PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Taksonomi Bloom?
2. Apa saja isi taksonomi Bloom sebelum direvisi?
3. Apa saja isi taksonomi Bloom sesudah direvisi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Taksonomi Bloom
2. Untuk mengetahui apa saja pembagian taksonomi Bloom sebelum direvisi
3. Untuk mengetahui apa saja pembagian taksonomi Bloom sesudah direvisi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taksonomi
3
Perbedaab – perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara – cara
guru dalam mengajar.
b. Prinsip psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada
sekarang.
c. Prinsip logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisiten.
d. prinsip tujuan
Tingkatan – tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan –
tingkatan nilai – nilai. Tiap – tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya
menggambarkan corak yang netral.3
3
Suharsini Arikunto, Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm:
129
4
Elis Ratnawulan, H. A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2015) hlm: 55
5
Suharsini Arikunto, Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm:
130
6
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm: 21
4
1. Domain Kognitif (cognitive domain)
2) Pemahaman (comprehension)
Yaitu jenjang kemempuan yang menuntut peserta didik untuk
memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal – hal yang lain.
Contoh: jelaskan pengertian dari bilangan prima dan pecahan!
3) Penerapan (applicatiom)
Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
menggunakan ide – ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip,
dan teori – teori dalam situasi baru dan konkret.
Dengan kata lain, aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi
konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berpa ide, teori
atau petunjuk teknis.8
Contoh: Tentukan nilai dari 3 x 0.9 = .....
7
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014) hlm: 50
8
Ngalim Purwanto, Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013) hlm: 45
5
4) Analisis (analysis)
Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur –
unsur atau komponen pembentuknya.
Pada tingkat ini siswa diharapkan dapat memahami dan sekaligus
dapat memilah – milahnya menjadi bagian – bagian. Hal ini dapat
berupa kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana
proses terjadinya sesuatu, cara bekerja sesuatu, atau mungkin juga
sistematikanya.9
Contoh: Jumlah siswa di SMA 1000 orang yang terdiri dari jurusan
IPA, IPS, dan Bahasa. Bila jurusan IPA 400 orang, IPS 350 orang
dan bahasa 250 orang maka persentase jumlah siswa jurusan
broadcasting adalah ......
5) Sintesis (synthesis)
Yaitu jenjjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan
berbagai faktor.
Dengan kemampuan sitesis seseorang dituntut untuk dapat
menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau meneukan
abstraksinya yang berupa integritas. Berpikir sintesis merupakan
salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.10
Contoh: Manakah dari bilangan-bilangan berikut ini yang
merupakan bilangan irrasional?
a. 2 c. e.
d. 0,524389 d. 0,123123123
6) Evaluasi (evaluation)
9
Ngalim Purwanto, Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,..... hlm: 46
10
Ngalim Purwanto, Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,..... hlm: 46
6
Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat
mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep
berdasarkan kriteria tertentu.11
Contoh: Jelaskan jenis-jenishimpunan bilangan asli beserta
contohnya.
3) Manilai (valuting)
Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
menilai suatu objek.
Contoh: Siswa melengkapi jawaban temannya yang ditampilkan di
depan kelas.
11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm: 21 -
22
7
4) Organisasi (organization)
Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut pesert didik untuk
menyatukan nilai – nilai yang berbeda, memecahkan masalah,
membentuk suatu sistem nilai.
Contoh: Siswa dapat mengubah bilangan persen ke bentuk decimal.
12
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm: 23
13
Elis Ratnawulan, H. A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2015) hlm: 58
14
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, Dan Assesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015) hlm: 103
8
memahami. Siswa dikatakan memehami bila mereka dapat
mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajara, baik yang bersifat
lisan, tulisan ataupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku
maupun layar komputer.15
Contoh: sebutkan barang-barang di sekitarmu yang mempunyai bentuk-
bentuk bangun tersebut!
3. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.
Soal latihan adalah tugas yang prosedur penyelesaiannya belum diketahui
siswa, sehingga siswa harus mencari prosedur untuk menyelesaikan
masalah tersebut.16
Contoh: Gambarlah bangun-bangun tersebut dan tentukan ukurannya.
Hitunglah luas permukaan dan volume bangun tersebut!
4. Menganalisis
Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam menganalisis mencakup
belajar untuk menentukan potongan-potongan informasi yang relevan atau
penting (membedakan), menentukan cara-cara untuk menata potongan-
potongan informasi tersebut (mengorganisasikan), dan menentukan tujuan
dibalik informasi itu (mengatribusikan).17
Contoh: unsur-unsur apakah yang harus diketahui supaya kamu dapat
menentukan volume dan luas permukaan bangun tersebut? Jelaskan!
5. Mengevaluasi
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses-
15
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, Dan Assesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom ... hlm: 105
16
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, Dan Assesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom ... hlm:116
17
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, Dan Assesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom ... hlm: 120
9
proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil
berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang
diambil berdasarkan kriteria eksternal).18
Contoh: jelaskan alasan mengapa barang-barang yang kamu contohkan
mengambil bentuk bangun-bangun itu?
6. Mencipta
Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta meminta
siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau
bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya.
Proses-proses kognitif yang terlibat dalam mencipta umumnya sejalan
dengan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya. Meskipun
mengharuskan cara berpikir kreatif, mencipta bukanlah ekspresi kreatif
yang bebas sama sekali dan tak dihambat oleh tuntutan-tuntutan tugas atau
situasi belajar.19
Contoh: Ciptakanlah barang-barang yang mengambil bentuk-bentuk
bangun ruang yang kamu sebutkan sebelumnya. Gambarkan desainnya
dan berilah keterangan yang menjelaskan ukirang barang-barang itu dan
manfaatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
18
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, Dan Assesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom ... hlm: 125
19
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, Dan Assesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom ... hlm:128
10
Manusia mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat di didik
dan diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Domain – domain dalam perilaku kejiwaan bukanlah kemampuan
tunggal untuk kepentingan pengukuran hasil belajar domain – domain
disusun secara hirarkis dalam tingkat –tingkat mulai dari yang paling
rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks. Dalam
domain kognitif di klasifikasikan menjadi kemampuan mengenal,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain
afektif hasil belajar meliputi level: pandangan atau pendapat, dan sikap
atau nilai.
DAFTAR PUSTAKA
11
Purwanto, 2014, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Purwanto Ngalim, 2013, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
W. Anderson Lorin, R. Krathwohl David, 2015, Kerangka
Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom, Yogyakarta: Pustaka Belajar
12