaan umum : baik

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital :

a. Nadi : 135x/m

b. Respirasi : 52x/m

c. Suhu : 36,5°C

3. Pemeriksaan antropometri :

a. PB : 51 cm

b. BB : 3400 gram

c. LK : 32 cm

d. LD : 33 cm

e. LL : 12 cm

4. Pemeriksaan fisik :

a. Kepala : Tidak ada cepalhematoma, tidak ada caput

suksedanum, tidak ada ensefalokel

b. Kulit :Warna merah muda, tidak ada ruam

c. THT : Simetris, tidak ada cairan abnormal, tidak

ada pernapasan cuping hidung

d. Mulut : Tidak ada sariawan, tidak ada

labiopalastokisis, tidak ada hipersaliva

e. Leher : Tidak ada pembengkakan, tidak ada trauma

f. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada, bentuk

dada baik, tidak ada fraktur klavikula

g. Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan bunyi

stridor

h. Jantung : Bunyi jantung normal


108

i. Abdomen : Tidak asites, tidak terdapat omfalokel,

tidak kembung, tidak terdapat perdarahan tali pusat

j. Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora,

ada lubang uretra

k. Anus : (+)

l. Ekstremitas : Bergerak aktif, tidak ada sindaktili

dan polidaktili

m. Reflek hisap : Ada


A Neonatus cukup bulan umur 2 Jam
P 1. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan

baju nya dan mendekatkan dengan ibunya

2. Merawat tali pusat dengan cara membungkusnya

dengan kasa steril dan memastikan tali pusatnya tidak

basah

3. Memberikan Vitamin K sebanyak 1 mg pada paha

kiri bayi, secara IM

4. Memberikan obat tetes mata pada mata sebelah kiri

dan kanan sebanyak 1 tetes

5. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi

tiap 4 jam

6. Menjelaskan kepada ibu untuk memberikan ASI

sesering mungkin

7. Memfasilitasi Rooming in ibu dan bayi

8. Memberikan imunisasi Hb 0, pada paha kanan bayi

secara IM, setelah 6 jam.


30 Oktober 2019 S Ibu mengatakan bayinya sehat, bayinya mau

KN-2 menyusui, BAB : 4-5x/hari, BAK : 8-9x/hari, tali

pusat belum lepas


O 1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik


109

b. Tanda-tanda vital :

Nadi : 140 x/m

Suhu : 36,8°C

RR : 49 x/m

BB : 3600 gram

PB : 51 cm
A Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 5

hari
P 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa

keadaan bayi nya sehat

2. Mempertahankan suhu tubuh bayi dan menjelaskan

kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya

3. Menjelaskan cara melakukan pencegahan infeksi

dengan melakukan perawatan tali pusat dengan

menggunakan kasa steril dan jangan diberi apapun

4. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya BBL

yaitu :

- Bayi tidak mau menyusu atau memuntahkan

semua yang diminum.

- Kejang

- Sesak nafas

- Bayi merintih

- Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°C )

- Kulit terlihat kuning

5. Mengajarkan ibu untuk menyusui anaknya sesering

mungkin

6. Menganjurkan ibu untuk segera mengganti popok

bayinya jika sudah lembab atau basah.


26 November 2019 S Ibu mengatakan bayi nya diberi ASI saja dan bayinya
110

KN-3 sehat

BAB 4-5x/hari dan BAK 7-8x/hari


O 1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : baik

b. Tanda-tanda vital

Nadi : 135x/m

Suhu : 36,5°C

RR : 40x/m

PB : 55 cm

BB : 4400 gram

Tali pusat sudah lepas pada tanggal 31 Oktober 2019


A Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur

31 hari
P 1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan dan

asuhan yang diberikan

2. Menganjurkan ibu tetap memberikan ASI sesering

mungkin kepada bayinya

3. Menganjurkan kepada ibu untuk memandikan

bayinya jika sudah lembab atau basah

4. Menganjurkan ibu untuk segera mengganti popok

bayinya jika sudah lembab atau basah

6. Imunisasi

Tabel 4.6

Catatan Perkembangan Imunisasi

Keterangan Catatan Perkembangan


25 Oktober 2019 S - Ibu mengatakan telah mengimunisasi

Pukul 16.00 WIB bayinya, imunisasi Hb 0 pada tanggal 25

Di PMB Eqka Hartikasih Oktober 2019 pukul 16.00 WIB di PMB


111

Eqka Hartikasih

- Ibu mengatakan saat imunisasi bayi nya

sehat
O Data di dapatkan dalam buku KIA, yaitu :

- BB : 3400 gram

- PB : 51 cm

- Suhu : 36,5°C

- Nadi : 135x/m

- RR : 52 x/m
A Neonatus cukup bulan usia 6 jam pro imunisasi Hb 0
P 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu menanggapi

hasil pemeriksaan

2. Memberitahu ibu manfaat imunisasi Hb 0 untuk

mencegah penyakit hepatitis atau penyakit kuning

pada bayinya, ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan

3. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan

bahwa bayi akan disuntik, ibu mengerti

4. Menyiapkan vaksin Hb 0 dan menyuntikkan 1/3

paha atas bagian luar secara IM, sudah disuntikkan

5. Menjadwalkan ibu untuk membawa anaknya

imunisasi berikutnya 1 bulan kemudian untuk

imunisasi BCG dan Polio I. Ibu mengerti dan bersedia

membawa anaknya imunisasi.


28 November 2019 S Ibu mengatakan bayinya sehat

Pukul 16.30 WIB Ibu mengatakan bayinya telah mendapat imunisasi

Di PMB Eqka Hartikasih HB 0


O Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Berat badan : 4500 kg


112

Panjang badan : Tidak diukur

Suhu : 36,9°C

Data Rekam Medik : Imunisasi HB 0 tanggal 25

Oktober 2019
A Bayi Ny. E usia 1 bulan 3 hari dengan imunisasi BCG

dan Polio I
P 1. Bidan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu,

ibu mengerti

2. Memberikan KIE tentang manfaat imunisasi BCG

yaitu mencegah penyakit TBC, dan polio mencegah

lumpuh layu, ibu menanggapi

3. Bidan memberikan vaksin

a. Polio sebanyak 2 tetes

b. Bidan menyuntikksn vaksin BCG pada lengan

kanan sebanyak 0,05 cc secara IC

4. Bidan menjelaskan gejala yang akan timbul seperti

pustule atau koreng, ibu mengerti

5. Bersama ibu mendiskusikan kunjungan ulang untuk

imunisasi DPT-HB-Hib1, dan Polio 2, ibu bersedia

datang
30 Desember 2019 S - Ibu mengatakan bayinya sehat

Pukul 16.00 WIB - Ibu mengatakan bayinya telah mendapat

Di PMB Eqka Hartikasih imunisasi BCG dan Polio 1 di PMB Eqka

Hartikasih
O Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Berat badan : 5500 gram

Panjang badan : 60,5 cm

Suhu : 36,8°C
A Bayi Ny. E usia 2 bulan 5 hari dengan imunisasi DPT-
113

HB-Hib 1 dan Polio 2


P 1. Bidan menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan yaitu bahwa bayinya dalam keadaan sehat,

ibu mengerti

2. Bidan menjelaskan manfaat imunisasi DPT-HB-

Hib 1 dan Polio 2 adalah untuk mendapatkan

kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertussis,

tetanus, hepatitis sedangkan imunisasi polio untuk

mencegah penyakit polio atau lumpuh layu. Dari

kedua vaksin tersebut hanya vaksin DPT-HB-Hib 1

yang memberikan efek samping yang tidak begitu

megkhawatirkan yaitu kenaikan suhu tubuh ± 38°C

3. Mempersiapkan bayi dengan membersihkan area

yang akan disuntikan vaksin DPT dan bidan

melakukan penyuntikkan vaksin DPT 0,5 ml di

bagian paha kiri 1/3 paha secara IM

4. Bidan memposisikan bayi dengan memberikan

vaksin polio dengan meneteskan ke dalam mulut bayi

dengan memberikan dua tetes vaksin polio.

5. Bidan menganjurkan ibu untuk memberikan asi

sesering mungkin dan mengompres dengan air hangat

jika bayi nya demam, ibu memahami dan bersedia

melakukan anjuran yang diberikan

6. Bersama ibu mendisukusikan kunjungan ulang

untuk memberikan imunisasi DPT-HB-Hib 2 dan

Polio 3
11 Februari 2020 S - Ibu mengatakan bayinya sehat

Pukul 08.00 WIB - Ibu mengatakan bayinya telah mendapat

Di PMB Eqka Hartikasih imunisasi DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2 di


114

PMB Eqka Hartikasih


O Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Berat badan : 6100 gram

Panjang badan : tidak dilakukan

Suhu : 36,7°C
A By. Ny. E usia 3 bulan 17 hari dengan imunisasi

DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3


P 1. Bidan menjelaskan manfaat imunisasi DPT yaitu

untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit

difteri, pertussis, dan tetanus, sedangkan imunisasi

polio yaitu mencegah penyakit polio atau lumpuh layu

2. Bidan mempersiapkan bayi dengan memberikan

vaksin polio dengan meneteskan ke dalam mulut bayi

dengan memberikan vaksin polio 2 tetes

3. Bidan memposisikan bayi dan membersihkan

bagian area yang disuntikkan vaksin DPT dan bidan

memegang paha kanan 1/3 paha secara IM

4. Bidan memberitahu kan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang dan melakukan imunisasi berikutnya

atau satu bulan lagi sesuai jadwal yang telah

ditentukan.

KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

KPSP pada bayi 3 bulan

No. PEMERIKSAAN YA TIDAK


1 Pada waktu bayi telentang, Gerak kasar ˅

apakah masing-masing lengan


115

dan tungkai bergerak dengan

mudah? Jawab TIDAK bila

salah satu atau kedua tungkai

atau lengan bayi bergerak tak

terarah/tak terkendali.
2 Pada waktu bayi telentang Sosialisasi dan ˅

apakah ia melihat dan kemandirian

menatap wajah anda ?


3 Apakah bayi dapat Bicara dan ˅

mengeluarkan suara-suara lain Bahasa

(ngoceh), di samping

menangis ?
4 Pada waktu bayi telentang, Gerak halus ˅

apakah ia dapat mengikuti

gerakan anda dengan

menggerakan kepalanya dari

kanan/kiri ke tengah ?
5 Pada waktu bayi telentang, Gerak halus ˅

apakah ia dapat mengikuti

gerakan anda dengan

menggerakkan kepalanya dari

satu sisi hampir sampai pada

sisi yang lain ?


6 Pada waktu anda mengajak Sosialisasi dan ˅

bayi berbicara dan tersenyum, kemandirian

apakah ia tersenyum kembali

kepada anda ?
7 Pada waktu bayi telungkup di Gerak kasar ˅

alas yang datar, apakah ia

dapat mengangkat kepalanya ?


8 Pada waktu bayi telungkup di Gerak kasar ˅
116

alas yang datar, apakah ia

dapat mengangkat kepalanya

sehingga membentuk sudut

45° ?
9 Pada waktu bayi telungkup di Gerak kasar ˅
alas yang datar, apakah ia
dapat mengangkat kepalanya
dengan tegak ?
10 Apakah bayi suka tertawa Bicara dan ˅
keras walau tidak digelitik
Bahasa
atau diraba-raba ?

Nilai jawaban ya

Kesimpulan : Dari hasil skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan

Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), didapatkan hasil bahwa jumlah

jawaban ‘’Ya’’ pada kuisioner sebanyak 10. Ini menandakan bahwa

perkembangan anak Ny. E umur 3 bulan sudah sesuai dengan umurnya.

7. Keluarga Berencana

Tabel 4.7

Keterangan Catatan Perkembangan


11 Maret 2020 S Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Kondom

Di Rumah Pasien Ibu mengatakan setiap bulan selalu haid dan teratur

Ibu mengatakan selalu memberikan ASI Ekslusif

kepada bayinya
O KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 84 x.m

R : 20 x/m
117

A PI AI M0 Akseptor KB baru metode kondom


P 1. Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang

dilakukan, ibu mengerti

2. Menjelaskan kepada ibu keuntungan dan kerugian

menggunakan KB kondom, ibu mengerti

3. Menjelaskan kepada ibu efek samping KB

kondom, ibu mengerti

4. Menjelaskan cara penggunaan KB kondom, ibu

mengrti dan memamahi

B. Pembahasan

1. Kehamilan

Tabel 4.8

Pembahasan Data Ibu Hamil

Keluhan Temuan Teori


Umur 26 Tahun Menurut Sulistyawati (2009). usia
kehamilan yang aman pada ibu adalah usia
antara 20 sampai 35 tahun. Umur dibawah
20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan
umur rawan bagi kehamilan.

Pada Ny. E usia 26 tahun, usia ini termasuk usia terbaik untuk

memiliki anak. Sesuai dengan teori Sulistyawati (2009) mengatakan

bahwa usia kehamilan yang aman pada ibu adalah usia antara 20 sampai

35 tahun. Umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan umur

rawan bagi kehamilan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

2. Persalinan

Kala I
118

Tabel 4.9

Pembahasan Data Subjektif Pada Ibu Bersalin Kala I

Keluhan Temuan Teori


Data Subjektif Pada tanggal 25 Oktober 2019ktober Menurut Setyorini, (2013)

2019 pukul 05.40 WIB, ibu datang ke yaitu terjadi nya HIS atau

klinik mengatakan mulas-mulas sejak biasanya terjadi mules pada

tanggal 25 Oktober 2019 pukul 01.37 bagian perut menjalar sampai

WIB dan tidak ada pengeluaran darah ke pinggang.

lendir dan belum ada pengeluaran cairan

ketuban. Proses persalinan normal

ditentukan oleh tiga faktor

utama, yaitu power (his dan

tenaga mengejan), passanger

(janin, plasenta dan selaput

ketuban) dan passage (jalan

lahir). Ketiga faktor utama ini

sangat menentukan jalannya

persalinan (Manuaba,2015).
Data subjektif Hari pertama haid terakhir ibu pada Teori Setyorini, (2013) yang

tanggal 01 Januari 2019. Sehingga mengatakan bahwa

didapatkan usia kehamilan ibu 42 Persalinan dan kelahiran

minggu, normal adalah proses

pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37-42 minggu) lahir

spontan dengan presentasi

belakang kepala dan

berlangsung selama 18 jam,


119

tanpa komplikasi baik pada

ibu maupun pada janin

Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan temuan,

menurut Marmi, (2013) yaitu terjadinya HIS atau biasanya terjadinya mules pada

bagian perut menjalar sampai kepinggang, pengeluaran lendir dengan darah,

pengeluaran cairan atau air ketuban.

Berdasarkan data diatas ini sesuai dengan teori Setyorini, (2013) yang menyatakan

bahwa persalinan partus matures atau aterm yaitu pengeluaran buah kehamilan

antara umur kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu.

Tabel 4.10

Pembahasan Data Objektif Ibu Bersalin Kala I

Keluhan Temuan Teori


Data Objektif Didapatkan hasil TD 120/80 mmHg, Nadi Menurut Marmi. (2013) yaitu

80 x/m, Pernafasan 20 x/m, Suhu : 36°C, pada primigravida, kala I

TFU 28 cm, DJJ 136 x/m (teratur), Leopold berlangsung 10-12 jam.

I (bokong), Leopold II (Pu-Ki), Leopold III

(kepala), Leopold IV (sudah masuk PAP

2/5 bagian). Dilakukan pemeriksaan dalam

pukul 05.50 WIB portio lunak, pembukaan

serviks 7 cm, ketuban (+), presentasi

kepala, penurunan H-III. Pada pukul 09.00

WIB portio tidak teraba, pembukaan servik

10 cm, ketuban positif, penurunan H-III-

IV, presentasi kepala.


120

Berdasarkan kasus diatas, pemeriksaan pada Ny. E normal. Ibu di

observasi dari fase aktif sampai pembukaan lengkap. Hal ini sesuai dengan teori

menurut Marmi, (2013) yaitu pada primigravida, kala I berlangsung 10-12 jam.

Hal ini dikarenakan his ibu yang adekuat sehingga lama kala I pada Ny. E 3 jam.

1. Analisa Data

Dalam menegakkan suatu diagnose atau masalah kebidanan harus

berdasarkan pada pendekatan asuhan kebidanan yang didukung oleh data

subjektif maupun objektif. Berdasarkan analisa penyusun, diagnosa yang bisa

ditegakkan dari kasus tersebut GII P0 AI Hamil 42 minggu inpartu kala I fase

aktif, Janin tunggal hidup, presentasi kepala.

2. Plan Of Action

Berdasarkan diagnose yang telah ditegakkan, penatalaksanaan yang

diberikan dalam bentuk asuhan pada GII P0 AI Hamil 42 minggu inpartu kala I

fase aktif adalah sesuai dengan asuhan sayang ibu selama persalinan menurut

Sumarrah dkk, (2009) yaitu memberikan dukungan kepada ibu, mengatur

posisi ibu senyaman mungkin, anjurkan ibu untuk miring ke kiri, mengajarkann

ibu teknik bernafas yang benar untuk mengurangi rasa sakit dan mengajarkan

ibu untuk jangan meneran terlebih dahulu sebelum diperintahkan untuk

meneran.

Kala II

Tabel 4.11
121

Pembahasan Data Subjektif Ibu Bersalin Kala II

Keluhan Temuan Teori


Data Subjektif Pukul 09.00 WIB ibu mengatakan mulas Menurut Sumarrah dkk,
semakin sering dan kuat rasa ingin (2009) mengenai tanda-tanda
meneran. kala II yaitu HIS yang
semakin kuat dengan interval
2-3 menit sekali dengan
durasi 50-100 detik. Pada
pembukaan mendekati
lengkap diikuti keinginan
mengejan.

Dalam pengumpulan data subjektif di kala II juga tidak memiliki hambatan, pukul

09.00 ibu mengatakan mulas semakin sering dan kuat ada rasa ingin meneran. Hal

tersebut sesuai dengan teori Sumarrah dkk, (2009) mengenai tanda-tanda Kala II

yaitu HIS yang semakin kuat dengan interval 2-3 menit sekali dengan duras9 50-

100 detik, pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan.

Tabel 4.12

Pembahasan Data Objektif Ibu Bersalin Kala II

Keluhan Temuan Teori


Data Objektif Pemeriksaan pukul 09.00 WIB Menurut teori Sumarrah dkk,

didapatkan hasil bahwa keadaan umum (2009) bahwa ini merupakan

ibu baik. Kesadaran : Composmentis, DJJ tanda-tanda persalinan seperti

: 136 x/menit, teratur, HIS : 4 x 10 menit nyeri his yang sangat hebat,

selama 40-45 detik, tampak perineum ada rasa ingin meneran, ada

menonjol, ada tekanan pada anus, dan dorongan ingin meneran, ada

vulva ibu membuka, ada dorongan tekanan pada anus, perineum

meneran. Dilakukan pemeriksaan dalam menonjol, pembukaan serviks

portio tidak teraba, pembukaan serviks 10 lengkap, portio tidak teraba.

cm, presentasi kepala, penurunan H-III-

IV, posisi UUK didepan.


122

Dari data diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan temuan Sumarrah dkk,

(2009) bahwa ini merupakan tanda-tanda persalinan seperti nyeri his yang sangat

hebat, ada rasa ingin meneran, ada dorongan ingin meneran, ada tekanan pada

anus, perineum menonjol, pembukaan serviks lengkap, portio tidak teraba.

1. Analisa Data

Berdasarkan data subjektif dan objektif, diagnose yang bisa ditegakkan

dari kasus tersebut adalah GII P0 AI Hamil 42 minggu inpartu kala II, Janin

tunggal hidup presentasi belakang kepala.

2. Plan Of Action

Berdasarkan diagnose yang telah ditegakkan, penatalaksanaan yang

diberikan dalam bentuk asuhan pada Ny. E GII P0 AI dalam Kala II persalinan

adalah melakukan pertolongan persalinan secara APN.

Kala III

Tabel 4.13

Pembahasan Data Subjektif Objektif Ibu Bersalinan Kala III

Keluhan Temuan Teori


Data Subjektif Pukul 09.14 WIB setelah bayi Menurut Sumarrah dkk,

lahir ibu mengatakan mulas (2009) yaitu tanda-tanda


Data Objektif Didapatkan tampak tali pusat
pelepasan plasenta yaitu
menjulur didepan vulva,
tampak tali pusat memanjang,
kandung kemih tidak penuh,
uterus membulat. TFU tepat
kontraksi uterus keras, TFU
pusat dan adanya semburan
tepat pusat, tidak ada janin
darah tiba-tiba dari jalan lahir
kedua, dan adanya semburan
Kala III dimulai segera
123

darah tiba-tiba dari jalan setelah bayi baru lahir sampai

lahir. Hal ini merupakan lahirnya plasenta. Yang

tanda-tanda pelepasan berlangsung tidak lebih dari

plasenta. 30 menit.

Data diatas sesuai dengan teori Sumarrah dkk, (2009) yaitu tanda-tanda pelepasan

plasenta yaitu tampak tali pusat memanjang, uterus membulat, TFU tepat pusat

dan adanya semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir. Kala III dimulai segera

setelah bayi baru lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari

30 menit.

1. Asessment

Berdasarkan data subjektif dan objektif, dignosa yang bisa ditegakkan dari

kasus tersebut adalah PI AI Inpartus Kala III.

2. Plan Of Action

Penatalaksaan yang diberikan pada ibu PI AI Inpartus kala III yaitu

melakukan tindakan Manajemen Aktif Kala III. Tindakan Manajemen Aktif

Kala III pertama melakukan injeksi oksitosin 1 amp via IM pada 1/3 paha atas

bagian depan,tidak ada reaksi alergi, melakukan peregangan tali pusat

terkendali (plasenta lahir spontan pukul 09.20 WIB), melakukan masase uterus.

Hal ini sejalan dengan teori Sumarrah dkk, (2009) yang menyatakan bahwa

manajemen aktif Kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu pemberian

suntikan oksitosin dalam satu menit pertama setelah bayi lahir, melakukan

peregangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri.


124

Kala IV

Tabel 4.14

Pembahasan Data Subjektif dan Objektif Ibu Bersalin Kala IV

Keluhan Temuan Teori


Data Subjektif Ibu mengatakan nyeri jalan Menurut Sumarrah dkk,

lahir (2009) darah yang keluar


Data Objektif Keadaan umum ibu baik,
selama perdarahan harus
kesadaran composmentis, TD
dilihat sebaik-baiknya.
100/80 mmHg, nadi 82 x/m,
Kehilangan darah pada
respirasi 20 x/m, suhu
persalinan biasanya
36,4°C, kontraksi uterus
disebabkan oleh luka pada
keras, kandung kemih tidak
saat pelepasan plasenta dan
penuh, TFU 1 jari dibawah
robekan pada serviks dan
pusat, perdarahan setelah
perineum. Perdarahan
persalinan diperkirakan
dianggap masih normal jika
kurang lebih 250 cc, ada
jumlah nya tidak melebihi
robekan jalan lahir, perineum
400-500 cc.
rupture derajat II.

Hasil pemeriksaan pada ibu normal tidak ada kesenjangan antara teori dan

temuan menurut Sumarrah dkk, (2009), darah yang keluar selama perdarahan

harus dilihat sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya

disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan

perineum. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlah nya tidak melebihi 400-

500 cc.

1. Analisa Data
125

Berdasarkan data subjektif dan data objektif, diagnosa yang bisa

ditegakkan dari kasus tersebut adalah PI AI Inpartu Kala IV dengan laserasi

perineum derajat II

2. Plan Of Action

Berdasarkan diagnosa yang telah ditegakkan, penatalaksanaan yang

diberikan dalam bentuk asuhan pada ibu PI AI Inpartu Kala IV persalinan

adalah sesuai dengan teori yang ada. Disini ibu dilakukan penjahitan oleh bidan

melakukan heating jelujur pada rupture perineum. Melakukan observasi TTV,

Tinggi Fundus Uteri, Kontraksi Uterus, kandung kemih, serta perdarahan yang

keluar dari jalan lahir. Hal ini sesuai dengan teori Sumarrah dkk, (2009).

3. Bayi Baru Lahir

Tabel 4.15

Pembahasan Data Subjektif dan Objektif Pada Bayi Baru Lahir

Temuan Keluhan Teori


Data Subjektif Bayi Ny. E lahir langsung Hal ini sesuai dengan teori

menangis spontan Rochmah, (2012), Bayi Baru


Data Objektif Usia kehamilan : 42 minggu
Lahir normal adalah bayi
Berat badan : 3400 gram
lahir dari kehamilan 37
Panjang badan : 51 cm
minggu sampai 42 minggu
Lingkar kepala : 32 cm
dan berat badan lahir dari
Lingkar dada : 33 cm
2500 gram sampai 4000 gram
Lingkar lengan : 12 cm
126

Bayi Ny. E lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 42 minggu,

lahir secara spontan. Lahir bayi perempuan dengan berat badan 3400

gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 33 cm dan

lingkar lengan 12 cm. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram

sampai dengan 4000 gram (Rochmah dkk, 2012). Pada kasus ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan temuan.

4. Nifas

Tabel 4.16

Pembahasan Data Subjektif dan Objektif Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

Temuan Keluhan Teori


Data Subjektif Pada setiap kunjungan tidak Hal ini sesuai dengan teori

ada kelainan yang ditemukan Dewi, (2011) dilakukan

dan keadaan ibu selalu pemeriksaat dan deteksi dini

membaik. terhadap penyulit-penyulit


Data Objektif Kunjungan nifas I : 6 jam
masa nifas guna mendapat
post partum
pelayanan masa nifas dengan
Kunjungan nifas II : 5 hari
minimal kunjungan 3 kali
post partum
yaitu :
Kunjungan nifas III : 32 hari
a. 6 jam sampai 3 hari 1 kali
post partum
b. 4 jam sampai 28 hari 1 kali

c. 28 hari sampai 42 hari 1

kali.
127

Berdasarkan hasil pemeriksaan ibu nifas tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan temuan, hal ini sesuai dengan teori Dewi, (2011) dilakukan pemeriksaat

dan deteksi dini terhadap penyulit-penyulit masa nifas guna mendapat pelayanan

masa nifas dengan minimal kunjungan 3 kali yaitu :

a. 6 jam sampai 3 hari 1 kali

b. 4 jam sampai 28 hari 1 kali

c. 28 hari sampai 42 hari 1 kali.

5. Keluarga Berencana (KB)

Tabel 4.17

Pembahasan Data Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Temuan Keluhan Teori


Keluarga Berencana Ibu ingin menggunakan alat Menurut Yanti (2011) KB

kontrasepsi KB kondom merupakan program yang

berfungsi bagi pasangan

untuk menunda kelahiran

anak, menjarangkan atau

membatasi jumlah anak yang

diinginkan sesuai dengan

keamanan medis serta

kemungkinan kembalinya

fase kesuburan.

Menurut Dewi dan Sunarsi

(2011) KB adalah

menghindari terjadinya

kehamilan sebagai akibat


128

pertemuan antara sel telur

yang matang dan sel sperma.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktek dilapangan yaitu menurut Yanti (2011) tujuan KB untuk menunda

kelahiran anak, menjarangkan anak atau membatasi jumlah anak yang diinginkan

sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.

E di Wilayah Kerja Pontianak Selatan dengan menggunakan pendekatan

komprehensif yang menggunakan 7 langkah varney mulai pengumpulan data

sampai dengan evaluasi, maka dapat disimpulkan :


129

1. Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E dilakukan sesuai dengan 7

langkah varney dan dituangkan dalam bentuk SOAP

2. Pengkajian pengumpulan data subjektif dan objektif telah dilaksanakan

dengan mengumpulkan semua data menurut lembar format yang telah tersedia

melalui teknik wawancara dan observasi sistematik mulai dari asuhan

kebidanan pada ibu hamil sampai bayi imunisasi.

3. Analisis telah ditegakkan berdasarkan data dasar yang didapat pada langkah

pertama mulai dari asuhan kebidanan pada ibu hamil, asuhan kebidanan pada

ibu bersalin, asuhan kebidanan nifas, asuhan kebidanan bayi baru lahir, asuhan

kebidanan imunisasi, sampai dengan KB.

4. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir, imunisasi tidak ada masalah karena telah dilakukan perencanaan yang

baik, efisien dan aman.

5. Perbedaan konsep dasar teori dengan asuhan kebidanan secara komprehensif

pada Ny. E dan By. Ny. E terdapat kesenjangan antara teori dengan data yang

ada.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Sebaiknya setiap mahasiswa dapat terus meningkatkan manajemen

dan asuhan kebidanan yang telah dimiliki. Secara terus menerus mengikuti

kemajuan dan perkembangan teknologi dalam dunia kesehatan serta

meningkatkan asuhan yang bermutu secara komprehensif terutama kepada


130

bidan yang bekerja dibagian pelayanan yang setiap hari berhadapan dengan

pasien.

2. Bagi Lahan Praktek

Pelayanan kebidanan di PMB Eqka Hartikasih sudah cukup baik dan

sesuai dengan wewenang bidan. Diharapkan untuk PMB Eqka Hartikasih

untuk tetap mempertahankan kualitas pelayanan yang telah diberikan

kepada pasien dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang telah ada.

3. Bagi Institusi

Diharapkan dari pihak Politeknik ‘Aisyiyah Pontianak Jurusan

Kebidanan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung

dalam proses kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas, terutama pihak

perpustakaan untuk menyediakan buku-buku terbaru yang dapat dijadikan

bahan dalam pembuatan laporan. Semoga laporan ini dapat digunakan

sebagai kerangka pembanding untuk perkembangan ilmu khususnya pada

bidang kebidanan.
131

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat,2018. Profil Kesehatan Provinsi


Kalimantan Barat

Dewi dan Sunarsi, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika

Erawati, A.D. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. Jakarta :
EGC

Hidayat. 2014. Ilmu Metodelogi Kebidanan. Jakarta: EGC

Irianti. Dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Bandung : Trans Info
Medika.
132

Manuaba, dkk. 2015. Pengantar Kuliah Obstetri. STRADA Jurnal Ilmiah


Kesehatan. Vol. 6 No. 2 Desember 2017. http://jurnal.strada.ac.id/sjik, 38-
42

Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Mochtar, R. 2015. Sinopsis Obstetri : obstetri operatif obstetri social. Jakarta :


EGC

Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : EGC

Mulyani. N. S. 2013. Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta: Nuha Medika

Nugroho, T, dkk. (2014). Buku Akar Askeb 1 Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Rahayu, dkk. 2012. Buku Ajar Masa Nifas Dan Menyusui. Jakarta : Mitra
Wacana Medika

Rochmah, dkk. 2012. Panduan Belajar Asuhan Bayi, Neonatus, Balita. Jakarta :
EGC

Saifuddin. 2009. Buku Asuhan Kehamilan. Jakarta : EGC

Saleha. S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Saryono. 2011. Buku Metodelogi. Jakarta : EGC

Setyorini, RH. 2013. Belajar Tentang Persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sulistyawati, A. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba


Medika

Sumarrah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya

Varney. H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka


Baru

Wahyuni. S. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita: Penuntun Belajar Praktik
Klinik. Jakarta: EGC

Wildan, AA. Aziz. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika


133
134
135

Kunjungan Pemeriksaan ANC


136

Kunjungan Nifas 6 Jam


137

Kunjungan Nifas
138

Kunjungan Neonatus 6 Jam


139

Kunjungan Neonatus K-2


140

Kunjungan Neonatus K-3


141

Anda mungkin juga menyukai