Anda di halaman 1dari 6

1

MODUL PERKULIAHAN

SKALA PENGUKURAN
2

SKALA PENGUKURAN
Skala Pengukuran adalah :
Cara mengukur suatu variabel.
1. Skala Nominal
Skala yang semata-mata hanya sebagai label saja (tidak menunjukkan tingkatan apa-
apa).
Contoh :
Mengklasifikasikan jenis kelamin :
1. Laki-laki
2. Perempuan
(hanya label, yang bukan berarti 2 lebih tinggi dari 1)

Contoh 1 :
Mengklasifikasikan Agama :
1. Islam
2. Kristen
3. Hindu
4. Budha

Contoh 2 :

No. Jenis Kendaraan Jumlah di


Bekasi
1 Toyota 68.638
2 Daihatsu 15.721
3 Isuzu 20.521
4 Peugeot 1.367
5 BMW 1.515
6 Nissan 854
Catatan : Tidak berarti Toyota lebih baik dari Daiharsu ( Hanya urutan)

Contoh lain : Pengklasifikasian pendidikan, pengklasifikasian jawaban “YA” dan “TIDAK”

Catatan :
1. Letaknya boleh dipertukarkan
2. Kategori bersifat mutually exclusive (saling asing)
3

2. Skala Ordinal
Adalah skala ranking, dimana kode yang diberikan memberikan urutan tertentu (dari
terendah samapi tertinggi atau sebaiknya) pada data, tetapi tidak menunjukkan selisih
yang sama dan tidak menunjukkan nilai absolut.

Contoh 1 :
Nama Skala kecantikan

A 4
B 3
C 2
D 1

Skala kecantikan : bukan berarti A 2x lebih cantik dari D. Skor yang lebih tinggi hanya
menunjukkan skala pengukuran yang lebih tinggi tetapi tidak menunjukkan kelipatan.
Selisih kecantikan antara A dan B tidak sama dengan selisih kecantikan B dan C
(meskipun keduanya mempunyai selisih yang sama=1).

Contoh 2 :
No. Jenis Kendaraan Jumlah di
Bekasi
1 Toyota 68.638
2 Isuzu 20.521
3 Daihatsu 15.721
4 BMW 1.515
5 Peugeot 1.367
6 Nissan 854
Skala Nominal sudah diubah menjadi skala ordinal, dimana angka 1,2,....6 menunjukkan
ranking penjualan. Nilai penjualan Nissan adalah paling kecil dan Toyota menunjukkan
ranking penjualan terbesar.
Catatan :
Tidak bisa dilakukan operasi penjumlahan 1+2 ≠ 3

Contoh 3 :
Pemberian peringkat pada saham di BEJ menjadi :
1. Sangat prospektif
2. Prospektif
3. Cukup prospektif
4. Kurang prospektif
5. Tidak prospektif
4

No. Kriteria Jumlah


Saham
1 Sangat prospektif 2
2 Prospektif 5
3 Cukup prospektif 9
4 Kurang prospektif 3
5 Kurang prospektif 1
Menunjukkan saham Sangat prospektif lebih baik dari saham yang Prospektif.
(tidak menggambarkan keadaan absolutnya)

3. Skala Interval
Pemberian angka pada klasifikasi yang mempunyai sifat ukuran Ordinal + jarak /interval
yang sama. ( tidak menggambarkan nilai absolut)

Contoh 1.
Nama Nilai Statistik Nilai Bobot
A A 4
B B 3
C C 2
D D 1
E E 0
Selisih nilai bobot antar nilai adalah =1
(Ctt: Tapi tidak bisa dikatakan A = 4 x lebih pintar dari D)

Contoh 2.

No. Kriteria Interval Harga Jarak Jumlah


saham Saham
1 Sangat prospektif 736 – 879 43 2
2 Prospektif 592 – 735 43 5

3 Cukup prospektif 448 – 591 43 9


4 Kurang prospektif 304 – 447 43 3
5 Kurang prospektif 160 – 303 43 1

Klasifikasi saham sangat prospektif mempunyai interval harga saham antara 739 – 879
per lembar saham. Setiap interval mempunyai jarak yang sama, yaitu 143.
( Klasifikasi yang mempunyai urutan / ranking, kemudian mempunyai interval dengan
jarak yang sama, merupakan skala interval)
5

4. Skala Rasio
Skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran dengan
pengukuran yang lain dan mempunyai nilai absolut.

Contoh 1 :
Nama Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg)
A 170 60
B 160 50
C 150 40
D 140 30

Satuan pengukuran mencerminkan kelipatan antara satu pengukuran dengan


pengukuran yang lain.
A mempunyai berat badan 2 x lebih berat dari pada D. B memnyai tinggi 14,29% lebih
tinggi dari pada D.

Contoh 2.

Kondisi A Kondisi B Ratio A/B


Saham BCA 2.250 Saham BNI 96 23.68
Penjualan Toyota 60.638 Penjualan Isuzu 20.531 2.95
Inflasi di Indonesia 10.03 Inflasi AS 1.70 5.90

Saham BCA dibanding saham BNI sevesar 23.68 kali. Ratio penjualan Toyota
dengan
Isuzu sebesar 2.95 kali dan ratio inflasi di Indonesia dengan di AS sebesar 5.90 kali.
Skala ratio pada contoh di atas menunjukkan bahwa nilai nominalnya mempunyai arti
demikian juga nilai rationya.
6

Daftar Pustaka

Djarwanto PS, Statistik Sosial Ekonomi, Bagian Pertama, Cetakan 3, BPFE,


Yogyakarta, 2012
Lind Maechal Wathen, Teknik-Teknik Statistik Dalam Bisnis Dan Ekonomi, Cetakan
1, Salemba Empat, Jakarta, 2014
Riduwan, Pengantar Statistik Sosial, Cetakan 3, Penerbit Alfabeta, Jakarta, 2012
Soepranto J, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 1, Edisi 8, PT.Erlangga, Jakarta,
2016
Suharyadi dan Purwanto SK, Statistik untuk ekonomi dan keuangan modern, Buku I,
Edisi 3 , Salemba Empat, Jakarta, 2016

Anda mungkin juga menyukai