Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan program
pendidikan Diploma III Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Intensitas Nyeri Kepala pada Pasien Hipertensi
yang Diberikan Kompres Hangat pada Tengkuk di Karang Werdha Bisma Desa Sumber
Porong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang” oleh Naila Nadhirotur Rosyidah
NIM.P17220173019 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Pembimbing
Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Intensitas Nyeri Kepala pada Pasien Hipertensi
yang Diberikan Kompres Hangat pada Tengkuk di Karang Werdha Bisma Desa Sumber
Porong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang” oleh Naila Nadhirotur Rosyidah NIM.
P17220173019 telah dipertahankan di depan dewan penguji.
Pada tanggal :
Dewan Penguji
Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III dan D-IV
Keperawatan Lawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk
menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Intensitas Nyeri Kepala pada
Pasien Hipertensi yang Diberikan Kompres Hangat pada Tengkuk di Karang Werdha Bisma
Desa Sumber Porong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang”. Penelitian dan penulisan
karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Kemenkes Malang.
Dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
1. Budi Susatia S.Kep, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang,
2. Imam Subekti, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
3. Budiono, S.Kp, M.Kes selaku Ketua program studi Keperawatan Lawang yang telah
4. Sulastyawati, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah memberikan
waktunya untuk menguji dan member masukan demi sempurnanya Proposal Karya
6. Bapak Suharto dan Ibu Anis Sirwana selaku orang tua yang telah memberikan
dukungan secara moril dan materil yang sangat berarti dalam penyelesaian Proposal
7. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
kematian secara tiba-tiba. Sebagian kalangan pun menyebutnya sebagai The Silent
Killer “pembunuh diam-diam”. Kebanyakan hipertensi yang ditemui saat ini memang
merupakan akibat faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat. Misalnya, gaya hidup
tinggi lemak dan rendah serat serta kurangnya olahraga dan juga karena banyaknya
bahan tambahan makanan yang tidak sesuai dengan takaran semestinya (Shanty,
2011). Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistolik yang lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes,
2014). Keluhan utama yang sering dialami oleh penderita hipertensi biasanya adalah
nyeri kepala. Nyeri kepala diartikan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang
melibatkan emosi sebagai gejala penting dari suatu kelainan organ ataupun penyakit
(Ballenger, 2010) dalam (Mulyadi, 2015). Nyeri yang dirasakan oleh penderita
menjadi tidak konduktif. Jika aktivitas tersebut dibiarkan bisa mengakibatkan risiko
cedera.
terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di
kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia
Tenggara yang 1/3 populasinya menderita hipertensi sehingga dapat menyebabkan
peningkatan beban biaya kesehatan (Depkes, 2017). Menurut Riset Kesehatan Dasar
hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 penyakit hipertensi di Provinsi Jawa Timur
mencapai 8,1% kemudian di Kabupaten Malang 10,20% dan Kota Malang 10%.
bisma di desa sumber porong pada tanggal 23 Agustus 2019, di dapatkan jumlah
anggota lansia sebanyak 87, dari jumlah tersebut yang mengalami hipertensi disertai
Nyeri kepala disebabkan karena kerusakan vaskuler akibat dari hipertensi pada
seluruh pembuluh perifer. Perubahan struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola
aliran arteri akan terganggu. Pada jaringan yang terganggu akan terjadi penurunan
dalam tubuh yang dapat meningkatkan asam laktat dan pada akhirnya menstimulasi
peka nyeri kapiler pada otak (Price & Wilson, 2006) dalam (Setyawan & Kusuma,
2014).
Dampak yang terjadi jika masalah nyeri kepala pada penderita hipertensi tidak
kesulitan untuk tidur, kesulitan bergerak serta dapat berujung terjadi stroke. Hal
tersebut disebabkan karena pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang. Jika
tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi. Sehingga sel-
mengatasi nyeri, namun hal tersebut akan berdampak kecanduan obat dan akan
memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi pasien. Secara nonfarmakologis
Teknik kompres hangat adalah memberikan rasa hangat kepada klien untuk
melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah. Terapi tersebut telah
dikenali oleh masyarakat umum dan juga sangat efektif serta aman.
meredakan nyeri. Karena dengan memberikan energi panas melalui konduksi, dimana
serta nutrisi ke jaringan (Potter & Perry, 2010, hlm 632). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dody Setyawan dan Muslim Argo Bayu Kusuma (2014),
mengenai intensitas nyeri kepala pada pasien hipertensi yang diberikan kompres
penelitian tentang “Bagaimana Intensitas Nyeri Kepala pada Pasien Hipertensi yang
1. Bagi Peneliti
menambah pengetahuan.
1. Bagi Pasien
TINJAUAN TEORI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan yang terjadi ketika
tekanan darah pada arteri di dalam tubuh terlalu tinggi. Satu-satunya cara
teratur. Tekanan darah yang normal adalah 120/80 (tekanan sistolik 120
mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg). Namun, nilai tekanan darah tersebut
tidak memiliki nilai yang baku. Hal itu berbeda-beda tergantung pada aktivitas
fisik dan emosi seseorang (Shanty, 2011). Menurut Brunner & Suddarth
(2005) dalam Wijaya & Putri (2013) yaitu hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
sebagai “silent killer” karena pada sebagian kasus tidak menunjukkan gejala
apa pun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan serangan jantung
Sementara itu, dalam keadaan berbaring atau istirahat, tekanan darah akan
turun kembali. Hal ini merupakan peristiwa normal. Jika tekanan darah
tetapi tetap tinggi, maka orang tersebut dapat dikatakan mempunyai tekanan
Menurut Wijaya & Putri, 2013 penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi
1. Hipertensi Primer
Jenis ini merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi. Beberapa faktor
2. Hipertensi Sekunder
katiosteroid.
2.1.4 Patofisiologi
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Wijaya & Putri,
2013).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
Ada beberapa faktor risiko hipertensi yang tidak bisa diubah seperti
riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, dan etnis. Akan tetapi, fakta yang
sering terjadi justru faktor-faktor di luar itulah yang menjadi pemicu terbesar
terjadinya hipertensi seperti stress, obesitas, dan nutrisi. Faktor tersebut dapat
memiliki orangtua dengan hipertensi memiliki risiko dua kali lebih besar
1) Stres
karakteristik personal.
2) Berat Badan
(tekanan darah yang normal). Obesitas terutama pada tubuh bagian atas
Apabila asupan garam kurang dari 3 gram per hari, prevalensi hipertensi
hanya beberapa persen saja. Sementara jika asupan garam antara 5-15
gram per hari, maka prevelensi akan meningkat menjadi 5-15%. Pada
manusia yang diberi garam berlebihan dalam waktu yang pendek akan
tanda yang menunjukkan tekanan darah meninggi dan hanya akan terdeteksi
pada saat pemeriksaan fisik. Sakit kepala di tengkuk merupakan ciri yang
Menurut Maya Apriyanti, 2012 jika hipertensi berat atau menahun dan
tidak diobati, bisa timbul gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, sesak
napas, gelisah, pandangan kabur yang terjadi karena adanya kerusakan otak,
3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
1) Stroke
mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi. Stroke
2011).
menjadi dua macam, yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik. Stroke
(Shanty, 2011).
2) Penyakit Jantung
yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung.
penyakit aterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
percabangan arteri yang kearah arteri koronia kiri, arteri koronaria kanan,
dan jarang pada arteri sirromfleks. Aliran darah ke distal dapat mengalami
4) Aneurisma
Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang terpisah
pembuluh darah bisa timbul karena dinding pembuluh darah aorta terpisah
(Shanty, 2011).
5) Gagal Ginjal
progresif dan tidak dapat diperbaiki dari berbagai penyebab. Salah satunya
hipertensi pada gagal ginjal kronis karena penimbunan garam dan air, atau
6) Ensefalopati Hipertensi
tekanan arteri disertai dengan mual, muntah, dan nyeri kepala yang
2011).
2011).
2.1.8 Penatalaksanaan Hipertensi
1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
Mempertahankan berat badan ideal sesuai Body Mass Index (BMI) dengan
rentang 18,5-24,9 kg/m2 (Kaplan, 2006) dalam (Andra & Yessie, 2013).
BMI dapat diketahui dengan membagi berat badan dengan tinggi badan
garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr
Putri, 2013).
mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang tidak
cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur dan diet rendah lemak dengan
cara mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak total. Kalium juga dapat
buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan
e. Menghindari merokok
f. Penurunan stress
energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot
dan hambatan lain maka risiko hipertensi dapat ditekan (Wijaya & Putri,
2013).
2) Pengobatan Farmakologi
a. Diuretik (Hidroklorotiazid)
pembuluh darah.
terhadap sensasinya beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lain.
Nyeri juga menandakan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain,
adalah suatu istilah sinonim yang paling tepat bagi istilah kedokteran sefalgia.
Definisi nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada
seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah
belakang kepala (area oksipital dan sebagian daerah tengkuk) (Sjahrir, 2008)
golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu
lamanya serangan.
2) Deep Pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
4) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem
menghilang.
2) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
1) Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan
berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui
dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka
koroner.
2) Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri
periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali
lagi nyeri, dan begitu nseterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang
pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran arteri akan
terganggu. Pada jaringan yang terganggu akan terjadi penurunan oksigen dan
tubuh yang meningkatkan asam laktat dan menstimulasi peka nyeri kapiler
pada otak.
pada arteri merupakan produk total atau hasil dari resistensi perifer dan curah
yang akan berujung pada nyeri kepala (Dody & Muslim, 2014).
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
nyeriadalah :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kebudayaan
kehidupan, bagi klien yang secara sadar atau tidak sadar memandang
e. Makna nyeri
f. Ansietas
klien yang mengalami nyeri. Nyeri yang tidak kunjung sembuh dapat
g. Mekanisme koping
serta hasil akhir suatu peristiwa seperti nyeri. Sebaliknya klien yang
bertambah berat.
i. Pengalaman sebelumnya
bahwa klien tersebut akan dengan mudah menerima nyeri pada masa
episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat
perlindungan.
Tanda dan gejala nyeri menurut Judha, 2012 yang dapat ditunjukkan
menutup mata atau mulut dengan rapat atau membuka mata atau
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik
ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri
sebagai berikut :
1. Skala numerik
2. Skala deskritif
B Deskriptif
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri
yang
tidak
tertahankan
C Analog
Tidak nyeri Nyeri yang tidak
tertahankan
Gambar 2.2
Skala nyeri A. Numerik, B. Deskriptif Verbal, C. Analog Visual.
Sumber: Potter & Perry (2006) dalam Sulistyo (2013).
1. Skala Deskriptif
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan” (Potter & Perry,
2. Skala Numerik
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) adalah suatu garis lurus/
horizontal sepanjang 10 cm, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus
dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Pasien diminta untuk menunjuk
titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri terjadi sepanjang garis tersebut.
Ujung kiri biasanya menandakan “tidak ada” atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung
kanan biasanya menandakan “berat” atau “nyeri yang paling buruk”. Untuk
menilai hasil, sebuah penggaris diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat
pasien pada garis dari “tidak ada nyeri” diukur dan ditulis dalam centimeter
(Sulistyo, 2013).
Skala ini terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang menggambarkan
wajah dari wajah yang sedang tersenyum (“tidak merasa nyeri”) kemudian secara
bertahap meningkat menjadi wajah kurang bahagia, wajah yang sangat sedih,
sampai wajah yang sangat ketakutan (“nyeri yang sangat”) (Sulistyo, 2013).
Gambar 2.3
Skala wajah
(Sumber:Wong DL, BakerCM: Pain in Children: Comparison of Assesment Scales, Oklahoma Nurs, 33
(1):8 1988 dikutip dari Sulistyo, 2013).
(P) Provocate : Penyebab terjadinya nyeri pada penderia. Dimana hal ini perlu
(S) Severe : Tingkat keparahan nyeri yang dirasakan klien dan bersifat
subyektif.
(T) Time : Durasi atau rangkaian nyeri atau berapa lama nyeri yang
dirasakan klien.
1) Bimbingan Antisipasi
di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan
bahan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat
2013).
Nerve Stimulation)
4) Distraksi
selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu
2013).
5) Relaksasi
(Sulistyo, 2013).
6) Imajinasi Terbimbing
dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek
7) Hipnosis
suatu keadaan yang tidak sadarkan diri yang dicapai melalui gagasan-
8) Akupunktur
terdiri dari beberapa elektroda yang ditempatkan pada kulit dan sebuah
10) Masase
dalam penanganan nyeri karena informasi obat yang tidak benar, karena
(Sulistyo, 2013).
nyeri maligna. Analgesik ini bekerja pada system saraf pusat untuk
2013).
terkait dengan nyeri seperti mual dan muntah. Sedatif sering kali
suhu lokal pada kulit sehingga meningkatkan sirkulasi pada jaringan untuk
proses metabolisme tubuh. Hal tersebut dapat mengurangi spasme otot dan
2011).
Menurut Price (2005) dalam Indarti (2014) kompres hangat adalah
kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih
sakit, memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien, memperlancar
Menurut Gabriel (1998) dalam Fauziyah (2013), tujuan dari kompres air
hangat adalah :
jaringan tersebut.
c. Meningkatkan sel darah secara total dan fenomena reaksi peradangan serta
mengalami penurunan.
2.3.3 Mekanisme Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri
dan klien akan berisiko mengalami luka bakar karena pembuluh darah yang
2017).
Bagian tubuh setiap orang memiliki toleransi panas yang berbeda. Toleransi
1. Riwayat keluarga
2. Umur
Peningkatan Perubahan intensitas
3. Jenis kelamin
tekanan Nyeri kepala
4. Etnis nyeri kepala
intrakranial
Faktor lingkungan :
Penatalaksanaan
1. Stress
2. Berat badan
3. Penggunaan
kontasepsi oral pada Farmakologi Non farmakologi
perempuan
4. Kebiasaan merokok
5. Asupan garam 1. Bimbingan Antisipasi
1. Analgesik non-narkotik
berlebihan 2. Stimulus Saraf Elektris Transkutan/TENS
dan obat antiinflamasi
Kelainan ginjal, tumor, nonsteroid (NSAID) 3. Distraksi
diabetes, kelainan adrenal, 2. Analgesik narkotik atau 4. Relaksasi
kelainan aorta, kelainan opiat 5. Imajinasi Terbimbing
endokrin, resistensi insulin, 3. Obat tambahan (adjuvant) 6. Hypnosis
hipertiroidisme. 7. Akupunktur
8. Umpan Balik Biologis
9. Masase
dari penyakit. Faktor genetik seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, dan
etnis.Faktor lingkungan seperti stress, berat badan, penggunaan kontrasepsi oral pada
perempuan, kebiasaan merokok, dan asupan garam berlebihan. Faktor dari penyakit
seperti kelainan pada ginjal, tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta,
kelainan endokrin. Hal tersebut adalah faktor pencetus terjadinya hipertensi. Pada
Sehingga akan terjadi peningkatan tekanan intracranial dan berujung terjadi nyeri
pada kepala. Untuk menghilangkan ketidaknyamanan pada nyeri kepala maka dapat
umpan balik biologis, masase, dan kompres hangat. Pada kompres hangat mampu
meredakan nyeri, karena dengan memberikan energi panas melalui konduksi dapat
Kompres hangat juga dapat meningkatkan kadar zat endorphin yang berfungsi untuk
menggunakan terapi tersebut, nyeri yang dirasakan akan berkurang/hilang dan akan
METODE PENELITIAN
desain/rencana studi kasus, subyek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, fokus
studi, definisi operasional, teknik pengumpulan data, analisa data dan penyajian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
studi kasus deskriptif. Studi kasus deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih
apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana
dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini
Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui satu
kasus yang terdiri dari unit tunggal, meskipun didalam studi kasus ini yang diteliti
berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara
hipertensi dengan terapi kompres hangat pada tengkuk di Karang Werdha Bisma
lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu
orang yang memberi respon atas suatu perlakuan yang akan diberikan kepadanya
(Nursalam, 2013).
Subjek penelitian pada studi kasus ini menggunakan dua responden, kedua
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
inklusi subjek penelitian yang diteliti dalam studi kasus ini adalah dengan kriteria
sebagai berikut :
2. Usia 63
memenuhi kriteria insklusi dari studi karena berbagai sebab, antara lain :
Fokus studi adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai
dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2013). Fokus studi kasus pada
penelitian ini adalah mengobservasi intensitas dan karakteristik nyeri kepala pada
Definisi operasional pada penelitian ini yaitu intensitas dan karakteristik nyeri
kepala pada pasien hipertensi yang diberikan kompres hangat pada tengkuk.
setiap nyeri kepala dan dalam waktu 20 mernit selama 6 hari, tempat
(observasi), adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian
prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan
mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada
lain mengatakan observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala pshycis dengan jalan mengamati dan mencatat
(Notoadmojo, 2012).
surat kepada Kepala Karang Werda Bisma Desa Sumber Porong Kecamatan
Lawang Kabupaten Malang dan meminta data pasien yang menderita Hipertensi
memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi yang dibuat oleh peneliti.
3.6.3.2 Tahap Pelaksanaan
dokumen subjek dan wawancara tidak terstruktur dengan klien. Setelah subjek
3. Kegiatan pengambilan data sesuai dengan jadwal subjek, dan pemberian terapi
kompres hangat oleh peneliti kepada subjek dilakukan selama satu minggu
kemudian dilakukan pengolahan dan analisa dari data yang telah didapatkan
kemudian dideskripsikan.
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang
penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian
masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa yang belum siap disajikan.
Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang
dengan pendekatan studi kasus. Pada umumnya, jenis pengolahan data secara
alternatif bersumber dari fokus studi dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
yaitu :
pendukungnya.
b. Penyajian data secara narasi adalah penyajian data hasil penelitian dalam
bentuk uraian kalimat atau berupa tulisan, hanya dipakai untuk data yang
menyimpulkan hasil dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan terhadap
responden.
1. Prinsip manfaat
bentuk apapun.
kesembuhannya.
to fill disclouser)
c. Informed consent
dari penelitian.
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
rahasia (confidenitiality).
DAFTAR PUSTAKA
Media.
Salemba Medika.
Bangun, A. 2008. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta:
Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan Olah Raga di Padang Tahun 2011.
(ICU) RSUD Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Isnawati, F. 2018. Skripsi Efektifitas Terapi Kompres Air Hangat terhadap Intensitas
Magetan.
Penurunan Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif. Jurnal Ners Indonesia, Vol 2
Cipta.
Nurfaris, S. 2019. Penerapan Kompres Hangat dengan Masalah Nyeri Akut pada
terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid pada Remaja Putri di SMA Karya
hlm 369-374.
Februari 2015.
(JIKK).
Yogyakarta: Javalitera.
Sinaga, Y.A.K. 2017. Efektifitas Kompres Hangat dan Dingin terhadap Nyeri
Sumatera Utara.
Dewasa).
PLAN OF ACTION
NIM : P17220173019
Kepada Yth
Bapak/Ibu
………….
di tempat
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan Keperawatan,
Program Studi DIII Keperawatan Lawang
Nama : Naila Nadhirotur Rosyidah
NIM : P17220173019
Akan mengadakan penelitian yang berjudul “Intensitas Nyeri Kepala pada Pasien
Hipertensi yang Diberikan Kompres Hangat pada Tengkuk di Karang Werdha Bisma Desa
Sumber Porong Kecamatan Lawang Kabupaten Malang”.
Bersama surat ini, saya sebagai peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
menjadi responden pada penelitian ini. Peneliti menjamin tidak akan menimbulkan kerugian
bagi Bapak/Ibu sebagai responden, sebaliknya semoga penelitian ini diharapkan
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada responden. Saya
sebagai peneliti menjamin kerahasiaan informasi dan identitas Bapak/Ibu sehingga tidak
perlu mencantumkan nama terang.
Demikian permohonan ini sampaikan atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu,
peneliti mengucapkan terimakasih.
persendian
4. Spasme otot
4. Lap kerja
5. Jam tangan
Prosedur Tindakan 1. Siapkan peralatan
2. Cuci tangan
selama 20 menit
sebagainya
Lampiran 5
Jenis Kelamin :
Umur :
Skala Arti
0 Tidak Nyeri
1-3 Nyeri Ringan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Keterangan :
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Usia :
d. Status perkawinan :
e. Agama :
f. Pendidikan :
g. Pekerjaan :
h. Alamat :
2. RIWAYAT KESEHATAN
3. DATA FISIOLOGIS-PSIKOLOGIS-PERILAKU-RASIONAL-LINGKUNGAN
a. Data Fisiologis
b. Data Psikologis
c. Data Perilaku
1) Penyuluhan dan Pembelajaran
d. Data Relasional
1) Interaksi sosial :
e. Data Lingkungan
4. PENGKAJIAN FISIK
a. Tanda-Tanda Vital
Suhu :
Nadi :
Tekanan Darah :
Respirasi :
b. Pemeriksaan Fisik
2) Mata :
3) Thorak :
5. TERAPI MEDIS
LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK DAN INTENSITAS SKALA NYERI KEPALA DENGAN KOMPRES HANGAT
Nama Hari/Tanggal Umur Skala nyeri Skala nyeri Lama nyeri Lokasi nyeri Sifat nyeri
sebelum sesudah