Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN DAN LOKASI FRAKTUR DENGAN LAMA

PERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR TERBUKA DI RSUD


DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

Ringgo Alfarisi1, Siti Rifdah Rihadah1, Anggunan1

Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


1

ABSTRAK
Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur
dibawah 45 tahun. Selain itu, fraktur yang sering terjadi adalah fraktur dengan lokasi
fraktur pada ekstemitas atas dan vertebra. Terdapat faktor-faktor yang berhubungan
dalam proses lama perawatan atau lama rawat pada pasien fraktur. Penelitian ini
bertujuan Untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, lokasi fraktur dengan
lama perawatan pada pasien fraktur terbuka di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data sekunder atau
Rekam Medik. Populasi pasien fraktur terbuka di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi
Lampung. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan persentase
(%) dan analisis bivariat dengan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak
ditemukan adanya hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan lama perawatan pada
pasien fraktur terbuka dengan p-valuenya 0,184 dan p-valuenya 0.170. Namun
demikian, ditemukan hubungan lokasi fraktur dengan lama perawatan pasien fraktur
terbuka dengan p-value 0.028. Terdapat hubungan antara lokasi fraktur dengan lama
perawatan pada pasien fraktur terbuka, sedangkan tidak terdapat hubungan antara usia
dan jenis kelamin dengan lama perawatan pada pasien fraktur.

Kata Kunci : Fraktur,Usia, Jenis Kelamin, Lokasi Fraktur, Lama Rawat

PENDAHULUAN ekstremitas bawah dan fraktur vetebra.


Fraktur adalah hilangnya Fraktur yang sering terjadi adalah fraktur
kontinuinitas tulang, tulang rawan yang ekstemitas atas dan fraktur vetebra
disebabkan oleh trauma dan non trauma. (Smeltzer dan Bare,2005).
Penyebab patah tulang atau fraktur Waktu dan proses penyembuhan
terbanyak adalah akibat trauma (Apley & patah tulang atau fraktur dimulai tepat
Solomon,2010). WHO mencatat pada sejak saat cedera dan berlanjut pada
tahun 2011-2012 terdapat 5,5 juta orang tingkat yang konstan, dengan sangat
meninggal dunia dan 1,3 juta orang bervariasi tergantung pada usia pasien
menderita fraktur akibat kecelakaan lalu dan lokasi patah tulang atau fraktur itu
lintas. Kejadian fraktur di Indonesia sendiri, untuk usia lanjut lama
sebesar 1,3 juta setiap tahun dengan penyembuhan frakturnya lebih lama,
jumlah penduduk 238 juta, merupakan sedangkan untuk lokasi fraktur yang
terbesar di Asia Tenggara (US NLOM, ditemukan pada daerah dengan suplai
2015). darah yang tinggi seperti pada tulang
Kecelakaan lalu lintas yang belakang, pergelangan tangan dan lain-
tertinggi karena kendaraan bermotor lain lebih cepat penyembuhannya
dapat menyebabkan berbagai fraktur dibandingkan dengan lokasi patah tulang
khususnya fraktur ekstremitas bawah atau fraktur pada daerah yang suplai
(Triono P, 2015). Fraktur melalui proses darahnya rendah. Waktu penyembuhan
penyembuhan yang sama, dalam proses fraktur juga bergantung pada beberapa
penyembuhan memilik tahapan yang faktor lainnya seperti cara
penting antara lain peradangan penanganannya yaitu pembebatan atau
(inflammation), pembuatan tulang (bone pembedahan, serta gizi seseorang dan
production) dan pembentukan tulang keparahan fraktur juga menyebabkan
(bone remodeling) (ACFAS, 2008). lama penyembuhan yang bervariasi pada
Lokasi fraktur terbagi menjadi tiga jenis, orang yang berbeda tetapi mengalami
yaitu fraktur ekstremitas atas, fraktur yang sama (Rodiana, 2013).

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 270
Terdapat beberapa faktor yang bisa Provinsi Lampung. Waktu penelitian akan
menentukan lama penyembuhan. Faktor- dilakukan pada bulan Maret 2018.
faktor tersebut antara lain; umur Populasi pada penelitian ini adalah pasien
penderita, lokalisasi dan konfigurasi yang dilakukan pada pasien fraktur
fraktur, Pergeseran awal fraktur, terbuka di RSUD dr.H.Abdul Moeloek
vaskularisasi pada kedua fragmen, Provinsi Lampung. Sampel dalam
reduksi serta imobilisasi, Waktu penelitian ini adalah sebagian dari
imobilisasi (Noor, 2013). populasi yang telah memenuhi kriteria
inklusi dan kriteria ekslusi dengan
METODE PENELITIAN menggunakan purposive sampling.
Jenis penelitian yang di gunakan Kemudian, alat analisis data yang
dalam penelitian ini adalah survei digunakan adalah analisis kuantitatif
analitik. Dengan pendekatan cross dengan persentase (%) dan analisis
sectional dimana penelitian ini dengan bivariat dengan Chi Square.
melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat bersamaan HASIL PENELITIAN
(sekali waktu) antara variabel Analisis Univariat
independen dan variabel dependen. 1. Karakteristik Pasien Fraktur
Lokasi penelitian akan di Terbuka Berdasarkan Usia
laksanakan di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Pasien Fraktur Terbuka di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Periode 01 Juli – 31 Desember Tahun 2017.
Usia Jumlah Persentase (%)
≤ 26 tahun 29 34.5
> 26 tahun 55 65.5
Total 84 100

Berdasarkan tabel 1. diatas dapat tertinggi adalah pada kelompok usia >
diketahui bahwa karakteristik pasien 26 tahun tahun sebanyak 55 orang (65.5
fraktur terbuka berdasarkan usia %).

2. Karakteristik Pasien Fraktur Terbuka Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Fraktur Terbuka di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Periode 01 Juli – 31 Desember Tahun 2017.
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 70 83.3
Perempuan 14 16.7
Total 84 100

Berdasarkan tabel 2. diatas dapat kelamin tertinggi adalah laki-laki yaitu


diketahui bahwa Karakteristik pasien sebanyak 70 orang (83.3%).
fraktur terbuka pasien berdasarkan jenis

3. Karakteristik Pasien Fraktur Terbuka Berdasarkan Lokasi Fraktur


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lokasi Fraktur Pasien Fraktur Terbuka di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Periode 01 Juli – 31 Desember Tahun 2017
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Ekstremitas Atas 37 44.0
Ekstremitas Bawah 42 50.0
Vertebrae 5 6.00
Total 84 100

Berdasarkan tabel 3. diatas dapat fraktur terbanyak adalah pada


diketahui bahwa karakteristik pasien ekstremitas bawah yaitu sebanyak 42
fraktur terbuka berdasarkan lokasi orang (50.0%).

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 271
4. Karakteristik Pasien Fraktur Terbuka Berdasarkan Lama Rawat
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Lama Rawat Pasien Fraktur Terbuka di RSUD Dr.H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Periode 01 Juli – 31 Desember Tahun 2017.
Lama Rawat Jumlah Persentase (%)
≤ 3 hari 38 45.2
> 3 hari 46 54.8
Total 84 100

Berdasarkan tabel 4. diatas dapat banyak pada lama rawat inap > 3 hari
diketahui bahwa pasien fraktur terbuka adalah sebanyak 46 orang (54.8%).
berdasarkan lama rawat inap yang paling

Analisis Bivariat
1. Hubungan Usia dengan Lama Perawatan pada Pasien Fraktur Terbuka
Tabel 5. Hubungan Usia dengan Lama Perawatan pada Pasien Fraktur Terbuka di RSUD
Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 01 Juli– 31 Desember Tahun 2017.
Variabel Lama Rawat

≤ 3 hari > 3 hari p-value

N % N %
Usia
≤ 26 tahun 16 19.0 13 15.5
0,184
> 26 tahun 22 26.2 33 39.3

Total 38 45.2 46 54.8

Dilihat dari tabel 5. diketahui dari Chi-Square dengan tingkat signifikansi p-


38 pasien yang lama rawatnya ≤ 3 hari value sebesar 0.184 (α > 0,05),
terdapat 16 (19.0%) pasien dengan usia menunjukkan bahwa secara statistik
≤ 26 tahun dan 22 ( 26.2%) pasien tidak ada hubungan lama perawatan
dengan usia > 26 tahun. Sedangkan dari antara usia pada pasien fraktur terbuka
46 pasien yang lama rawatnya > 3 hari di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi
terdapat 13 (15.5%) pasien dengan usia Lampung Periode 01 Juli – 31 Desember
≤ 26 tahun sedangkan 33 (39.3%) Tahun 2017.
pasien dengan usia > 26 tahun. Hasil uji

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Lama Perawatan pada Pasien Fraktur


Terbuka
Tabel 6. Hubungan Jenis Kelamin dengan Lama Perawatan pada Pasien Fraktur Terbuka
di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 01 Juli – 31 Desember Tahun
2017.
Variabel Lama Rawat

≤ 3 hari > 3 hari p-value

N % N %
Jenis Kelamin
Laki - Laki 34 40.5 36 42.9
0,170
Perempuan 4 4.8 10 11.9

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 272
Total 38 45.2 46 54.8
Dilihat dari tabel 6. diketahui dari jenis kelamin perempuan. Hasil uji Chi-
38 pasien yang lama rawatnya ≤ 3 hari Square dengan tingkat signifikansi p-
terdapat 34 (40.5%) pasien dengan jenis value sebesar 0.170 (α > 0,05),
kelamin laki-laki dan 4 ( 4.8%) pasien menunjukkan bahwa secara statistik
dengan jenis kelamin perempuan. tidak ada hubungan lama perawatan
Sedangkan dari 46 pasien yang lama antara jenis kelamin pada pasien fraktur
rawatnya > 3 hari terdapat 36 (42.9 %) terbuka di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek
pasien dengan jenis kelamin laki-laki, Provinsi Lampung Periode 01 Juli – 31
sedangkan 10 (11.9%) pasien dengan Desember Tahun 2017.

3. Hubungan Lokasi Fraktur dengan Lama Perawatan pada Pasien Fraktur


Terbuka
Tabel 7. Hubungan Lokasi Fraktur dengan Lama Perawatan pada Pasien Fraktur Terbuka
di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 01 Juli – 31 Desember Tahun
2017
Variabel Lama Rawat

≤ 3 hari > 3 hari p-value


N % N %
Jenis Kelamin
Laki - Laki 34 40.5 36 42.9
0,170
Perempuan 4 4.8 10 11.9

Total 38 45.2 46 54.8

Dilihat dari tabel 7. diketahui dari terhadap 84 pasien, distribusi frekuensi


38 pasien dengan lama rawatnya ≤ 3 karakteristik pasien fraktur terbuka usia
hari terdapat 22 (26.2%) pasien yang tertinggi adalah pada kelompok usia >
lokasi frakturnya pada ekstremitas atas, 26 tahun tahun sebanyak 55 orang (65.5
dan 13 ( 15.5%) pasien yang lokasi %) dan terendah pada kelompok usia ≤
frakturnya pada ekstremitas bawah serta 26 tahun sebanyak 29 orang (34.5%).
3 (3.6%) pasien yang lokasi frakturnya Hal ini sejalan dengan Depkes RI, 2009
pada vertebra. Sedangkan dari 46 pasien yang menyatakan bahwa pada usia
dengan lama rawatnya > 3 hari terdapat dewasa dengan jarak antara usia 26
15 (17.9 %) pasien yang lokasi tahun – 45 tahun sangat rentan
frakturnya pada ekstremitas atas, dan 29 terjadinya fraktur, di karenakan pada
(34.5%) pasien yang lokasi frakturnya usia ini mempunyai aktifitas lebih di
pada ekstremitas bawah serta 2 (2.4%) banding dengan usia lain. Usia dewasa
pasien yang lokasi frakturnya pada ini merupakan masa berjayanya untuk
vertebra. Hasil uji Chi-Square dengan melakukan aktivitas yang berat dan
tingkat signifikansi p- value sebesar dapat mengakibatkan kerapuhan pada
0.028 (α < 0,05), menunjukkan bahwa tulang, sehingga dapat menyebabkan
secara statistik ada hubungan lama fraktur. Usia adalah salah satu faktor
perawatan antara lokasi fraktur pada yang dapat menentukan lama proses
pasien fraktur terbuka di RSUD penyembuhan, dimana waktu
Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung penyembuhan pada usia anak lebih cepat
Periode 01 Juli– 31 Desember Tahun daripada pada usia dewasa (Noor, 2013).
2017.
Karakteristik Pasien Fraktur Terbuka
PEMBAHASAN Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Pasien Fraktur Terbuka Hasil data distribusi frekuensi
Berdasarkan Usia karakteristik pasien fraktur terbuka jenis
Hasil penelitian yang dilakukan kelamin tertinggi adalah laki-laki yaitu

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 273
sebanyak 70 orang (83.3%), dan didapatkan tingkat signifikansi p-value
terendah sebanyak 14 orang (16.7%) sebesar 0.184 (α > 0,05) yang artinya
adalah pasien dengan jenis kelamin dapat disimpulkan secara statistik tidak
perempuan, %). Hal ini sejalan dengan ada hubungan lama perawatan antara
pendapat Triono, 2015, yang usia pada pasien fraktur terbuka di RSUD
menyatakan bahwa fraktur lebih sering Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung
terjadi pada laki-laki daripada Periode 01 Juli – 31 Desember Tahun
perempuan dengan umur dibawah 45 2017. Hasil penelitian ini berbeda dengan
tahun sering berhubungan dengan pendapat Noor, 2013 yang menyatakan
olahraga, pekerjaan atau luka yang bahwa usia adalah salah satu faktor yang
disebabkan oleh kendaraan bermotor. dapat menentukan lama proses
Pada usia diatas 45 tahun perempuan penyembuhan, dimana waktu
lebih sering mengalami fraktur daripada penyembuhan pada usia anak lebih cepat
laki-laki yang berhubungan dengan daripada pada usia dewasa. Usia dewasa
meningkatnya insiden osteoporosis yang dengan jarak antara usia 26 tahun – 45
terkait dengan perubahan hormon pada tahun sangat rentan terjadinya fraktur,
menopause. di karenakan pada usia ini mempunyai
aktifitas lebih di banding dengan usia
Karakteristik Pasien Fraktur Terbuka lain. Usia dewasa ini merupakan masa
Berdasarkan Lokasi Fraktur berjayanya untuk melakukan aktivitas
Hasil penelitian ini menunjukkan yang berat dan dapat mengakibatkan
karakteristik pasien fraktur terbuka kerapuhan pada tulang, sehingga dapat
berdasarkan lokasi fraktur terbanyak menyebabkan fraktur (Depkes RI,2009).
adalah pada ekstremitas bawah yaitu Pada tahapan remodelling tulang
sebanyak 42 orang (50.0%) dan yang immature pada usia anak-anak
berlokasi fraktur pada ekstremitas atas melakukan remodelisasi jauh lebih baik
adalah sebanyak 37 orang (44.0%) serta daripada dewasa. Karena adanya
yang paling sedikit pasien fraktur aktivitas dari populasi sel yang banyak,
terbuka berlokasi fraktur pada vertebra kerusakan pada tulang dapat diperbaiki
adalah sebanyak 5 orang (6.00%). Hasil lebih baik dari pada kerusakan yang
penelitian ini berbeda dengan pendapat terjadi pada orang dewasa. Pada usia
Rodiana, 2013 yang menyatakan bahwa anak memiliki lapisan fibrosa dense
fraktur lebih sering terjadi pada daerah (periosteum) secara signifikan lebih tebal
yang suplai darahnya tinggi seperti daripada yang dimiliki usia dewasa
vertebra dan ekstremitas atas. tersebut mampu memberikan kekuatan
mekanis terhadap trauma. Karena
Karakteristik Pasien Fraktur Terbuka periosteum yang tebal, fraktur tidak
Berdasarkan Lama Rawat Inap cenderung mengalami displace dan dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan berguna sebagai bantuan dalam reduksi
bahwa frekuensi karakteristik pasien dan maintenance. Fraktur akan sembuh
fraktur terbuka berdasarkan lama rawat lebih cepat secara signifikan pada usia
rawat inap yang paling sedikit adalah anak-anak dari pada dewasa yang juga
pada lama rawat inap ≤ 3 hari, yaitu mempengaruhi lama perawatan atau
sebanyak 38 orang (45.2%) dan pasien lama hari rawat pada pasien
yang paling banyak pada lama rawat (Delahay,2007).
inap > 3 hari adalah sebanyak 46 orang
(54.8%). Hal ini dipengaruhi oleh Hubungan Jenis Kelamin dengan
beberapa faktor seperti usia, fraktur Lama Rawat pada Pasien Fraktur
akan sembuh lebih cepat secara Terbuka
signifikam pada usia anak-anak dari Perhitungan uji Chi-Square
pada dewasa yang juga mempengaruhi menghasilkan tingkat signifikansi p-value
lama perawatan atau lama hari rawat sebesar 0.170 (α > 0,05) yang artinya
pada pasien (Delahay,2007). dapat disimpulkan secara statistik tidak
ada hubungan lama perawatan antara
Hubungan Usia dengan Lama Rawat jenis kelamin pada pasien fraktur
Pasien Fraktur Terbuka terbuka di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek
Perhitungan uji Chi-Square Provinsi Lampung Periode 01 Juli – 31

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 274
Desember Tahun 2017. Hasil penelitian kedua fragmen, apabila kedua fragmen
ini berbeda dengan teori yang mempunyai vaskularisasi yang baik,
menyatakan bahwa pada perempuan, maka penyembuhan biasanya tanpa
terdapat hormon yang berkaitan dengan komplikasi (Noor, 2013).
tulang. Hormon yang berkaitan dengan
manopause pada perempuan adalah KESIMPULAN
estrogen, yang sangat penting untuk 1. Tidak ada hubungan antara usia
memelihara kekuatan tulang yang dengan lama perawatan pada pasien
dimana untuk mengatur pengangkutan fraktur terbuka di RSUD Dr.H.Abdul
kalsium ke dalam tulang pada Moeloek Provinsi Lampung Periode
perempuan. Tanpa estrogen tulang 01 Juli– 31 Desember Tahun 2017.
kehilangan kalsium yang merupakan 2. Tidak ada hubungan antara jenis
salah satu komponen terpenting tulang. kelamin dan lama perawatan pada
Hilangnya estrogen pada saat pasien fraktur terbuka di RSUD
maenopause, hilangnya massa tulang Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi
pada perempuan sama dengan yang Lampung Periode 01 Juli– 31
terjadi pada laki-laki sekitar 3-5% per Desember Tahun 2017.
dekade dan lebih berkaitan dengan gaya 3. Ada hubungan antara lokasi fraktur
hidup yang bersifat menetap, hal ini dengan lama perawatan pada pasien
mempengaruhi lama proses fraktur terbuka di RSUD Dr.H.Abdul
penyembuhan fraktur itu sendiri (Fauzi Moeloek Provinsi Lampung Periode
A,2009). Meskipun secara fisik laki-laki 01 Juli– 31 Desember Tahun 2017.
lebih kuat dibanding perempuan, tetapi
perempuan sejak bayi hingga dewasa DAFTAR PUSTAKA
memiliki daya tahan lebih kuat dibanding American Colloge of Foot and Ankle
laki-laki, baik daya tahan rasa sakit Surgeons. 2008. Bone Healing.
maupun daya tahan terhadap penyakit. Diakses dari:
Laki-laki lebih rentang terhadap berbagai http://www.headtotoehealthcare.
jenis penyakit dibanding perempuan org/library/Bone_Healing.pdf (20
(Sudarma Momon, 2008). Desember 2017).
Apley dan Solomon L.2010. Buku Ajar
Hubungan Lokasi Fraktur dengan Orthopedi dan Fraktur Sistem
Lama Perawatan Pada Pasien Apley. Jakarta : CRG Press.
Fraktur Terbuka Delahay dan Lauerman.2007. Children
Perhitungan uji Chi-Square Orthopedic. Wiesel et al.
menunjukkan tingkat signifikansi p- Essentials of Orthopedic Surgery.
value sebesar 0.028 (α < 0,05) yang Washington : WB Saunders Co.
artinya secara statistik ada hubungan Depkes RI.2009. Profil Kesehatan
lama perawatan antara lokasi fraktur Indonesia. Jakarta Departemen
pada pasien fraktur terbuka di RSUD Republik Indonesia.
Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Fauzi A, Rahyussalim, Aryadi, Tobing
Periode 01 Juli– 31 Desember Tahun SD.2009. Cedera
2017. Lokasi fraktur terbagi menjadi tiga Muskuloskeletal. Departemen
yaitu pada ekstremitas atas, ekstremitas Divisi Orthopedi dan Traumatologi
bawah dan vertebra (Smeltzer dan FKUI/RSCM.
Bare,2005). Proses penyembuhan Noor Z.2013. Buku Ajar Gangguan
fraktur lebih cepat pada daerah suplai Muskuloskeletal. Jakarta :
darah yang tinggi seperti pada Salemba med : 24.
ekstremitas atas daripada pada daerah Rodiana. 2013. Bone Fracture Healing.
suplai darah yang rendah seperti pada Diakses dari :
ekstremitas bawah (Rodiana, 2013). http://www.orthoped.org/b one-
Terdapat beberapa faktor yang bisa fracture-healing.html (22
menentukan lama penyembuhan. Setiap Desember 2017).
faktor akan memberikan pengaruh Smeltzer, & Bare. 2005. Buku Ajar
penting terhadap proses penyembuhan. Keperawatan Medical- Bedah
Faktor-faktor tersebut antara lain Brunner & Suddart. Edisi 8.
lokalisasi fraktur dan vaskularisasi pada Jakarta: EGC.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 275
Sudarma, Momon.2008. Sosiologi Untuk
Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif dan R&D. Bandung : CV
AlfaBeta.
Triono P. 2015. Aplikasi Pengelolahan
Citra untuk Mendeteksi Fraktur
Tulang Dengan Metode Deteksi
Tepi Canny. Universitas Ahmad
Dahlan. Vol 09 no 22. Diakses
dari :
http://journal.uad.ac.id/index.ph
p/JIFO/article/view/2966 (27
Desember 2017).
US National Library of Medicine. 2015.
Trends in Fracture Incidence .
Diakses dari :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm
c/articles/PMC3929546/ (29
Desember 2017).

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 276

Anda mungkin juga menyukai