Anda di halaman 1dari 4

Teten Sebut Virus Corona jadi Peluang Bagi UMKM, Ini Sebabnya

Teten Masduki tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 22 Oktober 2019.
TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten


Masduki mengatakan, pelambatan ekonomi yang dipicu banyak hal, terbaru akibat dampak
wabah Virus Corona atau Covid-19, telah membuka peluang bagi pelaku usaha sektor mikro
kecil dan menengah (UMKM). “Justru menurut saya ini opportunity,” kata dia, di Bandung,
Ahad, 8 Maret 2020.

Teten menyebutkan tidak banyak UMKM yang terpukul oleh dampak ekonomi wabah corona
yang terjadi di banyak negara. “Yang tidak banyak terpukul saya kira produk UMKM. Yang
terpukul justru industri yang berbahan baku impor. Sekarang kita sudah batasi impor tertentu
yang terkait dengan isu virus corona ini,” kata dia.

Berkaca dari sejumlah krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia, menurut Teten, sektor
UMKM justru jadi penyelamat. Sederhananya, kata dia, kalau di situasi krisis, para pengusaha
besar yang punya tabungan banyak akan menahan dananya. 

"Tunggu waktu yang tepat untuk investasi baru. Kalau yang kecil-kecil ini kan mesti dapur
mesti ngebul, untung sedikit juga gak apa-apa. Jadi dinamika ekonomi justru digerakkan oleh
yang kecil-kecil ini,” kata Teten.
Oleh karena itu, pada situasi seperti saat ini, Teten menilai peluang UMKM untuk memainkan
perannya lagi cukup besar. “Masuk di era pelambatan ekonomi, justru UMKM harus
mengambil alih,” kata dia. “Justru karena ada virus Corona ini peluang UMKM besar. Karena
banyak kebutuhan produk berbahan baku impor, termasuk konsumsi, yang bisa disubstitusi,
atau digantikan oleh produk UMKM.”

Teten mengatakan, seluruh Kementerian yang terlibat di sektor UMKM ini sudah berembuk.
“Kita sudah konsolidasi antar Kementerian. Ada 18 Kementerian yang ngurus UMKM ini,”
kata dia.

Salah satu keputusannya, di antaranya mendorong pembiayaan untuk menggenjot UMKM.


“Kita push saja supaya ada percepatan, supaya betul-betul UMKM menjadi penyelamat lagi
situasi krisis ini,” kata Teten. Pembiayaan APBN untuk sektor UMKM tahun ini mendapat
porsi besar yakni sekitar Rp 250 triliun.
Sebagian besar sumber pembiayaan tersebut berasal dari banyak sumber di APBN. Yang
terbesar misalnya KUR yang tahun ini anggaran yang disediakan pemerintah menembus Rp
190 triliun. “Di tempat saya ada RP 1,7 triliun, totalnya sebenarnya Rp 8 triliun dalam bentuk
dana bergulir,” kata dia.
Menkop: Gegara Virus Corona, Peluang Cuan Menanti UMKM

Jakarta, CNBC Indonesia - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) disebut-sebut punya
peluang di tengah virus corona yang menghantam seluruh kegiatan perekonomian.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan impor buah dan sayur dari Tiongkok
terhambat. Kekosongan ini bisa diganti dengan produk dari UMKM lokal.

"Sekarang impor sayur dan buah, itu kan besar, nah ini bisa di subtitusi produk UMKM. Market
akan serap, ini yang sedang digalakkan," ujarnya saat ditemui di SMESCO, Jakarta, Senin
(9/3/2020).

Tak bisa dipungkiri jika buah-buahan asal Tiongkok sempat membanjiri pasar Indonesia. Mulai
dari Apel hingga jeruk. Namun, setelah virus Corona mewabah, impor dari China pun terganggu 

Menurutnya, buah tropis asli Indonesia bisa menggantikan ketersediaan buah-buahan impor
tersebut. "Ini opportunity, jangan bicara dampak. Sekarang pasti sebentar lagi supermarket nyari
barang dari mana, menyerap produk UMKM. Sayur, buah tropik dan lainnya," tuturnya.

Selanjutnya, saat dikonfirmasi bagaimana kondisi UMKM di lokasi wisata yang terdampak
dengan turunnya jumlah wisata, dirinya mengaku sudah ada langkah pemerintah. Salah satunya
melalui Kementerian Pariwisata yang memberikan stimulus salah satunya melalui diskon tiket
pesawat. "Jadi saya kira kami tak sendirian," tegasnya.
Dia mencontohkan, Thailand juga mengalami hal yang sama yaitu sektor pariwisata yang
terdampak. Thailand punya strategi di mana ada skema subsidi pemerintah untuk konsumen yang
makan dan belanja produk UMKM. "Bisa juga meniru seperti itu," katanya lagi.

Dia menyebut, UMKM menjadi tulang punggung perekonomian adalah benar adanya. Dia
mencontohkan, saat krisis tahun 1998 yang memporak-porandakan ekonomi Indonesia, UMKM
adalah penyelamat.

"Setelah itu ekspor naik 300%. Bangsa ini utang budi dengan UMKM. tapi setelah itu dilupakan,
sejak 1998, UMKM menjadi tulang punggung. Kan biasa, abis enak lupa. nggak boleh lagi,"
pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai