15520032
AUDITING 1 (B)
Sifat : pengujian subtantif mengarah pada jenis & efektivitas prosedur pemeriksaan
yang dilakukan dan sebaliknya. Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi,
prosedur yang kurang & efektif dan murah dapat dilakukan 4 jenis pengujian
substantif : proseudr analitis, pengujian rincian transaksi, pengujian rincian atas saldo,
& pengujian estimasi-estimasi akuntansi,
Waktu : Tingkat risiko audit dapat diterima dipengaruhi penentuan waktu pengujian
substantif,jika risiko deteksi tinggi,pengujian dapat dilakukan beberapa bulan
sebelum akhir tahun,sebaliknya,jiak risiko deteksi untuk suatu asersi rendah,
pengujian substantif dilakukan pada/ mendekati tanggal akun.
Luas : auditor dapat mengubah jumlah bukti yang diperoleh dengan mengubah luas
pengujian substantif yang dilakukan untuk meratakan jumlah item / sampel dimana
pengujian substantif / prosedur tertentu diterapkan,
Pemilihan staff : pengujian substantif harus ditugaskan kepada personil dengan
keahlian, kemampuan, & pengalamanyang cukup.
1. Kerangka Kerja Umum pengembangan program audit untuk pengujian substantif adalah
program audit dalam perikatan awal & program audit dalam perikatan berulang.
2. Pertimbangan khusus dalam merancang pengujian substantif :
Akun-akun laporan laba-rugi => pendekatan L/R lebih efisien dan logis karena setiap
akun lap L/R berkaitan dengan satu / lebih akun-akun neraca.
prosedur analitis untuk akun-akun lap L/R=> pengujian langsung terjadi ketika akun
pendapatan dan biaya dibandingkan dengan relevan lainnya untuk menentukan
kewajaran saldo tersebut,
Pengujian rinci atas akun-akun Lap L/R => pengujian rinci dapat terjadi karena :
risiko bawaan tinggi, risiko pengendalian tinggi, prosedur analitis menemukan adanya
fluktuasi hubungan yang tidak biasa dan tidak diharapkan, akun memerlukan analisis.
Akun-akun yang ada dalam transaksi puhak yang mempunyai hubungan istemewa.