Anda di halaman 1dari 6

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Agnes Missa/102014090
C2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email : agnes.2014fk090@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan

Makroskopik paru

Mikroskopik paru

Mekanisme Pernafasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan

tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut

tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan

luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara

dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan

yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam

paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di

luar tubuh. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan lebih

rendah, disebut sebagai gradien tekanan. Terdapat 3 jenis tekanan yang penting dalam

pernapasan, antara lain :

a. Tekanan Atmosfer (barometric) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di

atmosfer pada benda di permukaan bumi. Pada ketinggian permukaan laut tekanan ini sama

dengan 760mmHg. Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penambahan ketinggian

diatas permukaan laut karena lapisan-lapisan udara diatas permukaan bumi juga semakin
tipis.3 Pada setiap ketinggian terjadi perubahan kecil pada tekanan atmosfer karena perubahan

kondisi cuaca (yaitu, ketika tekanan barometric naik atau turun).

b. Tekanan intra-alveolus yang dikenal juga sebagai tekanan intraparu adalah tekanan didalam

alveolus.3karena alveolus berhubungan dengan atmosfer melalui saluran napas penghantar,

udara cepat mengalir menuruni gradient tekanannya setiap tekanan intra-alveolus berbeda

dari tekanan atmosfer sampai kedua tekanan seimbang (ekuilibrium).3

c. Tekanan intrapleura adalah tekanan didalam kantung pleura, tekanan ini yang juga dikenal

sebagai tekanan intrathoraks adalah tekanan yang ditimbulkan diluar paru didalam rongga

thoraks.3 Tekanan intrapleura biasanya lebih rendah daripada tekanan atmosfer, rerata 756

mmHg saat istirahat.3 Tekanan intrapleura tidak menyeimbangkan diri dengan tekanan

atmosfer atau intra-alveolus karena tidak ada komunikasi langsung antara rongga pleura dan

atmosfer/paru, karena kantung pleura adalah suatu kantung tertutup tanpa lubang, maka

udara tidak dapat masuk atau keluar meskipun mungkin terdapat gradient tekanan antara

kantung pleura dan daerah sekitar.3

Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. [Bab 13: Siste m Pernapasan] Jakarta:

EGC, 2015.h.492-3.

Paru – paru cenderung untuk mengembang, hal ini disebabkan oleh 2 faktor, yaitu

kekohesifan cairan intrapleura (cairan bersifat polar dan saling mengikat, sehingga kedua pleura

cenderung bergerak bersamaan) dan gradien tekanan transmural/perbedaan tekanan (tekanan

intra-alveoral lebih positif daripada tekanan intra-pleura, sehingga paru – paru cenderng

mengembang, sedangkan tekanan atmosfer cenderung membuat paru – paru mengempis). Udara

dapat masuk kedalam paru – paru sebab tekanan intra-alveolar lebih kecil dari tekanan atmosfer,

maka udara akan masuk ke dalam paru – paru, ketika udara keluar, hal sebaliknya terjadi, karena
paru – paru terisi udara, volume paru – paru menurun, tekanan intra-alveolar akan meningkat,

sehingga terjadi ekspirasi. Perubahan terhadap volume paru – paru dan tekanan intra-alveolar,

secara tidak langsung terjadi karena aktivitas otot – otot respirasi.

sherwood

Gambar 1. Perubahan volume paru dan tekanan sewaktu inspirasi dan ekspirasi.

Gambar 2. Perubahan

tekanan intra-alveolus dan intrapleura sepanjang siklus pernapasan


Otot yang berperan Inspirasi dan ekspirasi

Inspirasi

Otot-otot yang berperan daalam proses inspirasi adalah sebagai berikut; diafragma

berkontraksi, bergerak ke arah bawah, dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah.

Otot-otot interkostal eksternal menarik iga ke atas dan ke luar, yang mengembangkan rongga

dada ke arah samping kiri dan kanan serta ke depan dan ke belakang.

Dengan mengembangnya rongga dada, pleura parietal ikut mengembang. Tekanan

intrapleura menjadi makin negatif karena terbentuk isapan singkat antara membran pleura.

Perlekatan yang diciptakan oleh cairan serosa, memungkinkan pleura viseral untuk mengembang

juga, dan hal ini juga mengembangkan paru-paru.

Dengan mengembangnya paru-paru, tekanan intrapulmonal turun di bawah tekanan

atmosfir, dan udara memasuki hidung dan terus mengalir melalui saluran pernapasan sampai ke

alveoli. Masuknya udara terus berlanjut sampai tekanan intrapulmonal sama dengan tekanan

atmosfir; ini merupakan inhalasi normal. Tentu saja inhalasi dapat dilanjutkan lewat dari normal,

yang disebut sebagai napas dalam. Pada napas dalam diperlukan kontraksi yang lebih kuat dari

otot-otot pernapasan untuk lebih mengembangkan paru-paru, sehingga memungkinkan

masuknya udara lebih banyak.

Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya dimana

otot-otot yang berkontraksi adalah :

a. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang rileks akan memipih saat berkontraksi dan

memperbesar rongga toraks kearah inferior.

b. Otot intrerkostal eksternal mengangkat iga keatas dan kedepan saat berkontraksi sehingga

memperbesar rongga toraks kearah anterior dan superior.


c. Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam membutuhkan otot-otot inspirasi tambahan

yang termasuk otot-otot sternokleidomastoideus, pektoralis mayor dan minor, serratus-

anterior, dan otot skalenus(anterior,medius,posterior) dan illocostalis bagian atas juga akan

memperbesar rongga toraks.

Ekspirasi

Ekspirasi atau yang juga disebut ekshalasi dimulai ketika diafragma dan otot-otot

interkosta rileks. Karena rongga dada menjadi lebih sempit, paru-paru terdesak, dan jaringan ikat

elastiknya yang meregang selama inhalasi, mengerut dan juga mendesak alveoli. Dengan

meningkatnya tekanan intrapulmonal di atas tekanan atmosfir, udara didorong ke luar paru-paru

sampai kedua tekanan sama kembali.

Inhalasi merupakan proses yang aktif yang memerlukan kontraksi otot, tetapi ekshalasi

yang normal adalah proses yang pasif, bergantung pada besarnya regangan pada elastisitas

normal paru-paru yang sehat. Namun begitu kita juga dapat mengalami ekshalasi diluar batas

normal, seperti ketika sedang berbicara, bernyanyi, atau meniup balon. Ekshalasi yang demikian

adalah proses aktif yang membutuhkan kontraksi otot-otot lain.

Otot-otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks. Ekspirasi pada pernafasan yang

tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot

interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan otot abdomen berkontraksi sehingga

mendorong isi abdomen menekan diafragma.


Gambar 3. Aktivitas otot pernapasan sewaktu inspirasi dan ekspirasi

Gambar 4. Lanjutan aktivitas otot pernapasan sewaktu inspirasi dan ekspirasi

Anda mungkin juga menyukai