Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti
kemiskinan, penurunan kualitas lingkungan, dan penyebaran penyakit. Tidak
hanya itu, pertumbuhan ekonomi tanpa diiringi dengan peningkatan kualitas dan
akses sanitasi bisa jadi hanya akan menjadi pertumbuhan yang semu bahkan
memicu kerugian yang besar. Menurut laporan dari Bank Dunia Tahun 2008,
dampak akibat pengelolaan air dan sanitasi yang buruk menyebabkan Indonesia
kehilangan Rp. 56 Trilliun (2,3% dari PDB). Tidak menutup kemungkinan hal ini
terjadi pula di Kabupaten Kuningan.
Menurut WHO (2007) intervensi lingkungan melalui modifikasi lingkungan
dapat menurunkan risiko penyakit diare sampai dengan 94%. Modifikasi
lingkungan tersebut termasuk didalamnya penyediaan air bersih menurunkan risiko
25%, pemanfaatan jamban menurunkan risiko 32%, pengolahan air minum tingkat
rumah tangga menurunkan risiko sebesar 39% dan cuci tangan pakai sabun
menurunkan risiko sebesar 45% (Fewtrell I, Kaufmann RB, et all, 2005) tetapi
penerapan semua hal tersebut diatas secara bersamaan dapat menurunkan risiko
sebesar 97%.
Pembangunan sanitasi di Kabupaten Kuningan secara umum masih banyak
dilakukan secara parsial, masing-masing institusi melaksanakan kegiatannya
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sendiri. Padahal, seringkali kegiatan
tersebut dapat diintegrasikan dalam satu kegiatan yang saling bersinergi. Selain
itu, terdapat pula institusi yang tidak memiliki tugas menangani sanitasi secara
langsung namun sangat dibutuhkan peranannya dalam mendukung pembangunan
sanitasi.
Ada beberapa hal yang menyebabkan pembangunan sanitasi di Kabupaten
Kuningan belum optimal, antara lain lemahnya perencanaan dan koordinasi
pembangunan sanitasi, yang ditandai dengan pembangunan sanitasi tidak
terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta
kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat.
Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kuningan didasarkan
pada 4 (empat) karakteristik yaitu :
1. Berdasarkan data aktual
Penyusunan BPS bersumber dari data skunder yang dimiliki SKPD
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan serta berdasarkan data primer
yang didapat melalui studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment),

1
PMJK (pemberdayaan masyarakat, Jender dan kemiskinan), SSA (study
sanitation assessment) dan studi komunikasi.
2. Skala kabupaten
BPS menggambarkan kondisi sanitasi diseluruh wilayah Kabupaten Kuningan.
3. Dikerjakan oleh pokja
Penyusunan BPS dibentuk kelompok kerja yang terdiri dari unsur-unsur SKPD
terkait di Kabupaten Kuningan.
4. Bersifat bottom up-top down
Penyusunan BPS tidak hanya berdasarkan kebijakan dari pemerintah tetapi
juga melibatkan peran serta masyarakat.

BPS merupakan prasyarat utama dan dasar bagi penyusunan Strategi


Sanitasi Kabupaten (SSK). Kualitas BPS ini dapat mempengaruhi kualitas SSK.
Data faktual dalam BPS menjadi dasar penentuan strategi di SSK. BPS berisi
pemetaan situasi sanitasi Kabupaten Kuningan berdasarkan kondisi aktual.
Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek
keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan
sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan
secara lebih luas.

1.2 Landasan Gerak


1.2.1 Definisi Sanitasi
Menurut WHO, sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap semua faktor
lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi
sehingga merugikan pertumbuhan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidupnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Sanitasi lingkungan adalah cara
menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air,
dan udara. Sedangkan berdasarkan buku Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi,
TTPS 2010, sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah
untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah
tangga maupun di lingkungan perumahan. Sanitasi terbagi dalam 3 (tiga) sub
sektor, yaitu air limbah, persampahan, dan drainase.
Dari uraian pengertian di atas, maka disimpulkan ruang lingkup santasi di
Kabupaten Kuningan, meliputi :
1. Air limbah domestik (Rumah Tangga), yaitu pengolahan air limbah rumah
tangga (domestik) yang meliputi blackwater adalah limbah rumah tangga yang
bersumber dari WC dan urinoir dan grey water adalah limbah rumah tangga
non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa
makanan) dan tempat cuci. Penangan air limbah dilakukan dengan sistem :

2
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan
ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. Limbah diolah di
lingkungan tempat tinggalnya. Dalam beberapa kasus, pengolahan
bersama untuk maksimal 5 rumah masih dikategorikan sebagai sistem on-
site. Melalui teknologi : Jamban, Cubluk, Tangki septik dan bidang
resapan.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang
dilakukan secara terpusat. Limbah dibawa dan diolah di luar lingkungan
tempat tinggalnya. Melalui teknologi : Sewer system (collection system):
conventional, simplified sewer system. Instalasi pengolahan terpusat:
Ponds system, UASB, Activated sludge, trickling filter.
2. Pengelolaan Sampah Domestik : kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Penanganannya yaitu
sampah yang berasal dari rumah tangga ditampung melalui TPS atau transfer
depo kemudian dikirim ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
(TPPAS).
3. Drainase lingkungan/tersier : Sistem saluran awal yang melayani kawasan
tertentu, seperti kompleks perumahan, area pasar, perkantoran, areal industri,
dan perkantoran. Penanganan drainase dilakukan dengan memfungsikan
saluran drainase sebagai penggelontor air kawasan tertentu dan mematuskan
air permukaan.

1.2.2 Kajian Wilayah Sanitasi


Berdasarkan kesepakatan dari Pokja Sanitasi Kabupaten Kuningan Tahun
2013 dan penilaian kondisi eksisting sanitasi Kabupaten Kuningan, kajian wilayah
sanitasi di Kabupaten Kuningan mencakup seluruh wilayah administrasi
Kabupaten Kuningan yang terdiri atas 32 kecamatan, 15 kelurahan dan 361 desa.
Batas wilayah Kabupaten Kuningan terdiri atas :
a. sebelah utara : Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
b. sebelah timur : Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah
c. sebelah selatan : Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten
Cilacap Provinsi Jawa Tengah
d. sebelah barat : Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat

3
4
1.2.3 Visi Misi Kabupaten Kuningan
Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Kuningan Tahun 2005-2025. Kabupaten Kuningan menetapkan visi
Pembangunan Daerah 2005-2025 yaitu “Dengan Iman dan Taqwa Kuningan sebagai
Kabupaten Agropolitan dan Wisata Termaju di Jawa Barat Tahun 2025“ dengan
misi:
1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berakhlaq mulia;
2. Mewujudkan agribisnis yang tangguh dalam kerangka agropolitan;
3. Mewujudkan pariwisata alam yang maju;
4. Mewujudkan pemerataan pembangunan Daerah;
5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang lestari dengan berorientasi pada
jasa lingkungan; dan
6. Mewujudkan masyarakat yang agamis, mandiri, dan dinamis.

Pemerintah Kabupaten Kuningan menetapkan visi Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kuningan Tahun 2009-2013 sebagai
guidlines dalam pelaksanaan pembangunan selama 5 tahun yaitu :
“Kuningan lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan Pariwisata yang Maju dalam
Lingkungan Lestari dan Agamis Tahun 2013”
Visi tersebut mengandung makna bahwa keadaan yang akan diupayakan terwujud
dalam periode pembangunan 2009-2013 adalah masyarakat Kuningan yang memiliki
tingkat kesejahteraan lebih tinggi secara material (ekonomi) dan non-material (non-
ekonomi), yang ditulangpunggungi oleh bidang pertanian dan pariwisata yang produktif
dan berkembang pesat, dalam kondisi lingkungan sosial yang agamis serta sumberdaya
alam dan lingkungan hidup yang lestari.
Visi tersebut sangat beralasan karena merupakan upaya awal yang menopang
langsung pencapaian Visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Kuningan 2005-
2025 yang menjadikan bidang Pertanian (Agropolitan) dan Pariwisata sebagai sektor
pemimpin (leading sector) dengan tetap berpijak pada keimanan dan ketaqwaan sebagai
fondasinya. Selain itu, Visi tersebut memberikan tempat yang seharusnya (proporsional)
terhadap aspek sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan menjadikannya sebagai
salah satu fokus perhatian. Sebagaimana dimaklumi, sumberdaya alam dan lingkungan
hidup merupakan aset pembangunan unggulan kabupaten Kuningan yang menjadi
keunggulan komparatif menonjol di masa sekarang dan yang akan datang, dibandingkan
dengan wilayah lain khususnya di Kawasan Ciayumajakuning dan Cibening.
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Daerah 2009-2013 tersebut, disusunlah
rumusan 4 Misi yang perlu ditempuh selama periode tersebut sebagai berikut:

5
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan memantapkan pembangunan
manusia melalui akselerasi peningkatan derajat pendidikan, kesehatan, dan daya
beli.
2. Meningkatkan pengembangan agropolitan dan kepariwisataan daerah melalui
penguatan sarana dan prasarana, sinergitas sektor dan wilayah, serta
produktvitas dengan berorientasi pada pemberdayaan perekonomian rakyat.
3. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang agamis, harmonis, dan bersatu.
4. Meningkatkan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam
kerangka Kabupaten Konservasi dengan berorientasi pada perlindungan,
pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kuningan Tahun


2011 - 2031, penataan ruang Kabupaten Kuningan bertujuan untuk mewujudkan
kabupaten konservasi berbasis pertanian dan pariwisata yang berdaya saing.
Kabupaten konservasi maksudnya wilayah administratif yang menyelenggarakan
pembangunan berlandaskan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan berkelanjutan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Berbasis pertanian dan pariwisata maksudnya kabupaten yang produksi
daerahnya didominasi oleh dua besar sektor yaitu secara berturut-turut sektor pertanian
dan jasa pariwisata.
Berdaya saing maksudnya pertanian dan pariwisata yang dikembangkan selain
mampu memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan ekonomi wilayah juga
mampu bersaing dengan pertanian dan pariwisata yang berkembang di daerah lain.
Berdasarkan tujuan penataan ruang tersebut, kebijakan penataan ruang
Kabupaten Kuningan, meliputi :
1. pemantapan kawasan konservasi;
2. pengembangan kawasan pertanian terpadu;
3. pengembangan kawasan pariwisata berbasis potensi alam dan karakteristik
lokal;
4. pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan;
5. pengembangan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan sebagai pusat
kegiatan secara berhierarki;
6. pengoptimalan pemanfaatan kawasan budidaya; dan
7. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

1.3 Maksud dan Tujuan


Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan
faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Kuningan pada saat ini, selain itu

6
memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten Kuningan agar mempunyai kerangka
berpikir dan kerangka tindak secara strategis dalam melaksanakan pembangunan dan
pengelolaan sanitasi secara komprehensif dan berkelanjutan.
Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk
menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi
resiko kesehatan lingkungan (priority setting).
Adapun tujuan penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi adalah untuk:
1. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini;
2. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga
zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan
lingkungan /area resiko sanitasi;
3. Memberikan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam bersinergi dan
menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan;
4. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di
masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama.
5. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Kuningan serta
melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan sektor sanitasi;
6. Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan Pemerintah Daerah berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku
Sanitasi Kabupaten Kuningan;
7. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian
pelaksanaan pembangunan sanitasi secara efektif, efisien, sistematis, terpadu, dan
berkelanjutan.

1.4 Metodologi
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih secara
menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek
metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1.4.1 Pendekatan
Dalam menyusun buku putih sanitasi, Pokja Sanitasi Kabupaten Kuningan
melakukan beberapa pendekatan yaitu:
a. Pendekatan partisipatif, artinya dalam penyusunannya baik dari sisi data, hasil
maupun penyepakatan substansi melibatkan berbagai pihak terkait termasuk
masyarakat secara luas.
b. Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach), dimana dalam
melakukan analisa juga disesuaikan dengan kebutuhan publik dimana masyarakat
ikut terlibat langsung dalam pengambilan keputusan.

7
c. Pendekatan berbasis fakta/masalah (evidence-based approach), dimana data yang
dihasilkan berasal dari data sekunder dan data primer sehingga bisa menjelaskan
fakta yang sebenarnya dan mengetahui permasalahan langsung dari sumbernya.

1.4.2 Metodologi
Metode yang dipergunakan dalam menyusun buku putih sanitasi, adalah sebagai
berikut :
A. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara desk study (kajian
literatur, data sekunder, browsing internet, dll), field research (observasi, wawancara
dll), FGD (Focus Group Discussion) dan wawancara mendalam (indepth interview).
Dalam pengumpulan data dilakukan beberapa langkah, yaitu:
1. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder sektor sanitasi digunakan sebagai dasar untuk membuat
pemetaan kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan
layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan
sanitasi. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan
verifikasi data.
2. Pendalaman Data Sekunder yang telah diperoleh
Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan,
pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut
dengan melaksanakan:
 Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh
Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kuningan selaku
Sekretariat Pokja Sanitasi.
 Kunjungan lapangan (observasi atau supervisi)
 Diskusi yang bersifat teknis (focus group discussion) dan mendalam juga
akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi.
3. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan teknik survey lapangan, meliputi:
wawancara terstruktur, depth interview (wawancara mendalam), pengamatan
langsung di lapangan (observasi), diskusi terfokus, dimana fokus sasarannya
adalah masyarakat secara umum, tokoh, organisasi, pihak swasta atau pengiat
sanitasi, LSM, pemerintah, media dan lain-lain.

B. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi, adalah:
1. Data Sekunder, meliputi:
 Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program sanitasi di

8
masing-masing dinas/ instansi terkait, baik langsung maupun tidak langsung
(data statistik, proposal, laporan, foto dan peta);
 Dokumen penting tingkat kabupaten dan dokumen strategi perencanaan
lainnya, seperti: RPJMD, RPIJM, Renstra SKPD, Laporan
Pertanggungjawaban, dan lain-lain;
 Narasumber untuk klarifikasi data-data, yang terdiri dari beragam posisi yang
berkaitan dengan tugas dinas/instansi terkait, meliputi pihak swasta,
masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.
2. Data Primer, merupakan data yang didapat dari hasil lapangan, seperti: hasil
survey cepat Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK) dan
Aspek Promosi Higiene, Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply
Assessment/SSA), Studi Komunikasi dan Pemetaan Media, dan Penilaian Resiko
Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA).
3. Data Persepsi SKPD, yang didapat berdasarkan hasil wawancara atau diskusi
dengan SKPD terutama yang terkait pada sektor sanitasi.

C. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dipergunakan untuk menganalisa atau mengkaji beberapa
data dan informasi yang didapatkan baik berdasarkan desk study atau kajian
lapangan dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

1.4.3 Proses Penyusunan Buku Putih Sanitasi


Proses penyusunan BPS dari mulai penulisan/dokumentasi sampai dengan
penyepakatan dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Kabupaten Kuningan adalah sebagai berikut:
A. Proses Penulisan/Dokumentasi Buku Putih Sanitasi (BPS)
Langkah-langkah penulisan/dokumentasi Buku Putih Sanitasi meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Internalisasi Penyamaan Persepsi, menyangkut :
 Membangun kesepahaman pentingnya Buku Putih Sanitasi (BPS)
 Menyusun dan menyepakati Rencana Kerja Pokja
2. Penyiapan Profil Wilayah, meliputi :
 Pemahaman ruang lingkup sanitasi, dalam rangka menyepakati cakupan
wilayah kajian
 Mengumpulkan data sekunder
 Mendiskusikan data dan sumber yang dibutuhkan untuk penyusunan profil
wilayah
 Menyusun profil wilayah

9
3. Penilaian Profil Sanitasi, meliputi kegiatan :
 Mendiskusikan, mempetakan, dan menyepakati sistem sanitasi yang
berlaku di Kabupaten Kuningan untuk masing-masing sub-sektor.
 Menyusun tabel data sekunder berdasarkan dokumen data sekunder
(tingkat dan cakupan layanan)
 Melakukan pengumpulan data primer dan hasil kajian
 Mengidentifikasi dan menyepakati permasalahan di masing-masing sub-
sektor
 Mengidentifikasi program dan kegiatan pembangunan sanitasi yang sedang
berjalan
4. Penetapan Prioritas Pengembangan Sanitasi, meliputi kegiatan :
 Menentukan awal area berisiko
 Menilai kemajuan pelaksanaan studi EHRA
 Menentukan Area Berisiko
 Menetapan awal Prioritas Pengembangan
 Memverifikasi hasil penetapan awal dengan melakukan kunjungan
lapangan
 Melakukan konsultasi dengan SKPD terkait untuk menetapkan Prioritas
Pengembangan

B. Proses Penyepakatan Buku Putih Sanitasi (BPS)


Proses penyepakatan Buku Putih Sanitasi (BPS) dapat dilakukan pada tahap
Finalisasi Buku Putih Sanitasi, dengan tahapan sebagai berikut :
 Melakukan pemeriksaan ulang terhadap draft Buku Putih Sanitasi
Kabupaten
 Membuat ringkasan Buku Putih Kabupaten
 Melakukan konsultasi draf Buku Putih dengan Tim Pengarah
 Melakukan perbaikan draft Buku Putih atas masukan Tim Pengarah
 Mengadakan Konsultasi Publik Buku Putih
 Melakukan finalisasi Buku Putih Kabupaten
 Melakukan advokasi ke Bupati untuk mendapatkan pengesahan Buku Putih
Sanitasi Kabupaten

1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain


1.5.1 Dasar Hukum
Penyusunan Buku Putih Sanitasi di Kabupaten Kuningan didasarkan pada aturan-
aturan dan produk hukum yang meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

10
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
6. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistim
Penyediaan Air Minum;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kuningan Tahun 2005
– 2025 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan
Nomor 13 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Kuningan Tahun 2005 – 2025;

11
22. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kuningan Tahun
2009 – 2013;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 26 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2011 – 2031;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Sampah;

1.5.2 Keterkaitan BPS dengan Dokumen Perencanaan Lainnya


BPS mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Kuningan 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Kuningan 2009-2013 dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kuningan Tahun 2011 - 2031. Buku Putih Sanitasi akan menjadi dasar dalam perumusan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang dilaksanakan setiap tahun.
Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur,
situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Kuningan. Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Kuningan Tahun 2013 ini, diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi
tingkat kabupaten. Rencana pembangunan sanitasi dikembangkan atas dasar
permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap tahun data yang ada
akan dibuat “Laporan Sanitasi Tahunan” yang merupakan gabungan antara laporan
tahunan SKPD dan status proyek sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran
Buku Putih Sanitasi 2013 dan setelah 3 tahun semua informasi tersebut dirangkum
dalam Revisi Buku Putih Sanitasi.

1.6 Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kuningan, ini
terdiri dari 5 bab yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, landasan gerak, maksud
dan tujuan, metodologi yang digunakan, dasar
hukum dan keterkaitan dengan dokumen
perencanaan lainnya serta sistematika penulisan
yang digunakan.

BAB II GAMBARAN UMUM Berisikan kondisi geografis, administratif, kondisi


KABUPATEN KUNINGAN fisik, demografi, keuangan dan perekonomian,
tata ruang wilayah, sosial dan budaya, serta
kelembagaan pemerintah daerah.

12
BAB III PROFIL SANITASI Berisikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
KABUPATEN KUNINGAN (PHBS) dan promosi higiene meliputi : tatanan
rumah tangga dan tatanan sekolah; pengelolaan
air limbah domestik, pengelolaan persampahan,
pengelolaan drainase lingkungan, dan
pengelolaan terkait komponen sanitasi.

BAB IV PROGRAM Berisikan penjelasan detail mengenai rencana


PENGEMBANGAN SANITASI program dan kegiatan untuk tahun depan dan
SAAT INI DAN YANG program serta kegiatan sanitasi yang sedang
DIRENCANAKAN berjalan saat ini, meliputi : Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene,
Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik,
Peningkatan Pengelolaan Persampahan,
Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan,
Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi.

BAB V INDIKASI Menyajikan hasil dari kegiatan Penetapan Area


PERMASALAHAN DAN POSISI Berisiko Sanitasi dan hasil analisis posisi
PENGELOLAAN SANITASI pengelolaan sanitasi saat ini, meliputi : Area
Berisiko Sanitasi dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
Saat Ini.

13

Anda mungkin juga menyukai