PENDAHULUAN
1
PMJK (pemberdayaan masyarakat, Jender dan kemiskinan), SSA (study
sanitation assessment) dan studi komunikasi.
2. Skala kabupaten
BPS menggambarkan kondisi sanitasi diseluruh wilayah Kabupaten Kuningan.
3. Dikerjakan oleh pokja
Penyusunan BPS dibentuk kelompok kerja yang terdiri dari unsur-unsur SKPD
terkait di Kabupaten Kuningan.
4. Bersifat bottom up-top down
Penyusunan BPS tidak hanya berdasarkan kebijakan dari pemerintah tetapi
juga melibatkan peran serta masyarakat.
2
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan
ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. Limbah diolah di
lingkungan tempat tinggalnya. Dalam beberapa kasus, pengolahan
bersama untuk maksimal 5 rumah masih dikategorikan sebagai sistem on-
site. Melalui teknologi : Jamban, Cubluk, Tangki septik dan bidang
resapan.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang
dilakukan secara terpusat. Limbah dibawa dan diolah di luar lingkungan
tempat tinggalnya. Melalui teknologi : Sewer system (collection system):
conventional, simplified sewer system. Instalasi pengolahan terpusat:
Ponds system, UASB, Activated sludge, trickling filter.
2. Pengelolaan Sampah Domestik : kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Penanganannya yaitu
sampah yang berasal dari rumah tangga ditampung melalui TPS atau transfer
depo kemudian dikirim ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
(TPPAS).
3. Drainase lingkungan/tersier : Sistem saluran awal yang melayani kawasan
tertentu, seperti kompleks perumahan, area pasar, perkantoran, areal industri,
dan perkantoran. Penanganan drainase dilakukan dengan memfungsikan
saluran drainase sebagai penggelontor air kawasan tertentu dan mematuskan
air permukaan.
3
4
1.2.3 Visi Misi Kabupaten Kuningan
Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Kuningan Tahun 2005-2025. Kabupaten Kuningan menetapkan visi
Pembangunan Daerah 2005-2025 yaitu “Dengan Iman dan Taqwa Kuningan sebagai
Kabupaten Agropolitan dan Wisata Termaju di Jawa Barat Tahun 2025“ dengan
misi:
1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berakhlaq mulia;
2. Mewujudkan agribisnis yang tangguh dalam kerangka agropolitan;
3. Mewujudkan pariwisata alam yang maju;
4. Mewujudkan pemerataan pembangunan Daerah;
5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang lestari dengan berorientasi pada
jasa lingkungan; dan
6. Mewujudkan masyarakat yang agamis, mandiri, dan dinamis.
5
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan memantapkan pembangunan
manusia melalui akselerasi peningkatan derajat pendidikan, kesehatan, dan daya
beli.
2. Meningkatkan pengembangan agropolitan dan kepariwisataan daerah melalui
penguatan sarana dan prasarana, sinergitas sektor dan wilayah, serta
produktvitas dengan berorientasi pada pemberdayaan perekonomian rakyat.
3. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang agamis, harmonis, dan bersatu.
4. Meningkatkan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam
kerangka Kabupaten Konservasi dengan berorientasi pada perlindungan,
pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari.
6
memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten Kuningan agar mempunyai kerangka
berpikir dan kerangka tindak secara strategis dalam melaksanakan pembangunan dan
pengelolaan sanitasi secara komprehensif dan berkelanjutan.
Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk
menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi
resiko kesehatan lingkungan (priority setting).
Adapun tujuan penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi adalah untuk:
1. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini;
2. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga
zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan
lingkungan /area resiko sanitasi;
3. Memberikan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam bersinergi dan
menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan;
4. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di
masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama.
5. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Kuningan serta
melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan sektor sanitasi;
6. Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan Pemerintah Daerah berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku
Sanitasi Kabupaten Kuningan;
7. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian
pelaksanaan pembangunan sanitasi secara efektif, efisien, sistematis, terpadu, dan
berkelanjutan.
1.4 Metodologi
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih secara
menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek
metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.4.1 Pendekatan
Dalam menyusun buku putih sanitasi, Pokja Sanitasi Kabupaten Kuningan
melakukan beberapa pendekatan yaitu:
a. Pendekatan partisipatif, artinya dalam penyusunannya baik dari sisi data, hasil
maupun penyepakatan substansi melibatkan berbagai pihak terkait termasuk
masyarakat secara luas.
b. Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach), dimana dalam
melakukan analisa juga disesuaikan dengan kebutuhan publik dimana masyarakat
ikut terlibat langsung dalam pengambilan keputusan.
7
c. Pendekatan berbasis fakta/masalah (evidence-based approach), dimana data yang
dihasilkan berasal dari data sekunder dan data primer sehingga bisa menjelaskan
fakta yang sebenarnya dan mengetahui permasalahan langsung dari sumbernya.
1.4.2 Metodologi
Metode yang dipergunakan dalam menyusun buku putih sanitasi, adalah sebagai
berikut :
A. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara desk study (kajian
literatur, data sekunder, browsing internet, dll), field research (observasi, wawancara
dll), FGD (Focus Group Discussion) dan wawancara mendalam (indepth interview).
Dalam pengumpulan data dilakukan beberapa langkah, yaitu:
1. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder sektor sanitasi digunakan sebagai dasar untuk membuat
pemetaan kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan
layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan
sanitasi. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan
verifikasi data.
2. Pendalaman Data Sekunder yang telah diperoleh
Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan,
pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut
dengan melaksanakan:
Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh
Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kuningan selaku
Sekretariat Pokja Sanitasi.
Kunjungan lapangan (observasi atau supervisi)
Diskusi yang bersifat teknis (focus group discussion) dan mendalam juga
akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi.
3. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan teknik survey lapangan, meliputi:
wawancara terstruktur, depth interview (wawancara mendalam), pengamatan
langsung di lapangan (observasi), diskusi terfokus, dimana fokus sasarannya
adalah masyarakat secara umum, tokoh, organisasi, pihak swasta atau pengiat
sanitasi, LSM, pemerintah, media dan lain-lain.
B. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi, adalah:
1. Data Sekunder, meliputi:
Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program sanitasi di
8
masing-masing dinas/ instansi terkait, baik langsung maupun tidak langsung
(data statistik, proposal, laporan, foto dan peta);
Dokumen penting tingkat kabupaten dan dokumen strategi perencanaan
lainnya, seperti: RPJMD, RPIJM, Renstra SKPD, Laporan
Pertanggungjawaban, dan lain-lain;
Narasumber untuk klarifikasi data-data, yang terdiri dari beragam posisi yang
berkaitan dengan tugas dinas/instansi terkait, meliputi pihak swasta,
masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.
2. Data Primer, merupakan data yang didapat dari hasil lapangan, seperti: hasil
survey cepat Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK) dan
Aspek Promosi Higiene, Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply
Assessment/SSA), Studi Komunikasi dan Pemetaan Media, dan Penilaian Resiko
Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA).
3. Data Persepsi SKPD, yang didapat berdasarkan hasil wawancara atau diskusi
dengan SKPD terutama yang terkait pada sektor sanitasi.
9
3. Penilaian Profil Sanitasi, meliputi kegiatan :
Mendiskusikan, mempetakan, dan menyepakati sistem sanitasi yang
berlaku di Kabupaten Kuningan untuk masing-masing sub-sektor.
Menyusun tabel data sekunder berdasarkan dokumen data sekunder
(tingkat dan cakupan layanan)
Melakukan pengumpulan data primer dan hasil kajian
Mengidentifikasi dan menyepakati permasalahan di masing-masing sub-
sektor
Mengidentifikasi program dan kegiatan pembangunan sanitasi yang sedang
berjalan
4. Penetapan Prioritas Pengembangan Sanitasi, meliputi kegiatan :
Menentukan awal area berisiko
Menilai kemajuan pelaksanaan studi EHRA
Menentukan Area Berisiko
Menetapan awal Prioritas Pengembangan
Memverifikasi hasil penetapan awal dengan melakukan kunjungan
lapangan
Melakukan konsultasi dengan SKPD terkait untuk menetapkan Prioritas
Pengembangan
10
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
6. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistim
Penyediaan Air Minum;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kuningan Tahun 2005
– 2025 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan
Nomor 13 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Kuningan Tahun 2005 – 2025;
11
22. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kuningan Tahun
2009 – 2013;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 26 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2011 – 2031;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Sampah;
12
BAB III PROFIL SANITASI Berisikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
KABUPATEN KUNINGAN (PHBS) dan promosi higiene meliputi : tatanan
rumah tangga dan tatanan sekolah; pengelolaan
air limbah domestik, pengelolaan persampahan,
pengelolaan drainase lingkungan, dan
pengelolaan terkait komponen sanitasi.
13