KABUPATEN JAYAPURA
Disusun oleh :
Kelompok II
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih dan penyertaannya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan
judul ‘’Asuhan keperawatan gerontik di panti bina lanjut usia kampung sereh
kabupaten jayapura ’ ini selesai pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis menyadari bahwa selesainya
makalah ini tidak lepas dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Bapak/Ibu Dosen
Pembimbing Stase gerontik.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa sebagai manusia biasa tentunya
dalam menyusun makalah ini penulis tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
penulis mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca, dengan harapan agar suatu saat nanti penulis dapat menyusun makalah
dengan lebih baik lagi.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca semuanya. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
yaitu 18,1 juta jiwa. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia
antara lain teh, kopi, jeroan (babat, limpa, usus dan sebagainya). Jika
kadar gout dalam tubuh akan tinggi. Gejala dari Gout berupa
tulang telapak kaki dengan jari kaki (Yatim, dalam Ridhyalla 2019).
terjadi pada 840 orang setiap 100.000 orang, Gout Arthritis terjadi
pada usia yang lebih muda, sekitar (32%) pada pria berusia kurang
2019).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
spiritual.
2. Tujuan khusus
perioritas masalah.
dilaksanakan.
C. Manfaat
1) Manfaat teoritis
2) Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
(old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90
tahun.
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55
1. Teori Biologis
terjadi pada tubuh dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang bersifat
aman, kasih saying dan harga diri) sampai tingkat paling tinggi
(aktualisasi diri).
kehidupannya berhasil).
3. Teori cultural
dan kepercayaan yang terdapat pada suatu daerah dan dianut oleh
kaum orang tua. Budaya yang dimiliki sejak ia lahir akan selalu
4. Teori Sosial
proses penuaan).
5. Teori Genetika
2006).
bahwa lansia adalah orang yang aktif dan memiliki banyak kegitan
e. Sistem Respirasi
g. Sistem Perkemihan
sehari-hari.
i. Sistem Reproduksi
ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki masih dapat
berangsur-angsur.
2. Perubahan Kognitif
b) IQ (Intellegent Quotient).
g) Kebijaksanaan (Wisdom).
h) Kinerja (Performance)
i) Motivasi.
j) Perubahan Mental
a) Kesehatan umum.
b) Tingkat pendidikan.
c) Keturunan (hereditas).
d) Lingkungan.
family.
bertindak sehari-hari.
5. Perubahan Psikososial
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam keidupan suatu individu.
fisik
pendapatan
3) Penyesuaaian diri kepada kematian pasangan dan orang
terdekat lainnya.
denganya
orang dewasa, yang menurut Kane & Ouslander (2010) sering disebut dengan
istilah 14 I, yaitu :
bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot,
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang
penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh)
seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan. Akibat yang paling sering
dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang
mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar
karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain daripada itu,
atau gangguan fisik yang berat, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan
merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan
gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan
Beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati
pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan
yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial. Beser bak merupakan
masalah yang seringkali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun
sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun
sosial, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut.
Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk
cairan dan juga berkurangnya kemampuan kandung kemih. Beser bak sering pula
disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat
Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60 sampai 85 tahun atau
lebih, yaitu kurang dari 5 % lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami dementia
(kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian ini meningkat
mendekati 50 %. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan interlektual adalah
5) Infection (Infeksi)
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering
didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di
dalam diagnosis dan pengobatan serta risiko menjadi fatal meningkat pula. Beberapa
faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena
tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan
Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan
pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn
terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak
fisik, makanan yang kurang sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian
obat-obat tertentu dan lain-lain. Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi
atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan
kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat berupa
Perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta
perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi
pada lansia. Namun demikian, sering sekali gejala depresi menyertai penderita dengan
sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai suatu
bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas. Gejala-gejala depresi dapat
berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu,
pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera
makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan
orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah
dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik
lainnya. Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol
hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang,
Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang
bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera,
kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru
kehilangan pasangan hidup, sedangkan faktor kondisi kesehatan berupa penyakit fisik,
Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang
Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga
syarat, yaitu :memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di
Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis
sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian lansia sering
menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat
Dua proses normal yang paling penting di dalam kehidupan manusia adalah makan dan
tidur. Walaupun keduanya sangat penting akan tetapi karena sangat rutin maka kita sering
melupakan akan proses itu dan baru setelah adanya gangguan pada kedua proses tersebut
maka kita ingat akan pentingnya kedua keadaan ini. Jadi dalam keadaan normal (sehat)
maka pada umumnya manusia dapat menikmati makan enak dan tidur nyenyak. Berbagai
keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh para lansia, yakni sulit untuk masuk
dalam proses tidur. tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun tidurnya banyak mimpi,
jika terbangun sukar tidur kembali, terbangun dinihari, lesu setelah bangun dipagi hari.
13) Immune deficiency (Penurunan daya tahan tubuh)
Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang
terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini
disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit
yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat
berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh dan lain-
lain.
disebabkan oleh gangguan organik seperti gangguan hormon, syaraf, dan pembuluh darah
Angka kesakitan merupakan salah satu indicator yang digunakan untuk mengukur derajat
penduduk yang semakin baik. Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2014 sebesar
25,05%, artinya dari 100 orang lansia terdapat 25 lansia yang mengalami sakit. Derajat
angka kesakitan pada lansia dari tahun 2005 – 2014 sebesar 4,81% (Infodatin, 2016).
Penyakit yang terbanyak pada lansia adalah untuk penyakit tidak menular antara lain ;
hipertensi, masalah gigi, penyakit sendi, masalah mulut, diabetes mellitus, penyakit
jantung dan stroke, dan penyakit menular antara lain seperti ISPA, diare, dan pneumonia.
Jumlah orang dengan demensia cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya kasus
penyakit tidak menular. Terdapat juga Lansia yang mandiri sebanyak 74,3% dan lansia
Berdasarkan data Direktorat Kesehatan Keluarga sampai dengan tahun 2018, sudah
terdapat sekitar 48,4% Puskesmas (4.835 Puskesmas dari 9.993 Puskesmas) yang telah
100.470 Posyandu Lansia. Selain itu, sudah terdapat 88 Rumah Sakit yang
kesehatan lansia untuk mencapai lansia sehat, mandiri, aktif, produktif, dan berdaya guna
cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan santun lansia; meningkatkan peran serta dan
terdapat sekitar 48,4% Puskesmas (4.835 Puskesmas dari 9.993 Puskesmas) yang telah
100.470 Posyandu Lansia. Selain itu, sudah terdapat 88 Rumah Sakit yang
kesehatan lansia untuk mencapai lansia sehat, mandiri, aktif, produktif, dan berdaya
guna bagi keluarga dan masyarakat. Sementara tujuan khususnya adalah meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan santun lansia; meningkatkan peran serta dan
lansia ; meningkatkan peran serta lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga
4. Sebagai Advokasi
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antar klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien
dan membantu klien memahami semua informasi dan upeya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi
tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.
Dalam menjalankan peran sebagai advokat, perawat harus dapat melindungi dan
5. Sebagai Konselor
HASIL
3.1 Data Demografi Panti Bina Lanjut Usia
3.1.1 Sejarah
Pada tahun 1982 didirikan sebuah Panti Jompo oleh Menteri Sosial
RI yaitu Nani Sudarsono dengan nama Sasana Tresna Werdha.
Kemudian diganti menjadi Panti Sosial Tresna Werdha “Tat Twam
Asi” yang bertempat di Sentani Jayapura sebagai UPT (Unit
Pelaksana Teknis) Kanwil Depsos Provinsi Irian Jaya berdasarkan
SK Menteri Sosial RI Nomor. 23/HUK/1995 tanggal 24 April 1995
tentang Pembakuanan Penamaan Unit Pelaksana Teknis Pusat/
Sasana di lingkungan Departemen Sosial RI. Waktu itu jumlah
lansia 80 orang dengan kapasitas tamping 100 orang.Seiring
berlakunya Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang Otonomi
Daerah dan Undang-undang No. 21 tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus bagi Papua, pengelolaan Panti diserahkan kepada
Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Dinas Kesejahteraan
Sosial dan Masyarakat Terisolir dengan jumlah 70 orang.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Irian Jaya No.
141 tahun 2001 tanggal 28 Desember 2001 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
pada Dinas-dinas Daerah Provinsi Papua diadakan penggabungan
dari 3 (tiga) Panti yaitu Panti Bina Karya Wanita, Panti Bina Lanjut
Usia dan Panti Bina Remaja dengan nama UPTD Panti Sosial
Jayapura berkedudukan Eselon III dan membawahi satu Kasubag
Tata Usaha. Sedangkan Panti Bina Lanjut Usia berkedudukan
eselon IV dengan Seksi Bina Lanjut Usia. Pada tahun 2018 Seksi
Bina Lanjut Usia berubah kedudukan menjadi Eselon III dengan
nama Panti Bina Usia Lanjut Jayapura yang membawahi satu
Kasubag Tata Usaha dengan jumlah lanjut usia 55 orang.
3.1.2 Tugas pokok
Tabel 3.1.4
Wisma/asrama 12 unit
d) Prasarana
Mobil ambulance 2 unit ( 1 unit rusak berada di bengkel ) dan bus 1
unit ( kondisi rusak berada di PSBR )
Tabel 3.2
Tingkat Pendidikan Petugas Pantai Werdha Lanjut Usia Pos VII
Sentani
Jumlah 10 10 20
Berdasarkan hasil tabel 3.2, tingkat pendidikan sumberdaya manusia
yang bekerja di panti Werdha Lanjut Usia Pos VII Sentani dimana
Usia Cumulative
Frekuensi Persentase Valid Percent Percent
60-70 12 54.5 54.5 54.5
71-80 8 36.4 36.4 90.9
>80 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 3.3 hasil penelitian dari 22 lansia, dimana umur responden rata-
rata berusia 60-70 tahun dimana lansia pada usia tersebut sebanyak 12 orang
(54,5%), lansia berusia >80 tahun sebanyak 2 orang (9,1%), sedangkan lansia
Agama Cumulative
Frekuensi Persentase Valid Percent Percent
kristen protestan 15 68.2 68.2 68.2
katolik 2 9.1 9.1 77.3
islam 4 18.2 18.2 95.5
Hindu 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 3.4 hasil penelitian menunjukkan dari 22 lansia, rata-rata lansia
terbanyak yang diderita oleh lansia adalah hipertensi yang berjumlah 6 orang
konstipasi 1 orang (4.5%), HNP 1 orang ( 4.5%), insomnia 1 orang (4,5%), nyeri
Berdasarkan tabel 3.6 hasil penelitian menunjukkan dari 22 lansia, rata-rata lansia
Berdasarkan tabel 3.7 hasil penelitian menunjukkan, dari 22 lansia bartel index
Berdasarkan tabel 3.8 hasil penelitian menunjukkan dari 22 lansia, rata-rata status
mental lansia adalah fungsi intelektual utuh berjumlah 21 orang (95,5%).
Sedangkan kerusakan intelektual berat 1 orang (4.5%)
3.8 Distribusi Berdasarkan Aspek Kognitif Lansia
Tabel 3.9
Berdasarkan tabel 3.9, hasil penelitian menunjukkan dari 22 lansia, rata-rata aspek
kognitif lansia yang fungsi mental baik berjumlah 20 orang (90,9%). Kerusakan
Tabel 3.10
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1. Analisadata
Kategori data Ringkasan laporan Kesimpulan
Karakteristik demografi
Karakteristiklansia
- Usia
- 60-70 th :54,5% Sebagianbesar
Lansia yang berada
- 71-80 th: 36,4% dipanti werdah
- >80 thn: 9,1% sentani berusia 60-
70 thn sebanyak
54,5%.
- Agama
- Islam : 18,2% Lansia yang beragama
Kristen protestan lebih
- K. Protestan : 68,2 % banyak disbanding
Lansia beragama islam,
-Katolik : 9,1 katolik dan Hindu
- Hindu : 4,5%
Mandiri : 86,4% Lansia dengan tingkat
Status kesehatan Lansia kemandirian total lebih
Mandiri sebagian :
- FungsionalKlien 4,5 % banyak dibanding
Dibantu total : 9,1 % Lansia dengan
kemandirian sebagian
● Kategori dan dibantu total
Barthel
Indeks
- Kategori
Keseimbangan - Resiko jatuh rendah
: 95,5% Angka lansia dengan
- Resiko jatuh tinggi: 4,5 resiko jatuh rendah
% lebih tinggi disbanding
lansia dengan resiko
jatuh tinggi
- Depresi Ringan:95,5%
- Status psikologis
- Depresi Berat : 4,5% Angka lansia dengan
status Psikologis
depresi ringan lebih
banyak dibanding
dengan Lansia yang
depresi berat
Managemen Panti Werdah Analisis SWOT :
- Pembiayaan
S : STRENGTH
Sumber - Sumber Pendanaan panti bina
pembiayanaan berasal pembiayaan lansia ditanggung
pemerintah
dari departemen berasal dari
sosial departemensocial Tenaga kerja yang
kompeten
- Jumlah karyawan
- Fasilitas
panti berjumlah 20
Panti bina lansia
orang
memiliki beberapa
berlatarbelakang
program : ibadah
pendidikansarjana Fasilitas yang cukup
setiap hari senin dan
kamis, kebersihan
pada hari selasa dan - panti bina lansia
jumat, pemberdayaan Jayapura memiliki
lansia hari selasa dan 12 wisma dengan
hari rabu dan fungsi masing-masing
sosial, dan wisma terdiri dari
pemberdayaan setiap 4-7 kamar, dalam
hari selasa dan rabu setiap kamar
tersedia 1 lemari
ketersediaan kamar : dan 1 tempat tidur.
panti bina lansia setiap wisma Pemberdayaan lansia
Jayapura memiliki 12 dilengkapi dua lewat program spiritual
wisma dengan dan kreativitas
kamarmandi
masing-masing
wisma terdiri dari 4-7 - Panti werdah
kamar, dalam setiap Jayapura memiliki
kamar tersedia 1 beberapa program
lemari dan 1 tempat : ibadah setiap hari
tidur. senin dan kamis,
kebersihan pada
MCK : setiap wisma hari selasa dan
dilengkapi dua kamar Ketersediaan kamar
jumat, mandi dan toilet cukup
mandi pemberdayaan
lansia hariselasa
dan hari rabu dan
panti werdah Lansia fungsi sosial, dan
memiliki 1 instalasi pemberdayaan
dapur umum. setiap hari selasa Ketersediaan
transportasi
dan rabu
T : THREATS
- Ancaman
keamanan
- Pengabaianlansia
- Ancaman
kesehatan
Vital Statistik
- Angka kematian
Lansia Angka kematian pada
Laki-laki - (8.8%) laki-laki dan perempuan
Perempuan - (8,8%) sama dengan penyebab
komplikasi hipertensi
Ditandai dengan
lansia mengatakan
sering merasa nyeri
pada persendian
Serta hasil
pemeriksaan asam
urat didapatkan
29,1% lansia
memiliki kadar
asam urat tinggi
yaitu berkisar
antara 7,2 – 10,9
mg/dl
- Penyebab
terjadinya ISPA
adalaha Beberapa
lansia mengatakan
wisma mereka
tidak terjama oleh
dinas kebersihan
kota, pengolahan
sampah dengan
cara dibakar dan
ditumpuk di bagian
belakang wisma,
serta lansia masih
memasak
menggunakan kayu
bakar.
-
Status kesehatan
- Masalahpsikologis - Masalah psikologis Angka kejadian
- Kerusakanintelektual (89,2%) masalah psikologis pada
- Masalahkognitif - Kerusakan intelektual lansiatertinggi
- Masalahfungsional (54,1%)
- Masalahsosial - Masalah kognitif(73%)
- Gangguankeseimbangan - Masalah fungsional
(8,1%)
- Masalah sosial(10,8)
- Gangguan
keseimbangan(5,4%)
Penyebab utama
penurunan status
Penyebab terjadinya kesehatan lansia adalah
penurunan statuskesehatan penurunan fungsi tubuh
pada lansia diakibatkan
oleh proses penuaan yang
di ikuti penurunan fungsi
tubuh sehingga lansia
mengalami kemundura
dalam berbagaiaspek
4.1. DiagnosaKeperawatan
1. Domain 11
Keamanan/perlindungan
Kelas: perilakukesehatan
Perilaku kesehatan cenderung berisko (NANDA, 2018-
2020), hal: 145
2. Domain1
Promosi kesehatan
kelas 2 : Menejemen kesehatanKetidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
3. Domain11
Keamanan/ Perlindungan
Kelas 2 : Cedera fisik (NANDA, 2018-2020), hal. 393
4. Domain 11
Keamanan/perlindungan
Kelas: perilakukesehatan
Perilaku kesehatan cenderung berisko (NANDA, 2018-
2020), hal: 145
5. Domain 1 : fungsikesehatan
kelas D : level 2 perawatan diri
DIAGNOSISKEPER
DATA NOC
AWATAN
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
dieit khusus
hipertensi
Terdapat
lansia yang
merokok dan
konsumsi
pinang.
yangdirasakan(hal
164)
Prevensiseku 6610 Prevensise
1902 nderKontrolr kunderIde
esiko ntifikasirisi
ko
PrevensiSekun
2006 derStatus
kesehatanperson
1704 al(535)
Kepercayaankese
hatan:merasamam
pumengatasi(166)
1613 Self-Direction
ofcare(hal166)
Prevensitersier
6619 PrevensiSeku
nderIdentivika
siresiko
(hal115)
5250 Dukunganpenga
mbilankeputusa
n(hal93)
Prevensi
6520 tersierSk
riningkes
ehatan(42
2)
6484 ManajemenLin
gkungan :
komunitas
6480 Manajemenlin
gkungan
PrevensiSekund
1913 erKeparahan PrevensiSeku
cederafisik 6486 nder
1912 Kejadianjatuh :Manajemenlin
gkungan :
Keselamatan
4310 TerapiA
ktivitas
2700 Komunitas 4340 Terapiaser
Kompetensi tifness
komunitas
5020 Prevensi
2012 Prevensi Tersier
TersierStatus Mediasi
2000 Kenyamanan;S konflik
osiokultur
5900
Distraksi
2001 Kualitas
HidupKesehatanSp
iritual
(hal438) Perawatankaki
Perawatan diri 1660 (hal367)
:aktivi
tasinstrumental 1670
sehari-hari(IADL)
(hal Perawatanperin
437)Perawatan 1680 eum(hal383)
diri Bantuanperaw
0307 :peng 1710 atandiri(hal
obatan non- 79)Bantuanper
parenteral(hal443) awatandiri:ber
Perawatan diri pakaian /
0308 :keber 1750 berdandan(hal
sihan 80)
Bantuanperaw
0309 mulut(hal 1800 atandiri:pembe
439)Perawatan rianmakanD(h
diri 1801 al82)
:peng Bantuanperaw
0310
obatanparenteral(h atandiri:ADL
al442)Perawatan 1803 (hal
diri 81)Bantuanper
:elimi awatandiri:Eli
1805
nasi(hal436) minasi
B(hal
1804
80)Bantuanper
awatandiri:Tra
nsfer B (hal83)
Pengajaran:pera
1806 watan kakiS
(hal295)
5603
00069 Domain Prevalensiprimer PrevalensiPri
1 :Promosikesehatan merManageme
Pengaturanpsikos 4350 nperilaku(201)
Kelas 2 : 1305 osial :
managemenkesehatan Perubahankehidup Managemenpe
an ( 4352 rilaku :
Resiko Sindrom overaktivitas
lansiaLemah(NANDA201 hal.351) (terlaluaktiv/ti
8-2020)Hal.143 dakdiperhatika
n)(hal203)
Prevensi
sekunder Prevensi
sekunder
1216 Tingkat
kecemasansosial(h 4470 Bantuanm
al.573) odifikasidi
ri(hal73)
1208 Tingkat
depresi(hal570)
4362 Modifikasiperi
laku :
ketrampilan-
ketrampilansos
ial (
hal227)
4310
Terapiaktivitas
(hal.431)
4400
Terapi
musik(hal443)
Kontrol Prevensi
1402 kecemasandiri(244 tersier
)
5100 Peningkatan
sosialisasi(3
48)
BAB V
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-
1.2. SARAN
motivator dan edeucator bagi pasien agar pasien dapat mengatahui asuhan
nyerinya.