TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab 2 ini penulis membahas tinjauan pustaka yang berisikan konsep
Drug Resisten atau resistensi obat menurut sumber kepustakaan yang penulis
1. Pengertian
7
8
2010:24).
2. Etiologi
OAT (Obat Anti Tuberkulosis) lini pertama yang lain, misalnya resisten HR
salah satu atau lebih kriteria suspek yaitu Pasien Tuberkulosis kronik,
dan obat injeksi line kedua minimal selama 1 bulan, Pasien Tuberkulosis
4. Patofisiologi
tinggi dengan daya tahan yang tinggi. keadaan yang menimbulkan tingginya
faktor virulensi ini adalah sifat kuman yang dapat menginfeksi tubuh
diri terhadap reaksi peradangan oleh magrofag pada tubuh pejamu. Kuman
tidak sesuai, fenomena addition syndrome atau obat yang disatukan pada
paduan yang obat telah gagal, jika kegagalan ini terjadi akibat kuman yang
telah resisten pada paduan yang pertama maka penambahan obat ini akan
meningkatkan resistensi. Faktor obat antara lain paduan, dosis dan lama
pengobatan yang tidak sesuai, serta toksisitas dan efek samping yang
Pathway
11
Tuberkulosis
b. Poli Resisten: Pasien resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
6. Manifestasi Klinis
juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam, Gambaran klinik
a. Gejala Respiratorik
1) Batuk
2) Batuk Darah
tampak berupa garis atau bercak - bercak darah, gumpalan darah atau
darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena
3) Sesak Nafas
dan lain-lain.
4) Nyeri Dada
yang ringan dan jarang ditemukan. Nyeri timbul bila infiltrasi sampai
b. Gejala Sistemik
1.) Demam
hari dan malam hari mirip demam influenza dan bersifat hilang
timbul.
kelainan ada pada organ di dalam parenkim paru dibuktikan dengan hasil
OAT (Obat Anti Tuberkulosis) kurang dari satu bulan. Pasien ulangan,
atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan hal ini ditunjang dengan rekam medis dan atau riwayat
biakan positif, pasien kambuh setelah loss to follow-up (lalai berobat atau
default) yaitu pasien yang kembali berobat setelah loss to follow-up atau
c. Lain – lain
8. Pemeriksaan Penunjang
untuk menetapkan diagnosis pasti dan melakukan uji BTA (Basil Tahan
Asam) positif.
16
menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibody tetapi tidak berarti
c) Foto thorax : Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru,
ekstrapulmonal.
9. Penatalaksanaan Medis
paduan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) Resistan Obat yang terdiri dari
OAT (Obat Anti Tuberkulosis) lini kedua dan lini pertama, yaitu:
Resisten Rifampisin.
dan lini kedua. Terjadi efek samping berat dan obat penyebab
terdiri dari:
pasien.
Keterangan:
dihentikan.
terdapat kegagalan, dan hasil biakan telah negative minimal 3 kali berturut
tetapi tidak memenuhi definisi sembuh maupun gagal. Yang ketiga Pada
salah satu dari beberapa kondisi ini yaitu tidak terjadi konversi sampai
obat injeksi lini kedua, terjadi efek samping obat yang berat. Yang kelima
– turut atau lebih. Yang keenam tidak di evaluasi pasien yang tidak
2. Pengkajian
2012).
b. Jenis kelamin: Sedikitnya dalam satu tahun ada sekitar satu juta
dan peminum alkohol lebih tinggi, karena rokok dan minuman alkohol
suara napas, kadar gas darah arteri, foto sinar-X dada (Cynthia,
2011:327).
mental.
jalan napas.
3. Batasan karakteristik
perubahan kecepatan atau irama respirasi, batuk tidak efektif atau tidak ada,
suara napas yang tidak biasa, foto sinar-X dada memperlihatkan tidak ada
gas darah arteri dalam nilai normal, jalan napas pasien tetap paten, pasien
26
2011:327).
c. Bantu pasien untuk mengubah posisi, batuk, dan bernapas dalam setiap 2
napas.
dikontraindikasikan.
27
g. Lakukan drainase postural, perkusi dan vibrasi setiap 4 jam atau sesuai
i. Hindari posisi terlentang pada periode yang lama. Beri dorongan untuk
mungkin terjadi.
2011:327).
7. Dokumentasi
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnese
keluarga.
1.) Identitas
yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada
takut klien pada darah yang keluar dari jalan napas, perawat harus
dengan keluhan ini bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
(Muttaqin, 2008).
30
dan biasanya timbul pada sore atau malam hari mirip demam
dengan batuk, panas, dan sesak napas walaupun jarang dapat juga
batuk disertai sputum dan kental atau tidak, serta apakah klien
batuk darah sering dianggap suatu tanda dari beratnya penyakit yang
klien mengenai apa yang akan terjadi pada dirinya dapat mengurangi
darah pada Tuberkulosis Paru terjadi pada kavitas tetapi dapat juga
33
gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah yang sangat banyak.
Oleh karena itu, proses Tuberkulosis Paru harus cukup parah untuk
terjadi bila ada robekan dari aneurisma pada dinding kavitas atau ada
asfiksia karena pada saat itu terjadi sofukasi atau akumulas bekuan
sampai panik yang terjadi pada klien merupakan resiko yang harus di
batuk darah terutama pada klien dengan batuk darah masif di atas
600cc.
tingkat kecemasan.
keperawatan yang baik pada klien membuat klien merasa lebih aman
2003).
darah masif, darah yang dikeluarkan adalah lebih dari 600 cc/24 jam.
Kedua batuk sedang, darah yang dikeluarkan 250 sampai 600cc per
sudah luas atau karena ada hal – hal yang menyertainya seperti efusi
pengkajian.
istirahat?
37
melakukan pernapasan?
bertahan buruk pada malam hari atau siang hari. Sifat mula
Tanyakan apa yang sedang dilakukan klien pada saat waktu gejala
keluhan batuk lama pada masa kecil, Tuberculosis dari organ lain,
klien pada masa yang lalu yang masih relevan, atau pada saat terkena
diminum oleh klien pada masa yang lalu. Adanya alergi obat juga
harus ditanyakan serta reaksi alergi yang timbul. Sering kali klien
b. Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
hasil pemeriksaan awal klien tentang kapasitas fisik dan intelektual saat
dan kumuh karena populasi bakteri Tuberkulosis Paru lebih mudah hidup
yang kurang.
(Muttaqin, 2008).
tentang pekerjaan pasien, obat pasien yang tersedia di rumah, dan pola
tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggil dan atau
kerja, kelelahan otot, nyeri dan sesak terjadi pada tahap lanjut (Yessie,
2013:144).
tidak berdaya atau tidak ada harapan, populasi budaya atau etnik,
41
(Yessie, 2013:144).
berat badan, turgor kulit buruk, kering atau kulit bersisik (Yessie,
2013:144).
d. Pemeriksaan Fisik
tubuh. Selain itu, perlu dinilai serta umum tentang kesadaran klien
ketepatan penulisan.
a) Kepala
masif dan kronis, dan sklera ikterik pada Tuberkulosis paru dengan
yang berlawanan dari sisi yang sakit akibat efusi pleura masif
(Muttaqin, 2008).
seperti adanya efusi pleura yang masif, maka akan terlihat adanya
terdapat efusi pleura akan didapatkan bunyi yang pekak pada sisi
(Dongoes, 2000).
c) Abdomen
(Muttaqin, 2008).
d) Ekstremitas
e) Genetalia
e. Pemeriksaan Diagnostik
adanya suatu lesi sebelum ditemukan ada gejala subjektif awal dan
bervariasi dengan batas lesi yang tidak jelas. Kriteria yang kabur dan
gambar yang kurang jelas ini sering diduga sebagai pneumonia atau
kronis. Tidak jarang kelainan ini tampak kurang jelas di bagian atas
beberapa area dan ini adalah observasi yang dapat terjadi pada
2) Kultur sputum
2009:70).
4) Bronkografi
2009:70).
2009:70).
2. Diagnosis Keperawatan
2009:73).
(Somantri, 2009:74).
Tujuan :
Jalan napas bersih dan efektif setelah 2x24 jam perawatan, dengan
kriteria hasil :
48
1) Klien menyatakan bahwa batuk berkurang atau hilang, tidak ada sesak
Mandiri :
a) Kaji fungsi respirasi misal suara napas, jumlah, irama dan kedalaman
efektif.
c) Atur posisi tidur semi fowler. Bantu klien untuk berlatih batuk secara
mucus.
49
memungkinkan.
stomatitis.
akibat cairan banyak yang keluar melalui pernapasan, air hangat akan
mukus.
Kolaborasi
produksi secret.