Anda di halaman 1dari 9

JOURNAL OF ISLAMIC

NURSING

PERBANDINGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA DENGAN DAN


TANPA RIWAYAT HIPERTENSI DI KELUARGA SETELAH MELALUI
PEMBEBANAN COLD PRESSOR TEST

Muh. Anwar Hafid


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar
E-Mail : anwar.hafid@uin-alauddin.ac.id

Abstrak

Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat Indonesia, 90-95% diantaranya
menderita hipertensi essensial yang cenderung meningkat secara tiba-tiba. Cold Pressor Test adalah
salah satu pemeriksaan yang dapat digunakan untuk uji saring adanya kecenderungan hipertensi
(Sharon, 2009). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada mahasiswa
dengan dan tanpa riwayat hipertensi dengan pembebanan CPT. Desain penelitian menggunakan jenis
peneltian quasi eksperimental. Populasi berasal dari mahasiswa UINAM. sampel diambil dengan
teknik purposive sampling. Jumlah sampel adalah 60 responden dan terbagi menjadi 2 kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari 30 responden dengan riwayat dan tanpa riwayat hiperetensi.
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji nonparametrik karena uji normalitas
menunjukkan p value <0,05 (tidak normal), sehingga uji yang digunakan adalah uji wilcoxon dan uji
mann whitney. Uji wilcoxon (α<0,05), uji mann whitney (α<0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan setalah pembebanan cold pressor test, baik
pada kelompok riwayat hipertensi maupun tanpa riwayat hipertensi. Responden pada kelompok
riwayat Hipertensi mayoritas mengalami Hipereaktor terutama pada tekanan darah sistolik yaitu
sebanyak 22 orang (73,3%), sedangkan tekanan darah diastolik cenderung mengalami hiporeaktor
dan hampir sebanding dengan jumlah responden yang mengalami normoreaktor. Adapun responden
yang tanpa riwayat Hipertensi mayoritas mengalami normoreaktor pada tekanan darah sistolik
(53,3%) sedangkan tekanan darah diastolik cenderung hiporeaktor (60%). Disarankan kepada
perawat dan petugas kesehatan yang berwenang dapat melakukan deteksi dini risiko Hipertensi
dengan menggunakan CPT.

Kata Kunci: Cold Pressor test, tekanan darah.

1. PENDAHULUAN darahnya terkontrol (tekanan darah


Hipertensi merupakan salah satu faktor sistolik <140 mmHg dan diastolik <90
risiko yang sangat berpengaruh terhadap mmHg) dan 47,5% pasien yang tekanan
munculnya penyakit jantung dan darahnya tidak terkontrol (Go dkk., 2014).
pembuluh darah (Depkes, 2012). Penderita Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka
hipertensi di Amerika Serikat kematian akibat hipertensi meningkat
diperkirakan sekitar 77,9 juta atau 1 dari sebanyak 17,1% (Go dkk., 2014)
3 penduduk pada tahun 2010. Data tahun dengan angka kematian akibat
2007-2010 menunjukkan bahwa sebanyak komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta
81,5% penderita hipertensi menyadari per tahunnya (WHO, 2013). Prevalensi
bahwa bahwa mereka menderita hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%
hipertensi, 74,9% menerima pengobatan pada tahun 2013,tetapi yang terdiagnosis
dengan 52,5% pasien yang tekanan oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 1


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal Berdasarkan latar belakang yang telah
ini menandakan bahwa sebagian besar diuraikan, maka peneliti tertarik untuk
kasus hipertensi di masyarakat belum melakukan penelitian, “Perbandingan
terdiagnosis dan terjangkau pelayanan tekanan darah pada mahasiswa dengan dan
kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Dari tanpa riwayat hipertensi di keluarga
hasil data yang diperoleh menunjukkan setelah melalui pembebanan cold pressor
bahwa mahasiswa yang memiliki riwayat test”
keluarga hipertensi di UIN Alauddin 2. METODE
Makassar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Penelitian ini merupakan penelitian
Kesehatan Jurusan Keperawatan semester muasi eksperimental (interventional)
8 sebanyak 56 mahasiswa dari jumlah 90 untuk menilai apakah terdapat perbedaan
mahasiswa keperawatan semester 8. tekanan darah setelah pemaparan cold
Adanya bakat hipertensi esensial pada pressor test antara mahasiswa dengan
seseorang dapat dideteksi dengan dan tanpa riwayat hipertensi di keluarga.
percobaan “Cold Pressor Test”, yaitu Lokasi penelitian dilakukan di Kampus II
suatu tes provokasi terhadap penderita UIN Alauddin Makassar
dengan suhu dingin yang akan
mempengaruhi pusat vasomotor (Brunner, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Suddarth,2001). Menurut Schirger (1994)
dalam Sharon (2009), bila “Cold Pressor Hasil penelitian ini diperoleh dari
Test” dijumpai positif pada seseorang pengukuran tekanan darah secara langsung
maka orang tersebut mempunyai setelah subjek penelitian dipaparkan
kemungkinan untuk menderita hipertensi dengan cold pressor test untuk mengetahui
esensial. Menurut Kasagi, Akahishi, dan perbedaan tekanan darah setelah
Shimakao (1995) dalam Irfannudin dan pemaparan cold pressor test antara
Novita (2009), menyatakan bahwa hasil mahasiswa dengan dan tanpa riwayat
CPT ternyata mampu memprediksi hipertensi di keluarga.
kejadian hipertensi di kemudian hari. Pada grafik 4.1 tersebut menjelaskan
Menurut penelitian dari Wood, Sheps, bahwa pembebanan CPT kepada
Evelback, dan Schirger di Minnesota responden yang memiliki riwayat
(1934-1979), yang juga melakukan studi Hiperetensi nampak memiliki fluktuasi
prospektif dan follow up selama 45 tahun yang tajam,peningkatan tertinggi pada saat
pada 142 subjek, menyatakan bahwa detik ke 90 pada tekanan darah sistol
adanya respon yang positif pada CPT mencapai 22 mmHg, sedangkan pada
dapat berguna secara potensial untuk tekanan darah diastol mencapai 15 mmHg.
memprediksi kejadiaan hipertensi.

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 2


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Grafik 4.1
Fluktuasi Tekanan Darah dengan Pembebanan CPT pada Riwayat Hipertensi

Fluktuasi Tekanan Darah dengan Pembebanan


CPT pada Riwayat Hipertensi
25
20 21 22
19
15 15 14 15 12
10
5 8 sistol
0 diastol
selisih antara selisih antara selisih antara selisih antara
Pre dan 30 Pre dan 60 Pre dan 90 Pre dan 2
detik saat detik saat detik saat menit setelah
CPT CPT CPT CPT

mmHg, sedangkan pada tekanan darah


Berdasarkan grafik 4.2 tersebut diastol mencapai 12 mmHg, peningkatan
menjelaskan bahwa pembebanan CPT tersebut jauh lebih rendah dibandingkan
kepada responden yang tidak memiliki dengan responden yang memiliki riwayat
riwayat Hiperetensi nampak memiliki hipertensi, bahkan fluktuasi tekanan darah
peningkatan tertinggi pada saat detik ke 60 pada kelompok tanpa riwayat hipertensi
pada tekanan darah sistol mencapai 16 tidak terjadi secara tajam.
Grafik 4.2
Fluktuasi Tekanan Darah dengan Pembebanan CPT tanpa Riwayat Hipertensi

Fluktuasi Tekanan Darah dengan


Pembebanan CPT tanpa Riwayat Hipertensi
20
15 16
14
10 11 12
5 8 8 5 sistol
3 diastol
0
selisih antara selisih antara selisih antara selisih antara
Pre dan 30 Pre dan 60 Pre dan 90 Pre dan 2
detik saat CPT detik saat CPT detik saat CPT menit setelah
CPT
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.4, kelompok riwayat hipertensi dan tanpa
menjelaskan tentang nilai rata-rata riwayat hipertensi.
tekanan darah responden dengan
pembebanan CPT, Pada responden

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 3


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Tabel 4.4
Nilai Rata-rata Tekanan Darah Responden dengan dan tanpa Riwayat HT dengan
pembebanan CPT

Paparan Riwayat HT tanpa Riwayat


Hipertensi
CPT S D S D
Pre test 114 71 112 67

Setelah 30 detik 129 79 123 75

Setelah 60 detik 135 85 128 79


Setelah 90 detik 136 86 126 75
Post test 133 83 117 70
(setelah 1 menit)
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan hasil uji normalitas data, baik terdapat perbedaan tekanan darah sistolik
pada mahasiswa yang memiliki riwayat dan diastolik sebelum dan setelah CPT
hipertensi maupun yang tidak memiliki pada kelompok dengan riwayat hipertensi
riwayat hipertensi di keluarga, dalam keluarga (p<0,05). Adapun pada
menunjukkan p value di bawah nilai kelompok mahasiswa tanpa riwayat
signifikan 0,05 (p<0,05). Hal ini hipertensi di keluarga, hasil uji wilcoxon
menunjukkan bahwa data tidak menunujukkan untuk tekanan darah
berdistribusi normal, maka dilakukan uji sistolik terdapat perbedaan sebelum dan
non-parametrik, yaitu uji wilcoxon dan uji setelah CPT (p<0,05), sedangkan pada
mann whitney. tekanan darah diastolik tidak terdapat
Berdasarkan tabel 4.6, didapatkan perbedaan tekanan darah sebelum dan
bahwa hasil uji wilcoxon menunujukkan setelah CPT (p>0,05).

Tabel 4.6
Perubahan Tekanan Darah pada Mahasiswa dengan dan tanpa Riwayat
Hipertensi dengan Pembebanan CPT (Uji Wilcoxon)

TD pre test & post test 1 P Value


menit setalah
pembebanan CPT Sistolik Diastolik
Riwayat Hipertensi 0,000 0,000
tanpa Riwayat Hipertensi 0,001 0,078
Sumber: Uji Wilcoxon

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 4


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Berdasarkan tabel 4.7, keluarga dibandingkan dengan


didapatkan dari hasil uji Mann- kelompok tanpa riwayat hipertensi
Whitney bahwa terdapat perbedaan di keluarga baik pada tekanan
peningkatan tekanan darah sistolik darah sistolik maupun tekanan
dan diastolik sebelum dan setelah darah diastolik (p<0,05).
CPT antara kelompok yang
memiliki riwayat hipertensi di

Tabel 4.7
Perbandingan Tekanan Darah pada Mahasiswa dengan dan tanpa Riwayat
Hipertensi dengan Pembebanan CPT (Uji mann-Whitney)

P Value
Parameter
Sistolik Diastolik
Perbandingan Tekanan Darah pada Mahasiswa 0,000 0,000
dengan dan tanpa Riwayat Hipertensi dengan
Pembebanan CPT
Sumber: Uji mann-Whitney

Pembahasan (Sharon, 2009). Melihat manfaat dan


Banyak faktor yang mempengaruhi pengaruh yang positif dari Cold
penyakit hipertensi seperti genetik, Pressure Test (CPT) terhadap upaya
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf mendeteksi secara dini hipertensi,
simpatis, sitem renin angiotensin, defek dalam penelitian ini telah dilakukan
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan pembuktian selama ±2 pekan dengan
Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang dengan memberikan pembebanan CPT
meningkatkan risiko seperti obesitas dan mengukur tekanan darah responden
dan merokok. Penderita hipertensi tidak sebelum pembebanan, saat pembebanan
hanya berisiko tinggi menderita (detik ke 30-60-90) serta mengevaluasi
penyakit jantung, tetapi juga menderita kembali pada saat post test di menit
penyakit lain seperti penyakit saraf, pertama.
ginjal, dan pembuluh darah. Makin Tekanan darah terbagi menjadi 2 yaitu
tinggi tekanan darah, makin besar tekanan darah sistolik dan tekanan
resikonya (Noviany, 2013). darah diastolic, adapun tekanan darah
Salah satu cara untuk mendeteksi yang berubah selama CPT akibat
kemungkinan seseorang menderita aktivitas vaskuler terdiri dari
hipertensi dengan pembebanan Cold hiporeaktor, normoreaktor dan
Pressure Test (CPT). Aktivitas tonus hipereaktor. (Porth, 2009 dalam
simpatis dapat dibangkitkan dengan Rosada, 2011).
beberapa tes tersebut. Beberapa Hal tersebut didukung oleh hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil tes penelitian Henuhili (2011), mengatakan
ini dapat memperkirakan bahwa gen penyebab hipertensi bersifat
kecenderungan untuk terjadinya dominan. Pewarisan hipertensi bukan
hipertensi di waktu yang akan datang bersifat X-linked, yaitu gen yang

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 5


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

terdapat pada kromosom kelamin, hiperaktivitas saraf simpatis (Arsyad,


karena baik ayah atau ibu, dapat 2010). Hal tersebut sejalan dengan
mewariskannya baik pada keturunan penelitian Pai (2011), yang menjelaskan
laki-laki maupun perempuan. Hal bahwa kelompok responden dari orang tua
tersebut dapat didukung oleh penelitian hipertensi menunjukkan peningkatan
singh (2010) yang mengemukakan tekanan darah dan penurunan Heart rate
bahwa Remaja dengan riwayat keluarga dengan uji pembebanan CPT, Oleh karena
hipertensi mempunyai risiko lebih itu hasil penelitian ini merupakan aktivitas
tinggi untuk menderita hipertensi simpatis meningkat yang terjadi pada
dibandingkan dengan remaja dengan kelompok dengan riwayat orangtua
keluarga tanpa hipertensi hipertensi selama tes sensasi dingin (Pai,
Beberapa penelitian telah menyatakan 2011).
bahwa banyak sekali gen yang dapat Menurut Henuhili, (2011), Fenotip gen
mempengaruhi tekanan darah, meliputi hipertensi terekspresi di setiap generasi.
gen yang mengenkode sistem renin- Sifat resesif akan terekspresi dalam fenotip
angiotensin (polimorfisme I/D gen apabila dua alel resesif yang sama terdapat
Angiotensinconverting enzyme), gen yang bersama pada pasangan kromosom
berperan dalam homeostasis natrium ginjal homolognya (Henuhili, 2011). Menurut
dan gen yang mengatur metabolisme Awisarita (2010), kenaikan tekanan darah
steroid. Studi menyatakan polimorfisme pada subjek normotensi yang mempunyai
I/D gen ACE dapat menghasilkan 3 riwayat keluarga hipertensi positif, empat
genotip : II homozigot, ID heterozigot dan kali lebih tinggi dibandingkan dengan
DD Homozigot. Individu dengan DD subjek normotensi dengan riwayat
homozigot mempunyai konsentrasi ACE keluarga hipertensi negatif. Diketahui
yang lebih tinggi dibandingkan dengan faktor genetik merupakan salah satu unsur
yang lain. Dengan konsentrasi ACE yang yang penting pada presdiposisi hipertensi
lebih tinggi maka konsentrasi angiotensin mempunyai kontribusi sebanyak 30 – 50%
II juga meningkat. Angiotensin II yang (Sally Nasution, 2005 dalam Awisarita,
tinggi dapat menyebabkan peningkatan 2010).
tekanan darah secara progresif melalui 2 Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian
mekanisme: vasokonstriksi di arteri perifer yang telah dilakukan Sharon (2009) dalam
dan penurunan ekskresi garam dan air oleh penelitiannya mengemukakan bahwa
ginjal (Ehret, 2013 dalam kalangi, 2015). prevalensi hipertensi essensial pada
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang mahasiswa FK UKM melalui pemeriksaan
mendukung hasil penelitian ini yaitu uji saring “Cold Pressure Test”, rerata
seperti halnya penelitian yang telah peningkatan tekanan darah pada 13
dilakukan oleh Arsyad (2010), dalam responden, untuk tekanan darah sistole
penelitiannya menguji hubungan antara lebih dari 20 mmHg dan diastole lebih dari
riwayat hipertesi pada orang hiperaktif 10 mmHg. Prevalensi hipertensi esensial
saraf simpatis, dengan menggunakan Cold pada mahasiswa FK UKM berdasarkan uji
Pressor Test untuk memprediksi aktivitas saring Cold Pressure Test adalah 43,33%.
saraf simpatis kepada 40 total responden, Menurut Widodo, (2008), Pemeriksaan
hasil penelitiannya mendukung penelitian diagnostik yang dapat dilakukan pada
ini bahwa terdapat hubungan antara klien untuk mengetahui dan memprediksi
riwayat hipertensi orang tua dengan gangguan kardiovaskuler adalah dengan

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 6


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

memberikan beban pada jantung. Ada dua intervensi perendaman tangan ke dalam air
metode untuk memberikan beban pada es. Peningkatan aktifitas sistem saraf
jantung. Pertama dengan menggunakan simpatis dapat meyebabkan peningkatan
latihan yaitu isotonik (treadmill dan kecepatan denyut jantung dan volume
bycycle ergometry) dan isometrik sekuncup disertai dengan vasokontriksi
(handgrip). Kedua, tanpa menggunakan pembuluh darah arteriol dan vena.
latihan yaitu dengan menggunakan obat Perubahan ini menyebabkan peningkatan
(dobutamine, dipyridamole, adenosine dan curah jantung dan resistensi perifer total
arbutamine), peningkatan afterload (cold sehingga tekanan darah meningkat.
pressor test dan hiperventilasi (Tak & Tekanan darah dipengaruhi oleh dua faktor
Giuterrez, 2004 dalam widodo, 2008). utama yaitu aliran darah dan tahanan
Induksi CPT terhadap tekanan darah perifer vaskuler. Masing-masing faktor
adalah suatu usaha memicu refleks dipengaruhi oleh hal yang berbeda. Aliran
ekstrinsik tekanan darah dengan darah tubuh dipengaruhi oleh curah
perangsangan simpatis berupa suhu dingin jantung, denyut jantung, dan volume darah
(1-4 derajat celsius) dengan maksud untuk itu sendiri. Sedangkan tahanan perifer
menimbulkan rasa nyeri akibat suhu. Pada vaskuler dipengaruhi oleh elastisitas
kelompok kontrol, induksi CPT akan pembuluh darah, penyempitan pembuluh
menyebabkan peningkatan tekanan arteri darah, dan viskositas darah. Rangsang
rata-rata yang bertahap pada menit dingin akibat dicelupkannya tangan ke
pertama dan kedua CPT. Hal ini dapat dalam air es menimbulkan stimulus pada
terjadi akibat adanya peningkatan saraf simpatis jantung. Stimulus tersebut
resistensi vaskular oleh perangsangan menyebabkan peningkatan norepineprin
simpatis dan meningkatnya curah jantung dan epineprin secara signifikan. Kedua zat
akibat peningkatan kontraktilitas jantung. ini berinteraksi dengan reseptor tipe alfa
Peningkatan resistensi vaskular oleh adrenergik menyebabkan
perangsangan sistem saraf simpatis terjadi Penelitian ini dilakukan secara manual
akibat meningkatnya tonus otot pembuluh tanpa menggunakan alat digital yang
darah. Innervasi otonom otot polos canggih, sehingga secara eksplisit peneliti
pembuluh darah hanya berasal dari saraf berasumsi bahwa pada pembebanan
simpatis saja, sedangkan innervasi jantung dengan menggunakan teknik CPT,
berasal dari saraf simpatis dan menyebabkan efek vasokontriksi sehingga
parasimpatis. Hal ini menerangkan Jantung memompa lebih kuat dan
mengapa induksi CPT tidak banyak mengalirkan lebih banyak darah pada
mempengaruhi denyut jantung. Hasil setiap detiknya. Arteri kehilangan
penelitian efek CPT terhadap kontrol kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga
kardiovaskular pada orang normal juga kelenturan untuk mengembang pada saat
memperlihatkan hasil yang sama (Porth, jantung memompa darah melalui arteri
2009 dalam Rosada, Evita. 2011). tersebut, karena itu darah pada setiap
Menurut Widodo, (2008), peningkatan denyut jantung dipaksa untuk melalui
tekanan darah selama uji beban jantung pembuluh yang sempit dari pada biasanya
dengan menggunakan CPT disebabkan dan menyebabkan naiknya tekanan. Hal
oleh beberapa faktor yaitu peningkatan inilah yang menyebabkan dinding arteri
aktifitas sistem saraf simpatis, kaku karena sehingga tekanan darah juga
vasokontriksi, dan perasaan nyeri selama meningkat pada saat dilakukan CPT, yaitu

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 7


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

jika arteri kecil (arteriola) untuk Hypertension Based on 28-Year


sementara waktu menjadi kaku karena Follow up: Hypertension.
perangsangan saraf simpatis. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Penyakit Tidak
4. KESIMPULAN Menular. Buletin Jendela Data dan
Penelitian ini untuk mengetahui, bahwa Informasi Kesehatan.
terdapat perbedaan peningkatan tekanan Miller, C., 2010. FactorsAffecting Blood
darah sistolik dan diastolik sebelum dan Pressure and Heart Rate.
setelah CPT antara kelompok yang http://www.livestrong.com/article/1
memiliki riwayat hipertensi di keluarga 96479-factors-affecting-blood
dibandingkan dengan kelompok tanpa pressureheart-rate. diakses pada 7
riwayat hipertensi di keluarga. maret 2016.
5. REFERENSI Noviany, Riska. 2013. Korelasi
albuminuria dengan derajat
Arsyad, Aryadi. 2010. Hubungan Antara hipertensi. Program Konsentrasi
Riwayat Hipertensi Pada Orang Teknologi Laboratorium Kesehatan
Tua Dengan Hiperaktivitas. Fakultas Farmasi Universitas
https://www.mysciencework.com/p Hasanuddin.
ublication/download/20a4e5dafc11 http://repository.unhas.ac.id:4001/d
5db42be5bc397134a467/5311fc50a igilib/files/disk1/53/--riskanovia-
479e2306ca8886c5610d5f8 2650-1-13-riska-1.pdf. Diakses
Diakses pada tanggal 01 Juli 2016. pada tanggal 01 Juli 2016.
Awisarita. 2010. Reaktivitas Kardiovasa Pai, Sheila. 2011. Effects Of Cold Pressor
Terhadap Postur Tubuh Test On Blood Pressure And Heart
(Orthostatic) Dan Sensitifitas Nyeri Rate Variability In The Wards Of
Pada Subjek Normotensi Dengan Hypertensive Parents.
Riwayat Keluarga Hipertensi. http://www.ijpcbs.com/files/52-
Fakultas Kedokteran Universitas 3170.pdf. Diakses pada tanggal 01
Muhammadiyah Yogyakarta. Juli 2016.
http://download.portalgaruda.org/ar Rinanti, Tririn. 2014. Perbedaan Tekanan
ticle.php?article=81405&val=4928. Darah Setelah Pemaparan Cold
Diakses pada tanggal 02 Juli 2016. Pressor Test (CPT) Antara
Badan Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa Dengan dan Tanpa
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Riwayat Hipertensi di Keluarga.
Tahun 2013. Rosada, Evita. 2011. Pengaruh Induksi
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Cold Pressor Test Terhadap
2013. Jakarta : Kementrian Aktivitas Sistem Saraf Otonom Dan
Kesehatan RI. Hemodinamika Serebral Pada
Penderita Migren Fase Interiktal.
Brunner & Suddarth. Buku Ajar http://repository.unhas.ac.id:4001/di
Keperawatan Medikal Bedah gilib/files/disk1/304/--evitarosad-
Edisi 8. Jakarta: EGC, 2001. 15193-1-evitaro-k.pdf. Diakses pada
Kasagi, F., Akahishi, M., dan Shimakao, tanggal 01 Juli 2016.
K., 1995. Relation Between Cold Sharon, cindy. 2009. Prevalensi hipertensi
Pressor Test and Development of essensial pada mahasiswa fakultas

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 8


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

kedokteran universitas kristen


maranatha berdasarkan uji saring
cold pressure test.
http://repository.maranatha.edu/1924
/1/0510092/Abstract/TOC.pdf.
Diakses pada tanggal 01 Juli 2016.
Sonia Garg, Kumar A., Singh KD.2010.
Blood pressure response to Cold
Pressor Test in teh children of
hypertensives. Online J Health
Allied Scs.
World Health Organization. 2013. World
Health Statistic.
Widodo, gipta galih. 2008. efek cold
pressor test terhadap pasokan dan
kebutuhan oksigen miokard pada
perokok aktif di kecamatan ungaran
kabupaten semarang.
https://www.google.com/jki.ui.ac.id.
pdf. Diakses pada tanggal 03 Juli
2016.

Volume 2 Nomor 2, Desember 2017 9

Anda mungkin juga menyukai