Anda di halaman 1dari 40

DESAIN INOVATIF

“Penanganan Bau Tidak Sedap (Bau Amonia) Dengan Aroma Jeruk”


Di Ruang Gardenia dan Cempaka Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Pucang Gading Semarang
Disusun oleh :
1. Wa ode Astuti N. A (G3A019014)
2. Santy Puspita Dewi (G3A019015)
3. Feby Febriadin (G3A019019)
4. Andi Dwi Sinta M (G3A019017)
5. Jalia Lassitusen (G3A019021)
6. Choirul Alfan S (G3A019047)
7. Hidayah Risma W (G3A019051)
8. Ina Yatu Soleha (G3A019052)
9. Asa Cardika P (G3A019053)
10. Kiki Maya Wulandari (G3A019054)
11. Dimas Agung P (G3A019079)
12. Aditia Sapto N (G3A019058)
13. Ulinnuha Tubagus R (G3A019059)
14. Rahma Julia S (G3A019060)
15. Mustika Arindita N (G3A019045)
16. Ali Rais (G3A019042)
17. Dhatu Rama M (G3A019043)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia
individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak,
jantung, hati dan ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh
berupa otot-otot tubuh. Populasi lansia berusia ≥ 60 tahun sebanyak 10%
dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2050 di dunia. Sedangkan
lansia berusia ≥ 85 tahun meningkat 0,25 % (Holdsworth, 2014).
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, jumlah Lansia di Indonesia
mencapai 22,4 juta jiwa atau 8,69% dari jumlah penduduk. Sementara
menurut proyeksi BPS tahun 2015, pada tahun 2018 jumlah Lansia
diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta jiwa. Dengan jumlah Lansia
yang semakin besar, menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat
mempersiapkan Lansia yang sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak
menjadi beban bagi masyarakat maupun negara, dan justru menjadi asset
sumber daya manusia yang potensial (Kemenkes RI, 2018).
Penduduk lansia di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 34.490.8 ribu
jiwa (Profil Lansia Provinsi jawa Tengah, 2018).Penduduk lansia di
Kabupaten Semarang sebanyak 1.040.6 ribu jiwa (Profil Lansia Provinsi
Jawa Tengah, 2018).
Total populasi lansia di Bangsal Gardenia dan Cempaka sebanyak
4 lansia. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa lansia BAK
ditempat tidurnya, sehingga menimbulkan bau tidak sedap (bau amonia).
Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya
jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh
untuk mempertahankan fungsi secara normal menghilang, sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Fatmah, 2010). Pada lanjut usia terjadi kemunduran fisik pada semua
sistem termasuk sistem renal dan sistem urinaria. Proses penuaan
mempengaruhi sistem renal dan sistem urinaria dalam berbagai cara.
Proses penuaan secara tidak langsung menyebabkan masalah inkontinensia
(Stanley and Beare, 2012).
Setiati, (2014) dan Smeltzer and Bare, (2015) juga menyatakan
bahwa inkontinensia lebih sering dijumpai pada lanjut usia, khususnya
perempuan. faktor resiko yang menyebabkan kejadian inkontinensia lebih
sering dialami wanita adalah usia, jenis kelamin dan persalinan
pervaginam. Perubahan anatomi sistem berkemih pada lanjut usia
berhubungan dengan inkontinensia urine pada lanjut usia dapat berkaitan
dengan perubahan struktur anatomi pada sistem urinaria yaitu ginjal (Ren)
dan kandung kemih (Vesika Urinaria) (Stanley and Beare, 2012). Otot –
otot kandung kemih melemah, sehingga kapasitasnya menurun hingga 200
ml yang menyebabkan frekuensi berkemih meningkat (Maryan, 2011).

B. Rumusan Masalah
Apakah masalah bau dapat teratasi dengan penanganan
menggunakan aroma jeruk?
C. Tujuan
Pelaksanaan Desain Inovatif ini bertujuan untuk menangani
masalah bau tidak sedap (bau amonia) di ruang Gardenia dan Cempaka
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai pengalaman yang berharga dan menambah wawasan
dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan, khususnya mengenai penanganan dalam mengatasi
bau tidak sedap (bau amonia) di Ruang Gardenia dan Cempaka
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading.
b. Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Semarang khususnya penanganan dalam
mengatasi bau tidak sedap (bau amonia) di Ruang Gardenia dan
Cempaka Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading.

E. Manfaat aplikatif
Hasil penerapan ini diharapkan dapat memberikan masukan
sebagai pertimbangan untuk tindakan dalam mengatasi permasalahan bau
tidak sedap (bau amonia) di Ruang Gardenia dan Cempaka Rumah
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
pada bab I pasal 1 ayat 2 yang dimaksud lansia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun keatas.
2. Batasan Lansia
Menurut WHO menggolongkan lansiaberdasarkan usia
kronologis atau biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan
(Middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (Elderly)
berusia antara 60 dan 74 tahun. Lanjut usia tua 75-90 tahun dan usia
sangat tua (Very old) diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Nugroho
(2008) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan pendapat
beberapa ahli bahwa yang disebut lansia adalah orang yang telah
berumur 65 tahun ke atas (Azizah, 2011).
3. Perubahan yang terjadi pada lansia
Semakin bertambahnya umur manusia masyarakat, terjadi
proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada
perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik
tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan seksual (Azizah, 2011).
1) Perubahan fisik
a) Sistem penglihatan: perubahan sistem penglihatan pada lansia
erat kaitannya dengan presbiopi. Lensa kehilangan elastisitas
dan kaku, otot penyangga lensa lemah, ketajaman penglihatan
dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang,
penggunaan kacamata dan sistem penerangan yang baik dapat
digunakan.
b) Sistem pendengaran: presbiakusis (gangguan pada
pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan daya
pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
dimengerti terjadi diatas usia 60 tahun.
c) Sistem integumen: pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur,
tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan
sehingga menjadi tipis dan bercak kekeringan kulit disebabkan
atrofigrandulasebasea dan grandulasudoritera, timbul pigmen
berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.
Perubahan kulit lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan antara lain angin dan matahari terutama sinar
ultraviolet.
d) Sistem muskuloskeletal: kurangnya kepadatan tulang akan
mengakibatkan osteoporosis, sendi mengalami peradangan,
kekakuan nyeri, penurunan kekuatan otot.
e) Sistem kardiovaskuler: kemampuan mempompa darah
menurun, elastisitas pembuluh darah perifer sehingga tekanan
meningkat.
f) Sistem respirasi
Elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga
menarik nafas dalam lebih berat dan terjadi penyempitan
bronkus.
g) Gangguan pencernaan dan metabolisme: rasa lapar menurun,
asam lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul
konstipasi.
h) Sistem perkemihan: pola berkemih tidak normal, otot-otot
melemah, inkontinensia urin meningkat.
i) Sistem saraf: sistem susunan saraf mengalami perubahan
anatomi dan atrofi yang progresif pada serabut saraf lansia.
Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan
penurunan persepsi sensori dan respon motorik pada susunan
saraf pusat dan penurunan reseptorproprioseptif, hal ini terjadi
karena susunan saraf pusat pada lansia mengalami perubahan
morfologis dan biokimia, perubahan tersebut mengakibatkan
penurunan fungsi kognitif.
j) Sistem reproduksi : menciutnya ovarium dan uterus, terjadi
atrofi payudara. Pada laki-laki testis masih memproduksi
spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara beransur-
ansur. Selaput lendir vaginan menurun, permukaan menjadi
halus, sekresi menjadi berkurang dan reaksi sifatnya menjadi
alkali.
2) Perubahan kognitif
a) Memori (daya ingatan): daya ingat adalah kemampuan untuk
menerima, menyimpan dan menghadirkan kembali rangsangan
atau peristiwa yang pernah dialami seseorang. Pada lansia daya
ingat (memory) merupakan salah satu fungsi kognitif yang
seringkali paling awal mengalami penurunan. Ingatan jangka
panjang (long term memory) kurang mengalami perubahan,
sedangkan ingatan jangka pendek (short term memory) atau
seketika 0-10 menit memburuk.
b) IQ (Intellegent quocient): persepsi dan daya membayangkan
(fantasi) menurun, Fungsi intelektual mengalami kemunduran
adalah fluid intellegent seperti mengingat daftar, memeori
bentuk geometri, kecepatan menentukan kata, menyelesaikan
masalah, kecepatan berespon, dan perhatian yang cepat teralih.
c) Kemampuan pemahaman (comprehension): kemampuan
pemahaman atau menangkap pengertian pada lansia yang
mengalami penurunan. Dalam pelayanan terhadap lansia agar
tidak timbul salah paham sebaiknya dalam berkomunikasi
dilakukan kontak mata (saling memandang). Dengan kontak
mata, mereka akan dapat membaca bibir lawan bicaranya,
sehingga penurunan pendengarannya dapat diatasi dan dapat
lebih mudah memahami maksud orang lain. Sikap yang hangat
dalam berkomunikasi akan menimbulkan rasa aman dan
diterima, sehingga mereka akan lebih tenang, lebih senang dan
merasa dihormati.
d) Pemecahan masalah (problem solving)
Pada lansia masalah-masalah yang dihadapi tentu semakin
banyak.Banyak hal yang didahulunya dengan mudah dapat
dipecahkan menjadi terhambat karena terjadi penurunan fungsi
indera pada lansia. Hambatan yang lain dapat berasal dari
penurunan daya ingat, pemahaman dan lain-lain yang berakibat
bahwa pemecahan masalah menjadi lebih lama. Dalam
menyikapi hal ini maka dalam pendekatan pelayanan jiwa
lansia perlu diperhatikan ratio petugas kesehatan dan pasien
lansia.
e) Kinerja (performance)
Pada lansia memang akan terlihat penurunan kinerja baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan performance
yang membutuhkan kecepatan dan waktu mengalami
penurunan.Penurunan itu bersifat wajar sesuai perubahan
organ-organ biologis ataupun perubahan yang sifatnya
patologis. Dalam pelayanan kesehatan jiwa lanjut usia, mereka
perlu diberikan latihan-latihan keterampilan untuk tetap
mempertahankan kinerjanya.
3) Perubahan spiritual
Menurut Sundeen, agama atau kepercayaan lanjut usia
makin berintegrasi dalam kehidupannya. Lansia makin teratur
dalam kehidupan keagamannya.Hal ini dapat dilihat dalam berfikir
dan bertindak sehari-hari (Nugroho, 2008). Spiritualitas pada lansia
bersifat universal intrinsik dan merupakan proses individual yang
berkembang sepanjang rentang kehidupan. Karena aliran siklus
kehilangan terdapat pada kehidupan lansia, keseimbangan hidup
tersebut dipertahankan sebagai oleh efek positif dari kehilangan
tersebut. Lansia yang telah mempelajari cara menghadapi
perubahan hidup melalui mekanisme keimananan akhirnya
dihadapkan pada tantangan akhir yaitu kematian. Harapan
memungkinkan individu dengan keimanan spiritual atau religius
untuk bersiap mengahadapi krisis kehilangan dalam hidup sampai
kematian.
4) Perubahan psikososial
Perubahan psikososial yang dialami oleh lansia antara lain:
pensiun, perubahan aspek kepribadian dan perubahan dalam peran
sosial dimasyarakat dan perubahan minat.
5) Penurunan fungsi dan potensi seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lansia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik.Seperti gangguan
jantung, gangguan metabolisme (misal diabetes melitus), vaginitis,
dan baru selesai operasi prostatektomi.Pada wanita mungkin ada
kaitannya dengan masa menopause yang berarti fungsi seksual
mengalami penurunan karena sudah tidak produktif walaupun
sebenarnya tidak harus begitu, karena kebutuhan biologis selama
orang masih sehat dan masih memerlukan tidak salahnya bila
dijalanakan terus secara wajar dan teratur tanpa mengganggu
kesehatannya (Azizah, 2011).

B. Bau Tidak Sedap (Bau Amonia)


1. Definisi
Amonia merupakan senyawa yang ada didalam urin, yang
bersifat basa dan bila terkena sinar atau panas akan menimbulkan bau
menyengat.Bau amonia tersebut berasal dari peruraian urea sebagai
komponen bahan organik terbanyak dalam urin oleh jasad renik
menjadi energy dan gas NH3. (Fujishima, 2016)
2. Dampak Bau Amonia
Ammonia juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi
kesehatan dan lingkungan yaitu mengganggu pernapasan, iritasi
selaput lendir hidung dan tenggorokan, iritasi mata (mata merah,
pedih dan berair) dan iritasi kulit. Konsentrasi ammonia dalam ruang
jika mencapai 1,5 ppm (bau tidak enak) setelah kurang lebih satu
minggu dan meninggalkan warna kuning yang sulit di bersihkan.
(Mukono, 2015).

C. SOP Membersihkan Ruangan


1. SOP Menyapu Lantai (Sweeping)
a) Definisi
Suatu proses pembersihan lantai dengan menggunakan sapu dan
dustpan
b) Tujuan
Supaya lantai menjadi bersih dari debu dan kotoran
c) Persiapan alat
1) Sapu (Broom), bertangkai panjang agar saat mengerjakan tidak
membungkuk.
2) Serokan (Dustpan)
3) Tempat sampah (Garbage)
d) Cara Kerja
1) Usahakan agar ruangan yang akan disapu tidak banyak
perlengkapannya yang dapat menghalangi teknik pembersihan
2) Mulai menyapu dari sudut terjauh dari pintu masuk
3) Peganglah sapu dengan tangan kanan dan sodo (dustpan)
dengan tangan kiri
4) Kumpulkan sampah dan debu ke dalam dustpan
5) Lanjutkan menyapu sehingga keseluruh ruangan atau lantai
bersih dari debu dan sampah
6) Perhatikan tempat – tempat tersembunyi /”hidden places”
seperti : dibalik pintu, disudut ruangan dan sebagainya
7) Jika pekerjaan telah selesai, bersihkan sapu dengan cara
mengibaskan di atas bak sampah, agar kotoran/debu lepas dari
bulu-bulu sapu
8) Sampah atau debu yang dikumpulkan pada “dustpan” di buang
kedalam tempat-tempat sampah atau garbage
9) Bersihkan dustpan dengan lap, bila perlu dicuci dengan air dan
sabun cair
10) Gunakan semua alat – alat pembersih dengan benar, yakni
dalam kondisi bersih, kering dan teratur

2. SOP Pengepelan Lantai (Metode Mopping) Ruangan


a) Definisi
Mop adalah sebendel serat/benang yang dipergunakan
untuk membersihkan debu dan kotoran lain yang melekat di
lantai.
b) Tujuan
Supaya lantai menjadi bersih dan bebas dari kuman
c) Persiapan alat dan bahan
1) Mop
2) Alat pel lantai
3) Sikat
4) Tiga buah ember : satu ember berisi air lisol, satu ember berisi
pewangi lantai, dan satu ember berisi air bersih untuk
membilas.
5) Pemeras (metallic presser)
6) Alat pel karet
7) Air (pure water)
8) Sabun cair
9) Lisol
d) Persiapan memulai pekerjaan
1) Buat larutan air dengan lisol pada satu ember dengan
perbandingan 10 liter air : 40 cc lisol
2) Buat larutan air dengan pewangi lantai pada satu ember dengan
perbandingan 10 liter air : 20 cc pewangi lantai
3) Siapkan air bersih (pure water) ke dalam satu ember sebanyak
10 liter air

4) Atur tempat tidur yang ada diruangan (furniture), sehingga


lantai bebas dari halangan
e) Cara kerja
1) Yang pertama sikat dan guyur ruangan dengan air mengalir,
Air dibuang menggunakan alat pel karet.
2) Lalu jika sudah, keringkan dengan lap pel kering.
3) Lalu berikutnya celupkan alat pel lantai pada ember yang
berisi lisol untuk desifektan dan mengurangi bau.
4) Langkah ketiga celupkan alat pel lantai pada ember yang berisi
pewangi lantai
5) Mulai mopping dari sudut ujung tempat tidur sampai pintu
masuk
6) Gerakkan mop maju mundur, atau kiri dan kekanan, dengan
mundur, sehingga lantai yang sudah dibersihkan tidak terinjak
lagi
7) Bila mop sudah kotor, celupkan ke dalam ember yang berisi air
saja, sehingga kotoran pada mop akan larut kedalam air

8) Angkat mop dari ember tersebut dan celupkan kedalam ember


yang berisi larutan air dan lisol
9) Angkat mop tersebut dan peras dengan alat pemeras sehingga
mop tersebut tidak terlalu basah namun lembab
10) Lanjutkan mopping dengan gerak seperti tersebut diatas,
sehingga seluruh lantai menjadi bersih
11) Mop yang menyerap kotoran dengan baik, maka cepat kotor,
oleh karena itu air pembilas harus sering diganti
12) Untuk lisol dan air diganti seperlunya.
f) Hal-hal yang perlu di perhatikan
Bila lantai ada kotoran tercemar seperti darah, muntah dan lain-lain
terlebih dahulu diangkat dengan menggunakan lap khusus
Nosokomial, petugas kebersihan harus menggunakan sarung tangan
dan masker, lalu mopping dengan menggunakan mop khusus
dengan campuran air dengan desinfektan perbandingan 1 : 100 cc.

3. SOP Pengepelan Lantai (Metode Mopping) Kamar Mandi


a) Definisi
Mop adalah sebendel serat/benang yang dipergunakan
untuk membersihkan debu dan kotoran lain yang melekat di
lantai.
b) Tujuan
Supaya lantai menjadi bersih dan bebas dari kuman
c) Persiapan alat dan bahan
1) Mop
2) Alat pel lantai
3) Sikat
4) Tiga buah ember : satu ember berisi air lisol, satu ember berisi
pewangi lantai, dan satu ember berisi air bersih untuk
membilas.
5) Alat pel karet
6) Air (pure water)
7) Sabun cair
8) Lisol
d) Persiapan memulai pekerjaan
1) Buat larutan air dengan lisol pada satu botol aqua dengan
perbandingan 1,5 liter air : 20 cc lisol
2) Buat larutan air dengan pewangi lantai pada botol aqua dengan
perbandingan 1,5 liter air : 20 cc sabun cair
e) Cara kerja
1) Yang pertama bersihkan kotoran di kamar mandi dan guyur
ruangan dengan air mengalir, Air dibuang menggunakan alat
pel karet.
2) Lalu berikutnya beri kamar mandi cairan berisi lisol untuk
desifektan dan mengurangi bau dan pewangi.
3) Mulai sikat dari sudut ujung ke ujung, Gerakkan mop maju
mundur, atau kiri dan kekanan, dengan mundur, sehingga
lantai yang sudah dibersihkan tidak terinjak lagi. Usahakan air
terus mengalir. Air dibuang menggunakan alat pel karet.
4) Usahakan air tidak mengenang di lantai. Agar lantai kering dan
tidak licin.
BAB III
PENGKAJIAN BAU DI BANGSAL GARDENIA DAN CEMPAKA

A.Gambaran Penelitian
1. Gambaran umum tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Penelitian dilakukan di Rumah
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang di ruang
Gardenia dan Cempaka dilakukan pada responden lansia sebanyak 4
PM. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini ialah observasi.
Observasi dilakukan pada kondisi lingkungan disekitar ruangan
Gardenia dan Cempaka.
2. Gambaran umum respoden
Penelitian menggunakan metode deskriptif dan observasi yang
membahas mengenai bau di ruangan Gardenia dan Cempaka. Deskriptif
dilakukan pada 4 PM yang masih kooperatif mengenai lingkungan.
B. Hasil Penelitian
1. Keadaan Lingkungan Di Dalam Bangsal
a. Ventilasi/Penerangan
Berdasarkan observasi didapat bahwa kondisi penerangan di
dalam ruangan masih kurang maksimal, kondisi ruangan hanya
mempunyai ventiasi dari sisi depan akibatnya cahaya yang masuk
menjadi terbatas. Pintu dan jendela jarang dibuka ketika siang hari
sehingga pertukaran udara/ventilasi kurang baik akibatnya bau di dalam
ruangan menjadi meningkat.
Gambar 1. Kondisi Ventilasi

b. Kebersihan dan kerapian


 Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa ruang keadaan
kurang bersih pada pagi dan sore hari. Perabot tertata dengan rapi
pada tempatnya,. Peralatan elektronik berfungsi dan dalam keadaan
bersih.
 Ruang Gardenia dan Cempaka, ruang yang samping kiri tercium
bau tidak sedap terutama pagi hari. Hal ini dikarenakan, ada
beberapa PM yang BAB/BAK di tempat tidur dan lantai tidak
langsung dibersihkan, ruangan dibersihkan setelah jam makan
siang, sehingga menimbulkan bau menyengat.
 Pengawasan saat jam makan perlu ditingkatkan, sehingga jika ada
sisa – sisa makanan yang jatuh segera dibersihkan, selain itu
pembersihan dan pengontrolan tempat tidur PM lebih sering untuk
meminimalisir (kotoranbab/bak) yang tertinggal.
Gambar 2. Kondisi Ruangan Gardenia dan Cempaka

c. Kamar mandi
Berdasarkan observasi, Kondisi kamar mandi tidak terdapat pintu,
dan tidak ada ventilasi, hal ini menurut observer apabila terjadi
kecelakaan di dalam kamar mandi, lansia bisa cepat di tolong. Kamar
mandi yang tanpa penutup akan mencemarkan bau karena tidak adanya
penghambat, sehingga bau akan keluar dan menimbulkan bau tidak
sedap, sebaiknya kamar mandi diberi tirai untuk meminimalisir bau.

Gambar 3. Kondisi Kamar Mandi di Gardenia dan Cempaka


d. Keamanan
Berdasarkan observasi lantai di kamar tidur dan ruang utama
adalah ubin dan licin apabila kondisi basah terutama bila PM BAK di
sekitar tempat tidur. Lantai kamar mandi adalah ubin kasar yang timbul
kerak sehingga membuat lantai licin. Terdapat pegangan dikamar mandi
untuk pengaman.

e. Pembersihan ruang
 Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa pembersihan
ruangan kurang, karena ketidaktepatan teknik mengepel sehingga
memperparah bau.
 Ketika akan membersihkan lantai seharusnya lantai yang terkena
BAB dan BAK dibersihkan terlebih dahulu dengan pel lain
sehingga tidak menyebabkan kontaminasi
 Setelah mengepel dengan desinfektan (lisol) seharusnya lantai dipel
lagi menggunakan pewangi lantai
 Kain pel yang digunakan seharusnya lebih sering dicuci supaya air
kencing yang menempel di pel tidak mencemari bagian lantai yang
lain
 Air desinfektan yang sudah digunakan di bangsal lain sebaiknya
dibuang, dan di ganti dengan air yang baru untuk bangsal Gardenia
dan Cempaka, sehingga tidak memperparah bau.
 Setelah mengepel, sebaiknya air bekas pel di buang di kamar
mandi, karena jika di buang di selokan akan menguap jika terkena
panas dan menimbulkan bau, karena selokan didepan ruangan
jarang teraliri air, kadang kondisi selokan kering.
 Sebaiknya lebih sering dilakukan pengontrolan kebersihan terutama
bangsal Gardenia dan Cempaka saat PM BAK/BAB di lantai
Gambar 4. Kondisi Sanitasi Membersihkan Lantai

2. Keadaan Lingkungan Di Luar Bangsal


a. Pemanfaatan halaman
Halaman/tanah dimanfaatkan untuk menanam bunga kebersihan
halaman selalu terjaga dan selalu disiram.
b. Pembuangan air limbah
Berdasarkan observasi, air limbah dibuang melalui saluran pembuangan
limbah yang sudah ada (selokan), selokan dalam kondisi terbuka namun
selalu dalam keadaan bersih.
c. Pembuangan sampah
Berdasarkan observasi, di ruang Gardenia dan Cempaka ada 2
tempat sampah, salah satu tempat sampah terbuka. Berdasarkan
observasi diketahui bahwa ada petugas yang mengambil sampah di bak
sampah dan dikumpulkan untuk dimusnahkan. Akan tetapi Bak sampah
yang tidak tertutup akan menambah bau di lingkungan sekitar ruangan,
terutama jika sampah tersebut berisi bekas pampers PM, sehingga
sebaiknya bak sampah tertutup dan dibedakan menjadi 2 yakni bak
sampah organic dan an organic, hal ini akan mempermudah pemilahan
sampah, pembersihan, serta dapat mengurangi bau.
Gambar 5. Kondisi Halaman Luar Pembungan Sampah
d. Sanitasi
Berdasarkan observasi diketahui bahwa WC yang digunakan
dapat berfungsi dengan kurang baik dan terlihat kurang bersih. Saluran
pembuangan air limbah mengalir dengan lancar. Ditemukan ada 1 PM
laki – laki di ruang gardenia yang BAK/BAB di tempat tidur sehingga
dapat menimbulkan bau.

3. Tingkah Laku PM
a. BAB/BAK
Berdasarkan observasi, terdapat 1 PM yang pipis ditempat tidur
dan 1 PM yang BAB di tempat tidur, hal ini dikarenakan PM melepas
pampers yang telah di berikan, penyebab lainnya yakni pampers PM
yang sudah penuh sehingga bocor dan membasahi pakaian sehingga
menimbulkan bau pesing. Sehingga sebaiknya dilakukan pengontrolan
pampers setiap 4 jam untuk meminimalisir kebocoran dan untuk
mengetahui PM yang BAB ditempat tidur
b. Kebersihan Diri
Berdasarkan observasi, PM mandi 2 kali sehari. Ada beberapa
PM yang mampu mandi sendiri, PM mandi menggunakan sabun dan
keramas menggunakan shampo. Ada PM yang mandi dibantu oleh
petugas, PM mandi menggunakan sabun, serta keramas menggunakan
shampo, akan tetapi PM tidak melakukan gosok gigi. Kebersihan kuku
PM terjaga, PM yang tidak mampu memotong kuku dibantu oleh
petugas, sedangkan untuk kebersihan tangan mayoritas PM tidak
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, beberapa PM
mengusapkan tangannya ke baju setelah makan.
c. Makan
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa PM makan 3 kali
sehari, ada beberapa PM makan secara mandiri. Terdapat PM yang suka
membuang makanan dibawah tempat tidur.
a. Kategori Lingkungan
Tabel
Distribusi Pertanyaan Berdasarkan Kategori Kebersihan Lingungan
PM Mengenai kebersihan lingkungan Di Ruangan Gardenia dan
Cempaka Di Rumah Pelayanan Social Lanjut Usia Pucang Gading
Semarang Pada Bulan Februari 2020 (N=4)
No Pertanyaan Tidak Ya Total
f % F % f %
1. Apakah terdapat ventilasi di dalam 0 0 4 100 4 100
bangsal?
2. Apakah pertukaran ventilasi sudah 1 25 3 75 4 100
merata?
3. Apakah ruangan terjaga 4 100 0 100 4 100
kebersihannya ?
4. Apakah ruangan selalu di pel? 0 0 4 100 4 100
5. Apakah kondisi kamar mandi 0 0 4 100 4 100
bersih?
6. Apakah lantai di dalam ruangan 4 100 0 0 4 100
licin?
7. Apakah terdapat PM yang 0 0 4 100 4 100
BAB/BAK di dalam ruangan ?
8. Apakah dihalaman terdapat 0 0 4 100 4 100
tanaman dan bunga?
9. Apakah terdapat selokan yang 4 100 0 0 4 100
mempet?
10. Apakah pembungan sampah sesuai 4 100 0 0 4 100
tempatnya ?
11. Apakah anda BAB/BAK di tempat 3 75 1 25 4 100
tidur ?
12. Apakah anda mandi setiap hari? 0 0 4 100 4 100
13. Apakah anda mengganti pemper 0 0 4 100 4 100
dan pakaian setiap hari ?
14. Apakah anda membungan sisa 0 0 4 100 4 100
makanan dibawah tempat tidur ?
15. Apakah anda sengaja BAB/BAK di 4 100 0 0 4 100
atas tempat tidur?

Berdasarkan tabel 1.2 tentang kategori per-item mengenai


lingkungan di ruangan dapat dideskripsikan bahwa masih ada beberapa
kategori lingkungan yang kurang baik salah satunya yaitu keadaaan kamar
mandi yang kotor sebesar 4 (100 %), PM masih BAB/BAK di tempat tidur
sebesar 1 (25%), serta masih ada PM yang masih sengaja BAB/BAK di
tempat tidur sebesar 1 (25%).
Disamping perubahan tingkah laku PM yang membuat lingkungan
menjadi kotor terdapat faktor kognitif pada lansia yang menurun.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa semakin tinggi nilai aspek
kognitif baik pada lansia, maka pola eliminasi pada lansia semakin baik
begitu sebaliknya (Astuti, 2013). Akibat penurunan kognitif banyak lansia
yang masih BAB/BAK sembarangan di kamar mandi dan tempat tidur
dengan sengaja. Hal ini yang membuat bau ruangan semakin meningkat.
Ruangan sudah dilakukan pengepelan secara rutin tetapi tehnik
pengepelan masih kurang benar, pada proses pengepelan masih
menggunakan 1 ember air untuk mengepel dan membilas. Hal ini yang
membuat bau semakin menyebar.

B. PATWAYS KEPERAWATAN KASUS

PM BAK dan BAB di tempat


tidur

Kondisi ruangan yang dekat dengan kamar mandi

Bau tidak sedap (pesing)

Gangguan rasa nyaman

Aroma Jeruk Penerapan pengepelan


lantai sesuai SOP
Mengikat bau tak sedap

bau tidak sedap berkurang


C. ANALISA DATA

DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI


Data Subjektif Gangguan rasa Stimuli lingkungan
- PM dan karyawan mengeluh tidak nyaman nyaman 00214 yang menganggu
dengan bau tidak sedap ( pesing) pada (bau tidak sedap)
ruangan Gardenia dan Cempaka.
- PM dan karyawan mengatakan kurang puas
dengan keadaan lingkungan.
Data Obyekif
- Terdapat 1 PM yang aktivitas eliminasi BAK
dan BAB di tempat tidur
- Ruangan dekat dengan kamar mandi
sehingga menimbulkan bau pesing
- Terlihat 1 PM yang BAK di tempat tidur
- Petugas kebersihan tidak melakukan
pembersihan ruangan sesuai SOP
- Petugas kebersihan hanya menggunakan 1
kain untuk membersihkan seluruh ruangan
dan hanya menggunakan 1 ember air.
Sehingga air terkontaminasi dengan kotoran
sebelumnya.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
PARAF
Diagnosis
No. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI (NIC) &
Keperawatan
NAMA
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 7 jam pasien NIC: Manajemen lingkungan:
nyaman menunjukkan hasil: Kenyamanan (6482)
(00214) a. Tentukan tujuan pasien dan
Status Kenyamanan: Lingkungan (2009) keluarga dalam mengelola
Tujuan lingkungan dan kenyamanan yang
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5 optimal
Suplai dan peralatan b. Memberikan aplikasi tanaman
yang dibutuhkan lidah mertua pada sudut-sudut
1. √ ruangan sebagai biofilter
berada dalam
jangkauan c. Memberikan aplikasi aroma Jeruk
2. Suhu ruangan √ d. Memberikan edukasi kepada
Lingkungan yang petugas kebersihan tentang SOP
3. √ sweeping ( menyapu lantai) dan
kondusif untuk tidur
Kepuasan dengan SOP metode mopping
4. √ (pengepelan lantai) yang benar.
lingkungan fisik
Ketertiban e. Pertimbangkan penempatan
5. √ pasien di kamar dengan beberapa
lingkungan
Kebersihan tempat tidur (teman sekamar dan
6. √ masalah lingkungan yang sama
lingkungan
Tidak ada yang bila memungkinkan
7. √ f. Hindari gangguan yang tidak
berserakan di lantai
Perangkat perlu dan berikan untuk waktu
8. keselamatan √ istirahat
digunakan dengan g. Ciptakan lingkungan yang tenang
tepat dan mendukung
9.Pencahayaan ruangan √ h. Sediakan lingkungan yang aman
10. Privasi √ dan bersih
Ketersediaan ruang i. Pertimbangkan sumber-sumber
11. √ ketidaknyamanan, seperti
untuk pengunjung
Tempat tidur yang pampers yang sudah penuh
12. √ j. Bersihkan segera selimut, seprei ,
nyaman
Perabotan rumah baju yang terkena urine dan feses
13. √ k. Fasilitasi tindakan-tindakan
yang nyaman
Adaptasi lingkungan kebersihan untuk menjaga
14. √ kenyamanan individu (personal
yang dibutuhkan
Lingkungan yang hygiene)
15. √
damai
Kontrol terhadap
16. √
suara ribut
Mengontrol bau-
17. √
bauan
Keterangan:
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

- Suplai dan peralatan yang dibutuhkan berada dalam jangkauan


(200901)
- Suhu ruangan dalam batas normal 20 - 2 (200902)
- Lingkungan untuk tidur dalam keadaan kondusif (200903)
- Merasa puas dengan lingkungan fisik (200904)
- Menunjukkan ketertiban lingkungan (200905)
- Lingkungan bersih (200906)
- Tidak ada yang berserakan di lantai(200907)
- Dapat dengan tepat menggunakan perangkat keselamatan
(200908)
- Pencahayaan ruangan baik (200909)
- Terdapat tempat tidur yang nyaman (200912)
- Lingkungan menunjukkan kondisi damai(200915)
- Tidak ada bau-bauan (200917)

E. IMPLEMENTASI

No Hari/ Implementasi Respon


dx Tanggal
1 Senin 17 a. Menginformasikan tindakan DS : PM mengatakan bersedia untuk dibersihkan ruangannya
Februari kebersihan yang akan DO : PM membantu menginformasikan lokasi yang harus dibersihkan
2020 dilakukan dibangsal
08-10.00 Gardenia dan Cempaka

b. Membersihkan ruangan DS : PM mengatakan “semangat” untuk para mahasiswa


Gardenia dan Cempaka DO : PM terlihat lebih nyaman
Tujuan
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5
Suplai dan peralatan yang
1. √
dibutuhkan berada dalam
jangkauan
2. Suhu ruangan √
Lingkungan yang
3. √
kondusif untuk tidur
Kepuasan dengan
4. √
lingkungan fisik
5. Ketertiban lingkungan √
6. Kebersihan lingkungan √
Tidak ada yang
7. √
berserakan di lantai
Perangkat keselamatan
8. √
digunakan dengan tepat
9. Pencahayaan ruangan √
10. Privasi √
Ketersediaan ruang untuk √
11.
pengunjung
Tempat tidur yang √
12.
nyaman
Perabotan rumah yang √
13.
nyaman
Adaptasi lingkungan yang √
14.
dibutuhkan
15. Lingkungan yang damai √
Kontrol terhadap suara √
16.
rebut
17. Mengontrol bau-bauan √

c. Memberikan edukasi kepada DS : Petugas kebersihan mengatakan bersedia diajarkan cara mengepel yang benar sesuai SOP
petugas kebersihan tentang DO : Petugas membantu membersihkan ruangan
SOP metode mopping
(pengepelan lantai) yang
benar.
d. Memberikan aplikasi aroma
Jeruk DS : Petugas mengatakan mau membantu mengaplikasikan aroma Jeruk
DO : Petugas membantu memberikan aroma Jeruk

e. Ciptakan lingkungan yang


tenang dan mendukung DS : PM mengatakan ruangan sudah lebih bersih, baunya berkurang
DO : PM terlihat lebih nyaman
f. Sediakan lingkungan yang
aman dan bersih
DS : PM mengatakan mau menjaga kebersihan
DO : PM yang masih dapat beraktivitas terlihat toileting sesuai dengan tempatnya (toilet)
g. Pertimbangkan sumber-
sumber ketidaknyamanan, DS : PM mengatakan jika pampersnya sudah penuh akan meminta tolong untuk diganti
seperti pampers yang sudah DO : PM terlihat memakai pampers
penuh

h. Bersihkan segera selimut,


seprei , baju yang terkena DS : PM melaporkan kepada mahasiswa ketika baju kotor / terkena urine dan feses
urine dan feses. DO : Baju PM yang terkena urine dan feses diganti oleh mahasiswa

i. Fasilitasi tindakan-tindakan DS : PM mengatkan mau menjaga kebersihan diri


kebersihan untuk menjaga DO : PM terkadang lupa menjaga kebersihan diri (ex : mengompol)
kenyamanan individu
(personal hygiene)

Selasa 18 a. Menginformasikan tindakan DS : PM mengatakan bersedia untuk dibersihkan ruangannya


Februari kebersihan yang akan DO : PM membantu menginformasikan lokasi yang harus dibersihkan
2020 dilakukan dibangsal
07.00- Gardenia dan Cempaka
14.00
b. Membersihkan ruangan DS : PM mengatakan “semangat” untuk para mahasiswa
Gardenia dan Cempaka DO : PM terlihat lebih nyaman

Tujuan
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5
Suplai dan peralatan yang
1. dibutuhkan berada dalam √
jangkauan
2. Suhu ruangan √
Lingkungan yang
3. √
kondusif untuk tidur
Kepuasan dengan
4. √
lingkungan fisik
5. Ketertiban lingkungan √
6. Kebersihan lingkungan √
Tidak ada yang
7. √
berserakan di lantai
Perangkat keselamatan
8. √
digunakan dengan tepat
9. Pencahayaan ruangan √
10. Privasi √
Ketersediaan ruang untuk √
11.
pengunjung
Tempat tidur yang √
12.
nyaman
Perabotan rumah yang √
13.
nyaman
Adaptasi lingkungan yang √
14.
dibutuhkan
15. Lingkungan yang damai √
Kontrol terhadap suara √
16.
rebut
17. Mengontrol bau-bauan √
c. Memberikan edukasi kepada DS : Petugas kebersihan mengatakan bersedia diajarkan cara mopping yang benar sesuai SOP
petugas kebersihan tentang DO : Petugas membantu membersihkan ruangan
SOP metode mopping
(pengepelan lantai) yang
benar.

d. Memantau aplikasi aroma DS : Petugas mengatakan mau membantu mengaplikasikan aroma jeruk
Jeruk DO : Petugas membantu memberikan aroma Jeruk

e. Ciptakan lingkungan yang DS : PM mengatakan ruangan sudah lebih bersih, baunya berkurang
tenang dan mendukung DO : PM terlihat lebih nyaman

f. Sediakan lingkungan yang DS : PM mengatakan mau menjaga kebersihan


aman dan bersih DO : PM yang masih dapat beraktivitas terlihat toileting sesuai dengan tempatnya (toilet)

g. Pertimbangkan sumber- DS : PM mengatakan jika pampersnya sudah penuh akan meminta tolong untuk diganti
sumber ketidaknyamanan, DO : PM terlihat memakai pampers
seperti pampers yang sudah
penuh

h. Bersihkan segera selimut, DS : PM melaporkan kepada mahasiswa ketika baju kotor / terkena urine dan feses
seprei , baju yang terkena DO : Baju PM yang terkena urine dan feses diganti oleh mahasiswa
urine dan feses.

DS : PM mengatkan mau menjaga kebersihan diri


i. Fasilitasi tindakan-tindakan DO : PM terkadang lupa menjaga kebersihan diri (ex : mengompol)
kebersihan untuk menjaga
kenyamanan individu
(personal hygiene)

Rabu 19 a. Menginformasikan tindakan DS : PM mengatakan bersedia untuk dibersihkan ruangannya


Februari kebersihan yang akan DO : PM membantu menginformasikan lokasi yang harus dibersihkan
2020 dilakukan dibangsal
07.00- Gardenia dan Cempaka
14.00
b. Membersihkan ruangan DS : PM mengatakan “semangat” untuk para mahasiswa
Gardenia dan Cempaka DO : PM terlihat lebih nyaman
Tujuan
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5
Suplai dan peralatan yang
1. dibutuhkan berada dalam √
jangkauan
2. Suhu ruangan √
Lingkungan yang
3. √
kondusif untuk tidur
Kepuasan dengan
4. √
lingkungan fisik
5. Ketertiban lingkungan √
6. Kebersihan lingkungan √
Tidak ada yang
7. √
berserakan di lantai
Perangkat keselamatan
8. √
digunakan dengan tepat
9. Pencahayaan ruangan √
10. Privasi √
Ketersediaan ruang untuk √
11.
pengunjung
12. Tempat tidur yang √
nyaman
Perabotan rumah yang √
13.
nyaman
Adaptasi lingkungan yang √
14.
dibutuhkan
15. Lingkungan yang damai √
Kontrol terhadap suara √
16.
rebut
17. Mengontrol bau-bauan √

c. Memberikan edukasi kepada


DS : Petugas kebersihan mengatakan bersedia diajarkan cara mopping yang benar sesuai SOP
petugas kebersihan tentang
DO : Petugas membantu membersihkan ruangan
SOP metode mopping
(pengepelan lantai) yang
benar.
DS : Petugas mengatakan mau membantu mengaplikasikan aroma Jeruk
d. Memantau aplikasi aroma
DO : Petugas membantu memberikan aroma Jeruk
Jeruk

e. Ciptakan lingkungan yang


DS : PM mengatakan ruangan sudah lebih bersih, baunya berkurang
tenang dan mendukung
DO : PM terlihat lebih nyaman
f. Sediakan lingkungan yang
DS : PM mengatakan mau menjaga kebersihan
aman dan bersih
DO : PM yang masih dapat beraktivitas terlihat toileting sesuai dengan tempatnya (toilet)
g. Pertimbangkan sumber-
DS : PM mengatakan jika pampersnya sudah penuh akan meminta tolong untuk diganti
sumber ketidaknyamanan,
DO : PM terlihat memakai pampers
seperti pampers yang sudah
penuh

h. Bersihkan segera selimut,


seprei , baju yang terkena DS : PM melaporkan kepada mahasiswa ketika baju kotor / terkena urine dan feses
urine dan feses. DO : Baju PM yang terkena urine dan feses diganti oleh mahasiswa

i. Fasilitasi tindakan-tindakan
kebersihan untuk menjaga DS : PM mengatkan mau menjaga kebersihan diri
kenyamanan individu DO : PM terkadang lupa menjaga kebersihan diri (ex : mengompol)
(personal hygiene)
BAB IV
PEMBAHASAN

Penerima Manfaat di Ruang Gardenia dan Cempaka Rumah Pelayanan


Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang berjumlah 4 orang lansia. Menurut
Nugroho (2010) lanjut usia adalah periode penutup dalam rentang hidup
seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang
ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang
semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain.
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan
akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku
yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai
usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Di masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).
Kemunduran fisik tersebut yang membuat lansia mempunyai keterbatasan
dalam beraktivitas dan terjadi gangguan pada sistem perkemihannya, sehingga
kebutuhan sehari-hari dilakukan sesuai kemampuan termasuk dalam toileting,
walaupun penerima manfaat sudah memakai pampers, tidak sedikit dari mereka
yang buang air kecil di tempat tidur ataupun lantai, dengan begitu ruangan akan
menjadi kotor dan bau, terlebih cara pembersihan yang kurang tepat.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, PM mengatakan bahwa ruangan bau
pesing sehingga mengganggu kenyamanan. Oleh karena itu mahasiswa tertarik
untuk mengambil desain inovatif penanganan bau tidak sedap (bau amonia)
dengan pemberian aroma Jeruk dalam bentuk pewangi. Desain inovatif tersebut
dilakukan dan ditunjang dengan adanya kegiatan membersihkan ruangan terlebih
dahulu meliputi sweeping dan mopping dengan menggunakan sabun pel Lisol,
Setelah dilakukan kegiatan pembersihan, ruang Gardenia dan Cempaka menjadi
bersih dan bau berkurang. Kemudian menggantungkan gel pewangi beraroma
jeruk ke dekat kipas angin yang ada di dalam ruangan, serta menyalakan aroma
terapi Sereh menggunakan gel pewangi diletakan di tempat yang tidak terjangkau
lansia, sehingga membuat wangi jeruk semakin bertahan lama.
Dari imlementasi yang telah di lakukan untuk menguragi bau yang ada di
ruang dan Cempaka di dapatkan bahwa setelah di lakukan pel dan penggunaan
aroma jeruk bau ammonia berkurang tetapi hanya beberapa jam saja setelah nya
bau amonia mulai muncul kembali dan tercium kembali. Bau ini berasal dari
kamar mandi yang masuk ke dalam ruangan Gardenia yang disebabkan ventilasi
yang mengarah keruang Gardenia terbuka, bau dari ruang cempaka juga masuk ke
dalam ruang Gardenia. Setelah beberapa jam pengunanan gel pewangi aroma
jeruk dan pel lisol bau mulai tersamarkan dengan bau amonia. Bau amonia
tersebut timbul karena ada beberapa PM yang melepas pempers sendiri, setelah
melakukan eliminasi BAB/BAK kurang bersih saat penyiraman sehingga aroma
bau amonia menyebar keseluruh ruangan.
Dari implementasi yang di lakukan didapatkan hasil evaluasi bahwa gel
pewangi aroma jeruk kurang efektif untuk mengurangi bau amonia yang ada di
ruang Gardenia dan Cempaka. Pewangi hanya bertahan selama beberapa jam dan
penyebarannya tidak merata.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hasil pengkajian di dapatkan lansia di ruang Gardenia dan
Cempaka dengan hasil sebagai berikut :
1. Dari 4 PM di ruang Gardenia dan Cempaka rata-rata berumur 65
tahun
2. Dari 4 PM yang berada diruang Gardenia dan Cempaka, 1 PM
mengatakan untuk BAK dan BAB ditempat tidur karena tidak bias ke
toilet
3. Dari 4 PM mengatakan ruangan bau pesing
4. Dari 4 PM yang berada diruang Gardenia dan Cempaka harus di beri
pendidikan kesehatan tentang cara bertoileting yang benar, jika PM
sudah memakai pampers diharapkan untuk BAK dan BAB juga di
pampers saja

B. Saran
1. Bagi praktikan yang mengelola
Praktikan yang memberikan asuhan keperawatan pada penerima
manfaat yang ada di Unit Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang
harus lebih memperhatikan lagi kebutuhan dasar penerima manfaat
sehingga kebutuhan dasar penerima manfaat bisa terpenuhi secara
maksimal.
2. Bagi Unit Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang
Petugas di rumah pelayanan social lanjut usia sebaiknya memberikan
perawatan pada lansia bisa lebih optimal lagi seperti halnya petugas
melakukan pengecekan pampers per 4 jam. Selain itu petugas
diharapkan lebih memperhatikan personal hygiene PM, karena bau
tidak sedap yang berada diruangan tidak semata-mata dari ruangan
saja melainkan juga dipengaruhi dari faktor personal hygiene
penerima manfaat. Pengurus panti dapat ikut serta dalam
membersihkan ruangan yang bau.
3. Bagi mahasiswa praktik lain
Mahasiswa yang sedang melakukan praktek lapangan di rumah
pelayanan sosial lanjut usia Pucang gading, hendaknya menggunakan
waktu atau kesempatan sebaik-baiknya sehingga dapat memperoleh
pengalaman dan juga ilmu baru dan dapat menciptakan perbaikan
bagi pelayanan pada lanjut usia.
Untuk mahasiswa praktik lain bisa mengembangkan lagi desain
inovatif yang sudah ada, sehingga akan didapatkan desain inovatif
yang lebih baik lagi dan apa yang sudah kami terapkan sebagai desain
inovativ tidak berhenti sampai disini.
4. Petugas Kebersihan
Petugas untuk membersihkan ruangan dapat dimulai dengan
membersihkan kotoran (BAK dan BAB) dengan lap pel air bersih.
Setelah itu menggunakan cairan lisol atau desifektan. Kemudian yang
terakhir pewangi.

C. Rekomendasi Untuk Kelompok Berikutnya dan Pengurus Panti


1. Melakukan pengepelan setiap Jumat bersih/Seminggu sekali
2. Lakukan pengepelan dengan lisol dan pewangi dengan cara yang
sesuai dengan SOP
3. Evaluasi waktu penggantian gel pewangi secara berkala
4. Evaluasi posisi penempatan penggantungan gel pewangi di setiap
sudut atau di setiap kipas angin
5. Mengembangkan desain inovatif yang sudah terlaksana sehingga
didapatkan hasil yang lebih optimal
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L, M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarrta : Graha Ilmu.


Dalimarta Setiawan. 2016. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta :
Puspa Swara.
Hasfi Hawari. 2019. Pengaruh Penggunaan Sereh Sebagai Penghilang Bau
Amonia Diukur Dengan Menggunakan Electronic Nose. Yogyakarta
Lingga Lanny. 2008. Sansevieria. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika
Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : CV Andi
Offset
Tahir dan Sitanggang. 2010. 165 Sansevieria Ekslusiv. Jakarta :Agromedia
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai