Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENGKAJIAN

A. Judul Jurnal

1. Asuhan Keperawatan pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan

Pemberian Air Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah.

a. Penulis : Arie Yuliyanti dan Eka Riyanti, (2019)

b. Populasi dan Sampel

Populasi : Seluruh ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di Ruang Annisa RS

Islam Wonosobo

Sampel : 3 klien sebagai subjek pemberian tindakan dengan usia kehamilan 1-12

minggu.

c. Metode studi kasus ini menggunakan desain deskriptif dengan metode

pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi.

2. Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I

a. Penulis : Siti Cholifah dan Titin Eka Nuriyanah, (2018).

b. Populasi dan Sampel :

Populasi : Seluruh ibu hamil di BPM Sidoarjo yang mengalami mual muntah.

Sampel : 36 Ibu hamil trimester I di BPM Sidoarjo yang mengalami mual muntah

yang memenuhi kriteria inklusi.

c. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental dengan desain One

Group Pre-Post Test Design dengan teknik consecutive sampling yang


B. Tindakan Yang Diberikan

1. Asuhan Keperawatan pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan

Pemberian Air Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah.

Perubahan sistem didalam tubuh ibu terjadi dalam proses kehamilan yang

semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Salah satu

tanda fisiologis kehamilan adalah mual (nausea) dan muntah (vomitus). Mual dan

muntah dapat terjadi karena pengaruh hormon esterogen dan progesterone yang

menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, bila terlampau sering

mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hyperemesis gravidarum.

Hiperemesis gravidarum akan menyebabkan dehidrasi dan gangguan

pemenuhan nutrisi akibat mual dan muntah berlebihan. Usaha untuk mengurangi

gejalanya selain dengan mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi mual-muntah

pada kehamilan adalah pemberian terapi non farmakologi yang diantaranya dengan

mengubah pola diet, dukungan emosional, akupresur dan pemberian jahe. Tindakan

non farmakologis untuk mengatasi/ meringankan gejala mual-muntah pada ibu hamil

dengan hyperemesis gravidarum yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester pertama

atau kahamilan kurang dari 12 minggu, yaitu dengan mengaplikasikan penggunaan air

rebusan jahe.

Keunggulan jahe adalah mengandung minyak atsiri yang menyegarkan dan

memblokir reflek muntah, sedangkan gingerol dapat melancarkan peredaran darah

dan ayaraf – syaraf dapat bekerja dengan baik. Hasilnya, ketegangan dapat dicairkan,

kepala terasa nyaman, dan mual muntah dapat ditekan. Aroma harum Jahe disebabkan

oleh minyak atsiri, sedangkan olesannya menyebabkan rasa pedas yang

menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat (Jurnal Kebidanan, 2018).


Dalam jurnal Biometrika dan Kependudukan (2014), disebutkan bahwa jahe

sangat efektif pada penggunaan antiemetic untuk mencegah emesis gravidarum,

keracunan makanan, kemoterapi, pembedahan pada saluran reproduksi dan pada

keadaan motion sickness yaitu serangan emesis gravidarum saat tubuh berputar,

bergetar atau saat orang bepergian dengan kendaraan bermotor karena perubahan

keseimbangan.

Intervensi dan implementasi yang dilakukan pada jurnal Asuhan Keperawatan

pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan Pemberian Air Rebusan

Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah adalah dengan manajemen nutrisi serta

memberikan air rebusan jahe, dosis pembuatan 250 mg jahe dalam 500 cc air sehari

dibagi 3 – 4 kali pemberian kemudian evaluasi dilakukan setiap hari.

2. Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I.

Kehamilan pada semua sistem pada tubuh ibu termasuk sistem endokrin dan

gastrointestinal sehingga menimbulkan berbagai ketidaknyamanan atau keluhan

fisiologis seperti keluhan mual muntah. Mual muntah dapat ditangani secara

farmakologi dengan diberikan obat-obatan untuk mengurangi mual muntah seperti

Obat anti emetik/ vitamin B6, akan tetapi dari obat-obatan tersebut mempunyai efek

samping antara lain seperti ; sakit kepala, diare dan mengantuk Pengobatan lain yang

bisa diberikan adalah secara non farmakologi atau terapi komplementer yang

mempunyai kelebihan lebih murah dan tidak mempunyai efek farmakologi, salah

terapi yang aman dan bisa diberikan pada ibu hamil yang mengalami mual muntah

dengan memberikan aromaterapi lemon (Laura, 2009. Kia, et al 2013).

Intervensi yang digunakan dengan pemberian terapi non farmakologi yang

aman diberikan pada ibu mual muntah selama kehamilan dengan cara menghirup zat
aromatik atau minyak essensial lemon. Konsentrasi aromaterapi lemon yang diberikan

dengan mencampurkan 0,1 ml minyak esensial lemon kedalam air sebanyak 1 ml,

konsentrasi pemberian aromaterapi lemon didasarkan pada penelitian Kaviani et al.

(2014) kemudian ibu menghirup aromaterapi lemon yang ditaruh dalam kapas dengan

jarak kurang lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas panjang selama ±5 menit dan

bisa diulang jika masih merasa mual muntah. Kemudian di evaluasi setelah 12 jam.

C. Tujuan Tindakan

1. Asuhan Keperawatan pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan

Pemberian Air Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah.

Jahe sebagai tanaman herbal mempunyai banyak keunggulan yaitu jahe

mengandung minyak atsiri yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah,

zingiberen dan zingerol dapat memberikan rasa hangat pada tubuh, sehingga dapat

melancarkan peredaran darah dan syaraf – syaraf bekerja dengan baik (Novita, 2017).

2. Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I.

Ketika menghirup zat aromatik atau minyak essensial lemon akan

memancarkan biomolekul, sel-sel reseptor di hidung untuk mengirim impuls langsung

ke penciuman di otak atau sistem limbik di otak. Sistem limbik terkait erat dengan

sistem lain yang mengontrol memori, emosi, hormon, seks, dan detak jantung. Segera

impuls merangsang untuk melepaskan hormon yang mampu menentramkan dan

menimbulkan perasaan tenang serta mempengaruhi perubahan fisik dan mental

seseorang sehingga bisa mengurangi mual muntah yang dialami oleh ibu hamil

trimester I (Kia . et al 2013). Selain itu menurut Pott (2009) Minyak atsiri dapat

secara positif mempengaruhi suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi, rasa

percaya diri sehingga bisa mengurangi rasa mual dan muntah.


D. Cara pemberian Tindakan (berisi alat, bahan, sop, berapa lama dilakukan, berapa kali

diberikan dll terkait cara pemberian tindakan).

1. Asuhan Keperawatan pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan

Pemberian Air Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah.

Penerapan tindakan keperawatan untuk mengurangi mual-muntah dilakukan pada

ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di Ruang Annisa RS Islam Wonosobo.

Penerapan tindakan ini dilakukan pada ketiga responden dengan karakteristik yang

diambil adalah ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 12 minggu.

Responden diberikan air rebusan jahe yang dibuat dengan takaran sesuai dengan

SPO. Satu resep (500 ml) diberikan 3-4 kali sehari kepada pasien, tindakan ini

dilakukan selama 2-3 hari perawatan. Setiap hari dilakukan evaluasi dan penilaian

respon pasien setelah diberikan tindakan keperawatan pemberian rebusan jahe.

Penulis melakukan penilaian respon dari responden terhadap pemberian tindakan

dengan menggunakan formulir pengkajian dan lembar observasi dengan bentuk

pilihan jawaban. Penilaian juga dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap

ketiga responden untuk menilai hasil dari pemberian rebusan jahe terhadap mual-

muntah responden.

Standar Operasional Pelayanan


Pemberian Air Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah
pada Hiperemesis Gravidarum
Prosedur
Penatalaksanaa No. Langkah Pemberian Air Jahe
n
A. Persiapan Alat
1. Gelas
2. Tutup gelas
3. Panci
4. Sendok pengaduk
5. Jahe, air, gula
6. Tissue
B. Sikap dan Perilaku
1. Menyambut pasien, memberi salam dan
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Menanyakan kesiapan pasien
C. Tindakan yang dilakukan
1. Mencuci tangan
2. Menyediakan jahe dan gula secukupnya (gula pasir/
gula merah)
3. Mencuci jahe dengan air mengalir sampai bersih
4. Memotong tipis-tipis jahe yang sudah disiapkan (250
mg)
5. Menyediakan panci, masukkan 500ml air
kedalamnya, tambahkan jahe yang sudah dipotong
halus.
6. Rebus hingga mendidih dan berbau harum
7. Biarkan tetap diatas api sekitar 3-5 menit
8. Matikan kompor, angkat panci dari kompor
9. Tuangkan air rebusan jahe kedalam gelas yang sudah
disediakan dengan cara disaring agar jahe tidak ikut
tertuang.
10. Tambahkan gula secukupnya dan sesuai keinginan
11. Siap disajikan untuk pasien
D. Terminasi
1. Mencuci tangan
2. Mengevaluasi kondisi pasien
3. Memberi kesempatan kepada pasien untuk
menyampaikan pertanyaan
4. Merapikan alat
5. Mengucapkan salam.
2. Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I.
Penerapan tindakan keperawatan untuk mengurangi mual-muntah dilakukan

pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di 2 BPM yang ada di Kabupaten

Sidoarjo. Penerapan tindakan ini dilakukan pada 36 responden dengan karakteristik

yang diambil adalah ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 12 minggu.

Mual muntah diukur sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lemon

dengan Indeks Rhodes. Konsentrasi aromaterapi lemon yang diberikan dengan

mencampurkan 0,1 ml minyak esensial lemon kedalam air sebanyak 1 ml, kemudian

ibu menghirup aromaterapi lemon yang ditaruh dalam kapas dengan jarak kurang

lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas panjang selama + 5 menit dan bisa diulang

jika masih merasa mual muntah. Kemudian di evaluasi setelah 12 jam.

Standar Operasional Pelayanan


Pemberian Aromaterapi Lemon Essential Oil
Prosedur
No. Langkah Pemberian Air Jahe
Penatalaksanaan
Pengertian : A. Persiapan Alat dan bahan
Aromaterapi lemon 1. Aromaterapi lemon essential oil
adalah wewangian 2. Tissue
berbentuk essential oil 3. Sarung tangan
untuk mengurangi mual 4. Prosedur
B. Tahap Orientasi
muntah pasca operasi
1. Beri salam terapeutik dan panggil klien dengan
dan termasuk terapi non
namanya dan memperkenalkan diri
farmakologi.
2. Menanyakan keluhan klien
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
Tujuan :
tindakan pada klien
Sebagai acuan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
pemberian aromaterapi
5. Pengaturan posisi yang nyaman bagi klien
lemon essential oil pada
C. Tahap Kerja
pasien pasca operasi
1. Jaga privasi klien
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
Indikasi :
3. Lakukan cuci tangan dan menggunakan sarung
Diberikan pada klien tangan
yang akan dan 4. Teteskan 3 tetes aromaterapi lemon essential
mengalami keluhan oil pada tissue
mual dan atau muntah 2. 5. Anjurkan pasien untuk menghirup aromaterapi
Kontraindikasi : lemon essential oil selama ±5 menit
Klien yang mempunyai 6. Setelah terapi selesai bersihkan alat dan atur
alergi terhadap posisi nyaman untuk klien
aromaterapi khususnya 7. Alat-alat dirapikan
aromaterapi lemon 8. Cuci tangan
D. Terminasi
essential oil
6. Mencuci tangan
7. Evaluasi hasil kegiatan
8. Berikan umpan balik positif
9. Salam terapeutik untuk mengakhiri intervensi

E. Cara Evaluasi Tindakan (tanda-tanda untuk melihat/evaluasi keberhasilan tindakan)

1. Asuhan Keperawatan pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan

Pemberian Air Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah.

Pengolahan data diambil dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

kepada responden. Setelah data terkumpul dilakukan pengecekan ulang terutama

tentang subjek studi baik identitas, hasil wawancara maupun hasil observasi.

Penerapan tindakan keperawatan untuk mengurangi mual – muntah pada ibu

hamil dengan hyperemesis gravidarum, dilakukan pada ketiga responden yang

diberikan air rebusan jahe. Air rebusan jahe dibuat dengan takaran sesuai dengan

SPO, kemudian memberikan kepada pasien. Satu resep (500 ml) diberikan 3-4 kali

kepada pasien.
Evaluasi tindakan menggunakan formulir pengkajian dan lembar observasi

dengan bentuk pilihan, ketiga responden dilakukan wawancara untuk menilai hasil

dari pemberian rebusan jahe terhadap mual-muntah pasien.

2. Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I.

Responden yang dipilih berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan

consecutive sampling yaitu sebanyak 36 ibu di 2 BPM yang ada di Kabupaten

Sidoarjo yang memenuhi kriteria inklusi bersedia diteliti, hamil normal usia

kehamilan < 12 minggu dan kriteria eksklusi grande multigravida.

Mulai tanggal 16 Desember 2017 sampai 16 Januari 2018. Mual muntah

diukur sebelum pemberian aromaterapi lemon dengan Indeks Rhodes. Konsentrasi

aromaterapi lemon yang diberikan dengan mencampurkan 0,1 ml minyak esensial

lemon kedalam air sebanyak 1 ml, konsentrasi pemberian aromaterapi lemon

kemudian ibu menghirup aromaterapi lemon yang ditaruh dalam kapas dengan jarak

kurang lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas panjang selama ±5 menit dan bisa

diulang jika masih merasa mual-muntah.

Tindakan pemberian aromaterapi lemon pada ibu Hamil Trimester I dengan

mual-muntah dilakukan evaluasi setelah 12 jam. Kemudian responden kembali

dilakukan pengukuran skor Indeks Rhodes mual muntah sesudah diberikan

aromaterapi Lemon.

F. Hasil Pemberian Tindakan


1. Asuhan Keperawatan pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan

Pemberian Air Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah.

a. Penatalaksanaan tindakan pemberian air rebusan jahe untuk mengurangi mual-

muntah pada Ny. M

Dari hasil pengkajian pada Ny. M didapatkan data subjektif : Ny.M

mengatakan bahwa ia merasakan mual muntah setiap masuk makanan, sehingga

badan terasa sangat lemas. BB turun 2 kg, awal 48 kg menjadi 46 kg. Menurut

Herdman (2015), batasan karakteristik untuk mual adalah keengganan terhadap

makanan, mual, rasa asam didalam mulut dan adanya sensasi muntah. Pada Ny. M

rasa mual muncul terus menerus dan timbul sensasi muntah terutama saat makan

atau minum. Masalah keperawatan kedua adalah nutrisi kurang dari kebutuhan,

menurut Herdman (2015) batasan karakteristik dari masalah ini adalah BB turun

20% atau lebih dibawah BB ideal, penurunan berat badan dengan asupan makanan

adekuat dan kurangnya minat pada makanan, hal tersebut sesuai dengan kondisi

Ny. M.

Hari pertama Ny.M masuk RS terjadi reaksi muntah hingga 8 kali, maka

dilakukan pemberian air rebusan jahe sebanyak 5 kali dimulai pukul 09.00, 12.00,

15.00, 18.00 dan terakhir diberikan pukul 20.00 dengan dosis satu resep (500 ml)

dalam 5 kali pemberian. Ny. M menyatakan rasa nyaman dan badan terasa hangat.

Hari kedua perawatan, Ny. M menyatakan muntah sebanyak 5 kali maka

diberikan air rebusan jahe sebanyak 3 kali, dimulai pukul 07.00, 11.00 dan

terakhir pukul 17.00. setelah dilakukan evaluasi, Ny.M menyatakan mual

berkurang dan dapat tidur nyenyak.

Hari ketiga perawatan, Ny.M mengatakan muntah sebanyak 3 kali, kemudian

diberikan air rebusan jahe sebanyak 3 kali, dimulai pukul 07.00, 12.00, dan
terakhir diberikan pukul 18.00. Ny. M mengatakan dapat beraktivitas ringan serta

mual-muntah berkurang. Hari berikutnya Ny. M menyatakan mual-muntah tidak

ada lagi, dan diperbolehkan pulang, sehingga air rebusan jahe tidak diberikan lagi.

Evaluasi akhir dari tindakan keperawatan pemberian air rebusan jahe yang

diberikan pada Ny. M hanya memerlukan hari rawat yang minimal dengan hasil

keluhan mual-muntah teratasi.

b. Penatalaksanaan tindakan pemberian air rebusan jahe untuk mengurangi mual-

muntah pada Ny. A

Dari pengkajian pada Ny. A didapat data subjektif bahwa Klien mengatakan

mual muntah setiap masuk makanan, sehingga tidak ada makanan yang dapat

masuk ketubuhnya. Menurut Herdman (2015),factor yang behubungan dengan

mual adalah factor biofisik dan factor situasional. Faktor biofisik antara lain

adalah adanya proses kehamilan, hal ini sesuai dengan yang terjadi pada Ny. A,

juga sesuai dengan batasan karakteristik adanya mual dan sensasi muntah.

Hari pertama Ny.A masuk RS terjadi reaksi muntah hingga 6 kali, pada hari

pertama belum dilakukan pemberian rebusan Jahe. Ny.A mengatakan mengalami

mual muntah tiap kali mengkonsumsi makan dan minuman.

Hari kedua perawatan, Ny. A menyatakan muntah sebanyak 5 kali kemudian

diberikan air rebusan jahe sebanyak 3 kali, dimulai pukul 07.00, 11.00 dan

terakhir pukul 17.00. setelah dilakukan evaluasi, Ny.A menyatakan mual muntah

berkurang.

Hari ketiga perawatan, Ny.A mengatakan muntah sebanyak 1 kali, kemudian

diberikan air rebusan jahe sebanyak 2 kali, pertama diberikan pukul 07.00

kemudian diberikan kembali pukul 12.00. saat evaluasi Ny. A mual-muntah

berkurang dan nafsu makan membaik. Hari berikutnya Ny. A menyatakan mual-
muntah tidak ada lagi, dan diperbolehkan pulang, sehingga air rebusan jahe tidak

diberikan lagi.

Evaluasi akhir dari tindakan keperawatan pemberian air rebusan jahe yang

diberikan pada Ny. A hanya memerlukan hari rawat yang minimal dengan hasil

keluhan mual-muntah teratasi.

c. Penatalaksanaan tindakan pemberian air rebusan jahe untuk mengurangi mual-

muntah pada Ny. L

Hasil pengkajian pada Ny. L didapat data subjektif Klien mengatakan mual

muntah setiap masuk makanan, sehingga tidak ada makanan yang dapat masuk

ketubuhnya disertai nyeri ulu hati. Klien berusaha untuk tetap makan, namun

selalu keluar lagi melalui muntah, sehingga berdasarkan data tersebut, masalah

keperawatan yang miuncul adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Menurut Herdman (2015), batasan karakteristik lain yang muncul pada

masalah mual adalah kurangnya minat pada makanan. Pada Ny.L, ada keinginan

untuk makan tetapi setiap makan selalu diikuti muntah, sehingga makanan tidak

dapat dicerna dalam tubuhnya. Akibat yang terjadi karena tidak adanya makanan

yang dicerna, menimbulkan peningkatan asam lambung, sehingga menimbulkan

nyeri pada ulu hati. Ny. L sudah mulai menampakkan tanda dehidrasi dengan

suhu tubuh yang mulai meningkat dan denyut nadi yang meningkat juga, tetapi

masalah dapat segera teratasi dengan peduan terapi yang diberikan dan asupan

cairan yang cikup.

Hari pertama Ny.L masuk RS terjadi reaksi muntah hingga 4 kali, maka

dilakukan pemberian air rebusan jahe sebanyak 2 kali dimulai pukul 18.00 dan
terakhir diberikan pukul 20.00 dengan dosis satu resep (500 ml) dalam 5 kali

pemberian. Ny. L menyatakan mual berkurang dan badan terasa hangat.

Hari kedua perawatan, Ny. L menyatakan muntah sebanyak 2 kali maka

diberikan air rebusan jahe sebanyak 3 kali, dimulai pukul 07.00, 11.00 dan

terakhir diberikan pukul 17.00, setelah dilakukan evaluasi, Ny.L menyatakan

kadang masih mual, makan minum masuk, nyeri ulu hati berkurang. Hari ketiga

perawatan, Ny.L mengatakan tidak ada keluhan mual muntah, sehingga air

rebusan jahe tidak diberikan dan Ny.L diperbolehkan pulang.

Evaluasi akhir dari tindakan keperawatan pemberian air rebusan jahe yang

diberikan pada Ny. L hanya memerlukan hari rawat yang minimal dengan hasil

keluhan mual-muntah teratasi.

Penerapan tindakan keperawatan untuk mengurangi mual-muntah pada ibu hamil

dengan hyperemesis gravidarum, dilakukan pada ketiga responden yang diberikan air

rebusan jahe. Air rebusan jahe dibuat dengan takaran sesuai dengan SPO, kemudian

memberikan kepada pasien. Satu resep (500 ml) diberikan 3-4 kali kepada pasien.

Hasilnya, pada hari ketiga pasien diperbolehkan pulang dengan kondisi tidak mual

dan muntah.

Hasil yang didapat dari ketiga responden dengan hyperemesis gravidarum yang

diberikan air rebusan jahe untuk mengurangi mual- muntah, didapatkan pernyataan

merasa nyaman dan badan terasa hangat, tidak mual dan muntah lagi. Berdasarkan

analisa diatas, penulis merekomendasikan penggunaan air rebusan jahe untuk

mengurangi mual-muntah pada kehamilan trimester pertama maupun pada

hyperemesis gravidarum. Namun demikian tetap perlu diperhatikan dosis

pemberiannya, yaitu tidak boleh terlalu berlebihan atau terlalu banyak.


2. Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden pada tabel 1. Rata-rata

umur ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah 27,06 tergolong dalam umur

yang tidak berisiko dalam kehamilan. Paritas ibu hamil rata-rata paritas 1,64 yaitu

paritas yang aman untuk hamil dan bersalin dan Usia kehamilan rata- rata pada

penelitian ini adalah usia kehamilan 9,39 minggu.

Skor mual muntah ibu hamil trimester I sebelum pemberian aromaterapi dalam

kategori mual muntah sedang, setelah pemberian aromaterapi mual muntah ibu hamil

trimester I mengalami penurunan menjadi mual muntah ringan. Hasil analisis

Wilcoxon Sign Rank Test terdapat penurunan secara signifikan skor indeks Rhodes

mual muntah setelah ibu hamil menghirup aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon

berasal dari ekstraksi kulit jeruk lemon (Citrus Lemon) merupakan salah satu jenis

aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan melahirkan. Pada penelitian ini seluruh

responden menyatakan menyukai bau dari aromaterapi lemon.

BAB V

PEMBAHASAN
A. Membandingkan implementasi pada resume jurnal 1 dan 2 dengan teori

1. Asuhan Keperawatan pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan

Pemberian Air Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah.

Salah satu tanda fisiologis kehamilan adalah mual (nausea) dan muntah

(vomitus). Mual dan muntah dapat terjadi karena pengaruh hormon esterogen dan

progesterone yang menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, bila

terlampau sering mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hyperemesis

gravidarum (Baskoro,2013). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan

sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual

dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan

trimester pertama (Mitayani, 2009).

Data epidemiologi menunjukkan hanya sekitar 2% wanita hamil yang akan

mengalami hyperemesis gravidarum (Wiknjosastro. 2014). Secara global, kurang

lebih 80% perempuan hamil akan mengalami mual dan muntah selama kehamilannya.

Sementara hiperemesis gravidarum dialami oleh sekitar 0.3%-2.0% perempuan hamil.

Hiperemesis gravidarum ini merupakan indikasi rawat inap paling umum pada

perempuan dengan usia kehamilan yang masih muda. Sebuah studi kohort retrospektif

dengan subjek perempuan Asia Timur menunjukan bahwa dari 3.350 perempuan yang

telah melahirkan, hyperemesis gravidarum diketahui terjadi pada 119 orang di

antaranya (3.6%) (Ogunyemi.2017). Hyperemesis gravidarum akan menyebabkan ibu

hamil muntah terus menerus setiap kali makan dan minum, akibatnya tubuh semakin

lemah, pucat dan frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh

berkurang dan darah menjadi kental sehingga melambatkan peredaran darah yang

berisi oksigen dan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan

kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009). Selain
itu, Hiperemesis gravidarum akan menyebabkan dehidrasi dan gangguan pemenuhan

nutrisi akibat mual dan muntah berlebihan. Dalam jurnal of medicine (2011),

disebutkan bahwa beberapa terapi non farmakologi diantaranya adalah mengubah

pola diet, dukungan emosional, akupresur dan pemberian jahe, dapat digunakan untuk

menangani mual muntah pada kehamilan. Usaha untuk mengurangi gejalanya selain

dengan mengkonsumsi obat – obatan untuk mengatasi mual-muntah adalah dengan

makanan atau minuman yang mengandung jahe.

Jahe sebagai tanaman herbal mempunyai banyak keunggulan yaitu jahe

mengandung minyak atsiri yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah,

zingiberen dan zingerol dapat memberikan rasa hangat pada tubuh, sehingga dapat

melancarkan peredaran darah dan syaraf – syaraf bekerja dengan baik (Novita,2017).

Penelitian Vutyavanich (2001) dalam Jurnal Biometrika dan Kependudukan (2014)

menegaskan bahwa jahe lebih hebat dibandingkan dimenhydrinat dalam mengurangi

gejala mual muntah, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian intervensi

pada kelompok yanga diberikan tablet jahe mengalami penurunan mual muntah

dibandingkan kelompok yang diberikan tablet placebo. Studi awal menunjukkan

bahwa jahe mungkin aman dan efektif untuk mual dan muntah semasa kehamilan bila

digunakan sesuai dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang singkat (Mikail,

2012) dalam Jurnal Ilmu Kesehatan ( 2015).

Karakteristik responden yang dijadikan objek studi adalah usia ibu, usia

kehamilan dan jumlah kehamilan. Usia termuda responden 24 tahun dan yang tertua

berusia 27 tahun. Karakteristik usia kehamilan yang diambil adalah usia kehamilan

kurang dari 12 minggu. Usia kehamilan responden yang dijadikan objek studi adalah

usia 5 minggu, 6 minggu dan 9 minggu, dengan 2 orang Primigravida/ kehamilan

pertama dan 1 orang multigravida (kehamilan keempat). Berdasarkan kehamilan


didapat data 66,7 % pada kehamilan primi dan 33,3 % pada kehamilan multi, kejadian

hyperemesis lebih sering terjadi pada primigravida sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Novita (2017 ), yang menyebutkan bahwa mual muntah terjadi pada 60-

80% primigravida dan 40-60% multigravida. Hal ini disebabkan pada primigravida

sebagian kecil belum mampu beradaptasi dengan hormon, sedang pada usia atau

kehamilan multi terjadi karena jumlah hormon yang dikeluarkan lebih tinggi, riwayat

kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kehamilan sekarang, disamping itu

jarak terlalu dekat antara kehamilan dahulu dan sekarang juga berpengaruh karena

jarak kehamilan kurang dari 2 tahun menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat

untuk memulihkan kondisi rahimnya (JIDAN, 2014 ). Ketiga responden masih berusia

dibawah 30 tahun (100%). Dalam Jurnal kebidanan dan Kesehatan Tradisional (2018)

menunjukkan bahwa distribusi insiden HEG menurut usia adalah kelompok usia 20 –

35 tahun, dengan demikian hasil tersebut sejalan dengan studi kasus ini.

Tindakan non farmakologis untuk mengatasi / meringankan gejala mual –

muntah pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum yang biasa terjadi pada ibu

hamil trimester pertama atau kahamilan kurang dari 12 minggu, yaitu dengan

mengaplikasikan penggunaan air rebusan jahe. Keunggulan jahe adalah mengandung

minyak atsiri yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah, sedangkan gingerol

dapat melancarkan peredaran darah dan syaraf-syaraf dapat bekerja dengan baik.

Hasilnya, ketegangan dapat dicairkan, kepala terasa nyaman, dan mual muntah dapat

ditekan. Aroma harum Jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan olesannya

menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat

(Jurnal Kebidanan, 2018). Dalam jurnal Biometrika dan Kependudukan (2014),

disebutkan bahwa jahe sangat efektif pada penggunaan antiemetic untuk mencegah

emesis gravidarum, keracunan makanan, kemoterapi, pembedahan pada saluran


reproduksi dan pada keadaan motion sickness yaitu serangan emesis gravidarum saat

tubuh berputar, bergetar atau saat orang bepergian dengan kendaraan bermotor karena

perubahan keseimbangan.

Hasil yang didapat dari ketiga responden dengan hyperemesis gravidarum

yang diberikan air rebusan jahe untuk mengurangi mual- muntah, didapatkan

pernyataan merasa nyaman dan badan terasa hangat, tidak mual dan muntah lagi.

Evaluasi dari tindakan keperawatan yang diberikan pada katiga klien hanya

memerlukan hari rawat yang minimal dengan hasil keluhan mual – muntah pada klien

teratasi, hal ini menunjukkan bahwa pemberian air rebusan jahe pada ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum sejalan dengan teori yang telah diuraikan.

2. Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I

Ketika menghirup zat aromatik atau minyak essensial lemon akan

memancarkan biomolekul, sel-sel reseptor di hidung untuk mengirim impuls langsung

ke penciuman di otak atau sistem limbik di otak. Sistem limbik terkait erat dengan

sistem lain yang mengontrol memori, emosi, hormon, seks, dan detak jantung. Segera

impuls merangsang untuk melepaskan hormon yang mampu menentramkan dan

menimbulkan perasaan tenang serta mempengaruhi perubahan fisik dan mental

seseorang sehingga bisa mengurangi mual muntah yang dialami oleh ibu hamil

trimester I (Kia . et al 2013). Selain itu menurut Pott (2009) Minyak atsiri dapat

secara positif mempengaruhi suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi, rasa

percaya diri sehingga bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Aromaterapi lemon

berasal dari ekstraksi kulit jeruk lemon (Citrus Lemon) merupakan salah satu jenis

aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan melahirkan (Medforth, 2013). Pada

penelitian ini seluruh responden menyukai bau dari aromaterapi lemon.


Skor mual muntah ibu hamil trimester I sebelum pemberian aromaterapi dalam

kategori mual muntah sedang, setelah pemberian aromaterapi mual muntah ibu hamil

trimester I mengalami penurunan menjadi mual muntah ringan. Hasil analisis

Wilcoxon Sign Rank Test terdapat penurunan secara signifikan skor indeks Rhodes

mual muntah setelah ibu hamil menghirup aromaterapi lemon, hal ini menunjukkan

bahwa pemberian aromaterapi lemon pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

sejalan dengan teori yang telah diuraikan.

B. Membandingkan Implementasi Antara Resume Jurnal 1 Dan 2

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak

konsepsi dan berakhir permulaan persalinan. Perubahan sistem didalam tubuh ibu terjadi

dalam proses kehamilan yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun

psikologis. Salah satu tanda fisiologis kehamilan adalah mual (nausea) dan muntah

(vomitus). Mual dan muntah dapat terjadi karena pengaruh hormon esterogen dan

progesterone yang menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, bila

terlampau sering mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hyperemesis

gravidarum (Baskoro,2013).

Hyperemesis gravidarum secara umum lebih sering terjadi pada perempuan

dengan usia kehamilan yang masih muda dan primigravida. Hal ini disebabkan pada

primigravida sebagian kecil belum mampu beradaptasi dengan hormon, sedang pada usia

atau kehamilan multi terjadi karena jumlah hormon yang dikeluarkan lebih tinggi dan

diperngaruhi riwayat kehamilan sebelumnya. Teori ini sejalan dengan studi kasus Asuhan

Keperawatan pada Pasien Hyperemesis Gravidarum dengan Penerapan Pemberian Air

Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah (Yulianti, 2019) dan jurnal kedua yaitu

Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I (Cholifah,
2018) dimana sampel penelitian yang diambil merupakan ibu hamil dengan mual-muntah

dalam rentang usia berkisar 20-35 tahun dan usia kehamilan <12 minggu.

Hyperemesis gravidarum akan menyebabkan ibu hamil muntah terus menerus

setiap kali makan dan minum, akibatnya tubuh semakin lemah, pucat dan frekuensi buang

air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh berkurang dan darah menjadi kental

sehingga melambatkan peredaran darah yang berisi oksigen dan menimbulkan kerusakan

jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan perkembangan janin yang

dikandungnya (Hidayati, 2009). Selain itu, Hiperemesis gravidarum akan menyebabkan

dehidrasi dan gangguan pemenuhan nutrisi akibat mual dan muntah berlebihan. Usaha

untuk mengurangi gejalanya selain dengan mengkonsumsi obat-obatan yaitu dengan

terapi nonfarmakologi, dalam kedua jurnal disebutkan bahwa beberapa terapi non

farmakologi dapat membantu mengurangi keluhan mual-muntah pada ibu hamil yang

relatif aman dan efektif sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang

singkat (Yulianti, 2019).

Yulianti, (2019) dalam studi kasusnya menguraikan tindakan non farmakologis

untuk mengatasi / meringankan gejala mual – muntah pada ibu hamil dengan hyperemesis

gravidarum yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester pertama atau kahamilan kurang

dari 12 minggu, yaitu dengan mengaplikasikan penggunaan air rebusan jahe. Keunggulan

jahe adalah mengandung minyak atsiri yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah,

sedangkan gingerol dapat melancarkan peredaran darah dan ayaraf – syaraf dapat bekerja

dengan baik. Hasilnya, ketegangan dapat dicairkan, kepala terasa nyaman, dan mual

muntah dapat ditekan. Aroma harum Jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan

olesannya menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan tubuh dan mengeluarkan

keringat (Jurnal Kebidanan, 2018). Penerapan pemberian air rebusan jahe untuk

mengurangi mual – muntah pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum, dilakukan
pada ketiga responden yang diberikan air rebusan jahe. Air rebusan jahe dibuat dengan

takaran sesuai dengan SPO, kemudian memberikan kepada pasien. Satu resep (500 ml)

diberikan 3-4 kali kepada pasien. Hasilnya, pada hari ketiga pasien diperbolehkan pulang

dengan kondisi tidak mual dan muntah.

Cholifah (2018) dalam penelitiannya memaparkan terapi komplementer yang

mempunyai kelebihan lebih murah dan tidak mempunyai efek farmakologi, salah terapi

yang aman dan bisa diberikan pada ibu hamil yang mengalami mual muntah dengan

memberikan aromaterapi lemon. Ketika menghirup zat aromatik atau minyak essensial

lemon akan memancarkan biomolekul, sel-sel reseptor di hidung untuk mengirim impuls

langsung ke penciuman di otak atau sistem limbik di otak. Sistem limbik terkait erat

dengan sistem lain yang mengontrol memori, emosi, hormon, seks, dan detak jantung.

Segera impuls merangsang untuk melepaskan hormon yang mampu menentramkan dan

menimbulkan perasaan tenang serta mempengaruhi perubahan fisik dan mental seseorang

sehingga bisa mengurangi mual muntah yang dialami oleh ibu hamil trimester I (Kia . et

al 2013). Selain itu menurut Pott (2009) Minyak atsiri dapat secara positif mempengaruhi

suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi, rasa percaya diri sehingga bisa

mengurangi rasa mual dan muntah. Konsentrasi aromaterapi lemon yang diberikan

dengan mencampurkan 0,1 ml minyak esensial lemon kedalam air sebanyak 1 ml,

konsentrasi pemberian aromaterapi lemon, kemudian ibu menghirup aromaterapi lemon

yang ditaruh dalam kapas dengan jarak kurang lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas

panjang selama ± 5 menit dan bisa diulang jika masih merasa mual muntah, kemudian

tindakan di evaluasi setelah 12 jam.

Kedua jurnal diatas menunjukkan kesesuaian antara teori dan hasil penelitian yang

ada, dengan tahapan-tahapan implementasi yang sesuai dengan SOP masing-masing

jurnal. Berdasarkan telaah jurnal tersebut terapi non farmakologi yang dapat dipilih
sebagai alternatif terapi untuk membantu mengurangi keluhan mual-muntah pada ibu

hamil yaitu menggunakan menggunakan air rebusan jahe dan aromaterapi lemon, yang

relatif murah, aman dan efektif sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu

yang singkat dengan panduan SOP untuk keberhasilan yang optimal.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Hasil telaah jurnal menunjukkan bahwa penerapan tindakan keperawatan non

farmakologi untuk mengurangi mual – muntah dengan memberikan air rebusan jahe pada

ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum menunjukkan hasil yang efektif, pada hari

ketiga pasien diperbolehkan pulang dengan kondisi tidak mual dan muntah. Selain itu,

jurnal lainnya menunjukkan bahwa aromaterapi lemon juga efektif menurunkan mual

muntah pada ibu hamil trimester I dengan hasil penelitian menunjukkan penurunan skor

mual-muntah pada Indeks Rhodes, dari mual muntah sedang menjadi ringan.

Berdasarkan telaah jurnal tersebut terapi non farmakologi yang dapat dipilih sebagai

alternatif terapi untuk membantu mengurangi keluhan mual-muntah pada ibu hamil yaitu

menggunakan menggunakan air rebusan jahe dan aromaterapi lemon, yang relatif murah,

aman dan efektif sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang singkat

dengan panduan SOP untuk keberhasilan yang optimal.

B. Saran

Penulis merekomendasikan pemilihan terapi nonfarmakologi yang relatif murah,

aman dan efektif dan jangka waktu yang singkat untuk mengatasi mual muntah pada ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum menggunakan air rebusan jahe atau aromaterapi

lemon dengan memperhatikan dosis dan panduan SOP untuk keberhasilan yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai