HASIL PENGKAJIAN
A. Judul Jurnal
Islam Wonosobo
Sampel : 3 klien sebagai subjek pemberian tindakan dengan usia kehamilan 1-12
minggu.
Populasi : Seluruh ibu hamil di BPM Sidoarjo yang mengalami mual muntah.
Sampel : 36 Ibu hamil trimester I di BPM Sidoarjo yang mengalami mual muntah
c. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental dengan desain One
Perubahan sistem didalam tubuh ibu terjadi dalam proses kehamilan yang
semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Salah satu
tanda fisiologis kehamilan adalah mual (nausea) dan muntah (vomitus). Mual dan
muntah dapat terjadi karena pengaruh hormon esterogen dan progesterone yang
pemenuhan nutrisi akibat mual dan muntah berlebihan. Usaha untuk mengurangi
pada kehamilan adalah pemberian terapi non farmakologi yang diantaranya dengan
mengubah pola diet, dukungan emosional, akupresur dan pemberian jahe. Tindakan
non farmakologis untuk mengatasi/ meringankan gejala mual-muntah pada ibu hamil
dengan hyperemesis gravidarum yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester pertama
atau kahamilan kurang dari 12 minggu, yaitu dengan mengaplikasikan penggunaan air
rebusan jahe.
dan ayaraf – syaraf dapat bekerja dengan baik. Hasilnya, ketegangan dapat dicairkan,
kepala terasa nyaman, dan mual muntah dapat ditekan. Aroma harum Jahe disebabkan
keadaan motion sickness yaitu serangan emesis gravidarum saat tubuh berputar,
bergetar atau saat orang bepergian dengan kendaraan bermotor karena perubahan
keseimbangan.
Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah adalah dengan manajemen nutrisi serta
memberikan air rebusan jahe, dosis pembuatan 250 mg jahe dalam 500 cc air sehari
Kehamilan pada semua sistem pada tubuh ibu termasuk sistem endokrin dan
fisiologis seperti keluhan mual muntah. Mual muntah dapat ditangani secara
Obat anti emetik/ vitamin B6, akan tetapi dari obat-obatan tersebut mempunyai efek
samping antara lain seperti ; sakit kepala, diare dan mengantuk Pengobatan lain yang
bisa diberikan adalah secara non farmakologi atau terapi komplementer yang
mempunyai kelebihan lebih murah dan tidak mempunyai efek farmakologi, salah
terapi yang aman dan bisa diberikan pada ibu hamil yang mengalami mual muntah
aman diberikan pada ibu mual muntah selama kehamilan dengan cara menghirup zat
aromatik atau minyak essensial lemon. Konsentrasi aromaterapi lemon yang diberikan
dengan mencampurkan 0,1 ml minyak esensial lemon kedalam air sebanyak 1 ml,
(2014) kemudian ibu menghirup aromaterapi lemon yang ditaruh dalam kapas dengan
jarak kurang lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas panjang selama ±5 menit dan
bisa diulang jika masih merasa mual muntah. Kemudian di evaluasi setelah 12 jam.
C. Tujuan Tindakan
zingiberen dan zingerol dapat memberikan rasa hangat pada tubuh, sehingga dapat
melancarkan peredaran darah dan syaraf – syaraf bekerja dengan baik (Novita, 2017).
ke penciuman di otak atau sistem limbik di otak. Sistem limbik terkait erat dengan
sistem lain yang mengontrol memori, emosi, hormon, seks, dan detak jantung. Segera
seseorang sehingga bisa mengurangi mual muntah yang dialami oleh ibu hamil
trimester I (Kia . et al 2013). Selain itu menurut Pott (2009) Minyak atsiri dapat
secara positif mempengaruhi suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi, rasa
Penerapan tindakan ini dilakukan pada ketiga responden dengan karakteristik yang
diambil adalah ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 12 minggu.
Responden diberikan air rebusan jahe yang dibuat dengan takaran sesuai dengan
SPO. Satu resep (500 ml) diberikan 3-4 kali sehari kepada pasien, tindakan ini
dilakukan selama 2-3 hari perawatan. Setiap hari dilakukan evaluasi dan penilaian
ketiga responden untuk menilai hasil dari pemberian rebusan jahe terhadap mual-
muntah responden.
pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di 2 BPM yang ada di Kabupaten
yang diambil adalah ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 12 minggu.
mencampurkan 0,1 ml minyak esensial lemon kedalam air sebanyak 1 ml, kemudian
ibu menghirup aromaterapi lemon yang ditaruh dalam kapas dengan jarak kurang
lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas panjang selama + 5 menit dan bisa diulang
Pengolahan data diambil dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
tentang subjek studi baik identitas, hasil wawancara maupun hasil observasi.
diberikan air rebusan jahe. Air rebusan jahe dibuat dengan takaran sesuai dengan
SPO, kemudian memberikan kepada pasien. Satu resep (500 ml) diberikan 3-4 kali
kepada pasien.
Evaluasi tindakan menggunakan formulir pengkajian dan lembar observasi
dengan bentuk pilihan, ketiga responden dilakukan wawancara untuk menilai hasil
Sidoarjo yang memenuhi kriteria inklusi bersedia diteliti, hamil normal usia
kemudian ibu menghirup aromaterapi lemon yang ditaruh dalam kapas dengan jarak
kurang lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas panjang selama ±5 menit dan bisa
aromaterapi Lemon.
badan terasa sangat lemas. BB turun 2 kg, awal 48 kg menjadi 46 kg. Menurut
makanan, mual, rasa asam didalam mulut dan adanya sensasi muntah. Pada Ny. M
rasa mual muncul terus menerus dan timbul sensasi muntah terutama saat makan
atau minum. Masalah keperawatan kedua adalah nutrisi kurang dari kebutuhan,
menurut Herdman (2015) batasan karakteristik dari masalah ini adalah BB turun
20% atau lebih dibawah BB ideal, penurunan berat badan dengan asupan makanan
adekuat dan kurangnya minat pada makanan, hal tersebut sesuai dengan kondisi
Ny. M.
Hari pertama Ny.M masuk RS terjadi reaksi muntah hingga 8 kali, maka
dilakukan pemberian air rebusan jahe sebanyak 5 kali dimulai pukul 09.00, 12.00,
15.00, 18.00 dan terakhir diberikan pukul 20.00 dengan dosis satu resep (500 ml)
dalam 5 kali pemberian. Ny. M menyatakan rasa nyaman dan badan terasa hangat.
diberikan air rebusan jahe sebanyak 3 kali, dimulai pukul 07.00, 11.00 dan
diberikan air rebusan jahe sebanyak 3 kali, dimulai pukul 07.00, 12.00, dan
terakhir diberikan pukul 18.00. Ny. M mengatakan dapat beraktivitas ringan serta
ada lagi, dan diperbolehkan pulang, sehingga air rebusan jahe tidak diberikan lagi.
Evaluasi akhir dari tindakan keperawatan pemberian air rebusan jahe yang
diberikan pada Ny. M hanya memerlukan hari rawat yang minimal dengan hasil
Dari pengkajian pada Ny. A didapat data subjektif bahwa Klien mengatakan
mual muntah setiap masuk makanan, sehingga tidak ada makanan yang dapat
mual adalah factor biofisik dan factor situasional. Faktor biofisik antara lain
adalah adanya proses kehamilan, hal ini sesuai dengan yang terjadi pada Ny. A,
juga sesuai dengan batasan karakteristik adanya mual dan sensasi muntah.
Hari pertama Ny.A masuk RS terjadi reaksi muntah hingga 6 kali, pada hari
diberikan air rebusan jahe sebanyak 3 kali, dimulai pukul 07.00, 11.00 dan
terakhir pukul 17.00. setelah dilakukan evaluasi, Ny.A menyatakan mual muntah
berkurang.
diberikan air rebusan jahe sebanyak 2 kali, pertama diberikan pukul 07.00
berkurang dan nafsu makan membaik. Hari berikutnya Ny. A menyatakan mual-
muntah tidak ada lagi, dan diperbolehkan pulang, sehingga air rebusan jahe tidak
diberikan lagi.
Evaluasi akhir dari tindakan keperawatan pemberian air rebusan jahe yang
diberikan pada Ny. A hanya memerlukan hari rawat yang minimal dengan hasil
Hasil pengkajian pada Ny. L didapat data subjektif Klien mengatakan mual
muntah setiap masuk makanan, sehingga tidak ada makanan yang dapat masuk
ketubuhnya disertai nyeri ulu hati. Klien berusaha untuk tetap makan, namun
selalu keluar lagi melalui muntah, sehingga berdasarkan data tersebut, masalah
masalah mual adalah kurangnya minat pada makanan. Pada Ny.L, ada keinginan
untuk makan tetapi setiap makan selalu diikuti muntah, sehingga makanan tidak
dapat dicerna dalam tubuhnya. Akibat yang terjadi karena tidak adanya makanan
nyeri pada ulu hati. Ny. L sudah mulai menampakkan tanda dehidrasi dengan
suhu tubuh yang mulai meningkat dan denyut nadi yang meningkat juga, tetapi
masalah dapat segera teratasi dengan peduan terapi yang diberikan dan asupan
Hari pertama Ny.L masuk RS terjadi reaksi muntah hingga 4 kali, maka
dilakukan pemberian air rebusan jahe sebanyak 2 kali dimulai pukul 18.00 dan
terakhir diberikan pukul 20.00 dengan dosis satu resep (500 ml) dalam 5 kali
diberikan air rebusan jahe sebanyak 3 kali, dimulai pukul 07.00, 11.00 dan
kadang masih mual, makan minum masuk, nyeri ulu hati berkurang. Hari ketiga
perawatan, Ny.L mengatakan tidak ada keluhan mual muntah, sehingga air
Evaluasi akhir dari tindakan keperawatan pemberian air rebusan jahe yang
diberikan pada Ny. L hanya memerlukan hari rawat yang minimal dengan hasil
dengan hyperemesis gravidarum, dilakukan pada ketiga responden yang diberikan air
rebusan jahe. Air rebusan jahe dibuat dengan takaran sesuai dengan SPO, kemudian
memberikan kepada pasien. Satu resep (500 ml) diberikan 3-4 kali kepada pasien.
Hasilnya, pada hari ketiga pasien diperbolehkan pulang dengan kondisi tidak mual
dan muntah.
Hasil yang didapat dari ketiga responden dengan hyperemesis gravidarum yang
diberikan air rebusan jahe untuk mengurangi mual- muntah, didapatkan pernyataan
merasa nyaman dan badan terasa hangat, tidak mual dan muntah lagi. Berdasarkan
umur ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah 27,06 tergolong dalam umur
yang tidak berisiko dalam kehamilan. Paritas ibu hamil rata-rata paritas 1,64 yaitu
paritas yang aman untuk hamil dan bersalin dan Usia kehamilan rata- rata pada
Skor mual muntah ibu hamil trimester I sebelum pemberian aromaterapi dalam
kategori mual muntah sedang, setelah pemberian aromaterapi mual muntah ibu hamil
Wilcoxon Sign Rank Test terdapat penurunan secara signifikan skor indeks Rhodes
mual muntah setelah ibu hamil menghirup aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon
berasal dari ekstraksi kulit jeruk lemon (Citrus Lemon) merupakan salah satu jenis
aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan melahirkan. Pada penelitian ini seluruh
BAB V
PEMBAHASAN
A. Membandingkan implementasi pada resume jurnal 1 dan 2 dengan teori
Salah satu tanda fisiologis kehamilan adalah mual (nausea) dan muntah
(vomitus). Mual dan muntah dapat terjadi karena pengaruh hormon esterogen dan
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan
lebih 80% perempuan hamil akan mengalami mual dan muntah selama kehamilannya.
Hiperemesis gravidarum ini merupakan indikasi rawat inap paling umum pada
perempuan dengan usia kehamilan yang masih muda. Sebuah studi kohort retrospektif
dengan subjek perempuan Asia Timur menunjukan bahwa dari 3.350 perempuan yang
hamil muntah terus menerus setiap kali makan dan minum, akibatnya tubuh semakin
lemah, pucat dan frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh
berkurang dan darah menjadi kental sehingga melambatkan peredaran darah yang
kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009). Selain
itu, Hiperemesis gravidarum akan menyebabkan dehidrasi dan gangguan pemenuhan
nutrisi akibat mual dan muntah berlebihan. Dalam jurnal of medicine (2011),
pola diet, dukungan emosional, akupresur dan pemberian jahe, dapat digunakan untuk
menangani mual muntah pada kehamilan. Usaha untuk mengurangi gejalanya selain
zingiberen dan zingerol dapat memberikan rasa hangat pada tubuh, sehingga dapat
melancarkan peredaran darah dan syaraf – syaraf bekerja dengan baik (Novita,2017).
pada kelompok yanga diberikan tablet jahe mengalami penurunan mual muntah
bahwa jahe mungkin aman dan efektif untuk mual dan muntah semasa kehamilan bila
digunakan sesuai dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang singkat (Mikail,
Karakteristik responden yang dijadikan objek studi adalah usia ibu, usia
kehamilan dan jumlah kehamilan. Usia termuda responden 24 tahun dan yang tertua
berusia 27 tahun. Karakteristik usia kehamilan yang diambil adalah usia kehamilan
kurang dari 12 minggu. Usia kehamilan responden yang dijadikan objek studi adalah
hyperemesis lebih sering terjadi pada primigravida sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Novita (2017 ), yang menyebutkan bahwa mual muntah terjadi pada 60-
80% primigravida dan 40-60% multigravida. Hal ini disebabkan pada primigravida
sebagian kecil belum mampu beradaptasi dengan hormon, sedang pada usia atau
kehamilan multi terjadi karena jumlah hormon yang dikeluarkan lebih tinggi, riwayat
jarak terlalu dekat antara kehamilan dahulu dan sekarang juga berpengaruh karena
jarak kehamilan kurang dari 2 tahun menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat
untuk memulihkan kondisi rahimnya (JIDAN, 2014 ). Ketiga responden masih berusia
dibawah 30 tahun (100%). Dalam Jurnal kebidanan dan Kesehatan Tradisional (2018)
menunjukkan bahwa distribusi insiden HEG menurut usia adalah kelompok usia 20 –
35 tahun, dengan demikian hasil tersebut sejalan dengan studi kasus ini.
muntah pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum yang biasa terjadi pada ibu
hamil trimester pertama atau kahamilan kurang dari 12 minggu, yaitu dengan
minyak atsiri yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah, sedangkan gingerol
dapat melancarkan peredaran darah dan syaraf-syaraf dapat bekerja dengan baik.
Hasilnya, ketegangan dapat dicairkan, kepala terasa nyaman, dan mual muntah dapat
ditekan. Aroma harum Jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan olesannya
disebutkan bahwa jahe sangat efektif pada penggunaan antiemetic untuk mencegah
tubuh berputar, bergetar atau saat orang bepergian dengan kendaraan bermotor karena
perubahan keseimbangan.
yang diberikan air rebusan jahe untuk mengurangi mual- muntah, didapatkan
pernyataan merasa nyaman dan badan terasa hangat, tidak mual dan muntah lagi.
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang diberikan pada katiga klien hanya
memerlukan hari rawat yang minimal dengan hasil keluhan mual – muntah pada klien
teratasi, hal ini menunjukkan bahwa pemberian air rebusan jahe pada ibu hamil
ke penciuman di otak atau sistem limbik di otak. Sistem limbik terkait erat dengan
sistem lain yang mengontrol memori, emosi, hormon, seks, dan detak jantung. Segera
seseorang sehingga bisa mengurangi mual muntah yang dialami oleh ibu hamil
trimester I (Kia . et al 2013). Selain itu menurut Pott (2009) Minyak atsiri dapat
secara positif mempengaruhi suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi, rasa
percaya diri sehingga bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Aromaterapi lemon
berasal dari ekstraksi kulit jeruk lemon (Citrus Lemon) merupakan salah satu jenis
aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan melahirkan (Medforth, 2013). Pada
kategori mual muntah sedang, setelah pemberian aromaterapi mual muntah ibu hamil
Wilcoxon Sign Rank Test terdapat penurunan secara signifikan skor indeks Rhodes
mual muntah setelah ibu hamil menghirup aromaterapi lemon, hal ini menunjukkan
bahwa pemberian aromaterapi lemon pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
konsepsi dan berakhir permulaan persalinan. Perubahan sistem didalam tubuh ibu terjadi
dalam proses kehamilan yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun
psikologis. Salah satu tanda fisiologis kehamilan adalah mual (nausea) dan muntah
(vomitus). Mual dan muntah dapat terjadi karena pengaruh hormon esterogen dan
gravidarum (Baskoro,2013).
dengan usia kehamilan yang masih muda dan primigravida. Hal ini disebabkan pada
primigravida sebagian kecil belum mampu beradaptasi dengan hormon, sedang pada usia
atau kehamilan multi terjadi karena jumlah hormon yang dikeluarkan lebih tinggi dan
diperngaruhi riwayat kehamilan sebelumnya. Teori ini sejalan dengan studi kasus Asuhan
Rebusan Jahe untuk Mengurangi Mual Muntah (Yulianti, 2019) dan jurnal kedua yaitu
Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I (Cholifah,
2018) dimana sampel penelitian yang diambil merupakan ibu hamil dengan mual-muntah
dalam rentang usia berkisar 20-35 tahun dan usia kehamilan <12 minggu.
setiap kali makan dan minum, akibatnya tubuh semakin lemah, pucat dan frekuensi buang
air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh berkurang dan darah menjadi kental
sehingga melambatkan peredaran darah yang berisi oksigen dan menimbulkan kerusakan
jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan perkembangan janin yang
dehidrasi dan gangguan pemenuhan nutrisi akibat mual dan muntah berlebihan. Usaha
terapi nonfarmakologi, dalam kedua jurnal disebutkan bahwa beberapa terapi non
farmakologi dapat membantu mengurangi keluhan mual-muntah pada ibu hamil yang
relatif aman dan efektif sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang
untuk mengatasi / meringankan gejala mual – muntah pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester pertama atau kahamilan kurang
dari 12 minggu, yaitu dengan mengaplikasikan penggunaan air rebusan jahe. Keunggulan
jahe adalah mengandung minyak atsiri yang menyegarkan dan memblokir reflek muntah,
sedangkan gingerol dapat melancarkan peredaran darah dan ayaraf – syaraf dapat bekerja
dengan baik. Hasilnya, ketegangan dapat dicairkan, kepala terasa nyaman, dan mual
muntah dapat ditekan. Aroma harum Jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan
keringat (Jurnal Kebidanan, 2018). Penerapan pemberian air rebusan jahe untuk
mengurangi mual – muntah pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum, dilakukan
pada ketiga responden yang diberikan air rebusan jahe. Air rebusan jahe dibuat dengan
takaran sesuai dengan SPO, kemudian memberikan kepada pasien. Satu resep (500 ml)
diberikan 3-4 kali kepada pasien. Hasilnya, pada hari ketiga pasien diperbolehkan pulang
mempunyai kelebihan lebih murah dan tidak mempunyai efek farmakologi, salah terapi
yang aman dan bisa diberikan pada ibu hamil yang mengalami mual muntah dengan
memberikan aromaterapi lemon. Ketika menghirup zat aromatik atau minyak essensial
lemon akan memancarkan biomolekul, sel-sel reseptor di hidung untuk mengirim impuls
langsung ke penciuman di otak atau sistem limbik di otak. Sistem limbik terkait erat
dengan sistem lain yang mengontrol memori, emosi, hormon, seks, dan detak jantung.
Segera impuls merangsang untuk melepaskan hormon yang mampu menentramkan dan
menimbulkan perasaan tenang serta mempengaruhi perubahan fisik dan mental seseorang
sehingga bisa mengurangi mual muntah yang dialami oleh ibu hamil trimester I (Kia . et
al 2013). Selain itu menurut Pott (2009) Minyak atsiri dapat secara positif mempengaruhi
suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi, rasa percaya diri sehingga bisa
mengurangi rasa mual dan muntah. Konsentrasi aromaterapi lemon yang diberikan
dengan mencampurkan 0,1 ml minyak esensial lemon kedalam air sebanyak 1 ml,
yang ditaruh dalam kapas dengan jarak kurang lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas
panjang selama ± 5 menit dan bisa diulang jika masih merasa mual muntah, kemudian
Kedua jurnal diatas menunjukkan kesesuaian antara teori dan hasil penelitian yang
jurnal. Berdasarkan telaah jurnal tersebut terapi non farmakologi yang dapat dipilih
sebagai alternatif terapi untuk membantu mengurangi keluhan mual-muntah pada ibu
hamil yaitu menggunakan menggunakan air rebusan jahe dan aromaterapi lemon, yang
relatif murah, aman dan efektif sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu
BAB VI
farmakologi untuk mengurangi mual – muntah dengan memberikan air rebusan jahe pada
ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum menunjukkan hasil yang efektif, pada hari
ketiga pasien diperbolehkan pulang dengan kondisi tidak mual dan muntah. Selain itu,
jurnal lainnya menunjukkan bahwa aromaterapi lemon juga efektif menurunkan mual
muntah pada ibu hamil trimester I dengan hasil penelitian menunjukkan penurunan skor
mual-muntah pada Indeks Rhodes, dari mual muntah sedang menjadi ringan.
Berdasarkan telaah jurnal tersebut terapi non farmakologi yang dapat dipilih sebagai
alternatif terapi untuk membantu mengurangi keluhan mual-muntah pada ibu hamil yaitu
menggunakan menggunakan air rebusan jahe dan aromaterapi lemon, yang relatif murah,
aman dan efektif sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang singkat
B. Saran
aman dan efektif dan jangka waktu yang singkat untuk mengatasi mual muntah pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum menggunakan air rebusan jahe atau aromaterapi
lemon dengan memperhatikan dosis dan panduan SOP untuk keberhasilan yang optimal.