Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

1. Gambaran Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (QIM)

Batang. Rumah Sakit QIM dipimpin pertama kali oleh Dr. Hj. Ratna

Ismoyowati, MARS sebagai direktur telah mendapatkan Ijin Prinsip

Pembangunan Rumah Sakit dari Bupati Batang nomor 503/0154/2007 pada

tanggal 24 Januari 2007 dan Ijin Operasional berdasarkan surat keputusan

Bupati Batang nomor 445/188/2010 pada tanggal 31 Mei 2010 yang

kemudian dilakukan Soft Opening pada tanggal 03 Juni 2010. Rumah sakit

yang lokasinya cukup strategis ini berada di Jalan Pantura yang telah banyak

memberikan pelayanan bagi pelanggan atau masyarakat dari daerah lain,

bahkan penduduk dari mancanegara yang kebetulan lewat di Jalan Pantura

(RSQIM, 2014).

2. Pengkajian

Subyek 1 Subyek II
Identitas Subyek :
Nama Ny. I Ny. H
Tempat Tanggal Lahir Batang, 12 Jnuari 1997 Batang, 25 September 2000
Umur 23 tahun 20 tahun
Agama Islam Islam
Alamat Sambong Batang Kalisari Batang
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Swasta Swasta
Diagnosa Medis P1A0 P1A0
Riwayat Kesehatan :
Keluhan Utama Badan masih terasa lemas Luka bekas jahitan masih

terasa sedikit sakit


Riwayat Penyakit Sekarang Postpartum hari ke 1 Postpartum hari ke 1
Riwayat Penyakit Dahulu Thypoid saat SMA Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada Ayahnya memiliki riwayat

penyakit asam urat

Subyek studi kasus ini adalah ibu postpartum dengan persalinan normal sejumlah 2

(dua) orang. Subyek I yaitu Ny. I berusia 23 tahun, bertempat tinggal di Sambong

Batang, pendidikan terakhir SMA, dan bekerja sebagai karyawan swasta. Status

obstetric Ny. I P1A0 (primipara). Ny. I datang ke IGD pada tanggal 20 Juli 2019

pukul 22.10 WIB dengan keluhan kencang-kencang dan ada pergerakan janin yang

mulai turun ke bawah. Pada pukul 23.00 WIB, Ny. I langsung dipindahkan ke ruang

bersalin dan menjalani proses persalinan. Pukul 04.50 WIB bayi lahir dengan selamat

berjenis kelamin laki-laki, berat 3000 gram, dan panjang badan 49 cm. Setelah

observasi pasca persalinan terlewati, Ny. I dipindahkan ke ruang rawat inap untuk

menjalani perawatan pasca persalinan. Saat dilakukan pengkajian tanggal 21 Juli

2019 pukul 08.00 WIB, Ny. I mengeluhkan bahwa badannya masih terasa lemas.

Subyek II yaitu Ny. H berusia 20 tahun, bertempat tinggal di Kalisari Batang,

pendidikan terakhir SMA, dan bekerja sebagai karyawan swasta. Status obstetric Ny.

H P1A0 (primipara). Ny. H datang ke IGD pada tanggal 23 Juli 2019 pukul 21.40

WIB dengan keluhan kencang-kencang secara terus menerus sudah kurang lebih 3

jam. Pada pukul 22.30, Ny. H langsung dipindahkan ke ruang bersalin dan menjalani
proses persalinan. Pukul 05.15 WIB bayi lahir dengan selamat berjenis kelamin laki-

laki, berat 2900 gram, dan panjang badan 46 cm. Setelah observasi pasca persalinan

terlewati, Ny. H dipindahkan ke ruang rawat inap untuk menjalani perawatan pasca

persalinan. Saat dilakukan pengkajian tanggal 24 Juli 2019 pukul 09.30 WIB, Ny. I

mengeluhkan bahwa luka bekas jahitan di jalan lahir masih terasa sedikit sakit tetapi

tidak terlalu mengganggu aktivitasnya.

Subyek I Subyek II
Observasi :
Tekanan Darah 120/80 mmHg 115/86 mmHg
Frekuensi Nadi 86 kali/menit 88 kali/menit
Frekuensi Pernapasan 20 kali/menit 20 kali/menit
Suhu Tubuh 36.3˚C 36.5˚C
Kesadaran Composmentis Composmentis
GCS 15 15
Pemeriksaan Fisik :
Breating Tidak ada keluhan sesak nafas, Tidak ada keluhan sesak

inspeksi : perkembangan dada nafas, inspeksi :

kanan kiri sama, palpasi : perkembangan dada kanan kiri

tidak ada nyeri tekan, perkusi : sama, palpasi : tidak ada nyeri

sonor, auskultasi : regular. tekan, perkusi : sonor,

auskultasi : regular.
Bleeding Lochea rubra bewarna merah Lochea rubra bewarna merah

kehitaman, jumlah pembalut 2 kehitaman, jumlah pembalut

(penuh) dalam 1 hari, tidak terkadang 1 setengah

ada sianosis, konjungtiva terkadang 2 pembalut penuh

merah muda, akral hangat, dan dalam 1 hari, tidak ada

CRT < 2 detik. sianosis, konjungtiva merah

muda, akral hangat, dan CRT


< 2 detik.
Brain Kesadaran composmentis Kesadaran composmentis

dengan GCS 15, tidak ada dengan GCS 15, tidak ada

benjolan pada kepala, dan benjolan pada kepala, dan

tidak ada nyeri tekan pada tidak ada nyeri tekan pada

kepala. kepala.
Bladder Tidak ada pembesaran pada Tidak ada pembesaran pada

daerah pinggang daerah pinggang


Bowel and Reproduksi Abdomen inspeksi : terdapat Abdomen inspeksi : terdapat

linea nigra, palpasi : tidak ada linea nigra, palpasi : tidak ada

nyeri tekan dan tinggi fundus nyeri tekan dan tinggi fundus

uteri 3 jari dibawah pusat uteri 3 jari dibawah pusat

disertai kontraksi kuat, perkusi disertai kontraksi kuat, perkusi

: timpani. : timpani.
Bone and Muskoloskeletal Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan

ekstremitas bawah berfungsi ekstremitas bawah berfungsi

dengan baik dengan baik


Data Psikososial :
Bounding Attachment Ibu merasa senang dan Ibu merasa senang dan

bahagia atas kelahiran bayinya bahagia atas kelahiran bayinya


Post Partum Blues Ibu mengalami penurunan Ibu mengalami kegelisahan

nafsu makan yang suka muncul secara tiba-

tiba

Hasil observasi tanda-tanda vital pada kedua subyek dalam batas normal. Kedua

subyek dalam keadaan sadar (composmentis) dengan GCS 15. Hasil pemeriksaan

fisik kedua subyek juga dalam batas normal.

Pemeriksaan Diagnostik Subyek I Subyek II


Laboratorium Hemoglobin 10.9 g/dL Hemoglobin 14.4 g/dL

Hematokrit 32 % Hematokrit 43 %

Eritrosit 4.0 10^3/ul Eritrosit 4.73 10^3/ul

Trombosit 267 10^3/ul Trombosit 221 10^3/ul

Leukosit 9.9 10^3/ul Leukosit 13.3 10^3/ul

Hasil pemeriksaan laboratorium subyek I dalam batas normal, sedangkan pada

subyek II dari hasil pemeriksaan laboratorium ada kelebihan jumlah kadar leukosit

dari batas normal (leukosit normal = 4-10 10^3/ul).

ANALISA MASALAH KEPERAWATAN

Analisis Data Penyebab Masalah


Subyek I
Data Subyektif : Persalinan normal Kurang pengetahuan

Pasien menanyakan apakah Perubahan psikologi

pemberian susu formula

diperbolehkan untuk bayi


Data Obyektif : Taking hold (ketergantungan

Keluarga pasien tampak kemandirian)



membelikan susu formula yang Belajar mengenai perawatan

masih terbungkus diri dan bayi



Butuh informasi

Kurang terpaparnya informasi

Kurang pengetahuan
Subyek II
Data Subyektif : Persalinan normal Kurang pengetahuan

Pasien mengatakan bahwa Perubahan psikologi

sepertinya dia tidak akan bisa Taking hold (ketergantungan

memberikan asi eksklusif kepada kemandirian)


anaknya karena bekerja dari pagi

hingga sore
Data Obyektif : 
Belajar mengenai perawatan
Pasien menunjukkan persepsi
diri dan bayi
yang keliru terhadap kondisinya 
Butuh informasi
saat ini

Kurang terpaparnya informasi

Kurang pengetahuan

Analisa masalah keperawatan pada kedua subyek awalnya terjadi karena adanya

perubahan psikologi pada pasca persalinan. Perubahan psikologi ini dapat

menimbulkan perasaan ketergantungan terhadap kemandirian seorang ibu dalam

menghadapi masa postpartum, sehingga hal tersebut membuat seorang ibu memiliki

rasa ingin belajar mengenai perawatan untuk diri sendiri dan bayinya. Dalam proses

belajar, dibutuhkan banyak informasi agar dapat mengambil tindakan yang tepat

dalam menghadapi kondisi yang sedang dialami, namun karena kurang terpaparnya

informasi maka menimbulkan masalah yaitu kurangnya pengetahuan pada kedua

subyek.

3. Diagnosa Keperawatan

Data Problem Etiologi


Subyek I
Data Subyektif : Kurang pengetahuan Kurang terpapar informasi

Pasien menanyakan apakah

pemberian susu formula

diperbolehkan untuk bayi


Data Obyektif :
Keluarga pasien tampak

membelikan susu formula yang

masih terbungkus
Subyek II
Data Subyektif : Kurang pengetahuan Kurang terpapar informasi

Pasien mengatakan bahwa

sepertinya dia tidak akan bisa

memberikan asi eksklusif kepada

anaknya karena bekerja dari pagi

hingga sore
Data Obyektif :

Pasien menunjukkan persepsi

yang keliru terhadap kondisinya

saat ini

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari kedua subyek, ditegakkanlah diagnose

keperawatan yaitu kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi.

4. Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional


Subyek I :
Kurang pengetahuan - Kaji tingkat pengetahuan Mengetahui tingkat

berhubungan dengan kurang pasien dan keluarga pengetahuan awal pasien dan

terpaparnya informasi keluarga

Kriteria Hasil : - Identifikasi kemungkinan Mengetahui kendala yang

1. Pasien dan keluarga penyebab dengan cara dialami pasien dan keluarga

menyatakan telah yang tepat mengenai kondisi

memahami tentang kondisi - Sediakan informasi pada Menambah pengetahuan


pasien saat ini pasien dan keluarga pasien dan keluarga agar dapat

2. Pasien dan keluarga mampu tentang kondisi dengan mengambil tindakan yang

melaksanakan cara yang tepat tepat dalam mengatasi kondisi

penatalaksanaan yang telah - Dukung pasien untuk Memberikan pilihan lain yang

dijelaskan oleh tenaga mengeksplorasi atau disesuaikan dengan kondisi

kesehatan secara benar mendapatkan second pasien dan keluarga agar tetap

3. Pasien dan keluarga mampu opinion dengan cara berada pada pengambilan

menjelaskan kembali apa yang tepat atau keputusan yang tepat

yang telah dijelaskan oleh diindikasikan

tenaga kesehatan.
Subyek II :
Kurang pengetahuan - Kaji tingkat pengetahuan Mengetahui tingkat

berhubungan dengan kurang pasien dan keluarga pengetahuan awal pasien dan

terpaparnya informasi keluarga

Kriteria Hasil : - Identifikasi kemungkinan Mengetahui kendala yang

1. Pasien dan keluarga penyebab dengan cara dialami pasien dan keluarga

menyatakan telah yang tepat mengenai kondisi

memahami tentang kondisi - Sediakan informasi pada Menambah pengetahuan

pasien saat ini pasien dan keluarga pasien dan keluarga agar dapat

2. Pasien dan keluarga mampu tentang kondisi dengan mengambil tindakan yang

melaksanakan cara yang tepat tepat dalam mengatasi kondisi

penatalaksanaan yang telah - Dukung pasien untuk Memberikan pilihan lain yang

dijelaskan oleh tenaga mengeksplorasi atau disesuaikan dengan kondisi

kesehatan secara benar mendapatkan second pasien dan keluarga agar tetap

3. Pasien dan keluarga mampu opinion dengan cara berada pada pengambilan

menjelaskan kembali apa yang tepat atau keputusan yang tepat

yang telah dijelaskan oleh diindikasikan


tenaga kesehatan.

Perencanaan keperawatan untuk mengatasi kurangnya pengetahuan pada kedua

subyek terdiri dari : kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga, identifikasi

kemungkinan penyebab, sediakan informasi pada pasien dan keluarga, serta

memberikan dukungan pada pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second

opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan.


5. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Jam Jam
Diagnosa Keperawatan Hari Ke-1 Hari Ke-2
(WIB) (WIB)
Subyek I : Implementasi Implementasi
Tanggal 21 Juli 2019 Tanggal 22 Juli 2019
Kurang pengetahuan 08.00 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan 08.30 Mengevaluasi ulang tingkat pengetahuan

berhubungan dengan keluarga pasien dan keluarga


08.05 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab
kurang terpaparnya 08.10 Memberikan informasi pada pasien dan

informasi keluarga melalui pendidikan kesehatan

tentang pentingnya asi eksklusif terhadap

bayi
08.25 Memberikan dukungan berupa pilihan lain

atau solusi bagi ibu yang bekerja dengan

menganjurkan ibu untuk melakukan

pumping untuk persediaan asi bagi bayi

saat ditinggal bekerja


Subyek II : Implementasi Implementasi
Tanggal 24 Juli 2019 Tanggal 25 Juli 2019
Kurang pengetahuan 09.30 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan 08.00 Mengevaluasi ulang tingkat pengetahuan

berhubungan dengan keluarga pasien dan keluarga


09.35 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab
kurang terpaparnya 09.40 Memberikan informasi pada pasien dan
informasi keluarga melalui pendidikan kesehatan

tentang pentingnya asi eksklusif terhadap

bayi
09.55 Memberikan dukungan berupa pilihan lain

atau solusi bagi ibu yang bekerja dengan

menganjurkan ibu untuk melakukan

pumping untuk persediaan asi bagi bayi

saat ditinggal bekerja

Tindakan keperawatan dilakukan selama 2 hari. Tindakan keperawatan hari pertama untuk subyek I dilakukan pada tanggal

21 Juli 2019 pukul 08.00 WIB peneliti mengkaji tingkat pengetahuan pasien. Pukul 08.05 WIB peneliti mengidentifikasi

kemungkinan penyebab. Pukul 08.10 WIB peneliti memberikan informasi melalui pendidikan kesehatan tentang

pentingnya asi eksklusif bagi bayi. Pukul 08.25 peneliti memberi dukungan berupa pilihan lain atau solusi bagi ibu yang

bekerja dengan menganjurkan ibu untuk melakukan pumping untuk persediaan asi bagi bayi saat ditinggal bekerja. Hari

kedua pada tanggal 22 Juli 2019 pukul 08.30 WIB, peneliti melakukan evaluasi akhir untuk memastikan kembali tingkat

pengetahuan ibu telah meningkat.


Tindakan keperawatan hari pertama untuk subyek II dilakukan pada tanggal 23 Juli 2019 Pukul 09.30 WIB peneliti

mengkaji tingkat pengetahuan pasien. Pukul 09.35 WIB peneliti mengidentifikasi kemungkinan penyebab. Pukul 09.40

WIB peneliti memberikan informasi melalui pendidikan kesehatan tentang pentingnya asi eksklusif bagi bayi. Pukul 09.55

WIB peneliti memberi dukungan berupa pilihan lain atau solusi bagi ibu yang bekerja dengan menganjurkan ibu untuk

melakukan pumping untuk persediaan asi bagi bayi saat ditinggal bekerja. Haari kedua pada tanggal 24 Juli 2019 pukul

08.00 WIB, peneliti melakukan evaluasi akhir untuk memastikan kembali tingkat pengetahuan ibu telah meningkat.

6. Evaluasi

Jam Jam
Diagnosa Keperawatan Hari Ke-1 Hari Ke-2
(WIB) (WIB)
Subyek I : Evaluasi Evaluasi
Tanggal 21 Juli 2019 Tanggal 22 Juli 2019
Kurang pengetahuan 08.30 S: 08.45 S:

berhubungan dengan Pasien mengatakan sudah paham Pasien mengatakan bahwa ia masih

kurang terpaparnya mengenai pentingnya asi eksklusif mengingat pesan dari peneliti tentang

informasi terhadap bayi dan tidak akan memberikan pentingnya asi eksklusif pada bayi dan

susu formula kepada bayinya tidak akan memberi susu formula pada

bayinya. Pasien mengatakan akan

berusaha memberikan asi eksklusif pada


bayinya meskipun sibuk bekerja
O: O:

Pasien kooperatif saat pendidikan Pasien tampak bersemangat saat

kesehatan berlangsung menyampaikan tekadnya dalam

memberikan asi eksklusif


A: A:

Kurang pengetahuan teratasi Kurang pengetahuan teratasi


P: P:

Evaluasi kembali tingkat pengetahuan Hentikan intervensi

pasien di lain hari


Subyek II : Evaluasi Evaluasi
Tanggal 23 Juli 2019 Tanggal 24 Juli 2019
Kurang pengetahuan 10.00 S: 08.15 S:

berhubungan dengan Pasien mengatakan sudah paham Pasien mengatakan bahwa ia masih

kurang terpaparnya mengenai pentingnya asi eksklusif mengingat pesan dari peneliti tentang

informasi terhadap bayi pentingnya asi eksklusif pada bayi, pasien

mengucapkan terima kasih kepada

peneliti karna merasa terbantu dan akan

berusaha memberikan asi eksklusif pada

bayinya meskipun sibuk bekerja


O: O:
Pasien kooperatif saat pendidikan Pasien tampak senang karna telah

kesehatan berlangsung mendapatkan solusi untuk masalahnya


A: A:

Kurang pengetahuan teratasi Kurang pengetahuan teratasi


P: P:

Evaluasi kembali tingkat pengetahuan Hentikan intervensi

pasien di lain hari

Evaluasi akhir subyek I dilakukan pada tanggal Tanggal 22 Juli 2019 pukul 08.45 WIB dengan hasil pasien mengatakan

bahwa ia masih mengingat pesan dari peneliti tentang pentingnya asi eksklusif pada bayi dan tidak akan memberi susu

formula pada bayinya. Pasien mengatakan akan berusaha memberikan asi eksklusif pada bayinya meskipun sibuk bekerja.

Pasien tampak bersemangat saat menyampaikan tekadnya dalam memberikan asi eksklusif. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa masalah kurang pengetahuan pada subyek II sudah teratasi dan pasien sudah dapat mengambil

penatalaksaan yang tepat, sehingga intervensi dihentikan.

Evaluasi akhir subyek II dilakukan pada tanggal Tanggal 24 Juli 2019 pukul 08.15 WIB dengan hasil pasien mengatakan

bahwa ia masih mengingat pesan dari peneliti tentang pentingnya asi eksklusif pada bayi, pasien mengucapkan terima

kasih kepada peneliti karna merasa terbantu dan akan berusaha memberikan asi eksklusif pada bayinya meskipun sibuk
bekerja. Pasien tampak terlihat senang karna telah mendapatkan solusi untuk masalahnya. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa masalah kurang pengetahuan pada subyek II sudah teratasi dan pasien sudah dapat mengambil

penatalaksaan yang tepat, sehingga intervensi dihentikan.


B. Pembahasan

Pembahasan studi kasus ini dibagi dalam 5 (lima) langkah keperawatan yaitu

pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Berdasarkan kasus yang ditemukan pada subyek I dan subyek II saat

pengkajian, di dapatkan hasil bahwa kedua subyek termasuk dalam kategori

primipara atau seorang yang baru pertama kali melahirkan, masih berusia

muda yaitu 20 sampai 23 tahun, dan hanya memiliki pendidikan terakhir

SMA.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan,

usia, pengalaman, dan informasi. Tingkat pendidikan menentukan mudah atau

tidaknya seseorang dalam memahami serta menyerap pengetahuan yang

diperoleh. Usia dan pengalaman menentukan banyak atau sedikitnya

pengetahuan yang dimiliki, semakin tinggi usia seseorang semakin banyak

pula pengalaman yang diperoleh. Pengalaman yang banyak akan menambah

tingkat pengetahuan seseorang (Rahayu et al., 2012).

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan kasus yang ditemukan pada subyek I dan subyek II,

ditemukan 1 (satu) diagnosa keperawatan yaitu kurang pengetahuan

berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi pada kedua subyek. Hal

ini ditandai dengan adanya data subyektif dan obyektif dari kedua subyek.
Data dari subyek I yaitu pasien menanyakan apakah pemberian susu formula

diperbolehkan untuk bayi serta keluarga pasien tampak sudah membelikan

susu formula yang masih terbungkus dan data dari subyek II yaitu pasien

mengatakan bahwa sepertinya dia tidak akan bisa memberikan asi eksklusif

kepada anaknya karena bekerja dari pagi hingga sore.

Kurang pengetahuan ditandai dengan menunjukkan perilaku tidak

sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah, dan

menanyakan masalah yang sedang dihadapi (SDKI, 2018).

3. Intervensi

Perencanaan tindakan untuk diagnose keperawatan kurang

pengetahuan antara lain : kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga,

identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat, sediakan

informasi pada pasien dan keluarga tentang kondisi dengan cara yang tepat,

dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion

dengan cara yang tepat atau diindikasikan. Kriteria hasil dari pemberian

perencanaan tindakan keperawatan tersebut antara lain : pasien dan keluarga

menyatakan telah memahami tentang kondisi pasien saat ini, pasien dan

keluarga mampu melaksanakan penatalaksanaan yang telah dijelaskan oleh

tenaga kesehatan secara benar, pasien dan keluarga mampu menjelaskan

kembali apa yang telah dijelaskan oleh tenaga kesehatan (SIKI, 2018).

4. Implementasi
Implementasi dilakukan pada tanggal Tanggal 21 Juli 2019 pukul 08.10

WIB untuk subyek I dan pada tanggal Tanggal 23 Juli 2019 pukul 09.40 WIB

untuk subyek II. Implementasi utama dilakukan dengan memberikan

pendidikan kesehatan mengenai pentingnya asi eksklusif terhadap bayi pada

kedua subyek untuk mengatasi diagnosa keperawatan kurang pengetahuan

berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.

Pendidikan kesehatan adalah proses yang direncanakan dengan sadar

untuk menciptakan peluang bagi individu-individu untuk senantiasa belaar

memperbaiki kesadaran (literacy) serta meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan (life skill) demi kepentingan kesehatannya. Proses pemberian

informasi dalam bentuk pendidikan kesehatan ini tidak lepas dari tahapan-

tahapan penerapan ilmu pengetahuan. Pesan atau informasi yang diterima oleh

individu akan melalui 4 (empat) tahapan yaitu awareness atau kesadaran,

interest atau menarik, evaluation atau menimbang-nimbang, dan trial atau

mencoba (Suryaningsih, 2013).

5. Evaluasi

Evaluasi akhir dilakukan pada tanggal Tanggal 22 Juli 2019 pukul 08.45

WIB untuk subyek I dan pada tanggal Tanggal 24 Juli 2019 pukul 08.15 WIB

untuk subyek II. Hasil yang didapatkan dari kedua subyek yaitu pasien

mengatakan bahwa mereka sudah paham mengenai pentingnya asi eksklusif


terhadap bayi dan akan berusaha memberikan asi eksklusif pada bayinya

meskipun sibuk bekerja.

Evaluasi adalah langkah terakhir dari asuhan keperawatan dengan cara

mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau

tidak. Pada tahap evaluasi, kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi

selama proses berlangsung (Nursalam, 2012).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengkajian yang dilakukan kepada kedua subyek didapatkan hasil bahwa kedua

subyek termasuk dalam kategori primipara atau seorang wanita yang baru

pertama kali melahirkan, masih muda dengan usia 20-23 tahun, dan memiliki

pendidikan terakhir SMA. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada kedua

subyek tersebut adalah kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi. Intervensi keperawatan untuk mengatasi kurangnya

pengetahuan yaitu merencanakan pemberian informasi untuk menambah

pengetahuan pada kedua subyek. Implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu

dengan cara memberikan informasi kepada kedua subyek melalui pendidikan

kesehatan tentang pentingnya asi eksklusif terhadap bayi. Evaluasi yang

didapatkan dari kedua subyek yaitu pasien mengatakan bahwa mereka sudah

paham mengenai pentingnya asi eksklusif terhadap bayi dan akan berusaha

memberikan asi eksklusif pada bayinya meskipun sibuk bekerja.

B. Saran

Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran setelah melakukan studi kasus

dalam perkembangan status kesehatan ibu postpartum, antara lain :


1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Diharapkan sebagai tambahan wacana dalam pemberian asuhan keperawatan

pada ibu postpartum dengan masalah keperawatan kurang pengetahuan akibat

kurang terpaparnya informasi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil studi kasus ini dapat dijadikan data dasar untuk melakukan

studi kasus selanjutnya dengan modifikasi terbaru.


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2012). Proses dan dokumentasi keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Rahayu, R. Y., Sudarmiati, S., Program, M., Ilmu, S., Fakultas, K., Fakultas, K., &

Universitas, K. (2012). Pengetahuan ibu primipara tentang faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi produksi ASI. Jurnal Nursing Studies, 1(1), 108–115.

RSQIM. (2014). Sejarah berdirinya Rumah Sakit QIM Batang. Retrieved from

http://www.rsqim.com/sejarah

SDKI. (2018). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). PPNI.

SIKI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). PPNI.

Suryaningsih, C. (2013). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu

post partum tentang ASI eksklusif. Jurnal Keperawatan Soedirman, 8(2), 77–

86.

Anda mungkin juga menyukai