Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERKERASAN JALAN RAYA

“BAGIAN-BAGIAN JALAN”

Disusun Oleh :
M. Riza Aziz Jabarrudin (21801051145)
Rissa Novia Oktaviyana (21801051138)
Chelsea Rahmadhani (21801051148)
Arga Septio (21801051185)

FAKULTAS TEKNIK PRODI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagan jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan air, serta diatas permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel.
Sejarah perkembangan jalan raya yang pada mulanya dari berupa bekas jejak
berubah menjadi jalan raya modern. Jalan dibuat karena manusia perlu bergerak dan
berindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Jejak jalan tersebut berfungsi sebagai penuntun arah dan
menjadikan jejak jalan semakin melebar dikarenakan sering berindah-pindah.dari
sejarah perkembangan peradaban manusia dan dari berbagai penemuan para pakar
transportasi.
Jalan sendiri terbagi menjadi beberapa macam yaitu Rumija, Ruwasja, Rumaja,
Ruang pengawaan jalan. Rumija sendiri terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur
tanah tertentu di luar ruamh manfaat, Ruwasja adalah ruang tertentu diluar ruang
milik jalan yang penggunaannya ada dibawah pengawasan penyelenggara jalan,
Rumaja yaitu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan, yang meliputi badan
jalan, bahu jalan,jalur lalu lintas, saluran tepi jalan, dan ambang pengamanan jalan.
Semua pengertian diatas berasal dari PP No. 34 tahun 2006, Bab III dimana
membahas tentang bagian-bagian jalan.
Untuk lebih lengkapnya kami akan menjelaskan satu-persatu dengan lebih detail
tentang bagian-bagian jalan. Semoga dengan makalah ini dapat membantu saudara
semua untuk memahami bagian jalan dan pengertiannya. Kurang lebihnya dalam
pembuatan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagian Jalan


Jalan memiliki bagian-bagian yang sangat penting, bagian-bagian tersebut
dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu bagian yang berguna untuk lalu lintas,bagian
yang berguna untuk drainase jalan, bagian pelengkap jalan, dan bagian kontruksi
jalan.
 Bagian jalan yang berguna untuk lalu lintas terdiri dari:
1. Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang
diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan yang terdiri dari beberapa lajur
(lane) kendaraan. Jalur lalu lintas untuk satu arah minimal terdiri dari satu
lajur lalu lintas.
2. Lajur lalu lintas merupakan bagian paling menentukan lebar melintang jalan
secara keseluruhan. Besarnya lebar jalur lalu lintas dapat ditentukan dengan
pengamatan secara langsung.
3. Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas
yang berfungsi sebagai: ruangan untuk berhenti, ruang untuk menghindar
dalam keadaan darurat, memberikan kelenggangan pengemudi, pendukung
kontruksi perkerasan jalan dari arah samping, ruang pembantu pada saat
perbaikan dan pemeliharaan jalan, ruang melintas kendaraan patroli,
ambulans, dll.
4. Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang
dikhususkan untuk pejalan kaki. Untuk keamanan pejalan kaki maka trotoar
harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik berupa kerb.
Kebutuhan trotoar tergantung dari volume lalu lintas pemakaian jalan.
5. Median adalah jalur pemisah yang terletak ditengah jalan untuk membagi
jalan dalam masing-masing arah. Fungsi median antara lain sebagai daerah
netral dimana pengemudi masih dapat mengontrol kendaraan pada saat
darurat, menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi kesilauan dari
kendaraan lain yang berlawanan arah, mengamankan kebebasan samping dari
masing-masing arah, menyediakan ruang untuk kanalisasi pertemuan pada
jalan, menambah rasa kelegaan, kenyamanan, dan keindahan bagi pengguna
jalan.

 Bagian yang berguna untuk drainase jalan antara lain:


1. Saluran samping.
2. Kemiringan melintang.
3. Kemiringan melintang bahu.
4. Kemiringan lereng.

 Bagian Pelengkap Jalan meliputi:


1. Kerb.
2. Pengaman Tepi

 Bagian Kontruksi Jalan meliputi:


1. Lapisan perkerasan jalan.
2. Lapisan pondasi atas.
3. Lapisan pondasi bawah.
4. Lapisan tanah dasar.

Daerah manfaat jalan (damaja) meliputi bagian jalan, saluran tepi jalan dan
pengamanan. Bbadan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah
dan bahu jalan.
Daerah milik jalan (damija), merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi
oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak
tertentu. Biasanya pada jarak per satu km dipasang patok DMJ berwarna kuning.
Sejalur tanah tertentu diluar daerah manfaat jalan tetapi didalam daerah milik
dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan
antara lain untuk keperluan pelebaran daerah manfaat jalan di kemudian hari.
Daerah pengawasan jalan (dawasja) adalah sejalur tanah tertentu yang terletak
diluar daerah milik jalan, yang penggunaannya diawasi oleh pembina jalan, dengan
maksud agar tidak mengganggu pandangan pengemudi dan kontruksi jalan. Dalam
hal ini tidak cukup luasnya daerah milik jalan.

Pengaturan penyelenggaraan jalan bertujuan untuk:


a) Mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan jalan.
b) Mewujudkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan.
c) Mewujudkan peran penyelenggara jalan secara optimal dalam pemberian layanan
kepada masyarakat.
d) Mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak pada
kepentingan masyarakat.
e) Mewujudkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk
mendukung terselenggaranya sistem transportasi yang terpadu.
f) Mewujudkan pengusahaan jalan tol yang transparan dan terbuka.

2.2 Pengelompokan Jalan


Sesuai peruntukannya jalan dibagi menjadi dua, yaitu jalan umum dan jalan
khusus. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

 Berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan,


pengelompokan jalan umum menurut statusnya adalah:
1. Jalan Nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol.
2. Jalan Provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antar ibukota kabupaten/ kota, dan jalan strategis provinsi.
3. Jalan Kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota
kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal,antar pusat kegiatan lokal,
serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten,dan
jalan strategis kabupaten.
4. Jalan Kota, merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder
yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar
pusat permukiman yang berada di dalam kota.
5. Jalan Desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan
dan/atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. Sedangkan jalan
khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi badan usaha, perseorangan atau
kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.

 Berdasarkan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pengelompokkan jalan sesuai kelasnya adalah:

A) Jalan kelas I yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter,
ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) millimeter, ukuran paling
tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10
(sepuluh) ton.
B) Jalan kelas II yaitu jalan arteri,kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima
ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter,
ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu
terberat 8 (delapan) ton.
C) Jalan kelas III yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang
dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu
seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (Sembilan ribu) 23
milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
D) Jalan kelas khusus yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter,
ukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi
4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10
(sepuluh ) ton.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagan jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan air, serta diatas permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel.
Jalan memiliki bagian-bagian yang sangat penting, bagian-bagian tersebut
dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu bagian yang berguna untuk lalu lintas,bagian
yang berguna untuk drainase jalan, bagian pelengkap jalan, dan bagian kontruksi
jalan.
Menurut penjelasan dari PP No. 34 tahun 2006, Bab III dimana membahas
tentang bagian-bagian jalan. Jalan sendiri terbagi menjadi beberapa macam yaitu
Rumija, Ruwasja, Rumaja, Ruang pengawaan jalan. Rumija sendiri terdiri dari ruang
manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruamh manfaat, Ruwasja adalah ruang
tertentu diluar ruang milik jalan yang penggunaannya ada dibawah pengawasan
penyelenggara jalan, Rumaja yaitu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan,
yang meliputi badan jalan, bahu jalan,jalur lalu lintas, saluran tepi jalan, dan ambang
pengamanan jalan.

3.2 Saran
Semoga dengan makalah ini dapat membantu saudara semua dalam
memahami bagian-bagian dari jalan. Mungkin banyak kekurangan dari makalah kami
ini, selaku penulis kami ucapkan maaf yang sebesar-besarny dan silahkan dikoreksi
serta diperbaiki bila ada yang salah. Kami haturkan terimakasih yang sebesar-
besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

 B Fandra, 2015. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi,


Klasifikasi Jalan dan Bagian-Bagian Jalan.
http://eprints.polsri.ac.id. Diakses Minggu 22 Maret 2020.
 UP Pramudya, 2016. BAB III LANDASAN TEORI A. Bagian-
Bagian Jalan. http://eprints.polsri.ac.id. Diakses Minggu 22 Maret
2020.
.

Anda mungkin juga menyukai