Disusun Oleh :
1. Dr. Endang Kartini Ariati M., M.S., Apt selaku Ketua STIKES Serulingmas
Cilacap
2. Yenni Kristiana, Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing STIKES Serulingmas
Cilacap
3. Pihak-pihak lain yang telah mendukung dalam pembuatan laporan ini.
Semoga Allah SWT membalas jasa serta budi baik kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. Harapan penulis
walaupun kecil semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan dan
manfaat khususnya bagi perkembangan ilmu keperawatan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari
penulis, kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini akan penulis terima
dengan penuh keikhlasan hati.
Penulis
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Kelurga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.(Helvie
2012).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni Antara usia 10 – 19
tahun, adalah satu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan
serimh disebut masa pubertas. Msa remaja adalah periode peralihan dari masa
anak ke masa dewasa (Rahmawati 2009)
B. Tipe Keluarga
Berbagai tipe keluarga adalahsebagai berikut:
1. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas bebrapa tipe yaitu :
a. Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
b. Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, bibi dan paman.
c. Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
d. Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang
tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
e. Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
f. Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang sudah lanjut usia
2. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga non tradisionl, tipe
keluarga ini tidak lzim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai
berikut.
a. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas
orangtua dan anak dari hubungan tanpa nikah .
b. Cohabitating couple. Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan
perkawinan karena bebrapa alasan tertentu.
c. Gay and lesbian family, seseorang yang mempunyai persamaan jenis
kelamin tinggal dalam satu rumah sebagai mana pasangan suami isti
d. The nonmartial heterosexual chhabiting family, keluarga yang hidup
bersama berganti ganti pasangan tanpa melalui pernkahan.
3. Foster Family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan batuan untuk menyatukan kembali keluarga
asnya. (Siti Nur Kholifah, 2016)
C. Fungsi keluargga
Menurut fridman (2010), fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu :
1. Fungi afektif
Mempasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga
2. Fugsi sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota msyarakat yang produktif serta memberikan ststus pada
anggota keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat
4. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan aloksi efektifitasnya
5. Fungsi perawtan kesehatan
6. Menyediakan kebutuhan fisik, makan, pakaian, tempat tinggal perawatan
kesehatan (Friedman, 2010)
D. Tugas Perkembangan Tahap Keluarga
1. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain
a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama
b. Menetapkan tujuan bersama
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompoksosial
d. Merencanakan anak (KB)
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan
f. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orangtua
2. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bering)
Tugas perkembangan pada masa ini Antara lain :
a. Persiapan menjadi orantua
b. Membagi peran dan tanggung jawab
c. Menata ruang anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
d. Mempersiapakn biaya atau dana child bearing
e. Memfasilitasi role learing anggota keluarga
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g. Mengadakan kebiasan keagamaan secara rutin
3. Tahap ketiga kluarga dengan anak pra sekolah (families with preschol)
Tahap perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
a. Memenuhi kebuthan anggota keluarganya seperti : kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman
b. Membantu anak bersosialisasi
c. Beradaftasi dengan akan yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun di luar
keluarga
e. Pembagian waktu untuk indifidu, pasangan dan anak
f. Pembimbingan waktu untuk individu, pasangan dan anak
4. Tahap perkembangan keluarga dengan akan sekolah (families with
children)
a. Memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan dan
semangat belajar
b. Tahap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
c. Mendorong anak untuk mencapai perkembangan daya intelektual
d. Menyediakan aktifitas untuk anak
e. Menyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan
anak
5. Tahap perkembangan ke lima keluarga dengan anak remaja (amilies
with teenagers)
Tugas perkembangan pada keluarga tahap ini Antara lain sebagi berikut :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
b. Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka Antara anak dan orangtua,
hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga. Merupakan tahap paling sulit karena orangtua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab.
6. Tahap ke enam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching
canter families)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keitiman pasangan
c. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian nak
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan sebagai suami istri, kakak, nenek
g. Menciptaakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak
– anaknya
7. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini Antara lain adalah :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempunyai lebih banyak waktu kebebasan dalam arti mengolah minat
social dan waktu santai
c. Memulihkan hubungan Antara generasi muda dengan generasi tua
d. Keakraban dengan pasangan
e. Memelihara hubungan atau kontak dengan anak dan keluarga
f. Persiapan masa tuan atau pension dengan meningkatkan keakraban
pasangan
8. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan hubungan anak dan social masyarakat
d. Melakukan life review menerima kematian pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian (Harmoko, 2012)
E. Peran dan tanggung jawab keluarga dengan
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku intra personal sifat ,
kegiatan yang bersofat berhubungan dengan pola prilaku dan kluarga,
kelompok dan masyarakat.
1. Peran ayah
Ayah sebagai sumai dari istri ayah dari anak anak berperan sebagai
pencari nafkha, pendidikan, pelindung dan pemberi asuhan dan pemberi
rasa aan serta sebagai kepala keluarga, ayah juga berperan sebagai anggota
dari kelompok sosialnya dan sebagai anggota masyarakat dilingkungan
nya
2. Peran ibu
Ibu berperan sebagai istri dari suami dan ibu dari anak anak nya,
mempunyai tugas untuk mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak –anaknya, pelindung anggota masyarakat dari lingkungan ,
disamping itu juga berperan sebagai pencari nafkah tambahan dari
keluarga.
3. Peran anak anak melakukan peran psikososial sesuai dengan
perkembanganya baik fisik, mental, social dan spiritual (Friedman, 2010)
F. Konsep keluarga dengan remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,
meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih
awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau
20 tahun ( Friedman, 1998, hal. 124).
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak
berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi
dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang
tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali
ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja, apabila hal
ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya.
( diadaptasi dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2008, hal. 20).
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa ( Mubarak, 2009, hal. 89 ).
Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis:
pergeseran yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi,
pergeseran dimulai dengan kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran
orangtua memasuki pertengahan hidup (Preto, 1988, dalam
perawatindonesia.org, 2010)
G. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan
Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan
oleh adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus
mengritik atau buat komentar-komentar yang merendahkan tentang
penampilan atau perilaku anggota keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun
awal masa remaja. Pada saat ini hubungan keluarga biasanya berada pada titik
rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada
setiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki
dan perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada
keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka
memerlukan bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan
masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan
pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan remaja
kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku yang
tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik
juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar
rumah. Meskipun semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa
kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang ang selalu mengalami
kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak matang dan kurang
menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan
penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh
dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan
lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami kebingungan
disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti
orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga
akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan
baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri,
mereka sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai
pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang
tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun
sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang
yang dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha
untuk mengikitu pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap
memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat
dalam geng-geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi
dan mendapat dukungan mental.
Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat
kegiatan merupakan bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani
melakukan tindakan-tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan
tidak akan berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering
mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ
reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual,
yang menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi
lain kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual
diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan yang harus
dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual,
tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat-
syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh
karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca
buku atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap
melanggar norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-
sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam
menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control
secara bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi
diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya dewasa.
Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi
kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus
diidentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup
keluarga yang sehat mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner
meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa
mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-
perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi
promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan
mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena
atletik juga umum terjadi (Friedman, 1998, hal. 127)
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana,
kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks
merupakan bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini
dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah
antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan
kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS,
keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin.
Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan
kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan maka dilakukan
wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan (Friedman, 1998, hal. 127).
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan
untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan
orang tua. Konseling langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke
sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang
bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan, pendidikan
promosi kesehatan umum juga diindikasikan (Friedman, 1998, hal. 127).
H. Tugas Perkembangan Keluarga dengan remaja
Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan
semakin mandiri. Orang tua harus mengubah hubungan mereka dengan
remaja putri atau putranya secara progresif dari hubungan dependen yang
dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan yang makin mandiri. Pergeseran
yang terjadi dalam hubungan anak dan orang tua ini salah satu hubungan khas
yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan ( Friedman, 1998, hal.
126).
Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini,
semua anggota keluarga, khususnya orang tua, harus membuat “perubahan
sistem” utama yaitu, membentuk peran-peran dan norma-norma baru dan
“membiarkan” remaja. Kidwell dan kawan-kawan (1983) meringkas
perubahan yang diperlukan ini “secara paradoks sistem keluarga yang dapat
membiarkan anggotanya adalah sistem yang akan bertahan dan menghasil
sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-generasi berikutnya”
( Friedman, 1998, hal. 126).
Orang tua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka
sendiri, tidak membiarkan anak-anaknya, seringkali menemukan “revolusi”.
Oleh remaja bila perpisahan berlangsung kemudian. Orang tua dapat juga
mempercayai anak agar mandiri secara prematur, dengan menyampaikan
kebutuhan-kebutuhan ketergantungannya. Dalam hal ini remaja ini dapat
gagal mencapai kemandirian (Wright an Leahey, 1984, dalam Friedman,
1998, hal. 126).
Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga
merupakan pusat perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi
pasangan suami istri adalah memfokuskan kembali hubungan perkawinan
(Willson, 1988). Banyak sekali pasangan suami istri yang telah begitu terikat
dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua sehingga perkawinan tidak
lagi memainkan suatu peran utama dalam kehidupan mereka. suami biasanya
menghabiskan banyak waktu diluar rumah, karena bekerja dan melanjutkan
karirnya, sementara itu, istrinya juga bekerja sementara mencoba meneruskan
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab sebagai orang tua.
Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energy untuk
hubungan perkawinan ( Friedman, 1998, hal. 126).
Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung jawab
terhadap mereka sendiri, pasangan suami istri meninggalkan rumah untuk
meniti karir mereka atau dapat menciptakan kesenangan-kesenangan
perkawinan setelah anaknya telah meninggalkan rumah (postparental).
Mereka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap siklus kehidupan
keluarga berikutnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah
untuk para anggota keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk
berkomunikasi secara terbuka. Karena adanya kesenjangan antara generasi,
komunikasi terbuka seringkali hanya merupakan suatu cita-cita, bukan suatu
realita. Orang tua yang berasal dari keluarga dengan berbagai masalah terbukti
seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka paling tua,
sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi terbuka yang mungkin telah
ada sebelumnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan tugas-tugas
perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun aturan-
aturan dalam keluarga belum diubah, etika dan standar moral keluarga belum
tetap dipertahankan oleh orang tua. Remaja sangat sensitive terhadap
ketidakcocokan antara apa dikatakan dengan apa yang dipraktekkan. Namun
demikian, orang tua dan anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dalam
masyarakat yang majemuk dan berubah dengan cepat saat ini. Transformasi
nilai dari kaum muda juga mentransformasikan keluarga. Adopsi gaya hidup
yang lebih bebas dan sederhana melambangkan transformasi nilai yang
mempengaruhi setiap tahap kehidupan keluarga (Yankelowich, 1975, dalam
Friedman, 1998, hal. 126).
I. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
3. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Kurang pengetahuan keluarga mengenai kesahatan
5. Kesiapan meningkatkan kesahatan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. H
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMP
Alamat : Ciporos, RT 01/03
2. Data Anggota Keluarga
No Nama Hub dgn KK Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaan Status Gizi TTV Status Alat
Terakhir Saat Ini ( TB, BB) ( TD, N, Imunisasi Bantu/
S, RR) Dasar Protesa
1 Tn H Kpl 45 L Sunda SMP Penjahit 168 cm, 85 mmHg Lengkap
Keluarga kg
2 Ny. R Istri 43 P Sunda SMA IRT 155 cm, 90 - mmHg Lengkap
kg
3 An. R Anak 18 L Sunda SMK Pelajar 170 cm, 70 mmHg Lengkap
kg
4 An. F Anak 11 P Sunda SD Pelajar 140 cm, 45 - Lengkap
kg
3. Type Keluarga
a. Jenis type keluarga : Tradisional Nuclear
family
b. Masalah yang terjadi dengan type keluarga : Ny. R mengatakan tidak
ada masalah dengan type keluarga
4. Suku bangsa
a. Asal suku bangsa : Tn. H dan Ny. R sama sama berasal dari suku Sunda
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Ny. R mengatakan
tidak ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan keluarganya
5. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : menurut Ny. R
untuk keluarganya selalu berusaha untuk menjalankan ibadah shalat 5
waktu
6. Status sosial ekonomi keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Anggota keluarga yang
mencari nafkah adalah Tn. H sebagai kepala keluarga
b. Penghasilan : penghasilan Tn. H tidak menentu kurang lebih 1 juta
dalam 1 bulan
c. Upaya lain : Ny. R mengatakan upaya lain untuk memenuhi ekonomi
keluarganya tidak ada selain menjahit.
d. Harta benda yang dimiliki : Ny R hanya mengatakan mempunyai
perabotan rumah tangga yang masig kurang lengkap
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Ny. R mengatakan kebutuhan
yang dikeluar tiap bulan yaitu belanja kebutuhan sehari-hari seperti
vitamin ,susu, makanan sehari-hari, dan untuk membayar sekolah
kedua anaknya dan untuk membeli token listrik
f. Aktivitas rekreasi keluarga : Ny. R mengatakan jika ada waktu libur
mereka hanya mengahbiskan waktu dirumah saja
7. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn. H dan Ny. R
memiliki anak 2 oran dengan anak pertama umur 18 tahun dan anak
kedua umur 11 tahun, jadi keluarga Tn. H dan Ny. R berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan remaja
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
keluarga mengatakan tahap perkembangan yang belum terpenuhi yaitu
dalam mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan
orangtua (ayah) karena pekerjaan ayah yang bekerja diluar kota
c. Riwayat kesehatan keluarga Inti :
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Ny. R mengatakan sedang flu
2) Riwayat penyakit keturunan : Ny. R mengatakan tidak ada penyakit
keturunan dalam keluarganya
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Ny. R mengatakan
keluarganya tidak mempunyai BPJS
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Ny. R mengatakan anak
kedua pernah dirawat inap 1 bulan yang lalu di Klinik dengan keluhan
flu dan batuk.
f. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
a) Luas rumah : 60 m2
b) Type rumah : -
c) Kepemilikan : milik orangtua Ny R
d) Jumlah dan ratio kamar/ruang : terdapat 3 ruang kamar tidur, 1
ruang tamu, 1 ruang kelarga, 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi
/ wc.
e) Ventilasi/jendela : terdapat 7 jendela dan hanya 5 jendela yang
selalu dibuka, dan terdapat 5 ventilasi
f) Pemanfaatan ruangan : diruang keluarga tempat untuk
berkumpul keluarga dan menonton tv
g) Sumber air minum : sumber air minum dari air galon
h) Kamar mandi/wc : kamar mandi dan wc berjmlah satu dengan
tempat yang sama
i) Sampah : sambah dibuang di belakang rumah yang merupakan
pekarangan milik orangtuanya dan dibakar
j) Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah klien kurng bersih
B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Ny. R mengatakan jika anak- Ketidakmampuan Kurangnya
anaknya sakit hanya diberikan
keluarga dalam pengetahuan
obat/tindakan herbal, jika sakitnya
selama 1-2 hari tidak kunjung merawat anggota keluarga mengenai
sembuh baru akan dibawa ke
keluarga yang sakit pemeliharaan
fasilitas atau pelayanan kesehatan
terdekat karena sudah keturunan dari kesehatan
dulu jika sakit menggunakan herbal
terlebih dahulu.
DO: Ny. R tampak sedang flu
2. Ds : Ny. P mengatakan Tn. S Ketidakmampuan Perilaku kesehatan
merokok sehari bisa menghabiskan
keluarga untuk cenderung beresiko
3-4 batang rokok terkadang dia
merokok saat dekat dengan anak- mengambil keputusan
anaknya, namun An. R sampai usia
untuk merokok
18 tahun saat ini dia tidak merokok
dan tidak terpengaruh walaupun didekat anaknya
ayah dan temannya merokok
DO: terlihat ada asbak dan 1 putung
rokok di meja ruang tamu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa
dihindari bagi orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok.
Rokok merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan
Dari uraian yang diuraikan dalam bab pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan sbb :
1. Merokok saat remaja membuatnya berisiko kena masalah kesehatan yang
serius karena masih berada pada usia pertumbuhan. Rokok ini tidak
hanya menyebabkan masalah kesehatan pada tingkat fisik namun juga
emosionalnya.Para ahli mengungkapkan risiko kesehatan merokok pada
remaja jauh lebih buruk dibanding dengan orang dewasa yang merokok.
2. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok.
a. Perilaku merokok sama dengan aktivitas lainnya yang memiliki
dampak positif dan dampak negtaif dari merokokDampak positif.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa dengan merokok remaja dapat
merasakan dampak positif bagi dirinya yaitu perasaan nikmat
sebanyakdan bagi lingkungannya yaitu denagn merokok remaja bisa
mempererat pergaulan yaitu sebanyak atau dengan kata lain dengan
merokok remaja dianggap solider dengan lingkungan sosialnya
terutama sesama teman sebayanya yang merokok.
b. Dampak negatif. selain dampak positif merokok juga dapat
menimbulkan dampak negatif. Kecenderungan remaja dalam
penelitian ini diketahui bahwa dengan merokok mereka merasakan
dampak negatif yaitu memboroskandan sisanya yaitu menimbulkan
ketergantungan.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, mudah – mudahan apa
yang saya paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua
untuk lebih mengenal mengenaipengaruh rokok terhadap perkembangan
remaja. Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini
tentu masih belum sesuai apa yang di harapkan dengan ini saya berharap
masukan yang lebih banyak lagi dari guru pembimbing dan teman –
teman semua.
DAFTAR PUSTAKA