Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

MATERI KONSEP DASAR

Dosen Pengampu : M.Cholid Mawardi,SE.,MM

Oleh :

Kelompok 5

1. Didik Rahman (15520032)


2. Laily Nursani (16520023)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2019
A. Pengertian dan Fungsi Konsep Dasar

Konsep dasar umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik


lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Menurut
Paul Grady, konsep dasar merupakan konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan
yang melekat pada statemen keuangan.

Konsep dasar berfungsi:
a. Sebagai landasan penalaran pada tingkat perekayasaan.
b. Untuk menentukan konsep, prinsip, metode, atau teknik yang akan
dijadikan standar bagi penyusun standar.

B. Sumber Konsep Dasar


Dalam pengajuan konsep dasar akuntansi, terdapat berbagai sumber yang
mengajukan persepsinya dalam konsep dasar akuntansi. Berikut adalah beberapa
daftar seperangkat konsep dasar dari beberapa sumber :
a.  Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
IAI mengadopsi kerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang
dipilih juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi
pelandas atau underlying assumptions) yang disebut secara spesifik dalam
rangka rerangka konseptual IASC.
Konsep dasar tersebut adalah :
 Basis accrual (accrual basis)
Konsep ini menyatakan bahwa dalam menentukan laba periodic
dan posisi keuangan suatu unit usaha , akuntansi mendasarkan diri pada
pengukuran dan penandingan secara ekonomik pendapatan dan biaya
bukannya perbandingan biaya atas dasar kas masuk dan kas keluar (asas
tunai) konsep ini dapat dikatan sebagai konsekuensi konsep kontinuitas
usaha dan konsep periodic usaha.
  Usaha berlanjut (going concern)
Dalam konsep ini menjelaskan bahwa perusahaan akan terus
berlanjut samapai waktu yang tidak ditentukan. Implikasi dari asumsi ini
pada keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk asset dan ekuitas
adalah ‘pelanggaran’ atas konsep ini. Hal ini disebabkan konsep
kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan mampu
mempertahnkan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak
untuk dilikuidasi dalam jangka pendek. Belkaoui juga menambahkan
pendapatnya bahwa dalam konsep ini entitas juga akan melanjutkan
operasi perusahaan cuku lama untuk mewujudkan proyek-
proyek,komitmen dan kegiatan yang sedang berlanjut.

b. Paul Grady
Grady mengasumsi sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik
bisnis dan akuntansi di Amerika :
1) Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi
2) Entitas bisnis spesifik
3) Usaha berlanjut
4) Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun
5) Konsistensi antar periode untuk entitas yang sama
6) Keanekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen
7) Konservatisme
8) Keterandalan data melalui pengendalian internal
9) Materialitas
10) Ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran 

c. Accounting Principles Board
APB menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam
APB Statement No.4. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang
merupakan karakteristik diterapkannya akuntansi yaitu :
1) Entitas akuntansi
2) Usaha berlanjut
3) Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4) Perioda perioda waktu
5) Pengukuran dalam unit uang
6) Akrual
7) Harga pertukaran
8) Angka pendekatan
9) Pertimbangan
10) Informasi keuangan umum
11) Statement keuangan berkaitan secara mendasar
12) Substansi dari bentuk
13) Materialitas

d. Wolk, Tearney, dan Dodd


Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat
dan beberapa sebagai prinsip berorientasi – masukan yaitu: recognition,
matching, conservatisme, disclosure, materiality, dan objectivity dan prinsip
berorientasi-keluaran yaitu : comparability, consistency dan uniformity.
Keempat konsep yang dikategorikan postulat adalah :
 Usaha berlanjut
 Perioda waktu
 Entitas akuntansi
 Unit moneter

e.  Anthony, Hawkins, dan Merchant


Penulis ini mendaftar sebelas konsep berikuit ini yang dijadikan basis dalam
membahas isi, bentuk, dan arti penting statement keuangan. Konsep dasar 1-
5 dikategorikan sebagai pelandas statement
posisi keuangan sedangkan konsep dasar 6-11 sebagai pelandas statement
laba rugi. Berikut adalah sebelas konsep dasar :
1) Pengukuran dengan unit uang
2) Entitas
3) Usaha berlanjut
4) Kos
5) Aspek ganda
6) Perioda akuntansi
7) Konservatisme
8) Realisasi
9) Penandingan
10) Konsistensi
11) Materialitas

f. Patton dan Littleton


Konsep dasar yang dikemukan Patton dan Littleton adalah sebagai berikut :
1) Kesatuan usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai
suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,
bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik
atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dankesatuan
ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang
akuntansi.
Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa
akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha
bukan pemilik. Dengan kata lain,kesatuan usahamenjadi kesatuan
pelaporan yang bertanggung jelas kepada pemilik. Kesatuan usaha
merupakan pusat pertanggungjelasan, dan
statement keuangan merupakan medium pertanggungjelasan.

2) Kontinuitas usaha
Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan
statemen keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan
dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan
bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa datang tidak pasti.
3) Penghargaan sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-
aggregate) atau penghargaan sepakatan (measured consideration) yang
terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran (exchange
activities) merupakan bahan olah dasar akuntansi (the basic subject
matter of accounting) yang paling objektif terutama dalam mengukur
sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang
keluar (biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos
pelaporan keuangan diatur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.
4) Kos melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang
direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat
dipecah-pecah atau digabung –gabungkan kembali mengikuti objek yang
dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan
pengelompokan, pemecahan dan penggabungann kos adalah untuk
mengikuti aliran upaya dalam penyediaan produk atau jasa. Kos melekat
dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung dalam suatu
objek atau produk sebagai pasangan kos penggantian yaitu kos
seandainya objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga
maknanya samadengan kos kesempatan. Jadi untuk barang sebagai hasil
akhir kegiatan produksi , kos terkandung adalah kos komponen yang
melekat pada barang tersebut sedangkan kos penggantian adalah price-
agregate yang tidak jadi diperoleh kalau barang tersebut tidak adaatau
price agregate yang harus dikorbankan kalau perusahaan tidak
memproduksi barang tersebut. Jadi, kos melekat
merupakan konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan olah akuntansi
adalah kos yang sesungguhnya terjadi.
5) Upaya Dan Hasil
Bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa
pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya
(biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan
sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
6) Bukti Terverifikasi Dan Objektif
Bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan
tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya
(keabsahannya /keautetikannya). Objektivitas bukti harus dievaluasi atas
dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan
penangkapan atau pengakuan data akuntansi.Jadi, akuntansi tidak
mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas
relatif yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi
dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada
waktu tersebut.
7) Asumsi
Bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar
sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu
dengan segala keterbatasannya.
Asumsi – asumsi tersebut adalah :
a. Kesatuan usaha : terbatas penggunaannya jika diterapkan pada
kegiatan departemen, operasi unit pemerintahan, keiatan usaha
perseorangan atau firma dan kegiatan usaha perusahaan afiliasi
(anak).
b. Kontinuitas usaha : asumsinya didasarkan atas pengalaman
perusahaan pada umumnya.
c. Periode satu tahun : satu tahun adalah waktu yang tepat untuk
pelapran , karena tidak terlalu pendek, juga tidak terlalu panjang.
d. Harga Pokok sebagai bahan olah akuntansi : harga pokok faktor
produksi tersebut adalah HP pada saat terjadinya.
e. Daya beli uang stabil.
f. Tujuannya adalah mencari laba  : perusahaan dipandang sebagai
suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan pendapatan.

C. Implikasi dari Konsep Dasar


a. Implikasi konsep kontinuitas usaha:
 Arti penting laporan periodic
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan
berkembang dengan jalan menciptakan laba terus menerus dalam jangka
panjang. Denganpenalaran diatas, kinerja akhir dapat diketahui secara
tuntas dan objektif apabila telah likuidasi. Akan tetapi, akuntansi tak
perlu menunggu sampai kesatuan usaha dilikuidasi. Pelaporan keuangan
lebih berkepentingan dengan daya melaba perusahaan. untuk suatu
perioda, tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik
tertentu disebut dengan tingkat imbalan investasi.

 Kedudukan statemen laba rugi


Penggalan untuk pendapatan dan biaya untuk suatu periode dituangkan
dalam statemen laba rugi periodic sehingga statemen laba rugi dipandang
sebagai statemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan
karenatingkat laba dalam rangka menilai daya melaba. Karena daya
melaba jangka panjang menjadi perhatian, fluktuasi laba antar periode
yang disebabkan kejadian atau kondisi istimewa suatu periode harus
dilaporkan seperti apa adanya pada periode tersebut bukan langsung
dilaporkan dalam perubahan ekuitas. Jadi, penyusunan statemen laba rugi
all inclusive dan laba komprehensif sebenarnya dilandasi oleh konsep
kontinuitas usaha ini.
 Fungsi neraca dan penilaian Elemennya
Konsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari
penilaian elemen atau pos neraca dan interpretasi jumlah rupiahyang
dimuat didalamnya. Dengan konsep kontinuitas usaha, pelaporan pos
neraca adalah untuk menunjukan sisa potensi-potensi jasa atau sumber
ekonomik yang belum dikonsumsi dalam tahun yang berakhir tanggal
neraca. Dengan kata lain, neraca berfungsi untuk menunjukan potensi
jasa yang masih dimilki kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan
dalam periode-periode berikutnya.
b. Implikasi dari kos melekat
 Saat pengakuan nilai tambah
Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis
tersebut, harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling
mengikat bila digabungkan dengan kos lain secara tepat. Konsep dasar
ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan
manfaat produk fisis dihasilkan. Kalau kos produk harus menunjukan
nilai, maka kedalam kos produk tersebut harus dimasukan jumlah rupiah
nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekatpada produk
sebagai akibat prosesproduksi itu.  Akan tetapi tidak diketahui secara
objektif dan meyakinkan berapa besaran nilai tambahan tersebut. Nilai
tambahan ini akan terealisasi kalau produk telah terjual dan asset baru
masuk kedalam satuan usaha.
 Wadah Penggabungan
Dalam mengikuti aliran fisis produksi , kos dipecah , dikelompokan dan
kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti
bahwa kos digabungkan sebagai wadah atau penakar
penggabungan.setalah produk diserahkan kepelanggan, makakos yang
melekat pada unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya
dan secara logis dapat disebut dengan kos barang terjual.
c. Implikasi dari Upaya dan Hasil
 Perlunya Basis Asosiasi
Laba mencerminkan keefektifan manajemen dalam mengelola sumber
ekonomik dan merupakan informasi penting bagi pihak yg
berkepentingan khususnya bagi mereka yang menyediakan sumber
ekonomik dan menanggung risiko akhir. Ukuran keefektifan ini akan
tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang menimbulkan hasil
tersebut. Dengan demikian, diperlukankanlah dasar asosiasi yang tepat
dan rasional antara kedua komponen tersebut agar laba mempunyai
makna atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.
 Penakar Asosiasi Ideal dan Praktis
Penakar yang dimaksud disini adalah dasar atau wadah penandingan
antara biaya dan pendapatan. Penakar yang paling cocok adalah penakar
yang dapat menunjukan secara tepat dan objektif bahwa biaya yang
masuk dalam penakar adalah biaya yang benar-benar menyebabkan
timbulnya pendapatan yang masuk dalam penakar tersebut.
 Laba Akuntansi vs Ekonomik
Konsep ini mempunyai implikasi terhadap interprtasi laba akuntansi.
Laba dipandang sebagai residual atau selisih pengukuran dua elemen
yang berkaitan yaitu pendapatan dan biaya. Laba yang diperoleh dengan
cara seperti ini disebut dengan laba structural atau formal. Karena
perbedaan konsep dasar, pengertian, tujuan, laba akuntansi dapat berbeda
maknanya dengan laba ekonomik.
 Pos-pos Luar Biasa
Untuk menentukan laba periodik, konsep menandingkan yang
berorientasi jangka panjang akan memasukan:
- Untung luar biasa yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat
ekonomik atau asset yang terjadi tanpa adanya upaya yang jelas
direncanakan.
- Rugi luar biasa yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat ekonomik
atauaset yang terjadi akibat hal-hal yang tidak ada hubungan atau tidak
mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil.

d. Implikasi dari Bukti Terverifikasi dan Objektif


 Arti Penting Pengauditan
Salah satu criteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen keuangan
didefinisi, diukur, dinilai, diakui,dan disajikan sesuai dengan PABU.
Untuk menentukan kesesuaian tersebut, diperlukan adanya bukti yang
dapat diverifikasi dan dapat diandalkan.
 Objektivitas bukti
Bukti teverifikasi adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga
memungkinkan untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran pernyataan.
Objektif berarti bahwa fakta yang diungkapkan oleh suatu bukti tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
 Objektivitas relative
Konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektifitas
yang disesuaikan dengan keadaaan yang ada pada saat penentuan fakta
bukan objektivitas mutlak.
e. Asumsi yang menjadi landasan dalam memilih konsep yang relevan:
 Kontinuitas usaha
Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman
perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu,npenerapa konsep ini dalam
perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus
tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan.
 Perioda satu tahun
Akuntansi menganggap bahwa waktu satu tahun adalah periode yang
tepat untuk pelaporan. Waktu satu tahun dianggap tidak terlalu pendek
atau panjang. Penakar alternative adalah unit produksi, pekerjaan-order,
atau projek.
 Kos Sebagai bahan Olah
Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didasarkan
atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan
menunjukan nilai wajar padasaat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran
tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional,suatu
asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.

D. Manfaat Konsep Dasar


Konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan
akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun standar dalam
berargumen untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan
dijadikan standar. Dalam tiap standar yang diterbitkan (Statement of Financial
Accounting Standards), misalnya, FASB menyertakan bagian yang disebut
Basis Penyimpulan (Basis for Conclusions atau Background Information) yang
di dalamnya terrefleksi konsep dasar yang dianut baik secara eksplisit maupun
implicit. P&L menegaskan bahwa penyusunan standar harus dilandasi oleh
pemikiran atau penalaran yang jelas dan jernih (hall-marks of clear thinking).
Gagasan di atas sejalan dengan apa yang dikatakan Kam (1990) yang
menyatakan bahwa praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula
(good practice is based on good theory). Bahwa standar harus objektif dan tidak
memihak (impersonal and impartial) berarti bahwa standar harus bebas dari
selera dan kepentingan pribadi atau kelompok. Pemilihan istilah, misalnya, harus
didasarkan atas pikiran yang jernih dan kaidah kebahasaan yang baik bukannya
atas selera seseorang yang berkuasa. Demikian juga, standar akuntansi tidak
harus tunduk pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi harus lebih berorientasi
ke masa depan demi perbaikan secara bertahap (gradual improvement).

Anda mungkin juga menyukai