Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Diyas Age Larasati, M.Pd
Disusun Oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Lamban belajar (slow learner) dikatakan sebagai suatu bentuk kelainan siswa perlu
waktu lebih lama dibandingkan dengan siswa yang lain untuk menguasai suatu materi
pembelajaran., serta memiliki keterbatasan kemampuan belajar dan penyesuaian diri karena
memiliki IQ sedikit dibawah normal, yaitu 70 sampai 89. Siswa dengan lamban tersebut sulit
belajar pada situasi akademik, meskipun demikian siswa dapat belajar pada tingkat kesulitan
tertentu, juga pandai dalam menutupi hal-hal yang alami.
Kehadiran anak lamban belajar bukanlah hal perlu ditakuti oleh guru, tetapi kehadiran
siswa yang lamban belajar adalah suatu tantangan tersendiri bagi guru. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Made (2009:12) yang mengatakan bahwa siswa yang lamban belajar
terkadang memandang sekolah sebagai sebuah hukuman, tetapi strategi dalam kelas
memungkinkan guru untuk melihat potensi siswa, dan mengantarkan siswa menuju
kesuksesan.
Nana (2014:39) menjelaskan beberapa karakteristik anak lamban dalam belajar (Slow
Learner) diantaranya adalah kemampuan berfikirnya agak rendah, sehingga lamban dalam
memecahkan masalah – masalah yang sederhana. Hal ini menyebabkan siswa kalah bersaing
dengan teman – temannya yang normal. Ingatanya yang lemah dan tidak tahan lama yang
membuat siswa lupa dan biasanya tidak mampu mengingat – ingat suatu peristiwa yang
pernah terjadi.
Dari segi emosi, anak lamban belajar memiliki emosi yang kurang stabil, cepat marah,
serta sensitif. Dari segi sosial, anak lamban belajar kurang baik dalam bersosialisasi, memiliki
menjadi pemain pasif atau penonton saat bermain, atau bahkan menarik diri. Wina (2011:16)
juga menambahkan bahwa anak dengan lamban belajar biasanya berjuang dalam kegagalan
yang panjang, mereka memiliki konsep diri yang rendah dan bisa saja dikucilkan dari
lingkungan sekolah, serta menempatkan diri pada resiko yang lebih besar untuk permasalahan
sosial dan sikap.
Karakteristik slow learner memiliki daya ingat yang rendah memadai, namun lambat
dalam mengingat. Kondisi ini membuat anak mengalami hambatan atau keterlambatan
berpikir. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat, rata – rata prestasi belajarnya kurang dari 6
dan memiliki self image yang buruk (pemalu, pendiam, kurang percaya diri, menarik diri dari
lingkungan sosial) sehingga mengalami kesulitan dalam berteman.
Kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep – konsep baru. Hal ini akan
menjadi semakin sulit, bila mayoritas kelas sudah menguasai konsep tersebut dan guru
melanjutkan materi pengajaran. Sementara anak slow learner membutuhkan lebih banyak
waktu. Kondisi tersebut membuat anak cenderung mudah cemas, memiliki konsep diri yang
rendah dan mudah menyerah. Anak seringkali merasa dirinya “bodoh” dan mulai membenci
sekolah karena sepanjang hari berada di sekolah melakukan sesuatu yang sulit baginya. Dan
memiliki kesulitan dengan pola pikir atau penalaran yang lebih kompleks merupakan
tantangan bagi anak slow learner
Berdasarkan makalah ini, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
mengatasi anak yang lamban belajar (Slow Learner) dalam memahami pelajaran?
BAB II
2.1 METODE
Metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam
untuk digunakan dalam mencapai tujuan. Metode memiliki peranan yang cukup penting
dalam pelaksanaan pembelajaran, karena menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
bagi peserta didik.
Untuk siswa slow learner dapat menggunakan metode drill atau latihan untuk
meningkatkan daya konsentrasi anak dan mengajarkan dengan banyak memberikan latihan
berupa soal sehingga anak mempunyai keterampilan. Selain itu, guru dapat menjadikan
pelajaran yang sulit menjadi lebih menyenagkan dengan menggunakan gambar atau media.
Menuangkan konsep – konsep dalam praktek serta aktivitas sederhana di kehidupan sehari –
hari.
Penggunakan media sebagai perantara dalam proses pembelajaran memiliki nilai dan
fungsi yang berharga bagi terciptanya keadaan kelas yang kondusif. Adanya media
pembelajaran selama proses mengajar akan menjadi lebih menarik dan menjadi interaktif.
Media yang biasanya digunakan antara lain media gambar, memanfaatkan anggota tubuh,
menggunakan alat peraga edukatif (APE) seperti boneka tangan, balok angka, balok huruf,
papan lompat, miniatur banguan tempat ibadah di Indonesia dan lain sebagainya.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar selain bergantung pada metode dan media,
juga bergantung pada cara guru dalam penguasaan dan pengondisian kelas, terutama jika ada
peserta didik yang emosionalnya kurang stabil.
Selain metode drill, berbagai metode lainnya juga bisa diterapkan untuk mengajar
anak slow learner yaitu :
Masih banyak lagi metode yang bisa diterapkan dalam siswa slow learner
tergantung bagaimana guru mengaplikasikannya dalam proses pembelajarannya.
BAB III
Bagi anak Slow Learner penjelasan – penjelasan untuk anak normal cukup sekali,
namun untuk anak Slow Learner ini diperlukan tiga sampai lima kali. Hal itu harus dibantu
dengan alat peraga. Adaapun cara – cara untuk menangani anak Slow Learner sebagai berikut
:
1. Belajar sedikit tetapi berhasil, lebih baik daripada belajar banyak tetapi tidak
berhasil.
2. Gunakan alat – alat peraga yang konkrit, seperti gambar – gambar, tiruan,
map, poster – poster, dan contoh (demonstrasi).
3. Dalam pelajaran berhitung, perhatian khusus hendaknya cara mengitung
berbagai angka dalam bentuk gambar seperti gambar binatang, kursi, rumah
dan benda benda lainnya.
4. Berikan ulangan secara sistematis dengan cara mendrill (melatih terus –
menerus). Peralatan audio-visual sangat menolong ingatannya.
5. Gunakan cara – cara permainan dan drama dalam menyampaikan pelajaran.
6. Tugas – tugas yang diberikan singkat dan tidak sukar / sulit.
7. Berilah banyak pujian walaupun prestasinya kecil sekalipun.
8. Carilah teman belajar yang diajak bekerja sama.
9. Tingkat kesehatannya dengan olahraga, permainan, dan makan yang cukup,
permainan yang baik untuknya adalah permainan yang dapat meningkatkan
kelincahan gerak.
10. Selidiki bakat – bakat khusus. Bila telah ketemu maka harus dikembangkan.
Seorang guru harus lebih kreatif dalam mengajar dengan berbagai macam metode –
metode yang membuat siswa lebih memahami materi. Satu diantaranya adalah keperagaan.
Keperagaan sering disebut juga sebagai dengan istilah : Audio Visual, Teaching yang dapat
diartikan sebagai alat bantu. Ini berguna untuk memperjelas pengajaran yang disampaikan
guru kepada murid. Sehingga siswa akan lebih jelas menangkap penjelaskan guru setelah
diperhatikan / didengarkan kepada suatu anak (Surya 2004:18).
Berikut ini alat peraga yang sesuai dengan kepentigan mengajar anak slow learner
yaitu
Selanjutnya guru juga metode penugasan untuk memperdalam penjelasan materi yang
telah diterima siswa saat proses pembelajarannya, namun memberikan tugas tidak boleh
terlalu sukar dan singkat. Pemberian tugas ini melatih anak lebih dekat dengan orangtua
sebagai pembimbing di rumah. Anak slow learner membutuhkan perhatian khusus dalam
perhatian, pengertian dan pemahaman.
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Simpulan
Anak lamban belajar (slow learner) merupakan anak yang memiliki keterbatasan
kemampuan belajar dan penyesuaian diri karena memiliki IQ sedikit dibawah normal, yaitu
70 sampai 89 ditandai dengan kondisi kemampuan berfikir agak rendah sehingga lamban
dalam memecahkan masalah yang sederhana sehingga kalah bersaing dengan teman-
temannya yang normal. Gampang lupa karena kondisi ingatannya lemah, sehingga dalam
proses mengajar di sekolah harus mengulang-ngulang materi tiga sampai lima kali.
4.2 Saran
Siswa (slow learner) seharusnya dibentuk dalam satu kelompok kecil dan diberikan
les tambahan. Guru kelas sebaiknya meningkatkan kerja sama dengan orang tua siswa untuk
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan lanjutan pada pembelajaran siswa (slow learner). Dan
orang tua sebaiknya lebih memperhatikan kepada anak (slow learner) dan jangan dikucilkan
dalam pergaulannya baik di rumah maupun dalam masyarakat. Serta diharapkan orang tua
hendaknya menjalin kerja sama dengan guru atau pihak sekolah dalam menangani siswa
(slow learner) dengan aktif bertanya atau meberikan informasi tentang perkembangan belajar
anak (slow learner).
Daftar Pustaka
Amir dan Triani Nani. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban Belajar.
Jakarta: Luxima.
Aqib, Zaenal. 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV
Yrama Widia.
Sudjana, Nana. 2014. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algesindo
Surya, Mohammad. 2004. Psikologi pembelajaran & pengajaran. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.