Anda di halaman 1dari 2

DIDIK RAHMAN

15520032
AUDITING 1 (B)

RISIKO DETEKSI & PERENCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

1. Mengevaluasi tingkat pengujian substantifi yang direncanakan untuk setiap asersi


Lap.keu yang signifikan, auditor akan mempertimbangkan bukti yang diperoleh. Auditor
membandingkan tingkat aktual / final tentang keyakinan yang diperoleh dari prosedur
tersebut dengan penilaian tingkat risiko bawaan yang direcanakan, risiko prosedur
analitis dan risiko pengendalian.
2. Merevisi Risiko deteksi yang direncanakan. Jika penilaian risiko tidak dikuantifikasi,
risiko deteksi yang direvisi ditentukan dengan pertimbangan (judgment) / dengan
penambahan matriks risiko.
3. Perancangan Pengujian Subtantif :

 Sifat : pengujian subtantif mengarah pada jenis & efektivitas prosedur pemeriksaan
yang dilakukan dan sebaliknya. Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi,
prosedur yang kurang & efektif dan murah dapat dilakukan 4 jenis pengujian
substantif : proseudr analitis, pengujian rincian transaksi, pengujian rincian atas saldo,
& pengujian estimasi-estimasi akuntansi,
 Waktu : Tingkat risiko audit dapat diterima dipengaruhi penentuan waktu pengujian
substantif,jika risiko deteksi tinggi,pengujian dapat dilakukan beberapa bulan
sebelum akhir tahun,sebaliknya,jiak risiko deteksi untuk suatu asersi rendah,
pengujian substantif dilakukan pada/ mendekati tanggal akun.
 Luas : auditor dapat mengubah jumlah bukti yang diperoleh dengan mengubah luas
pengujian substantif yang dilakukan untuk meratakan jumlah item / sampel dimana
pengujian substantif / prosedur tertentu diterapkan,
 Pemilihan staff  : pengujian substantif harus ditugaskan kepada personil dengan
keahlian, kemampuan, & pengalamanyang cukup.

Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pengujian substantif. Auditor


dapat menggunakan paket perangkat lunak audit untuk membuat audit lebih efektif
&efisien.Hubungan antara asersi, tujuan audit khusus, dan pengujian substantif adalah
tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat apakah Lap keu
klien disajikan secara wajar dengan mengembangkan sejumlah tujuan audit khusus setiap
akun berdasarkan 5 asersi laporan keuangan yang dapat menentukan apakah pengujian
telah diidentifikasi untuk mencapai tujuan audit khusus yang ada dalam setiap
asersi.Program audit ilustratif untuk pengujian substantif : untuk mengilustrasikan format
program audit untuk pengujian substantif dan bagaimana pengembangannya. Keputusan
auditor mengenai rancangan pengujian substantif diperlukan untuk pendokumentasian
pada kertas kerja dalam bentuk program audit tertulis.

Daftar prosedur audit yang akan dilakukan:

1. Kerangka Kerja Umum pengembangan program audit untuk pengujian substantif adalah
program audit dalam perikatan awal & program audit dalam perikatan berulang.
2. Pertimbangan khusus dalam merancang pengujian substantif :
 Akun-akun laporan laba-rugi => pendekatan L/R lebih efisien dan logis karena setiap
akun lap L/R berkaitan dengan satu / lebih akun-akun neraca.
 prosedur analitis untuk akun-akun lap L/R=> pengujian langsung terjadi ketika akun
pendapatan dan biaya dibandingkan dengan relevan lainnya untuk menentukan
kewajaran saldo tersebut,
 Pengujian rinci atas akun-akun Lap L/R => pengujian rinci dapat terjadi karena :
risiko bawaan tinggi, risiko pengendalian tinggi, prosedur analitis menemukan adanya
fluktuasi hubungan yang tidak biasa dan tidak diharapkan, akun memerlukan analisis.
 Akun-akun yang ada dalam transaksi puhak yang mempunyai hubungan istemewa.

Anda mungkin juga menyukai