Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi
perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap
unit yang terdapat dalam sistem tubuh manusia, baik secara individu
Mupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia
yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain
yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi
keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah
mencapai usia lanjut tersebut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat
dihalangi (Stanley, 2015). Diseluruh dunia saat ini, jumlah lanjut usia
diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan
jumlah lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar (Nugroho, 2016). Indonesia
merupakan negara yang mempunyai jumlah lansia yang cukup tinggi.
Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa
antara 2005-2010 jumlah penduduk usia lanjut sekitar 19 juta jiwa atau
8,5% dari seluruh jumlah penduduk. WHO pun telah memperkirakan
bahwa indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar
didunia pada tahun 2025, yaitu sebesar 41,4 % (Maryam, 2016). Maka dari
itu perlu diadakan Posyandu Lansia.
Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu
wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan
baik dan optimal apabila proses kepemimpinan terjadi proses

1
pengorganisasian, adanya anggota kelompok dan kader serta tersediannya
pendanaan ( Azizah, 2011).
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lanjut usia,
pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan
lanjut usia ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kesehatan lanjut usia untuk mencapai masa tua bahagia dan berguna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada lanjut usia,
pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lanjut usia melalui
beberapa jenjang. Pelayanan ditingkat masyarakat adalah Posyandu
Lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit (Fallen, 2011). .
Sering kali lansia menghadiri posyandu hanya pada saat sakit saja
sedangkan pada saat sehat jarang ada lansia yang ke posyandu. Posyandu
lansia berkaitan dengan peningkatan sarana untuk mempertahankan
kesehatan lansia, mencegah gangguan kesehatan, mengobati penyakit dan
upaya rehabilitasi bagi lansia dengan program-program antara lain
pengukuran tinggi badan dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah,
pemeriksaan berkala dan pengobatan ringan, latihan fisik seperti olahraga
dan diberikan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan. Sehingga lansia
yang teratur dalam memanfaatkan posyandu lansia akan terkontrol
kesehatannya.
Peran keluarga sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan dan kualitas hidup lansia, peran tersebut meliputi peran
perawatan keluarga, pendorong, inisiator-kontributor, penghubung
keluarga dan pencari nafkah. Selain itu, peran keluarga dapat dilakukan
melalui perubahan perilaku kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam
tatanan keluarga, perbaikan lingkungan (fisik, biologis, sosial-budaya,
ekonomi), membantu penyelenggaraan yankes (promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif), dan Ikut dalam proses kontrol dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan bagi lansia (Depkes, 2013). Oleh karenanya, peran

2
keluarga dalam merawat lanjut usia sangat penting untuk menjaga
kesehatan dan kesejahteraan usia lanjut. Begitu juga dengan lansia, dengan
adanya peran keluarga yang baik dan mendukung akan memberikan
motivasi dalam diri lansia untuk menjaga kesehatannya dan teratur datang
ke posyandu lansia. Dengan demikian derajat kesehatan lansia akan
meningkat sehingga tercapai masa tua yang bahagia dan sejahtera.
(Azizah, 2011)
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan keperawatan khusus pada kelompok posyandu
lansia?”
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui apa itu kelompok khusus
2. Mampu mengetahui apa itu lansia dan masalah yang timbul
3. Mampu mengetahui bagaimana asuhan keperawatan khusus pada
kelompok lansia
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Agar mampu mamahami tentang bagaimana asuhan keperawatan pada
lansia di Desa Adisana, sehingga dapat meningkatan kesehatan lansia
yang ada di masyarakat Desa Adisana.
2. Bagi Institusi
Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang asuhan
keperawatan pada lansia di Desa Adisana dan dapat lebih banyak
menyediakan referensi-referensi buku tentang keperawatan gerontik.
3. Bagi Masyarakat
Agar lebih mengerti dan memahami tentang asuhan keperawatan pada
lansia di Desa Adisana dan untuk meningkatkan mutu kesehatan lansia
yang ada di masyarakat.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Masa dewasa tua (lansia) adalah dimulai setelah pension, biasanya
antara usia 65-75 tahun. Jumlah usia ini meningkat drastic dan ahli
demografi memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus
meningkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry, 2011).
Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena
perbedaan fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia
bervariasi pada tingkat kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan
anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang
telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau
merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan
kebutuhan mereka. Maka dari itu perlu diakan posyandu lansia, dengan
adanya posyandu lansia lansia jadi terkontorl kesehatannya.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
lansia di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia
adalah bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau
UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan masyarakat, khususnya pada penduduk lanjut usia.
Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia,
Komisi Nasional Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM),
lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan
lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya
promotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu
Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,

4
ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang
dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu
mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu
wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan
baik dan optimal apabila proses kepemimpinan terjadi proses
pengorganisasian, adanya anggota kelompok dan kader serta tersediannya
pendanaan ( Azizah, 2011).

B. Tujuan Posyandu Lansia


1. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia.
2. Mendekatkan keterpaduan pelayanan lintas program dan lintas sektor
serta meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan.
3. Mendorong dan memfasilitasi lansia untuk tetap aktif, produktif, dan
mandiri serta meningkatkan komunikasi di antara masyarakat lansia.

C. Sasaran Posyandu Lansia


1. Sasaran langsung
Pada kelompok lansia yang usianya diatas 60 atau pada lansia yang
resiko tinggi dengan masalah kesehatan.
2. Sasaran tidak langsung
Di keluarga dimana lansia berada

D. Manfaat Posyandu Lansia


Menurut Azizah (2011), manfaat dari posyandu lansia adalah :
1. Meningkatkan status kesehatan lansia

5
2. Meningkatkan kemandirian pada lansia
3. Memperlambat aging proses.
4. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia
5. Meningkatkan usia harapan hidup.

E. Upaya yang dilakukan di Posyandu Lansia


1. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak
langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah
penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan
untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional, dan
masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-
norma sosial. Penyampaian 10 perilaku yang baik bagi lansia, baik
perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara sebagai
berikut.
a. Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
c. Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan
rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai
kemampuan.
d. Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesama.
e. Olahraga ringan setiap hari.
f. Makan sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan
banyak minum (sebanyak air putih).
g. Berhenti merokok dan meminum minuman keras.

Menurut Suyono (1997), ada beberapa tindakan yang disampaikan


dalam bentuk pesan “BAHAGIA” yaitu :

a. B-Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi


b. A-Aturlah maanan hingga seimbang
c. H-Hindari faktor resiko penyakit degeneratif

6
d. A-Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang
bermanfaat
e. G-Gerak badan teratur agar terus dilakukan
f. I-Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi
yang menegangkan
g. A-Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodik
2. Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Meliputi kegiatan peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama).
Peningkatan ketakwaan berupa pengajian rutin satu bulan sekali.
Kegiatan ini memberikan kesempatan mewujudkan keinginan lanjut
usia yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan takwa.
3. Peningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi :
a. Pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia Kegiatan
pelayanan kesehatan dengan cara membentuk suatu pertemuan
yang diadakan disuatu tempat tertentu atau cara tertentu misalnya
pengajian rutin, arisan pertemuan rutin, mencoba memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat sederhana dan dini. Sederhana
karena kita menciptakan sistem pelayanan yang diperkirakan bisa
dilaksanakan diposyandu lansia dengan kader yang juga direkrut
dari kelompok pra usia lanjut. Bersifat dini karena pelayanan
kesehatan tersebut dilaksanakan rutin tiap bulan dan diperuntukkan
bagi seluruh lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang
merasa adanya gangguan kesehatan. Selain itu aspek preventif
mendapatkan porsi penekanan dalam pelayanan kesehatan ini,
b. Penyuluhan gizi
c. Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga
d. Olah raga
Olah raga adalah suatu bentuk latihan fisik yang
memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik
seseorang, apabila dilakukan secara baik dan benar. Manfaat
latihan fisik bagi kesehatan adalah sebagai upaya promotif,

7
preventif, kuratif, rehabilitatif. Ada berbagai jenis kegiatan yang
dapat dilakukan, salah satunya adalah olah raga. Jenis olah raga
yang bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu lansia adalah
pekerjaan rumah, berjalan-jalan, jogging atau berlari-lari,
berenang, bersepeda, bentuk-bentuk lain seperti tenis meja dan
tenis lapangan.
e. Rekreasi
4. Peningkatan ketrampilan
Kesenian, hiburan rakyat dan rekreasi merupakan kegiatan yang
sangat diminati oleh lanjut usia. Kegiatan yang selalu bisa
mendatangkan rasa gembira tersebut tidak jarang menjadi obat yang
sangat mujarab terutama bagi lansia yang kebetulan anak cucunya
bertempat tinggal jauh darinya atau usia lanjut yang selalu berusaha
terus memperkokoh iman dan takwa. Peningkatan ketrampilan untuk
lansia meliputi :
a. Demontrasi ketrampilan lansia membuat kerajinan
b. Membuat kerajinan yang berpeluang untuk dipasarkan
c. Latihan kesenian bagi lansia
5. Upaya pencegahan/prevention masing-masing upaya pencegahan dapat
ditunjukkan kepada :
a. Upaya pencegahan primer (primary prevention) ditujukan kepada
lanjut usia yang sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum
menderita penyakit
b. Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention) ditujukan
kepada penderita tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya
ini dilakukan sejak awal penyakit hingga awal timbulnya gejala
atau keluhan
c. Upaya pencegahan tertier (tertiery prevention) ditujukan kepada
penderita penyakit dan penderita cacat yang telah memperlihatkan
gejala penyakit.

8
F. Tugas Petugas Puskesmas Dalam Pelaksanaan Posyandu lansia
Peran petugas puskesmas pada hari pelaksanaan posyandu :
a. Membimbing kader dalam pelaksanaan posyandu .
b. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai porsinya (biasanya di
meja 5).
c. Memberikan penyuluhan dan konseling, terutama untuk masalah
kesehatan yang sering dihadapi lansia, seperti penyakit radang
sendi, osteoporosis, depresi, insomnia, dan lain-lain.
d. Menganalisis hasil posyandu dan melaporkannya kepada
puskesmas sebagai bahan untuk menyusun rencana kerja di masa
yang akan datang maupun tindakan kondisional.
e. Melakukan deteksi dini bahaya yang mengancam lansia, seperti
stroke, demensia, dan lain-lain.
f. Melakukan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit untuk kasus-
kasus tertentu yang tidak dapat diatasi di posyandu.

G. Pelaksanaan Sistem Lima Posyandu Lansia


Ada 5 meja yaitu :
1. Meja 1 : Pendaftaran
2. Meja 2 : Kader melakukan pengukuran BB, TB
3. Meja 3 : Pengukuran TD, Pemeriksaan kesehatan dan status mental
4. Meja 4 : Pemeriksaan air seni dan kadar darah (Lab Sederhana)
5. Meja 5 : Pemberian penyuluhan dan konseling.

H. Masalah Yang Sering Muncul Pada Lansia


Berikut ini merupakan penyakit yang paling banyak menyerang
lansia di Indonesia, menurut Riskesdas (2013):
1. Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi menjadi penyakit nomor satu yang
paling banyak diderita lansia, menurut Riskesdas 2013. Semakin tua
usia Anda, tekanan darah cenderung meningkat. Ini merupakan sebuah

9
proses alami yang terjadi di tubuh Anda saat usia sudah mulai menua.
Namun begitu, tekanan darah tinggi tetap berbahaya bagi lansia karena
ini dapat menyebabkan penyakit jantung hingga stroke.
Tekanan darah yang tergolong tinggi adalah jika sudah mencapai
140/90 mmHg atau lebih. Jika sudah mencapai angka ini, lansia
sebaiknya diberikan pengobatan dan perawatan untuk hipertensi agar
tidak memburuk. Mengurangi asupan garam, berolahraga, kontrol berat
badan, jauhi stres, dan tidak merokok merupakan beberapa cara untuk
mengontrol hipertensi.
2. Artritis (radang sendi)
Ini menjadi penyakit nomor dua yang banyak menyerang lansia di
Indonesia. Artritis merupakan peradangan pada salah satu atau lebih
sendi Anda. Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri, kekakuan, dan
bengkak pada sendi. Sehingga, dapat menyebabkan ruang gerak Anda
menjadi terbatas. Semakin tua usia Anda, gejala penyakit ini bisa
semakin bertambah buruk.
Untuk itu, Anda perlu melakukan olahraga teratur dan menjaga
berat badan Anda agar artritis tidak memburuk. Jika Anda merasa sakit,
sebaiknya istirahat dan jangan memaksa untuk melakukan banyak
aktivitas.
3. Stroke
Stroke merupakan keadaan yang sangat berbahaya dan butuh
pertolongan cepat untuk meminimalkan kerusakan otak. Stroke terjadi
saat suplai darah ke bagian otak tidak terpenuhi, sehingga jaringan otak
tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi cukup untuk melakukan
fungsinya.
Lansia merupakan golongan yang sering mengalami stroke.
Beberapa gejala dari stroke adalah mati rasa pada wajah, lengan, atau
kaki di salah satu sisi tubuh, penurunan penglihatan di salah satu atau
kedua mata, kesulitan bicara atau memahami perkataan orang lain, sakit

10
kepala tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya, dan kehilangan keseimbangan
saat berjalan.
4. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Anda mungkin jarang mendengarnya, namun penyakit ini
menempati urutan keempat penyakit yang banyak terjadi pada
lansia. PPOK adalah istilah yang mengacu pada sekelompok penyakit
paru yang menghalangi aliran udara sehingga membuat penderitanya
sulit bernapas. Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi
paling umum yang menyebabkan PPOK.
Jika Anda adalah seorang perokok atau pernah merokok, Anda
harus hati-hati. Merokok merupakan faktor risiko dari PPOK. Untuk
itu, mulai sekarang berhentilah merokok dan/atau jauhi asap rokok.
5. Diabetes mellitus
Diabetes berada di urutan kelima dalam penyakit pada lansia yang
paling banyak terjadi. Usia yang semakin tua membuat tubuh banyak
berubah, termasuk perubahan dalam cara tubuh menggunakan gula
darah. Akibatnya, banyak lansia yang menderita diabetes karena
tubuhnya tidak bisa menggunakan gula darah dengan efisien.
Diabetes merupakan penyakit yang dijuluki sebagai “ibu dari
segala penyakit”, sehingga perawatan perlu dilakukan jika Anda
mempunyai diabetes. Mengontrol asupan makanan dan olahraga teratur
merupakan dua cara yang penting dilakukan untuk mengontrol kadar
gula darah Anda.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
(Terlampir)
B. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1. DS:-Seluruh anggota kelompok Program tidak Defisiensi


sepakat mengatakan sering seluruhnya Kesehatan
mengalami pegal – pegal dan mengatasi Komunitas
seringkali mengalami darah masalah
tinggi,
DO:-Dari data pengkajian dan
pemeriksaan fisik didapatkan :
Banyak lansia yang mengalami
hipertensi.

2. DS:-Seluruh anggota kelompok Hambatan Ketidakefektifan


sepakat mengatakan bahwa pengambilan Pemeliharaan
sebagian besar anggota keputusan Kesehatan
kelompok hanya memakan
menu makanan seadanya di
rumah seperti sayur dengan
jenis yang sama berkali- kali,
jarang makan buah – buahan,
sumur sebagai sumber air yang
tidak ditutup, beberapa anggota
kelompok memelihara hewan
peliharaan terlalu dekat dengan
rumah dan sumber air.
DO:-Terdapat 31(52 %) anggota
kelompok yang
menyediakan makanan
dengan menu yang sama
hampir setiap hari.
- Terdapat 9(15,2%) anggota
kelompok memelihara
hewan pelkiharaan yang

12
sangat dekat dengan rumah
anggota kelompok dan
sumber air.
- Terdapat 7(11,8%) anggota
kelompok yang
menggunakan sumur
sebagai sumber air sumur
tanpa pernah ditutup.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi Kesehatan Komunitas berhubungan dengan program tidak
seluruhnya mengatasi masalah
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan
hambatan pengambilan keputusan
D. Intervensi keperawatan

Diagnosis NOC NIC


keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kod Intervensi
e
Data Pendukung Masalah Kesehatan Kalompok: Defisiensi Kesehatan Komunitas
0021 Defisiensi Prevensi Primer Prevensi Primer
5 Kesehatan Pengetahuan: Pendidikan Kesehatan:
Komunitas 0098 perilaku sehat 0003 1. Tentukan pengetahuan
7 4
kesehatan dan gaya hidup
Indika A T
tor perilaku saat ini pada individu,
1. 2 4 keluarga, atau kelompok
Prakti
k gizi sasaran.
yang 2. Identifikasi karakteristik
sehat
2.Stra 2 4 populasi target yang
tegi mempengaruhi pemilihan
menc
egah strategi belajar.
penya
kit
Keterangan :
1. Tidak ada
pengetahuan
2. Pengetahuan
terbatas
3. Pengetahuan
sedang
4. Pengetahuan

13
banyak
5. Pengetahuan
sangat
banyak

Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder


0003 Kontrol Risiko 00097 Skrinning Kesehatan:
1 Indika A T
1. Tentukan populasi target untuk
tor
1.Men 2 4 dilakukannya pemeriksaan
gident kesehatan.
ifikasi
factor 2. Lakukan pengkajian fisik yang
risiko sesuai.
2.Me 2 4
modif
ikasi
gaya
hidup
untuk
meng
urangi
risiko
Keterangan :
1. Tidak pernah
menunjukan
2. Jarang
menunjukan
3. Kadang
kadang
menunjukan
4. Sering
menunjukan
5. Secara
konsisten
menunjukan

Prevensi Tersier Prevensi Tersier


0923 Partisipasi dalam 00234 Pengembangan Program:
program 1. Bantu kelompok atau
Indika A T
masyarakat dalam
tor
1.Men 2 4 mengidentifikasi kebutuhan
gident atau masalah kesehatan yang
ifikasi
hamb signifikan.
atan 2. Bentuk satuan petugas atau
dalam
progr satgas untuk memeriksa
am kebutuhan prioritas atau
Keterangan :

14
1. Tidak pernah masalah.
menunjukan
2. Jarang
menunjukan
3. Kadang
kadang
menunjukan
Indikat A T 4. Sering
or menunjukan
Mengg 2 4 5. Secara
unakan konsisten
perilak
u yang menunjukan
menghi
ndari Data Pendukung Masalah Kesehatan: Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
risiko
0009 Ketidakefek 1602 Prevensi Primer 00023 Prevensi Primer
Memon
9 2
tifan 4 Perilaku 1. libatkan individu,
itor Pemelihara Promosi keluarga, dan kelompok
lingkunan Kesehatan dalam perencanaan dan
gan Kesehatan Ket: rencana implementasi
yang 1. Tidak pernah gaya hidup atau
terkait menunjukan modifikasi perilaku
dengan kesehatan
2. Jarang
risiko 2. tekankan pentingnya pola
menunjukan
makan yang sehat, tidur,
3. Kadang berolahraga, dan lain-lain
kadang bagi individu, keluarga,
menunjukan dan kelompok yang
4. Sering meneladani nilai dan
menunjukan perilaku ini dari orang
lain.
5. Secara
konsisten
menunjukan
0126 Prevensi Sekunder 02245 Prevensi Sekunder
5 Partisipasi dalam Partisipasi Kelompok
perawatan 1. Fokuskan kelompok
kesehatan untuk melakukan
Indikat A T pengawasan dan aktif
or terlibat dalam
1.Mela 2 4 pemeliharaan lingkugan
kukan yang mempengaruhi
pemeri kesehatan kelompok
ksaan
rutin
2.Partis 2 4
ipasi
aktif
dalam
kelomp
ok
Ket:
1. Tidak
pernah

15
menunjuka
n
2. Jarang
menunjuka
n
3. Kadang
kadang
menunjuka
n
4. Sering
menunjuka
n
5. Secara
konsisten
menunjuka
n

0166 Prevensi Tersier 02234 Prevensi Tersier


5 Pembuatan Dukungan pengambilan
Kepututsan keputusan
Indikat A T 1. Tentukan apakah terdapat
or
perbedaan antara
1.Meng 2 4
identifi pandangan kelompok dan
kasi pandangan penyedia
sumber
daya perawatan kesehatan
yang mengenai kondisi
dibutuh
kan kelompok.
untuk 2. Informasikan pada
mendu
kung kelompok mengenai
setiap pandangan-pandangan
alternat
if atau solusi alternative
Ket: dengan cara yang jelas
1. Tidak pernah
menunjukan dan mendukung.
2. Jarang
menunjukan
3. Kadang
kadang
menunjukan
4. Sering
menunjukan
5. Secara
konsisten
menunjukan

16
E. Implementasi dan Evaluasi

Tgl Diagnosis Implementasi Evaluasi Ttd


keperawatan Perawat
Defisiensi Prevensi Primer
1 Mei kesehatan Pendidikan Kesehatan: S: Kelompok
2019 komunitas 1. Menanyakan pada mengatakan gaya
kelompok mengenai hidup rata rata 50%
gaya hidup masing- setiap pagi
masing anggota melakukan jalan pagi
kelompok. sebagai olahraga dan
1 Mei 2. Mengidentifikasi anggota kelompok
2019 terkait karakteristik sepakat mengatakan
setiap anggota sering mengalami
kelompok terkait pegal – pegal dan
lingkungan yang bengkak pada bagian
berpengaruh dan lutut dan bagian
perilaku kesehatan persendian kaki
yang dimiliki. lainnya serta
3. Melakukan terkadang bagian
4 Mei
penyuluhan kesehatan punggung pegal –
2019
mengenai Diabetes pegal, tidak
Mellitus, gout, mengetahui
hipertensi dan pengetahuan
kolesterol tinggi. mengenai
penyakitnya dan
jarang memeriksakan
diri.
O:Anggota kelompok
tampak
memperhatikan
penyuluhan dan
memberikan
pertanyaan serta
dapat menjawab
dengan tepat.

A: Masalah belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi

S: Anggota kelompok
mengatakan anggota
yang aktif terdapat 59
lansia.

17
O: Dari data pengkajian
dan pemeriksaan
fisik didapatkan :

Prevensi Sekunder 1. Penderita


Skrinning Kesehatan: Hipertensi= 50, 84
29 %
1. Mengidentifikasi
April populasi anggota 2. Penderita Gout=
2019 kelompok yang aktif 25,4%
dalam komunitas. 3. Penderita Diabetes
4 Mei 2. Melakukan pengukuran Mellitus=8,5 %
2019 tekanan darah, 4. Penderita Kolesterol
penimbangan berat tinggi=15,2 %
badan, pemeriksaan cek A:Masalah belum
asam urat dan riwayat teratasi
penyakit lain pada P:Lanjutkan intervensi
anggota kelompok

S:Anggota kelompok
mengatakan setiap
kegiatan posyandu
biasanya dilakukan
pengecekan kesehatan
seperti Tekanan Darah
namun tidak selalu ada
pengecekan gula darah,
asam urat atau kolesterol.
O:Ketua dan anggota
kelompok tampak sedang
merumuskan dan
mendiskusikanprogram
30 dan seksi pengembangan
April kesehatan, akhirnya
2019 Prevensi Tersier belum disepakai untuk
Pengembangan Program: seksi pengembangan
1. Mengidentifikasi kesehatan.
terkait masalah yang A: Masalah belum
kemungkinan muncul teratasi
akibat perilaku gaya P: Lanjutkan intervensi
hidup kurang sehat dukungan untuk program
untuk
mengembangkan
program untuk
2 Mei menjamin kesehatan
2019 anggota
2. Membantu kelompok
untuk membentuk
seksi bidang

18
pengembangan
kesehatan dalam
kelompok.

Prevensi Primer S: Anggota kelompok


1. Melibatkan mengatakan biasa hidup
individu, keluarga, dengan cara dan
dan kelompok
lingkungan seperti itu
dalam
perencanaan dan setiap hari seperti
rencana membuaka sumber air
implementasi gaya sumur, jarang makan
hidup atau buah, jarang olahraga dan
modifikasi memelihara hewan ternak
perilaku kesehatan dekat rumah.
2. Menekankan
O: - Terdapat 31(52 %)
pentingnya pola
anggota kelompok yang
makan yang sehat,
menyediakan makanan
tidur, berolahraga,
dengan menu yang sama
dan lain-lain bagi
hampir setiap hari.
individu, keluarga,
- Terdapat
dan kelompok
9(15,2%) anggota
yang meneladani
kelompok memelihara
nilai dan perilaku
hewan pelkiharaan yang
ini dari orang lain.
sangat dekat dengan
rumah anggota kelompok
dan sumber air.
- Terdapat 7(11,8%)
anggota kelompok
yang menggunakan
sumur sebagai sumber
air sumur tanpa
pernah ditutup.
A: Masalah belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi

S: Anggota kelompok
mengatakan bahwa
mereka terbiasa dengan
lingkungan yang ada
sekarang dan tidak ada
pengawasan terkait
pemeliharaan
lingkungan.

19
Prevensi Sekunder O: Tampak anggota
Partisipasi Kelompok kelompok tidak bias
1. Fokuskan menjelaskan pentingnya
kelompok untuk
pemeliharaan lingkungan
melakukan
pengawasan dan dan pengawasan.
aktif terlibat dalam A: Masalah belum
pemeliharaan teratasi
lingkungan yang P: Lanjutkan intervensi
mempengaruhi
kesehatan
kelompok
S: Anggota kelompok
mengatakan perlu biaya
banyak untuk membuat
lingkungan yang lebih
terpelihara untuk
menjaga kesehatan
seperti contohnya sumber
air yang ditutup dan
tempat sampah dengan
pemisahan jenis sampah
Prevensi Tersier atau ukuran tempat
Dukungan pengambilan sampah yang memadai,
keputusan setelah dijelaskan pasien
1. Tentukan apakah paham dan akan mencoba
terdapat perbedaan alternative pemeliharaan
antara pandangan kesehatan yang relative
kelompok dan murah dan tidak
pandangan merepotkan.
penyedia O: Anggota kelompok
perawatan tampak menunjukkan
kesehatan tempat pembuangan
mengenai kondisi sampah yang disatukan,
kelompok. sumber air sumur yang
2. Informasikan pada terbuka, hidangan
kelompok makanan tanpa buah dan
mengenai sayur yangdimakan
pandangan- dengan menu yang sama
pandangan atau berkali – kali.
solusi alternative A: Masalah belum
dengan cara yang teratasi
jelas dan P: Lanjutkan intervensi
mendukung
seperti
mengajarkan
membuat tutup
sumur dengan
kayu atau papan

20
lain yang dilapisi
kain atau plastic
yang bersih,
mengajarkan
pemenuhan menu
makanan dengan
sayur dan buah
yang mudah
didapat dan
bergizi, dan
mengajarkan rutin
membersihkan
kandang ternak
dan membersihkan
bagian dinding
dan lantai sekitar
kandang ternak
peliharaan.

BAB IV

21
PENUTUP

A. Kesimpulan
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
sudah mencapai usia lanjut tersebut dan merupakan kenyataan yang
tidak dapat dihalangi. Masalah yang sering timbul pada lanjut usia
adalah rematik, hipertensi, DM.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
lansia di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Sebaiknya sebagai mahasiswa harus aktif dalam kegiatan poyandu
lansia agar bisa menerapkan ilmu yang telah diberikan dikampus.
2. Bagi Institusi
Sebaiknya kampus lebih banyak menyediakan buku tentang
gerontik agar kami mudah dalam mengerjakan tugas.
3. Bagi Masyarakat
Sebaiknya masyarakat menerapkan apa yang telah di ajarkan oleh
petugas kesehatan.

22

Anda mungkin juga menyukai