Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN PASIEN LANSIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :

Nama : Andreas Yekti Nugroho

NIM : 30120118003K

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (NON REGULER)


STIKES SANTO BORROMEUS
BANDUNG
2019

1
RANCANGAN (DESAIN) MANAJEMEN KOMPREHENSIF INDIVIDU LANSIA

A. Gambaran klien:

1. Klien 1
 Tn A, umur 67 tahun, TB: 175cm, BB: 69kg
 Status perkawinan : duda (pasangan hidup meninggal 2 tahun yang lalu)
 Profesi terakhir: dosen perguruan tinggi
 kondisi aktual: cedera ringan akibat terjatuh di kamar mandi 2 hari yang lalu,
aktivitas sedikit terganggu, klien mengalami fraktur incomplete humerus sinistra.
Sudah dilakukan terapi immobilisasi dengan menggunakan fiksasi gypsum. Klien
mengatakan nyeri area fraktur skala 6 (0-10). MFS: 50 (resiko jatuh tinggi)
 Penyakit penyerta : hipertensi (tekanan darah terakhir 160/95mmHg) klien sudah
dapat terapi rutin antihipertensi oleh dokter; klien juga menderita oateoartritis
ringan, terutama pada area lutut, tidak terlalu mengganggu ADL, namun kadang
terasa nyeri.
 Status nutrisi: klien mampu untuk makan dan minum sesuai porsi, tidak ada
kesulitan.
 Klien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alcohol, namun klien mengkonsummsi
kopi 2 gelas setiap hari.
 Stastus kognisi: baik, klien tidak mengalami demensia, orientasi baik.
 Status mental: pasien sering merasa sendirian setelah ditinggal pasangan hidup,
anak klien tinggal di luar kota, cemas karena tidak ada yang memperhatikan.
 Status spiritual: klien beragama Islam, beberapa hari terakhir meninggalkan shalat
dengan alasan kondisi fisik yang tidak mendukung.

2. Klien 2
 Tn B, 73 tahun. TB: 165cm, BB: 70 kg

2
 Status perkawinan: menikah, pasangan hidup masih ada, istri usia 57 tahun dan
setia menemani klien.
 Pekerjaan terakhir: klien dan istri memiliki usaha rumah makan, yang dikelola oleh
pasangan tersebut bersama dengan beberapa kerabat dekat.
 Kondisi actual: klien mengalami diare sudah kurang lebih 3hari, BAB cair 4-5 kali
sehari, didapati sedikit lender pada feses dan tidak dijumpai perdarahan. Klien
mengeluh lemah, tampak pucat, tidak mampu berjalan. Aktivitas dibantu penuh
oleh istri klien. Diuresis 900cc/24jam.
 Penyakit penyerta: klien menderita diabetes mellitus sudah 20 tahun, sudah
terkontrol dengan baik dan mengkonsumsi obat dari dokter. Gula darah sewaktu
terakhir 145mg/dl
 Status nutrisi: klien mengeluh mual tidak nafsu makan, intake nutrisi berkurang.
 Klien merokok 1bungkus/hari, tidak mengkonsumsi alcohol, dan minuman yang
mengandung cafein.
 Status kognisi: klien demensia ringan, kadang disorientasi waktu dan tempat.
 Status mental: klien tidak mengalami depresi, tidak ada penolakan terhadap orang
terdekat, komunikasi baik, lancar dan kooperatif, namun klien mengatakan cemas
dan khawatir terhadap usaha yang dijalankan.
 Status Spiritual: klien beragama Kristen, rajin berdoa rutin, terutaa bila ditemani
oleh pasangan.

3. Klien 3
 Tn C, umur 81 tahun, TB: 178cm, BB: 57kg
 Status perkawinan: duda, istri meninggal 8 tahun yang lalu.
 Keluarga: klien tinggal bersama anak sulung pasien yang telah berkeluarga, sehari
hari pasien aktif beraktifitas, tidak tergantung bantuan.
 Kondisi actual: sudah 10 hari, klien mengeluh batuk kronis, batuk berdahak,
produksi sputum banyak, kental, klien mengeluh sesak nafas, suara nafas tambahan
ronchi ada, wheezing ada. Sesak nafas muncul apabila beraktivitas terlalu berat.
Badan terasa melemah, toleransi aktivitas berkurang. Pasien didiagnosa bronchitis

3
kronis, DD/ PPOK. Sudah berobat ke dokter dan dapat terapi mukolitik dan
ekspektoran. Sedang menjalani terapi rawat jalan.
 Penyakit penyerta: klien menderita hipertensi, TD terakhir 150/100 mmHg,
melakukan control teratur dan minum obat rutin.
 Status nutrisi: klien mengeluh susah menelan, karena sesak nafas. Intake makanan
berkurang, klien tidak mampu makan 1 porsi penuh.
 Klien merokok 1-2 bungkus / hari, tidak mengkonsumsi alcohol, konsumsi kopi 4
gelas/ hari.
 Status kognisi: orientasi cukup baik, pasien tidak demensia.
 Status mental: klien tidak mengalami gangguian mental, klien cukup kooperatif,
namun tidak bersedia menghentikan kebiasaan merokok.
 Status spiritual: klien beragama Islam, rajin shalat 5 waktu, tidak ada konflik
keyakinan.

B. Masalah / diagnose keperawatan yang muncul.


1. Klien A
1) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d trauma jaringan skeletal
2) Ganguan pemenuhan ADL b/d keterbatasan fisik
3) Resiko cedera b/d gangguan mobilisasi
4) Cemas b/d pola interaksi dan gangguan konsep diri

2. Klien B
1) Kurang volume cairan b/d kehilangan aktif karena diare
2) Perubahan nutrisi b/d intake inadekuat
3) Cemas b/d ancaman status ekonomi dan gangguan peran.

3. Klien C
1) Gangguan pertukaran gas difusi b/d obstruksi paru
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan secret
3) Perubahan status nutrisi b/d intake inadekuat

4
4) Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d penolakan

C. Rencana Tindakan

Klien 1:
 Dx 1: nyeri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari dengan
kriteria: klien tidak mengeluh nyeri, skala nyeri 0 (0-10), klien tampak rileks, TTV
dalam rentang normal.
1) Kaji skala, intensitas, lokasi, durasi nyeri setiap 4 jam dan bila terjadi
perubahan kondisi
2) Monitoring tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri
4) Berikan posisi yang nyaman
5) Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung.
6) Berikan analgetik sesuai program terapi
7) Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup

 Dx 2: kebutuhan ADL klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan perawatan selama


hari dengan kriteria: klien mampu mandiri dan meminimalkan bantuan, klien mampu
melakukan aktivitas sederhana seperti, makan, minum, merawat diri dengan optimal.
1) Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
2) Berikan bantuan minimal sesuai dengan kebutuhan klien
3) Ajarkan latihan fisik, ROM dan scretching untuk menghindari kekakuan otot.
4) Ciptakan lingkungan yang memudahkan pasien beraktifitas
5) Berikan terapi dokter untuk mengatasi fraktur sesuai program

5
 Dx 3: klien tidak mengalami cedera selama dan setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 5 hari dengan kriteria: tidak terjadi cedera, nilai MFS menurun,
klien beraktifitas dengan baik, kekuatan dan kelenturan otot meningkat.
1) Kaji nilai MFS setiap hari
2) Ajarkan latihan scretching dan ROM untuk meningkatkan kekuatan otot
3) Ajarkan klien berubah posisi dan berjalan dengan baik
4) Ciptakan lingkungan yang menghindari cedera, lantai tidak licin, dinding
berpegangan, alas kaki yang aman
5) Gunakan tempat tidur yang rendah, bila perlu pasang pengaman.
6) Temani kien saat mandi atau aktivitas yang beresiko

 Dx 4: kecemasan berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama 5 hari


dengan kriteria: klien mengatakan tidak cemas, klien dapat mengungkapkan
perasaaan dengan baik, klien dapat mengatasi kecemasan dengan baik, klien tidak
merasa sendirian.
1) Kaji penyebab kecemasan klien
2) Bina hubungan saling percaya
3) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan
4) Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok
5) Gunakan teknik komunikasi terapeutik

Klien 2:

 Dx 1: klien tidak mengalami kurang volume cairan setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 5 hari dengan kriteria: klien tidak diare, klien tidak lemas,
turgor kulit normal, produksi urine 1 minimal 1cc/kgBB/jam.
1) Kaji status hidrasi pasien
2) Hitung kebutuhan cairan klien
3) Berikan asupan cairan yang cukup
4) Monitoring intake output dan balance cairan
5) Berikan terapi antidiare sesuai program dokter.

6
 Dx 2: status nutrisi klien terpenuhi setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5
hari dengan kriteria: klien tidak mual, tidak ada penurunan berat badan, klien
menghabiskan makanan sesuai porsi
1) Kaji status njutrisi pasien
2) Berikan diet rendah serat, porsi kecil, sering.
3) Anjurkan klien makan sesuai porsi
4) Hindari bumbu yang merangsang rasa mual
5) Libatkan keluarga untuk membantu klien makan
6) Berikan obat antivomitus sesuai program dokter

 Dx 3: kecemasan teratasi setelah dilakukan tindakan perawatan selama 5 hari dengan


kriteria: klien mengatakan tidak cemas, klien mampu mengungkapkan perasaannya,
klien mampu beraktivitas dengan normal.
1) Kaji factor yang menyebabkan kecemasan klien
2) Bina hubungan saling percaya
3) Ajarkan klien untuk mengungkapkan perasaaannya
4) Motivasi keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
5) Ajarkan teknik-teknik mengatasi kecemasan

Klien 3:

 Dx 1: gangguan pertukaran gas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 5 hari dengan kriteria: klien tidak mengelus sesak nafas, saturasi oksigen
>90%, RR>20x/mnt, toleransi aktivitas meningkat
1) Observasi tanda vital secara periodic / 4jam terutama RR dan saturasi
oksigen
2) Berikan terapi oksigen tambahan bila perlu
3) Berikan posisi tidur semifowler
4) Ciptakan lingkungan bersih dan bebas polutan
5) Ajarkan teknik nafas dalam
6) Berikan terapi bronchodilator sesuai program
7
 Dx 2: kebersihan jalan nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan perawatan
selama 5 hari dengan kriteria: suara nafas bersih, tidak ada ronchi/wheezing, klien
mampu mengeluarkan sputum dengan efektif dan mandiri
1) Auskultasi bunyi nafas tambahan
2) Ajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif
3) Berikan nebulizer dengan uap air panas setiap 4 jam
4) Berikan cairan yang cukup
5) Lakukan postural drainase
6) Berikan terapi mukolitik sesuai advis dokter

 Dx 3: klien menunjukan status nutrisi tercukupi setelah dilakukan tindakan


perawatan selama 5 hari dengan kriteria: nafsu makan baik, klien mampu
menghabiskan porsi makan, tidak ada penurunan berat badan.
1) Kaji status nutrisi klien
2) Berikan makanan porsi sedikit frekuensi sering
3) Anjurkan klien makan sesuai porsi
4) Sajikan makanan selagi hangat
5) Berikan terapi anti vomitus sesuai program dokter

 Dx 4: pengetahuan klien bertambah dan motivasi meningkat setelah dilakukan


tindakan perawatan selama 5 hari dengan kriteria: klien mengetahui penyebab
penyakit, klien mampu mengidentifikasi penyebab penyakit, klien memutuskan
untuk menghindari penyebab penyakit (berhenti merokok)
1) Kaji pengetahuan klien tantang penyakit yang dialami
2) Berikan informasi tentang perjalanan penyakit, dan factor risiko
3) Dorong klien untuk memutuskan tindakan terkait dengan penyakitnya
4) Libatkan keluarga untuk memperkuat motivasi klien
5) Libatkan klien untuk memutuskan kapan mulai menghentikan kebiasaan
merokok.

8
D. Intervensi
Klien 1:

hari jam dx tindakan


1 06.00 1  Kaji skala nyeri, intensitas, durasi, dan lokasi nyeri
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur

06.30 2  Kaji kemampuan aktivitas pasien.


 Bantu klien mandi dan merawat diri
07.00 1,3  Berikan diet gizi seimbang yang mengandung protein dan
kalsium yang cukup, namun rendah garam (nasi, sup
daging, sayuran hijau, susu)
 Berikan obat sesuai program (analgetik, suplemen kalsium)
08.00 2  Ajarkan teknik latihan ROM dan scretching
 Kaji kekuatan otot klien
 Anjurkan klien latihan 20menit di bawah sinar matahari
10.00 1,3  Monitoring skala nyeri, intensitas, durasi, lokasi
 Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan yang tinggi kalsium (cake
susu/keju)
 Anjurkan klien minum air putih
12.00 3  Berikan diet tinggi kalori tinggi protein dan kalsium (nasi,
sup kacang merah, tahu/tempe, buah pisang, susu 1 gelas)
 Berikan terapi analgetik dan suplemen kalsium
13.00 4  Kaji tingkat kecemasan klien
 Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring skala nyeri, TTV
 Anjurkan klien minum air putih
15.30 2,4  Anjurkan klien untuk melakukan latihan ROM dan

9
scretching
 Ajak klien untuk beraktivitas bersama dengan klien yang
lain, bersosialisasi
16.30 3  Berikan makanan selingan tinggi protein: bubur kacang
hijau
 Anjurkan klien minum air putih
17.00 2  Bantu klien merawat diri (mandi dll)
18.00 1,4  Ajak klien menikmati senja dan sharing pengalaman serta
menggali nilai-nilai positif
 Monitoring skala nyeri dan TTV
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,3  Berikan diet tinggi kalori dan protein dan kalsium (nasi,
sayur lodeh/sup daging, susu 1 gelas)
 Berikan terapi analgetik, dan suplemen kalsium

20.00 4  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klen


yang lain, menonton televise, dan bersosialisasi
21.30 1,4  Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi
untuk mengatasi nyeri.
 Monitoring skala, intensitas, durasi nyeri, dan TTV
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat
22.00 2  Monitoring klien, pasang pengaman tempat tidur bila perlu
 Anjurkan klien minum air putih
2 06.00 1  Kaji skala nyeri, intensitas, durasi, dan lokasi nyeri
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur

06.30 2  Kaji kemampuan aktivitas pasien.


 Bantu klien mandi dan merawat diri
07.00 1,3  Berikan diet gizi seimbang yang mengandung protein dan
kalsium yang cukup, namun rendah garam (nasi, sayur
tumis kangkung, ayam goreng, susu)
 Berikan obat sesuai program (analgetik, suplemen kalsium)

10
08.00 2  Anjurkan klien latihan ROM dan scretching
 Kaji kekuatan otot klien
 Anjurkan klien latihan 20menit di bawah sinar matahari
10.00 1,3  Monitoring skala nyeri, intensitas, durasi, lokasi
 Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan yang tinggi kalsium (pie susu)
 Anjurkan klien minum air putih
12.00 3  Berikan diet tinggi kalori tinggi protein dan kalsium (nasi,
sup daging dan sayuran, tahu/tempe, buah apel, susu 1
gelas)
 Berikan terapi analgetik dan suplemen kalsium
13.00 4  Kaji tingkat kecemasan klien
 Bantu klien mengidentifikasi factor penyebab kecemasan.
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring skala nyeri, TTV
 Anjurkan pasien minum air putih
15.30 2,4  Anjurkan klien untuk melakukan latihan ROM dan
scretching
 Ajak jalan-jalan di sekitar lokasi dan bersosialisasi
16.30 3  Berikan makanan selingan tinggi protein: klapertart
17.00 2  Bantu klien merawat diri (mandi dll)
18.00 1,4  Ajak klien menikmati senja dan sharing pengalaman serta
menggali nilai-nilai positif
 Monitoring skala nyeri dan TTV
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,3  Berikan diet tinggi kalori dan protein dan kalsium (nasi,
semur daging, tumis kangkung, susu 1 gelas)
 Berikan terapi analgetik, dan suplemen kalsium
20.00 4  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klen
yang lain, menonton televise, dan bersosialisasi
21.30 1,4  Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi nafas
dalam dan teknik distraksi untuk mengatasi nyeri.
 Monitoring skala, intensitas, durasi nyeri, dan TTV

11
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat
22.00 2  Monitoring klien, pasang pengaman tempat tidur bila perlu
 Anjurkan klien minum air putih
3 06.00 1  Kaji skala nyeri, intensitas, durasi, dan lokasi nyeri
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur
06.30 2  Kaji kemampuan aktivitas pasien.
Bantu klien mandi dan merawat diri sesuai kebutuhan
07.00 1,3  Berikan diet gizi seimbang yang mengandung protein dan
kalsium yang cukup, namun rendah garam (nasi, telur
rebus, tumis sayur, susu 1 gelas)
 Berikan obat sesuai program (analgetik, suplemen kalsium)
08.00 2  Anjurkan klien latihan ROM dan scretching
 Kaji kekuatan otot klien
 Anjurkan klien latihan 20menit di bawah sinar matahari
10.00 1,3  Monitoring skala nyeri, intensitas, durasi, lokasi
 Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan yang tinggi kalsium (yoghurt)
 Anjurkan klien minum air putih
12.00 3  Berikan diet tinggi kalori tinggi protein dan kalsium (nasi,
semur daging, pecel sayur, buah pepaya, susu 1 gelas)
 Berikan terapi analgetik dan suplemen kalsium
13.00 4  Kaji tingkat kecemasan klien
 Bantu klien mendemonstrasikan cara mengatasi kecemasan
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring skala nyeri, TTV
 Anjurkan pasien minum air putih
15.30 2,4  Anjurkan klien untuk melakukan latihan ROM dan
scretching
 Ajak klien untuk berinteraksi dan bersosialisasi
16.30 3  Berikan makanan selingan tinggi protein: risoles daging
17.00 2  Anjurkan klien merawat diri, minimalkan bantuan (mandi
dll)

12
18.00 1,4  Ajak klien menikmati senja dan sharing pengalaman serta
menggali nilai-nilai positif
 Monitoring skala nyeri dan TTV
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,3  Berikan diet tinggi kalori dan protein dan kalsium (nasi,
opor ayam, sup sayuran, susu 1 gelas)
 Berikan terapi analgetik, dan suplemen kalsium
20.00 4  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klien
yang lain, menonton televise, dan bersosialisasi
21.30 1,4  Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi nafas
dalam dan teknik distraksi untuk mengatasi nyeri.
 Monitoring skala, intensitas, durasi nyeri, dan TTV
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat
22.00 2  Monitoring klien, pasang pengaman tempat tidur bila perlu
 Anjurkan klien minum air putih
Klien 2

hari jam dx tindakan


1 06.00 1  Kaji status hidrasi, turgor kulit
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur
 Anjurkan klien untuk menampung urine karena akan diukur
07.00 1,2  Berikan diet rendah serat (bubur ayam)
 Berikan obat sesuai program (antivomitus, antidiare)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
10.00 1,2  Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan rendah serat (cake susu/keju)
 Anjurkan klien minum air putih
12.00 1,2  Berikan diet rendah serat (bubur ayam)
 Berikan obat sesuai program (anti vomitus, antidiare)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
13.00 3  Kaji tingkat kecemasan klien
 Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya.

13
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih
15.30 3  Ajak klien untuk beraktivitas bersama dengan klien yang
lain, bersosialisasi
16.30 1,2  Berikan makanan selingan rendah serat (pie susu)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
17.00 1  Anjurkan klien merawat diri (mandi dll)
 Kaji pola eliminasi
18.00 1,2  Ajak klien menikmati senja dan sharing pengalaman serta
menggali nilai-nilai positif
 Monitoring intake output cairan dan TTV
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,2  Berikan diet rendah serat (nasi tim, sup daging)
 Berikan terapi anti vomitus, anti diare
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
20.00 3  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klien
yang lain, menonton televisi, dan bersosialisasi
21.30 1,3  Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengatasi
kecemasan
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat
22.00 1  Monitoring TTV dan intake output cairan
 Anjurkan klien minum air putih
2 06.00 1  Kaji status hidrasi, turgor kulit, eliminasi
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur
 Observasi intake output cairan semalam
07.00 1,2  Berikan diet rendah serat (nasi tim ayam)
 Berikan obat sesuai program (antivomitus, antidiare)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
10.00 1,2  Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan rendah serat (roti marie)
 Anjurkan klien minum air putih

14
12.00 1,2  Berikan diet rendah serat (nasi tim, tumis sayur, semur
daging)
 Berikan obat sesuai program (anti vomitus, antidiare)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
13.00 3  Kaji tingkat kecemasan klien
 Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan.
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih
15.30 1,2  Ajak klien untuk beraktivitas bersama dengan klien yang
lain, bersosialisasi
16.30 1,2  Berikan makanan selingan rendah serat (bacang)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
17.00 1  Anjurkan klien merawat diri (mandi dll)
 Kaji pola eliminasi
18.00 1,3  Ajak klien menikmati senja dan sharing pengalaman serta
menggali nilai-nilai positif
 Monitoring intake output cairan dan TTV
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,2  Berikan diet rendah serat (nasi tim, sup daging)
 Berikan terapi anti vomitus, anti diare
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
20.00 3  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klien
yang lain, menonton televisi, dan bersosialisasi
21.30 1,3  Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengatasi
kecemasan
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat
22.00 1  Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih
2 06.00 1  Kaji status hidrasi, turgor kulit, eliminasi
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur
 Observasi intake output cairan semalam

15
07.00 1,2  Berikan diet rendah serat (nasi tim, telur dadar)
 Berikan obat sesuai program (antivomitus, antidiare)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
10.00 1,2  Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan rendah serat (roti marie)
 Anjurkan klien minum air putih
12.00 1,2  Berikan diet rendah serat (nasi tim, sup sayuran dan daging)
 Berikan obat sesuai program (anti vomitus, antidiare)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
13.00 3  Motivasi klien untuk mengatasi kecemasan, semangat
melanjutkan hidup dan berserah kepada Tuhan.
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring TTV
 Anjurkan klien minum air putih
15.30 1,2  Ajak klien untuk beraktivitas bersama dengan klien yang
lain, bersosialisasi
16.30 1,2  Berikan makanan selingan rendah serat (surabi)
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
17.00 1  Anjurkan klien merawat diri (mandi dll)
 Kaji pola eliminasi
18.00 1,3  Ajak klien jalan-jalan rekreasi di sekitar kompleks, libatkan
istri
 Monitoring intake output cairan dan TTV
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,2  Berikan diet rendah serat (bubur manado)
 Berikan terapi anti vomitus, anti diare
 Anjurkan klien minum air putih secukupnya
20.00 3  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klien
yang lain, menonton televisi, dan bersosialisasi
21.30 1,3  Anjurkan klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam
untuk mengatasi kecemasan
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat
22.00 1  Monitoring TTV

16
 Anjurkan klien minum air putih
Klien 3

hari jam dx tindakan


1 06.00 1,2  Auskultasi bunyi nafas
 Monitoring TTV, saturasi oksigen
 Lakukan postural drainase
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur
06.30 1  Bantu klien mandi dan merawat diri
07.00 3  Berikan diet gizi seimbang yang tinggi kalori tinggi protein
(nasi, sup daging, sayuran hijau, susu)
 Berikan obat sesuai program (mukolitik ekspektoran,
bronchodilator)
08.00 1,2  Berikan terapi nebulizer
 Ajarkan teknik batuk efektif
 Auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan berjemur 20 menit di bawah sinar matahari
10.00 1,2,3  Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan yang tinggi kalori dan protein
(cake susu/keju)
 Anjurkan klien minum air putih
12.00 1,2,3  Berikan diet tinggi kalori tinggi protein (nasi, sup kacang
merah, tahu/tempe, buah pisang, susu 1 gelas)
 Berikan terapi mukolitik, bronchodilator
13.00 4  Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
 Berikan informasi tentang perjalanan penyakit dan
penyebabnya.
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring TTV, saturasi oksigen
 Berikan terapi nebulizer
 Anjurkan klien minum air putih
15.30 1,2  Lakukan postural drainase
 Anjurkan klien batuk efektif

17
 Ajak klien untuk beraktivitas bersama dengan klien yang
lain, bersosialisasi
16.30 3  Berikan makanan selingan tinggi protein: bubur kacang
hijau
 Anjurkan klien minum air putih
17.00 1  Bantu klien merawat diri (mandi dll)
18.00 1,2,4  Ajak klien menikmati senja dan sharing pengalaman serta
menggali nilai-nilai positif
 Monitoring TTV, saturasi oksigen, auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,3  Berikan diet tinggi kalori dan protein (nasi, sayur lodeh/sup
daging, susu 1 gelas)
 Berikan terapi mukolitik, bronchodilator
20.00 4  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klen
yang lain, menonton televise, dan bersosialisasi
21.30 1,4  Berikan posisi yang nyaman, semifowler.
 Monitoring TTV, saturasi, auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat
22.00 1,2  Monitoring klien, adakah keluhan sesak nafas yang
mengganggu istirahat
2 06.00 1,2  Auskultasi bunyi nafas
 Monitoring TTV, saturasi oksigen
 Lakukan postural drainase
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur
06.30 1  Bantu klien mandi dan merawat diri
07.00 3  Berikan diet gizi seimbang yang tinggi kalori tinggi protein
(nasi, telur dadar, sayuran hijau, susu)
 Berikan obat sesuai program (mukolitik ekspektoran,
bronchodilator)
08.00 1,2  Berikan terapi nebulizer
 Ajarkan teknik batuk efektif
 Auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan berjemur 20 menit di bawah sinar matahari

18
10.00 1,2,3  Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan yang tinggi kalori dan protein
(cake susu/keju)
 Anjurkan klien minum air putih
12.00 1,2,3  Berikan diet tinggi kalori tinggi protein (nasi, ayam semur,
tumis kangkung, buah apel, susu 1 gelas)
 Berikan terapi mukolitik, bronchodilator
13.00 4  Anjurkan klien untuk mengatasi masalah penyebab
penyakit.
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring TTV, saturasi oksigen
 Berikan terapi nebulizer
 Anjurkan klien minum air putih
15.30 1,2  Lakukan postural drainase
 Anjurkan klien batuk efektif
 Ajak klien untuk beraktivitas bersama dengan klien yang
lain, bersosialisasi
16.30 3  Berikan makanan selingan tinggi protein: bubur kacang
hijau
 Anjurkan klien minum air putih
17.00 1  Bantu klien merawat diri (mandi dll)
18.00 1,2,4  Ajak klien sharing pengalaman serta menggali nilai-nilai
positif
 Monitoring TTV, saturasi oksigen, auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,3  Berikan diet tinggi kalori dan protein (nasi, sup daging,
sayur bayam)
 Berikan terapi mukolitik, bronchodilator
20.00 4  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klen
yang lain, menonton televise, dan bersosialisasi
21.30 1,4  Berikan posisi yang nyaman, semifowler.
 Monitoring TTV, saturasi, auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat

19
22.00 1,2  Monitoring klien, adakah keluhan sesak nafas yang
mengganggu istirahat
3 06.00 1,2  Auskultasi bunyi nafas
 Monitoring TTV, saturasi oksigen
 Lakukan postural drainase
 Anjurkan klien minum air putih hangat setelah bangun tidur
06.30 1  Bantu klien mandi dan merawat diri
07.00 3  Berikan diet gizi seimbang yang tinggi kalori tinggi protein
(nasi, ayam gotreng, sayuran hijau, susu)
 Berikan obat sesuai program (mukolitik ekspektoran,
bronchodilator)
08.00 1,2  Berikan terapi nebulizer
 Ajarkan teknik batuk efektif
 Auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan berjemur 20 menit di bawah sinar matahari
10.00 1,2,3  Monitoring TTV klien
 Berikan makanan selingan yang tinggi kalori dan protein
(lemper ayam)
 Anjurkan klien minum air putih
12.00 1,2,3  Berikan diet tinggi kalori tinggi protein (nasi, sup kacang
merah, semur daging, buah pepaya, susu 1 gelas)
 Berikan terapi mukolitik, bronchodilator
13.00 4  Bersama klien tentukan komitmen untuk berhenti merokok.
14.00 1,2  Anjurkan klien untuk beristirahat siang
 Monitoring TTV, saturasi oksigen
 Berikan terapi nebulizer
 Anjurkan klien minum air putih
15.30 1,2  Lakukan postural drainase
 Anjurkan klien batuk efektif
 Ajak klien untuk beraktivitas bersama dengan klien yang
lain, bersosialisasi
16.30 3  Berikan makanan selingan tinggi protein: bubur kacang

20
hijau
 Anjurkan klien minum air putih
17.00 1  Bantu klien merawat diri (mandi dll)
18.00 1,2,4  Ajak klien menikmati senja dan sharing pengalaman serta
menggali nilai-nilai positif
 Monitoring TTV, saturasi oksigen, auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan klien minum air putih
19.30 1,3  Berikan diet tinggi kalori dan protein (nasi, sup daging dan
sayuran)
 Berikan terapi mukolitik, bronchodilator
20.00 4  Anjurkan klien untuk beraktivitas kelompok dengan klen
yang lain, menonton televise, dan bersosialisasi
21.30 1,4  Berikan posisi yang nyaman, semifowler.
 Monitoring TTV, saturasi, auskultasi bunyi nafas
 Anjurkan klien untuk segera beristirahat
22.00 1,2  Monitoring klien, adakah keluhan sesak nafas yang
mengganggu istirahat

Bandung, 11 juli 2019


Kepada:
Ketua STIKes Santo Boromeus
Di tempat

Bersama surat ini, kami yang bertandatangan di bawah ini:


1) Andreas Y Nugroho, AMK (30120118003K)
2) Resti Sinurat, AMK (30120118025K)

21
3) Riwi Indarto (30120118027K)

Adalah mahasiswa S1 keperawatan non regular, yang menjalani program ijin belajar dari
institusi RS Santo Yusup. Berkaitan dengan rincian biaya semester 2 yang mencakup pengadaan
vakvsn hepatitis B sebesar Rp 450.000,-. Sehubungan hal tersebut, kami memohon agar
dibebaskan dari biaya vaksinasi karena sudah mendapatkan vaksinasi serupa di institusi kami.
Kami memohon pembebasaan biaya tersebut dapat diperhitungkan pada biaya semester
selanjutnya.

Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih.

Hormat kami,

(Andreas Y Nugroho, AMK) (Resti Sinurat, AMK) (Riwi Indarto, AMK)

22

Anda mungkin juga menyukai