Dokumen - Tips - PKM Analisis Pangan
Dokumen - Tips - PKM Analisis Pangan
A. JUDUL PROGRAM
Pemanfaatan Tepung Rebung dalam Pembuatan “BISKUIT BERSERAT” sebagai Upaya
Diversifikasi Pangan di Desa Jenarwetan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo.
Rebung merupakan tunas muda tanaman bambu yang muncul di permukaan dasar
rumpun bamboo. Rebung biasanya dipenuhi oleh glugut (rambut bambu) yang gatal.
Morfologi rebung berbentuk kerucut, setiap ujung glugut memiliki bagian seperti ujung
daun bambu,tetapi warnanya coklat.
Makanan yang bisa dibuat dari bahan dasar rebung antara lain acar, asinan, tepung, cuka,
serta kerupuk. Rebung mempunyai khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Pada
pengobatan tradisional, rebung kuning diyakini dapat digunakan untuk mengobati
penyakit sirosis hati. Rebung juga telah digunakan untuk mengobati penyakit batuk
berdahak dan demam. Rebung dapat dimakan sebagai sayuran tunggal atau digunakan
sebagai bahan pencampur sayuran dalam masakan lainnya.
Senyawa utama di dalam rebung mentah adalah air, yaitu sekitar 91%. Di samping itu,
rebung mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin, riboflavin, vitamin
C, serta mineral lain seperti kalsium, fosfor, besi, dan kalium. Kadar kalium per 100
2
gram rebung adalah 533 mg. Makanan yang sarat kalium, yaitu minimal 400 mg, dapat
mengurang irisiko stroke.
Selain kandungan kaliumnya yang cukup tinggi, kandungan serat pangan pada rebung
juga cukup baik. Kandungan serat pangan pada rebung adalah 2,56 % lebih tinggi di
bandingkan jenis sayuran tropis lainnya, seperti kecambah kedelai (1,27 %), pecay
(1,58 %), ketimun (0,61 %), dan sawi (1,01 %).
Serat meiliki fungsi yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan, pencegahan
penyakit dan sebagai terapi penting dalam terapi gizi. Apabila dalam mengkonsumsi serat
kurang, maka akan dapat menyebabkan penyakit antara lain, aterosklorosis (penyumbatan
pembuluh darah), koroner, diabetes mellitus (kencing manis), hiperkolesterolemia
(kelebihan kolesterol), hipertensi, hiperlipidemia (kelebihan lemak) , dan kanker kolon
(usus besar).
Saat ini rebung sudah dapat diolah untuk berbagai makanan awetan. Dengan kemajuan
teknologi, rebung telah dapat diolah menjadi tepung rebung yang mempunyai kadar pati
tinggi. Tepung jenis ini baik untuk dibuat bahan kue.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dari kegiatan ini adalah :
1. Bagaimana cara memanfaatkan rebung sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi
masyarakat Desa Jenarwetan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo.
2. Bagaimana cara meningkatkan ketermpilan dan perekonomian keluarga melalui
pembuatan “Biskuit Berserat”.
D. TUJUAN
Tujuan dari program ini adalah :
1. Meningkatkan pemberdayaan kreativitas masyarakat Desa Jenarwetan, Kecamatan
Purwodadi, Kabupaten Purworejo.
2. Memberikan pengetahuan tentang bahan pangan khususnya peningkatan nilai gizi
makanan serta meningkatkan nilai guna rebung sebagai bahan pembuatan biskuit
yang mempunyai prospek dan daya saing tinggi.
F. KEGUNAAN
Kegunaan program ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menambah bekal keterampilan sebelum terjun ke masyarakat.
2. Sebagai upaya meningkatkan nilai guna rebung, yaitu sebagai bahan baku biskuit.
3. Meningkatkan pemahaman tentang pembuatan biskuit berserat.
4
H. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan Materi dan Pematangan Konsep Kegiatan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan materi dari berbagai literature tentang
pembuatan tepung rebung dan cara pembuatan biskuit yang baik serta pematangan
konsep kegiatan. Pematangan konsep kegiatan meliputi pembagian kerja anggota
dan pembuatan time schedule kegiatan.
2. Persiapan Program
Dalam persiapan program ini akan dilakukan proses :
a. Perijinan
b. Persiapan tempat
Koordinasi dengan Lurah Desa Jenarwetan dan Ketua PKK
c. Persiapan Alat
5
3. Pelaksanaan Program
Dalam pelaksanaan program pelatihan pembuatan biskuit rebung di Desa
Jenarwetan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo akan dilakukan tahap-
tahap sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan Program
b. Tahap pertama merupakan tahap persiapan social. Pada tahap ini akan
dipersiapkan satu kelompok PKK dan ketua PKK atau perwakilannya dari
masing-masing RT di Desa Jenarwetan sebagai pengelola dan pelaksana kegiatan
pelatihan pembuatan dan penggunaan tepung rebung sebagai bahan baku biskuit.
c. Tahap Perencanaan Kegiatan
Kegiatan direncanakan bersama-sama dengan anggota PKK. Tahap kedua
merupakan tahap persiapan kader. Pada tahap ini kader yang telah dipersiapkan
akan mengikuti pelatihan biskuit rebung.
d. Tahap Pelaksanaan Rutin Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan satu minggu sekali secara bergantian antara kelompok
PKK yangditunjuk dan kader yang merupakan perwakilan dari masing-masing
kelompok PKK pada saat pertemuan yang meliputi :
Diskusi
Pelatihan pembuatan biscuit/kue
Pelatihan keterampilan tambahan, misalnya : cara menghias kue
Pemberian materi tentang kandungan gizi dalam setiap makanan
Penerbitan dan pendistribusian buku resep masakan
Pengevaluasian lembar evaluasi yang telah diisi oleh ibu-ibu dalam setiap
pertemuan.
4. Evaluasi
Pada tahap ini, seluruh program kegiatan dievaluasi agar diketahui sejauh mana
tingkat keberhasilan, baik meliputi : tahap persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.
5. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan dilakukan setelah seluruh program selesai dilaksanakan.
6
I. JADWAL KEGIATAN
Bulan
No Kegiatan
Agustus September Oktober November
NIM : 24030112140029
Fakultas/Jurusan : FSM/Kimia
Waktu untuk kegiatan PKM : 8 Jam/Minggu
Anggota 1
Nama : Dina Paramita
NIM : 24030112130095
Fakultas/Jurusan : FSM/Kimia
Waktu untuk kegiatan PKM : 6 Jam/Minggu
Anggota 2
Nama : Santi Istiqomah
NIM : 24030112140037
Fakultas/Jurusan : FSM/Kimia
Waktu untuk kegiatan PKM : 6 Jam/Minggu
Anggota 3
Nama : Hanif Amirulhakim
NIM : 2403011213
Fakultas/Jurusan : FSM/Kimia
Waktu untuk kegiatan PKM : 6 Jam/Minggu
Rincian Pengeluaran
a. Bahan Pembuatan Biskuit
1. Rebung Rp 200.000,00
4. Mentega Rp 100.000,00
5. Telur Rp 150.000,00
6. Gula Rp 150.000,00
7. Garam Rp 5.000,00
Jumlah Rp 1.055.000,00
Jumlah Rp 500.000,00
9
1 Blender Rp 250.000,00
2. Mixer Rp 200.000,00
3. Oven Rp 300.000,00
4. Ayakan Rp 20.000,00
3. Konsumsi pembicara dan tamu undangan
5. Loyang Alumunium Rp 100.000,00
a) Snack pagi 10 x Rp 3.000,00 Rp 30.000,00
6. Timbangan Roti Rp 50.000,00
b) Makan siang 10 x Rp 5.000,00 Rp 50.000,00
7. Baskom 4 buah @ Rp 50.000,00 Rp 200.000,00
4. Konsumsi peserta dan panitia
8. Pisau 4 buah @ Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
a) Snack pagi 80 x Rp 2000,00 Rp 160.000,00
9. Telenan 4 buah @ Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
b) Makan siang 80 x Rp 5.000,00 Rp 400.000,00
10. Konsumsi Rp 80.000,00
5. Sewa Laptop dan LCD Rp 200.000,00
Jumlah Rp 1.240.000,00
6. Sound system Rp 100.000,00
d. Motivation Training dan Diklat Kader
Jumlah Rp 1.660.000,00
e. 1.
BiayaPenggandaan
Pengelolaan makalah 3 x 70@RP 2000,00 Rp 420.000,00
2.
1. Pembicara
Leaflet 1003buah
Orang
@@RpRp 100.000,00
5.000,00 Rp 300.000,00
500.000,00
2. Kesekretariatan
Jumlah Rp
Rp 200.000,00
600.000,00
Jumlah Rp 700.000,00
f. Dokumentasi
h. Penyusunan Laporan
3. Penggandaan Rp 150.000,00
4. Pengarsipan Rp 150.000,00
Jumlah Rp 440.000,00
M. LAMPIRAN
Bahan: Alat :
Tepung terigu 2 kg Timbangan 1 buah
Tepung waluh 1 kg Mixser 1 buah
Tepung maizena 1,2 kg Oven 1 buah
Mentega 0,4 kg Loyang 6 buah
Gula halus 1,6 kg Baskom 4 buah
Telur ayam 2 kg Kuas kue 2 buah
Soda kue 4 sdt 10 Kompor 1 buah
Cara Membuat:
1. Pembuatan Tepung Rebung
a. Rebung dipotong kecil-kecil
b. Rebung yang sudah dipotong dicucu dengan air mengalir untuk menghilangkan
kotoran yang melekat pada kulit. Pencucian dilakukan hingga benar-benar bersih.
c. Rebung dihilangkan serabutnya serta dikupas kulitnya sampai bersih.
d. Setelah dikupas kulitnya dipotong-potong tipis dan kecil dengan tujuan mempercepat
proses pengeringan.
e. Rebung dikeringkan dengan tenaga surya selama 4-6 hari (tergantung pada cuaca)
f. Rebung yang sudah kering segera digiling atau dihancurkan menggunakan blender
hingga hancur menjadi bubuk atau tepung. 9
g. Tepung rebung hasil penghancuran kemudian diayak dengan saringan berukuran
lubang 60 mesh.
h. Tepung yang lolos ayakan ditampung dalam tempat sendiri, sementara yang tidak
lolos digiling lagi hingga lolos ayakan. Usahakan sedikit mungkin tepung waluh
yang tersisa (tidak lolos ayakan).
12