Anda di halaman 1dari 24

UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER

DAN TERSIER PADA SISTEM REPRODUKSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan Mternitas II


Dosen Pengampu : Pertiwi Perwiraningtyas, M.Kep., Ns.

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Hani Sulistiowati ( 2018610080)


Annisa ( 2018610007)
Ardian Lyzandro Ratu Andung ( 2018610025)
Oktavianus Duu Koda ( 2018610019)
Hertiana Jelita Weka ( 2018610020)
Natalia Peni ( 2018610041)
Isabel Fatima Soares ( 2018610065)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS TRIBHUWANA THUNGGADEWI
MALANG
2020

i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatnya sehinga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada pihak kampus yang telah memberi tugas membuat makalah upaya-upaya
pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada sistem reproduksi sehingga kami
mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi karya
tulis agar menjadi lebih baik. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karna itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang,16 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. SOP Pemeriksaan SADARI..........................................................................3
B. SOP Apus Vagina.........................................................................................3
C. SOP Pap Smear.............................................................................................4
D. SOP IVA.......................................................................................................5
E. SOP Pemeriksaan Refleks.............................................................................6
F. SOP Pemriksaan Cairan Vagina....................................................................6
G. SOP Observasi Edema..................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
A. Kesimpulan .................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................10
Daftar Pustaka..........................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi wanita menurut WHO adalah keadaan kesehatan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial bukan semata-mata terbebas dari
penyakit atau kekacauan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya (Rohan dan Siyanto, 2013). Kesehatan reproduski
menjadi cukup serius sepanjang hidup, terutama bagi perempuan selain karena rawan
terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan sosialnya misalnya
kurangnya pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan
reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause dan masalah gizi
(Manuaba, 2005).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana SOP dari pemeriksaan sadari?
2. Bagaiamana pemeriksaan dari apus vagina?
3. Bagimana pemeriksaan dari IVA?
4. Bagimana SOP dari Pap Smear?
5. Bagaimana SOP dari pemeriksaan refleks ?
6. Bagaimana SOP cairan vagina?
7. Bagaimana SOP observasi Edema?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui SOP dari sadari
2. Mahasiswa dapat mengetahui SOP dari apus vagina
3. Mahasiswa dapat mengetahui SOP dari Pap Smear
4. Mahasiswa dapat mengetahui SOP dari IVA
5. Mahasiswa dapat mengetahui SOP dari pemeriksaan refleks
6. Mahasiswa dapat mengetahui SOP dari observasi vairan vagina
7. Mahasiswa dapat mengetahuiSOP dari observasi edema

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri


1. Pengertian
Payudara yang sehat ada dalam berbagai macam bentuk, ukuran, tekstur.
Kunci dari kesehatan payudara adalah dengan mengenali perubahan bagaimana
payudara terlihat dan apa yang dirasakan. Sadari adalah peemeriksaan atau
perabaan sendiri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada
payudara.
2. Tujuan
Deteksi dini adanya ketidaknormalan pada payudara, bukan untuk
mencegah kanker payudara.
3. Target
a. Sadari dianjurkan melakukan secara intensif pada wanita mulai usia 20
tahun, segera ketika pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas
b. Pada wanita muda, agak sedikit sulit karena payudara mereka masih
berserabut (fibrous), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai melakukan Sadari
pada usia 20 tahun karena pada umumnyapada usia tersebut jaringan
payudara sudah terbentuk sempurna.
4. Waktu pelaksanaan
a. Wanita sebaiknya melakukan Sadari sekali dalam 1 bulan
b. Wanita yang belum menopause sebaiknya melakukan Sadari setelah
menstruasi sebab perubahan hormonal menyebabkan kelembutan dan
pembengkakan pada payudara sebelum menstruasi.
c. Sadari sebaiknya dalam sekitar 1 minggu setelah menstruasi
d. Setelah menopause, Sadari sebaiknya dilakukan pada tanggal yang sama
setiap bulan sehingga menjadi aktifitas rutin dalam kehidupan wanita
tersebut.

5
5. Keadaan yang harus menjadi perhatian
a. Teraba benjolan
b. Penebalan kulit
c. Perubahan ukuran dan bentuk pada payudara
d. Pengerutan kulit
e. Keluar cairan dari putting susu
f. Penarikan putting susu
g. Nyeri
h. Pembengkakan lengan atas
i. Teraba benjolan pada ketiak atau di leher

Jika menemukan kelainan-kelainan seperti yang telah disebutkan diatas atau


terasa ada perubahan dibandingkan dengan keadaan pada bulan sebelumnya, maka
segera periksakan diri ke dokter unutk pemeriksaan lebih lanjut.

6. Prosedur
Langkah 1
a. Berdirilah di depan cermin
b. Periksa kedua payudara dari sesuatu yang tidak normal
c. Perhatikan adanya rabas pada putting susu, keriput, dimpling atau kulit
mengelupas. Dua tahap berikutnya dilakukan untuk memeriksa adanya
kontur pada payudara. Jadi ketika melakukan Sadari harus mampu
merasakan otot yang menegang.

Langkah 2
a. Perhatikan dengan baik didepan cermin ketika melipat tangan dibelakang
kepala kea rah depan
b. Perhatikan setiap perubahan kontur pada payudara

6
Langkah 3
a. Selanjutnya tekan tangan kea rah pinggang dan agak membungkuk kea
rah cermin sambil menarik bahu dan siku kea rah depan.
b. Perhatikan setiap perubahan kontur pada payudara

Beberapa wanita melakukan pemeriksaan payudara berikut ketika sedang


mandi dengan shower. Jari-jari akan meluncur dengan mudah diatas kulit yang
bersabun, sehingga dapat terjadi berkonsentrasi dan merasakan setiap perubahan
yang terjadi pada payudara

Langkah 4
a. Angkat tangan kiri
b. Gunakan 3 atau 4 jari untuk meraba payudara kiri dengan kuat, hati-
hati dan menyeluruh
c. Mulailah pada tepi luar, tekan bagian datar dari jari tangan dalam
lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat disekitar
payudara.
d. Secara bertahap lakukan kea rah putting susu
e. Pastikan untuk melakukannya pada seluruh payudara

7
f. Beri perhatian khusus pada area diantara payudara dan bawah lengan,
termasuk bagian dibawah lengan itu sendiri
g. Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim di bawah kulit.

Langkah 5
a. Dengan perlahan remas putting susu dan perhatikan adanya rebas
b. Jika menemukan adanya rebas dari putting susu dalam sebulan yang
terjadi ketika sedang atau tidak melakukan sadari, temuilah dokter
c. Ulang pemeriksaan pada payudara kanan
Langkah 6
a. Tahap 4 sebaiknya diulangi dengan posisi berbaring
b. Berbaringlah mendatar, terlentang dengan lengan kiri di bawah
kepala dengan sebuah bantal atau handuk yang dilipat dibawah bahu
kiri
c. Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan diatas
d. Ulangi pada payudara kanan

B. SOP Apus Vagina/Vagina Swab/V-Swab


1. Pengertian
Swab V atau swab vagina atau pemeriksaan apus vagina artinya mengambil
sediaan seperti lendir yang terdapat pada daerah vagina untuk diperiksa kuman-
kuman apakah yang ada didalamnya dengan menggunakan bantuan bawah
mikroskop.
Vagina swab adalah pemeriksaan cairan dari vagina dngan usapan, hasil
usapan lalu ditambahkan cairan fisiologis dan garam lalu ditunggu selama 4-5
menit.
2. Tujuan
a. Untuk mengambil High Vagina Swab yaitu contoh specimen jika seseorang itu
mengalami diseharge (keputihan) yang banyak/abnormal dari vagina
b. Untuk memeriksa kuman-kuman apakah yang ada dalam vagina dengan
menggunakan bantuan bawah mikroskop

8
3. Prosedur
a. Persiapan pasien;
Kaji status kesehatan pasien saat ini
b. Persiapan alat
a) Speculum steril
b) APD lengkap
c) Lampu sorot/senter
d) Lidi kapas steril
e) Tabung rekasi yang telah ditutup kertas perkamen (kertas berlemak)
f) Baskom yiran desinfektanang berisi cairan desinfektan
g) Larutan garam fisiologis
h) Tahap interaksi
i) Baca catatan keperawatan pasien
c. Tahap orientasi
a) Mengucapkan salam
b) Memeperkenlakan diri pada keluarga
c) Menjelaskan tujuan tindakan
d) Menjelaskan prosedur tindakan
e) Menanyakan kesiapan pasien/keluarga
d. Tahap kerja
a) Menjaga privasi klien
b) Mengatur posisi pasien, pasien diminta untuk berbaring pada tempat
tidur yang telah disipakn dengan cara kaki ditekukkan hingga ke dekat
paha (atau bisa juga menggunakan kuris khusus).
c) Bersihkna labia mayora dengan garam fisiologis
d) Masukkan speculum kedalam vagina, buka hingga terlihat serviks
e) Oleskan lidi kapas pada bagian tersebut sebanyak 2x pengambilan
f) Keluarkan speculum secara perlahan dan rendam pada cairan desinfektan
g) Letakkan lidi kapas pada tabung reaksi
h) Tutup rapat dengan kertas perkamen
i) Bawa ke laboratorium

9
j) Identifikasi bakteri gram apa yang ditemukan. Apabila ditemukan bakteri
gram positif akan ditemukan bakteri dengan warna ungu, sedangkan
apabila ditemukan bakteri negative akan berwarna merah
e. Dokumentasi
a) Tanggal dan jam tindakan
b) Kelainan/keabnormalan yang ditemukan selama pemeriksaan/pengkajian

C. SOP Pap Smear


1. Pengertian
Pap smear merupakan cara yang digunakan untuk pemeriksaan dini atau
deteksi dini terhadap adanya indikasi keganasan pada sistem reproduksi yaitu
organ serviks (mulut rahim wanita).
2. Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya sel abnormal pada mulut Rahim
(serviks).
3. Kebijakan
Sebagai tindakan preventif terhadap penyakit kanker serviks pada wanita

10
4. Prosedur
a. Persiapan alat;
a) Handscoon steril
b) kassa Handscoon bersi
c) Gel
d) Underpad
e) Selimut
f) Objek glass
g) Lampu sorot
h) Pot 200 cc
i) Kom bersih
j) Alcohol 96%
k) Spatula wooden
l) Brush
m)Speculum
n) Korentang
o) Kapas cebok

b. Prosedur tindakan
a) Berikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan manfaat
dilakukannya tindakan pap smear
b) Pastikan pasien melakukan persyaratan yang harus dilakukan sebelum
pemeriksaan seperti : tidak melakukan coutus selama 3 hari dan tidak
sedang dalam kondisi infeksi atau keputihan
c) Lakukan persetujuan dilakukannya tindakan pap smear dengan inform
concent yang tersedia di instansi RS
d) Setelah itu arahkan pasien untuk dilakukan tindakan di meja Gyn.
e) Tutup vitrage untuk menjaga privasi pasien
f) Beritahu pasien untuk membuka pakaian dalam bagian bawah kemudian
berikan selimut agar menutupi area vitalnya. Anjurkan pasien untuk
berbaring di meja Gyn.

11
g) Berikan underpad sebagai alas untuk area bokong.
h) Posisikan pasien litotomi atau trenderbug sambil mengatur posisi
bokong pasien agak turun ke ujung bawah meja Gyn
i) Setelah posisi nyaman, kemudian kemudian nyalakan lampu sorot
kearah organ vagina pasien
j) Dekatkan alat-alat yang akan digunakan oleh psycian atau dokter yang
akan melakukan tindakan pap smear dengan kapas cebok
k) Cucilah tangan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan. Gunakan
handscon steril kemudian sterilkan area luar vagina sebelum dilakukan
pap smear dengan kapas cebok
l) Bantu dokter untuk membuka alat steril, ambil alat dengan bantuan
korentang agar menjaga sterilisasi alat yang digunakan
m) Ambil speculum sesuai ukuran dengan korentang kemudian berikan gel
sebagai pelumas untuk lebih mudah membuka rongga vagina
n) Setelah terbuka dan terlihat mulut Rahim, fiksasi speculum
o) Ambik objek glass sebagai media untuk mengambil secret serviks yaitu
berupa Apusan/ekto menggunakan brush
p) Hasil pengambilan secret diatas permukaan objek glass direndam dalam
kom kecil bersih dengan liquid alcohol 96% selama ± 5 menit
q) Setelah selesai tarik perlahan speculum yang digunakan dan bersihkan
area vagina dengan selembar kassa steril. Buka handscoon dan cuci
tangan setelah tindakan selesai
r) Matikan lampu sorot kemudian rapikan kembali alat-alat yang
digunakan
s) Bantu pasien untuk merapikan diri setelah pemeriksaan
t) Berikan pengantar pemeriksaan histologi pada dokter yang memeriksa
agar mengisi keterangan bahwa pasien tersebut telah dilakukan tindakan
pap smear dan sebagai pengajuan permohonan agar dilakukan
pemeriksaan laboratorium atas sampel pap smear.

12
u) Pasang handscoon bersih untuk mengambil hasil rendaman secret
kemudian dipindahkan kedalam pot ukuran 200 cc kemudian tutup dan
beri label (nama, usia, no RM, dan tanggal)
v) Pemeriksaan pap smear dan pengantar laboratoriumnya dibawa ke
laboratoriumnya
w) Infokan ke pasien jangka waktu kapan hasil pemeriksaan tersebut dapat
diketahui hasilnya.

5. Unit terkait
Dokter/psycian spesialis obgyn, bidan/perawat, petugas laboratorium

D. SOP Observasi IVA


1. Pengertian
Iva (Inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan metode sederhana
untuk deteksi dini kanker leher Rahim dengan menggunakan asam asetat.
2. Tujuan
Deteksi dini menggunakan metode IVA bertujuan mengidentifikasi
mereka yang mengalami terapi segera untuk memutus perjalanan hidup lesi pra
kanker sebelum menjadi kanker
3. Kebijakan
Semua wanita pasangan usia subur

13
4. Prosedur
a. Alat dan bahan
a) Lampu sorot
b) Speculum cocor bebe
c) Sarung tangan steril
d) Kom kecil
e) Lidi kapas
f) Klem ovum
g) Asam asetat 3-5%
b. Instruksi kerja
a) Petugas menerima pasien
b) Petugas melakukan anamnesa dan memeriksa fisik pasien
c) Petugas memastikan bahwa pasien sudah memahami mengapa
dianjurkan untuk test IVA dan sudah mengerti prosedur pemeriksaan
yang akan dilakukan
d) Memepersilahkan klien dan suaminya untuk membaca lembar informed
consert dan mintalah persetujuan klien dan suaminya
e) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
f) Tanya pasien apakalh sudah BAK, mebersihkan dan membilas daerah
genetalia
g) Mengatur posisi pasien
h) Petugas menghidupkan lampu scord, arahkan pada bagian yang akan
diperiksa
i) Cuci tangan di air yang mengalir
j) Pakai sarung tangan steril
k) Memasang speculum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher
Rahim dapat terlihat

14
l) Memeriksa leher Rahim apakah curiga kanker serviks, servisitis, ada
luka atau ada kelainan
m) Bersihkan cairan darah atau mukosa menggunakan lidi kapas dari leher
Rahim
n) Identifikasi ostium uteri, ssk dan zona transformasi
o) Celupkan lidi kapas kedalam larutan asam asetat lalu mengoleskan pada
leher Rahim
p) Tunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak
perubahan warna putih yang disebut lesi white
q) Periksa SSK dengan teliti, memeriksa apakah leher apakah leher Rahim
mudah berdarah, cari apakah terdapat flek putih yang tebal dan meninggi
atau lesi white
r) Bila pemeriksaan visual telah selesai bersihkan sisa ciran asam asetat
dari leher Rahim dan vagina menggunakan lidi kapas baru
s) Lepaskan speculum dan lakukan dekontaminasi dengan merendam
speculum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
t) Minta pasien untuk duduk
u) Cuci tangan dengan air mengalir
v) Catat hasil tes IVA dan temuan lain dalam rekam medis pasien

15
E. SOP Pemeriksaan Refleks
1. Pengertian
Pemeriksaan perkusi reflex patella adalah pemeriksaan dengan
pengetukan pada tendon patella menggunakan palu atau reflex. Pada kondisi
normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi reaksi reflex, jika reaksi
reflex negative kemungkinan ibu hamil mengalami kekurangan vitamin B1.
2. Respon reflex
Respon reflex sering dikelaskan dengan nilai 0 sampai 4+
a) 4+ : hiperaktif dengan klonus terus menerus
b) 3+ : hiperaktif
c) 2+ : normal
d) 1+ : hipoaktif
e) 0 : tidak ada reflex
f) Jika bernilai positif / baik maka menunjukan sistem saraf di area
ektremis bawah termasuk baik
g) Jika pada ibu hamil reaksinya negative kemungkinan ibu hamil tersebut
mengalami kekurangan vitamin B1
3. Aspek Keterampilan
a. Menyiapkan alat
a) Tempat duduk yang tinggi
b) Status ibu
c) Palu reflex
d) Alat tulis
b. Menyiapkan lingkungan dengan meletakkan tempat duduk yang tinggi untuk
pemeriksaan
c. Menyiapkan ibu dengan memberi informasi tentang tujuan dan maksud
pemeriksaan
d. Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
a) Mempersilahkan ibu duduk pada tempat yang disediakan dengan posisi
kaki menggantung secara santai
e) Membebaskan lutut dari pakaian yang menutupinya

16
f) Mengalihkan perhatian ibu dengan pembicaraan yang membuat ibu
merasa tertarik
g) Mengetukkan palu reflex tepat pada tendon patella secara perlahan dan
pasti
h) Mengamati reaksi reflex
i) Mempersilakan ibu duduk di tempat dengan nyaman
j) Mencatat hasil pemeriksaan pemeriksaan pada status ibu
4. Aspek sikap
a. Cermat dalam menentukan tendon patella
b. Teliti, pemeriksa teliti dalam mengamati reaksi reflex setelah dilakukan
pengetukan pada tendon patella
5. Pelaksanaan
a. Memepersilakan ibu duduk pada tempat yang disediakan dengan posisi kaki
menggantung secara santai
b. Membebaskan lutut dari pakaian yang menutupinya
c. Mengalihkan perhatian ibu dengan pembicaraan yang membuat ibu merasa
tertarik
d. Mengetukkan palu reflex tepat pada tendon patella secara perlahan tapi pasti
e. Mengamati rekasi reflex
f. Mempersilahkan ibu duduk di tempat yang aman
g. Mencatat hasil

17
F. SOP Observasi Cairan Vagina

1. Pengertian
Pemeriksaan cairan vagina adalah suatu tindakan pemeriksaan spesifik
terhadap kuman trichomas vaginalis maupun kuman Neisseria gonorrhea dalam
secret genital
2. Tujuan
mencari kuman Neisseria gonorrhea dalam secret genital
3. Persiapan pasien :
a. Pasien dalam pengobatan, obat perlu dihentikan sehari sebelum
pengambilan specimen
b. Sebaiknya pengambilan specimen pada pagi hari sebelum buang air kecil
c. Pada wanita gonorrhea kronis, specimen sebaiknya diambil sebelum atau
sesudah haid
Pengambilan specimen, pembuatan dan pengiriman sediaan:
4. Alat dan bahan
a. Alat (loop/lidi kapas steril, kaca objek yang kering, bersih, lampu spiritus,
kursi obstetric, speculum vagina steril, sarung tangan, pinsil kaca, larutan
salin steril
5. Cara pengambilan
a. Pasien terbaring terlentang kedua lutut ditekuk pada kursi obstetric
(posisi litotomi)

18
b. Masukan speculum steril dengan hati-hati dan speculum dibuka

c. Masukan ujung kapas lidi dan oleskan pada daerah endoservik.


Gerakan lidi melingkar ke kanan diamkan beberapa saat untuk penyerapan

d. Secret yang didapat dioleskan pada kaca objek yang telah di beri nomor
untuk dibuat sediaan
a) Pembuatan sediaan
Alat (forcep, rak pewarna, rak pengering)
Reagen (lar carbol gentian violet, lugol/iodin, larutan karbol fuchsin)
b) Cara

e. Pasca pengolesan di objek glas biarkan di udara beberapa saaat


mongering, fiksasi dengan melakukan diatas nyala api lampu spiritu

f. Tuangi larutan carbol gentian violet selama 2-3 menit


g. Cuci dengan air kran atau air mengalir
h. Tuangi dengan alcohol 95% selama 20-30 detik cuci kembali
i. Tuangi carbol fuchsin selama 1-2 menit kembali
j. Keringkan
6. pengiriman sediaan

Bila perlu uji silang (cross cek) dila fasilitas lab kurang sediaan erlu di
kirim ke lab
Cara pengiriman :

a. Setelah sediaan difiksasi bungkus dengan kertas tik tipis di bagi 2 menurut
pjnya, tiap potong untuk 15-20 sediaan

b. Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut lebarnya dan


ikat 2 kali

c. Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya dan


ikat satu kali

d. Bungkus kagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya


dan ikat dua kali

19
e. Bungkus lagi dengan kertas sampul dan ikat 3 kali
G. SOP Observasi Edema
1. Tujuan : untuk mengetahui penyebab yang mendasari timbulnya edema sehingga
dapat di berikan terapi yang sesuai.
2. Indikasi
a. Sindrom nefrotik
b. Gagal jantung kogestif
c. Sirosis hepatitis
d. Oklusi vena
e. Hipotiroidisme
f. Limfedema

3. Alat dan bahan


a. Air
b. Sabun cair
c. Larutan antiseptik
d. Handuk kecil atau tissu
4. Prosedur kerja
a. Menyiapkan pasien
a) Menyapa pasien dengan etika keperawatan.
b) Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang
pemeriksaan fisik edema, menjelaskan tujuan dan manfaat dilakukan
tindakan.
c) Meminta persetujuan kepada klien dan keluarga klien.
d) Persilahkan pasien untuk membebaskan tungkai dari pakaian atay kaos
kaki.
e) Persilahkan pasien untuk berbaring.
f) Lakukan cuci tangan
g) Berdiri lah disebelah kanan pasien.

20
b. Pemeriksaan fisik edema
a) Inspeksi bagian tubuh yang biasanya terjadi edema yaitu, kelopak mata,
keempat ekstremitas, regio lumbo sakral pada pasien yang berbaring
lama, vulva pada wanita dan skrotum pada pria.
b) Tekan secara pelan dibagian edema dengan ibu jari selam kurang lebi 10
detik.
c) Lakukan penilaian apakah terjadi edema pitting atau non pitting
d) Lakukan cuci tangan rutin
e) Jelaskan kepada pasien hasil pemeriksaan
c. Dokumentasi

EDEMA PITTING EDEMA NON- PITTING

21
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Seseorang dikatakan mencapai maturitas ketika mereka sudah mencapai
keseimbangan pertumbuhan fisikologis, psikologis dan kognitif. Orang-orang yang
matang terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun tanpa kehilangan
kepercayaan diri. Mereka mempetimbangkan masukan dan rekomendais orang lain
ketika membuat keputusan tetapi tidak terlalu terpengaruhatau terintimidasi oleh orang
lain.

Saran

22
Diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah kami dan memperluas
wawasan dari berbagai sumber lain. Karena makalah ini jauh dari kesempurnaan. Kami
harapkan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/16349125/PROMOSI_KESEHATAN_DAN_PENCEGAHA
N_PENYAKIT_PADA_PEREMPUAN_DEWASA
https://www.scribd.com/doc/243938085/Sop-Sadari
https://www.scribd.com/document/430178198/SOP-APUS-VAGINA-1-docx
https://www.scribd.com/document/340683403/SOP-Pap-Smear
https://www.scribd.com/doc/287023348/SOP-IVA
https://id.scribd.com/presntation/440252500/Pemriksaan-Refleks-Pada-Ibu-Hamil
https://www.scribd.com/document/319836090/Sop-Pemeriksaan-Sekret-Vagina

24

Anda mungkin juga menyukai